• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

“PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS INOVASI

DALAM RANGKA MEMPERCEPAT KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL”

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

NOVEMBER 2011

NOVEMBER 2011

(2)

i

Pengantar

Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) adalah seminar

tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Bandung ( POLBAN) sebagai

forum publikasi dan komunikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan para

ilmuwan di lingkungan POLBAN khususnya, dan Perguruan Tinggi serta Institusi

Penelitian yang lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada tahun 2011 ini,

penyelenggaraan IRWNS merupakan penyelenggaraan tahun kedua dengan

mengambil tema :

”Peran Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka

Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional”.

Berbagai klaim penemuan, pembaharuan serta inovasi baru terangkum dalam 45

makalah dari berbagai cabang ilmu, yang disajikan dalam sesi paralel. Semoga

penemuan, pembaharuan dan hasil inovasi baru yang dihasilkan dapat memberikan

kontribusi positif pada pembangunan ekonomi nasional, serta masuk dalam arus

utama dalam rangka menuju era kemandirian bangsa.

Penyelenggara menyampaikan terima kasih kepada pembicara utama yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan inspirasi serta arah penelitian di masa

mendatang. Apresiasi kami tujukan kepada seluruh pembicara serta peserta seminar

yang telah berperan aktif dalam sesi diskusi.

Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Reviewer serta panitia yang telah

meluangkan waktunya untuk mempersiapkan kegiatan ini.

Kepada seluruh ilmuwan “Selamat bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran”, serta

sukses bagi kita semua.

Bandung, 17 November 2011

Ketua IRWNS 2011,

(3)

ii

Tim Reviewer

Dr. Ismet P. Ilyas, BS.MET.,M.Eng.Sc.

Dr. Ir. Kastam Astami, M.Sc.

Haryadi, Ph.D

Dr.Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono

Ir. Hertog Nugroho,MSc., PhD.

Dr. Maria F. Soetanto, MT

Transmissia Semiawan, BSCS.,MIT.,PhD

Ir. Conny K. Wahyoe, M.Eng.,PhD.

Ir. Sumargo, M.Sc.,PhD.

Dr.Ir. Hermagasantos Zein, MSc

Dr. Dwi Suhartanto, MCM.

Dr. M. Umar Mai, M.Si

Dr. Ruhadi, SE.ME

Ir. Suherman, M.Eng.,PhD.

Dra. Bevy Lidya, MSi.,Apt

Ir. Windy Hermawan M.,MT.

(4)

iii

Susunan Panitia

Pengarah

: Ir. Mei Sutrisno, M.Sc., Ph.D.

Haryadi, Ph.D.

Dr. Drs. Muhammad Umar Mai, M.Si.

Bambang Wisnuadhi, S.Si., MT

Ir. Hertog Nugroho, Ph.D

Penanggung Jawab

: Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc.

Ketua

: Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono

Wakil Ketua

: Nani Yuningsih, S.Si., M.Si.

Sekretaris

: Dra. Katharina Priyatiningsih, M.Si.

Anggota

: Sri Susilo Windarti, S.Pd

Ase Sulaeman

Yuniarti Surtiasih, A.Md.

Tusijati

Ranny Indriyani

Yane Hendriyani

Elsa Yusi Irmala

Watty Herlina Sutjipto

Sri Mulyani

Winarya

Boyke Gunawan R

Enjang Karyana

Eka Kurnia

Asep Gandamanah

Asep Johan

Surya Nurkhakam

(5)

iv

Jadwal Acara

Waktu

Acara

SESI PLENO

Conference Room Gedung P2T Lt.3

08.00 - 08.50

Pendaftaran & Coffee Break Pagi

08.50 - 08.55

Laporan Panitia Penyelenggara

08.55 - 09.00

Pembukaan

09.00 - 09.45

Pembicara Utama I (Dirut PLN)

09.45 - 10.30

Pembicara Utama II (Ketua DRN)

10.30 - 11.15

Pembicara Utama III (Kepala PPTIK ITB)

SESI PARALEL

R-1

R-2

R-3

R-4

Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah

11.30 - 11.45

P1

P12

P23

P34

11.45 – 12.00

P2

P13

P24

P35

12.00 - 12.15

P3

P14

P25

P36

12.15 - 13.15

ISOMA

13.15 - 13.30

P4

P15

P26

P37

13.30 - 13.45

P5

P16

P27

P38

13.45 - 14.00

P6

P17

P28

P39

14.00 - 14.15

P7

P18

P29

P40

14.15 - 14.30

P8

P19

P30

P41

14.30 - 14.45

P9

P20

P31

P42

14.45 - 15.00

P10

P21

P32

P43

15.00 - 15.15

P11

P22

P33

P45

15.15 - 15.45

Coffee Break Sore

(6)

v

Daftar Abstrak

Kode

Judul

Halaman

P01

Studi Sifat Mekanik Komposit Hibrid Unsaturated Polyester/Clay/Serat

Glass

1 - 5

P02

Kaji Teoritik dan Eksperimental Penempatan Ideal Vortex Generator

pada TASV-Gorlov

6 - 11

P03

Penentuan Panjang Chord Sudu untuk Meningkatkan Kinerjanya

Menggunakan Perangkat Lunak CFD Numeca

12-17

P04

Pengaruh Contraction Ratio Nosel Terhadap Kinerja Liquid Jet Gas

Pump

18

P05

Simulasi Numerik Pengaruh Jumlah Nozzle Terhadap Separasi Energi

pada Ranque-Hilsch Tube Vortex

19-25

P06

Pengaruh Variasi Voltase, Waktu pada Temperatur Pelapisan Krom

Konstan (50º C) terhadap Karakteristik Logam Alumunium)

26- 3

P07

Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik

Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6

pada Proses Las FSW

34-39

P08

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik

Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin

Angin)

40-45

P09

Pengaruh Pelapisan WN yang Diperoleh dengan Teknik DC Reaktive

Magnetron Sputtering terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Korosi Baja

Tahan Karat Martensitik AISI 410

46-51

P10

Pengaruh Putaran Centrifugal Casting Velg dari Bahan Aluminium

Scrap terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik”

52-57

P11

The effect of sandblasting on AISI 316L stainless steels

58-61

P12

Pengaruh Penggunaan Ejector Terhadap Penurunan Daya Input

Kompresor pada Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

62-65

P13

Studi Kelayakan dari Penggunaan Mesin Pengkondisi Udara Jenis

Absorption Chiller pada Gedung di Negara Beriklim Tropis

66-72

P14

Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Menggunakan

(7)

vi

P15

Performansi Sistem Pendingin Split Unit dengan Menggunakan

HCFC-22 dan HC-HCFC-22

78-81

P16

Kaji Eksperimental Mesin Refrigerasi Unit Kecil yang Dilengkapi

dengan Secondary Refrigerant

82-90

P17

Air Conditioning System Design for Polban Server Room

91-97

P18

Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Variasi Putaran

Kompresor Menggunakan Kendali Logika Fuzzy

P19

Analisis Manajemen Perawatan untuk Perhitungan Availabilitas Sistem

AC Toshiba RPU 4003X Pada Kereta Api Argo Gede di PT KAI

98-103

P20

Pengaruh Suntikan Udara pada Aliran Pusar Sekunder terhadap

Kapasitas Pendinginan Keluaran Tabung Vortex

104-110

P21

Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif –

Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal

111-116

P22

Sistem Alarm Pada Cold Storage Berbasis Jaringan GSM Alarm System

on Cold Storage Based on A GSM Network

22

P23

Implementasi ATN Tunneling pada Testbed VHF Datalink (VDL)

Berbasis Software-Defined Radio

117-123

P24

Penerapan Metoda Project Based Learning (PBL) Pada Praktikum

Mekatronika

124-127

P25

Stabilisasi Networked Control Systems dengan Parameter Packet Dropout

128-133

P26

Desain dan realisasi platform robot setimbang

134-138

P27

Penggunaan Aritmatika Interval sebagai Pendukung Proses Pembelajaran

pada Jurusan Teknik Elektro

139-142

P28

Penggunaan Sensor Ultrasonik Sebagai Pendeteksi Ketinggian Air

Sungai Pada Sistem Peringatan Dini Tanggap Darurat Bencana Banjir

143-147

P29

Implementasi Enkapsulasi pada VHF Data Link (VDL) Mode 2 Berbasis

Software Gnuradio

148-152

P30

Perancangan Sensor Gelembung Udara Fault Tolerant Menggunakan

Metoda Triple Modular Redundancy

153-158

P31

Kontrol Kecepatan Turbin Angin Dengan Daya Sendiri

159-164

P32

Fluktuasi Beda Tekanan Isyarat Gangguan Pada Saluran Pipa Horisontal

165-174

(8)

vii

P34

Interaktif TV Digital menggunakan Middleware Berbasis MHP

(Multimedia Home Platform)

34

P35

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan

Pugh

181-186

P36

Peluang dan Tantangan Bagi Pengembangan Bahan Material Biopolimer

dari Lautan Indonesia

187

P37

Fermentasi Mikroaerofilik Lactobacillus Acidophilus untuk Produksi

Probiotik

188-192

P38

Pengaruh Fiber Baja pada Kapasitas Tarik dan Lentur Beton

193-199

P39

The Effects of Multimode Load Pattern on Pushover Analysis to

Estimate The Seismic Demands for Symmetric Steel Building Frames

200-206

P40

Komparasi Perencanaan Menara Telekomunikasi di Indonesia Mengacu

pada TIA/EIA-222-F dan TIA/EIA-222-G

40

P41

Analisis Diskriminan Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas Komponen

Kepariwisataan di Kawasan Wisata Agro

207-215

P42

An Investigation of The Relationship Between Customers’ Perceptions

of Internet Retail Service Quality, Customer Satisfaction and Customer

Loyalty Amongst University Students

216-225

P43

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Remaja Akhir (16-18

Tahun) Akibat Perceraian Orang Tua di SMA Negeri 3 Subang

226-230

P45

Analisis Kelajuan Gerak Pelari 100 Meter pada Kasus Pemecahan Rekor

(9)

111   

RUDI RUSTANDI

, PURNOMO

, PRAJITNO

1 Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Politeknik Negeri Bandung

2Jurusan Teknik Mesin dan Industri

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Email: rustandis@gmail.com

 

ABSTRAK

Sistem refrigerasi adsorpsi merupakan sistem refrigerasi alternatif untuk menghadapi krisis energi dan penipisan lapisan ozon yang disebabkan oleh penggunaan refrigeran CFC dan HCFC pada sistem refrigerasi konvensional. Sistem ini menggunakan energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi,gas alam, listrik, energi buangan industri/ proses, atau energi matahari. Tetapi mesin refrigerasi adsorpsi jarang ditemui dipasaran, kalaun ada harganya cukup mahal dan biasanya perlu diimpor. Karena mesinnya harus diimpor, medium pendingin yang digunakan juga harus diimpor dengan harga yang mahal.Pada penelitian ini dilakukan pengujian sistem refrigerasi adsorpsi dengan medium pendingin karbon aktif –metanol dengan menggunakan karbon aktif yang terdapat di pasaran lokal. Sistem refrigerasi adsorpsi telah dibuat dengan dirancang untuk bisa dioperasikan menggunakan energi matahari. Dalam pengujian digunakan karbon aktif sebanyak 2,67 kg, sumber energi yang digunakan berasal dari heater listrik.. Pengujian dilakukan dengan variasi temperatur pemanasan (proses desorpsi) 140 oC dan 160 oC. Produk yang disimpan di kabin evaporator pada pengujian pendinginan

adalah air 200 gram. Dari pengujian diperoleh temperatur terendah evaporator dan produk, ketika proses pendinginan dievaporator, untuk pemanasan 140 oC masing-masing adalah 14,1oC dan 18,0, sedangkan pemanasan 160 oC adalah 10,0 oC dan 16,2 oC. Temperatur pendinginan yang tercapai masih jauh dari yang diharapkan, karena pasangan karbon

aktif-metanol biasanya digunakan untuk menghasilkan es. Kata kunci : Refrigerasi, adsorpsi, karbon aktif, metanol

1.PENDAHULUAN

Penggerak utama dalam operasi sistem refrigerasi adsorpsi adalah energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi, gas alam, listrik, energi buangan industri atau energi matahari. Dengan energi penggerak yang tidak tergantung pada listrik dan minyak bumi, sistem ini bisa menjadi alternatif untuk mengurangi pengaruh krisis energi terutama yang disebabkan oleh sistem refrigerasi kompresi uap yang banyak berkontribusi dalam pemakaian energi saat ini. Dengan menggunakan energi matahari, sistem ini bisa beroperasi di tempat terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik, terutama di daerah tropis seperti indonesia. Media kerja dari sistem refrigerasi adsorpsi terdiri dari dua zat yaitu adsorbent, penyerap yang berbentuk padat, dan refrigerant (adsorbat) yang diserap adsorbent dalam fasa uap. Pasangan media kerja bisa bermacam-macam, diantaranya Karbon aktif – Metanol, karbon aktif – amonia, CaCl –amonia, atau Silicagel – Air. Sistem adsorpsi dengan menggunakan pasangan media kerja karbon aktif – metanol dan CaCl – amonia dapat

digunakan untuk pembuatan es, karena temperatur kerjanya bisa berada di bawah 0 oC.

Untuk pembuatan es pasangan karbon aktif – metanol lebih banyak digunakan. Pasangan silicagel–air digunakan untuk pengkondisian udara yang mempunyai temperatur kerja di atas 0oC

(Pridasawas, 2006). Dengan media kerja yang tidak menggunakan senyawa CFC (chloro flouro carbon) atau HCFC (hidrogen flouro chloro carbon) yang banyak digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap konvensional, maka sistem ini tidak berpengaruh pada penipisan lapisan ozon.

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kelayakan pemanfaatan sistem refrigerasi adsorpsi ini. A. Boubakri (A Boubakri, 2003) telah melakukan penelitian dengan sistem adsorpsi carbon aktif -metahanol yang digerakkan oleh tenaga surya, menggunakan kolektor surya jenis datar (plat), kondenser menyatu dengan adsorber dengan menggunakan pendingin udara. Dengan alat tersebut berhasil dikurangi biaya komponen dan juga peningkatan COP. Dari hasil

(10)

112   

peningkatan koefisien perpindahan kalor pada kumpulan adsorbent yang dicampur dengan butiran logam. Sumathy dan Zhongfu (Sumathy, K, Zhongfu, Li, 1999) telah membuat sistem adsorpsi karbon aktif-metanol yang digerakan oleh sinar matahari menggunakan pengumpul sinar matahari jenis datar (flat plate collector) dengan luas 0,92 m2A alat tersebut bisa menghasilkan es sebanyak 4 -

5 kg per hari. Vanek (Jaroslav Vanek, 1996) telah membuat sistem adsorpsi CaCl2 – amonia dengan sumber energi matahari, menggunakan pengumpul

2. METODELOGI

Siklus refrigerasi pada sistem adsorpsi terdiri dari dua proses utama, yaitu proses refrigerasi (adsorpsi) dan proses regenerasi. Pada saat proses refrigerasi uap refrigeran diserap oleh adsorbent digenerator, yang menghasilkan pendinginan di evaporator. Sedangkan saat regenerasi (desorpsi) uap refrigeran dilepaskan dari adsorbent dengan bantuan pemberian

kalor pada generator. Sistem refrigerasi adsorpsi bisa dioperasikan

menggunakan energi matahari dengan bantuan konsentrator parabola, seperti terlihat pada gambar 1. Pada sistem ini proses regenerasi terjadi di waktu siang dan refrigerasi terjadi di waktu malam, secara bergantian, oleh karena itu sistem ini dikenal sebagai sistem intermiten.

Gambar 1. Sistem adsorpsi menggunakan energi matahari

Siklus refrigerasi adsorpsi yang menggunakan energi matahari pada dasarnya terdiri dari 4 proses (N.M. Khatab,2004), seperti terlihat pada gambar 2.5, yaitu :

1. Proses pemanasan (A-B)

Prores pertama, A-B, Adsorbent dipanaskan oleh energi matahari sampai tekanannya mencapai tingkat yang memungkinkan terjadinya pelepasan uap refrigeran dari permukaannya (kondisi B).

2. Proses Pelepasan uap refrigeran (B-D)

Proses ke dua, setelah kondisi B tercapai, penambahan panas dari energi matahari

selanjutnya menyebabkan pelepasan uap refrigeran (desorpsi), selanjutnya uap tersebut akan berkondensasi di kondenser dan masuk ke evaporator.

3. Penurunan temperatur adsorbent (D-F)

Proses ke tiga, ketika energi matahari menurun, temperatur adsorbent turun dan tekanan uap refrigeran pun turun sampai mencapai kondisi dimana mulai terjadi kembali penyerapan uap refrigeran oleh adsorbent (F).

4. Pengikatan (adsorpsi) di adsorber dan pendinginan di Evaportor (F-A)

Proses ke empat, semakin turunnya temperatur adsorber menyebabkan terjadinya penyerapan (adsorpsi) kembali uap refrigeran, sehingga refrigeran cair yang ada di evaporator menguap, menyebabkan terjadinya pendinginan di ruangan tempat evaporator

Gambar 2. Siklus refrigerasi adsorpsi ideal Pada diagram Clapeyron

(11)

113    QAB = (mACCpAC + CpmmmA)(TB – TA) (2.2) QBD = [mACCpAC + Cpm(mmA +mmD)/2)](TD - TB ) + (mmA – mmD)H (2.3) Keterangan :

QT = Energi total yang diterima sistem.

QAB = Energi penikan temperatur karbon aktif dan

metanol dari A ke B.

QBD = Energi untuk menaikan temperatur karbon

aktif dari B ke D dan energi pelepasan (desorption) metanol.

mAC = Massa karbon aktif

mmA = massa metanol pada karbon aktif di titik A.

mmD = massa metanol pada karbon aktif di titik D.

Cp = Kalor spesifik. TA = Temperatur di titik A

TB = Temperatur di titik B.

H = Energi pelepasan metanol dari karbon aktif. Kalor yang diserap selama pendinginan dievaporator Qe1, sama dengan energi penguapan dari metahanol.

Qe1 = (mmA – mmD)L (2.4)

Sedangkan energi yang digunakan untuk menghasilkan es adalah:

Qe = Qe1 – Qe2 (2.5)

Qe2 adalah energi yang diperlukan untuk

mendinginkan cairan adsorbat dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasinya.

Qe2 = (mmA – mmd)Cpm(Tc – Te) (2.6)

Qice1 adalah energi yang diperlukan untuk

mendinginkan air dari TA ke 0 oC dan untuk

menghasikan es.

Qice1 = M*(L* + CpWater (TA -0)) (2.7)

M* dan L* masing-masing adalah massa dan kalor laten peleburan es dan pendinginan neto yang dihasilkan adalah

Qice = M* L* (2.8)

Perkiraan Unjuk Kerja

Perkiraan unjuk Kerja (performance estimates) dari system refrigerasi adsorpsi tertutup bisa dinyatkan sebagai berikut :

2 ice e

3. COP Siklus refrigerasi

COP = Qe1/QT (2. 11) 4. COP neto matahari (Sumber kalor lain)

COP = Qice/QI (2-12)

Karbon Aktif

Karbon aktif (activated carbon) adalah suatu bentuk dari karbon yang telah diolah supaya zat tersebut mempunyai banyak pori-pori sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat besar untuk penyerapan(adsorption) atau reaksi-reaksi kimia (Wikipedia). Disebut karbon aktif karena mempunyai derajat mikroporositas (degree of microporosity) yang tinggi, satu gram karbon aktif mempunyai luas permukaan lebih dari 500 m2.

Karbon aktif bisa dihasilkan dari beberapa bahan diantaranya tempurung kelapa, kayu, dan batubara. Bentuk karbon aktif yang digunakan untuk penyerapan gas adalah Granular (butiran). Pada penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah bentuk granular yang terdapat di pasaran lokal.

3. PENGUJIAN

Sistem refrigerasi adsorpsi yang dibuat dirancang untuk bisa digerakan oleh energi matahari dengan bantuan konsentrator parabola. Pengujian yang dilakukan baru sampai tahap unjuk kerja generator dengan bantuan sumber kalor dari heater listrik. Skema sistem terlihat pada Gambar 3.

Generator terbuat dari dua pipa tembaga masing-masing berdiameter 2,5 inci dan 3/4 inci, yang dipasang secara konsentrik, panjang 196 cm. Pipa dalam diberi lubang-lubang berdiameter 5 mm, dengan jarak antar lubang 1 cm, kemudian ditutup screen. Karbon aktif sebanyak 2,67 kg diletakan di ruang antara ke dua pippa tersebut (anulus). Metanol yang digunakan adalah jenis praktikal analisys, dari Merck, diisikan ke evaporator sebanyak 400 ml. Skema konstruksi generator terlihat pada Gambar 4.

(12)

114   

Gambar 3. Skema sistem adsorpsi pengujian Pengujian dilakukan dengan temperatur pemanasan generator 140 oC dan 160 oC, lama

pemanasan 4 jam.

Gambar 4 Konstruksi generator

5.HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan awal diperoleh kondisi metanol seperti Tabel 1. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa daya serap karbon aktif yang digunakan terhadap metanol adalah 0,087/2,67 kg/kg = 32,679 g/kg, jauh lebih kecil daripada yang dinyatakan oleh Leite dkk, yaitu 286 gr/kg. Sehingga perlu jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk menyerap lebih banyak metanol.

Tabel 1. Kuantitas metanol yang digunakan

Metanol diisikan 400 ml

Metanol tersisa setelah

adsorpsi 289,8 ml

Metanol terserap karbon

aktif 110,2 ml

Massa metanol terserap 0,087 kg

Gambar 5. Pemanasan generator 140 oC

Perbedaan temperatur tersebut disebabkan karena rendahnya koefisien perpindahan kalor dari karbon aktif, hal ini sesuai dengan pernyataan A. Boubakri (A Boubakri, 2003).

Temperatur generator dan keluar generator selama 4 jam pemanasan untuk setting temperatur termostat 140 oC dan 160 oC terlihat pada Gambar 6. Dari

Gambar 6 tersebut, pada 50 menit pertama temperatur generator tidak berbeda jauh untuk kedua setting termostat, hal ini karena kalor yang diberikan sama, sesuai dengan daya listrik heater yang digunakan. Termostat yang digunakan sudah berfungsi dengan baik.

Gambar 6. Temperatur Pemanasan

Perubahan tekanan selama 4 jam pemanasan terlihat pada Gambar 7. Temperatur pemanasan yang lebih tinggi menghasilkan tekanan generator yang lebih besar, ketika katup generator ke Kondenser (KGK) dan katup kondenser ke evaporator dibuka (KKE) maka terjadi penyesuaian tekanan, tekanan gtenerator dan tekanan evaporator hampir sama.

(13)

115   

Gambar 7. Tekanan selama pemanasan

Pada saat proses pendinginan di evaporator (absorpsi), perubahan temperatur yang terjadi terlihat pada Gambar 8. Pada saat penyerapan (adsorpsi) metanol oleh karbon aktif terjadi, generator mengalami penaikan temperatur, hal ini sesuai dengan teori bahwa reaksi adsorpsi menyebabkan terjadinya pelepasan kalor. Proses pendinginana di evaporator dari hasil pemanasan generator 140 oC mengasilkan temperatur evaporator

terendah 14,1 oC dan produk 18 oC, sedangkan untuk

pemanasan generator 160 oC temperatur evaporator

terendah 10,0 oC dan produk terendah 16,2 oC. Dari

Gambar 8 terlihat bahwa setelah temperatur evaporator terendah tercapai, evaporator mengalami kenaikan temperatur, demikian juga temperatur produk. Kenaikan temperatur yang cepat disebabkan masuknya kalor dari lingkungan luar kabin, berarti insulasi kabin kurang baik.

Gambar 8. Perubahan temperatur pada saat proses

absorpsi (refrigerasi)

Temperatur evaporator dan produk yang tercapai tidak memungkinkan untuk menghasilkan es. Untuk mencapai temperatur rendah perlu digunakan karbon aktif yang lebih banyak.

tinggi.

3. Daya serap karbon aktif lokal terhadap metanol yang rendah, memerlukan jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk pencapaian temperatur yang sama dengan karbon aktif impor.

DAFTAR PUSTAKA

ASHRAE ,ASHRAE HANDBOOK OF

FUNDAMENTAL 2001, SI Edition, Atlanta, 2001.

Boubakri, A., A New Conception of An Adsorptive solar powered ice maker, Renewable Energy 28 (2003) 831 – 842, Pergamon Press Hu, Eric Jing, Simulated Results Of A non-valve,

daily-Cycled, Solar-Powered Carbon/Methanol Refrigerator With Tubular

Solar Collector

Khatab, N.M., A Novel Solar-Powered Adsorption Refrigeration Module, Applied Thermal Engineering 24 (2004) 2747-2760, Elsevier Leite, Antonio P. Ferreira, Machado, Moacir Martin,

Riffel, Douglas Bressan, Belo, Francisco Antonio, Experimental Study of an Adsorptive Refrigeration Cycle,

http://dougbr.webng.com

Perry, Robert H., Green, Don W., Maloney, James O., Perry’s Chemical Engineers’ Hand Book, Mc Graw-Hill, New York, 1997.

Pridasawas, W. Solar-Driven Refrigeration Systems with Focus on the Ejector Cycle, Doctoral Thesis School of Industrial Engineering and Management Insitute of Technology, KTH, Stockholm (2006).

Saphis, N.,et all, Study on Solar Adsorption refrigeration cycle utilizing activated carbon prepared from olive stones, Revue des Energies renouvelables, vol 10 (2007), p 415 – 420.

Sumathy, K, Zhongfu, Li, Experiments With Solar-powered Adsorption Ice-Maker,

Renewable Energy 16 (1999) 704-707

Thumautok, P., Wongsuwan, W., and Kiatsiriroat,T. Performance Analysis of A Solar Adsorption Heating And Cooling Sytem

(14)

116   

http://www.engineeringtoolbox.com/methanol-properties-d_1209.html

Gambar

Gambar 2. Siklus refrigerasi adsorpsi ideal   Pada diagram Clapeyron
Tabel 1. Kuantitas metanol yang digunakan  Metanol diisikan  400 ml  Metanol tersisa setelah
Gambar 7. Tekanan selama pemanasan

Referensi

Dokumen terkait

Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penyusunan tugas akhir ini adalah metode kuantitatif deskriptif, dimana peneliti mengambil data menggunakan metode

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian intern terhadap persediaan pada Koperasi Tirta Lestari Banjarbaru selama ini dan juga memberikan masukkan

Keputusan klaim sepenuhnya akan menjadi keputusan Penanggung dengan mengikuti ketentuan yang tercantum pada Ketentuan Umum, Ketentuan Tambahan, Ketentuan Khusus, Perubahan Polis

Nilai terbesar dari overweight diperoleh oleh pola konsumsi fast food lebih atau sama dengan 2 kali seminggu dengan persentase 54,54 persen.. Sedangkan, nilai

menggunakan nama tokoh sebagai namanya. Karya tulis ini diharapkan akan dapat memberikan pemahaman kepada pembaca tentang nama-nama jalur di Kuantansingingi yang

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan bentuk akomodasi bahasa yang digunakan oleh pedagang etnis Cina, Jawa, dan Arab kepada pembeli di Pasar Klewer 2)

➢ Memahami Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang

Seks menurut beberapa ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan seseorang, jadi wajar jika semua orang, tak terkecuali remaja menginginkan hubungan