• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengikuti perkembangan arus informasi. Dengan media

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengikuti perkembangan arus informasi. Dengan media"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Media komunikasi merupakan salah satu jalan yang dapat digunakan manusia untuk mengikuti perkembangan arus informasi. Dengan media komunikasi, manusia seakan-akan tanpa batas mampu menjelajah hingga ke belahan dunia yang lain. Media komunikasi yang paling digemari yaitu televisi. Dapat dikatakan bahwa televisi merupakan salah satu media massa yang paling digemari oleh banyak orang.

Hampir dalam setiap kegiatannya, manusia selalu bersinggungan dengan televisi. Televisi mampu memasuki seluruh strata kehidupan manusia. Beragam alasan diutarakan manusia dalam keterikatannya dengan televisi, namun satu hal yang pasti bahwa televisi dianggap sebagai salah satu media komunikasi yang paling efektif. Mengapa demikian? Hal yang paling mendasar adalah televisi menggunakan sistem audio-visual yang banyak digemari banyak orang. Televisi memanjakan para penggunanya melalui suara dan gambar yang ditampilkan. Televisi merupakan media dimana penggunanya dapat dengan mudah mengintepretasikan pesan atau informasi yang disampaikan.

Jangkauannya yang luas menjadi salah satu keunggulannya. Khalayak yang tersebar luas tetap bisa memperoleh pesan dan informasi. Pemberitaannya sangat cepat dan juga lebih singkat, jelas dan sistematis. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi,

(2)

dan perasaan para penonton. Ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton sehingga penonton dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi (Effendy, 2006:41).

Kehadiran televisi dewasa ini memberi banyak pengaruh serta dampak bagi kehidupan masyarakat. Mengubah pola pikir, pola hidup, budaya, bahkan membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Disamping itu, televisi mampu dijadikan media motivasi bagi penggunanya di tengah kondisi krisis global saat ini.

Disadari atau tidak, krisis global cukup mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat. Krisis global berarti juga krisis hidup bagi masyaraka dimana hal ini menular kepada kaum muda khusunya mahasiswa. Kesulitan hidup membuat manusia tidak berdaya dan selalu berpikir negatif akan kehidupannya. Keadaan ini membuat para kaum muda kehilangan motivasi dan semangat untuk berjuang dan bersaing, berfokus hanya pada kekurangan-kekurangan diri dan tidak menyadari akan kelebihan yang dimiliki. Dalam keadaan krisis saat ini, manusia seakan terjepit dan kehilangan kepercayaan diri. Kurangnya kepercayaan diri tersebut menyebabkan banyak orang tidak mau mencoba hal-hal baru, tidak berani mengambil resiko dan menurunnya daya juang. Banyak kaum muda yang mulai kehilangan kemauan keras untuk berusaha maju meraih cita-cita dan meraih masa depan yang cemerlang. Melihat kondisi ini, Metro TV hadir dengan

(3)

tayangan-tayangan yang memberi motivasi-motivasi kepada setiap penonton. Tayangan Mario teguh The Golden Ways salah satunya.

Sejak tayang perdananya tanggal 3 Agustus 2008, Mario Teguh The Golden Ways memotivasi setiap orang mendapatkan keinginannya mencapai keberhasilan dalam karir, bisnis dan kehidupannya. Dalam acara ini motivator Mario Teguh memberikan acuan The Golden Ways agar setiap orang dapat memiliki pribadi super yang senantiasa menggunakan cara terbaik untuk tumbuh, untuk menjadi lebih besar, dan untuk hidup dalam kesesuaian yang harmonis dengan alam, dan menjadi pencemerlang bagi kehidupan sesama. The Golden Ways mencoba membawa perubahan, tak hanya bagi kehidupan di masa sekarang, tapi juga di masa depan.

Acara Mario Teguh The Golden Ways ini merupakan sebuah tayangan yang mendidik serta memotivasi masyarakat untuk mau maju dalam kehidupannya. Acara yang selalu tayang setiap hari minggu pukul 19.00 WIB ini sangat berguna untuk membentuk kepribadian masyarakat menjadi lebih optimis dan memandang sesuatu dengan lebih positif. Melalui tayangan Mario Teguh ini, masyarakat Indonesia tidak hanya diberikan pengetahuan tetapi juga diajak untuk merubah paradigma yang sudah ada mengenai pakerjaan dan bagaimana kita seharusnya memandang suatu kejadian. Dalam setiap tema yang disampaikan, Mario Teguh selalu memberikan pandangan yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang dan itu merupakan sesuatu yang baru dan layak untuk dicoba.

Dalam setiap episodenya, selain menyampaikan sesuatu hal, Mario Teguh juga memberikan kesempatan untuk para penonton di studio juga untuk

(4)

mengajukan pertanyaan. Beberapa pertanyaan ada yang berhubungan dengan tema dan ada juga yang tidak terlalu berhubungan. Sejauh ini setiap pertanyaan yang diajukan dijawab dengan jawaban yang sangat bagus dan memuaskan. Sudut pandang yang diberikanpun lebih luas dan dengan menyaksikan tayangan ini, penonton dapat menemukan hal-hal baru yang sangat berguna bagi kehidupan penonton secara pribadi baik itu berhubungan dengan pengembangan kepribadian, bagaimana memandang suatu pekerjaan, maupun bagaimana respon masyarakat terhadap suatu keadaan.

Semakin hari tayangan ini semakin diminati oleh masyarakat, hal itu dapat dilihat dari jumlah penonton yang menonton langsung di studio Metro TV. Selain banyaknya jumlah penonton yang semakin hari semakin memadati studio Metro TV, jumlah penggemar dari Mario Teguh pun luar biasa di dunia maya. Dalam akun facebooknya, Mario Teguh memiliki lebih dari 3 juta penggemar serta tidak kurang dari lima ribu komentar-komentar positif setiap harinya dicantumkan di setiap kata-kata bijaksana yang selalu diperbaharui di halaman akunnya seperti yang terlihat pada kalimatnya berikut:

Adikku, engkau bertanya

apakah tujuan asli dari kegagalan. Hmm ...

...

Engkau harus menerima, bahwa engkau tidak harus berhasil

dalam semua hal, dan terkadang

engkau memang harus digagalkan untuk berhasil.

Memang sulit mendamaikan hatimu yang muda

(5)

dan membantumu mengerti bahwa semua kakakmu yang diijinkan Tuhan untuk berhasil, karena mereka gagal dalam semua hal yang bukan pekerjaan mereka sekarang.

Dinul Pradana II : Teringat perkataan Paman Mario sebelumnya, "Dengan Kegagalan Kita akan menemukan Diri Kita yang baru, bahkan lebih baik dari Paman".

Terima Kasih atas masukannya Paman, Insya Allah Saya akan belajar dari kegagalan jika memang itulaha jalanku... menuju kematangan hidup.

Nana Heriana : “Super sekali p'Mario...hampir semua org tdk pernah memahami bhw kejatuhannya adlh titik awal kesuksesannya kelak...salah menyingkapi maka akan dtg lg kegagalan berikutnya, trmksh p 'Mario dgn pemikiran yg charming”. Danny Rossa : “great sir! smw kegagalan adlh upya Tuhan mengajak kita menginstrospeksi diri dan mempersiapkan diri untuk sebuah keberhasilan....” Sumber:http://www.facebook.com/home.php#!/pages/Mario-Teguh/52472954880

Berbagai kalangan menonton acara Mario Teguh The Golden Ways dan mengakses akun facebook Mario Teguh, mulai dari ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa serta para pegawai. Tidak hanya akun facebook Mario Teguh yang ramai dikunjungi para penggemar, video rekaman tayangan Golden Ways di YouTube pun ditonton berulang kali. Salah satu contoh adalah rekaman ulang tayangan Golden Ways di YouTube yang berjudul Mario Teguh : Kejujuran 02/01/11 (1/4) , selama satu bulan rekaman ini ditonton sebanyak 966 kali oleh para pengguna media maya (http://www.youtube.com/watch?v=-4UgnPjp_nU ).

Sebenarnya masih ada acara-acara serupa Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV seperti Kick Andy dan Just Alvin, namun yang membedakannya adalah Mario Teguh The Golden Ways menyuguhkan tayangan yang mencoba untuk memberi motivasi dengan kata-kata bijaksana yang diungkapkan oleh motivator

(6)

Mario Teguh. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, tayangan ini berusaha untuk memberi masukan yang mampu mengembangkan aspek Kognitif, Afektif dan psikomotorik pada masing-masing penontonya. Tayangan ini berupaya untuk memuaskan masyarakat ditengah situasi yang tidak menentu.

Pemberian motivasi yang di lakukan oleh Mario Teguh pada tayangan ini dirasa mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam keadaan krisis. Masyarakat membutuhkan informasi serta pengetahuan yang mampu menunjang dan bermanfaat dalam pengembangan keterampilan. Tayangan ini menyuguhkan informasi yang dikemas dalam format talkshow, dimana bertujuan untuk menyampaikan mengenai bagaimana caranya menjadikan diri setiap individu menjadi pribadi yang unggul dan bahkan super.

Tayangan ini mencoba memberi informasi yang mampu mendorong masyarakat untuk lebih maju dan lebih mengembangkan dirinya. Tentunya, tayangan ini diharapkan mampu memberikan pengaruh kepada penontonya. Pengaruh atau efek yang di dapatkan dan dirasakan oleh penonton berbeda satu dengan yang lainnya, hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu hal yang mempengaruhi efek tersebut adalah latar belakang pendidikan dari penonton. Jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan yang berbeda akan menimbulkan persepsi yang berbeda pula pada setiap penonton.

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah rekan-rekan mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Seperti yang telah diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai motivasi pengembangan diri. Oleh sebab itu, diharapkan

(7)

dengan adanya penelitian ini dapat membantu mahasiswa psikologi USU untuk mendapatkan informasi lebih dalam upaya pengembangan diri. Dengan kata lain, mahasiswa yang semula kurang memahami tentang makna motivasi yang sebenarnya menjadi lebih paham dan mampu mengembangkam pengetahuan yang dimilikinya. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV terhadap motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU?”

I.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, selanjutnya penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan motivasi

(8)

pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU, khususnya pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2008-2010 yang masih aktif kuliah, hal ini dikarenakan ketiga angakatan ini masih belum disibukkan dengan tugas akhir dan masih lengkap mahasiswanya.

c. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang menonton tayangan Mario Teguh The Golden Ways minimal lima kali; hal ini dikarenakan,dengan menonton tayangan minimal lima kali responden akan mengetahui tujuan serta maksud dan konsep tayangan.

d. Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari-Maret 2011, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk melihat bagaimana tayangan Mario Teguh The Golden Ways

b. Untuk mencari hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV dan motivasi pengembangan diri mahasiswa Fakultas Psikologi USU.

(9)

c. Untuk mengetahui maksud dan tujuan mahasiswa Fakultas Psikologi USU menonton tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa FISIP USU jurusan Ilmu Komunikasi khususnya mengenai komunikasi massa.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah di dapatkan selama masa kuliah serta untuk memperluas pengetahuan khususnya tentang media massa dan tayangannya.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti memerlukan teori sebagai landasan kerangka bepikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis.

(10)

Pengertian teori menurut Snelbecker, yakni seperangkat proposisi yang berinteraksi ssecara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya dengan data atas dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untk meramalkan dan menjelaskan fennomena yang diamati (Moleong, 2005:57). Sedangkan Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2007:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, memberikan pandangan, memberikan strategi dan meramalkan.

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa, teori S-O-R dan motivasi pengembangan diri.

I.5.1 Televisi sebagai Media Massa

Dewasa ini, televisi merupakan salah satu media yang cukup digemari masyarakat. Televisi merupakan suatu hal yang tidak asing diseluruh lapisan masyarakat. Untuk menelaah lebih lanjut tentang televisi, penulis terlebih dahulu akan memaparkan televisi sebagai media massa. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata,yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur- unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004:192).

(11)

Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan yakni bahwa media cetak tidak menjauhkan manusia dari dunia dan sesamanya sementara media elektronik membuat kita lebih bergantung dan menciptakan kembali dunia dalam gambaran sebuah ‘Perkampungan Global”.

Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan dengan media massa yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur kata-kata, musik serta sound effect sehingga televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik. Setiap kejadian atau isyu ditelevisi diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian berupa waktu tayang (Rakhmat, 2007:229). Selain itu, televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak yang engan mengubah emosi dan pikiran, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.

Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin, 2006:79).

Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan atau siaran langsung. Sedangkan karya artistik

(12)

merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini.

Menurut Akurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi, yaitu (Baksin, 2006:63-68) :

a. Penampilan Penyaji Berita

Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang tertentu lainnya.

RM Hartoko dalam Baksin menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin, 2006:157) :

a.1 Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengetahuan.

a.2 Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingat yang kuat.

a.3 Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar.

a.4 Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup matang.

a.5 Penguasaan bahasa adalah kemampuan mengunakan bahasa formal dan infromal yang mudah dipahami.

b. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan menjadi narasumber yang tidak sembarangan atau spesial adalah:

b.1 Memiliki Kapabilitas

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman.

b.2 Memiliki Kredibilitas

Kredibiltas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.

b.3 Memiliki Akseptabilitas

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan.

c. Materi Acara

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program talkshow terletak pada materi acara atau permasalahn (Wibowo, 2001:48). Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik, yaitu:

(13)

c.1 Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penting bagi masyarakat.

c.2 Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat.

d. Perangkat Acara

Wibowo juga berpendapat, memberi ilustrasi visual dari apa yang sedang dibicarakan menambah daya tarik dan menghidupkan program talkshow (Wibowo, 2001:49). Ilustrasi visual tersebut dapat berupa sajian acara musik di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi gambar yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh perangkat acara (Wibowo, 2001:37). Perangkat acara bertugas untuk menyampaikan ilustrasi tersebut. Seperti dalam acara Mario Teguh The Golden Ways, perangkat acara adalah orang-orang yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas untuk menyampaikan ilustrasi visual kepada khalayak. Agar ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:

d.1 Keselarasan antara perangkat acara dan kerja sama tim.

d.2 Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan humor merupakan daya tarik tayangan tersebut.

e. Waktu Tayang

Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan talkshow adalaha pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayang juga memperhatikan:

e.1 Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut.

e.2 Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan. Beberapa karakteristik diatas merupakan hal yang mampu membedakan televisi dengan media lainnya, serta mampu dijadikan sebagai daya tarik utama televisi.

I.5.2 Motivasi Pengembangan Diri

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang

(14)

menyebut sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive), dalam penulisan ini kita menggunakan istilah motivasi (Rismawaty, 2008:49).

Secara etimologis, Winardi (2002:1) menjelaskan istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Selanjutnya Winardi (2002:33) mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif.

Pada intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan. Steiner sebagaimana dikutip Hasibuan (2003:95) mengemukakan motif adalah “suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir”.

Dalam bukunya Psychology an introduction, Benjamin B. Lahey mengatakan; “ Motivation refers to an internal state or condition that activates and gives direction to our thoughts, feelings and action” , yang diartikan; motivasi merupakan sebuah kondisi internal dalam individu yaitu kondisi yang memberi dan mengaktifkan rangsangan kepada pikiran, perasaan dan perilaku ( Lahey, 2007:150).

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu di dorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang

(15)

disebut motivasi, rasa lapar, kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestasi merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.

Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan di dalam dua kelompok, yaitu:

a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah (biologis), seperti lapar, haus dan seks.

b. Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar, yaitu:

b.1 Motivasi kasih sayang (affectional motivation); untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan,dan kepuasan batinlah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.

b.2 Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.

b.3 Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain (Rismawaty, 2008:50).

Berdasarkan pengelompokan motivasi diatas, pengembangan diri termasuk komponen dari motivasi psikologis. Pada motivasi memperkuat diri, manusia memiliki kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi, mendapat pengakuan dari orang lain serta memuaskan dirinya. Hal-hal tersebut merupakan alasan utama mengapa manusia perlu untuk mengembangkan dirinya.

Pengembangan diri kita adalah pengembangan keseluruhan potensi diri yang mencakup aspek / ranah:

a. Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi ‘melek’ berpikir, ‘melek’ teknologi yang merupakan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang; dalam hal ini berarti pengembangan pengetahuan.

b. Afektif , yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri,

(16)

meminimalkan/mengendalikan rasa takut dan kuatir, mengelola stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna; dalam hal ini berarti pengembangan keterampilan.

c. Psikomotorik, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan, keterampilan motorik; dalam hal ini berarti pengembangan kemampuan.

d. Interaktif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya.

(Rismawaty, 2008:37-38)

Namun pada penelitian ini, hanya dibatasi hanya kepada pengembangan diri dalam hal pengembangan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Hal itu berdasarkan kepada tayangan Mario Teguh The Golden Ways yang cenderung lebih memberi informasi dan dorongan yang berguna untuk menunjang pengembangan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik penontonya.

I.5.3 S-O-R Theory (Teori S-O-R)

Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model Stimulus-Respons (S-R) adalah model komunikasi paling mendasar dan sederhana.

Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan timbul reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki (Wiryanto, 2004:13).

(17)

Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi S-O-R. Unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, organism yakni manusia atau seseorang penerima (receiver) dan reponse yakni reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan.

Teori ini merupakan turunan dari Bullet Theory dan Teori Hipodermik. Terdapat beberapa dasar pemikiran yg mempelopori lahirnya teori ini. Yang pertama, latar belakang filosofis (Philosophical Ground), yaitu gambaran dari seseorang yg pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua, perkembangan teori ilmu psikologi dan sosiologi (Theorytical Developmentin Psicology and Sosiology), yang mendeskriditkan pandangan individu yang berbeda dalam teori komunikasi massa.

Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh organism tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa responden yang dapat diamati. Pengelohan stimulus dalam S-O-R merupakan konsep black box atau kotak hitam; yakni struktur khusus dan fungsi proses antara yang internal dianggap kurang penting dibandingkan dengan proses pengubahan masukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black box ini, penjelasan memerlukan pengamatan masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkin dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan langsung pada proses internal

(18)

memang merupakan hal yang tidak mungkin, karena itu kita hanya dapat mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organisme yang bersangkutan. Jadi, pengkajian keadaan internal secara hakiki merupakan pengamatan tidak langsung, dengan kata lain penarikan kesimpulan (inferensi) dari perilaku yang dapat diamatai (Rakhmat, 2006;196).

Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula (Rakhmat,2006:198).

Secara gamblang prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan yang disampaikan tersebut.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (Organism,O) c. Efek (Response, R) (Amir Purba,2006:255)

I.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variabel-variabel dan indikator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono, bahwa kerangka konsep digunakan untuk menggambarkan gejala secara abstrak, contohnya seperti kejadian, keadaan dan kelompok sehingga

(19)

diharapkan peneliti mampu memformulasikan pemikirannya kedalam konsep secara jelas dalam kaitannya dengan penyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu dengan yang lainnya (Sarwono,2006:9).

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Kriyantono, 2008: 17).

Maka, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang di uji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Tayangan Mario Teguh The Golden Ways.

b. Variabel terikat (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel (X). Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah motivasi pengembangan diri.

(20)

I.7 Model Teoritis

Model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagan 1

Model Teoritis

I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori diatas, maka dibuatlah operasional variabel penelitian ini, yaitu:

Tabel 1

Variabel Operasional

NO VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL 1. Variabel Bebas (X) Tayangan

Mario Teguh The Golden Ways 1. Host/Pembawa Acara a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis suara e. Penguasaan Bahasa 2. Narasumber/Pembicara a. Memiliki Kapabilitas b. Memiliki Kredibilitas c. Memiliki Akseptabilitas 3. Perangkat Acara a. Kerjasama tim

b. Komunikasi antara perangkat acara 4. Materi Acara a. Topik Pembahasan b. Aktualisasi topik 5. Waktu tayang a. Frekuensi penayangan b. Durasi penayangan 2. Variabel Terikat (Y)

Motivasi Pengembangan Diri

1. Pengembangan aspek kognitif 2. Pengembangan aspek afektif 3. Pengembangan aspek psikomotorik VARIABEL BEBAS (X)

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways

VARIABEL TERIKAT (Y) Motivasi Pengembangan Diri

(21)

I.9 Defenisi Operasional

Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompkkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X) tentang tayang Mario Teguh The Golden Ways:

1.1 Host/Pemandu Acara : seseorang yang mebawakan acara dalam program acara Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV.

a. Penampilan; yaitu gambaran kepribadian pemandu acara Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV yang terlihat dari berpenampilan rapi dalam berpakaian.

b. Kecerdasan berpikir; yaitu kemampuan pemandu acara menguasai topik pembahasan dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways. c. Keramahan; sikap pemandu acara Mario Teguh The Golden Ways

yang ramah dalam menyapa penonton.

d. Jenis Suara; kejelasan suara dan artikuasi pemandu acara Mario Teguh The Golden Ways.

e. Penguasaan bahasa; kemampuan pemandu acara menggunakan bahasa formal dan infromal yang mudah dipahami.

1.2 Narasumber; yaitu sang motivator Mario Teguh yang menjadi sumber informasi berdasarkan dengan topik pembahasan dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways.

(22)

a. Kapabilitas; kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki narasumber.

b. Kredibilitas; kualitas yang dimiliki narasumber.

c. Akseptabilitas; kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi narasumber berdasarkan tujuan serta topik yang dibicarakan dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways.

1.3 Perangkat acara; seluruh pelaku yang terlibat dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV.

a. Kerjasama tim; keselarasan komunikasi antara pelaku yang terlibat dalam tayangan.

b. Komunikasi antara perangkat acara; kekompakkan antara pemandu acara dan pengisi acara.

1.4 Materi acara; materi-materi acara yang dibawakan dalam setiap tayangan Mario Teguh The Golden Ways.

a. Topik pembahasan; topik yang diangkat dalam tayangan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas.

b. Aktualisasi topik; topik yang dibahas dalam tayangan merupakan masalah yang aktual.

1.5 Waktu tayang; waktu penayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV.

a. Frekuensi penayangan; frekuensi penayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV dalam satu minggu.

(23)

b. Durasi penayangan; frekuensi penayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV dalam setiap episodenya.

2. Variabel Terikat (Y) peningkatan motivasi:

a. Aspek Kognitif : merujuk pada pengembangan pengetahuan mahasiswa.

b. Aspek Afektif : merujuk pada pengembangan keterampilan mahasiswa.

c. Apek Psikomotorik : merujuk pada pengembangan kemampuan mahasiswa.

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan atau pertanyaan peneliti yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Hipotesis juga pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar atau mungkin salah. Oleh sebab itu, rumusan rumusan hipotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yaitu mengandung hubungan dua variabel atau lebih (Sudjana, 2000 : 11).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : tidak terdapat hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways

dengan motivasi pengembangan diri.

Ha : terdapat hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

• to promote pedagogical practices that offer the possibilities for schools to become places students and teachers can become engaged in critical thinking and ethical

In this paper, the experimental research utilized UAV imageries of two areas, assessed the accuracy of aerotriangulation on the basis of different photo- control

bangunan gedung kantor Belanja Bahan Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor. 1 Tahun 3.000.000

The radar incidence angle could be adjusted from 37degree to 45 degree and the resolution are 0.1m, 0.4m respectively (azimuth resolution and slant resolution)[1]. Fully

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh data VeR perlukaan di RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2013 yang

Karena hasil dari penelitian ini paling banyak yaitu luka derajat I (ringan) yang hanya menderita hematom (memar) dan Vulnus excoriatum (lecet) dan tidak didapatkan satu

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Hasil pendugaan parameter fungsi produksi pada model yang dibangun seperti terlihat pada Tabel 2, memiliki koefisien determinan (R 2 )