UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
“PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN INFORMASI ARUS KAS TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI)”
OLEH
NAMA : CITRA JULYANA SINAGA
NIM : 050503157
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh
Divident Payout Ratio dan Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan
Saham pada Perusahaan Perbankan di BEI ” adalah benar hasil karya saya sendiri
dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S1 Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Desember 2009 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkat dan rahmatNya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dra. Mutia
Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing, Bapak
Drs. Hotmal Djafar, MM, Ak selaku Dosen Pembanding I, dan Ibu
Risanty, SE, M.Si,. Ak selaku Dosen Pembanding II. Terima kasih dari
lubuk hati yang terdalam, tidak hanya untuk waktu dan jerih payah yang
sudah dicurahkan, tetapi juga untuk perhatian dan bimbingan, serta kritik
dan saran yang membangun yang benar-benar secara ikhlas diberikan
4. Keluarga penulis; orangtua, U.P. Sinaga dan L. Simarmata, adik penulis,
Junita Sinaga, Opung Penulis, N. Simarmata dan (alm) A. Sinaga. Terima
kasih atas segala kasih sayang, dukungan, semangat, dan bantuan yang
selama ini diberikan kepada penulis.
5. Keluarga Biruku, Siska, Eny, Ika, Jadi, Bang Hardi, Bang Chandra, Vera,
Jhojor, anggota lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, Terima
kasih buat tawa ,tangis dan ikatan yang begitu kuat dan sangat berarti bagi
penulis.
6. Teman-teman stambuk ’05, Rolan, Chacha, Tetty, Lenny, dll. Terima
kasih atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini.
Usaha terbaik telah penulis berikan, namun skripsi ini masih jauh dari
sempurna, masih banyak kelemahan yang semata-mata merupakan keterbatasan
penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima setiap saran dan kritik
yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.
Medan, Desember 2008 Penulis,
Citra
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah dividend payout ratio dan informasi arus kas berpengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 hingga tahun 2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 22 perusahaan. Variabel ini terdiri dari Dividend Payout Ratio (DPR) dan Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan sebagai variabel independen, serta Volume Perdagangan Saham sebagai variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dengan menggunakan regresi sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dan regresi berganda untuk menguji pengaruhnya secara bersama-sama. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik Dividend Payout Ratio (DPR), Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan tidak mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham, sedangkan Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham. Peneliti juga menemukan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) dan Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan mempengaruhi Volume Perdagangan Saham secara simultan.
ABSTRACT
This research is aim to test and describe whether Dividend Payout Ratio (DPR) and information of cash flow influence banking stock trade volume in Indonesian Stock Exchange.
This research population is all manufacture entities which were listed in Indonesia Stock Exchange during the year 2005 to 2007. The sample selection is using purposive sampling method and the result is twenty two entities as sample. This research variable consists of Dividend Payout Ratio (DPR), Operation Cash Flow, Investment Cash Flow and Financing Cash Flow as independent variable, and Stock Trade Volume as dependent variable. Descriptive Statistic method is used in this research by taking simple regression model to test independent variables influence to dependent variable individually and double regression to test its influence together. SPSS computer programme is used to test in this research.
The result indicated that Dividend Payout Ratio (DPR), Investment Cash Flow and Financing Cash Flow do not influence Stock Trade Volume, while Operation Cash Flow influences Stock Trade Volume in partial . The Researcher also found that all of the independent variables influence Stock Trade Volume in simultan.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8
1. Laporan Keuangan ... 8
2. Laporan Arus Kas ... 10
3. Pasar Modal dan Perdagangan Saham... 11
4. Hubungan Arus Kas dan Volume Perdagangan Saham .... 13
5. Kebijakan Dividen ... 14
7. Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information
Theory)...23
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28
B. Jenis Data dan Sumber Data ... 28
C. Metode Pengumpulan Data ... 28
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
E. Teknik Pengambilan Sampel ... 29
a. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
F. Metode Analisis Data ... 32
G. Jadwal Penelitian ... 40
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 41
B. Analisis Hasil Penelitian ... 42
1. Analisis Statisik Deskriptif ... 42
2. Uji Asumsi Klasik ... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Multikolinearitas ... 49
c. Uji Heteroskedastisitas ... 51
d. Uji Autokorelasi ... 54
C. Pembahasan Hasil Analisis... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65
B. Keterbatasan Penelitian ... 66
C. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 26
Halaman Gambar 4.1 Histogram sebelum ditransformasi ... 45
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot sebelum ditransformasi ... 46
Gambar 4.3 Histogram setelah ditransformasi ... 48
Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot setelah ditransformasi ... 48
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel 1.1 Perubahan DPR, AKO, AKI, AKP, dan VPS pada perusahaan
BCA, BNI, dan Bank Mandiri dari tahun 2005-2007……….4
Halaman Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 24
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 30
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 40
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 43
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas - Tabel Variance dan VIF ... 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas – Korelasi Variabel Independen ... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser ... 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Park ... 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokolerasi – Uji Durbin-Watson ... 55
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokolerasi – Runs Test ... 55
Tabel 4.11 Analisis Hasil Regresi ... 57
Tabel 4.12 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 59
Tabel 4.13 Hasil Uji t ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel ... 71
Halaman Lampiran 2 Laporan Arus Kas Operasi (Sebelum Ditransformasi) ... 72
Laporan Arus Kas Investasi (Sebelum Ditransformasi) ... 73
Laporan Arus Kas Pendanaan (Sebelum Ditransformasi) ... 74
Rata-rata Volume Perdagangan Saham dan Dividend Payout Ratio (Sebelum Ditransformasi) ... 75
Lampiran 3 Laporan Arus Kas Operasi (Setelah Ditransformasi) ... 76
Laporan Arus Kas Investasi (Setelah Ditransformasi) ... 77
Laporan Arus Kas Pendanaan (Setelah Ditransformasi) ... 78
Rata-rata Volume Perdagangan Saham dan Dividend Payout Ratio (Setelah Ditransformasi) ... 79
Lampiran 4 Statistik Deskriptif ... 80
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas ... 80
Hasil Uji Multikolinearitas ... 84
Hasil Uji Heterokedastisitas ... 85
Hasil Uji Autokorelasi ... 86
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 87
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis (Uji F) ... 87
Lampiran 8 Tabel t dengan signifikansi 5% ... 88
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan modal (borrowers) untuk melaksanakan usaha
diluar sektor perbankan. Salah satu bentuk sarana investasi yang terdapat di pasar
modal adalah saham.
Di sisi lain adanya pasar modal merupakan sarana investasi bagi
pihak-pihak yang kelebihan dana (lenders).Pasar modal dirasakan semakin efektif untuk
dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak positiff dan
menguntungkan bagi investor. Para investor, pada akhirnya, memerlukan
perencanaan dan penelitian yang sungguh-sungguh serta dilandasi pemikiran yang
matang ketika menginvestasikan dananya.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia
menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi
dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini
dapat dirasakan oleh para investor dengan memperoleh informasi yang jelas,
wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.
Informasi yang diperoleh ini dapat bersumber dari data pribadi atau informasi
Sebelum melakukan investasi, investor perlu melakukan studi analisis,
apakah investasi tersebut layak atau tidak layak dilaksanakan, apakah
mendatangkan keuntungan atau sebaliknya. Dalam praktek, transaksi suatu saham
berfluktuasi dari hari ke hari. Perubahan transaksi selalu dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan. Informasi yang diperoleh memiliki
makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan
investor melakukan transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini tercermin
melalui perubahan jumlah saham yang beredar. Jumlah saham yang
diperdagangkan ini disebut dengan volume perdagangan saham.
Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan
informasi (Fess 2005;24). Kebutuhan informasi bagi investor, kreditor dan
pemakai eksternal yang lain salah satunya bisa didapatkan dari laporan keuangan.
Laporan Keuangan terdiri dari empat laporan utama yaitu laporan posisi keuangan
(balance sheet), laporan hasil usaha atau rugi laba perusahaan (income statement),
laporan perubahan ekuitas pemilik (the statement of owner’s equity), dan laporan
arus kas (cash flow statement), serta bisa juga dilengkapi dengan catatan atas
laporan keuangan (notes of financial statement).Laporan keuangan merupakan alat
komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan
berupa posisi keuangan pada suatu waktu atau pada periode tertentu. Dengan
demikian akuntansi dapat dipahami sebagai penghubung antara kegiatan ekonomi
perusahaan dengan pembuat keputusan. Seberapa jauh relevansi atau kegunaan
pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal dengan keberadaan
informasi tersebut.
Salah satu bentuk laporan keuangan adalah laporan arus kas. Laporan
arus kas memuat informasi arus kas masuk (cash in flow) dan arus kas keluar
(cash out flow) oleh perusahaan baik dalam kegiatan operasi, investasi, dan
pendanaannya. Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan (pembelian dan
penjualan aktiva selain dari produknya) dan kegiatan pembiayaannya
(peminjaman dan pelunasan pinjaman, investasi oleh pemilik,dan distribusi oleh
pemilik), seorang pembaca laporan keuangan dapat memahami dengan lebih baik
mengapa aktiva dan kewajiban bertambah atau berkurang selama suatu periode
(Kieso dkk 2001:373). Melalui penyajian laporan arus kas, para investor juga
dapat memprediksi jumlah kas yang mungkin didistribusikan sebagai dividen,
pada masa yang akan datang serta menilai risiko potensial atas investasi yang
ditanamkan. Hal ini sangat penting, sebab dividen merupakan salah satu motif
utama seseorang menginvestasikan dana mereka.
Kebijakan dividen adalah keputusan untuk menentukan besarnya bagian
pendapatan (earning) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan
bagian yang akan ditahan di perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen
mempunyai dampak yang sangat penting bagi investor maupun bagi perusahaan
yang membayarkan dividen. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan return dalam bentuk
dividen maupun capital gain, dilain pihak, perusahaan juga mengharapkan
kesejahteraan bagi pemegang saham. Penetapan pembagian dividen menjadi
masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan
tersebut jangan sampai menghambat pertumbuhan apalagi mengancam
kelangsungan hidup perusahaan.
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan pemegang saham
dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya.
Semakin besar dividen yang dibagikan, para investor akan semakin tertarik untuk
menginvestasikan dana mereka pada perusahaan tersebut. Ketertarikan investor
dapat tercermin dari jumlah saham yang dibeli, dan digambarkan dalam volume
perdagangan saham.
Berikut ini disajikan tabel data mengenai kelima variabel dalam penelitian
ini, yaitu dividend payout ratio (DPR), arus kas operasi (AKO), arus kas
investasi(AKI), arus kas pendanaan(AKP) dan volume perdagangan saham(VPS)
(variabel dependen) perusahaan sampel sejenis selama periode penelitian tahun
2005-2007:
Tabel 1.1
Perubahan DPR, AKO, AKI, AKP, dan VPS pada perusahaan BCA, BNI, dan Bank Mandiri dari tahun 2005-2007
Nama
Perusahaan Tahun DPR
Bank Mandiri 2005 Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007, diolah
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata volume perdagangan
saham berfluktuasi dari tahun ke tahun, begitu juga DPR, arus kas operasi, arus
kas investasi dan arus kas pendanaan. Berdasarkan tabel, kita dapat melihat bahwa
pola fluktuasi volume perubahan volume perdagangan saham sedikit banyak
mengikuti DPR dan informasi arus kas.
Dari peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Fitra (2007) yang meneliti
pengaruh arus kas terhadap volume perdagangan saham, dimana variabel
independennya ialah arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan,
dan variabel dependennya diindikasikan melalui Trading Volume Activity (TVA).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2003-2005. Hasil penelitian menyatakan bahwa arus kas operasi dan arus
kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham.
Sedangkan arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume
perdagangan saham. Secara simultan, ketiga variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap volume perdagangan saham. Herni (2004) melakukan
penelitian yang menganalisis hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap
dividen kas pada perusahaan perdagangan di BEJ. Variabel independennya adalah
laba bersih dan arus kas operasi, sedangkan variabel dependennya ialah dividend
payout ratio (DPR). Hasil penelitian menyebutkan bahwa laba bersih dan arus kas
operasi mempunyai hubungan yangsignifikan terhadap dividen kas, baik secara
hubungan antara right issue terhadap return saham dan volume perdagangan
saham pada perusahaan yang terdapat di BEJ tahun 2000-2004. Variabel
independennya ialah right issue, sedangkan variabel dependennya adalah return
saham dan volume perdagangan saham. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
pengumuman right issue tidak berpengaruh signifikan baik terhadap return saham
maupun volume perdagangan saham. Zulkifli (2008) melakukan análisis
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada
perusahaan makanan dan minuman di BEJ pada tahun 2004-2006. Variabel
independennya ialah cash position,Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset
(ROA), Growth Potential (GP) dan Firm Size, sedangkan variabel dependennya
ialah Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Cash
position, debt to equity ratio, dan return on asset mempengaruhi dividend payout
ratio,akan tetapi, Dividend payout ratio tidak terpengaruh oleh growth potential
dan firm size, tetapi secara simultan, seluruh variabel mempengaruhi dividend
payout ratio.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh dividend payout ratio, arus kas operasi, arus kas
investasi dan arus kas pendanaan terhadap volume perdagangan saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Akhirnya penulis menuangkannya
dalam sebuah karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Dividend Payout Ratio dan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham?
2. Apakah arus kas investasi berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham?
3. Apakah arus kas pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham?
4. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham?
5. Apakah dividend payout ratio, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus
kas pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap
volume perdagangan saham.
b. Untuk mengetahui apakah arus kas investasi berpengaruh terhadap
c. Untuk mengetahui apakah arus kas pendanaan berpengaruh terhadap
volume perdagangan saham.
d. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham.
e. Untuk mengetahui apakah dividend payout ratio, arus kas operasi, arus
kas investasi dan arus kas pendanaan secara simultan berpengaruh
terhadap volume perdagangan saham?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan
pengaruh dividend payout ratio, arus kas operasi, arus kas investasi dan
arus kas pendanaan terhadap volume perdagangan saham pada
perusahaan perbankan.
b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi alat bantu bagi
perusahaan untuk menilai apakah penerbitan laporan keuangan
memiliki pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan.
c. Bagi investor, untuk menambah referensi dalam berinvestasi.
d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu
memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang
bersifat rasional. Tujuan laporan keuangan dikemukakan secara jelas dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per September 2007 (PSAK, Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 12,13,14) oleh
Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut;
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan imformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajeman (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau dipertanggungjawabkan manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup misalnya; keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Laporan Keuangan terdiri dari lima laporan utama yaitu laporan posisi
statement), laporan perubahan ekuitas pemilik (the statement of owner’s equity),
laporan arus kas (cash flow statement), serta catatan atas laporan keuangan (notes
of financial statement).
2. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan
perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi serta pembiayaan perusahaan
selama suatu periode, dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan
akhir (Kieso,dkk 2001:372).
Berdasarkan karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis
kegiatan, arus kas dikembangkan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Arus kas operasi
Arus kas yang melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang
menyangkut operasi perusahaan. Menurut SAK per September 2007, arus kas
operasi meliputi aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal
revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bkn merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan (PSAK no.2, paragraf 5). Kegiatan operasi
disini melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan
laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta
pembayaran kas lepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan
serta membayar beban.
b. Arus kas investasi
Menurut SAK per September 2007, arus kas investasi meliputi meliputi
termasuk setara kas (PSAK no.2, paragraf 5). Misalnya, arus kas yang melaporkan
transaksi kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap atau permanen.
c. Arus kas pendanaan
Menurut SAK per September 2007, arus kas pendanaan meliputi aktivitas
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pinjaman perusahaan (PSAK no.2, paragraf 5). Arus kas pendanaan melaporkan
transaksi kas yang berhubungan dengan kewajiban dan ekuitas pemegang saham,
serta mencakup perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman,
serta perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas
ataupun dari investasinya.
3. Pasar Modal dan Perdagangan Saham
Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan modal (borrowers) untuk melaksanakan usaha
diluar sektor perbankan. Di sisi lain adanya pasar modal merupakan sarana
investasi bagi pihak-pihak yang kelebihan dana (lenders).
Salah satu bentuk sarana investasi yang terdapat di pasar modal adalah
saham. Saham adalah kepemilikan atas suatu perseroan yang diwakili dengan
saham, yang merupakan tagihan atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Syahrul
dkk 2000:1261). Saham sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Saham Biasa (common stock)
Jika perusahaan mengeluarkan satu jenis saham saja, saham ini biasanya
dalam bentuk saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang
pembagian dividen, pemegang saham biasa mempunyai kedudukan dibawah
pemilik saham preferen dan berkewajiban menanggung resiko kerugian yang
diderita perusahaan.
b. Saham Preferen (preferred stock)
Pemegang saham preferen mendapat dividen yang tetap setiap periode.
Pemegang saham ini memiliki hak khusus, antara lain jaminan untuk menerima
deviden sebelum deviden saham biasa, dan memiliki hak lebih diatas saham biasa
apabila terjadi likuidasi terhadap perusahaan. Tetapi pemegang saham preferen
tidak memiliki hak suara dalam manajemen.
c. Saham Treasuri (treasury stock)
Pada saat saham suatu perusahaan diperoleh kembali dan dipegang atas
nama perusahaan penerbit, maka saham tersebut disebut saham yang diperoleh
kembali atau saham treasuri (treasury stock) (Fees 2004:887).
Informasi yang lengkap merupakan kunci pokok dan sangat
mempengaruhi dalam memutuskan tindakan dalam seluruh aktivitas dibidang
jual-beli saham di bursa efek. Informasi (misalnya profil perusahaan, informasi
keuangan perusahaan dan sebagainya) sangat mempengaruhi jumlah transaksi
saham dan sensitif terhadap terjadinya fluktuasi membuat para investor mampu
mengantisipasi keadaan.
Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada
umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan saham
yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. Hal ini
dapat berubah-ubah setiap hari. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham
adalah penilaian yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti kinerja perusahaan,
kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah,
tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan
analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan sebagian hal-hal yang
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi factor
yang mempengaruhinya.
Penelitian ini hanya menekankan pada analisa pengaruh volume
perdagangan saham secara mikro yang dilihat adalah kinerja/prestasi perusahaan.
Jadi bukan pada factor-faktor makro dalam artian pengaruh internal perusahaan
seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manjemen dan pengaruh
eksternal seperti fluktuasi, ekonomi negara, politik atau kebijakan pemerintah.
4. Hubungan Arus kas dan Volume Perdagangan Saham
Menurut Syahrul,dkk (2000:1404), “volume adalah jumlah total lembar
saham komoditi yang diperdagangkan pada masa tertentu”. Tinggi rendahnya
volume perdagangan saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti
faktor-faktor secara makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti
penggantian direktur, perubahan kebijakan manajemen dan pengaruh eksternal
seperti fluktuasi, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi negara
bersangkutan. Volume perdagangan saham juga dapat dipengaruhi secara mikro
oleh kinerja/prestasi perusahaan, yang dalam penelitian adalah informasi dari
Teori Price – Volume Models mencoba menjelaskan fenomena bahwa
volume perdagangan dan volatilitas harga secara sistematis lebih tinggi pada saat
pasar baru dibuka dan pada saat pasar mau ditutup. Model ini juga menyatakan
bahwa kemunculan informasi publik memunculkan pola sistematik pada intraday
dan seasonal (Arifin, 2005:161)).
5. Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada
para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice,dkk (2004:902)
menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari
suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang
oleh masing-masing pemilik”.
Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang
sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Biasanya sebuah
korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen
tunai:
1) laba ditahan yang mencukupi,
2) kas yang memadai,
3) tindakan formal dari dewan komisaris.
a. Jenis Dividen
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat
saham adalah dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen menurut Dyckman
(2001:439) adalah sebagai berikut:
1) dividen kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya,
2) dividen properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya,
3) dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham,
4) dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan,
5) dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
b. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang
mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang.
Atmaja (1994: 351) menyatakan:
Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (earning after tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen (dividend policy).
Menurut Indriyo,dkk (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang
ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend
policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan
fluctuating dividend policy.
1) Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang
Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.
2) Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang
dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.
3) Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada
kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
c. Keputusan Dividen Dalam Praktek
Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi
perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Menurut Keown,dkk (2000:
621) antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan
adalah pembatasan hukum, posisi likuiditas, tak ada atau kurangnya sumber
pendanaan lain, kemungkinan pendapatan diramalkan, kontrol kepemilikan,
inflasi.
1) Pembatasan hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut undang-undang. Kedua, unik bagi tiap eprusahaan dan hasil dari batasan dalam kontrak utang dan saham preferen. Untuk meminimumkan resiko, investor sering kali menerapkan aturan pembatasan atas manajemen sebagai syarat investasi mereka dalam perusahaan. Batasan ini meliputi aturan bahwa dividen takkan diumumkan sebelum utang dibayar kembali. Perusahaan juga mungkin disyaratkan mempertahankan jumlah modal tertentu. Pemegang saham preferen bisa menuntut agar dividen biasa takkan dibayar jika saham preferen tidak dibayarkan.
2) Posisi likuiditas
pembayaran dividen. Posisi perusahaan saat ini dalam aset lancar, termasuk kas, pada dasarnya independen atas pos laba ditahan. Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar sukses dalam mengumpulkan kas dari operasi. Tapi dana ini biasanya kalau tidak diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk periode pendek atau digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Maka perusahaan dapat sangat untung dan tetap tak memiliki kas. Dividen tunai dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Maka, posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar dividen.
3) Tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain.
Perusahaan bisa menahan laba untuk tujuan investasi atau membayar dividen dan menerbitkan utang baru atau sekuritas modal untuk mendanai investasi. Untuk sebagian besar perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini realistis. Perusahaan ini tak memiliki akses ke pasar modal, jadi mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaankecil atau baru daripada perusahaan besar dan milik publik.
4) Kemungkinan pendapatan diramalkan.
Rasio pembayaran dividen perusahaan hingga suatu titik tergantung pada kemungkinan diramalkannya laba perusahaan sepanjang waktu. Jika pendapatan berfluktuasi jelas, manajemen tak dapat bergantung pada dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Jika laba tak dihasilkan, perusahaan bisa menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan tren pendapatan yang stabil biasanya akan membayar bagian yang besar dari pendapatannya dalam bentuk dividen. Perusahaan ini tak terlalu memerlukan ketersediaan laba untuk memenuhi kebutuhan modal di masa depan.
5) Kontrol kepemilikan
Untuk banyak perusahaan besar, kontrol melalui pemilikan saham biasa bukan masalah. Tapi, bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol suara merupakan prioritas utama. Jika pemegang saham sekarang tak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, menerbitkan saham baru tak menarik, dalam arti bahwa kontrol pemegang saham yang sekarang tak berarti. Pemilik mungkin lebih suka manajemen mendanai investasi baru dengan utang dan melalui laba daripada melalui penerbitan saham biasa baru. Pertumbuhan perusahaan ini karenanya dibatasi dengan jumlah modal utang yang tersedia dan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
6) Inflasi.
d. Indikator Kebijakan Dividen
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada
dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu
ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa.
Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono,
2003:275):
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total
yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada.
Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan
sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan
dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.
Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah
ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio atau DPR). DPR merupakan
ratio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para
pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut
(Warsono, 2003:27):
DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan
6. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi
yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di
pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Jika
pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan
saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu
menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik
(good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut
sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham
saham, dimana harga saham menjadi naik.
Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor
tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan
bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham.
Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan,
kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat
membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi
di pasar modal.
Hanafi (2004: 244) secara teoritikal membedakan pasar modal yang efisien
kedalam tiga kategori sebagai berikut:
1) Efisiensi bentuk lemah (Weak Form)
Pasar dikatakan dalam bentuk lemah jika harga mencerminkan informasi masa lampau. Implikasi dari efisiensi bentuk lemah adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi masa lampau. Hal ini menggambarkan bahwa informasi masa lampau tidak bisa dipakai untuk memprediksi harga dimasa mendatang.
2) Efisiensi bentuk setengah kuat (Semistrong Form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang dipublikasikan. Contoh informasi yang dipublikasikan adalah pengumuman laporan keuangan, penggumuman keputusan kontrak, pengumuman dividen, pengumuman peraturan tertentu, dan lainnya. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi yang dipublikasikan, dimana pada waktu informasi dipublikasikan, harga langsung berubah menyesuaikan terhadap informasi tersebut. Penyesuaian terjadi secara penuh, sehingga sesudah publikasi informasi tersebut, harga menjadi stabil lagi.
3) Efisiensi bentuk kuat (Strong Form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang bersifat pribadi, dan juga informasi lainnya (yang dipublikasikan dan masa lalu). Informasi pribadi (inside information) adalah informasi yang belum dipublikasikan. Biasanya informasi tersebut hanya beredar dikalangan orang dalam (insiders), seperti direksi-direksi perusahaan. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak bisa memperoleh keuntungan abnormal dengan menggunakan informasi dalam, dan juga semua informasi yang ada. Tentu saja bentuk efisiensi semacam ini merupakan bentuk efisiensi yang sangat ekstrim, dan barangkali masih jauh dari kenyatan.
Sendi pokok dalam gagasan dasar pasar efisien setengah kuat adalah
bahwa semua partisipan pasar mengetahui informasi publik karena inti dari
informasi yang terkandung dalam laporan arus kas ditujukan untuk
pasar (publik) pada saat yang sama, dan jika mereka sepakat dengan implikasi
tersebut terhadap volume perdagangan saham, persaingan akan menggerakkan
volume perdagangan pada pasar tersebut. Ini berarti para investor hanya bisa
berharap untuk mendapatkan keuntungan atas saham yang seimbang dengan
resikonya. Sehubungan dengan informasi akuntansi, seseorang tidak bisa
mengharapkan pasar bereaksi kecuali jika informasi tersebut berguna. Informasi
yang berguna dalam konteks ini adalah informasi yang relevan dan dapat
dipercaya bagi pihak yang berkepentingan.
Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih
banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar
(investor, kreditor).
Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak
yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat
dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan,
laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi
yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat
keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk kebijakan dividen
perusahaan dan laporan arus kas karena laporan ini merupakan bagian dari laporan
keuangan sehingga kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas seharusnya
juga berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya analisis
terhadap kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas, maka investor
diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya,
dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.
7. Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)
Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di mana
manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi
atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor (Brigham, 1999;35
dalam Susetyo, 2006). Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen
mempunyai informasi yang lebih banyak dari pada para investor (Husnan,
1996;325 dalam Susetyo, 2006).
Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.
Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi
asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan
memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat
yang akan datang (Wolk, 2000 dalam Sari, 2006). Dengan demikian, penerbitan
kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari
laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan
perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.
8. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh
devident payout ratio dan informasi arus kas terhadap volume perdagangan saham
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Sumber : Penulis, 2009 Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Fitra
Arus kas operasi dan arus kas pendanaan berpengaruh
terhadap volume perdagangan saham, sedangkan arus kas investasi
tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Arus operasi, arus kas investasi, dan arus yang tercatat di BEJ
Variabel
Pengaruh Right Issue terhadap return
Right issue tidak
berpengaruh signifikan, baikterhadap return saham
maupun volume dividend payout ratio pada perusahaan
Cash position, debt to equity ratio, dan return on asset mempengaruhi dividend
payout ratio. Dividend
payout ratio tidak
9. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Teori sinyal menyatakan bahwa pengumuman informasi akuntansi
memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa
mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan
saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan
dalam volume perdagangan saham.
Kebijakan deviden dan laporan arus kas merupakan suatu laporan yang
memuat informasi mengenai informasi deviden kas dan arus kas yang diterima
dan dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi deviden yang diterima oleh
investor, semakin tinggi pula keinginan mereka untuk menginvestasikan dana
mereka pada perusahaan tersebut. Laporan Arus kas melaporkan penerimaan kas
dan pengeluaran kas baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Informasi tersebut akan membantu menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan
yang melaporkan kas yang diterima dari penjualan barang dan jasa serta kas yang
dikeluarkan untuk membayar beban dan biaya. Semakin tinggi saldo kas bersih
dari aktivitas operasi suatu perusahaan, semakin tinggi pula keinginan investor
untuk menanamkan investasinya. Informasi arus kas investasi menunjukkan
bagaimana keadaan aktiva jangka panjang perusahaan, sedangkan informasi arus
kas pendanaan menunjukkan pembayaran dividen dan kas yang berkaitan dengan
kewajiban jangka panjang(obligasi).
Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersih menjadi berguna bagi
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (X2)
dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas. Informasi deviden
juga berguna bagi investor untuk melihat bagaimana feedback yang didapatkan
dari investasi yang ditanamkannya. Investor akan lebih mudah untuk mengambil
keputusan yang berkaitan dengan investasinya. Keputusan investor dapat
mempengaruhi jumlah saham yang dibeli. Jumlah saham yang beredar dapat
tercermin dari pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal.
Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (X3)
2. Hipotesis Penelitian
Hipótesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat
diuji secara empiris.
Variabel dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan
tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
H1 : arus kas operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
H2 : arus kas investasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
H3 : arus kas pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
H4 : dividend payout ratio berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
H5 : arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan dividend
payout ratio secara simultan berpengaruh variabel terhadap volume
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
B. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data
yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Data yg
diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang
didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya waktu mingguan, bulanan,
dan tahunan. Sumber data dalam peneliatian ini diperoleh dengan cara
men-download melalui situs
Directory).
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
mendokumentasi data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan keuangan
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan perbankan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007
dengan interval 1 tahun. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu
sebagai sampel. Dimana sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2008:73).
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2008:78). Pertimbangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2005 hingga tahun 2007
sesuai dengan ICMD, dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada
periode tersebut.
2. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan
auditan untuk tahun buku 2005-2007
3. Periode laporan keuangan berakhir tanggal 31 desember.
Setelah dipilih dengan kriteria yang sudah ditetapkan di atas didapatlah 22
perusahaan sebagai sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah
Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan
No. Nama Bank Kode
1 Bank Artha Graha International INPC
2 Bank Bumi Putera Indonesia BABP
3 Bank Central Asia BBCA
4 Bank Century BCIC
5 Bank Danamon BDMN
6 Bank Eksekuif International BEKS
7 Bank International Indonesia BNII
8 Bank Kesawan BKSW
9 Bank Lippo LPBN
10 Bank Mandiri BMRI
11 Bank Mayapada International MAYA
12 Bank Mega MEGA
13 Bank Negara Indonesia BBNI
14 Bank Niaga BNGA
15 Bank NISP NISP
16 Bank Nusantara Parahyangan BBNP
17 Bank Pan Indonesia PNBN
18 Bank Permata BNLI
19 Bank Rakyat Indonesia BBRI
20 Bank Swadesi BSWD
21 Bank UOB Buana BBIA
22 Bank Victoria BVIC
Sumber: Penulis, 2009.
F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini definisi operasional yang dikemukakan mencakup:
a. Arus kas operasi
Arus kas operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan
dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang
dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk
menggunakan saldo bersih arus kas dari operasi yang diperoleh dari selisih
arus kas keluar dan arus kas yang diterima dalam kegiatan operasi
perusahaan.
b. Arus kas investasi
Arus kas investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan
mencakup pemberian serta penagihan pinjaman, perolehan serta pelepasan
investasi dan aktiva produktif jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan saldo bersih arus kas dari investasi yang diperoleh dari selisih
arus kas keluar dan arus kas yang diterima dalam kegiatan investasi
perusahaan.
c. Arus kas pendanaan
Kegiatan pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas
pemegang saham serta mencakup perolehan kas dari kreditor dan
pembayaran kembali pinjaman, serta perolehan modal dari pemilik dan
pemberian atas investasinya. Dalam peneliian ini, penulis menggunakan
saldo bersih arus kas dari pendanaan yang diperoleh dari selisih arus kas
keluar dan arus kas yang diterima dalam kegiatan pendanaan perusahaan.
d. Dividend payout ratio
Dividend payout ratio merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk tunai selama tahun tertentu. Dividend
payout ratio (DPR) adalah persentase yang dibagi dari earning after tax.
DPR dapat dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):
e. Volume perdagangan saham
Aktivitas volume perdagangan saham dapat dilihat dengan mengambil
rata-rata volume saham yang diperdagangkan selama tahun berjalan.
1. Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan adalah:
a. Variabel independen (bebas)
Variabel independen menurut Erlina (2008 : 43) adalah “ variabel yang
dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai
hubungan positif maupun variabel bagi variabel dependen lainnya”. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi,
arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan dividend payout ratio.
b. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau terikat
oleh variabel independen. Varibel dependen dalam penelitian ini adalah
volume perdagangan saham.
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
analisis statistik, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum
melakukan pengujian hipotesis.
1. Uji Asumsi klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari
asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110).
Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis
statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari
residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas,
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data
berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal
dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi
data tidak normal dan Ha diterima. Jika data tidak normal, ada beberapa
cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto
(2004:172), yaitu:
1) dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu:
logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10,
2) lakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat
outlier,
3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers
menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan
supaya distribusinya menjadi normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan
pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
“gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas
dari autokorelasi.
Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat dideteksi dengan
menggunakan Durbin Watson statistik. Menurut Ghozali (2005: 96)
cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi
adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan
sebagai berikut:
1). Tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl
2). Tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du
3). Tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4
4). Tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
5). Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du
Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random yaitu dengan melihat
nilai probabilitasnya. Menurut Ghozali (2005: 103) bila signifikansi
>0,05 dengan α = 5% berarti residual random dan H0 diterima,
sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti residual tidak random dan
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Erlina (2007:108) menyatakan “jika varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda, maka disebut
heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel
independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat
digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain:
1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2). Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
Menurut Gozali (2005:107) ”analisis dengan grafik plots memiliki
kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan
semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu
diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil”.
Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
1). Uji Park,
2). Uji Glejser.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak terjadinya korelasi
diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya
korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang
lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak
ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah
variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama
dengan nol.
Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel
independen. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan
melihat:
1) Melihat nilai tolerance, nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,10.
2) Melihat nilai variance inflation factor (VIF), nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai VIF
< 10.
Menurut Ghozali (2005: 93) untuk matrik korelasi adanya indikasi
multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada
korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95.
Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah: (a)koefisien-koefisien regresi menjadi tidak
dapat ditaksir, (b)nilai standar error setiap regresi menjadi tak terhingga.
Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan
terdapat problem multikolinearitas.
2. Pengujian Hipotesis
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus
kas dan dividend payout ratio terhadap volume perdagangan saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan
analisis statistik, yaitu:
a. Metode Regresi Linear Berganda
Model persamaannya adalah sebagai berikut :
Y= α+β1X1+β2X2+β3X3+ β4X4+µ
Keterangan :
Y = Volume perdagangan saham.
α = Konstanta.
β1,β2,β3,β4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4
X1 = Dividend Payout Ratio
X3 = Nilai arus kas dari aktivitas pendanaan.
X4 = Nilai arus kas dari aktivitas operasi.
µ = Tingkat kesalahan pengganggu
b. Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan uji statistik t.
1. Uji t (uji secara parsial)
Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau
independent variable (Xi) apakah mempunyai pengaruh atau tidak,
terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable (Yi). Bentuk
pengujiannya adalah:
H0 : bi = 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas
dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan dividend
payout ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap
volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
Ha : bi ≠ 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas
dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan dividend
payout ratio secara parsial mempunyai pengaruh terhadap volume
Dengan menggunakan tingkat signifikan (alpha) 5% dan derajat
kebebasan (df) ≥ 20, kemudian dibandingkan ttabel dengan thitung untuk
menguji signifikansi pengaruh. Apabila nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak.
2. Uji F (uji secara serentak)
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk
pengujiannya adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0 artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus
kas dari aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan dividend
payout ratio secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap
volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi,
arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan
dividend payout ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI.
Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati Fhitung pada nilai
H. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang direncanakan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Tahapan Bulan
Penelitian Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Pencarian Data Awal V V
Pengajuan Proposal V
Bimbingan dan Perbaikan Proposal V V V
Seminar Proposal V
Analisis Data V V
Bimbingan Skripsi V V V V V
Penyelesaian Skripsi V