• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188.42-6091 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015-2019

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri 2015-2019, mengamanatkan agar masing-masing Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri untuk menyusun Rencana Strategis, perlu menetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019;

Mengingat: : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

(2)

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178);

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

10. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri;

11. Peraturan Menteri Dalam Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Dalam Negeri; 12. Peraturan Menteri Dalam Nomor 54 Tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Kementrian Dalam Negeri Tahun 2015-2019;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019, yang selanjutnya disebut Renstra Setjen Kemendagri Tahun 2015-2019, sebagai dokumen perencanaan jangka menengah Setjen Kemendagri untuk periode 5 (lima) tahun.

KEDUA : Renstra Setjen Kemendagri Tahun 2015-2019 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU disusun sesuai tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal dengan berpedoman pada:

a. Arah kebijakan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; dan

b. Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019.

KETIGA : Renstra Setjen Kemendagri Tahun 2015-2019 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan:

a. Komitmen perencanaan jangka menengah Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019; b. Pedoman dalam menjalankan kebijakan pembangunan

nasional Tahun 2015-2019; dan

c. Landasan dan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Biro dan Pusat pada Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.

(3)
(4)

I-1

B

B

A

A

B

B

I

I

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

1.1 KONDISI UMUM

1.1.1 Mandat, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri pada pasal 6 dan 7 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri pada pasal 6 dan 7, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas yaitu menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. koordinasi kegiatan Kementerian Dalam Negeri;

b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Dalam Negeri;

c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi Kementerian Dalam Negeri;

d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;

f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pelayanan pengadaan barang/jasa; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Pelaksanaan tugas dan fungsi ini dilakukan oleh satuan-satuan organisasi Sekretariat Jenderal yang terdiri dari 7 (tujuh) unit kerja Biro dan 3 (tiga) unit kerja Pusat.

Adapun pokok-pokok cakupan Tugas dan Fungsi Sekretaris Jenderal yang melekat pada unit-unit Eselon II diatas, yaitu:

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015-2019

(5)

I-2

a. melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran serta monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja pelaksanaan program dan anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

b. melaksanakan pembinaan dan pengelolaan manajemen aparatur sipil negara di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. menyiapkan kebijakan penataan kelembagaan, pelaksanaan analisis jabatan, tata laksana dan evaluasi kelembagaan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, fasilitasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi serta fasilitasi layanan administrasi di lingkungan kementerian;

d. melaksanakan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan pengkajian dan harmonisasi produk hukum dan kebijakan daerah, litigasi dan advokasi hukum, serta dokumentasi dan publikasi hukum;

e. mengelola pelaksanaan anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan serta pengelolaan BMN;

f. melaksanakan penyiapan materi dan kebijakan pimpinan, urusan tata usaha pimpinan, dan urusan keprotokolan;

g. mengelola urusan rumah tangga, sarana dan prasarana perkantoran, arsip, persuratan, keamanan dalam, serta layanan pengadaan barang dan jasa; dan

h. menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri di bidang pengelolaan data, sistem informasi, komunikasi, telekomunikasi, penerangan masyarakat, dan fasilitasi pelaksanaan serta penatausahaan kerja sama Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan mitra dalam dan luar negeri.

1.1.2 Capaian Strategis 2010 – 2014

Sesuai dengan Permendagri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Jenderal merupakan salah satu unsur perangkat Pemerintah yang melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Sejalan dengan tugas dan fungsi tersebut, serta dengan mempertimbangkan tantangan, peluang

(6)

I-3

dan pilihan-pilihan strategis yang akan dihadapi dalam lima tahun kedepan, Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019 disusun dengan metodologi berupa pendekatan kesisteman yaitu merangkai tata cara atau prosedur-prosedur penyusunan rencana secara sistematis yang saling berkaitan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Analisis utama memperhatikan berbagai input yaitu: (1) Pencapaian program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam agenda pembangunan pada lima tahun terakhir (2010-2014) dan (2) Kondisi internal lingkup Sekretariat Jenderal. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat berbagai agenda dan kebijakan Nasional yang menjadi lingkup tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal yang telah dapat diselesaikan. Selanjutnya, beberapa aspek capaian Kinerja Tahun 2010-2014, diuraikan sebagai berikut:

a. Aspek Perencanaan dan Kerjasama

1) Dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pengelolaan program dan anggaran di lingkup Sekretariat Jenderal, telah disusun beberapa peraturan perundangan meliputi: (1) Regulasi di bidang perencanaan berupa Permendagri sebagai dasar penetapan atas Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri; (2) Rencana Kerja Kementerian Dalam Negeri; (3) Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (DKTP) Lingkup Kementerian Dalam Negeri; dan (4) Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Lingkup Kementerian Dalam Negeri.

2) Terkait program dan anggaran, telah dilakukan berbagai hal meliputi: (1) Restrukturisasi Program dan Kegiatan meliputi 5 (lima) Program Generik dan 8 (delapan) Program Teknis. Program Generik dilaksanakan oleh Unit Eselon I Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), sedangkan untuk Program Teknis dilaksanakan oleh Unit Eselon I Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik (Ditjen Kesbangpol), Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum (Ditjen PUM), Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otda), Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa (Ditjen PMD), Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Ditjen

(7)

I-4

Bina Bangda), Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan (Ditjen Adminduk), Direktorat Jenderal Keuangan Daerah (Ditjen Keuda) dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); tersusunnya format restrukturisasi program dan kegiatan dari semula 32 Program pada tahun 2005 menjadi 13 program yang siap diimplementasikan tahun 2010; (2) Telah dilaksanakan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) yaitu keselarasan antara tugas dan fungsi organisasi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Program dan Hasil (Outcome) sampai pada Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Keluaran/Output; (3) Telah dilakukan percepatan penetapan dan penyerahan DIPA Kementerian Dalam Negeri kepada masing-masing Unit Eselon I sebelum tahun anggaran dimulai, yaitu sekitar minggu kedua bulan Desember tahun sebelumnya. Hal ini untuk memastikan agar pelaksanaan anggaran dapat dimulai tepat pada waktunya; (4) Evaluasi pelaksanaan Program, Kegiatan dan Anggaran setiap tahunnya. Dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kualitas dokumen perencanaan yang menjadi variabel penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah kualitas Renstra. Dalam penilaian tersebut dinyatakan bahwa dokumen Renstra Kementerian Dalam Negeri sebagian besar sudah berorientasi hasil dan dilengkapi dengan indikator kinerja yang relevan dan terukur. Selain itu, selama priode 2010-2014 sebagaimana dijabarkan dalam RPJM Nasional dan Renstra Kementerian Dalam Negeri, rata-rata capaian target kinerja cukup tinggi. Untuk Prioritas Nasional hingga Desember 2014 telah tercapai 93,94%, Prioritas Bidang telah tercapai 94,62%, dan Prioritas Kementerian telah tercapai 100%; (5) Telah dihasilkan dokumen-dokumen perencanaan program, anggaran, dan evaluasi antara lain: Renstra Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 (memuat kebijakan pembanguan jangka menengah sebagai acuan bagi seluruh komponen lingkup Kementerian Dalam Negeri dalam menetapkan kebijakan program pembangunan 5 (lima) tahunannya, dan untuk ditindaklanjuti ke dalam rencana kerja tahunan); (6) Meningkatnya alokasi anggaran Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp.12.524.799.694.000,- pada T.A. 2010 menjadi sebesar Rp.13.974.816.393.000,- pada T.A. 2014, atau meningkat sebesar 11,58%; (7) Sinkronisasi Program dan

(8)

I-5

Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

3) Beberapa pencapaian di bidang kerjasama luar negeri antara lain: (1) Peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah baik di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri maupun Pemerintah Daerah melalui Pemanfaatan beasiswa dan training ke luar negeri atas bantuan pihak donor; (2) Tersusunnya pedoman-pedoman evaluasi program kerjasama teknik dengan pihak donor sesuai kebutuhan; (3) Tertatanya pengadministrasian dan tersedianya instrumen pengukuran kinerja program-program di jajaran Kementerian Dalam Negeri yang didanai dengan pinjaman maupun hibah dari Lembaga Keuangan Internasional; (4) Terlaksananya koordinasi interdep dan evaluasi kegiatan terkait pelaksanaan kerjasama teknik bilateral, kerjasama Sister City dan

Sister Province; serta (5) Telah diterbitkan regulasi meliputi

Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pedoman Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Swasta Asing.

b. Aspek Kelembagaan dan SDM

1) Dalam rangka penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, analisa jabatan dan pelaporan kinerja di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, telah diterbitkan beberapa regulasi meliputi: (1) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; (2) Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; (3) Pedoman Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; (4) Pedoman Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Pemerintah Daerah; (5) Pedoman Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; (6) Sistem Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; (7) Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi di Daerah; (8) Pedoman Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan di Daerah; (9) Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong

(9)

I-6

Praja Provinsi DKI Jakarta; dan (10) Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Tetap Badan Nasional Pengelola Perbatasan.

2) Kegiatan yang telah dilakukan dalam penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, analisa jabatan dan pelaporan kinerja meliputi: (1) Penataan prosedur kerja yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dan telah disusun SOP dalam bentuk flowchart sebanyak 363 SOP dari 601 judul SOP yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. Selain itu SOP yang telah ditetapkan dengan ISO sebanyak 95 judul SOP dan telah ditetapkan sebanyak 8 SOP tentang Percepatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu; (2) Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk Kemendagri pada tahun 2013 mendapat kategori “B+”; (3) Terkait penataan kelembagaan pemerintah daerah telah dilakukan fasilitasi implementasi atas PP Nomor 41 Tahun 2007 dan telah dilaksanakan oleh semua Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia; (5) Telah dilaksanakan pula Analisis Beban Kerja, Evaluasi Jabatan dan Standar Kompetensi Jabatan/Standar Kompetensi Manajerial. 3) Dalam bidang SDM Aparatur, telah dilakukan berbagai hal

meliputi: (1) Pengadaan CPNS Kementerian Dalam Negeri dengan menggunakan e-announcement atau elektronik untuk proses pengumuman, pendaftaran dan pengumuman hasil kelulusan pelamar seleksi pengadaan CPNS, dan pelaksanaan tes seleksi pengadaan CPNS melalui Tes Kompetensi Dasar (TKD) telah mengunakan sistem Computer Assisted Test (CAT); (2) Fasilitasi kegiatan Pemagangan PNS Putra/Putri Papua dan Papua Barat Lulusan Praja IPDN angkatan XX yang dimulai sejak Tahun 2013, sesuai amanat Perpres Nomor 65 Tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat; (3) Dalam rangka membangun database PNS Kementerian Dalam Negeri, pada Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 terus dikembangkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Kementerian Dalam Negeri, yang semula berbasis desktop menjadi berbasis web, membangun jaringan SIMPEG antar komponen dengan kantor pusat secara terintegrasi sehingga data ter-up date bottom

up dari masing-masing Satuan Kerja di lingkup Kementerian

Dalam Negeri; (4) Dalam rangka mendukung penilaian kinerja PNS di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri telah dilaksanakan

(10)

I-7

sistem daftar hadir elektronik fingerprint berbasis web dengan penghitungan tunjangan kinerja secara elektronik, selain itu telah dipersiapkan penyelesaian penilaian kinerja melalui sistem informasi kinerja (e-SIKERJA) PNS Kementerian Dalam Negeri; (5) Telah disusun Human Capital Development Plan (HDCP) yang bertujuan untuk membantu organisasi dalam mengimplementasikan fungsi utama dalam pengembangan SDM dan inisiatif dalam Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, dengan melakukan peningkatan kapasitas PNS Kementerian Dalam Negeri melalui pendidikan gelar (degree) maupun non gelar (non degree) baik jangka pendek maupun jangka menengah; (6) Dalam rangka mendukung merit sistem sejalan dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) telah dibangun

Assesment Center di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; dan

(7) Telah diterbitkan beberapa regulasi meliputi: Permendagri Nomor 31 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Permendagri Nomor 34 Tahun 2012 tentang Pemberian Izin Belajar dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Permendagri Nomor 61 Tahun 2012 tentang Pengukuhan Lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri sebagai Pamong Praja, Permendagri Nomor 4 Tahun 2013 tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Permendagri Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

c. Aspek Regulasi dan Kebijakan Strategik

1) Dalam rangka tertib administrasi penyusunan peraturan perundang-undangan khususnya Permendagri, telah dilaksanakan Program Legislasi Kementerian Dalam Negeri (Prolegdagri). Dari Tahun 2010-2014 telah terealisasi prolegdagri sebanyak 18 UU, 16 Rancangan UU, 35 Peraturan Pemerintah, 24 Perpres, 429 Permendagri, dan 1 Rancangan Peraturan Pengganti UU.

2) Harmonisasi Perundang-undangan Pusat-Daerah yang merupakan amanat dari Pasal 47 ayat (3) UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan serta merupakan suatu keharusan karena harmonisasi berpedoman

(11)

I-8

bahwa peraturan perundang-undangan merupakan bagian integral dari sistem hukum, peraturan perundang-undangan dapat diuji baik secara materiil maupun formal, dan menjamin proses pembentukan peraturan perundang-undangan dilakukan secara taat asas agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi demi kepastian hukum. Dari Tahun 2010-2014 telah dilakukan klarifikasi sebanyak 20.000 Perda dan terdapat 1.501 Perda yang bermasalah.

3) Dalam rangka menghimpun peraturan daerah provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia, telah terbangun

website:www.jdih.setjen.kemendagri.go.id sebagai amanat dari

Perpres Nomor 33 tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN) dengan maksud untuk menjadi referensi peraturan daerah. Dalam rangka penyelesaian sengketa hukum yang menyangkut perkara terkait Kementerian Dalam Negeri, telah difasilitasi penyiapan upaya bantuan hukum Sidang Perkara Tata Usaha Negara dan Perdata pada Tingkat Pengadilan Negeri/PTUN, Tingkat Banding, Tingkat Kasasi, Peninjauan Kembali (PK), dan Inkracht. Dari Tahun 2010-2014, telah dilakukan penanganan perkara sebanyak 192 perkara.

4) Telah dilakukan kajian kebijakan strategis sejak Tahun 2010 s.d Tahun 2014 meliputi Pengaruh Pemilihan Kepala Daerah Terhadap Politisasi Birokrasi Pemerintah Daerah; dan Kajian Evaluatif tentang Dinamika Politik dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Pemahaman Konsep Wawasan Kebangsaan pada Aparatur Pemerintah Daerah dan masyarakat di Daerah Perbatasan Antar Negara; Kajian Evaluatif tentang Postur Birokrasi di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan Potensi Ekonomi Daerah Kabupaten/Kota sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Nasional; Dampak Pemilihan Kepala Daerah Terhadap Dinamika Kehidupan Sosial Masyarakat; Program Spesifik Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan; dan Implementasi Kebijakan Alokasi Belanja Daerah Untuk Peningkatan Pelayanan Publik; Dinamika Politik Lokal dalam Penetapan APBD Kabupaten/Kota; Peran Lembaga Keuangan Mikro Bukan Bank dan Bukan Koperasi dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan Peningkatan Investasi dalam rangka Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah; Peluang dan tantangan pengelolaan keuangan desa dalam prespektif UU

(12)

I-9

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; Implementasi kebijakan MDG’S lingkup Pemerintah Daerah Provinsi; dan Peran Pemerintah Daerah dalam penanggulangan konflik sosial.

5) Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan nasional reformasi birokrasi, telah ditetapkan 2 (dua) dokumen kebijakan reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri, yaitu: (1) Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; dan (2) Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014. Dalam Road Map Reformasi Birokrasi tersebut, telah ditetapkan 10 (sepuluh) program reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri, yaitu:

a) Program Percepatan (Quick Wins). b) Program Manajemen Perubahan.

c) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. d) Program Penataan dan Penguatan Organisasi.

e) Program Penataan Tatalaksana.

f) Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur.

g) Program Penguatan Pengawasan.

h) Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja.

i) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. j) Program Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Berdasarkan seluruh hasil penilaian dokumen Reformasi Birokrasi, mulai bulan Juli 2013 diberikan Tunjangan Kinerja bagi pegawai Kementerian Dalam Negeri berpedoman pada Perpres Nomor 77 Tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

Sampai dengan tahun 2014 hasil pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri telah mendapat penilaian dari Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional, Kementerian PAN-RB, dengan capaian tahun 2013 adalah 65,49 dan capaian tahun 2014 adalah 52,82.

d. Aspek Data, Informasi, Komunikasi dan Kehumasan

1) Dalam rangka pengelolaan data, informasi dan komunikasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, telah dilakukan berbagai hal, yaitu: (1) Dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang/jasa pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, pada tahun 2011 Kementerian Dalam Negeri telah

(13)

I-10

menerbitkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 027.05-91-2011 tentang Pembentukan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Jumlah paket dan besaran nilai paket kegiatan yang proses pelelangannya menggunakan e-Procurement dari tahun 2011-2014 sebanyak paket 895 dengan total nilai sebesar Rp.5.216.491.053.000,-; (2) Jumlah pengunjung website

Kementerian Dalam Negeri (www.kemendagri.go.id) setiap tahunnya cenderung meningkat. Pada tahun 2010 jumlah pengunjung website sebanyak 624.881 pengunjung, tahun 2011 sebanyak 927.764 pengunjung, tahun 2012 sebanyak 1.750.324 pengunjung, tahun 2013 sebanyak 2.146.791 pengunjung, dan tahun 2014 sebanyak 1.602.846 pengunjung; (3) Dalam proses pengembangan e-office sebagai upaya meningkatkan efektivitas kerja, pada saat ini telah tersedia hardware dan software serta telah dilakukan sosialisasi diinternal Sekretariat Jenderal, serta diujicobakan pada Pusat AKLN dan Pusdatinkomtel.

2) Sebagai bentuk dukungan Kementerian Dalam Negeri akan semangat UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, telah diterbitkan Permendagri Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah serta Permendagri Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kehumasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah daerah. Kementerian Dalam Negeri memfasilitasi dalam pembentukan PPID di daerah. Jumlah PPID di Pemda sampai dengan akhir tahun 2014 sebesar 66,61% atau 361 Pemerintah Daerah dengan rincian 31 Pemerintah Provinsi, 245 Pemerintah Kabupaten dan 85 Pemerintah Kota.

3) Melakukan perubahan fasilitas pengaduan/aspirasi masyarakat melalui www.kemendagri.go.id, dengan menggantikan nama menjadi Sarana Pengaduan dan Aspirasi Kementerian Dalam Negeri (SaPA Kemendagri). SaPA Kementerian Dalam Negeri dimaksud menerapkan bentuk layanan komunikasi satu pintu yang mengakomodir dan memfasilitasi pengaduan dan aspirasi masyarakat secara online melalui www.sapa.kemendagri.go.id terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan lingkup Kementerian Dalam Negeri. Dengan demikian hanya ada satu

(14)

I-11

layanan pengaduan yang terintegrasi dengan seluruh komponen. Selain itu juga melakukan fasilitasi pengaduan secara tidak langsung, yaitu melalui media PO BOX, Kotak Pengaduan, Telepon, Faximile, Website, Media Cetak dan Media Penyiaran. e. Aspek Pengelolaan Keuangan, Aset, Serta Sarana dan Prasarana

1) Penataan Aset Kementerian Dalam Negeri.

Jumlah Satuan Kerja Pusat, UPT, Dekonsentrasi, Tugas dan Pembantuan Kementerian Dalam Negeri per 31 Desember 2014 sebanyak 1.677 Satuan Kerja dengan nilai BMN sebesar Rp.10.457.925.276.190,00 dengan rincian: (1) Pusat sebanyak 11 satker dengan nilai BMN sebesar Rp.5.178.703.212.730,00; (2) UPT sebanyak 15 Satker dengan nilai BMN sebesar Rp.3.431.206.222.595,00; (3) Dekonsentrasi sebanyak 141 Satker dengan nilai BMN sebesar Rp.82.754.460.070,00; (4) Tugas Pembantuan sebanyak 1.161 Satker dengan nilai BMN sebesar Rp.1.761.747.419.280,00; (5) Urusan Bersama sebanyak 349 Satker dengan nilai BMN sebesar Rp.3.513.961.515,00. Kementerian Dalam Negeri untuk periode 1 Januari 2010 s.d. 30 Desember 2014 telah melaksanakan hibah BMN kegiatan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama kepada 67 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dengan nilai aset sebesar Rp.230.930.792.279,00.

2) Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI atas Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selanjutnya untuk tahun 2013 mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Penurunan Opini atas Laporan Keuangan tahun 2013 terkait dengan kelengkapan bukti pertanggungjawaban belanja barang, realisasi pembayaran belanja barang dan modal sesuai dengan prestasi pekerjaan, dan pencatatan dan pelaporan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai ketentuan. Namun demikian secara keseluruhan laporan keuangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2013 telah disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Untuk tahun 2014, Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri kembali mendapatkan Opini WTP dari BPK-RI.

(15)

I-12

3) Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2014 tentang Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, ULP Kementerian Dalam Negeri telah dibentuk pada tanggal 30 April 2014 dan telah aktif beroperasi sejak tanggal 1 Juli 2014. ULP Kementerian Dalam Negeri sampai akhir tahun 2014 telah melaksanakan pelelangan sebanyak 99 paket, terdiri dari: (a) Pengadaan barang sebanyak 27 paket; (b) Pekerjaan Konstruksi sebanyak 6 (enam) paket; (c) Jasa konsultasi sebanyak 16 paket; dan (4) Jasa lainnya sebanyak 50 paket.

1.1.3 Isu Strategis Sekretariat Jenderal

a. Dalam upaya meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), masih terdapat kendala dalam penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual yang mulai diterapkan tahun 2015 dan pengadministrasian, pengamanan, serta pemeliharaan BMN yang belum tertib.

b. Dalam rangka penyediaan dan penyajian data/informasi yang tepat, akurat dan lengkap kepada pimpinan, masih terdapat kendala yaitu belum adanya pedoman yang mengatur tentang tata kelola penyelenggaraan sistem informasi, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengelolaan data yang mengakibatkan masih kurangnya partisipasi dari setiap komponen/unit kerja untuk melakukan pemutakhiran dan penyampaian data/ informasi serta belum terintegrasinya secara keseluruhan sistem informasi yang ada di Kementerian Dalam Negeri.

c. Dalam rangka implementasi UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, masih terdapat kendala yaitu adanya kesenjangan antara standar kompetensi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki PNS sehingga berdampak pada optimalisasi kinerja PNS.

d. Dalam rangka peningkatan kinerja Kementerian Dalam Negeri, masih terdapat kendala antara lain perlu dioptimalkannya secara konsisten antara perencanaan dengan implementasi pelaksanaan program dan anggaran, serta belum maksimalnya penerapan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

(16)

I-13

e. Dalam upaya penyelesaian produk hukum dan sengketa hukum, masih terdapat kendala antara lain masih kurangnya tenaga legal drafter dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan regulasi lingkup Kementerian Dalam Negeri dan belum efektifnya penyelenggaraan penanganan perkara dan perolehan data-data pendukung yang terkait dengan obyek gugatan.

f. Dalam upaya menjalin kerjasama dan koordinasi yang baik antar lembaga dan aparatur pemerintah, masih terdapat kendala yaitu belum teridentifikasinya pengelolaan program kerjasama baik dari mitra dalam dan luar negeri sehingga pencapaian kegiatan kerjasama tidak maksimal.

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN

Manajemen dalam suatu organisasi dapat dikatakan berhasil apabila suatu organisasi memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan yang selalu berubah secara cepat. Hal ini bisa tercapai apabila organisasi dapat melihat dan mempertimbangkan berbagai perubahan lingkungan eksternal dan internal yang akan memberi dampak pada organisasi. Oleh sebab itu, Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri melakukan analisis jangka menengah terkait permasalahan, potensi, dan kelemahan dari lingkungan internal, serta peluang dan tantangan dari kondisi eksternal. Potensi dan masalah diidentifikasi sebagai langkah untuk menganalisis permasalahan, potensi, kelemahan serta tantangan jangka menengah yang menjadi lingkup kewenangan Sekretariat Jenderal.

Berikut ini analisis potensi dan permasalahan Sekretariat Jenderal yang difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan Sekretariat Jenderal dalam kerangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi lembaga, meliputi:

1.2.1 Potensi dan Peluang

Potensi utama Sekretariat Jenderal adalah keberadaan kelembagaannya sebagaimana disebutkan dalam Perpres Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri dan Permendagri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, yang menyatakan bahwa Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal merupakan unsur pembantu pimpinan Kementerian

(17)

I-14

Dalam Negeri dan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

Kedudukan Sekretariat Jenderal tersebut merupakan kekuatan utama untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana termuat dalam Permendagri Nomor 43 Tahun 2015. Saat ini dukungan teknis administrasi oleh Sekretariat Jenderal dilakukan oleh 7 (tujuh) Biro, 3 (tiga) Pusat, 40 Bagian/Bidang dan 115 Subbagian/Subbidang. Sejalan dengan potensi tersebut, Sekretariat Jenderal juga memiliki sejumlah peluang yang bila dimanfaatkan secara maksimal akan dapat mendukung kinerjanya. Potensi dan peluang yang dimiliki Sekretariat Jenderal sesuai peran dan fungsinya, antara lain:

a. Telah tersedianya berbagai regulasi bagi payung hukum pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perencanaan, organisasi, kepegawaian, ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi; kejelasan struktur organisasi dan tata kerja, tugas dan fungsi, kuantitas dan kualitas SDM yang cukup memadai; dan sarana dan prasarana kerja yang memadai sehingga secara keseluruhan mendukung proses kerja seluruh pejabat dan staf di Lingkungan Sekretariat Jenderal.

b. Adanya reformasi kebijakan Pemerintah di bidang perencanaan dan penganggaran yang memerlukan sinkronisasi dan penyesuaian terhadap mekanisme perencanaan program dan anggaran dalam lingkup internal Kementerian Dalam Negeri. Hal ini berimplikasi pada berubahnya struktur program dan anggaran yang lebih berorientasi pada efisiensi dan capaian kinerja di setiap komponen/unit kerja lingkup Kementerian Dalam Negeri.

c. Kementerian Dalam Negeri sesuai perannya memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan di bidang administrasi maupun teknis kerjasama melalui pembangunan bank data informasi kerjasama termasuk pemetaan wilayah kerjasama yang komprehensif, melakukan penyempurnaan regulasi sebagai upaya menangkap peluang-peluang kerjasama yang dibutuhkan. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan efektifitas program kerjasama baik dengan antar pemerintah maupun mitra dalam dan luar negeri.

(18)

I-15

d. Terbitnya UU nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang bertujuan untuk memiliki ASN yang berintegritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hal yang penting dalam rangka mempersiapkan aparatur SDM Kementerian Dalam Negeri yang profesional dengan memiliki kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan, kompetensi yang dibutuhkan dan berkinerja yang baik dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi pemerintahan secara efektif berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. Sejalan dengan itu, sebagai bukti keseriusan mendukung merit system di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Jenderal telah menyediakan assesment center dan penilaian kinerja PNS melalui sistem daftar hadir elektronik finger print dan sistem informasi kinerja (e-SIKERJA).

e. Dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan kelembagaan dan pembinaan aparatur, Sekretariat Jenderal melakukan berbagai upaya dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap kelembagaan lingkup Kementerian Dalam Negeri.

f. Banyaknya sistem informasi yang dikembangkan oleh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri merupakan potensi dalam rangka pengelolaan data dan sistem informasi terintegrasi lingkup Kementerian Dalam Negeri sebagai bahan kebijakan keputusan pimpinan.

g. Perkembangan yang pesat terkait keterbukaan informasi publik, semenjak diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, pada pasal 2 ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik. Hal ini merupakan potensi baik bagi Pemerintah khususnya Kementerian Dalam Negeri untuk menjalin mitra kerja yang baik terhadap stakeholders yang membutuhkan informasi, Kementerian Dalam Negeri juga dituntut untuk dapat menyediakan dan menyajikan data/informasi secara benar, lengkap dan akurat.

(19)

I-16

h. Tingginya aktifitas penyampaian aspirasi dan pengaduan masyarakat kepada Kementerian Dalam Negeri perlu disikapi dengan adanya respon yang cepat dalam penanganan pengaduan dan aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam berbagai bentuk, baik secara langsung melalui unjuk rasa atau delegasi, maupun tidak langsung melalui surat, website, kotak surat, dan pemberitaan media aktual. i. Meningkatnya kualitas dan pertanggungjawaban keuangan yang

transparan dan akuntanbel dengan target peningkatan kualitas Opini Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri untuk Laporan Keuangan tiap tahun dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

1.2.2 Permasalahan dan Tantangan

Keberhasilan suatu organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik secara internal maupun eksternal. Untuk dapat selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat dan sulit diprediksi, setiap organisasi perlu memperhatikan lingkungan internal dan eksternal terkait permasalahan dan tantangan yang mempengaruhi organisasi. Adapun permasalahan dan tantangan yang terkait dengan tugas Sekretariat Jenderal, antara lain:

a. Adanya kebijakan Pemerintah di bidang perencanaan dan penganggaran yang memerlukan sinkronisasi dan penyesuaian terhadap mekanisme perencanaan program dan anggaran dalam internal Kementerian Dalam Negeri diantaranya, seperti pembatasan rapat-rapat di hotel, perjalanan dinas, moratorium pembangunan gedung kantor baru, serta kebijakan penganggaran lainnya.

b. Belum konsistennya antara perencanaan yang disepakati dengan implementasi pelaksanaan program dan anggaran oleh komponen sehingga dapat mempengaruhi capaian kinerja Kementerian Dalam Negeri.

c. Belum adanya pedoman yang mengatur tentang tata kelola penyelenggaraan sistem informasi, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengelolaan data di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang mengakibatkan belum tersedianya data secara baik dan belum terintegrasinya sistem informasi yang ada di Kementerian Dalam Negeri.

(20)

I-17

d. Masih terdapat kesenjangan antara standar komeptensi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki PNS sehingga berdampak pada optimalisasi kinerja PNS.

e. Masih kurangnya tenaga legal drafter dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan regulasi lingkup Kementerian Dalam Negeri dan belum efektifnya penyelenggaraan penanganan perkara dan perolehan data-data pendukung yang terkait dengan obyek gugatan sehingga menyebabkan penanganan perkara tidak dapat dilakukan secara optimal sesuai dengan jadwal persidangan yang telah ditentukan.

f. Belum teridentifikasi pengelolaan program kerjasama baik dari mitra dalam dan luar negeri sehingga pencapaian kegiatan kerjasama tidak maksimal.

g. Monitoring dan evaluasi lingkup perencanaan program dan anggaran yang dilaksanakan saat ini umumnya belum berjalan efektif, sehingga kendala dan permasalahan yang ditemukan belum sepenuhnya dapat ditindaklanjuti penyelesaiannya.

h. Belum optimalnya penerapan SOP di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri mengakibatkan proses penyelenggaraan pemerintahan masih belum efektif dan efisien serta kualitas pelayanan terhadap

stakeholders masih belum maksimal.

i. Belum terwujudnya koordinasi dan integrasi yang baik dalam pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi strategis, pengembangan sistem informasi dan jaringan komunikasi, media layanan informasi publik, fasilitas layanan pengamanan kelancaran berita dan informasi yang dikecualikan, serta pembinaan

(21)

II-1

B

B

A

A

B

B

-

-

I

I

I

I

V

V

I

I

S

S

I

I

,

,

M

M

I

I

S

S

I

I

,

,

T

T

U

U

J

J

U

U

A

A

N

N

D

D

A

A

N

N

S

S

A

A

S

S

A

A

R

R

A

A

N

N

2.1 VISI

Perumusan Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri ditujukan untuk mencapai kondisi yang ingin diwujudkan ke depan terkait pelaksanaan tugas dan fungsinya yaitu menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Visi ditetapkan merupakan dasar dalam penyusunan program dan kegiatan strategik sesuai kondisi obyektif dalam lima tahun ke depan, yaitu:

“Menjadikan Birokrasi Kementerian Dalam Negeri yang handal dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik”.

Visi Sekretariat Jenderal tersebut tidak terlepas dari Visi Kementerian Dalam Negeri yaitu “Kementerian Dalam Negeri Harus Mampu Menjadi Poros Jalannya Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri, Meningkatkan Pelayanan Publik, Menegakkan Demokrasi dan Menjaga Integritas Bangsa”, yang diarahkan untuk membawa Sekretariat Jenderal menjadi suatu organisasi yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, transparan, dan akuntabel.

Visi Sekretariat Jenderal tersebut dijabarkan ke dalam misi, tujuan, dan sasaran strategis yang secara hirarkis saling berkesinambungan untuk pencapaian peran dimaksud.

2.2 MISI

Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan diatas, ditetapkan misi Sekretariat Jenderal, yaitu:

a. Memantapkan pengelolaan perencanaan yang berbasis kinerja dan kerjasama Pemerintah dengan mitra dalam dan luar negeri lingkup Kementerian Dalam Negeri yang lebih berkualitas.

b. Memantapkan organisasi Kementerian Dalam Negeri yang efisien, efektif dengan didukung oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional.

c. Memantapkan produk hukum dan kebijakan Kementerian Dalam Negeri secara berdaya guna dan dapat dipertanggungjawabkan.

(22)

II-2

d. Memantapkan kualitas informasi, dokumentasi dan kehumasan dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri secara aktual dan terpercaya dengan sistem informasi yang terintegrasi.

e. Mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan dan aset untuk mendukung implementasi Akuntansi Pemerintah berbasis akrual, serta peningkatan pelayanan publik di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri secara berkualitas dan memadai.

2.3 TUJUAN

Sejalan dengan Visi dan Misi di atas, telah ditetapkan Tujuan yang ingin dicapai Kementerian Dalam Negeri dalam periode waktu 2015-2019, sebagai berikut:

a. Meningkatnya kualitas penyusunan perencanaan dan fasilitasi kerjasama antara Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan mitra dalam dan luar negeri.

b. Meningkatnya kualitas penataan organisasi dengan didukung ketersediaan Aparatur Sipil Negara yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dan berkinerja yang baik.

c. Meningkatnya kualitas produk hukum dan penyelesaian sengketa hukum Kementerian Dalam Negeri.

d. Meningkatnya kualitas pengelolaan data, sistem informasi, dan kehumasan lingkup Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung pelayanan informasi publik.

e. Meningkatnya akuntabilitas pelaporan keuangan dan BMN Kementerian Dalam Negeri, pelayanan umum, serta dukungan sarana dan prasarana gedung kantor Lingkup Kementerian Dalam Negeri yang memadai.

2.4 SASARAN

Penetapan sasaran mempunyai peranan penting dalam memberikan fokus pada penyusunan kegiatan agar lebih bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai, dan mempunyai jangka waktu pelaksanaan. Untuk itu Sekretariat Jenderal telah menetapkan sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 2015-2019 sebagai penjabaran dari tujuan diatas, yaitu: a. Tersedianya dokumen perencanaan tahunan, perencanaan jangka

menengah, laporan monitoring, evaluasi dan kinerja Kementerian Dalam Negeri.

(23)

II-3

b. Terselenggaranya fasilitasi kerjasama antar Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan mitra dalam dan luar negeri. c. Terselenggaranya peningkatan kualitas penataan organisasi,

ketatalaksanaan dan kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri.

d. Terselenggaranya pembinaan dan pengelolaan kepegawaian untuk peningkatan kompetensi dan kinerja Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

e. Tersedianya program legislasi, produk hukum dan fasilitasi penyelesaian sengketa serta advokasi hukum Kementerian Dalam Negeri.

f. Terselenggaranya pengelolaan dan penyajian data serta sistem informasi yang terintegrasi lingkup Kementerian Dalam Negeri.

g. Terselenggaranya pengelolaan dan pelayanan dokumentasi, fasilitasi penerangan dan pengaduan masyarakat, serta pengelolaan urusan perpustakaan.

h. Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan dan BMN Kementerian Dalam Negeri yang ditandai dengan diperolehnya Opini WTP atas Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri.

i. Terselenggaranya pengelolaan dan dukungan administrasi pimpinan Kementerian Dalam Negeri.

j. Terselenggaranya ketatausahaan, rumah tangga, layanan pengadaan dan fasilitasi layanan perkantoran di Lingkungan Sekretariat Jenderal.

Tabel II-1

Keterkaitan Tujuan dan Sasaran

Tujuan Sasaran

a. Meningkatkan kualitas penyusunan perencanaan dan fasilitasi kerjasama antara Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan mitra dalam dan luar negeri.

a. Tersedianya dokumen perencanaan tahunan, perencanaan jangka menengah, laporan monitoring, evaluasi dan kinerja Kementerian Dalam Negeri. b. Terselenggaranya fasilitasi kerjasama

antar Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan mitra dalam dan luar negeri.

(24)

II-4 Tujuan Sasaran b. Meningkatnya kualitas penataan organisasi dengan didukung ketersediaan Aparatur Sipil Negara yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dan berkinerja yang baik.

c. Terselenggaranya peningkatan kualitas penataan organisasi, ketatalaksanaan dan kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri.

d. Terselenggaranya pembinaan dan pengelolaan kepegawaian untuk peningkatan kompetensi dan kinerja Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

c. Meningkatkan kualitas produk hukum dan penyelesaian sengketa hukum Kementerian Dalam Negeri.

e. Tersedianya program legislasi, produk hukum dan fasilitasi penyelesaian sengketa serta advokasi hukum Kementerian Dalam Negeri.

d. Meningkatkan kualitas pengelolaan data, sistem

informasi, dan

kehumasan lingkup Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung pelayanan informasi publik.

f. Terselenggaranya pengelolaan dan penyajian data serta sistem informasi yang terintegrasi lingkup Kementerian Dalam Negeri.

g. Terselenggaranya pengelolaan dan pelayanan dokumentasi, fasilitasi penerangan dan pengaduan masyarakat, serta pengelolaan urusan perpustakaan.

e. Meningkatkan

akuntabilitas pelaporan keuangan dan BMN Kementerian Dalam Negeri, pelayanan umum, serta dukungan sarana dan prasarana gedung

kantor Lingkup

Kementerian Dalam Negeri yang memadai.

h. Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan dan BMN Kementerian Dalam Negeri yang ditandai dengan diperolehnya Opini WTP atas Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri.

i. Terselenggaranya pengelolaan dan dukungan administrasi pimpinan Kementerian Dalam Negeri.

j. Terselenggaranya ketatausahaan, rumah tangga, layanan pengadaan dan fasilitasi layanan perkantoran di Lingkungan Sekretariat Jenderal.

(25)

III-1

B

B

A

A

B

B

-

-

I

I

I

I

I

I

A

A

R

R

A

A

H

H

K

K

E

E

B

B

I

I

J

J

A

A

K

K

A

A

N

N

D

D

A

A

N

N

S

S

T

T

R

R

A

A

T

T

E

E

G

G

I

I

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN DALAM NEGERI Sejalan dengan keberlanjutan pembangunan yang telah dirancang dalam RPJPN 2005-2025, periode pembangunan 2015-2019 merupakan masa pembangunan yang strategis dalam mempersiapkan landasan pembangunan yang kuat bagi pencapaian sasaran pembangunan jangka panjang tahap ke-4 di tahun 2020-2025. Untuk itu, Pemerintah telah menyusun RPJMN 2015-2019 dengan mengangkat Visi:

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Untuk mencapai Visi tersebut, Pemerintah telah menetapkan Misi, yaitu:

a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum;

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim;

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;

e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

f. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; serta

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk mewujudkan Visi dan Misi di atas telah dirumuskan 9 (sembilan) Agenda Prioritas atau Nawa Cita, yaitu:

a. Menghadirkan kembali Negara untuk melindung segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;

b. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;

c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

(26)

III-2

d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakkan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;

g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;

h. Melakukan revolusi karakter bangsa; serta

i. Memperteguh ke-bhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Kementerian Dalam Negeri 2015-2019 yang sejalan dengan Visi, Misi, serta Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri telah menetapkan Arah Kebijakan dan Strategi sebagai berikut:

a. Menjaga persatuan dan kesatuan, serta melanjutkan pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, melalui strategi:

1) Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan bidang kesatuan bangsa dan politik;

2) Penguatan dan internalisasi ideologi pancasila dan nilai-nilai kebangsaan;

3) Peningkatan peran partai politik dan organisasi kemasyarakatan serta lembaga pendidikan melalui pendidikan politik dan kewarganegaraan;

4) Pembinaan dan pengembangan Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya; serta

5) Peningkatan kualitas dan fasilitasi penanganan konflik dan gangguan keamanan dalam negeri.

b. Memperkuat koordinasi dan penataan administrasi kewilayahan, melalui strategi:

1) Penyusunan dan penataan regulasi administrasi kewilayahan; 2) Peningkatan peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dalam

pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah;

(27)

III-3

3) Penataan administrasi wilayah, penegasan batas daerah, dan toponimi;

4) Peningkatan pembinaan kawasan khusus, pertanahan, perkotaan dan batas negara serta pulau-pulau kecil terluar; serta

5) Peningkatan efektivitas kerjasama perbatasan antar negara di 3 (tiga) negara tetangga di kawasan perbatasan wilayah darat.

c. Meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, melalui strategi:

1) Percepatan penerbitan regulasi dan kebijakan sebagai tindak lanjut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2) Peningkatan kualitas tata kelola Pemerintah Daerah;

3) Penataan kelembagaan dan peningkatan kualitas Pimpinan dan aparatur secara efektif dan proporsional dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah;

4) Peningkatan kemampuan dan prakarsa pemerintahan daerah terhadap pencapaian kinerja dalam penyelenggaraan otonomi daerah;

5) Peningkatan kinerja pemerintahan daerah otonom baru;

6) Peningkatan keberhasilan penerapan kebijakan Otsus/keistimewaan daerah; serta

7) Harmonisasi dan penataan Produk Hukum Daerah agar selaras dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

d. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif, melalui strategi:

1) Mendorong penetapan Peraturan Daerah (Perda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi/ Kabupaten/Kota secara tepat waktu;

2) Mendorong penetapan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi/Kabupaten/Kota secara tepat waktu; 3) Mendorong peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi

daerah dalam APBD;

4) Mendorong penerapan akuntansi berbasis akrual di daerah;

5) Peningkatan kualitas belanja pada APBD yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, terutama untuk pembangunan infrastruktur, pengelolaan pendidikan, kesehatan dan perumahan;

(28)

III-4

6) Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Barang Milik Daerah (BMD); serta

7) Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan dana perimbangan dan kemampuan fiskal daerah.

e. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, melalui strategi:

1) Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah;

2) Mendorong harmonisasi, keselarasan, dan sinergitas pembangunan antar Daerah serta antara Pusat dan Daerah; serta 3) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan

pembangunan daerah.

f. Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah, melalui strategi:

1) Percepatan penyelesaian dan fasilitasi penyusunan regulasi terkait SPM;

2) Penerapan indikator utama SPM di daerah;

3) Peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mencakup 6 (enam) urusan wajib dasar, 18 (delapan belas) urusan wajib non dasar, dan 8 (delapan) urusan pilihan; serta

4) Penyelesaian perselisihan antar daerah terkait dengan urusan pemerintahan.

g. Mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah, melalui strategi:

1) Penerapan kebijakan pelayanan publik di daerah;

2) Penguatan kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di daerah;

3) Peningkatan kualitas dan cakupan daerah yang menerapkan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN); serta

4) Peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat, serta aparat dan kelembagaan pencegahan penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran, termasuk penyediaan layanan dasarnya sesuai SPM.

(29)

III-5

h. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat, melalui strategi:

1) Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2) Peningkatan akuntabilitas, efektifitas, dan transparansi pengelolaan keuangan dan aset desa;

3) Peningkatan kapasitas aparat desa dalam manajemen pemerintahan desa;

4) Peningkatan fungsi kelembagaan dan kerjasama desa; serta

5) Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan dan aset pemerintahan desa.

i. Meningkatkan kualitas dan kemanfaatan database kependudukan nasional, melalui strategi:

1) Penyediaan database kependudukan secara akurat dan terpadu dalam pelayanan kepada masyarakat;

2) Pemanfaatan NIK, database Kependudukan dan KTP-el secara nyata dalam pelayanan publik, termasuk penyediaan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu/Pemilukada serentak;

3) Peningkatan kualitas pelayanan dokumen administrasi kependudukan; serta

4) Peningkatan kualitas aparatur di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

j. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan melanjutkan reformasi birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, melalui strategi:

1) Peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan;

2) Peningkatan kompetensi dan profesionalisme SDM Aparatur; 3) Penyediaan sistem informasi yang terintegrasi;

4) Peningkatan kualitas pelayanan publik;

5) Peningkatan kualitas kelitbangan dalam perumusan kebijakan; serta

6) Peningkatan kualitas pendidikan dan alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

(30)

III-6

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN SEKRETARIAT JENDERAL

Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, rumusan Arah Kebijakan dan Strategi Sekretariat Jenderal mengacu pada Arah Kebijakan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019, yang juga mengacu pada Agenda Prioritas (Nawa Cita), Program Quick Wins, dan Program Lanjutan sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019.

Dari 9 (sembilan) penjabaran agenda prioritas (Nawa Cita) terdapat 1 (satu) agenda Nawa Cita/Agenda Prioritas dengan 2 (dua) fokus prioritas pembangunan yang terkait ruang lingkup tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, yaitu:

Nawa Cita 2: Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,

demokratis, dan terpercaya.

Adapun 2 (dua) fokus prioritas pembangunan, meliputi:

a. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik, yang ditandai dengan: terwujudnya sistem pelaporan kinerja instansi pemerintah dan meningkatnya akses publik terhadap informasi kinerja instansi pemerintah; meningkatnya implementasi open government pada seluruh unit kerja serta makin efektifnya penerapan e-government untuk mendukung manajemen birokrasi secara modern.

b. Meningkatnya kualitasnya birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja pembangunan nasional diberbagai bidang, yang ditandai dengan: terwujudnya kelembagaan birokrasi yang efektif dan efisien; meningkatkan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi; dan meningkatnya kualitas pelayanan publik.

Sejalan dengan arah dan kebijakan Kementerian Dalam Negeri yang terkait ruang lingkup tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal yaitu meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan melanjutkan reformasi birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, melalui strategi antara lain: peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan; peningkatan kompetensi dan profesionalisme SDM Aparatur; penyediaan sistem informasi yang terintegrasi; dan peningkatan kualitas pelayanan publik, Sekretariat Jenderal telah

(31)

III-7

menetapkan arah kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan (2015-2019), yaitu:

a. Mendorong terlaksananya perencanaan program dan penganggaran yang berbasis kinerja, serta peningkatan fasilitas kerjasama Pemerintah dengan mitra dalam dan luar negeri secara efektif dan efisien, melalui strategi:

1) Penyusunan rencana program dan anggaran Kementerian Dalam Negeri;

2) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan dokumentasi program serta anggaran Kementerian Dalam Negeri;

3) Penyusunan laporan kinerja Kementerian Dalam Negeri;

4) Penyusunan kebijakan, pelaksanaan tugas, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan teknis dukungan substantif di bidang fasilitasi pelaksanaan serta penatausahaan kerja sama Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah daerah baik di dalam maupun di luar negeri; dan

5) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis serta fasilitasi pelaksanaan administrasi dan teknis kerja sama lembaga keuangan internasional, organisasi internasional dan lembaga asing non pemerintah dengan Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah daerah.

b. Mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya aparatur dalam upaya percepatan reformasi birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, melalui strategi:

1) Pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan evaluasi penataan struktur organisasi dan tata kerja Kementerian Dalam Negeri, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan instansi vertikal;

2) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis serta fasilitasi penataan ketatalaksanaan, pelaksanaan analisis jabatan, analisis beban kerja dan evaluasi jabatan Kementerian Dalam Negeri, UPT, dan instansi vertikal;

3) Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan, pengembangan program dan evaluasi reformasi birokrasi serta layanan adminitrasi Kementerian Dalam Negeri;

4) Penyusunan analisis kebutuhan jumlah dan jenis jabatan ASN dan pelaksanaan pengadaannya di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

(32)

III-8

5) Peningkatan kualitas layanan kepegawaian ASN di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

6) Pelaksanaan penilaian kinerja ASN di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

7) Pelaksanaan pengembangan karier ASN di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

8) Pelaksanaan penilaian kompetensi jabatan ASN di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; dan

9) Penegakan disiplin dan kode etik ASN di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

c. Memfasilitasi penataan produk hukum Kementerian Dalam Negeri secara berkualitas guna terciptanya sinergi antar kebijakan dan regulasi yang diterbitkan, melalui strategi:

1) Perumusan kebijakan umum penyusunan peraturan perundang-undangan dibidang tugas pokok Kementerian Dalam Negeri;

2) Harmonisasi terhadap penyusunan serta pengkajian produk hukum Kementerian Dalam Negeri dan kebijakan pemerintahan daerah; dan

3) Pelaksanaan litigasi dan advokasi hukum Kementerian Dalam Negeri.

d. Meningkatkan kapasitas pengelolaan data dan informasi, optimalisasi pemanfaatan sistem informasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta kualitas penyelenggaraan kehumasan dalam konteks keterbukaan informasi penyelenggaraan pemerintahan, melalui strategi:

1) Penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan tugas dukungan substantif dibidang data dan sistem informasi, komunikasi, telekomunikasi dan penerangan masyarakat Kementerian Dalam Negeri;

2) Pengembangan dan penerapan teknologi informasi Kementerian Dalam Negeri; dan

3) Fasilitasi pengaduan masyarakat dan layanan informasi publik. e. Meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan dan aset berbasis

akrual, pelayanan umum, serta sarana dan prasarana secara transparan, akuntabel dan sesuai kebutuhan, melalui strategi:

1) Perumusan kebijakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan Kementerian Dalam Negeri;

(33)

III-9

2) Pembinaan pelaksanaan anggaran Kementerian Dalam Negeri; 3) Pembinaan dan pengelolaan urusan perbendaharaan, urusan

akuntansi, urusan penatausahaan BMN lingkup Kementerian Dalam Negeri;

4) Penyusunan pelaporan keuangan dan BMN Kementerian Dalam Negeri; dan

5) Pengelolaan administrasi pimpinan, urusan rumah tangga, sarana dan prasarana perkantoran, arsip, persuratan, keamanan dalam, serta layanan pengadaan barang dan jasa.

3.3 KERANGKA KELEMBAGAAN

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tentunya perlu didukung oleh kelembagaan Pemerintah yang efektif dan akuntabel untuk melaksanakan berbagai program pembangunan yang telah ditetapkan. Kelembagaan merujuk kepada organisasi, pengaturan hubungan inter dan antar organisasi, serta sumber daya manusia aparatur. Organisasi mencakup rumusan tugas, fungsi, kewenangan, peran, dan struktur. Pengaturan hubungan inter dan antar organisasi mencakup aturan main dan/atau tata hubungan kerja inter dan antar organisasi/lembaga pemerintah, sedangkan sumber daya manusia aparatur negara mencakup para pejabat negara dan aparatur sipil negara yang menjalankan organisasi tersebut.

Dalam Permendagri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri diatur bahwa Tugas Sekretariat Jenderal adalah menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi melalui koordinasi dan pembinaan serta pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan.

Untuk menjalankan fungsi tersebut, Sekretariat Jenderal didukung oleh 10 (sepuluh) unit eselon II, yaitu (1) Biro Perencanaan; (2) Biro Kepegawaian; (3) Biro Organisasi dan Tatalaksana; (4) Biro Hukum; (5) Biro Keuangan dan Aset; (6) Biro Administrasi Pimpinan; (7) Biro Umum; (8) Pusat Data dan Sistem Informasi; (9) Pusat Penerangan; dan (10) Pusat Fasilitasi Kerja Sama.

(34)

IV-1

B

B

A

A

B

B

I

I

V

V

T

T

A

A

R

R

G

G

E

E

T

T

K

K

I

I

N

N

E

E

R

R

J

J

A

A

D

D

A

A

N

N

K

K

E

E

R

R

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

N

N

A

A

A

A

N

N

4.1. TARGET KINERJA

Dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, telah ditetapkan indikator-indikator sebagai pengukur capaian kinerja yang direncanakan. Indikator dimaksud baik berupa indikator program maupun indikator kegiatan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian, setiap Sasaran Strategis dan Sasaran Program Sekretariat Jenderal diukur dengan Indikator Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal sebagaimana yang tertuang dalam Renstra Kementerian Dalam Negeri 2015-2019, sebagaimana disampaikan pada tabel IV-1.

Tabel IV-1

Indikator Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal

No Tujuan/ Sasaran Strategis

Indikator Target 2015 Target 2019 Pelaksana Unit Terkait Peningkatan tata kelola dan kualitas kelembagaan pemerintahan dalam negeri 1. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan Kemendagri Opini BPK atas Laporan Keuangan Kemendagri WTP WTP Itjen 2. Meningkatnya kinerja dalam mendukung Reformasi Birokrasi Akuntabilitas Kinerja Kemendagri LAPKIN kategori A LAPKIN kategori A Itjen Indeks Reformasi Birokrasi Kemendagri kategori

B kategori A Seluruh Unit Kerja Untuk mendukung pencapaian sasaran prioritas pembangunan jangka menengah Nasional dan Kementerian Dalam Negeri tahun 2015-2019, serta untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan untuk 5 tahun kedepan, Sekretariat Jenderal terus mendorong terlaksananya prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dalam memberikan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri guna mengoptimalkan penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam negeri.

Pemberian dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dimaksud mencakup

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dalam menerima informasi dari media sosial, masyarakat akan sangat mudah percaya dan mudah terpengaruh, mereka seakan tidak mau tahu apakah berita yang

Ia termasuk pengemis mandiri, karena saat beroperasi ia hanya sendiri dan hasilnya juga untuk dirinya sendiri, ia mengaku tidak ada yang memintanya untuk

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan Tesis dengan judul “ Faktor Risiko Kejadian

Dengan konsumsi listrik lebih rendah beserta perangkat aksesoris dan fitur inovatif yang baru, mesin pembersih serba guna ini membersihkan tanpa kompromi.. Kärcher memberikan

Jawab : HDD/SSD yang mengalami kerusakan, atas unit HDD/SSD yang mengalami kerusakan tersebut dapat dibawa (tidak disimpan oleh OJK) untuk diganti dengan HDD/SSD yang

Sementara itu Prabowo & Heriyanto (2013) mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, kepercayaan orang yang

Guru memperkenalkan mata pelajaran sejarah kepada siswa dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajarinya. Guru juga menjelaskan

PETA PRAKIRAAN WILAYAH POTENSI TERJADI GERAKAN TANAH BULAN DESEMBER 2016 (JAWA) PETA TITIK RAWAN GERAKAN TANAH (SUMATERA).. TABEL TITIK RAWAN GERAKAN