Penilaian Efisiensi Relatif Unit Air Bersih Menggunakan
Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Kasus Pdam
Wilayah Jakarta Dan Tangerang
Hardiyan
Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI Tangerang hardiyan.hry@bsi.ac.id
ABSTRAK―Sekarang ini, pengolahan air bersih sudah terdapat di setiap wilayah provinsi, kabupaten dan
kota dihampir seluruh Indonesia dimana pengelolaannya diberikan langsung kepada daerahnya masing-masing yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Untuk itu memungkinkan ada Perusahaan Air Minum (PAM) yang sudah memenuhi kebutuhan atau supply air bersih terhadap daerah atau wilayahnya dan ada juga yang belum. Dengan efisiensi yang belum optimal atau tingkat efisiensi relatif sebesar kurang dari 100% diharapkan perusahaan air minum dapat memperbaikinya guna memenuhi kebutuhan akan air ke wilayah-wilayah yang belum terlayani. Kebutuhan air untuk penduduk kota Jakarta yang terlayani sudah mencapai 60,64 % dan sisanya yang belum terlayani yaitu 39,36% (Sumber: PAM JAYA) sedangkan untuk penduduk wilayah kota Tangerang yang terlayani mencapai 22,3% dan kabupaten Tangerang sebesar 9,8% (Sumber: PDAM TKR Kabupaten Tangerang). Ini yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan air minum yang terdapat di wilayah Jakarta dan Tangerang untuk menilai tingkat efisiensi relatifnya. Untuk mengukur tingkat efesiensinya menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Kata Kunci: PDAM, Efisiensi, Linear Programming, DEA
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan primer bagi manusia, karena air bersih diperuntukkan untuk memenuhi kehidupan manusia sehari-hari, seperti minum, masak, cuci dan mandi. Selain hal tersebut masih banyak lagi hal atau kegiatan yang membutuhkan air bersih, oleh karena itu bisa dikatakan bahwa air merupakan sumber kehidupan. Seperti diketahui bahwa kota Jakarta sebagai ibukota Negara merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, perdagangan dan Tangerang sebagai kota industri yang berkembang pesat, ini mengakibatkan pertambahan penduduk di kota Jakarta dan Tangerang terus meningkat, dimana para pendatang dari daerah-daerah luar Jakarta dan Tangerang, seperti dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua serta pulau atau provinsi lainnya terus berdatangan untuk mencari pekerjaan, berdagang, berbisnis, menuntut ilmu pendidikan dan berbagai alasan mereka untuk datang ke Jakarta dan Tangerang. Ini menginspirasi para pengembang (developer) untuk membangun perumahan-perumahan atau daerah pemukiman dimulai dari perumahan sederhana, menengah sampai mewah guna memenuhi tempat tinggal bagi para penduduk di daerah tersebut, sehingga mempunyai dampak terhadap konsumsi air
bersih yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan atau supply air di wilayah tersebut. Dengan tingkat konsumsi air bersih meningkat untuk konsumen, maka biaya atau cost yang dikeluarkan oleh perusahaan air minum untuk membangun jumlah Instalasi Pengolahan Air (IPA) pun semakin bertambah untuk menghasilkan kapasitas produksi air bersih yang seimbang dengan jumlah konsumen atau pelanggan yang membutuhkannya.
Sekarang ini, pengolahan air bersih sudah terdapat di setiap wilayah provinsi, kabupaten dan kota dihampir seluruh Indonesia dimana pengelolaannya diberikan langsung kepada daerahnya masing-masing yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Untuk itu memungkinkan ada Perusahaan Air Minum (PAM) yang sudah memenuhi kebutuhan atau
supply air bersih terhadap daerah atau
wilayahnya dan ada juga yang belum. Hal tersebut dapat diukur dari tingkat efisiensi dari setiap perusahaan air minum. Efisiensi adalah ukuran yang mudah dari seberapa baik yang dilakukan (Senft, 2007). Dengan efisiensi yang belum optimal atau tingkat efisiensi relatif sebesar kurang dari 100% diharapkan perusahaan air minum dapat memperbaikinya guna memenuhi kebutuhan akan air ke wilayah-wilayah yang belum terlayani. Kebutuhan air
untuk penduduk kota Jakarta yang terlayani sudah mencapai 60,64 % dan sisanya yang belum terlayani yaitu 39,36% (Sumber: PAM JAYA) sedangkan untuk penduduk wilayah kota Tangerang yang terlayani mencapai 22,3% dan kabupaten Tangerang sebesar 9,8% (Sumber: PDAM TKR Kabupaten Tangerang). Ini yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan air minum yang terdapat di wilayah Jakarta dan Tangerang, dimana wilayah Tangerang merupakan salah satu daerah penyanggah bagi kota Jakarta yang saling berbatasan langsung, dimana perkembangan dan pertumbuhan kotanya sangat dipengaruhi oleh kota tersebut baik industri, perumahan dan perdagangan. Untuk menilai tingkat efisiensi relatif perusahaan air minum yang merupakan unit bisnis air bersih di kedua wilayah tersebut, yaitu dengan menggunakan metode Data
Envelopment Analysis (DEA). Permasalahan
yang muncul sekarang ini adalah kurangnya
supply air bersih, sehingga masih ada daerah
yang belum terjamah oleh perusahaan air minum terkait dengan kebutuhan air bersih disekitar wilayah Tangerang dan Jakarta. Untuk itu peneliti menganalisa dengan menilai tingkat efisiensi relatif pengelolaan air bersih di masing-masing unit bisnis dengan memilih studi komparasi PAM JAYA, PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang dan PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang diharapkan dapat menjadi acuan manajer perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam hal mengatasi permasalahan tersebut.
II. Tinjauan Pustaka 2.1 Efisiensi
Efficiency is a convenient measure of how well this is done. (Efisiensi adalah ukuran yang
mudah dari seberapa baik yang dilakukan). (Senft, 2007).
2.2 Linear Programming (LP)
Pemrograman Linier (Linear
Programming) adalah metode optimasi untuk
menemukan nilai optimum dari fungsi tujuan linier pada kondisi pembatasan-pembatasan (contraints) tertentu. Pembatasan-pembatasan tersebut biasanya keterbatasan yang berkaitan dengan sumber daya, sepeti: bahan mentah, uang, waktu, tenaga kerja dan lain-lain. (Ruminta, 2009:327).
2.3 Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA is a linear programming procedure used to determine the relative efficiency of operating units that have similar characteristics”. (DEA merupakan prosedur
dasar linear programming yang digunakan untuk menentukan efisiensi relatif dari unit-unit operasi yang memiliki karakteristik yang sama) (Kleinman, 2009:261).
DEA adalah suatu model analisa produktivitas multi faktor untuk mengukur efisiensi relatif dari suatu Decision Making Units (DMUs) yang homogen. Penilaian efisiensi dihasilkan dari berbagai faktor input dan output yang digambarkan sebagai berikut: (Talluri, 2000)
Dengan asumsi bahwa ada n DMUs, masing-masing dengan m input dan s output, penilaian efesiensi relatif dari DMUp diperoleh dengan model pemecahan berikut yang diusulkan Charnes et al. (1978): Dengan kendala: Keterangan: r = 1 ,….., s i = 1 ,….., m o = 1 ,….., n
Yro = Jumlah output ke-r dihasilkan DMUo Xio = Jumlah input ke-i yang digunakan DMUo
(3.1) Efisiensi = Total Output Tertimbang
Total Input Tertimbang
Max Zp = Σ Urp .Yrp Σ Vip . Xip m i = 1 s r = 1 (3.2) s r = 1 Σ Urp .Yro Σ Vip . Xio m i = 1 ≤ 1 (3.3) Urp , Vip ≥ 0 (3.4)
Urp = Bobot output ke- r dari DMUp Vip = Bobot input ke-i dari DMUp
Untuk mempermudah dalam penyelesaiannya, Model umum program fraksional yang dilihat di persamaan (3.2) dan (3.3) dikonversikan ke dalam bentuk program linier seperti yang terlihat di dalam persamaan (3.4). Model umum pemrograman linier (Linear
Programming) dari Data Envelopment Analysis
(DEA) adalah sebagai berikut:
Dengan kendala:
Keterangan:
r = 1 ,….., s i = 1 ,….., m o = 1 ,….., n
Yro = Jumlah output ke-r dihasilkan DMUo Xio = Jumlah input ke-i digunakan DMUo Urp = Bobot output ke- r dari DMUp Vip = Bobot input ke-i dari DMUp
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mengkaji sesuatu seperti (variabel tunggal) atau pola hubungan (korelasional) antara dua atau lebih variabel (Irawan, 2006:101). Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan tingkat efisiensi sebenarnya pada masing-masing unit bisnis atau perusahaan air minum, yaitu PAM JAYA, PDAM Tirta Benteng Kota
Tangerang dan PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang.
3.2 Metode Pemilihan Sampel
Penelitian dilakukan pada perusahaan air minum (PAM) yang berada di wilayah Jakarta dan Tangerang yang merupakan populasi dalam penelitian. Populasi adalah sekelompok manusia, gejala-gejala nilai tes, benda-benda atau peristiwa yang akan diteliti (Sujana, 1996:6) Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah sampel yang diteliti sebanyak 3 (tiga) unit bisnis air bersih yaitu PAM JAYA, PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang dan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1977:59), sedangkan menurut Kartono (1990:129) sampel adalah contoh, representan atau wakil dari satu populasi yang cukup besar jumlahnya, yaitu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya dari keseluruhannya. Metode sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk membantu pengumpulan data dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan peneliti yaitu:
1. Pengumpulan data primer, dilakukan dengan cara melakukan studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari literatur dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
2. Pengumpulan data sekunder, dilakukan dengan cara:
a. Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab (Kartono, 1990:187). Pengumpulan data dilakukan kepada informan dengan cara tanya jawab, seperti bagian sumber daya manusia (SDM) untuk mengetahui jumlah pegawai pada masing-masing perusahaan air minum dan yang lainnya yang mengetahui banyak terkait dengan penelitian. Informan adalah sejumlah orang yang memberikan keterangan serta penjelasan dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya (Kartono, 1990:188).
b. Observasi, yaitu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Kartono, 1990:157). Dengan melakukan Σ Urp.Yrp s r = 1 Max Zp = (3.5) Σ Vip . Xio m i = 1 ≤ 0 Σ Urp .Yro s r = 1 (3.6) Σ Vip .Xip m i = 1 = 1 (3.7) ≥ 0 Urp, Vip (3.8)
pengamatan langsung, maka peneliti dapat melihat kondisi yang ada sekarang pada setiap unit bisnis air bersih atau masing-masing perusahaan air minum.
c. Melakukan pengumpulan data berdasarkan data-data yang terdokumentasi secara berkala pada masing-masing perusahaan air minum, diantaranya:
1) Data keuangan tahun 2008, yang meliputi data cost dan revenue pada masing-masing unit bisnis air bersih (PAM JAYA, PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang dan PDAM TKR Kabupaten Tangerang).
2) Data kepegawaian tahun 2008, yang meliputi jumlah sumber daya manusia (SDM) di masing-masing perusahaan air minum.
3) Data produksi tahun 2008, yang meliputi total volume air produksi, total volume air distribusi, total volume air terjual, jumlah Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan total kapasitas produksi.
4) Data hublang tahun 2008, yang meliputi jumlah pelanggan atau jumlah sambungan langsung (SL).
3.4 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode analisis yang berhubungan langsung dengan metode kepustakaan, yaitu content analysis (analisis isi). Content analysis adalah satu teknik analisis terhadap berbagai sumber informasi termasuk bahan cetak (buku, artikel, novel, koran, majalah dan sebagainya) dan bahan noncetak, seperti musik, gambar, benda-benda (Irawan, 2006:58).
Berdasarkan dari data keuangan, data kepegawaian, data produksi dan data hublang pada tahun 2008, data yang dihasilkan oleh setiap unitnya atau pada masing-masing unit bisnis atau perusahaan air minum yang berupa bobot input dan bobot output tersebut dianalisis dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan menggunakan modul Linear
Programming (LP).
Data yang akan dijadikan sebagai bahan pembanding antar unit-unit bisnis air bersih adalah hasil laporan kinerja tahunan dari bagian akuntansi, bagian produksi, bagian SDM (Sumber Daya Manusia) dan bagian Hublang. Dikarenakan salah satu unit bisnis (PDAM TKR Kabupaten Tangerang) tidak mengizinkan data keuangan tahun 2008 terkait revenue dan cost
sebagai bahan penelitian, maka peneliti membagi 2 (bagian) tabel data pembanding antar unit bisnis air bersih dengan teknik Data
Envelopment Analysis (DEA) adalah sebagai
berikut:
1. Bersifat teknis (tanpa revenue dan cost) dari semua unit bisnis air bersih
2. Penambahan variabel output revenue dan
input cost (data lengkap), terdiri dari PAM
JAYA dan PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang.
Tabel 1. Variabel Input dan Output Semua Unit Bisnis Air Bersih bersifat Teknis Tahun 2008
Sumber: Bagian Produksi, Bagian SDM dan Bagian Hublang.
Keterangan:
1) * menandakan bahwa PDAM TKR Kabupaten Tangerang tidak mengizinkan data keuangan terkait Revenue dan Cost tahun 2008 sebagai bahan penelitian. 2) IPA = Instalasi Pengolahan Air
Tabel 1 diatas membandingkan 3 (tiga) unit bisnis air bersih yang terdiri dari PAM JAYA, PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang dan PDAM TKR Kabupaten Tangerang berdasarkan variabel output yaitu: total volume air terdistribusi, jumlah pelanggan, total volume air terjual dan variabel input yaitu: total volume air produksi, jumlah pegawai, total kapasitas produksi, jumlah Instalasi Pengolahan Air (IPA). Sedangkan penilaian efisiensi dari kedua unit bisnis air bersih, yaitu PAM JAYA dan PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang dapat dilakukan kembali dengan penambahan variabel output revenue dan variabel input cost (data lengkap), karena tidak adanya data terkait
revenue dan cost dari PDAM TKR Kabupaten
Tangerang seperti yang terlihat di Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Variabel Input dan Output Unit Bisnis Air Bersih (PAM JAYA dan PDAM TB Kota
Sumber: Bagian Keuangan, Bagian Produksi, Bagian SDM dan Bagian Hublang.
IV. PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian dan analisa yang didapat 2 (dua) ringkasan hasil analisa komputer dari problem linear programming yang memuat
objective function value, efficient reference set
(unit yang digunakan sebagai acuan) , serta
multipliers (angka pengganda) dari
masing-masing unit bisnis air bersih (PAM JAYA, PDAM TB Kota Tangerang dan PDAM TKR Kabupaten Tangerang).
Kedua ringkasan hasil analisa tersebut disusun ke dalam tabel-tabel berikut ini:
1. Hasil pengujian dan analisa data lengkap dari unit bisnis PAM JAYA dan PDAM TB Kota Tangerang.
Tabel 3. Hasil Pengujian dan Analisa Data Lengkap PAM JAYA I dan PDAM TB Kota
Tangerang I
Unit Bisnis Efficienc y Relative
Efficient Reference
Set
Multipliers
PAM JAYA II 100 % Tidak ada Tidak ada PDAM TB Kota
Tangerang II 100 % Tidak ada Tidak ada PDAM TKR
Kab Tangerang II
100% Tidak ada Tidak ada
Sumber: Hasil DEA dengan DS for Windows
versi 2.1
Dari Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa kedua unit bisnis (PAM JAYA I dan PDAM TB Kota Tangerang I) merupakan unit bisnis air bersih yang efisien dimana tingkat efisiensi relatifnya 100%, yakni unit bisnis PAM JAYA dan PDAM TB Kota Tangerang tidak memiliki efficient
reference set (unit yang digunakan sebagai
acuan) dan multipliers (angka pengganda). Hasil tersebut menjawab hipotesis yang ada dimana kedua unit bisnis air bersih tersebut (PAM JAYA I dan PDAM TB Kota Tangerang I) sudah efisien.
2. Hasil pengujian dan analisa data yang bersifat teknis tanpa revenue dan cost dari masing-masing unit bisnis air bersih.
Tabel 4. Hasil Pengujian dan Analisa Data Teknis Semua Unit Bisnis Air Bersih (Tanpa
Revenue dan Cost)
Unit Bisnis Efficiency Relative
Efficient Reference
Set
Multipliers
PAM JAYA I 100 % Tidak ada Tidak ada PDAM TB Kota
Tangerang I 100 % Tidak ada Tidak ada
Sumber: Hasil DEA dengan DS for Windows versi 2.1
Dari Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa semua unit bisnis (PAM JAYA II, PDAM TB Kota Tangerang II dan PDAM TKR Kabupaten Tangerang) merupakan unit bisnis air bersih yang efisien dimana tingkat efisiensi relatifnya 100%, yakni unit bisnis PAM JAYA, PDAM TB Kota Tangerang dan PDAM TKR Kabupaten Tangerang tidak memiliki efficient reference set (unit yang digunakan sebagai acuan) dan
multipliers (angka pengganda). Hasil tersebut
menjawab hipotesis yang ada dimana semua unit bisnis air bersih tersebut (PAM JAYA II, PDAM TB Kota Tangerang II dan PDAM TKR Kabupaten Tangerang) sudah efisien.
V. KESIMPULAN
Bahan penelitian yang digunakan dalam penilaian efisiensi relatif diantaranya diperoleh dari data tahun 2008 pada masing-masing perusahaan air minum (PAM JAYA, PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang dan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang), yaitu bagian keuangan, bagian kepegawaian, bagian produksi dan bagian hublang.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap objek atau sampel penelitian yang diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa semua unit bisnis air bersih, yakni PAM JAYA, PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang dan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang sudah efisien memiliki tingkat efisiensi relatif sebesar 100%, sehingga tidak ada perusahaan air minum atau unit bisnis air bersih yang menjadi acuan (efficient reference set) untuk perbaikan atau perusahaan air minum (PAM) yang harus diperbaiki, baik berdasarkan data lengkap atau data bersifat teknis (tanpa revenue dan cost).
REFERENSI
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial, Jakarta: Universitas Indonesia. Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi
Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju.
Kleinman, Gary. 2009. Financial Modeling
Applications and Data Envelopment Applicatons, Applications of Management
Science, Volume 13, page 261-273. June
2010, 20. http://books.emeraldinsight.com/display.as
p?K=9781848558786
Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling. Tanggal
20 Juni 2010. home.unpar.ac.id/~hasan/SAMPLING.doc
Nugroho, R. Purwantoro dan Siswadi, Erwinta. 2010. Pengolahan Data Skala Terbatas
dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Kasus Efektivitas Proses Peluncuran Produk Baru. Tanggal 21 Juni
2010.
http://www.lmfeui.com/data/DEA%20skala 2rvs.pdf
Ruminta. 2009. Matriks Persamaan Linier dan
Pemrograman Linier, Bandung: Rekayasa
Sains.
Senft, James R. 2007. Mechanical Efficiency of
Heat Engines, Cambridge
University Press, June 2010, 17. books.google.co.id/books?isbn=052186880 7…
Sudjana. 1996. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.
Sugiono. 1977. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Al Fabeta.
Talluri, Srinivas. 2000. Data Envelopment
Analysis: Models and Extensions,
Silberman College of Business Administration, Fairleigh Dickinson Univerity. June 18, 2010. http://www.decisionsciences.org/decisionli ne/Vol31/31_3/31_3pom.pdf