• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

JAWA TIMUR

TRIWULAN II - 2012

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

WILAYAH IV (JAWA TIMUR)

(2)

Penerbit :

Bank Indonesia Surabaya Bidang Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA

Telp. : 031-3520011 psw. 129/128 Fax : 031-3554178

Email : kke_sby@bi.go.id

(3)

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Kantor Bank Indonesia Surabaya

Misi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.”

Visi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Menjadi kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.”

Misi Bank Indonesia :

“ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan.“

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi bank sentral yang kredibel secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.“

Nilai – Nilai Strategis :

(4)

Pertama-tama ijink Yang Maha Esa atas rah Provinsi Jawa Timur Triwula Kajian triwulanan ini disus eksternal maupun interna perbankan dan sistem pem prospek ke depan.

Analisa pada kajian Provinsi Jawa Timur didasa pihak seperti perbankan da swasta. Atas seluruh bant kasih yang sebesar-besarny ini dapat lebih ditingkatk masukan dan saran unt memberikan kemanfaatan Semoga Tuhan Y kemudahan kepada kita peningkatan kesejahteraan umumnya.

kanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke ahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Eko ulan II - 2012 dapat diselesaikan dengan baik da usun untuk memenuhi kebutuhan informasi ba nal yang berkaitan dengan perkembangan mbayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dim

ian ini menggambarkan perkembangan pereko sarkan pada data dan informasi yang diperole dan instansi di lingkungan pemerintah daerah, ntuan tersebut kami mengucapkan pengharga nya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang tkan di masa yang akan datang. Kami juga ntuk lebih meningkatkan kualitas kajian s n yang maksimal.

Yang Maha Pemurah selalu memberikan a semua dalam memberikan kontribusi yan

n masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan

Surabaya, 8 Agust KANTOR PERWAKILAN BA WILAYAH IV (JAWA Mohamad Pemim ke hadirat Tuhan konomi Regional dan tepat waktu. bagi stakeholders

n perekonomian, imaksud maupun

konomian daerah leh dari berbagai , BUMN maupun gaan dan terima g terjalin selama a mengharapkan sehingga dapat kekuatan dan ng terbaik bagi n Indonesia pada stus 2012 BANK INDONESIA A TIMUR ad Ishak impin

(5)

Ringkasan

Ringkasan

Ringkasan

Ringkasan

Eksekutif

Eksekutif

Eksekutif

Eksekutif



(6)

RINGKASAN

RINGKASAN

RINGKASAN

RINGKASAN

EKSEKUTIF

EKSEKUTIF

EKSEKUTIF

EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN I

TRIWULAN I

TRIWULAN I

TRIWULAN IIIII –

––

– 201

201

201

2012

2

2

2

Assesmen Perkembangan Makro Ekonomi Assesmen Perkembangan Makro Ekonomi Assesmen Perkembangan Makro Ekonomi Assesmen Perkembangan Makro Ekonomi

Ekonomi Jawa Timur kembali mencatatkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 7,19% (yoy) menjadi 7,21%. Level pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan ini juga masih lebih tinggi dibandingkan nasional yang justru mengalami perlambatan dari 6,50% (yoy) menjadi 6,40%. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa, dimana DKI Jakarta tumbuh sebesar 6,7% (yoy), Jawa Barat 6,41%, Jawa Tengah 6,10%, Banten 5,46% dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 5,23%.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong utamanya oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang secara berurutan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 4,44% (yoy) dan 2,22% . Pertumbuhan tertinggi terjadi pada variabel investasi (12,11% - yoy), dan konsumsi rumah tangga 6,40%. Pertumbuhan investasi Jatim meningkat signifikan, utamanya berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai 1135% (yoy). Sementara itu, konsumsi masyarakat pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan yang dipicu oleh tibanya libur sekolah, kegiatan festival shopping di beberapa kab/kota di Jatim dan cairnya gaji ketiga belas Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dari sisi penawaran, tingginya level laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terutama didorong oleh laju pertumbuhan ekonomi ketiga sektor utamanya, yaitu dari sektor PHR, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian dengan sumbangan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,31% (yoy), 1,66% dan 0,45%. Momentum liburan sekolah dan beberapa cuti bersama di sepanjang bulan April – Juni 2012 serta beberapa kegiatan festival

shopping di Jawa Timur turut mendorong peningkatan transaksi

Perekonomian provinsi Jawa Timur pada triwulan II-2012 kembali mencatatkan peningkatan pertumbuhan dari 7,19% (yoy) menjadi 7,21%

(7)

pada sektor PHR hingga mengalami peningkatan dari 9,69% (yoy) menjadi 10,54%.

Assesmen Inflasi

Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 7 kota pada triwulan II-2012 sebesar 0,89% (qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,68%(qtq). Hingga pertengahan tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,63%-yoy) berada pada level yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (6,26%).

Pendorong inflasi pada periode laporan terutama berasal dari kenaikan harga komoditas bawang merah dan bawang putih dari sub kelompok bumbu-bumbuan. Faktor cuaca, yakni masih berlanjutnya musim hujan, berpengaruh pada kinerja komoditas lokal yang mengakibatkan penurunan kualitas komoditas tersebut sehingga menjadi busuk dan rusak, sehingga mengurangi jumlah produksinya dan mendorong inflasi dari sisi supply.

Berdasarkan disagregasinya, peningkatan laju inflasi utamanya didorong oleh kelompok inflasi volatile food dan inflasi

core inflation. Sedangkan kelompok administered price sedikit

mengalami penurunan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, meningkatnya harga komoditas pada sub kelompok telur, susu dan hasilnya serta sub kelompok daging-dagingan dan hasil-hasilnya menjadi faktor pendorong dari kelompok inflasi volatile food. Sedangkan kenaikan harga gula pasir dan bahan bangunan dari dari sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya serta sub kelompok biaya tempat tinggal menyumbang cukup besar kenaikan inflasi core inflation. Di sisi lain, melambatnya tekanan inflasi pada kelompok administered price didorong oleh penurunan inflasi sub kelompok transportasi.

Assesmen Perbankan

Pada triwulan II-2012, kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan yang

Kenaikan IHK di 7 (tujuh) kota pada periode laporan

mengalami peningkatan

sehingga secara tahunan mencapai 4,63%.

Fungsi Intermediasi perbankan berjalan baik dengan didorong oleh pertumbuhan kredit yang terus meningkat.

(8)

moderat, tercermin dari tingkat pertumbuhan indikator total aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta tingkat risiko kredit yang cukup terjaga. Penyaluran kredit oleh Bank Umum dan BPR mencatat pertumbuhan sebesar 22,26% (yoy) diiringi oleh kualitas kredit atau rasio Non Performing Loans (NPLs) sebesar 2,77%. Loan

to Deposit Ratio (LDR) yang mencerminkan fungsi intermediasi

perbankan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 80,87%. Peningkatan fungsi intermediasi tersebut terutama didorong oleh membaiknya jumlah kredit yang disalurkan oleh bank. Dengan mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, maka peluang sumbangan sektor perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan meningkat.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan III-2012

Pada triwulan III-2012, pertumbuhan ekonomi Jatim masih berpotensi mengalami peningkatan dengan rentang pertumbuhan 7,20% – 7,40% (yoy). Momentum bulan puasa dan lebaran pada periode laporan diperkirakan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan pola pertumbuhan ekonomi musiman pada periode sebelumnya.

Tingkat inflasi Jawa Timur pada triwulan II-2012 diperkirakan mulai mengalami peningkatan dan berada di kisaran 4,35% s/d 4,55% (yoy). Kelompok volatile food diyakini masih akan menjadi pendorong inflasi utama di sepanjang triwulan III-2012, seiring dengan meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat di bulan puasa serta dengan mempertimbangkan faktor kecukupan pasokan bahan makanan. Sementara itu, inflasi inti juga diperkirakan masih akan mengalami tekanan yang utamanya dipengaruhi oleh potensi fluktuasi nilai tukar rupiah, serta fluktuasi harga komoditas inti lainnya, seperti harga emas internasional. Selain itu, periode bulan puasa yang telah berlangsung sejak pertengahan bulan Juli 2012 masih akan mendorong potensi inflasi dari sisi ekspektasi inflasi. Potensi tekanan lainnya diperkirakan

Tingkat inflasi Jatim pada Tw

III-2012diperkirakan masih mengalami peningkatan. Ekonomi Jatim pada Tw

III-2012diperkirakan berpotensi meningkat.

(9)

berasal dari inflasi administered price yang turut menekan inflasi pada periode laporan, dengan pemicunya adalah kenaikan tarif angkutan/transportasi , khususnya untuk tarif angkutan udara dan kereta api.

(10)

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 125.591 125.92 128.50 129.69 130.58 131.75 - Kota Surabaya 125.081 125.50 128.30 129.38 130.33 131.39 - Kota Malang 125.735 126.03 128.46 129.91 130.48 131.63 - Kota Kediri 123.956 124.60 127.34 128.66 129.33 130.90 - Kota Jember 127.970 126.99 128.73 130.02 131.15 132.22 - Kota Probolinggo 129.455 129.84 131.66 132.75 133.59 129.81 - Kota Madiun 130.053 130.09 132.35 133.51 134.45 135.90 - Kota Sumenep 122.031 123.09 125.03 127.02 128.25 135.20

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 6.94 6.26 4.87 4.29 4.48 4.63 - Kota Surabaya 7.60 6.98 5.22 4.73 4.56 4.69 - Kota Malang 5.82 5.37 4.71 4.07 4.50 4.44 - Kota Kediri 5.38 4.48 4.45 3.64 4.71 5.06 - Kota Jember 6.76 5.04 4.03 2.42 3.63 4.12 - Kota Probolinggo 6.81 5.59 3.71 3.78 3.85 5.46 - Kota Madiun 5.60 5.32 4.65 3.49 4.28 4.66 - Kota Sumenep 5.69 5.70 3.57 4.19 5.53 3.93

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 88,724,137 91,361,994 93,350,482 93,212,679 95,255,849 97,984,951

- Pertanian 15,553,734 13,773,813 13,336,371 10,507,871 15,903,128 13,954,912

- Pertambangan dan Penggalian 1,802,122 2,085,751 2,139,238 2,201,521 1,893,917 2,120,466

- Industri Pengolahan 21,820,355 22,560,496 23,274,729 24,299,093 23,417,927 24,091,691

- Listrik, gas, dan air bersih 1,174,790 1,237,703 1,245,192 1,274,399 1,269,738 1,322,563

- Bangunan 2,626,382 3,054,205 3,102,022 3,212,217 2,893,702 3,224,522

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 27,085,226 28,588,367 29,708,289 30,450,678 30,081,571 31,778,068

- Pengangkutan dan komunikasi 6,546,139 6,966,113 7,141,739 7,443,098 6,933,037 7,627,372

- Keuangan, persewaan, dan jasa 4,785,173 4,993,959 5,124,947 5,282,030 5,153,153 5,361,931

- Jasa 7,330,216 8,101,587 8,277,955 8,541,772 7,709,676 8,503,427

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6.98 7.25 7.12 7.11 7.19 7.21

Pertumbuhan (YoY)

- Pertanian 2.82 5.11 4.52 1.64 2.25 3.04

- Pertambangan dan Penggalian 10.34 5.44 4.55 4.85 5.09 1.66

- Industri Pengolahan 5.61 6.01 5.67 5.96 6.27 6.71

- Listrik, gas, dan air bersih 7.22 7.05 5.17 5.65 8.08 6.86

- Bangunan 7.42 10.98 8.90 8.99 10.18 5.58

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.24 8.86 9.29 9.69 9.69 10.54

- Pengangkutan dan komunikasi 19.72 10.69 9.11 9.86 13.01 8.08

- Keuangan, persewaan, dan jasa 8.21 8.50 8.17 7.87 7.69 7.37

- Jasa 3.89 4.48 5.96 5.82 5.18 4.96

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6.98 7.25 7.12 7.11 7.19 7.21

2012

INDIKATOR 2011

(11)

A. Perbankan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 256.43 270.26 282.00 292.82 304.22 322.89 DPK (Rp. Triliun) 217.02 226.92 234.25 250.61 252.81252.81252.81252.81 262.25262.25262.25262.25

- Tabungan (Rp. Triliun) 90.19 92.85 98.48 110.42 109.95 116.20 - Giro (Rp. Triliun) 38.03 40.31 41.85 40.99 42.8542.8542.8542.85 43.5443.5443.5443.54

- Deposito (Rp. Triliun) 88.79 93.76 95.31 99.20 100.00 102.50 Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 161.93 172.59 180.42 190.57 192.75 210.06 - Modal Kerja 95.80 102.38 107.00 113.54 112.31 123.45 - Investasi 21.77 23.36 23.29 24.89 26.13 28.75 - Konsumsi 44.36 47.37 50.12 52.15 54.32 57.86 Non Performing Loan (NPL-Gross) 3.373.373.373.37 3.553.553.553.55 3.473.473.473.47 2.902.902.902.90 2.96 2.73 Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 74.61% 76.06% 77.02% 76.04% 76.25%76.25%76.25%76.25% 80.10% Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 56.27 59.07 61.29 62.35 63.21 68.87

NPL UMKM Gross (%) 4.58 4.62 4.68 3.74 4.22 3.82

BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 5.86 6.16 6.37 6.81 6.98 7.35

DPK (Rp. Triliun) 3.58 3.72 3.84 4.04 4.18 4.39 - Tabungan (Rp. Triliun) 1.12 1.15 1.15 1.28 1.33 1.35 - Deposito (Rp. Triliun) 2.46 2.58 2.69 2.76 2.85 3.03 Kredit (Rp. Triliun) 4.28 4.62 4.82 4.85 5.15 5.57 - Modal Kerja 2.94 3.13 3.22 3.18 3.36 3.63 - Investasi 0.11 0.13 0.14 0.14 0.16 0.17 - Konsumsi 1.23 1.36 1.47 1.53 1.64 1.77

Non Performing Loan (NPL-Gross) 4.99% 4.92% 4.77% 4.01% 4.29% 4.14% Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 119.67% 115.49% 125.69% 120.01% 123.38% 127.08%

SYARIAH :

Total Asset (Rp. Triliun) 8.04 9.02 10.30 11.65 12.01 13.14 DPK (Rp. Triliun) 6.28 7.07 7.74 9.23 9.32 9.88 - Giro (Rp. Triliun) 0.47 0.56 0.46 0.63 0.84 0.88 - Tabungan (Rp. Triliun) 2.23 2.50 2.78 3.36 4.90 5.08 - Deposito (Rp. Triliun) 3.58 4.01 4.50 5.24 3.58 3.92 Pembiayaan (Rp. Triliun) 6.16 6.96 8.08 8.84 8.93 10.03 - Modal Kerja 2.25 2.80 3.17 3.45 3.60 4.16 - Investasi 0.93 1.04 1.19 1.40 1.51 1.75 - Konsumsi 2.97 3.13 3.72 3.98 3.83 4.12 Non Performance Financing (NPF) % 1.14 1.45 1.41 1.21 1.36 1.43 Financing to Deposit Ratio (FDR) % 98.06 98.53 104.46 95.73 95.77 101.59

B. SISTEM PEMBAYARAN

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Inflow (Rp. Triliun) 8.99 7.13 12.2 8.7 12.70 20.08 Outflow (Rp. Triliun) 3.54 7.62 14.66 8.24 6.52 12.08 Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 6.30 5.08 5.61 4.07 4.76 5.10 Nominal Transaksi RTGS 127 125.07 149.32 148.29 122.21 182.77 Volume Transaksi RTGS 142,015 141,213 149,834 155,650 141,322 172,750 Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 40.04 40.58 41.00 44.33 44.05 46.32 Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1.35 1.37 1.23 1.37 1.40 1.40 Tolakan Kliring (Rp. Juta) 764,425 691,041 518,985 596,757 632,814 638,541 Tolakan Kliring (lembar) 24,250 20,257 17,900 48,249 20,065 19,361

2012 INDIKATOR 2011 INDIKATOR 2011 2012 20122012 2012

(12)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIK vii

DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR LAMPIRAN xi

RINGKASAN EKSEKUTIF ix

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xviii

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xix

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 KONDISI UMUM 1 1.2 SISI PERMINTAAN 2 a. Konsumsi 3 b. Investasi 6 c. Ekspor - Impor 8 1.3 SISI PENAWARAN 11

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 13

b. Sektor Industri Pengolahan 15

c. Pertanian 16

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 17

e. Bangunan 19

f. Pengangkutan dan Komunikasi 19

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 21

2.1 KONDISI UMUM 21

2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 22

2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 26

2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 29

2.5 INFLASI MENURUT KOTA 30

2.5 DISAGREGASI INFLASI 32

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN 36

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 37

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 39

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 40

(13)

3.1.5 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 46

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 47

3.2.1. RISIKO KREDIT 48

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS 51

3.3 PERBANKAN SYARIAH 52

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 56

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 58

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 62

3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 62

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (inflow/Outflow) 62

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 64

3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 65

a. Transaksi RTGS (Real Time Gross settlement) 65

b. Transaksi Kliring 67

3.6.2 PENEMUAN UANG PALSU JAWA TIMUR 68

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 71

4.1 UMUM 71

4.2 REALISASI PENDAPATAN DAERAH 71

4.3 REALISASI BELANJA DAERAH 72

BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 73

5.1 UMUM 73

5.2 KETENAGAKERJAAN 73

5.2.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran 73

5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 74

5.3.1 NILAI TUKAR PETANI (NTP) 74

5.3.2 NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) 74

5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 75

BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 78

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 78

(14)

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Jawa 1 Tabel 2.1 Inflasi Triwulan II Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm) 21 Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi Di Jawa Timur (qtq) 33 Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 38 Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 39 Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tw II 2012 (% yoy) 41 Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tw II 2012 (% yoy) 41 Tabel 2.7 Perkembangan Capacity Utilization Industri Pengolahan 44 Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 40 Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 41 Tabel 3.3 Penyaluran Kredit pada Kab/Kota Dominan di Jawa Timur 49 Tabel 3.4 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 53 Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 61 Tabel 3.6 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 65 Tabel 3.7 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 68 Tabel 3.8 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.II - 2012 73 Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Prop.Jatim Triwulan II - 2012 73 Tabel 4.2 Realisasi Belanja APBD Prov.Jatim Triwulan II - 2012 (Rp juta) 74 Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) (dalam ribuan) 79

(15)

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur & Nasional 1

Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 2

Grafik 1.5 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.7 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.8 Indeks Penjualan Eceran 4

Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4

Grafik 1.10 Pertumbuhan Konsumsi BBM di Jawa Timur 4

Grafik 1.11 Perkembangan Impor Barang Konsumsi 4

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum BPR 5

Grafik 1.13 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 5

Grafik 1.14 Survei Konsumen Keyakinan Konsumen 6

Grafik 1.15 Survei Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 6

Grafik 1.16 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 7

Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 7

Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 7

Grafik 1.18 Perkembangan PMTB 7

Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Investasi 7

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Penjualan Semen 8

Grafik 1.21 Perkembangan Barang Modal 8

Grafik 1.22 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 9

Grafik 1.23 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim 9

Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Ekspor Per jenis Barang 9

Grafik 1.25 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang 9

Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Ekspor 10

Grafik 1.27 Perkembangan Nilai Impor 10

Grafik 1.28 Nilai Impor Per Jenis Barang 10

Grafik 1.29 Pertumbuhan Impor Per Jenis Barang 10

Grafik 1.30 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama 11

Grafik 1.31 Petumbuhan Sektor Pendukung 11

Grafik 1.32 Pertumbuhan Sektor Pendukung 11

Grafik 1.33 Utilisasi Kapasitas Produksi 12

Grafik 1.34 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral 12

Grafik 1.35 Indeks Realisasi Usaha 13

Grafik 1.36 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 13

Grafik 1.37 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 13

(16)

Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Bahan Baku 15

Grafik 1.44 Perkembangan Konsumsi BBM Industri 15

Grafik 1.45 Konsumsi Listrik Golongan Industri 16

Grafik 1.46 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 16

Grafik 1.47 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 16

Grafik 1.48 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 17

Grafik 1.49 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa imur 18

Grafik 1.50 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 18

Grafik 1.51 Perkembangan Fee - Based Income 18

Grafik 1.52 Perkembangan Interest - Based Income 18

Grafik 1.53 Perkembangan Pendapatan - Biaya Operasional Bank 18

Grafik 1.54 Volume Penjualan Semen di Jawa timur 19

Grafik 1.55 Arus Penumpang di Tanjung Perak 20

Grafik 1.56 Arus Barang di Tanjung Perak 20

Grafik 1.57 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 20

Grafik 1.58 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 20

Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 21

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 21

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 21

Grafik 2.3 Inflasi April 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 23

Grafik 2.4 Inflasi Mei 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 23

Grafik 2.5 Inflasi Maret 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 25

Grafik 2.6 Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan 25

Grafik 2.7 Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras 27

Grafik 2.8 Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuhan 27

Grafik 2.9 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan 29

Grafik 2.10 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan Tw I - 2012 & Tw II - 2012 29

Grafik 2.11 Pergerakan Harga Bumbu-bumbuan 30

Grafik 2.12 Pergerakan Harga Daging-dagingan 30

Grafik 2.13 Perkembangan Harga Kelompok Makanan Jadi, Minuman Rokok dan

Tembakau 30

Grafik 2.14 Pergerakan Harga Sayur-sayuran 30

Grafik 2.15 Pergerakan Harga Beras di Surabaya 31

Grafik 2.16 Pergerakan Harga Beras Internasional 31

Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Sandang (qtq) 32

Grafik 2.18 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Per Kelompok Barang 33

Grafik 2.19 Inflasi (yoy) Tertinggi - Kelompok Barang 33

Grafik 2.20 Inflasi Tahunan (yoy)Kelompok bahan Makanan Tahun 2011-2012 34 Grafik 2.21 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau 35 Grafik 2.22 Perbandingan Inflasi Year on Year (yoy) 7 Kota di Jawa Timur 35

(17)

Perkembangan Harga Batu Bara 39

Grafik 2.28 Perkembangan Herga Karet 39

Grafik 2.29 Perkembangan Capacity Utilization 39

Grafik 2.30 Perbandingan Komponen Inflasi Inti 40

Grafik 2.31 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 41

Grafik 2.32 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 41

Grafik 2.33 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 41

Grafik 2.34 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 41

Grafik 3.1 Perkembangan LDR 45

Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 45

Grafik 3.3 Perkembangan LDR per Wilayah Kerja 45

Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 46

Grafik 3.5 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 46

Grafik 3.6 Perkembangan Total Aset Bank Umum 47

Grafik 3.7 Proporsi Aktiva Produktif 47

Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 47

Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 48

Grafik 3.10 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq)Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 4848

Grafik 3.11 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan (Rp juta) 48

Grafik 3.12 Komposisi DPK Bank Umum (%) 48

Grafik 3.13 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 49

Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (yoy) 49

Grafik 3.15 Pertumbuhan Kredit (qtq) 49

Grafik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 50

Grafik 3.17 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 50

Grafik 3.18 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y) 51

Grafik 3.19 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 52

Grafik 3.20 Proporsi Kredit Sektoral 53

Grafik 3.21 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 54

Grafik 3.22 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 54

Grafik 3.23 Perkembangan Kredit UMKM 54

Grafik 3.24 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 54

Grafik 3.25 Jumlah & Pangsa Kredit UMKM 54

Grafik 3.26 Perkembangan NPL Kredit UMKM (%) 54

Grafik 3.27 Pertumbuhan Kredit UMKM (%) 54

Grafik 3.28 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 55

Grafik 3.29 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 55

Grafik 3.30 Perkembangan NPL Bank Umum 57

(18)

Proporsi Deposito per Jangka Waktu 60

Grafik 3.37 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 61

Grafik 3.38 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 61

Grafik 3.39 Proporsi DPK Perbankan Syariah 62

Grafik 3.40 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yo) 62

Grafik 3.41 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 63

Grafik 3.42 Pangsa Pembiayaan Syariah Perjenis Penggunaan 63

Grafik 3.43 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah di Jawa Timur 63

Grafik 3.44 Perkembangan Indikator BPR (yoy) 65

Grafik 3.45 Perkembangan Indikator BPR (qtq) 65

Grafik 3.46 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (yoy) 66

Grafik 3.47 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (qtq) 66

Grafik 3.48 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan 66

Grafik 3.49 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 67

Grafik 3.50 Perkembangan LDR & NPL BPR 67

Grafik 3.51 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 68

Grafik 3.52 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 68

Grafik 3.52 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 68

Grafik 3.53 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 69 Grafik 3.54 Pertumbuhan DPK Perjenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya 69 Grafik 3.55 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di

Surabaya 70

Grafik 3.56 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 70 Grafik 3.57 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 70

Grafik 3.58 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) 72

Grafik 3.59 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 72

Grafik 3.60 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 73

Grafik 3.61 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 74

Grafik 3.62 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 74

Grafik 3.63 6 Kota Dengan Aktivias Ttransaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw II 2012 75 Grafik 3.64 6 Kota Dengan Aktivias Ttransaksi Incoming RTGS Terbesar Tw II 2012 75

Grafik 3.65 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 76

Grafik 3.66 Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 76

Grafik 3.67 Statistik Uang Palsu Yang Ditemukan 77

Grafik 3.68 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (lembar) 77

Grafik 3.69 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (nilai) 78

Grafik 3.70 Statistik Uang Palsu yang Dilaporkan Per Kota (lembar) 78

Grafik 4.1 Dana Pemerintah Prov/Kab/Kota di Perbankan 79

(19)

NTP Nasional & Jawa Timur 88

Grafik 5.8 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 88

Grafik 5.9 lt Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 88

Grafik 5.10 lb dan Pertumbuhanan Nasional & Jatim 88

Grafik 5.11 NTN Nasional & Jatim 88

Grafik 5.12 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 88

Grafik 6.1 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 88

Grafik 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja 88

Grafik 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja Tiga Sektor Utama 88

Grafik 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 89

Grafik 6.1 NTP Nasional & Jawa Timur 90

Grafik 6.1 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 90

Grafik 6.1 It Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 90

Grafik 6.1 Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim 90

Grafik 6.1 NTN Nasional & Jawa Timur 91

Grafik 6.1 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 91

Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 89

Grafik 6.1 Indeks Ekspetasi Penghasilan 89

Grafik 6.1 Indeks Ekspetasi Penghasilan 89

Grafik 6.1 Estimasi Realisasi Usaha Tw I -2011 90

Grafik 6.1 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw I-2011 90

Grafik 6.1 Ekspektasi Harga 3 bulan y.a.d 91

(20)

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL



(21)

Tabel Tabel Tabel

Tabel 1.11.11.11.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Jawa Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.1 1 1 1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur & Nasional

1

1

1

1

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. KONDISI UMUM 1.1. KONDISI UMUM 1.1. KONDISI UMUM 1.1. KONDISI UMUM

Ekonomi Jawa Timur kembali mencatatkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 7,19% (yoy) menjadi 7,21%. Level pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan ini pun masih lebih tinggi dibandingkan nasional yang mengalami perlambatan dari 6,50% (yoy) menjadi 6,40%. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa, dimana DKI Jakarta tumbuh sebesar 6,7% (yoy), Jawa Barat 6,41%, Jawa Tengah 6,10%, Banten 5,46% dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 5,23%.

Tingginya level laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terutama didorong oleh laju pertumbuhan ekonomi ketiga sektor utamanya, yaitu dari sektor PHR, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian dengan sumbangan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,31% (yoy), 1,66% dan 0,45%. Momentum liburan sekolah dan beberapa cuti bersama di sepanjang bulan April – Juni 2012 serta beberapa kegiatan festival shopping di Jawa Timur turut mendorong peningkatan transaksi pada sektor PHR hingga mengalami peningkatan dari 9,69% (yoy) menjadi 10,54%. Sektor industri pengolahan meningkatkan kegiatan usahanya seiring meningkatnya permintaan pedagang besar/distributor menjelang tibanya bulan puasa dan Lebaran, sehingga mendorong pertumbuhannya dari 6,27% (yoy) menjadi 6,71%. Sementara itu, tibanya musim panen tanaman bahan makanan dan meningkatnya hasil hutan pada triwulan II-2012 turut mendorong pertumbuhan sektor pertanian hingga mencapai 3,04% (yoy), dari sebelumnya berada pada level 2,25%.

5.79 5.89 6.32 6.44 5.97 6.08 6.11 5.61 4.33 5.01 5.28 5.42 5.81 6.53 7.14 7.20 7.17 7.29 7.30 7.117.19 7.21 6.03 6.64 6.58 5.85 6.25 6.42 6.40 5.18 4.37 4.00 4.20 4.58 5.70 6.17 5.80 6.90 6.50 6.50 6.50 6.50 6.40 3 4 5 6 7 8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

% y o y % y o y

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

I II DKI Jakarta 6.40 6.70 Jawa Timur 7.19 7.21 Jawa Barat 6.22 6.41 Jawa Tengah 6.40 6.10 Banten 6.72 5.46 DKI Yogyakarta 6.33 5.23 NASIONAL 6.50 6.40 PROVINSI DI PULAU JAWA 2012

(22)

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1.

Grafik 1.4 4 4 4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.5 5 5 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 5 Grafik 1.

Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.222 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral 2 Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.3 3 3 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan 3 Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong utamanya oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang secara berurutan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 4,44% (yoy) dan 2,22% . Pertumbuhan tertinggi terjadi pada variabel investasi (12,11% - yoy), dan konsumsi rumah tangga 6,40%. Pertumbuhan investasi Jatim meningkat signifikan, utamanya berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai 1135%1 (yoy). Sementara itu, konsumsi masyarakat pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan yang dipicu oleh tibanya libur sekolah, kegiatan festival shopping di beberapa kab/kota di Jatim dan cairnya gaji ketiga belas Pegawai Negeri Sipil (PNS). Meskipun ekspor luar negeri Jatim mengalami penurunan cukup dalam sebagai akibat dari krisis yang masih melanda perekonomian Eropa dan Amerika, serta perlambatan ekonomi Cina, namun kinerja ekspor antar pulau mengalami peningkatan signifikan dengan tujuan utama ke wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan beberapa Provinsi di kawasan Sumatera. Hal ini mampu menopang pertumbuhan ekspor Jawa Timur tumbuh mencapai angka 12,02%.

1

Sumber: BKPM Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

5.79 5.89 6.32 6.44 5.97 6.08 6.11 5.61 4.33 5.01 5.28 5.42 5.81 6.53 7.14 7.20 7.17 7.29 7.30 7.117.19 7.21 6.03 6.64 6.58 5.85 6.25 6.42 6.40 5.18 4.37 4.00 4.20 4.58 5.70 6.17 5.80 6.90 6.50 6.50 6.50 6.50 6.40 3 4 5 6 7 8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

% y o y % y o y 66.65 0.62 7.53 18.89 2.01 27.40 -23.10 65.29 0.60 7.05 19.74 1.67 29.07 -23.43 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor q2-2012 q1-2012 q2-2011 0.48 0.04 1.80 0.10 0.27 3.13 0.45 0.37 0.42 0.42 0.10 1.69 0.12 0.42 2.82 0.68 0.37 0.40 0.53 0.13 1.63 0.10 0.54 2.81 0.68 0.42 0.38 - 1 2 3 4 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa q2-2011 q1-2012 q2-2012 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

I II III IV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II

2007 2008 2009* 2010 2011 2012

Jasa-jasa

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Pengangkutan & Komunikasi Perdagangan, Hotel & Restoran Bangunan Listrik, Gas & Air Bersih Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian

(23)

1.2. SISI PERMINTAAN 1.2. SISI PERMINTAAN 1.2. SISI PERMINTAAN 1.2. SISI PERMINTAAN

Faktor pendorong utama meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II-2012 adalah kenaikan nilai konsumsi rumah tangga, dan investasi , yang secara berurutan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 4,44% (yoy), dan 2,22% .

a. Konsumsi a. Konsumsi a. Konsumsi a. Konsumsi

Masih sama dengan periode sebelumnya, pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada triwulan II-2012 berasal dari meningkatnya konsumsi rumah tangga dimana terjadi kenaikan pertumbuhan dari 5,95% (yoy) menjadi 6,40% (yoy). Beberapa indikator konsumsi mengkonfirmasi hal serupa, seperti hasil survei penjualan eceran, survei konsumen, konsumsi listrik rumah tangga, serta konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sebagaimana diinformasikan pada grafik 1.8, Indeks Omset Riil yang merupakan hasil dari Survei Penjualan Eceran (SPE) KPwBI Wilayah IV (Jawa Timur) mengalami kenaikan hingga berada di atas level 100 atau tepatnya mencapai 106,97, dari sebelumnya hanya sebesar 98,26. Kenaikan indeks ini didorong oleh meningkatnya transaksi retail/eceran pada kelompok peralatan rumah tangga yang meningkat sebesar 71,08, yang diikuti oleh kelompok konstruksi (47,86) dan kelompok alat tulis (18,14). Dari kesembilan kelompok, hanya kelompok barang budaya dan rekreasi serta kelompok bahan bakar yang mengalami penurunan penjualan dibandingkan triwulan I-2012.

Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga bergerak moderat dimana terjadi sedikit peningkatan konsumsi listrik dari 2,376 juta Kwh menjadi 2,419 juta Kwh atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,01% (yoy). Pertumbuhan ini setara dengan pergerakan rata-rata konsumsi listrik per-pelanggan dari 107,47 menjadi 107,5 Kwh per-pelanggan.

Indikator lainnya, yaitu tingkat konsumsi BBM transportasi darat dan rumah tangga berada pada tingkat pertumbuhan yang sedikit lebih rendah pada konsumsi BBM jenis premium

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.6 6 6 Sisi Permintaan PDRB Prov.JawaTimur 6 Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.7 7 7 Perkembangan Transaksi Ekspor Impor Jatim 7

-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah

gKonsumsi (rhs) g_Konsumsi Pemerintah (rhs)

T r i l i u n R p % Y O Y -3,500 -3,000 -2,500 -2,000 -1,500 -1,000 -500 0 500 1,000 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau

g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)

T r i l i u n R p % Y O Y

(24)

Grafik 1.8 Grafik 1.8 Grafik 1.8

Grafik 1.8 Indeks Penjualan Eceran

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya Sumber: PLN Distribusi Jatim

Sumber: PertaminaJatim, diolah Sumber: PertaminaJatim, diolah

dan stabil pada konsumsi BBM jenis solar. Tercatat, pertumbuhan BBM jenis premium berada pada level 8,58%, sedangkan untuk jenis solar mencapai 26,97%.

Selain itu, impor barang konsumsi (consumption goods) juga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 11,70% (yoy) menjadi 22,49%, khususnya untuk kelompok barang karpet, buku impor, jam tangan dan jam jenis lainnya. Kenaikan pertumbuhan impor barang konsumsi per-kelompok masih bersifat fluktuatif, namun peningkatan total impor konsumsi dapat dipahami seiring meningkatnya konsumsi rumah tangga masyarakat Jawa Timur dan lonjakan permintaan ekspor ke luar Jawa Timur, khususnya ke wilayah Indonesia Timur.

Indikasi adanya peningkatan konsumsi rumah tangga di wilayah Jawa Timur juga dikonfirmasi oleh menurunnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Timur sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.10 10 10 Pertumbuhan Konsumsi BBM 10 (Transportasi Darat & Rumah Tangga) di Jawa Timur

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1.

Grafik 1.9 9 9 9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga

50 100 150 200 250 300 350 400 450 20 40 60 80 100 120 I II III IV I II III IV I II 2010 2011 2012

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga

Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau

Alat Tulis Konstruksi

Sumber: Hasil Survei Penjualan Eceran BI (diolah)

Indeks 0 100 200 300 400 500 600 700 800 70 80 90 100 110 120 130

Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II

2009 2010 2011 2012

Konsumsi listrik RT KwH per pelanggan RT

Sumber : PLN (diolah) (50) -50 100 150 200 250 -300,000 600,000 900,000 1,200,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 Premium Solar gPremium (rhs) gSolar (rhs) % (60) (40) (20) -20 40 60 80 100 120 140 0 100 200 300 400 500 600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods g_Consumption Goods

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

(25)

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.11121222 Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum dan BPR

masyarakat. Pertumbuhan DPK Bank Umum dan BPR di Jawa Timur menurun dari sebesar 17,60% (yoy) pada triwulan I-2012, menjadi sebesar 16,77% (yoy) pada triwulan II-2012. Kondisi tersebut dipicu oleh penurunan pertumbuhan giro dari sebesar 17,08% (yoy) menjadi 12,50% (yoy), serta deposito dari sebesar 13,30% (yoy) menjadi 10,11% (yoy) pada periode laporan. Sementara tabungan mengalami sedikit peningkatan pertumbuhan dari sebesar 22,10% (yoy) pada triwulan I-2012 menjadi sebesar 25,34% pada triwulan II-2012. Selain digunakan untuk konsumsi, tren penurunan tersebut diduga masih dipicu oleh tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia per tanggal 9 Februari 2012 yang selanjutnya direspon dengan penurunan suku bunga penjaminan dan suku bunga simpanan bank, sehingga nasabah cenderung memindahkan simpanannya pada bentuk investasi lain, seperti emas, properti dan instrumen lainnya yang menawarkan return yang lebih tinggi.

Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kondisi serupa tercermin pula pada meningkatnya kinerja pertumbuhan kredit konsumsi Bank Umum dan BPR, yaitu dari 26,24% (yoy) menjadi 27,95% (yoy). Pola ini searah dengan tren peningkatan konsumsi masyarakat Jatim pada triwulan II-2012. Sebagai alternatif pembiayaan, masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik yang tidak sepenuhnya memanfaatkan jasa kredit konsumsi guna membiayai peningkatan konsumsinya. Jika dicermati lebih lanjut, kelompok rumah tangga Jawa Timur lebih memilih untuk mengurangi simpanan/tabungannya di perbankan dan dialokasikan untuk konsumsi.

Peningkatan konsumsi masyarakat turut dikonfirmasi oleh hasil survei konsumsi, yang ditunjukkan oleh peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 105,9 pada triwulan I-2012 menjadi 125,49 pada triwulan II-I-2012. Peningkatan indeks ini didorong oleh kenaikan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang menggambarkan ekspektasi masyarakat atas perkembangan perekonomian Indonesia meningkat dari 109,06 menjadi 128,74. Optimisme masyarakat mengalami perbaikan atas membaiknya perekonomian Indonesia dan tingkat Sumber: LaporanBulanan Bank Umum, diolah Sumber: LaporanBulanan Bank Umum, diolah

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.1113 13 3 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 3

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

Mar April Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2011 2012

G DPK (yoy) G Giro (yoy) G Deposito (yoy) G Tabungan (yoy)

(15,00) (10,00) (5,00) 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 Ja n u a ri Fe b ru a ri M a r Ap ri l M e i Ju n Ju l Ag s Se p t O kt N o v D e s Ja n Fe b M a r Ap r M e i Ju n 2011 2011 2012

(26)

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.11115 5 5 5 Survei Konsumen – Kondisi Ekonomi Saat Ini Grafik 1.

Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.11114 4 4 4 Survei Konsumen – Keyakinan Konsumen

Sumber: SurveiKonsumen BI Surabaya Sumber: SurveiKonsumen BI Surabaya

penghasilan 6 (enam) bulan yang akan datang. Selain itu, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) juga mengalami peningkatan dari 102,73 menjadi 122,24. Pendorong utama kenaikan indeks ini adalah meningkatnya ketepatan waktu saat ini untuk melakukan pembelian barang tahan lama dari level 108 menjadi 132,48. Indeks ini mengkonfirmasi kenaikan penjualan eceran pada kelompok peralatan rumah tangga, khususnya peralatan elektronik. Selain itu, responden mengkonfirmasi adanya perbaikan ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 (enam) bulan lalu, yang diharapkan merupakan efek lanjutan atas terus tumbuhnya perekonomian Jatim pada level yang cukup tinggi.

b. Investasi b. Investasi b. Investasi b. Investasi

Pendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada periode laporan selanjutnya adalah kenaikan nilai investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB) di Jawa Timur dari 9,00% (yoy) pada triwulan I-2012, menjadi 12,11% (yoy). Pertumbuhan ini juga masih lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2011, yang berada pada level 7,97% (yoy).

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diperoleh informasi bahwa kinerja penanaman modal pada periode laporan mengindikasikan hal serupa pada jenis Penanaman Modal Asing (PMA), sedangkan jenis Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami penurunan. Secara terperinci diidentifikasi bahwa realisasi investasi jenis PMA mengalami peningkatan dari US$ 244,8 juta (93 proyek) menjadi USD 949,5 juta (93 proyek) atau pertumbuhannya meningkat dari 18% (yoy) menjadi 1135%. Sedangkan, untuk kinerja investasi jenis PMDN tercatat mengalami peningkatan, yaitu dari Rp 3,818 milyar (64 proyek) menjadi Rp 3,044 milyar (60 proyek) atau pertumbuhannya mengalami perlambatan meningkat dari 56% (yoy) menjadi 43%.

0 20 40 60 80 100 120 140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks 0 20 40 60 80 100 120 140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Penghasilan Saat Ini Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

(27)

Sumber: LaporanBulananPerbankan, diolah Grafik 1.

Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.19 19 19 19 Perkembangan KreditInvestasi Grafik 1.1

Grafik 1.1Grafik 1.1

Grafik 1.18 8 8 8 Perkembangan PMTB Grafik 1.

Grafik 1.Grafik 1.

Grafik 1.11116 6 6 6 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi Grafik 1.1Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.1117 7 7 7 Perkembangan Nilai Proyek Investasi Berdasarkan informasi dari kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, diperkirakan pada periode mendatang masih akan terus terjadi perbaikan kinerja investasi di Jawa Timur, seiring dengan meningkatnya optimisme para pelaku usaha di Jawa Timur. Selain itu, juga sebagai respon balik atas berbagai program inisiatif yang telah dicanangkan oleh Gubernur Jatim melalui instansi terkait. Salah satunya yang mendapat sambutan positif dari para pelaku usaha di dalam negeri adalah upaya untuk mengembangkan jejaring perdagangan dalam negeri dengan membuka perwakilan dagang di 23 (dua puluh tiga) provinsi, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Indikator peningkatan investasi juga tercermin dari peningkatan pertumbuhan kinerja penyaluran kredit investasi di Bank Umum dan BPR di Jawa Timur. Pada triwulan II-2012

Sumber: BKPM

Sumber: BPS Jawa Timur, diolah

Sumber: BKPM (15,00) (10,00) (5,00) 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00

Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2011 2012

G Total Kredit (% yoy) G Kredit Modal Kerja (% yoy) G Kredit Investasi (% yoy) G Kredit Konsumsi

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)

T r i l i u n R p % Y O Y -400% -200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 1200% -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)

g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

-100% 0% 100% 200% 300% -10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

(28)

Grafik1. Grafik1. Grafik1.

Grafik1.20 20 20 Perkembangan Volume Penjualan Semen 20 Grafik1.Grafik1.21 Grafik1.Grafik1.21 21 PerkembanganImpor Barang Modal 21

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

tercatatpertumbuhan kredit jenis ini meningkat dari 26,31%(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 29,82% (yoy).

Namun, indikator investasi lainnya, yaitu volume penjualan semen di wilayah Jawa Timur mengalami perlambatan yaitu dari 21,98% (yoy) menjadi 15,08%. Sifat pembelian semen yang mayoritas berdasarkan kontrak, khususnya untuk proyek skala besar mengakibatkan fluktuasi pergerakan indikator ini lebih mencerminkan kinerja sektor konstruksi dibandingkan perkembangan investasi di suatu daerah.

Indikator lainnya yang lebih dapat mencerminkan perkembangan investasi di suatu daerah adalah indikator kinerja impor barang modal mengindikasikan adanya peningkatan investasi berupa penambahan barang-barang modal seperti mesin beserta perlengkapannya. Berdasarkan laporan yang diterima oleh Bank Indonesia, dapat diinformasikan bahwa impor barang modal mengalami perlambatan pertumbuhan dari sebelumnya 8,46% (yoy) menjadi -6,13%. Identifikasi lebih lanjut berdasarkan klasifikasi BEC, pendorong perlambatan ini adalah menurunnya nilai impor peralatan transportasi bagi sektor industri pengolahan, yang mengalami pertumbuhan -60% (yoy) pada triwulan II-2012, dari sebelumnya tumbuh sebesar 167%.

c.c.c.c. EksporEksporEksporEkspor----ImporImporImpor Impor

Hingga pertengahan tahun 2012, transaksi perdagangan luar dan dalam negeri Jawa Timur masih berada dalam tren meningkat, dengan mencatatkan kinerja net ekspor sebesar Rp3,21 triliun, sebagai lanjutan tren positif sejak triwulan I-2011. Berdasarkan pencatatan transaksi ekspor pada BPS, perolehan kinerja triwulan ini diperoleh dari peningkatan nilai net ekspor perdagangan dalam negeri dari posisi net ekspor sebesar Rp0,92 triliun menjadi Rp3,02 triliun. Sementara itu, perdagangan luar negeri Jawa Timur pun masih mencatatkan kinerja

Sumber: BankIndonesia -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

(40) (20) -20 40 60 80 100 120 140 160 0 100 200 300 400 500 600 700 800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(29)

Grafik1.2 Grafik1.2Grafik1.2

Grafik1.22 2 2 2 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim

Grafik1.2 Grafik1.2Grafik1.2

Grafik1.23 3 3 3 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

positif dengan posisi net ekspor sebesar Rp0,19 triliun, sedikit melambat dari sebelumnya berada pada kondisi net ekspor sebesar Rp1,62 triliun.

Tren pelemahan rupiah di sepanjang triwulan II-2012 diperkirakan menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan kondisi perdagangan luar negeri Jawa Timur dari BPS yang tercatat mengalami net ekspor, sedangkan informasi laporan transaksi ekspor-impor yang diterima Bank Indonesia, transaksi perdagangan luar negeri mengalami posisi net impor sebesar US$ 749,77 juta dengan faktor pendorong dari peningkatan didorong net impor barang bahan baku (dari sebelumnya kondisi net impor sebesar US$ 10,38 triliun menjadi net impor US$ 1.052 juta) dan net impor barang konsumsi (net impor USD 350,04 menjadi US$ 452,75 juta). Sedangkan ekspor barang modal menyumbang kondisi net ekspor (dari US$ 601,59 juta menjadi US$ 661,03 juta). Berdasarkan data ini, kinerja perdagangan luar negeri Jatim kembali mengalami net impor setelah sebelumnya (triwulan I-2012) sempat berada dalam posisi net ekspor. Dengan mempertimbangkan kondisi ini, maka diperkirakan lonjakan impor bahan baku tersebut akan direspon dengan peningkatan kegiatan pengolahan bahan baku tersebut oleh sektor industri pengolahan, baik untuk memenuhi kebutuhan permintaan dalam dan luar negeri.

Grafik 1.2 Grafik 1.2 Grafik 1.2

Grafik 1.25 5 5 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang 5 Grafik 1.2

Grafik 1.2Grafik 1.2

Grafik 1.24444 Perkembangan Nilai Ekspor Per Jenis Barang

Sumber: BPS Jatim Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

(100) (50) -50 100 150 200 250 (30) (20) (10) -10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Ekspor g_Capital Goods (rhs)

g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)

(800) (600) (400) (200) -200 400 600 800 1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

-3,500 -3,000 -2,500 -2,000 -1,500 -1,000 -500 0 500 1,000 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)

T r i l i u n R p % Y O Y

(30)

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.2228 28 8 Nilai Impor per Jenis Barang 8 Grafik1.2Grafik1.2Grafik1.2Grafik1.29 9 9 Pertumbuhan Impor per Jenis Barang 9 1.3. SISI PENAWARAN 1.3. SISI PENAWARAN 1.3. SISI PENAWARAN 1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-2012 masih masih didorong oleh tiga sektor utama yaitu sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR), sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga sekitar 72,34% terhadap PDRB Jawa Timur.

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.2 Grafik 1.2Grafik 1.2

Grafik 1.27 7 7 7 Perkembangan Nilai Impor Grafik 1.2

Grafik 1.2 Grafik 1.2

Grafik 1.26 6 6 6 Perkembangan Nilai Ekspor

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

(40) (20) -20 40 60 80 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Ekspor g_Total Ekspor

(60) (40) (20) -20 40 60 80 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Impor g_Total Impor

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods J U T A U S D ( C I F ) -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 120.0 160.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Impor g_Capital Goods

g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

% y o y Grafik 1.32 Grafik 1.32 Grafik 1.32

Grafik 1.32 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama

Sumber: BPS JawaTimur

Grafik 1.33 Grafik 1.33Grafik 1.33

Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: BPS JawaTimur -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 I II III IV I II III IV I II 2010 2011 2012

Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa gPengangkutan & Komunikasi (rhs) gKeuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (rhs) gJasa-jasa (rhs)

T ri liu n R p . -30,00 -20,00 -10,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 I II III IV I II III IV I II 2010 2011 2012

Pertanian Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel & Restoran gPertanian

gIndustri Pengolahan gPerdagangan, Hotel & Restoran (rhs)

T ri liu n R p .

(31)

Grafik Grafik Grafik

Grafik 1.351.351.351.35 Utilisasi Kapasitas Produksi

Pada triwulan II-2012, sektor PHR mencatat pertumbuhan tertinggi dengan angka mencapai 10,54% (yoy) dan kontribusi sebesar 3,13%. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi selanjutnya adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dengan prosentase sebesar 8,08% (yoy) sehingga memberikan sumbangan pertumbuhan sebesar 0,45%. Sedangkan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian masing-masing tumbuh sebesar 6,71% dan 3,04% (yoy) dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,80% dan 0,48% terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Sedangkan sektor pendukung yang lain secara umum mencatatkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Surabaya, secara umum tingkat utilisasi kapasitas produksi di Jawa Timur terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Namun demikian, pada triwulan II-2012 tingkat utilisasi kapasitas produksi total di Jawa Timur tercatat sebesar 77,09%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 78,53%. Dari sisi sektoral, penurunan kapasitas produksi ini didorong oleh penurunan kinerja sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Sumber: BPS JawaTimur

Grafik 1.36 Grafik 1.36 Grafik 1.36

Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral Grafik 1.34

Grafik 1.34 Grafik 1.34

Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: SKDU BI Surabaya Sumber: SKDU BI Surabaya

-20,00 -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 I II III IV I II III IV I II 2010 2011 2012

Pertambangan dan Penggalian Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan gPertambangan dan Penggalian (rhs)

gListrik, Gas & Air Bersih (rhs) gBangunan (rhs)

T ri liu n R p . 71,5 63,3 70,0 69,8 75,1 80,1 77,7 73,8 73,2 74,9 69,3 70,7 73,9 74,3 73,6 74,5 78,1 78,5 30 40 50 60 70 80 90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 0 20 40 60 80 100 120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Pertanian

Pertambangan Industri Pengolahan

Listrik Gas Air Bersih %, SBT

(32)

Kondisi yang sedikit berbeda diperoleh dari perkembangan kegiatan usaha melalui angka indeks realisasi usaha hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengalami peningkatan cukup signifikan dari sebesar 12,65 pada triwulan I-2012 menjadi 31,82 pada triwulan II-2012. Sedangkan indeks realisasi usaha secara sektoral mencatatkan perolehan angka tertinggi berada pada sektor PHR yang diikuti oleh sektor industri pengolahan. Masa liburan di pertengahan tahun diperkirakan menjadi faktor pendorong tingginya realisasi usaha sektor PHR.

a. a.a.

a. Sektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Kinerja sektor PHR menunjukan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat pertumbuhan sektor dimaksud pada triwulan II-2012 mencapai 10,54%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,69%. Peningkatan kinerja juga ditunjukkan oleh sub-sub sektornya yang secara keseluruhan mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan sub sektor restoran meningkat dari sebesar 7,91% menjadi 8,86% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya. Sub sektor perdagangan besar dan eceran mengalami penguatan kinerja dari sebesar 10,11% menjadi sebesar 10,97% pada periode laporan. Sementara pertumbuhan sub sektor hotel stabil di level 7,30% (yoy).

Peningkatan kinerja pertumbuhan sub sektor PHR tersebut disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat dalam rangka liburan sekolah dan persiapan memasuki bulan ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Grafik 1.37 Grafik 1.37Grafik 1.37

Grafik 1.37 Indeks Realisasi Usaha

Sumber: SKDU BI Surabaya

Grafik 1.38 Grafik 1.38 Grafik 1.38

Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha Sektoral

Sumber: SKDU BI Surabaya -27,23 7,05 22,1 -0,45 -18,91 11,35 22,32 25,86 -1,85 21,623,29 4,15 1,1 19,5518,54 6,47 -1,46 20,88 11,6 15,81 6,43 26,35 8,49 35,87 12,65 31,82 29,15 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I IIIII IV I II III*

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Realisasi Usaha

S B T -30 -20 -10 0 10 20 30 40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

(33)

Grafik 1.39 Grafik 1.39Grafik 1.39

Grafik 1.39 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim

Grafik 1.40 Grafik 1.40 Grafik 1.40

Grafik 1.40 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim

Kinerja sub-sektor hotel juga dapat ditinjau dari beberapa indikator lainnya, seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan lama tinggal tamu di Hotel Berbintang di Jawa Timur serta jumlah wisatawan asing melalui Bandara Juanda. Secara keseluruhan, ketiga indikator tersebut juga menunjukkan sedikit peningkatan kinerja, baik dibandingkan triwulan I-2012 maupun periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, TPK hotel berbintang mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 48,33% menjadi 50,02% pada triwulan II-2012.

Rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang turut mengkonfirmasi peningkatan tersebut dengan mencatat pertumbuhan rata-rata waktu sebesar 21,29 % (qtq), dari selama 1,55 hari menjadi 1,88 hari. Peningkatan rata-rata lama menginap tamu tersebut terutama didorong oleh peningkatan lama menginap tamu domestik sebesar 21,19% (qtq) dari 1,51 hari menjadi 1,83 hari. Sementara rata-rata lama menginap tamu asing mengalami peningkatan yang lebih kecil yaitu sebesar 11,79% (qtq) dari selama 2,12 hari menjadi 2,37 hari.

Selain itu, jumlah wisatawan asing melalui Bandara Juanda juga mengalami peningkatan baik secara tahunan maupun kuartalan. Tercatat jumlah wisatawan manca negara yang masuk melalui Bandara Juanda pada triwulan II-212 adalah sebanyak 17.503 orang, meningkat 7,94% (yoy) dan 7,66 % (qtq).

Searah dengan perkembangan ketiga indikator sebelumnya, indikator konsumsi listrik bisnis di Jawa Timur pada triwulan ini mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu dari 0,52% (yoy) pada triwulan I-2012 menjadi sebesar 1,33% (yoy) pada triwulan II-2012.

Sementara itu, kinerja sub-sektor restoran juga menunjukkan peningkatan, yaitu dari sebesar 7,91% (yoy) pada triwulan I-2012 menjadi sebesar 8,86% (yoy) pada triwulan II-2012.

Sumber: BPS JawaTimur Sumber: BPS JawaTimur

0 1 2 3 4 5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Asing Indonesia Total

H A R I -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2007 2008 2009 2010 2011 2012

TPK Hotel Berbintang Jatim gJumlah Wisman Melalui Juanda

(34)

Hal ini seiring dengan peningkatan animo masyarakat untuk berwisata di hari libur sekolah, sehingga mendorong peningkatan aktivitas sub-sektor perhotelan dan restoran pada periode laporan.

b. Sektor Industri Pengolahan b. Sektor Industri Pengolahan b. Sektor Industri Pengolahan b. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II-2012 masih berada dalam tren peningkatan, yang tercermin dari peningkatan pertumbuhan dari 6,27% (yoy) pada periode sebelumnya menjadi 6,71% (yoy) pada periode laporan. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sub sektor semen dan barang galian bukan logam sebesar 8,65% (yoy). Selanjutnya pertumbuhan tertinggi (yoy) secara berturut-turut adalah pada sub sektor kertas dan barang cetakan sebesar 8,55%, sub sektor logam dasar besi dan baja sebesar 7,64%, sub sektor makanan dan minuman tembakau sebesar 7,09%, sub sektor alat angkut mesin dan peralatannya sebesar 5,61%, sub sektor pupuk kimia dan bahan dari karet sebesar 3,79%, serta sub sektor tekstil, barang kulit dan alas kaki dengan pertumbuhan sebesar 0,63%. Sementara itu, sub sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya walaupun secara tahunan (yoy) masih mencatat pertumbuhan negatif, namun tetap mengalami penguatan kinerja dengan peningkatan pertumbuhan dari -1,59% pada periode sebelumnya menjadi –0,93% pada periode laporan.

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1.

Grafik 1.41414141 Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.42424242 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis

Sumber: PLN DistribusiJawaTimur Sumber: BPS JawaTimur 0 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Wisman Melalui Juanda

-20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Bisnis Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

Gambar

Tabel    1.1 1.1 1.1 1.1    Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Jawa     Grafik 1. Grafik 1
Grafik 1.4  4  4  4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi         Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2
Grafik    1.35 1.35 1.35 1.35    Utilisasi Kapasitas Produksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel independen yang diantaranya pendapatan komprehensif (comprehensive income) dan

Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja para pengurus pencak silat PSHT Cabang Yogyakarta dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Dalam kaitanya sebagai bagian

Sekretariat : Gedung B Lantai II Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jl. Adapun Daftar Paket Pekerjaan sebagaimana dalam lampiran dengan ketentuan sebagai berikut :.. I. 11.00 WIB )

Semua indikator untuk kota layak huni berdasarkan persepsi masyarakat Kota Balikpapan tergolong dalam kelas sedang, kecuali indikator ketersediaan air

Jiude et al, (2002) menyatakan bahwa kultur folikel dalam medium komplek seperti TCM 199 dapat memberikan pertambahan diameter yang sangat cepat pada hari ke 4

Pada dasarnya, sekolah yang bermutu adalah dambaan bagi semua orang, semua masyarakat pasti menginginkan dapat mengenyam pendidikan sekolah yang bermutu, atas dasar hal

Kami mendorong orang tua atau wali orang yang telah mencoba namun gagal untuk menyelesaikan perawatan gigi anak-anak mereka karena kecemasan dan perilaku di kantor dokter gigi,

Dari hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penghambat implementasi kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru tentang gelandangan adalah karena kurangnya