• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB TIDAK BERFUNGSINYA PERATURAN NAGARI DIBIDANG AGAMA JORONG KOTO TANGAH NAGARI PEMATANG PANJANG KECAMATAN SIJUNJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB TIDAK BERFUNGSINYA PERATURAN NAGARI DIBIDANG AGAMA JORONG KOTO TANGAH NAGARI PEMATANG PANJANG KECAMATAN SIJUNJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB TIDAK BERFUNGSINYA PERATURAN NAGARI

DIBIDANG AGAMA JORONG KOTO TANGAH

NAGARI PEMATANG PANJANG KECAMATAN SIJUNJUNG

KABUPATEN SIJUNJUNG

ARTIKEL E- JURNAL

MELATI RAHMAN

(10070237)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

FAKTOR PENYEBAB TIDAK BERFUNGSINYA PERATURAN NAGARI

DIBIDANG AGAMA JORONG KOTO TANGAH

NAGARI PEMATANG PANJANG KECAMATAN SIJUNJUNG

KABUPATEN SIJUNJUNG

Oleh: Melati Rahman*)

**)

Adiyalmon, S. Ag. M. Pd, Rinel Fitlayeni, M. AStaff Pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Various behavioral phenomena that do not fit the norm among teenagers, one of the teenagers in the North West who do not follow the rules that have been prepared in the country dike length. In accordance with the Rules of Order No. 02 of 2008, article 6 section 4 villages Long Causeway has regulations in the field of religion, namely, all children aged 7-16 years (elementary through high school) will be required to the mosque. For children who roam at the mosque would be arrested by the Police Community Safety Forum (FKPM), then secured and processed / settled in the Office of the State, when the same child twice processed at the Office of the State concerned parents will be given sanctions collaboration 1 working day. This rule applies to the year 2008, therefore, the problem is the number of children who violate the rules of the country in the field of religion requires children aged 7-16 years of study to the mosque. This problem describes "the factors causing the failure of state regulation in the field of religious corner villages Long hands dike length".

The theory used in this study is the structural functional developed by Robert K. Merton. As this study used a qualitative approach which is defined as the perception perceived by others, understand the mindset and perspective of others. Informants in this study is that people around the corner Koto hands, parents of children who violate the country's North Long, head of the youth of the land dike Long, Long Causeway land trustee, chairman of the Police Community Safety Forum (FKPM), children aged 7 -16 years using purposive sampling of 14 people. While the collection of data through observation (non-participant), interviews, and documentation. Data were analyzed using Miles and Huberman's model consists of data reduction, data display, and conclusion. Based on the research that has been carried out revealed that the cause of the failure of state regulation in the field of religion. Malfunction Security Community Police Forum (FKPM), the less control and supervise children in violation of state regulations in the field of religion.

Key words

:

village regulations, disfungsion

PENDAHULUAN

Berbagai fenomena perilaku yang tidak sesuai dengan norma banyak terjadi pada anak, salah satunya pada

anak-anak di Pematang Panjang yang tidak mengikuti aturan-aturan yang disusun di Kanagarian Pematang Panjang. Sesuai dengan Pernag Nomor 02 Tahun 2008

(3)

pasal 6 Ayat 4 Nagari Pematang Panjang memiliki peraturan di bidang Agama yaitu, setiap anak yang berumur 7-16 Tahun (SD sampai SMP) diwajibkan ke surau. Bagi anak yang berkeliaran pada jam ke surau akan ditangkap oleh Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM),

maka diamankan dan

diproses/diselesaikan di Kantor Wali Nagari, apabila sudah dua kali anak yang sama diproses di Kantor Wali Nagari maka orang tua yang bersangkutan akan di berikan sanksi gotong royong 1 hari kerja. Peraturan ini berlaku pada Tahun 2008.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Faktor Penyebab Tidak Berfungsinya Peraturan Nagari Dibidang Agama Jorong Koto Tangah Nagari Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung?

Rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah Faktor Penyebab Tidak Berfungsinya Peraturan Nagari Dibidang Agama Jorong Koto Tangah Nagari Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung?

Dalam mengkaji disfungsi Faktor Tidak Berfungsinya Peraturan Nagari Di Jorong Koto Tangah Nagari Pematang Panjang ini digunakan teori struktural

fungsional yang membahas tentang disfungsional yang dikemukakan oleh Merton. Ia menjelaskan bahwa analisis struktural fungsional memusatkan perhatian pada kelompok, organisasi, masyarakat dan kultur. Tetapi dalam membahas struktural fungsional ini Merton mempunyai konsep disfungsi yang membedakannya dengan tokoh lain, yang mana menurutnya suatu pranata atau institusi tertentu dapat fungsional bagi suatu unit sosial tertentu dan sebaliknya disfungsional bagi unit sosial lain. Artinya sebuah sistem tidak hanya bersifat berfungsi, tetapi perlu diperhatikan bahwa suatu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap faktor sosial lainnya (Ritzer, 2011:138).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan tiga bulan, dimulai dari bulan Juli sampai September 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Jorong Koto Tangah Nagari Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan tipe penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan berbagai kondisi dan sesuatu hal seperti apa adanya. Jenis data yang digunakan yaitu

(4)

data primer dan data sekuder. Teknik pengumpulan data adalah Observasi, wawancara, studi dokumentasi.

HASIL PENELITIAN

A. Bentuk Peraturan Nagari Di

Pematang Panjang Kecamatan

Sijunjung Kabupaten Sijunjung

Setelah diterapkannya peraturan nagari No. 02 Tahun 2008 di Nagari Pematang Panjang yang mengatur tentang bidang adat, bidang agama, dan bidang kemasyarakatan, maka hal ini sangat berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat di Nagari Pematang Panjang. Adapamn bentuk peraturan nagari di Pematang Panjang sebagai berikut:

1.

Bidang Adat

Nagari Pematang Panjang memiliki peraturan nagari dibidang adat No. 02 Tahun 2008 yaitu, bagian pertama masalah nikah kawin, bagian kedua masalah kenduri dan undangan, bagian ke empat masalah lompat pagar, bagian kelima keramaian atau malam gembira, bagian keenam mangaku induak, bagian ketujuh pembangunan rumah adat, bagian kedelapan masalah soko dalam suku, bagian kesembilan mendrikan adat, bagian

kesepuluh rajin tiap suku, bagian kesebelas masalah pakaian adat.

2.

Bidang Agama

Peraturan nagari ditetapkan oleh wali nagari dan dibantu oleh forum keamanan polisi masyarakat (FKPM) agar tercapai tujuan dari pemerintahan nagari untuk menjadikan nagari pematang panjang yang teratur dan seimbang. Kegiatan yang dilakukan di Nagari Pematang Panjang yaitu membuat sebuah Peraturan Nagari dibidang agama, adat dan kemasyarakatan. Salah satu kegiatan peraturan dan sanksi dibidang agama ada tiga bagian yaitu: bagian pertama Badan Amil Zakat (BAZ), bagian kedua Pelaksanaan Akad Nikah, bagian ketiga pelaksanaan Persatuan Hari Besar Islam (PHBI) kenagarian Pematang Panjang. Peraturan nagari Pematang Panjang membutuhkan partisipasi masyarakat dan Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) agar hasil dari peraturan nagari dapat memenuhi aspek keberlakuan hukum dan dapat dilaksanakan sesuai tujuan pembentukkannya.

3.

Bidang Kemasyarakatan

Adapun bentuk peraturan nagari dibidang kemasyarakatan yaitu bagian pertama pemindahan hak tanah, bagian kedua penyakit masyarakat, bagian ketiga

(5)

masalah pertanian, bagian ke empat masalah kamtibmas, bagian kelima masalah pertukaran nagari, bagian keenam penertiban ternak. Peraturan-peraturan masyarakat tujuannya untuk mencapai suatu tata tertib di dalam perkembangan aturan berkelompok.

B. Faktor

Penyebab

Tidak

Berfungsinya Peraturan Nagari

Dibidang Agama Jorong Koto

Tangah

Nagari

Pematang

Panjang Kecamatan Sijunjung

Kabupaten Sijunjung.

Di Nagari Pematang Panjang memiliki Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) sebagai perpanjangan tangan dari POLRI untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Sesuai peraturan nagari pasal 20 ayat 2 yang berbunyi: apapun bentuk permasalahan yang terjadi di wilayah nagari pematang panjang di selesaikan dengan cara bajanjang naiak batanggo turun:

 Diselesaikan oleh mamak rumah kedua belah pihak  Diselesaikan oleh kepala jorong

setempat

 Diselesaikan oleh wali nagari di kantor wali nagari bersama forum keamanan polisi masyarakat (FKPM)

Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) adalah organisasi tersendiri tujuannya untuk menciptakan masyarakat agar teratur dan seimbang dan tidak lagi yang melanggar peraturan nagari yang telah ditetapkan oleh pemerintahan nagari Pematang Panjang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) seharusnya berfungsi untuk menjaga keamanan dan ketentraman di dalam suatu nagari, supaya tidak adalagi yang melanggar dari peraturan nagari ynag telah ditetapkan oleh pemerintahan nagari. Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) juga tidak berperan lagi dalam peraturan nagari tentang anak-anak yang tidak mengaji karena Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) dalam masa transisi pemerintahan nagari mensosialisasikan peraturan nagari kepada guru-guru sekolah. Serta telah mengabaikan tugas dari Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) itu sendiri yaitu tidak adalagi pemuda-pemuda masyarakat melakukan razia kepada anak-anak yang melanggar peraturan nagari dibidang agama.

(6)

KESIMPULAN

Permasalahan di atas maka dapat disimpulkan faktor penyebab tidak berfungsinya peraturan nagari dibidang agama di Jorong Koto Tangah Nagari Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung adalah:

Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarankan kepada:

1. Bapak wali nagari agar segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi pelanggaran peraturan nagari di bidang agama supaya anak-anak bisa mengaji dan mendapatkan ilmu agama secara mendalam agar tidak menjadi perilaku yang menyimpang.

2. Forum Keamanan Polisi Masyarakat (FKPM) agar selalu bekerja sama dengan anggota masyarakat supaya tidak adalagi anak-anak yang melanggar peraturan nagari dibidang agama yang mewajibkan anak-anak mengaji ke surau tersebut.

3. Para pengambil kebijakan dan pemuka-pemuka masyarakat di Nagari Pematang panjang pada umumnya, diharapkan menjalankan aturan yang telah disepakati, agar masyarakat dapat mematuhi segala ketentuan

tersebut sebagaimana yang diharapkan.

4. Masyarakat nagari Pematang Panjang diharapkan untuk memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan dengan tujuan agar terciptannya suatu kondisi yang lebih baik serta terjaga struktur kehidupan sosial dan budaya masyarakat serta sesuai dengan ajaran-ajaran moral dan agama yang dianut dan dipercayai oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawi. 2012. Nagari, Desa, Dan Nagari: Kronologi, Dinamika, dan Revitalisasi Pemerintahan Nagari Ke Arah Peningkatan

Mutu Layanan Kepada

Masyarakat. Padang: penerbit Subina Press.

Setiadi Elly M. Dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya. Jakarta:Kencana. Ritzer, George. 1990. Sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Planck, ışık dahil bütün elektromanyetik radyasyonun sadece durmadan yayılan dalgalar olmadığını, aynı zamanda, kuanta adını verdiği çok küçük enerji

Agroindustri gula kelapa di Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja untuk petani pengrajin pemilik secara ekonomi layak diusahakan, tetapi untuk petani pengrajin penggaduh

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa masalah yang disoroti dalam penelitian ini adalah kondisi psikologis ibu yang berupaya memahami pengalaman seorang

+DVLO LQL MXJD PHPSHUNXDW WHRUL %X\WHQGLMN \DQJ PHQJDWDNDQ EDKZD VHRUDQJ SHPLPSLQKDUXVPHODQGDVLNLQHUMDQ\DGHQJDQ GLPHQVL RSHUDVLRQDO DU WLQ\D

Opini masyarakat dalam program Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Masyarakat (P4S) Pemerintah Kabupaten Kampar terbentuk dalam kehidupan manusia yang

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan simpulan di atas maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. Pendidikan dan pelatihan pada masing-masing LPD

Simbol Perlawanan Komunitas Punk dalam penelitian ini adalah media yang biasa digunakan dan dilakukan oleh Komunitas Street Punk Gonzo sebagai bentuk simbol-simbol

WAILAN KARYA PRATAMA 1,143,900,000.00 - TIDAK ADA FILE DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA NAMA PERUSAHAAN.. DAFTAR HASIL