• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

37

4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan subyek penelitian kelas V sebanyak 31 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Secara geografis SDN 1 Krobokan terletak di Desa Sidomulyo, Kelurahan Krobokan, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali. Letak SDN 1 Krobokan cukup strategis karena berada di tengah pemukiman penduduk.

Data personil ketenagaan SDN 1 Krobokan terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru Penjaskes, 1 guru bahasa Inggris, 1 penjaga sekolah, dan 1 petugas perpustakaan. Semua personil telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan tanggung jawabnya. Jumlah siswa SDN 1 Krobokan pada tahun pelajaran 2015/2016 adalah 191 siswa. Dengan perincian sebagai berikut: kelas I sebanyak 36 siswa, kelas II sebanyak 33 siswa, kelas III sebanyak 34 siswa, kelas IV sebanyak 30 siswa, kelas V sebanyak 31 siswa, dan kelas VI sebanyak 27 siswa. Siswa SDN 1 Krobokan berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda. Proses kegiatan belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 12.30 WIB, kecuali pada hari jumat dan sabtu yang berlangsung mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi siswa sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas V guru masih menggunakan metode

(2)

konvensional saat menyampaikan materi yang di ajarkan. Dalam menerangkan pelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan siswa hanya duduk diam, mendengar dan mencatat, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi monoton, kurang menarik, tampak membosankan, serta menjenuhkan siswa. Hal ini menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar dan siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Model Think Pair and Share belum pernah digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 31 pada mata pelajaran matematika, terlihat bahwa hasil belajar masih rendah, dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Data hasil kondisi awal didapat peneliti dari hasil ulangan harian yang dilakukan oleh guru kelas. Data hasil belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal (Pra Siklus) Nilai

(KKM 65)

Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Prosentase

Belum Tuntas <65 22 70,97% Tuntas ≥65 9 29,03% Jumlah 31 100% Rata-rata 58,38 Nilai terendah 40 Nilai tertinggi 80

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa perbandingan siswa yang mencapai nilai KKM adalah 9 siswa (29,03%) dan siswa yang belum mencapai nilai KKM adalah 22 siswa (70,97%) dari keseluruhan jumlah siswa kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. dari kondisi tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran

(3)

demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun data dari hasil belajar kondisi awal sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kurangnya rasa ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran matematika. Hal ini nampak dari kurangnya semangat selama mengikuti pelajaran dikelas dan cara mengajar guru yang masih terpaku dengan metode ceramah yang masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran dan juga model pembelajaran yang digunakan guru kurang cocok untuk diterapkan dalam mata pelajaran, sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik dan membosankan bagi siswa dan berdampak pada hasil belajar siswa menjadi rendah. Sehingga manjadi hambatan dan menimbulkan proses pembelajaran yang kurang efektif.

Berdasarkan data hasil belajar awal atau hasil belajar sebelum tindakan, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan yang telai diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali, peneliti akan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan.

(4)

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

4.2.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

Dalam tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan beberapa langkah antara lain:

1. Bersama dengan guru memeriksa semua instrumen yang akan digunakan meliputi RPP, soal evaluasi dan materi yang akan disajikan.

2. Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan seperti spidol, penghapus, pulpen dan kertas.

3. Menyiapkan lembar pengumpul data yaitu lembar observasi untuk guru dan juga untuk siswa serta kamera yang akan digunakan untuk mengambil gambar saat Penelitian Tindakan Kelas berlangsung.

4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Setelah semua persiapan selesai, langkah selanjutnya yaitu langkah pelaksanaan tindakan dimana pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dibagi ke dalam 2 pertemuan yang masing-masing pertemuan berlangsung 2 x 35 menit (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 22 Maret 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24 Maret 2016. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dan akan dilaksanakan dengan 3 tahap pembelajaran yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pertemuan I

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan I dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, terdapat 2 indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menyebutkan benda-benda yang berbentuk bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang. Menjelaskan sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang.

1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, langkah yang dilakukan oleh guru adalah beberapa kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan salam

(5)

pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, memberikan motivasi kepada siswa supaya dapat aktif, semangat dalam mengikuti pelajaran serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan guru yaitu menjelaskan materi pembelajaran tentang bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang. Kemudian menunjukkan satu persatu gambar bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang melalui LCD. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh lain bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan secara individu. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang. Guru meminta siswa untuk mengerjakan dan menuliskan hasil jawaban dari pemikirannya sendiri (Tahap Think). Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan untuk mendiskusikan hasil jawaban (Tahap Pair). Guru berkeliling untuk memastikan siswa berdiskusi dengan pasangannya. Setelah selesai berdiskusi dengan pasangan masing-masing, kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil jawaban (Tahap Share). Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang hendak bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, langkah yang dilakukan yaitu siswa bersama dengan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan II terdapat 2 indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menyebutkan benda-benda yang berbentuk bangun datar

(6)

belah ketupat, jajar genjang dan lingkaran. Menjelaskan sifat-sifat bangun datar belah ketupat, jajar genjang dan lingkaran.

1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa dan mengucapkan salam. Mengecek kehadiran siswa, memberikan motivasi kepada siswa supaya dapat aktif, semangat dalam mengikuti pelajaran serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan guru yaitu menjelaskan materi pembelajaran tentang bangun datar belah ketupat, jajar genjang dan lingkaran. Kemudian menunjukkan satu persatu gambar bangun datar belah ketupat, jajar genjang dan lingkaran melalui LCD. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh lain bangun datar belah ketupat, jajar genjang dan lingkaran dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan secara individu. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar belah ketupat, jajar genjang dan lingkaran. Guru meminta siswa untuk mengerjakan dan menuliskan hasil jawaban dari pemikirannya sendiri (Tahap Think). Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan untuk mendiskusikan hasil jawaban (Tahap Pair). Guru berkeliling untuk memastikan siswa berdiskusi dengan pasangannya. Setelah selesai berdiskusi dengan pasangan masing-masing, kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil jawaban (Tahap Share). Guru memberikan pujian kepada kelompok atas hasil kinerjanya serta memberikan motivasi kepada siswa yang belum atau kurang berpartisipasi aktif. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang hendak bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, langkah yang dilakukan yaitu siswa bersama dengan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan latihan

(7)

soal (soal evaluasi) untuk melihat pemahaman siswa. Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.2.3 Hasil Tindakan 4.2.3.1 Hasil Observasi

Hasil observasi diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh observer yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan yang diamati meliputi tindakan pengajar dan tindakan siswa dalam penerapan model Think Pair and Share saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan tindakan guru dan siswa pada siklus I sebagai berikut:

Pertemuan I

Hasil pengamatan guru pada pertemuan I pada tindakan pembelajaran menggunakan model Think Pair and Share didapatkan bahwa guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan aspek pembelajaran, hanya saja guru masih belum bisa menguasai kelas sehingga situasi kelas menjadi kurang terkontrol karena masih banyak siswa yang ramai. Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dan hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru, hanya saja masih banyak siswa yang perlu di bimbing pada setiap kegiatan khususnya pada saat pembentukan kelompok dan diskusi.

Pertemuan II

Hasil pengamatan guru pada pertemuan II pada tindakan pembelajaran menggunakan model Think Pair and Share didapatkan bahwa guru sudah melakukan semua kegiatan sesuai dengan RPP dan semua tujuan telah tercapai. Guru dalam menyampaikan materi sudah lebih detail. Guru juga nampak memberi

(8)

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, serta memberikan pujian dan penguatan terhadap siswa mengenai materi yang disampaikan. Selanjutnya guru juga melaksanakan tes evaluasi siklus I pada pertemuan kedua. Sedangkan hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan kedua, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru tetapi masih perlu dibimbing pada setiap kegiatan. Pada kegiatan pembentukan kelompok sudah lebih teratur dari pada pertemuan sebelumnya, hal ini nampak siswa mulai aktif berdiskusi dengan pasangannya masing-masing.

4.2.3.2 Analisis Data Hasil Belajar Siklus I

Ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh pada Siklus I dengan menggunakan model Think Pair and Share pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai

(KKM 65)

Tindakan Siklus I Jumlah Siswa Prosentase

Belum Tuntas <65 12 38,71% Tuntas ≥65 19 61,29% Jumlah 31 100% Rata-rata 66,9 Nilai terendah 46 Nilai tertinggi 90

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Prosentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali, sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 65 sebanyak 22 siswa atau sebesar 70,97% dan siswa yang mencapai nilai KKM 65 sebanyak 9 siswa atau

(9)

sebesar 29,03%. Kondisi ini berubah setelah dilakukan tindakan pada Siklus I, yakni siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 12 siswa atau sebesar 38,71% dan siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 19 siswa atau sebesar 61,29%.

Diagram ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada Siklus I, berikut disajikan tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal sebelum tindakan dan Siklus I:

(10)

Tabel 4.3

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I Nilai

(KKM 65)

Kondisi Awal Siklus I

Jumlah Siswa Prosentase Jumlah Siswa Prosentase Belum Tuntas <65 Tuntas ≥65 22 9 70,97% 29,03% 12 19 38,71% 61,29% Jumlah 31 100% 31 100% Rata-rata 58,38 66,9 Nilai terendah 40 46 Nilai tertinggi 80 90

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali. Pada kondisi awal yang tuntas hasil belajar hanya 9 siswa atau sebesar 29,03% dan yang belum tuntas sebanyak 22 siswa atau sebesar 70,97% dengan nilai rata-rata 58,38. Pada Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar yang mencapai nilai KKM 65 sebanyak 19 siswa atau sebesar 61,29% dan siswa yang belum mencapai nilai KKM 65 sebanyak 12 siswa atau sebesar 38,71% dengan nilai rata-rata 66,9. Meskipun demikian, peningkatan hasil belajar ini belum mencapai kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu 80% dari jumlah siswa. Perbandingan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan setelah dilakukan Siklus I dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3

(11)

4.2.3.3 Tahap Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan dari observasi pada Siklus I, yaitu: Kegiatan pembelajaran Siklus I berlangsung sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik sesuai RPP dan terlihat kegiatan pembelajaran tampak lebih menyenangkan dan efektif. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada Siklus I yaitu sebanyak 61,29% siswa yang tuntas dan 38,71% siswa yang belum tuntas. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair and Share, yang mencapai kriteria ketuntasan belajar KKM 65 sebanyak 19 siswa atau sebesar 61,29%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar sebanyak 12 siswa atau sebesar 38,71%, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 46, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 66,9. Untuk meningkatkan hasil belajar sesuai dengan target pencapaian yang ditetapkan peneliti yaitu 80% dari jumlah siswa serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran, maka peneliti akan melanjutkan ke dalam Siklus II.

4.2.4 Pelaksanaan Siklus II

4.2.4.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan Siklus II ini, peneliti memperbaiki skenario pembelajaran berdasarkan masalah yang akan dilaksanakan pada Siklus II. Berdasarkan hasil refleksi Siklus I, maka guru melakukan upaya perbaikan pembelajaran, membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran, mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar. Selama itu guru juga menyiapkan kembali Lembar Kerja Siswa, lembar soal tes, lembar observasi dan alat peraga.

4.2.4.2 Tahap Pelaksanaan Siklus II

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, guru dan pengamat sepakat melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang terdiri

(12)

dari 2 pertemuan. Masing-masing berlangsung 2 x 35 menit (70 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari jumat tanggal 8 April 2016 dan pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 April 2016. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dan akan dilaksanakan dengan 3 tahap pembelajaran yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pertemuan I

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan II dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, terdapat 3 indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menyebutkan benda-benda yang berbentuk bangun ruang kubus, balok dan limas. Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang kubus, balok dan limas. Menyebutkan sisi alas dari bangun ruang kubus, balok dan limas.

1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan guru yaitu menjelaskan materi pembelajaran tentang bangun ruang kubus, balok dan limas. Kemudian menunjukkan satu persatu gambar bangun ruang kubus, balok dan limas melalui LCD. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh lain bangun ruang kubus, balok dan limas dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan secara individu. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, balok dan limas. Guru meminta siswa untuk mengerjakan dan menuliskan hasil jawaban dari pemikirannya sendiri (Tahap Think). Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan untuk mendiskusikan hasil jawaban (Tahap Pair).

(13)

Guru berkeliling untuk memastikan siswa berdiskusi dengan pasangannya. Setelah selesai berdiskusi dengan pasangan masing-masing, kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil jawaban (Tahap Share). Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang hendak bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, langkah yang dilakukan yaitu siswa bersama dengan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan II terdapat 3 indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menyebutkan benda-benda yang berbentuk bangun ruang tabung, kerucut dan bola. Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola. Menyebutkan sisi alas dari bangun ruang tabung, kerucut dan bola. 1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa dan mengucapkan salam. Mengecek kehadiran siswa, memberikan motivasi kepada siswa supaya dapat aktif, semangat dalam mengikuti pelajaran serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan guru yaitu menjelaskan materi pembelajaran tentang bangun ruang tabung, kerucut dan bola. Kemudian menunjukkan satu persatu gambar bangun ruang tabung, kerucut dan bola melalui LCD. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh lain bangun ruang tabung, kerucut dan bola dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan secara individu. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola.

(14)

Guru meminta siswa untuk mengerjakan dan menuliskan hasil jawaban dari pemikirannya sendiri (Tahap Think). Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan untuk mendiskusikan hasil jawaban (Tahap Pair). Guru berkeliling untuk memastikan siswa berdiskusi dengan pasangannya. Setelah selesai berdiskusi dengan pasangan masing-masing, kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil jawaban (Tahap Share). Guru memberikan pujian kepada kelompok atas hasil kinerjanya serta memberikan motivasi kepada siswa yang belum atau kurang berpartisipasi aktif. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang hendak bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, langkah yang dilakukan yaitu siswa bersama dengan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan latihan soal (soal evaluasi) untuk melihat pemahaman siswa. Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.2.5 Hasil Tindakan 4.2.5.1 Hasil Observasi

Hasil observasi diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh observer yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan yang diamati meliputi tindakan pengajar dan tindakan siswa dalam penerapan model Think Pair and Share saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan tindakan guru dan siswa pada siklus II sebagai berikut:

Pertemuan I

Hasil pengamatan guru pada pertemuan I pada tindakan pembelajaran menggunakan model Think Pair and Share didapatkan bahwa guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan aspek pembelajaran. Guru juga sudah bisa menguasai kelas, sehingga dapat

(15)

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif. Guru juga memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum dipahami. Dan hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru. Siswa dalam membentuk kelompok juga sudah rapi dan aktif berdiskusi dengan pasangannya.

Pertemuan II

Hasil pengamatan guru pada pertemuan II pada tindakan pembelajaran menggunakan model Think Pair and Share didapatkan bahwa guru sudah melakukan semua kegiatan sesuai dengan RPP dan semua tujuan telah tercapai. Guru dalam menyampaikan materi sudah lebih detail. Guru juga nampak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, serta memberikan pujian dan penguatan terhadap siswa mengenai materi yang disampaikan. Selanjutnya guru juga melaksanakan tes evaluasi siklus II pada pertemuan kedua. Sedangkan hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan kedua, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru dan siswa melaksanakannya dengan baik. Pada kegiatan pembentukan kelompok sudah lebih teratur dari pada pertemuan sebelumnya, hal ini nampak siswa mulai aktif berdiskusi dengan pasangannya masing-masing dan pembelajaranpun berjalan dengan lancar dan efektif.

4.2.5.2 Analisis Data Hasil Belajar Siklus II

Ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II dengan menggunakan model Think Pair and Share pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

(16)

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai

(KKM 65)

Tindakan Siklus II Jumlah Siswa Prosentase

Belum Tuntas <65 5 16,13% Tuntas ≥65 26 83,87% Jumlah 31 100% Rata-rata 74,51 Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat perbandingan hasil belajar siswa pada tindakan Siklus I dan tindakan Siklus II. Prosentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali, pada Siklus I diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 65 sebanyak 12 siswa atau sebesar 38,71% dan siswa yang mencapai nilai KKM 65 sebanyak 19 siswa atau sebesar 61,29%. Kondisi ini berubah setelah dilakukan tindakan pada Siklus II, yaitu siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 65 sebanyak 5 siswa atau sebesar 16,13% dan siswa yang berhasil lulus KKM 65 sebanyak 26 siswa atau sebesar 83,87%. Diagram ketuntasan hasil belajar siswa Siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4

(17)

Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar pada tindakan Siklus I dan tindakan Siklus II, berikut disajikan tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada Siklus I dan Siklus II:

Tabel 4.5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Nilai (KKM 65) Siklus I Siklus II Jumlah Siswa Prosentase Jumlah Siswa Prosentase Belum Tuntas <65 Tuntas ≥65 12 19 38,71% 61,29% 5 26 16,13% 83,87% Jumlah 31 100% 31 100% Rata-rata 66,9 74,51 Nilai terendah 46 50 Nilai tertinggi 90 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali. Pada Siklus I banyaknya siswa yang tuntas hasil belajar ada 19 siswa atau sebesar 61,29% dan yang belum tuntas sebanyak 12 siswa atau sebesar 38,71% dengan nilai rata-rata 66,9. Sedangkan pada Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang mencapai nilai KKM 65 sebanyak 26 siswa atau sebesar 83,87% dan yang belum mencapai nilai KKM 65 sebanyak 5 siswa atau sebesar 16,13% dengan nilai rata-rata 74,51. Dari hasil tindakan Siklus II, peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V sudah mencapai kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu sebesar 80% dari jumlah siswa. Perbandingan peningkatan hasil belajar tindakan Siklus I dengan tindakan Siklus II dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini:

(18)

Gambar 4.5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II

4.2.5.3 Tahap Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan dari observasi pada Siklus II, yaitu: Kegiatan pembelajaran Siklus II berlangsung sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik sesuai RPP dan terlihat kegiatan pembelajaran tampak lebih menyenangkan dan efektif. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada Siklus II yaitu sebanyak 83,87% siswa yang tuntas dan 16,13% siswa yang belum tuntas. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa semakin meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran menggunakan Think Pair and Share pada siklus II, yang mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar KKM 65 sebanyak 26 siswa dan yang belum mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar sebanyak 5 siswa, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 74,51. Pada tindakan Siklus II sudah mencapai 80% lebih dari jumlah siswa yang tuntas, sehingga sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.

(19)

4.3 Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas ini berfokus pada perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya pada aspek kognitif, siswa kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali dengan menggunakan model Think Pair and Share. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan daya pikir secara individu dan meningkatkan keaktifan berdiskusi dalam kelompok berpasangan, serta menumbuhkan keberanian siswa dalam mengungkapkan hasil diskusi di depan kelas. Tugas guru dalam pembelajaran ialah sebagai fasilitator, yakni memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar matematika dengan menggunakan model Think Pair and Share melalui tes formatif dengan memberikan soal evaluasi yang berisi butir-butir soal diperoleh hasil belajar matematika kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2015/2016 pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, Siklus I dan Siklus II disajikan pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Nilai

KKM 65

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah siswa Prosentase Jumlah siswa Prosentase Jumlah siswa Prosentase Belum Tuntas <65 Tuntas ≥65 22 9 70,97% 29,03% 12 19 38,71% 61,29% 5 26 16,13% 83,87% Jumlah 31 100% 31 100% 31 100% Rata-rata 58,38 66,9 74,51 Nilai terendah 40 46 50 Nilai tertinggi 80 90 100

(20)

Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan hasil belajar dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II, nampak adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2015/2016. Dari kondisi awal siswa yang mencapai ketuntasan hanya sebanyak 9 siswa atau sebesar 29,03%. Pada Siklus I siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa atau sebesar 61,29% dan pada Siklus II siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 26 siswa atau sebesar 83,87%. Dari kondisi awal ke Siklus I terjadi peningkatan sebesar 32,26% dan dari Siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan sebesar 22,58%, sedangkan dari kondisi awal ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 54,84%. Hasil belajar matematika yang diperoleh dengan menggunakan model Think Pair and Share siswa kelas V SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2015/2016 pada kondisi awal, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6

Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

4.4 Pembahasan Yang Belum Tuntas

Pada siklus II ini masih ada 5 siswa yang belum tuntas yakni no.absen 1, 2, 14, 27 dan 29. Penulis berusaha untuk meningkatkan hasil belajar kelima anak

(21)

tersebut. Dilihat dari nilai-nilai ulangan harian kelima siswa tersebut memang berada pada rangking bawah. Keadaan siswa tersebut adalah:

a. Anak No. Absen 1

Anak no absen 1 adalah dari keluarga tidak mampu dan kurang memahami pentingnya pendidikan, anak tersebut kurang mendapatkan perhatian dari orang tua terutama dalam hal belajar. Untuk itu penulis memberi motivasi untuk merubah pola pikirnya agar dapat belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. b. Anak No. Absen 2

Anak no absen 2 merupakan anak yang suka membuat gaduh pada saat pembelajaran, hal ini mengakibatkan hasil belajar anak tersebut menjadi rendah karena kurang memperhatikan penjelasan guru saat mengikuti pelajaran. Penulis berusaha mengadakan pendekatan kepada anak tersebut dan memberikan motivasi untuk merubah sikapnya supaya dapat belajar dengan baik saat mengikuti pelajaran.

c. Anak No. Absen 14

Anak no absen 14 merupakan siswa yang pendiam di dalam kelas. Hal ini mengakibatkan siswa takut bertanya apabila ada materi yang belum dipahami. Penulis melakukan pendekatan terhadap anak tersebut dengan memotivasi agar berani bertanya tentang hal yang belum dipahami sehingga benar-benar mengerti tentang hal yang belum dipahami dan dapat mengerjakan soal dengan baik.

d. Anak No. Absen 27

Anak no absen 27 merupakan siswa yang kurang aktif di dalam kelas. Pada saat dilakukan diskusi, anak tersebut hanya diam dan tidak melaksanakan kegiatan diskusi dengan baik. Hal ini mengakibatkan anak tersebut kurang bisa memahami tentang materi dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Penulis berusaha memotivasi siswa tersebut agar dapat lebih aktif saat pembelajaran di kelas. e. Anak No. Absen 29

Anak no absen 29 merupakan siswa yang malas. Anak tersebut sering kali tidak masuk sekolah. Hal ini berdampak pada hasil belajar yang rendah dikarenakan kurang mengikuti materi dengan baik. Penulis berusaha memberi motivasi agar anak tersebut rajin berangkat ke sekolah dan mengikuti pelajaran.

Gambar

Diagram  ketuntasan  hasil  belajar  siswa  Siklus  I  dapat  dilihat  pada  gambar  4.2  berikut ini:
Tabel  4.6  menunjukkan  perbandingan  hasil  belajar  dari  kondisi  awal,  Siklus I dan Siklus II, nampak adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa  kelas  V  SDN  1  Krobokan  Kecamatan  Juwangi  Kabupaten  Boyolali  semester  II  tahun  pelajar

Referensi

Dokumen terkait

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan digunakan untuk menyalurkan beban

Oleh itu, penting untuk melaksanakan program dalam pemaham- an dan persepsi apa yang didengar daripada Akidah Islamiah secara khu- sus dan ilmu-ilmu syariat yang lain, yang

Sebagian sudut wahana kurang terawatt dan dimana pengunjung mengalami peningkatan namun tidak sesuai dengan target yang diharapkan, pemerintah dinas pariwisata kota

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimanakah gambaran penggunaan antibiotik dan apakah penggunaan antibiotik untuk demam

Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem dalam melakukan proses perhitungan menu favorit dan terbaik menggunakan algoritma Analytical

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

Dengan memahami seberapa besar pengaruh kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan, perusahaan atau pemilik bisnis online diharapkan