ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL
MA’RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
TAHUN 2009-2014
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma
(Amd,PK) dari Program Studi D III RMIK
Oleh :
Silvia Dwi Oktaviani
NIM D22.2012.01279
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2015
ii
HALAMAN HAK CIPTA
© 2015
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk :
1. Kedua Orangtuaku, kakak dan adik – adikku yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, serta nasihat yang menjadi jembatan perjalanan hidupku.
2. Om Andung dan Tante Ita yang selalu memberikan dukungan baik secara formil maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan karya Tulis Ilmiah ini.
3. Dosen Pembimbingku tercinta Bu Kriswi yang telah memberikan bimbingan dan saran. Terimakasih bu………
4. Febrian Wahyu Wibowo yang selalu memberikanku kasih sayang, kesabaran, serta dukungannya. Semoga akan menjadi seseorang yang selalu mengukir senyumku 5. Sahabat-sahabat senasib seperjuanganku, SNSD, KUPRET, Ela, Mesya, Ratna, Putri, Dady Leo,
Alika, dan seluruh keluarga D3 RMIK UDINUS , yang selalu membantu dan saling memberikan semangat, dukungan dan keceriaan di hari-hariku, tanpa kalian kekonyolan tidak akan tercipta.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Silvia Dwi Oktaviani
Tempat dan Tanggal Lahir : Sumbergede, 19 Oktober 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dusun III 56 Polos, Sumbergede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timur
Riwayat Pendidikan :
1. TK Aisyiyah Tahun 1999 - 2000
2. SD Negeri 4 Sumbergede Tahun 2000 - 2006 3. SMP Negeri 1 Sekampung Tahun 2006 - 2009 4. MAN 1 Metro Lampung Timur Tahun 2009 - 2012
5. Program Studi – DIII RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2012 - 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Analisis Deskriptif Nilai TOI Pada Bangsal Baitul Ma’ruf di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2009-2014”
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yatu :
1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Dian Nuswantoro Semarang
3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Kaprogdi DIII RMIK Universitas Dian Nuswantoro Semarang 4. Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini
5. Segenap staf dan dosen program studi DIII RMIK Universitas Dian Nuswantoro Semarang
6. Siti Maria Ulfa, SKM selaku Kepala Rawat Inap Instalasi Rekam Medis RSI Sultan Agung Semarang
7. Seluruh sstaf-staf Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang 8. Seluruh teman-teman D III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Penyusun Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka untuk itu dibutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca umumnya. Terimakasih
Semarang, 19 Juli 2015
ix
Program Studi Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2015
ABSTRAK
ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA’RUF DI RUMAH SAKIT SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2009-2014.
SILVIA DWI OKTAVIANI
75 Hal + 9Tabel + 3 Gambar + 3 Lampiran
TOI (Turn Over Internal) digunakan untuk menentukan rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak terisi pada periode tertentu atau menunjukkan selang waktu satu tempat tidur ditinggali oleh satu pasien sampai ditempati lagi oleh pasien berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi adalah pada kisaran 1-3 hari. Diketahui nilai TOI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang selama tahun 2009-2014 masih ada yang belum ideal yaitu terjadi rendahnya nilai TOI sehingga kemungkinan yang terjadi adalah risiko infeksi nosokomial. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah tempat tidur tersedia, jumlah pasien keluar, jumlah hari perawatan, periode waktu, serta menghitung nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014, maka dari data-data tersebut dapat diperoleh perbandingan nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf berdasarkan standar Barber Johnson tahun 2009-2014.
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan
Retrospektif. Data tersebut berasal dari rekapitulasi bulanan rawat inap. Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata nilai TOI per tahun bernilai kurang dari standar yaitu kisaran 1-3 hari. Hal ini menunjukkan bahwa nilai TOI belum efisien.
Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung bangsal Baitul Ma’ruf terdapat 18 tempat tidur, dengan pasien keluar hidup dan mati tertinggi pada tahun 2014 yaitu 1.494 pasien dan terendah pada tahun 2010 yaitu 1.175 pasien. Berdasarkan hari perawatan di bangsal Baitul Ma’ruf tertinggi tahun 2013 yaitu 7.649 hari dan terendah tahun 2010 yaitu 5.197 hari. perhitungan nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009 adalah 0,57 hari, tahun 2010 adalah 1,16 hari, tahun 2011 adalah 1,02 hari, tahun 2012 adalah 0,15 hari, tahun 2013 adalah -0,87 hari, dan tahun 2014 adalah -0,5 hari. Jadi pada tahun 2010 dan 2011 nilai TOI ideal karena sesuai dengan standar.
Agar nilai TOI menjadi ideal maka upaya yang dapat dilakukan adalah penambahan tempat tidur pada tahun 2015 di bangsal Baitul Ma’ruf yaitu diperlukan penambahan 10 tempat tidur. Dan dilakukan realoksi tempat tidur dibangsal yang kelebihan tempat tidur pada bangsal yang kekurangan jumlah tempat tidur dengan memperhitungkan luas ruangan dan rasio perawat dengan pasien.
Kata Kunci : TOI , Deskriptif
x
Programme Medical Records and Health Information Faculty of Health Dian University Nuswantoro Semarang 2015
ABSTRACT
DECKRIPTIVE ANALYSIS TOI VALUE ON WARD BAITUL MA’RUF IN RSI SULTAN AGUNG SEMARANG 2009-2014
SILVIA DWI OKTAVIANI
75 Pages + 8 Tables + 3 Picture + 3 Attachment
TOI (Turn Over Interval) is used to determine the average number of days a bed not filled at certain periods or shows an interval one bed empty to be occupied again by the next patient. Ideally the empty bed not filled are in the range of 1-3 days. The value of TOI in RSI Sultan Agung Semarang during the 2009-2014 were still not ideal that possible the risk of nosocomial infections. The purpose of this research was to know the number of available beds, the number of patients out, the number of days treatment, a period of time, and count the value of TOI in ward Baitul Ma’ruf 2009-2014 year, therefore this kind of data can be obtained comparison TOI value year 2009-2014 in ward Baitul Ma’ruf based on the standard of a Barber Johnson.
The type of research was descriptive with methods of observation and retrospective approach. The data derived from the monthly in-patient. The results of research shows the average value of TOI less than a standard that is the range of 1-3 days. This shows that the value of TOI were not efficient.
In RSI Sultan Agung Semarang in ward Baitul Ma’ruf there are 18 bed, the patient is out in 2014 were the highest (1.175 patients) and lowest were in 2010 (1.494 patients). Based on the days treatment in ward Baitul Ma’ruf. The highest were in 2010 (7.649) and lowest were in 2010 (5.197). The calculations TOI in ward baitul ma’ruf in 2009 was 0,57 day, in 2010 was 1,16 day, in 2011 was 1,02 day, in 2012 was 0,15 day, in 2013 was -0,87 day, and in 2014 was -0,5 day. So in 2010 and 2011 value of TOI ideal.
For being ideal, the efforts to be done is the addition of a bed in the year 2015 in ward Baitul Ma’ruf which required additional 10 beds. And performed rearrage bed in ward that excess of bed to the ward that a lack of a bed considering space with of the room and the ratio of nurses a patient.
Keywords : Turn Over Interval, Descriptive Literature : 17 units (1993-2010)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Hak Cipta ... ii
Halaman Persetujuan ... iii
Halaman Pengesahan ... iv
Halaman Persembahan ... v
Halaman Riwayat Hidup ... vi
Kata Pengantar ... vii
Abstrak ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Lampiran ... xiii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Lingkup Penelitian ... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis ... 8
B. Unit Rawat Inap... 11
xii
D. Mutu dan Pelayanan Kesehatan... 14
E. Standar Pelayanan Rawat Inap ... 15
F. Indikator Efisiensi Pelayanan Rawat Inap... 16
G. Indikator Statistik Rawat Inap ... 17
H. Sumber Data Unit Rawat Inap... 20
I. Jumlah Tempat Tidur ... 22
J. Kerangka Teori... 24
K. Kerangka Konsep... 25
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26 B. Variabel Penelitian ... 26 C. Definisi Operasional ... 27 D. Obyek Penelitian ... 27 E. Instrumen Penelitian ... 28 F. Pengumpulan Data ... 28 G. Pengolahan Data ... 28 H. Analisa Data ... 29
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit ... 30
B. Hasil Penelitian ... 41
xiii BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ... 59 B. Saran ... 61
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Melakukan Penelitian
2. Lembar Observasi Tahun 2009 – 2014
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Melakukan Penelitian
2. Lembar Observasi Tahun 2009 – 2014
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 : Jumlah Tempat Tidur Bangsal Baitul Ma’ruf 2009 – 2014 ... 42
2. Tabel 4.2 : Jumlah Pasien Keluar Hidup Mati Tahun 2009 – 2014 ... 43
3. Tabel 4.3 : Jumlah Hari Perawatan Tahun 2009 – 2014 ... 44
4. Table 4.4 : Periode Waktu Tahun 2009 – 2014 ... 45
5. Tabel 4.5 : Perhitungan TOI Bangsal Baitul Ma’ruf Tahun 2009 – 2014 ... 47
6. Tabel 4.6 : Hasil Perbandingan Nilai TOI Tahun 2009 – 2014 ... 48
7. Tabel 4.7 : Menentukan Nilai X dan Y HP Bangsal Baitul Ma’ruf... 49 8. Tabel 4.8 : Menentukan Nilai X dan Y Pasien Keluar Bangsal Baitul Ma’ruf 50
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Kerangka Teori... 24 2. Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 25 3. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rekam Medis ... 34
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.(1)
Rumah sakit berhubungan erat dengan bagian rekam medis. Rekam medis merupakan bagian penting dari seluruh pelayanan kepada pasien mulai saat kunjungan pertama hingga kunjungan-kunjungan berikutnya. Rekam medis sebagai informasi tertulis tentang perawatan kesehatan pasien, serta digunakan dalam pengelolaan dan pelayanan kesehatan, juga digunakan untuk penelitian medis dan untuk kegiatan statistik pelayanan kesehatan.(2)
Dalam rangka peningkatan mutu informasi yang berkualitas di rumah sakit perlu adanya dukungan dari beberapa faktor yang terkait. Salah satu faktor yang ikut mendukung keberhasilan upaya tersebut adalah terselenggaranya penyelenggaraan rekam medis sesuai standar yang berlaku. Rekam medis merupakan unit penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang memiliki peran penting bagi rumah sakit karena dalam sistem ini terjadi proses mengumpulkan data sampai menyampaikan informasi kepada pengguna untuk mengambil keputusan. Salah satu faktor pendukung kegiatan rekam medis adalah pembuatan laporan sensus harian pasien rawat inap yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pasien yang masuk dan keluar selama 24 jam. Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit, termasuk kegiatan rawat inap.(14)
Pengukuran kinerja rumah sakit dilakukan dengan berbagai indikator-indikator yang digunakan meliputi BOR (Bed Occupancy Ratio), LOS (Length Of
Stay), TOI (Turn Of Interval), BTO (Bed Turn Over) yang berfungsi untuk
memantau kegiatan yang ada di unit rawat inap untuk perancangan maupun laporan statistik rumah sakit.(3)
Rumah Sakit Sultan Agung Semarang merupakan rumah sakit tipe B serta sebagai rumah sakit utama pendidikan Fakultas Kedokteran Unissula dan telah terakreditasi paripurna. Rumah Sakit Islam Sultan Agung juga memperoleh predikat sebagai rumah sakit pendidikan dan merupakan tempat mendidik calon dokter umum mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula.
Salah satu pengelolaan rumah sakit yang perlu diperhatikan di unit rawat inap adalah pengelolaan tempat tidur pasien dari terisi sampai terisi berikutnya. TOI (Turn Over Interval) digunakan untuk menentukan rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak terisi pada periode tertentu atau menunjukkan selang waktu satu tempat tidur kosong sampai ditempati lagi oleh pasien berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi adalah pada kisaran 1-3 hari.
RSI Sultan Agung Semarang khususnya bangsal Baitul Ma’ruf, memiliki jumlah tempat tidur yang tersedia 18 tempat tidur. Banyaknya kunjungan pasien di bangsal Baitul Ma’ruf pada tahun 2014 sejumlah 1494 pasien. Berdasarkan perhitungan di RSI Sultan Agung Semarang terhadap nilai TOI pada bangsal Baitul Ma’ruf didapatkan -0,5 hari. Berarti nilai TOI dibangsal Baitul Ma’ruf tidak efisien karena standar nilai TOI adalah 1-3 hari. TOI = -0,5 hari berarti tidak ada jeda pemakaian tempat tidur, artinya tempat tidur langsung dipakai lagi setelah kosong.
Nilai ideal TOI adalah semakin besar angka TOI, berarti semakin lama saat menganggurnya tempat tidur yaitu semakin lama saat di mana TT tidak digunakan oleh pasien. Hal ini berarti tempat tidur semakin tidak produktif. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit. Namun semakin kecil angka TOI, berarti semakin singkat saat tempat tidur menunggu pasien berikutnya. Hal ini berarti tempat tidur bisa sangat produktif, apabila jika TOI = 0 berarti tempat tidur tidak sempat kosong 1 haripun dan segera digunakan lagi oleh pasien berikutnya.
RSI Sultan Agung Semarang TOI = -0,5 hari, hal ini bisa sangat menguntungkan secara ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit tapi bisa merugikan pasien karena tempat tidur tidak sempat disiapkan secara baik. Akibatnya, kejadian infeksi nosokomial mungkin bisa terjadi, beban kerja tim medis meningkat sehingga kepuasan dan keselamatan pasien terancam. Berdasarkan dengan pertimbangan di atas, maka nilai TOI yang disarankan yaitu antara 1-3 hari.(9)
Nilai TOI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah tempat tidurtersedia, jumlah hari perawatan dan jumlah pasien keluar (hidup dan mati). Dibandingkan dengan nilai BOR di bangsal Baitul Ma’ruf Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang selama tahun 2014 mencapai 111,52%. Hal tersebut menandakan bahwa persentase pemakaian tempat tidur melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia, dan menyebabkan nilai TOI rendah. Oleh sebab itu perlu diketahui tentang adanya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai TOI rendah guna mencapai pengelolaan bangsal yang efisien
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, nilai TOI pada bangsal Baitul Ma’ruf didapatkan -0,5 hari. Berarti nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf tidak efisien karena kurang dari standar yaitu 1-3 hari, maka dapat menimbulkan pertanyaan peneliti yaitu Bagaimana nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf RSI Sultan Agung Semarang tahun 2009-2014 ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui nilai TOI dibangsal Baitul Ma’ruf RSI Sultan Agung Semarang tahun 2009-2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah tempat tidur tersedia di bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014.
b. Mengetahui jumlah pasien keluar di bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014.
c. Mengetahui jumlah hari perawatan di bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014.
d. Mengetahui periode waktu dibangsal baitul ma’ruf tahun 2009-2014. e. Menghitung nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014.
f. Membandingkan nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf berdasarkan standar Barber Johnson tahun 2009-2014.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan masukan upaya perbaikan peningkatan mutu pelayanan rawat inap berdasarkan nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf.
2. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori yang penulis dapat dengan permasalahan yang penulis temukan sehingga dapat menambah wacana dan wawasan berfikir dalam melaksanakan pelayanan pasien yang bermutu.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian danbahan pertimbangan bagi mahasiswa DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan atau bagi pihak lainnya.
E. Ruang Lingkup 1. Lingkup keilmuan
Lingkup keilmuan yang diambil adalah lingkup rekam medis dan informasi kesehatan
2. Lingkup materi
Materi dalam penelitian ini adalah statistik rumah sakit khususnya pada selang waktu pemakaian tempat tidur rumah sakit.
3. Lingkup lokasi
Penelitian ini dilaksanakan dibangsal Baitul Ma’ruf RSI Sultan Agung Semarang.
4. Lingkup metode
Dengan menggunakan metode observasi di RSI Sultan Agung Semarang. 5. Lingkup Obyek
Obyek yang diteliti bangsal Baitul Ma’ruf adalah rekapitulasi pasien rawat inap.
6. Lingkup waktu
Penelitian direncanakan akan di laksanakan mulai bulan Juni 2015.
F. Keaslian Penelitian no Peneliti Judul penelitian Desain penelitian Variabel 1. Yeny, Rahmawati (1970) Pengaruh nilai A, O dan D Terhadap Nilai Turn Over Interval (TOI) Per Bangsal Perbulan di RS Bhayangkara Semarang Tahun 2009. Deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan cross-sectional.
1. Jumlah tempat tidur yang tersedia perbangsal perbulan.
2. Jumlah tempat tidur terisi perbangsal perbulan. 3. Jumlah pasien keluar (hidup+mati) perbangsal perbulan. 4. TOI perbangsal perbulan.
Penelitian dengan judul “ Analisis Deskriptif Nilai TOI dibangsal Baitul Ma’ruf di RSI Sultan Agung Semarang Tahun 2009-2014” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, hanya peneliti serupa yang telah ada namun lokasi yang berbeda. Peneliti tersebut adalah oleh Yeny Rahmawati tahun 2009 dengan judul “Pengaruh nilai A, O dan D Terhadap Nilai Turn Over Interval (TOI) Per Bangsal Perbulan di RS Bhayangkara Semarang Tahun 2009”. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti nilai Turn Over Interval (TOI). Sedangkan perbedaan terdapat pada lokasi penelitian yang akan saya teliti yaitu di RSI Sultan Agung Semarang, dengan variabel jumlah tempat tidur yang tersedia, jumlah pasien keluar (hidup+mati), hari perawatandan nilai TOI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.(4)
Menurut Undang – Undang no 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada Pasal 46 ayat (1) sebagai berikut :“ Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.”(5)
Menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya.(12)
2. Kegunaan Rekam Medis.
Dalam kepustakaan diketahui rekam medis memiliki 5 manfaat yang untuk mudahnya disingkat ALFRED yaitu(7):
a. Administrative Value rekam medis dapat dijadikan bahan pembuktian di pengadilan.
b. Legal Value rekam medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar oleh pasien.
c. Research Value suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isi dari rekam medis menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
d. Education Value suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isi dari rekam medis menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan ataupun referensi pengajaran di bidang profesi pengguna.
e. Documentation Value suatu berkas rekam medis memiliki nilai dokumentasi karena isi dari rekam medis menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Kegunaan Rekam Medis secara umum antara lain sebagai berikut(6):
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian dan pendidikan.
g. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.
3. Tujuan Dibuatnya Rekam Medis
Tujuan dibuatkanya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib administrasi dirumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pembuatan rekam medis dirumah sakit bertujuan untuk mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dari pasien mengenai catatan atau dokumen yang akurat dan kuat dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit di masa lalu dan
sekarang juga pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan.(6)
B. Unit Rawat Inap
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan secara komprehensif untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh pasien, dimana unit rawat inap merupakan salah satu review center rumah sakit sehingga tingkat kepuasan pelanggan atau pasien bisa dipakai sebagai salah satu indikator mutu pelayanan.
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan rumah bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap dan mengalami tingkat transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang.(11)
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah
pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan rumah bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap dan mengalami tingkat transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang.(8)
Deskripsi pokok kegiatan URI dalam pelayanan rekam medis :
a. Menerima pasien beserta admission note, DRM rawat inap lengkap dengan formulir rekam medis yang sesuai dengan penyakit pasien. b. Menandatangani serah terima yang sesuai dengan penyakit pasien. c. Mencatat hasil-hasil pelayanan klinis meliputi pelayanan medis oleh
dokter ke dalam formulir rekam medis dan pelayanan keperawatan oleh perawat pada formulir rekam medis asuhan keperawatan segera setelah selesai pelayanan.
d. Bila dirujuk ke IPP, membuat surat perintah atau surat permintaan pemeriksaan penunjang sesuai pemeriksaan yang dikehendaki. e. Menempatkan hasil pemeriksaan penunjang pada formulir
penempelan formulir hasil pemeriksaan penunjang atau dilampirkan pada folder DRM rawat inap pasien yang bersangkutan.
f. Bila dirujuk ke pelayanan khusus (OK, VK, atau intensif), mencatat/menulis perintah tersebut pada formulir perjalanan penyakit rawat inap.
g. Melampirkan semua formulir rekam medis hasil pelayanan dari ruangan pelayanan khusus tersebut pada folder DRM rawat inap pasien yang bersangkutan.
h. Bila dikonsultasikan ke dokter lain, mencatat/menulis pada formulir konsultasi.
i. jumlah dan mutasi pasien rawat inap ke dalam formulir SHRI setiap hari pada pukul tertentu sesuai dengan cut of time.
C. Statistik Rumah Sakit
Statistik rumah sakit yaitu statistik yang bersumber pada data rekam medis, sebagai informasi kesehatan yang digunakan untuk memperoleh kapasitas bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis dalam pengambilan keputusan.(6)
Statistik rumah sakit yaitu statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta danpengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit.(9)
Dalam pelayanan pasien di rumah sakit, data dikumpulkan setiap hari dari pasien rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Data tersebut berguna untuk memantau perawatan pasien setiap hari, minggu, bulan, dan lain-lain. Informasi dari statistik rumah sakit digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain(9):
a. Perencanaan, pemantauan pendapatan dan pengeluaran dan pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.
D. Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan adalah hasil akhir atau out come dari interaksi dan ketergantungan antara berbagai aspek, komponen, atau unsur organisasi pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem. Hubungan dan aspek-aspek dalam pelayanan kesehatan cara-cara peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat melalui pedekatan institusional atau individu.
Menurut Profesor A. Donabedian, ada tiga pendekatan evaluasi atau penilaian mutu, yaitu dari aspek :
a. Struktur
Meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi, dan manajemen keuangan, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya yang difasilitas kesehatan.
b. Proses
Adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara professional oleh tenaga kesehatan (misalnya dokter, perawat, dan tenaga profesi lain) dan interaksi dengan pasien.
c. Out come
Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan professional terhadap pasien.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara , yaitu : 1) Meningkatan mutu dan kuantitas sumber daya, tenaga, biaya,
dengan menggunakan teknologi tinggi atau dengan kata lain meningkatkan input atau struktur.
2) Memperbaiki metode dan penempatan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan.(15)
E. Standar Pelayanan Rumah Sakit
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat, maka tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan semakin nyaman semakin mendesak. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, diperlukan suatu standar pelayanan yang baku.
Standar pelayanan rumah sakit terdiri dari 2 hal, yaitu : 1. Standar pelayanan rumah sakit, meliputi :
a. Administrasi dan manajemen b. Pelayanan medis
c. Pelayanan gawat darurat d. Kamar operasi
e. Pelayanan intensif
f. Pelayanan perinatal risiko tinggi g. Pelayanan keperawatan
h. Pelayanan anastesi i. Pelayanan radiologi
j. Keselmatan kerja, kebakaran, kewaspadaan bencana k. Pemeliharaan sarana
m. Pengendalian infeksi di rumah sakit n. Pelayanan sentralisasi sentral o. Pelayanan gizi
p. Pelayanan medis q. Pelayanan laborat
2. Standar Pelayanan Medis
Yaitu suatu pedoman yang dijalankan untuk meningkatkan mutu menjadi semakin efektif dan efisiensi. Efisiensi pelayanan medis tercermin dari tingkat jumlah hari pasien rawat inap dirumah sakit. Angka rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang tinggal dirumah sakit tidak termasuk bayi lahir di rumah sakit, merupakan informasi yang penting untuk menilai atau mengevakuasi efisensi pelayanan yang diberikan.(16)
F. Indikator Efisiensi Pelayanan Rawat Inap
Efisiensi pelayanan medis adalah setiap pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan semua pemakaian jasa pelayanan kesehatan yang menyelenggarakannya sesuai dengan standar kode etik profesi yang telah ditetapkan.(17)Indikator efisiensi pel unit rawat inap :
1. Av LOS ( Average Length Of Stay) adalah rata-rata jumlah hari pasien rawat inap tinggal dirumah sakit, tidak termasuk bayi lahir di rumah sakit dalam suatu periode dengan standar pencapaian 3-12 hari.
2. TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi adalah pasien keluar atau meninggal dan pasien masuk dengan standar pencapaian 1-3 hari.
3. Rasio hari perawatan dengan perawatan rawat inap.
G. Indikator Statistik Rawat Inap 1. BOR ( Bed Occupancy Rate)
Bed Occupancy Rate merupakan angka yang menunjukkan presentase
penggunaan tempat tidur diunit rawat inap dalam periode tertentu. Standar nilai ideal BOR berdasarkan Barber Johnson yaitu 75% - 85%.
Keterangan :
O : Jumlah TT yang terpakai ( 100% ) HP : Hari Perawatan
A : Available (Kapasitas tempat tidur) t : periode waktu
2. LOS ( Length Of Stay )
Lama di rawat adalah jumlah hari berdasarkan kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari rumah sakit (discharge). Standar nilai ideal LOS berdasarkan Barber Johnson yaitu 3 – 12 hari.
BOR =
OKeterangan :
HP : Hari Perawatan
D : Jumlah pasien keluar hidup dan mati
3. TOI ( Turn Over Interval)
Angka Turn Over Interval menunjukkan rata – rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak ditempati untuk perawatan pasien dimana mulai dari tempat tidur kosong sampai terisi kembali oleh pasien berikutnya. Standar nilai ideal TOI berdasarkan Barber Johnson yaitu 1 – 3 hari.
Keterangan :
A : Available (kapasitas tempat tidur) O : Jumlah TT yang terpakai ( 100% ) t : Periode waktu
D : Jumlah pasien keluar hidup dan mati
LOS=
HPD
4. BTO ( Bed Turn Over )
Angka Bed Turn Over menunjukkan rerata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam periode tertentu. Standar nilai ideal BTO berdasarkan Barber Johnson yaitu 30 pasien.[11]
Keterangan :
D : Jumlah pasien keluar hidup dan mati A : Avalaible (Kapasitas tempat tidur)
5. Grafik Barber Johnson
a. Makna Grafik Barber Johnson
1) Makin dekat grafik BOR dengan “Y” ordinat, maka BOR makin tinggi.
2) Makin dekat dengan grafik BTO dengan titik sumbu,
discharges dan deaths per available (BTO) menunjukkan
semakin tinggi jumlahnya.
3) Jika rata – rata TOI tetap, tetapi LOS berkurang, maka BOR akan menurun.
4) Bila TOI tinggi, kemungkinan disebabkan organisasi yang kurang baik, kurangnya permintaan akan tempat tidur atau kebutuhan tempat tidur, TOI tinggi dapat diturunkan dengan
mengadakan perbaikan organisasi tanpa mempengaruhi LOS.
5) Bertambahnya LOS disebabkan karena keterlambatan administrasi di rumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan kepada pasien atau kebijakan di bidang medis.
b. Kegunaan Grafik Barber Johnson 1.) Sebagai alat bantu perbandingan. 2.) Sebagai alat bantu untuk menganalisa.
3.) Sebagai alat bantu menyajikan laporan rumah sakit. 4.) Sebagai alat bantu pengambilan keputusan.[6]
H.Sumber Data Unit Rawat Inap 1. Sensus Harian Rawat Inap
a. Pengertian
Sensus harian rawat inap menunjukkan jumlah pasien yang dirawat inap pada saat dilakukan penghitungan sensus ditambah dengan jumlah pasien admisi setelah dilakukan sensus yang lalu dan pulang sebelum dilakukannya sensus berikutnya.[13]
b. Kegunaan
1) Mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar rumah sakit, meninggal di rumah sakit.
2) Mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.
2. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap a. Pengertian
Rekapitulasi sensus harian rawat inap adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap setiap hari yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap.
b. Kegunaan
1) Mengetahui jumlah pasien dirawat inap pada hari yang bersangkutan.
2) Mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.
3) Merupakan data dasar mengenai pasien dirawat pada hari yang bersangkutan yang harus segera dikirim kepada direktur rumah sakit, bidang perawatan dan unit lain yang membutuhkan.
3. Rekapitulasi Bulanan Pasien Rawat Inap b. Pengertian
Rekapitulasi bulanan rawat inap adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekapjumlah pasien rawat inap selama sebulan yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap. c. Kegunaan
1) Mengetahui jumlah pasien dirawat selama sebulan. 2) Mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur selama
1. Hari Perawatan
Hari perawatan (patient day) merupakan jumlah pasien yang ada saat sensus dilakukan ditambah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama pada hari sensus diambil. Jadi sama dengan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur dalam periode waktu 24 jam. Angka ini juga menunjukkan beban kerja unit perawatan yang bersangkutan dalam suatu periode waktu.
Jumlah hari perawatan (total patient day) menunjukkan jumlah hari perawatan dari setiap hari dalam periode waktu tertentu. Angka ini bisa didapatkan dari formulir sensus. Yang dimaksud dengan periode masa 24 jam yaitu periode waktu di antara waktu pelaksanaan sensus pada dua hari yang berurutan.(9)
I. Jumlah Tempat Tidur[9]
1. Tempat tidur yang tersedia/Available beds.
Tempat tidur tersedia istilah ini menunjukkan jumlah tempat tidur (TT) yang tersedia di bangsal perawatan dan siap digunakan sewaktu-waktu untuk pelayanan rawat inap. Jumlah ini merupakan total jumlah tempat tidur yang sedang dipakai maupun yang masih kosong.
Jumlah tempat tidur yang tersedia di suatu rumah sakit merupakan total dari jumlah tempat tidur yang tersedia di masing-masing bangsal perawatan. Tempat tidur yang tersedia di ruang pemulihan (recovery room) di ruang pesalinan, di ruang tindakan, di gudang, di bengkel, dan diruang gawat darurat tidak dihitung sebagai
jumlah tempat tidur tersedia.Tempat tempat tidur yang ditambahkan dan digunakan pada keadaan darurat.
Bassinet (tempat tidur untuk bayi baru lahir) dihitung terpisah dari tempat tidur biasa. Jumlah tempat tidur yang tersedia disebut juga
Available bed dan sering disimbolkan dengan huruf A.
2. Tempat Tidur yang Terpakai/Occupancy beds.
Selain menentukan jumlah tempat tidur tersedia(A), perlu juga menghitung dan menentukan jumlah tempat tidur yang terisi atau terpakai. Pada perinsipnya, jumlah tempat tidur terpakai adalah sejumlah tempat tidur yang sedang digunakan untuk merawat pasien yang telah terdaftar melalui proses admisi (proses pendaftaran pasien rawat inap).
Jumlah tempat tidur terpakai dapat diketahui melalui kegiatan sensus pasien. Jumlah tempat tidur terpakai pada satu periode hari sensus akan sama dengan jumlah hari perawatan pada periode hari tersebut.
Rerata jumlah tempat tidur terpakai (disebut juga Occupied beds dan disimbolkan dengan huruf O), dihitung dengan cara menunjukkan tempat tidur tersedia pada setiap harinya selama suatu periode lalu dibagi dengan jumlah hari dalam periode tersebut.(9)
J. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut diatas, maka dapat disimpulkan mengenai kerangka teori tersebut sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Teori URI
SHRI
Rekapitulasi pasien rawat inap 1. Jumlah tempat tidur 2. Jumlah hari perawatan 3. Jumlah pasien keluar (H+M) 4. Periode Waktu Ukuran A,HP,t,D,O Standar Efisiensi Baber Johnson LOS TOI Indikator RS BOR LOS TOI BTO
K. Kerangka Konsep
Bedasarkan kerangka teori, maka dapat disimpulkan menjadi kerangka konsep sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konsep R Rekapitulasi Pasien Rawat Inap
di bangsal Baitul ma’ruf - Jumlah TT tersedia - Jumlah pasien keluar
hidup dan mati - HP
- Periode Waktu
TOI dibandingkan dengan standar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti bersifat deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian sesuai dengan pengamatan untuk menghasilkan gambaran yang jelas. Metode yang digunakan adalah observasi yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung di lapangan dengan pendekatan retrospektif yaitu menganalisa variabel penelitian yang dilakukan di masa lalu.
B. Variabel Penelitian
1. Rekapitulasi pasien rawat inap a. Pasien keluar hidup dan mati b. Hari perawatan
c. Jumlah TT Tersedia d. Periode Waktu 2. TOI
C. Definsi Operasional
No Nama Variabel Definisi Operasional 1. Rekapitulasi
pasien rawat inap
formulir standar untuk membuat rekapitulasi pasien Rawat Inap setiap bulan yang kemudian dijumlahkan untuk setiap triwulan di bangsal Baitul
Ma’ruf RSI Sultan Agung Semarang. 2. Jumlah pasien
keluar (hidup+mati)
Jumlah pasien yang keluar baik hidup dan mati yang telah mendapat perawatan di bangsal Baitul Ma’ruf di RSI Sultan Agung Semarang.
3. Hari perawatan Hari perawatan adalah jumlah hari perawatan seluruh pasien pada bangsal Baitul Ma’ruf periode waktu tertentu yang bersumber pada rekapitulasi bulanan pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang.
4. Jumlah TT tersedia
Jumlah TT tersedia adalah jumlah TT siap pakai pada bangsal Baitul Ma’ruf yang bersumber pada rekapitulasi bulanan pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang.
5. Periode Waktu Periode waktu adalah jumlah hari efektif dalam satu periode waktu tertentu
5. TOI TOI adalah hasil perhitungan yang menunjukkan jumlah hari sebuah TT mulai kosong sampai terisi kembali yang diperoleh gengan rumus :
TOI = (A – O )
D. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah berupa rekapitulasi bulanan statistik rawat inap tahun 2009-2014.
E. Instrument Penelitian
Pedoman observasi yang berisi tabeluntuk mencatat data berupa jumlah hari perawatan pasien di bangsal Baitul Ma’ruf, jumlah pasien keluar hidup dan mati di bangsal Baitul Ma’ruf, tempat tidur tersedia dibangsal Baitul Ma’ruf, dan periode waktu yang digunakan untuk menghitung nilai TOI pada bangsal Baitul Ma’ruf di RSI Sultan Agung Semarang tahun 2009-2014.
F. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi secara langsung terhadap data sekunder yaitu rekapitulasi bulanan yang meliputi data tentang jumlah hari perawatan, jumlah tempat tidur, jumlah hari efektif dan jumlah pasien keluar hidup dan mati.
G. Pengolahan Data
Data dari hasil observasi yang telah diperoleh, kemudian dikelompokkan ke dalam tabel untuk mempermudah analisis. Beberapa pengolahan data yang dilakukan adalah :
1. Melakukan analisa dan perhitungan data rawat inap berdasarkan data jumlah hari perawatan, jumlah tempat tidur, jumlah pasien keluar hidup dan mati, jumlah hari efektif pelayanan pada tahun 2009-2014 di bangsal Baitul Ma’ruf.
H. Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan analisis secara deskriptif pada hasil perhitungan nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014 dengan membandingkan standar Barber Johnson.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Rumah Sakit Islam Sultan Agung pada awal berdirinya merupakan Health
Centre yang pada perkembangan selanjutnya ditingkatkan menjadi
Rumah Sakit, yaitu Rumah Sakit Sultan Agung atau Medical Centre Sultan Agung pada tanggal 23 Oktober 1975. Tahun 2002 dengan makin tingginya tingkat kepercayaan umat, Rumah Sakit Islam Sultan Agung melakukan perbaikan disegala segi baik dari segi fisik Rumah Sakit maupun pelayanan yang diberikan. Dengan tujuan untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat pengguna.
Kegiatan pelayanan mulai dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1971 adapun pelayanannya meliputi poliklinik umum, poliklinik KIA dan KB. Rumah Sakit Islam Sultan Agung terletak di Jl. Raya Kaligawe Km.4 yang berdekatan dengan terminal Terboyo dan pusat pertumbuhan industri (LIK dan Terboyo Industrial Park), dibangun pada tahun 1970 dan pada tahun 1971, kemudian diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum pada tanggal 23 Oktober 1973 dengan SK dari Menteri kesehatan nomor I 024/Yan Kes/I.O.75 tertanggal 23 Oktober 1975 diresmikian sebagai Rumah Sakit Tipe B, serta sebagai Rumah Sakit Utama Pendidikan Fakultas Kedokteran Unissula dan telah terakreditasi Paripurna, Rumah Sakit Islam Sultan Agung juga memperoleh predikat sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan merupakan tempat mendidik calon dokter umum
mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan No HK.05/III/1299/11 tertanggal 1 Mei 2011.
Dengan berbekal motto "mencintai Allah dan menyayangi sesama" Rumah Sakit Islam Sultan Semarang menorehkan banyak pengabdian untuk masyarakat. Motto tersebut juga melandasi Rumah Sakit Islam Sultan Agung untuk jauh lebih berkembang menuju sesuatu yang lebih baik. Baik perubahan secara fisik, (perkembangan rumah sakit) dan perubahan yang lebih diarahkan kepada pembangunan spiritual.
2. Visi, Misi, Moto, Makna dan Nilai Kerja a. Visi
Rumah Sakit Islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan pembangunan peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selmat menyelamatkan dijiwai semangat mencintai.
2) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun generasi khaira ummah.
3) Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sehat yang dirahmati Allah.
c. Moto
d. Makna Kerja ( Meaning )
Berkhidmat menyelamatkan manusia e. Nilai Kerja
Integritas, Professional, Kasih saying, Kerjasama, Inovatif
3. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit a. Rawat Jalan
1) Poliklinik spesialis anak
2) Poliklinik spesialis kebidanan dan kandungan
3) Poliklinik spesialis bedah (urologi, degistif, orthopedic, onkologi, bedah syaraf, bedah thorax)
4) Poliklinik spesialis penyakit dalam 5) Poliklinik spesialis kulit dan kelamin 6) Poliklinik spesialis syaraf
7) Poliklinik spesialis mata 8) Poliklinik spesialis THT 9) Poliklinik spesialis jiwa
10) Poliklinik spesialis gigi dan mulut 11) Poliklinik spesialis umum
12) Hemodialisa 13) Poli Gakin
b. Rawat Inap
1. Ruang Firdaus : VVIP dan VIP 2. Ruang Adn : VIP A/B
3. Ruang Naim : VIP A/B
4. Ruang Ma’wa : VIP A/B, Kelas I dan II 5. Ruang Darrussalam : Kelas I
6. Ruang B. Ma’ruf : VIP A/B
7. Ruang B. Syifa : VIP A/B dan Kelas I 8. Ruang B. Athfal : VIP A/B, Kelas I, II dan III 9. Ruang B. Nisa 1 : Kelas III
10. Ruang B. Nisa 2 : Kelas I, II dan III 11. Ruang B. Izzah 1 : Kelas I, II dan III 12. Ruang B. Izzah 2 : Kelas I, II dan III 13. Ruang B. Salam 1 : Kelas III
14. Ruang B. Salam 2 : Kelas I, II dan III 15. Ruang B. Rijal : Kelas I dan III 16. Ruang DarulMuqomah : VIP A/B dan Kelas I 17. Ruang Peristi
18. Ruang ICU
c. Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
Pelayanan yang diberikan berdasarkan kegawat daruratan pasien dilayani oleh tenaga-tenaga professional. Dapat dilakukan observasi di ruang IGD. Konsultasi dokter spesialis selama 24 jam.
d. Unit Penunjang 1) Radiologi a) Radiologi b) USG c) Mobile x ray d) CT scan e) USG 4D 2) Laboratorium a) Hematologi b) Kimia klinik c) Bakteriologi d) Parasitologi e) Serologi f) Urinanalisa g) Narkoba h) Tes HIV i) Patologi anatomi j) Bank darah
B. Gambaran Khusus Institusi
1. Struktur Organisasi rekam Medis RSI Sultan Agung Semarang (Terlampir)
2. Tugas Pokok dan Fungsi Unit Rekam Medis a. Kepala Instalasi Rekam Medis
Kepala Instalasi Rekam Medis adalah kapala bidang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengorganisir, melaksanakan dan memantau kegiatan di Instalasi Rekam Medis, berpendidikan formal Dokter atau S1 Rekam Medik dengan masa kerja minimal 2 tahun dan memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1) Tanggung Jawab
Secara administratif dan struktural bertanggung jawab kepada Direktur Pelayanan dan Manajer Penunjang Medis dalam melaksanakan tugasnya.
2) Wewenang
a) Memberikan masukan kepada atasasn
b) Mengarahkan, membimbing dan menegur bawahan c) Memberi penilaian DP3 bawahan
d) Menolak hasil kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan e) Meminta kelengkapan data dan informasi kepada unit kerja
terkait
f) Merekomendasi ijin dan atau menyetujui cuti bawahan 3) Hasil Kerja
a) Rencana kerja bidang pelayanan Rekam Medik b) Standart Operational Prosedur ( SOP ) Rekam Medik c) Laporan Rekam Medik
e) Analisa, evaluasi dan rekomendasi data kegiatan Rekam Medik
f) Laporan hasil DP3
g) Laporan pelaksanaan program kerja bulanan, semester dan tahunan
b. Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Petugas pendaftaran pasien rawat jalan memiliki tugas pokok antara lain :
1) Penerimaan pendaftaran pasien dan kegiatan pencatatan identifikasi pasien serta wawancara terhadap pasien yang akan berobat
2) Melakukan tugas pendaftaran pasien rawat jalan dengan melakukan wawancara, memasukkan (entry) data pasien sesuai formulir data pribadi yang telah diisi pasien / keluarga pasien
3) Menyediakan formulir bagi pasien yang baru pertama kali berobat (pasien baru)
4) Mengarahkan pasien ke Unit Rawat Jalan atau poliklinik sesuai dengan keluhan pasien
5) Memberikan informasi pelayanan di Rumah sakit bagi yang membutuhkan
c. Petugas Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
Petugas Pendaftaran Pasien Gawat Darurat memiliki tugas pokok antara lain :
1) Penerimaan pendaftaran pasien dan kegiatan pencatatan identifikasi pasien serta wawancara terhadap pasien yang akan berobat di Instalasi Gawat Darurat
2) Melakukan tugas pendaftaran pasien dengan melakukan wawancara, memasukkan (entry) data pasien sesuai formulir data pribadi yang telah diisi pasien / keluarga pasien
3) Menyediakan formulir bagi pasien yang pertama kali berobat (pasien baru)
4) Mengarahkan keluarga pasien untuk menunggu di tempat yang telah disediakan dan menunggu panggilan selanjutnya guna di wawancara perihal kondisi pasien sebelum dibawa ke IGD
5) Memberikan informasi pelayanan di Rumah sakit bagi yang membutuhkan
d. Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Inap memiliki tugas pokok antara lain :
1) Penerimaan pendaftaran pasien dan kegiatan pencatatan identifikasi pasien berdasarkan Admission Note yang diberikan oleh dokter baik dari Rawat Jalan maupun Gawat Darurat
2) Bersama Keluarga Pasien menentukan ruang dan kelas perawatan yang dituju
3) Menjelaskan Tarif serta fasilitas pada masing – masing bangsal kepada pasien atau keluarga pasien
4) Memberikan informasi pelayanan di Rumah sakit bagi yang membutuhkan
e. Petugas Assembling
Petugas Assembling memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1) Menerima pengembalian Dokumen Rekam Medis dari URJ, URI dan IGD
2) Meneliti kelengkapan isi dan merakit kembali urutan formulir Rekam Medik
3) Memintakan kelengkapan diagnosa kepada dokter yang merawat
4) Mencatat dan mengendalikan DRM yang isinya belum lengkap dan secara periodik melaporkan kepada kepala Rekam Medik mengenai ketidaklengkapan isi DRM dan petugas yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan isi tersebut
5) Mengendalikan penggunaan formulir – formulir Rekam Medik dan secara periodik melaporkan kepada kepala Rekam Medik mengenai jumlah dan jenis formulir yang telah digunakan.
f. Petugas Koding / Indeksing
Petugas Koding / Indeksing memiliki tugas pokok sebagai berikut : 1) Mengkode penyakit dan tindakan yang ditulis dokter dengan
nomor kode yang sesuai dengan ICD 10 dan ICD 9 CM 2) Menerima Dokumen Rekam Medis dari fungsi Assembling 3) Mencari kode diagnosa penyakit sesuai dengan ICD 10 dan
tindakan atau prosedur dengan ICD 9 CM
4) Menganalisa atau mencari diagnosa penyakit jika dalam DRM belum terdapat diagnosa
5) Mencari kata – kata yang tidak jelas di kamus kedokteran 6) Meneliti, mengoreksi dan input data kode ICD 10, ICD 9 CM
yang tertulis di DRM rawat inap
7) Input data pasien (dari tanggal masuk sampai tanggal keluar, diagnosa utama, diagnose komplikasi, serta tindakan atau operasi bila ada) dengan program iHealth dan membuat TXT dari grouping CBG setiap harinya
8) Input data sensus harian
9) Melengkapi berkas klaim yang terkait dengan rekam medis
g. Analising / Reporting
Analising / Reporting memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1) Setiap tribulan menyusun laporan RL.1 berdasarkan rekapitulasi dan data tambahan lain yang diperlukan
2) Setiap bulan menyususn laporan RL.2a dan RL.2b berdasarkan indeks penyakit
3) Setiap tahun menyusun RL.3 berdasarkan data dari bagian tata usaha, perlengkapan
4) Setiap tahun menyusun RL.4 berdasarkan data dari bagian kepegawaian
5) Mengirimkan laporan Rumah Sakit berdasarkan peraturan Departemen Kesehatan
6) Membuat analisis dan laporan untuk keperluan manajemen Rumah Sakit
h. Filling
Filling rawat jalan memiliki tugas pokok sebagai berikut : 1) Menerima DRM rawat jalan dari piliklinik
2) Menyimpan DRM dengan metode terminal digit filing
3) Menyediakan DRM untuk keperluan pelayanan dan pendidikan (mahasiswa) yang menggunakan tracer
4) Melakukan retensi dan penyortiran DRM rawat jalan menjadi dokumen aktif dan inaktif
5) Bersama tim pemusnah melakukan pemusnahan formulir
Filing rawat inap memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1) Menerima dokumen rekam medis dari bagian koding / indeksing.
2) Menyiapkan DRM dengan metode Terminal Digit Filing
3) Menyediakan DRM untuk keperluan pelayanan dan pendidikan (mahasiswa) yang menggunakan tracer
4) Melakukan retensi dan penyortiran DRM rawat jalan menjadi dokumen aktif dan inaktif
5) Bersama tim pemusnah melakukan pemusnahan formulir
i. Visum et Repertum dan Asuransi
1) Menerima permintaan untuk kepentingan visum dan asuransi 2) Membantu pembuatan hasil visum dan untuk asuransi
C. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Bangsal Baitul Ma’ruf
Bangsal Baitul Ma’ruf merupakan bangsal campuran dewasa untuk kelas VIP B kecuali untuk penyakit jiwa. Dengan ruangan yang cukup nyaman di sertai dengan ac yang memadai, lemari untuk penunggu, tv, kamar mandi dalam, serta terdapat juga sofa dan bad penunggu. Bangsal Baitul Ma’ruf pada tahun 2009 memiliki 17 tempat tidur kemudian diawal tahun 2010-2014 dilakukan penambahan 1 tempat tidur menjadi 18 tempat tidur.
a. Jumlah tempat tidur tersedia (A)
Data jumlah tempat tidur yang tersedia dibangsal Baitul Ma’ruf diperoleh dari rekapitulasi bulanan dan tahunan pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, seperti tercantum dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Jumlah Tempat Tidur di Bangsal Baitul Ma’ruf Tahun 2009-2014
Tahun Jumlah tempat tidur (A)
2009 17 2010 18 2011 18 2012 18 2013 18 2014 18
Berdasarkan tabel 4.1, dapat kita lihat pada tahun 2009 bangsal Baitul Ma’ruf memiliki 17 tempat tidur dan pada tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami penambahan 1 tempat tidur menjadi 18 tempat tidur.
b. Jumlah pasien keluar hidup dan mati (D)
Jumlah pasien keluar hidup dan mati diperoleh dari rekapitulasi bulanan dan tahunan pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, seperti tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2
Jumlah Pasien Keluar Hidup dan Mati di Bangsal Baitul Ma’ruf Tahun 2009-2014
Tahun Pasien keluar
Hidup Mati < 48 jam Mati >48 jam
2009 1.303 0 0 2010 1.174 1 0 2011 1.246 1 1 2012 1.355 2 0 2013 1.438 0 1 2014 1.492 2 0
Berdasarkana tabel 4.2, dapat dilihat jumlah pasien keluar hidup dan mati pada Bangsal Baitul Ma’ruf terbanyak adalah tahun 2014, sedangkan paling sedikit adalah tahun 2010.
c. Jumlah hari perawatan (HP)
Data jumlah hari perawatan (HP) di Bangsal Baitul Ma’ruf di peroleh dari rekapitulasi bulanan dan tahunan pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, seperti tercantum dalam table di bawah ini :
Tabel 4.3
Jumlah Hari Perawatan di Bangsal Baitul Ma’ruf Tahun 2009-2014 Tahun Jumlah hari perawatan (HP)
2009 5.479 2010 5.197 2011 5.282 2012 6.373 2013 7.849 2014 7.327
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat jumlah hari perawatan terbanyak di Bangsal Baitul Ma’ruf adalah tahun 2013, sedangkan paling sedikit adalah tahun 2010.
d. Periode waktu
Tabel 4.4
Periode Waktu di Bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014
Tahun Periode waktu (t)
2009 366 2010 365 2011 365 2012 366 2013 365 2014 365
Berdasarkan tabel 4.4, periode waktu rata-rata adalah 365 hari namun pada tahun 2009 dan 2012 periode waktu 366 hari karena merupakan tahun kabisat.
e. Langkah-langkah Menghitung Nilai TOI pada Bangsal Baitul Ma’ruf Tahun 2009-2014.
1) Perhitungan Nilai TOI di Bangsal Baitul Ma’ruf Tahun 2009 TOI= ( − ) × =(17 − 14,96) × =(2,04) × (0,28) = 0,57 hari Keterangan : A : kapasitas TT
O : jumlah TT yang terpakai ( )
=( ) = ( ) = 14,96
t : periode waktu
Tabel 4.5
Perhitungan TOI Menurut Bangsal Baitul Ma’ruf Tahun 2009-2014
Tahun TOI (hari)
2009 0,57 hari 2010 1,16 hari 2011 1,02 hari 2012 0,15 hari 2013 -0,87 hari 2014 -0,5 hari
Berdasarkan tabel 4.5, nilai TOI yang tidak efisien yaitu tahun 2009, 2012, 2013, dan 2014. Sedangkan tahun 2010 dan 2011 sudah efisien sesuai dengan standar.
f. Perbandingan nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf bedasarkan standar Barber Jonhson tahun 2009-2014
Tabel 4.6
Hasil perbandingan nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf berdasarkan standar Barber Jonhson
Tahun Hasil
perhitungan nilai TOI
Standar TOI Hasil analisa
2009 0,57 hari 1-3 hari Tidak sesuai
2010 1,16 hari 1-3 hari Sesuai
2011 1,02 hari 1-3 hari Sesuai
2012 0,15 hari 1-3 hari Tidak sesuai 2013 -0,87 hari 1-3 hari Tidak sesuai 2014 -0,5 hari 1-3 hari Tidak sesuai
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat hasil perbandingan nilai TOI yang sesuai dengan standar yaitu tahun 2010 dan 2011, karena hasil perhitungan nilai TOI yang didapat sesuai dengan standar yaitu 1-3 hari. Sedangkan tahun 2009, 2012, 2013, dan 2014 tidak sesuai karena hasil perhitungan nilai TOI kurang dari standar.
g. Perhitungan Penambahan Tempat Tidur pada Bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2014 dan 2015.
Perhitungan untuk mencari jumlah tempat tidur yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus TOI=1 dan TOI=3. Menghitung jumlah tempat tidur yang dibutuhkan pada bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2015
1) Mengetahui jumlah HP 5 (lima) tahun dan menentukkan nilai Y dan X Perhitungan yang dilakukan untuk Bangsal Baitul Ma’ruf
Tabel 4.7
Menentukan Nilai X dan Y HP di Bangsal Baitul Ma’ruf
Tahun Y X XY X2 2010 5197 -2 -10394 4 2011 5282 -1 -5282 1 2012 6373 0 0 0 2013 7849 1 7849 1 2014 7327 2 14654 4 Jumlah 32028 0 6827 10
a) Menentukan nilai a dan b dimanaa = danb = =∑ = = 6405,6 =∑∑ = = 682,7 b) Menghitung Y = a + bx Y = 6405,6 + 682,7(3) Y = 6405,6 + 2048,1 Y = 8453,7 Y = 8453 hari
Dari perhitungan tersebut di ketahui prediksi jumlah hari perawatan (HP) untuk Bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2015 sebanyak 8.453 hari.
a. Prediksi Jumlah Pasien keluar hidup dan mati (D) 5 tahun dan menentukan nilai Y dan X
Tabel 4.8
Menentukan Nilai Y dan X D di Bangsal Baitul Ma’ruf
Tahun Y X XY X2 2010 1.175 -2 -2.350 4 2011 1.248 -1 -1.248 1 2012 1.357 0 0 0 2013 1.439 1 1.439 1 2014 1.494 2 2.988 4 Jumlah 6.713 0 829 10
a) Menentukan nilai a dan b dimana a = danb = =∑ = = 1342,6pasien =∑∑ = = 82,9 pasien b) Menghitung Y = a + bx Y = 1342,6 + 82,9(3) Y = 1342,6 + 248,7 Y = 1591,3 Y= 1.591 pasien
i. Menghitung kebutuhan tempat tidur menggunakan TOI=1 TOI = (O – A)
1= (A – ( ) ( )
1= (A - ( , ) (
, )
1= 0,23 A (- 23,16 X 0,23) 1= 0,23 A ( -5,33) 1 + 5,33 = 0,23 A A = , , A = 27,52 A = 28 TT
ii. Menghitung kebutuhan tempat tidur menggunakan TOI=3 3= (A – ( ) ( ) 3= (A - ( , ) ( , ) 3= (A – 23,16) (0,23) 3= 0,23 A (- 23,16 X 0,23) 3= 0,23 A ( -5,33) 3 + 5,33 = 0,23 A A = , , A = 36,22 A = 36 TT
Maka dari perhitungan tersebut di dapatkan kebutuhan tempat tidur di Bangsal Baitul Ma’ruf untuk tahun 2015 agar sesuai dengan standar efisien Barber Johnson untuk TOI yakni 1-3 hari maka di ketahui kebutuhan tempat tidur antara 28 hingga 32 tempat tidur.
D. Pembahasan
1) Jumlah Tempat Tidur Tersedia
Jumlah tempat tidur yang tersedia pada Bangsal Baitul Ma’ruf di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 17 tempat tidur pada tahun 2009. Tempat tidur tersedia ini menunjukkan jumlah tempat tidur (TT) yang tersedia di bangsal perawatan dan siap digunakan sewaktu-waktu untuk pelayanan rawat inap.[9] Dari tahun 2010 – 2014
terdapat penambahan 1 tempat tidur yaitu menjadi 18 tempat tidur. 2) Jumlah Pasien Keluar
Jumlah pasien keluar baik hidup dan mati pada Bangsal Baitul Ma’ruf di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2009 – 2014. Didapatkan hasil untuk tahun 2009 pasien keluar hidup 1.303 pasien, tanpa terdapat pasien mati <48 jam maupun >48 jam. Tahun 2010 pasien keluar hidup adalah 1.174 pasien dengan mati <48 jam sejumlah 1 pasien. Tahun 2011 pasien keluar hidup adalah 1.246 pasien dengan mati <48 jam terdapat 1 pasien dan >48 jam terdapat 1 pasien. Pada tahun 2012 pasien kelur hidup adalah 1.355 pasien dengan mati<48 jam terdapat 2 pasien. Tahun 2013 jumlah pasien keluar adalah 1.438 pasien dengan >48 jam terdapat 1 pasien. Dan tahun 2014 jumlah pasien keluar adalah 1.492 pasien dengan mati<48 jam terdapat 2 pasien. Keberhasilan pengelolaan kualitas mutu pelayanan kesehatan dapat di nilai dengan melihat angka kematian di rumah sakit, jika angka kematian di rumah sakit tersebut tinggi maka kualitas pelayanannya dapat dinilai kurang baik, dan sebaliknya jika angka kematian rendah maka kualitas pelayanannya dapat dinilai baik[9]
3) Jumlah Hari Perawatan
Jumlah hari perawatan pada Bangsal Baitul Ma’ruf di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2009–2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Jumlah hari perawatan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 5.197 hari sedangkan jumlah hari perawatan tertinggi terdapat pada tahun 2013 yaitu mencapai 7.849 hari. Jumlah hari perawatan (total patient day) menunjukkan jumlah hari perawatan dari setiap hari dalam periode waktu tertentu.[9]
4) Periode Waktu
Periode waktu adalah jumlah hari efektif dalam satu periode waktu tertentu.[9]
Periode waktu yang dimiliki oleh Bangsal Baitul Ma’ruf di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang adalah 365 hari. Namun khusus pada tahun 2009 dan 2012 jumlah hari efektif tiap bangsal adalah 366 hari karena merupakan tahun kabisat.
5) Perhitungan Nilai TOI
Angka TOI (Turn Over Interval) adalah menunjukkan rata – rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak ditempati untuk perawatan pasien dimana mulai dari tempat tidur kosong sampai terisi kembali oleh pasien berikutnya. Standar nilai ideal TOI berdasarkan Barber Johnson yaitu 1 – 3 hari. Dengan menggunakan rumus TOI = (A − O) x .[11] Dari hasil perhitungan nilai TOI
pada Bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009-2014 di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang mengalami perubahan yang tidak stabil. Hampir seluruhnya ditahun 2009-2014 nilai TOI tidak efisien karena kurang dari standar 1-3 hari. Hasil perhitungan nilai TOI pada tahun 2009, 2012, mencapai 0,57 hari berarti nilai TOI di Bangsal Baitul Ma’ruf tahun 2009 tidak efisien karena
kurang dari standar. Pada tahun 2010 berdasarkan hasil perhitungan nilai TOI mencapai 1,16 hari yang berarti nilai TOI sudah sesuai dengan standar. Kemudian tahun 2011 hasil perhitungan nilai TOI mencapai 1,02 hari yang berarti sudah efisien sesuai dengan standar, dan tahun 2012 hasil perhitungan nilai TOI adalah 0,15 hari, hal ini berarti tidak efisien karena nilai TOI kurang dari standar yaitu 1-3 hari. Tahun 2013 hasi perhitungan nilai TOI adalah -0,87 hari yang berarti nilai TOI tidak efisien karena selang tempat tidur kosong sampai terisi kembali tidak ada 1 haripun. Dan tahun 2014 pada Bangsal Baitul Ma’ruf hasil perhitungan dari nilai TOI adalah -0,5 hari hal ini berarti terlihat jelas bahwa nilai TOI yang dihasilkan tidak efisien.
6) Perbandingan nilai TOI berdasarkan standar
Perbandingan nilai TOI berdasarkan standar pada Bangsal Baitul Ma’ruf di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2009-2014. Standar yang digunakan adalah standar Baber Johnson yaitu 1-3 hari.[9]Berdasarkan hasil
perhitungan nilai TOI dibandingkan dengan standar bahwa hampir tiap tahun pada Bangsal Baitul Ma’ruf tidak efisien. Pada tahun 2009 dan 2012, nilai TOI di bawah 1 hari artinya selang waktu tempat tidur kosong sampai dengan terisi kembali masih di bawah 1 hari. Hal ini menunjukkan tingginya pemanfaatan tempat tidur, kemungkinan yang terjadi adalah risiko infeksi nosokomial karena tempat tidur belum sempat dipersiapkan secara maksimal karena cepatnya waktu pergantian antara 1 pasien dengan pasien lainnya. Pada tahun 2010 dan 2011, nilai TOI sudah sesuai dengan standar 1-3 hari. Hal ini menunjukkan pengelolaan tempat tidur sudah baik. Pada tahun 2013 dan 2014, nilai TOI bernilai negatif, artinya belum sampai kosong tempat tidur tersebut sudah di identifikasi untuk di tempati. Berdasarkan hasil perhitungan
nilai TOI di bangsal Baitul Ma’ruf dapat diketahui rata-rata nilai TOI periode tahun 2013 dan 2014 termasuk dalam kategori tidak ideal dengan nilai TOI<1 hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata sebuah tempat tidur menganggur / tidak ditempati dengan nilai <1 hari adalah tidak ideal, tentu saja akan menguntungkan secara ekonomi bagi pihak rumah sakit tetapi disisi lain dapat merugikan pasien karena tempat tidur tidak sempat disiapkan secara baik (disterilkan) yang dapat memungkinkan kejadian infeksi nosokomial meningkat.
7) Jumlah Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur di Bangsal Baitul Ma’ruf
Setelah diketahui prediksi jumlah hari perawatan (HP) dan prediksi jumlah pasien keluar hidup dan mati (D) maka dapat dihitung analisa kebutuhan tempat tidur untuk tahun 2015 pada bangsal Baitul Ma’ruf. Prediksi ini menggunakan perhitungan standar ideal tempat tidur kosong yaitu 1-3 hari[9] .
Maka di dapatkan hasil bahwa perlu menambahkan 10 tempat tidur untuk tahun 2015 karena bangsal Baitul Ma’ruf sudah memiliki 18 tempat tidur.