Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Fisika
Oleh:
RIZKY AMALIA
NIM. 060114
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MUTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
Oleh Rizky Amalia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Rizky Amalia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP
Oleh : Rizky Amalia NIM. 060114
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,
Drs.Hikmat, M.Si NIP. 196204061989031001
Pembimbing II,
Agus Fany Chandra, S.Pd. M.Pd NIP. 198108122005011003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Mutimedia Interaktif dalam Pembelajaran Fisika di SMP untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep” ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
i
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP
Rizky Amalia NIM. 060114
Pembimbing I : Drs. Hikmat, M.Si.
Pembimbing II : Agus Fany Chandra, S.Pd. M.Pd. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI
ABSTRAK
Rendahnya pemahaman konsep siswa dapat berimplikasi pada rendahnya prestasi belajar dan motivasi belajar siswa. Dari data studi pendahuluan menunjukkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Negeri di Cirebon masih rendah. Translasi (52%), interpretasi (69%) dan Ekstrapolasi (78%). Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan multimedia interaktif pada pokok bahasan suhu dan kalor. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa menggunakan multimedia interaktif. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Cirebon dengan menggunakan desain penelitian one group pretest-posstest design.Adapun pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes pemahaman konsep dan angket motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai gain dinormalisasi sebesar 0,32 dengan kategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cirebon.
ii
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTATION OF INTERACTIVE MULTIMEDIA IN TEACHING
PHYSICS AT SECONDARY SCHOOL TO IMPROVE THE
UNDERSTANDING OF THE CONCEPT
Rizky Amalia NIM.060114
Preceptor I : Drs. Hikmat, M.Si.
Preceptor II : Agus Fany Chandra, S.Pd., M.Pd. Department of Physics Education, FPMIPA-UPI
ABSTRACT
Lack of understanding of the concept may have implications for low student achievement and student motivation. Preliminary study of the data shows the ability of understanding the concept of class VII Secondary School in Cirebon district still low. Translation (52%), Interpretation (69%), and Extrapolation (78%). Therefore, researchers are trying to improve the understanding of the concept and the students' motivation to use interactive multimedia on the subject of temperature and heat. Purpose of this research is to increase understanding of the concept and motivation student learning using interactive multimedia. This research was conducted on students in one class VII Secondary School First State in Cirebon by using design research one group pretest-posttest design. As for the data collection is done by using a test conceptual understanding and learning motivation questionnaire. Based on the results obtained normalized value of 0.32 with a gain medium category. thus, it can be concluded that the use of interactive multimedia to enhance understanding of concepts and class VII students' motivation in one secondary school in Cirebon.
vi
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK... ... i
KATA PENGANTAR... ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Variabel Penelitian ... 8
G. Definisi Operasional... 9
BAB II MULTIMEDIA INTERAKTIF, PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR ... 11
A. Multimedia Interaktif ... 11
B. Pemahaman Konsep ... 33
C. Motivasi Belajar ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46
vii
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Desain Penelitian ... 46
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
D. Prosedur Penelitian dan Alur Penelitian ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ... 52
F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Tes ... 55
G. Analisis Uji Coba Instrumen Tes ... 60
H. Teknik Pengolahan Data ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Hasil Penelitian ... 70
B. Pembahasan ... 77
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 88
viii
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 One Group Pretest-postest Design... 47
3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal ... 57
3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes ... 58
3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 59
3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 60
3.6 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes ... 61
3.7 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi ... 65
3.8 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 66
3.9 Skor Skala Likert... 67
3.10 Kategori Motivasi... 68
3.11 Hubungan Persentase dengan Harga Tafsiran... 69
4.1 Rekapitulasi Skor Siswa pada Tes Pemahaman Konsep ... 71
ix
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Model Komunikasi Philip Kotler ... 13 3.1 Diagram Alur Penelitian ... 51 4.1 Diagram Batang Peningkatan Pemahaman Konsep yang Dicapai Siswa ... 71 4.2 Diagram Batang Nilai Gain dan Gain Ternormalisasi Pemahaman Konsep
yang Dicapai Siswa ... 72 4.3 Diagram Batang Peningkatan Pemahaman Konsep Aspek Translasi yang
Dicapai Siswa ... 73 4.4 Diagram Batang Peningkatan Pemahaman Konsep Aspek Interpretasi yang
Dicapai Siswa ... 74 4.5 Diagram Batang Peningkatan Pemahaman Konsep Aspek Ekstrapolasi yang
x
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
A. PERANGKAT STUDI PENDAHULUAN ... 86
B. PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 93
C. INSTRUMEN PENELITIAN ... 109
D. ANALISIS UJI COBA TES DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN... 176
1
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumit, sulit dipahami dan membosankan, tiga kata yang menjadi gambaran betapa pelajaran fisika kurang disukai oleh siswa pada umumnya. Pemahaman konsep, penafsiran grafik, gambar atau simbol dan perhitungan menjadi permasalahan klasik disertai cara penyampaian materi yang kurang menarik bagi siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala (2008:96), ternyata banyak siswa menyatakan bahwa pembelajaran fisika membosankan, hasil belajar siswa masih rendah, siswa sulit memahami konsep dalam pelajaran fisika selain itu siswa mengalami kesulitan dalam hal menafsirkan grafik, gambar atau simbol dalam bahasa sendiri. Hal ini sangat memungkinkan terjadi mengingat fisika sebagai pelajaran yang memuat berbagai macam konsep-konsep, fakta-fakta atau prinsip-prinsip yang berasal dari pengamatan yang membutuhkan kemampuan pemahaman serta analisis yang baik agar dapat memahaminya.
2
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan fenomena-fenomena yang terjadi pada kehidupan dan aktivitas sehari-hari (Depdiknas, 2007).
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dijelaskan mata pelajaran fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan bersikap ilmiah, ulet, mengolah hasil percobaan secara lisan dan tertulis, berpikir kritis, dan menguasai konsep (Depdiknas, 2007).
Pembelajaran IPA di sekolah bertujuan menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itu pembelajaran IPA harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami, karena IPA lebih membutuhkan pemahaman dari pada penghafalan berbagai rumus. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu didukung media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran, selain itu juga akan memberikan pengertian konsep yang sebenarnya secara realistis.
Sejalan dengan pernyataan di atas bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang paling tidak disukai siswa, membosankan, konsep-konsepnya sulit dipelajari, sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan berdasarkan data hasil observasi di salah satu SMP Negeri (Sampel Penelitian) yang dilaksanakan pada tangggal 13 April 2011 dalam bentuk tes tertulis dan penyebaran angket.
3
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lima puluh dua persen siswa tidak memiliki kemampuan translasi dalam memahami konsep.
Enam puluh sembilan persen siswa tidak memiliki kemampuan interpretasi dalam memahami konsep.
Tujuh puluh delapan persen siswa tidak memiliki kemampuan ekstrapolasi dalam memahami konsep.
2. Adanya hasil angket yang memberikan informasi bahwa 66 % siswa merasa tidak menyukai pelajaran fisika, 62% siswa tidak merasa termotivasi untuk giat belajar, 91% siswa merasa kesulitan memahami konsep-konsep fisika, 78% siswa menyatakan bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, 97% siswa merasa soal-soal fisika yang dikerjakan tidak hanya menuntut hafalan tetapi juga menuntut agar bisa memahaminya, 69% siswa menyukai pembelajaran dengan penambahan kegiatan percobaan /eksperimen dibandingkan hanya ceramah atau penjelasan langsung dari guru, 84% siswa merasa senang jika pelajaran fisika dikaitkan dengan fenomena/masalah pada kehidupan sehari-hari, 81% siswa senang belajar tidak untuk memperoleh pujian ataupun menghindari hukuman, dan 78% siswa merasa akan sangat termotivasi dalam belajar apabila konsep fisika yang disampaikan dengan menggunakan media yang menarik dan interaktif.
4
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pelajaran fisika misalnya cara untuk membuktikan konsep abstrak sebagai contoh, gas, gelombang elektromagnetik, materi mikroskopis seperti atom, kalor dan listrik, semuanya itu tidak dapat ditangkap secara langsung oleh indera manusia, sehingga sulit untuk melakukan pengamatan langsung.
Wartono (2003:5-6) menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat berjalan apabila seluruh komponen yang berpengaruh saling mendukung. Misalnya siswa termotivasi dengan baik, materi pelajaran dikemas menarik, tujuan yang jelas, dan hasilnya dapat dirasakan oleh siswa. Hal itu berkaitan dengan motivasi siswa akan meningkat apabila komponen belajar siswa terpenuhi. Menurut Hamalik (1986) dalam azhar Arsyad (2002) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran sehingga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep karena menyajikan informasi secara menarik dan terpercaya. Selain itu media pembelajaran juga dapat memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Hal ini memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar.
5
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam mengoperasikan multimedia yang akan diterapkan di dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain berupa presentasi, terdapat juga multimedia interaktif yang dapat dioperasikan penggunaannya oleh siswa baik berupa simulasi gambar, animasi maupun dalam bentuk virtual laboratory dimana siswa dapat melakukan percobaan semu (tidak menggunakan peralatan laboratorium yang nyata). Walaupun semu, multimedia ini dibuat sedemikian rupa mendekati keadaan sebenarnya sehingga membantu siswa memahami konsep, dan data yang dihasilkan dapat mendekati keadaan sebenarnya. Dikatakan interaktif karena pengoperasian multimedia ini melibatkan langsung siswa itu sendiri.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wicaksono (2011) pada salah satu SMP Negeri di Kota Bandung menunjukkan adanya peningkatan yang siginifikan dengan menggunakan model pembelajaran multimedia interaktif (MMI) di bandingkan dengan menggunakan model pembelajaran tradisional.
6
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk memahami konsep tersebut. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran fisika siswa dapat melakukan percobaan dengan mengubah beberapa variabel fisika dan mengetahui pengaruh terhadap variabel fisika lainnya. Simulasi interaktif membuat pembelajaran lebih menarik serta melakukan percobaan tidak lagi memerlukan peralatan yang rumit dan memakan waktu yang lama. Hal ini sangat mendukung siswa dalam memahami konsep fisika.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul
“Implementasi Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Fisika di SMP Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut “Apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif pada pembelajaran fisika?”
Untuk lebih mengarahkan penelitian, rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterlaksanaan pembelajaran fisika dengan menggunakan multimedia interaktif ?
7
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimanakah profil motivasi belajar siswa dengan menggunakan Physics
Motivation Questionnaire (PMQ) setelah menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif pada pembelajaran fisika?
4. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif yang digunakan pada pembelajaran fisika?
C. BATASAN MASALAH
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pemahaman konsep fisika ini diukur dengan menggunakan tes soal pemahaman konsep, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Dinyatakan dengan gain ternormalisasi. Kriteria gain ternormalisasi berdasarkan kriteria gain ternormalisasi menurut Hake (1997).
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran fisika diterapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa.
8
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mengetahui profil motivasi belajar setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif pada pembelajaran fisika.
4. Mengetahui tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif yang digunakan pada pembelajaran fisika.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pembelajaran
fisika dengan penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa.
2. Bagi guru di sekolah, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran fisika.
3. Bagi peneliti yang lain, dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
9
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa.
G. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dapat di jelaskan dengan istilah sebagai berikut:
1. Multimedia Interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan simulasi media berupa animasi pada materi kalor. Animasi ini dapat digunakan sebagai laboratorium semu. Dengan multimedia interaktif ini, siswa dapat melakukan percobaan menggunakan komputer. Cakupan materinya dibatasi hanya pada pokok bahasan kalor.
10
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
translasi (translation), interpretasi (interpretation), dan ektrapolasi (extrapolation). Translasi adalah kemampuan pemahaman dalam menerjemahkan arti suatu konsepsi abstrak menjadi suatu model atau pengalihan konsep yang dirumuskan ke dalam kata-kata atau ke dalam bentuk grafik. Interpretasi adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi. Misalnya, diberikan suatu diagram, tabel, grafik atau gambar-gambar lainnya dan diminta untuk ditafsirkan. Ekstrapolasi adalah kemampuan untuk meramalkan kecenderungan suatu data dari bentuk data lainnya, namun serupa. Untuk mengukur pemahaman konsep sebelum dan sesudah pembelajaran, digunakan tes pilihan ganda empat option yang berisi seperangkat soal pemahaman yang meliputi kemampuan dalam hal translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.
11
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan mengetahui profil motivasi belajar siswa melalui multimedia interaktif, maka metode penelitian yang dipilih adalah
quasi exsperiment atau eksperimen semu. Menurut Panggabean (1996:26-27)
penelitian eksperimen semu mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Selain itu, Panggabean juga menjelaskan bahwa hampir tidak ada perbedaan yang berarti antara penelitian eksperimen sesungguhnya dengan eksperimen semu, terutama jika yang menjadi objek studi itu adalah manusia.
B.DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah One Group
Pretest-Posttest Design. Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian
47
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 One Group Pretest-Posttest Design
Kelompok Pre Test Treatment Post Test
Eksperimen T1 X T2
Keterangan :
T1 : Tes awal (Pre Test) dilakukan sebelum diberikan perlakukan (treatment)
X : Perlakuan (Treatment) dengan menggunakan multimedia Interaktif
T2 : Tes akhir (Post Test) dilakukan setelah diberikan perlakuan (treatment)
C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau universe
(Panggabean, 1996:48). Berdasarkan pernyataan tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Cirebon semester genap tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam tujuh kelas.
48
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ulangan-ulangan harian dan keadaan prestasi siswa yang hampir sama berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru.
D.PROSEDUR PENELITIAN DAN ALUR PENELITIAN
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan. Adapun tiga tahapan penelitian ini yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan yaitu:
a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
b. Menentukan masalah yang akan dikaji. Untuk menentukan masalah yang akan dikaji, peneliti melakukan studi pendahuluan terdahulu yaitu mengamati kegiatan pembelajaran fisika di dalam kelas, penyebaran angket kepada siswa, melakukan tes pemahaman konsep dengan menggunakan materi sebelumnya serta melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika.
c. Studi literatur. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.
d. Melakukan studi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan untuk mengetahui tujuan pembelajaran fisika, alokasi pembelajaran fisika dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa. e. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai
49
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan pembelajaran. Selanjutnya RPP yang telah disusun dikonsultasikan dan didiskusikan dengan dosen pembimbing.
f. Membuat dan menyusun instrumen penelitian, mengkonsultasikan dan menjudgement instrumen penelitian kepada para ahli yaitu dosen dan guru yang terkait. Untuk instrumen tes pemahaman konsep, judgement dilakukan kepada dua orang dosen fisika dan satu guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.
g. Merevisi/memperbaiki instrumen.
h. Melakukan uji coba instrumen tes pemahaman konsep pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian. Adapun uji coba instrumen tes dilakukan di kelas IX yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.
i. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas. Dari hasil analisis kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Adapun instrumen tes digunakan untuk tes awal dan tes akhir dalam bentuk tes tertulis dengan bentuk soal berupa pilihan ganda.
2. Tahap Pelaksanaan
50
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum diberi perlakuan untuk kelas eksperimen
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan multimedia interaktif dan pembelajaran lain dalam jangka waktu tertentu.
c. Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi terhadap pelaksanaan model pembelajaran dan multimedia interaktif dengan format aktivitas guru dan aktivitas siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh observer.
d. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengukur pemahaman konsep siswa setelah diberi perlakuan.
e. Memberikan angket motivasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas eksperimen.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest pemahaman konsep
b. Membandingkan hasil analisis data instrumen tes antara sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan multimedia interaktif pada kelas eksperimen.
51
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Membahas hasil penelitian yang telah diperoleh berdasarkan data-data tersebut. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
e. Memberikan saran serta evaluasi terhadap hasil penelitian yang kurang sesuai.
Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Kesimpulan Observasi
Studi Pendahuluan Telaah Kompetensi Mata
Pelajaran IPA (Fisika)
Observasi awal ke sekolah yang akan di jadikan lokasi penelitian
Perumusan Masalah Studi Literatur mengenai Kurikulum mata pelajaran IPA (Fisika) pada SMP kelas VII
Menyusun perangkat pembelajaran
Penyusunan instrumen penelitian: instrumen tes, angket motivasi dan lembar observasi
Membuat media pembelajaran berbasis multimedia interaktif
Judgement instrument : Uji validitas isi dan validitas
Uji coba instrumen tes
Pengolahan data dan analisis Penentuan Sampel
52
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes Pemahaman Konsep
53
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesesuaian dengan indikator soal. Tes dilakukan dua kali yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Bentuk tes yang digunakan pada tes awal dan tes akhir adalah bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Tes yang digunakan untuk pretest dan posttest merupakan tes yang sama, dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument penelitian adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum 2006 mata pelajaran IPA (Fisika) tingkat SMP kelas VII semester satu dengan materi pokok Kalor. b. Menyusun soal-soal tes berdasarkan kisi-kisi tes pemahaman konsep dan
membuat kunci jawaban.
c. Meminta pertimbangan (judgement) kepada dua orang dosen dan satu orang guru bidang studi IPA terhadap instrumen penelitian.
d. Melakukan revisi terhadap soal-soal yang dianggap kurang setelah meminta pertimbangan (judgement).
e. Melakukan uji coba soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas tes.
54
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Menggunakan instrumen yang dianggap telah valid pada pretest dan
posttest di dalam penelitian.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220). Observasi dilakukan oleh pengamat (observer) untuk mengetahui aktivitas guru saat pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar observasi tentang aktivitas guru selama pembelajaran bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran dan multimedia interaktif oleh guru dan siswa.
Lembar observasi berbentuk rating scale, observer hanya memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi. Selain itu, instrument observasi memuat bagian komentar atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran terhadap keterlaksanaan model pembelajaran dan multimedia interaktif yang diterapkan.
3. Angket (Kuisioner) Motivasi
55
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Isi dari angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Angket yang digunakan adalah angket yang bersifat tertutup, yaitu pertanyaan atau pernyatan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Angket (kuisioner) ini merupakan standar kuisioner untuk pelajaran fisika yaitu Physics Motivation Questionnaire (PMQ), siswa dapat merespon soal motivasi sebanyak 30 soal dengan menggunnakan lima jawaban berupa skala Likert (√) yang berjarak dari pernyataan 1 (tidak pernah) sampai dengan pernyataan 5 (selalu). Penilaian tingkat kecemasan pada soal motivasi fisika memiliki nilai kebalikan dari skor sebenarnya ditambah dengan jumlah total, sehingga skor tertinggi pada komponen ini berarti tidak memiliki rasa kecemasan.
Angket mengggunakan skala Likert, sehingga diperoleh data ordinal yang kemudian menghasilkan data yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu. Dalam angket terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan mendukung (favourable) dan pernyataan tak mendukung (unfavourable). Kategori jawaban pada angket terdiri dari lima, yaitu tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu.
Data yang diperoleh dari angket digunakan untuk mengetahui profil motivasi belajar siswa setelah diterapkannya multimedia interaktif pada kelas ekesperimen.
56
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji coba instrumen tes pemahaman konsep dilakukan pengolahan data tujuannya untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen sehingga ketika instrumen itu diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut telah valid dan reliabel. Uji coba instrumen ini dilakukan pada kelas yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kelas eksperimen yang akan diberi treatment, karena untuk mengukur sesuatu diperlukan alat ukur yang baik, dengan kata lain alat ukur yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.
1. Analisis Validitas Tes
57
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal N = jumlah siswa
Nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Interpretasi Validitas Butir Soal
Nilai r Interpretasi 0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2009: 75) 2. Analisis Reliabilitas Tes
58
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda belah dua (split half). Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Arikunto, 2009:93) berikut:
r11 = dengan angka kasar berikut ini:
1 = rxy = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
∑ X = Jumlah skor item ganjil
∑ Y = Jumlah skor item genap
Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan pada kategori berikut ini:
Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas Tes
59
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat Kesukaran suatu butir soal merupakan gambaran mengenai sukar atau tidaknya suatu butir soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009:207). Tingkat Kesukaran dapat juga disebut sebagai Taraf Kemudahan. Taraf Kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut (Munaf, 2001:62). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar, dan JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal menggunakan kriteria (Arikunto, 2009:210) pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
P-P Klasifikasi 0,00 – 0,29 Soal sukar 0,30 – 0, 69 Soal sedang
0,70 – 1,00 Soal mudah (Arikunto, 2009:210)
60
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009:211). Daya pembeda butir soal dapat ditentukan dengan rumusan sebagai berikut:
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda
= Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
= Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
= Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai daya pembeda yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria (Arikunto, 2009:218) pada tabel berikut:
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda
P-P Klasifikasi Soal
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
61
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,70 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak baik, harus dibuang (Arikunto, 2009 : 218)
G.ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN
Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan. Dalam penelitian ini, uji coba ini dilakukan kepada siswa SMP kelas IX di sekolah yang sama. Data hasil uji coba kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Sehingga diperoleh instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
Hasil uji coba instrumen tes dapat dirangkum pada tabel berikut: Tabel 3.6. Hasil Uji Coba Instrumen Tes
No Soal
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Reliabilitas
Keterangan Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
62
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37 -0,190 Negatif 0,30 Sedang 0,070 Sangat berkategori jelek sebesar 42%, berkategori baik sebesar 14%, berkategori baik sekali sebesar 2% dan berkategori negatif sebesar 18%. Selain itu, dari penghitungan tabel tersebut diperoleh bahwa validitas tes dari 50 soal yang diujicobakan bernilai negatif sebesar 10%, berkategori sangat rendah sebesar 32%, berkategori rendah sebesar 28%, berkategori cukup sebesar 18%, dan berkategori tinggi sebesar 2%. Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas tes, instrumen tes dinyatakan reliabel dengan kriteria tinggi yaitu 0,765.
64
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua puluh tiga soal dibuang. Perhitungan dan analisis uji coba instrumen dapat dilihat pada lampiran D.
H.TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Setelah instrumen yang dibuat valid dan reliabel, kemudian instrumen tersebut diberikan kepada siswa dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu, dilakukan pengolahan data sebagai berikut:
1. Analisis Data Instrumen Pemahaman Konsep
a. Penskoran
Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Metode penskoran berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan ketentuan (Munaf, 2001:44) berikut:
S = Σ R
Keterangan:
Skor = jumlah jawaban yang benar R = jawaban siswa yang benar
b. Menghitung rata-rata (mean)
65
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
̅ ∑
Keterangan :
̅ = rata-rata skor atau nilai x; xi = skor atau nilai siswa ke i
n = jumlah siswa
c. Menentukan nilai gain
Gain adalah selisih skor tes awal dan skor tes akhir. Nilai gain dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan :
= Gain ; = Skor tes awal ; = Skor tes akhir d. Menentukan nilai gain ternormalisasi
Untuk melihat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dilakukan analisis terhadap skor gain ternormalisasi. Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Hake, 1997). Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan (Hake, 1997) sebagai berikut :
1) Gain yang dinormalisasi setiap siswa (g) di definiskan sebagai:
66
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
= gain yang dinormalisasi = skor tes akhir
= skor tes awal
2) Rata-rata gain yang di normalisasi ( ) dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
= rata-rata gain yang di normalisasi = rata-rata skor tes akhir
= rata-rata skor tes awal
Nilai yang diperoleh kemudian di interpretasikan sebagai berikut: Tabel 3.7. Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
Gain Ternormalisasi
Kriteria
0,00< h 0,30 Rendah 0,30< h 0,70 Sedang 0,70< h 1,00 Tinggi
(Hake, 1997)
2. Analisis Data Observasi
67
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif ini digunakan persamaan sebagai berikut :
% Keterlaksaanaan Pembelajaran =∑
∑ ×
100%
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif oleh guru, dapat di interpretasikan pada tabel berikut:
Tabel 3.8. Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran
Presentase (%) Kategori 0,00 – 24,90 Sangat Kurang
Persentase yang didapat berdasarkan hasil observasi dapat dijadikan
sebagai acuan, sebagai bahan koreksi atas kekurangan atau kelemahan yang
terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga guru dapat
melakukan pembelajaran lebih baik selanjutnya dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya.
3. Analisis Data Angket (Kuisioner) Motivasi
68
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan setelah pembelajaran berlangsung. Profil motivasi diketahui dari pengisian angket dengan tanda centang atau ceklis (√) pada kolom tanggapan yang disediakan yaitu kolom tanggapan Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang, Sering atau Selalu.
Data yang diperoleh dari jawaban siswa pada kuisioner Physics
Motivation Questionnaire (PMQ). Format kuisioner ini berbentuk skala
Likert. Tes dilakukan sekali pada akhir pembelajaran. Setiap aspek dari ke enam aspek motivasi diukur dengan menjumlahkan nilai poin dari seluruh jawaban secara keseluruhan. Profil motivasi dapat diperoleh dengan membandingkan rata-rata jawaban siswa.
a. Penskoran
Pemberian skor untuk angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.9. Skor Skala Likert
Pernyataan /
kadang Sering Selalu
Positif 1 2 3 4 5
Negatif 5 4 3 2 1
(Glynn & Koballa , 2006) b. Menghitung rata-rata (mean)
Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor motivasi belajar, digunakan rumus:
69
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
̅ = rata-rata skor atau nilai x; xi = skor atau nilai siswa ke i
n = jumlah siswa
c. Kategori Motivasi
Setelah angket motivasi di isi oleh siswa, kemudian data diolah menjadi rentang pengkategorian agar dapat menentukan kategori skor yang akan diperoleh. Adapun perumusannya menurut Anwar (Taufiqurrohim, 2010:71) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10. Kategori Motivasi
Rentang Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
(Anwar dalam Taufiqurrohim, 2010 :72) Keterangan :
µ = Skor minimum × 3
Data angket yang telah diperoleh dan dikategorikan, dibuat juga dalam bentuk persentase. Adapun persentase data angket siswa tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
70
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui sebaran banyaknya siswa yang dapat termotivasi dapat di lihat berdasarkan hubungan antara persentase dengan harga tafsiran berikut :
Tabel 3.11. Hubungan Presentase dengan Harga Tafsiran
Presentase Tafsiran
0 Tidak Ada
1 - 25 Sebagian Kecil 26 - 49 Hampir Setengahnya
50 Setengahnya
51 - 75 Sebagian Besar 76 - 99 Hampir Setengahnya
100 Seluruhnya
82
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan data maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan setelah mendapat pembelajaran berbantuan multimedia interaktif yang ditunjukkan dengan kesesuaian dengan rencana yang ditetapkan, dengan besarnya persentase keterlaksanaan pada pertemuan I, II dan III mencapai 80%, 87%, dan 92%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
2. Pemahaman konsep siswa yang mendapat pembelajaran berbantuan multimedia interaktif mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan rata-rata gain ternormalisasi dari hasil tes pemahaman konsep siswa sebesar 0,32 dengan kategori sedang (lampiran D).
3. Motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor motivasi sebesar 95,97 dengan kategori sedang (lampiran D).
83
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat di ajukan beberapa saran, antara lain:
1. Keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan setelah mendapat pembelajaran berbantuan multimedia interaktif pada penelitian ini adalah pertemuan I, II dan III mencapai 80%, 87%, dan 92%. Hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran akan dapat mencapai 100%, apabila peneliti selanjutya jauh lebih baik dalam menerapkan fase-fase pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat tanpa melewatkan salah satu kegiatan satupun yang ada pada recana pembelajaran tersebut. Sehingga keterlaksaan pembelajaran akan dicapai dengan nilai sempurna yakni sebesar 100%.
84
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Motivasi belajar yang diperoleh pada penelitian ini hanya berkategori sedang, hal ini dapat ditingkatkan kategori motivasinya apabila siswa diberikan multimedia interaktif yang jauh lebih menunjang dan menarik bagi siswa dibandingkan multimedia interaktif pada penelitian ini.
85
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Mulyani.et al.(2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
---. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arias. (2008). Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran.[Online]
Tersedia: http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan pengembangan-multimedia-pembelajaran/ [23 Februari 2011]
Azhar. A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. .Yogyakarta : Gavamedia.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (2007). Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan. (1999).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hake, R. R. (1997). “Interactive-Engagement Versus Tradisional Methods : A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course”. Am. J. Phys. 66 (1) 64-74
Karli, Hilda dan Hutabarat, Odita R. (2007). Implementasi KTSP dalam
Model-Model Pembelajaran. Bandung: Generasi Info Media.
86
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komala, Ratih. (2008). Implementasi Model Pembelajaran Novick Sebagai Upaya
Untuk meningkatkan pemahaman Konsep Fisika Siswa SMKN. Skripsi
Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Makmun, A.S. (2001). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia.
Muslich, M. (2008). KTSP berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta: Bumi aksara.
Panggabean, L. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Bandung.
Panggabean, L, P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Fisika.
Saduloh, U. (2007). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Samsudin, A. (2008). Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Inteaktif
(MMI) Optika Geometri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa. Tesis Magister Pada SPs UPI Bandung :
Tidak diterbitkan.
Saputra, M.D. (2010). Multimedia Pembelajaran Interaktif [Online].Tersedia :
http://tik-learning.blogspot.com/2010/01/multimedia-pembelajaran-interaktif/ [23 Februari 2011].
Sudrajat, A. (2008). Media Pembelajaran [Online]. Tersedia : http:// akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/media-pembelajaran. [23 Februari 2011].
87
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT. Rosda Karya.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D). Bandung : ALFABETA.
Sunardi, D. (2010). Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa
Pada Konsep Cahaya Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Menggunakan Simulasi Komputer (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Viii A Salah Satu Smp Negeri Di Kota Bandung). Skripsi
Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Sukmana, R. W. (2010). Multimedia Ilustrasi Statis atau Animasi [Online]. Tersedia : http://rikawidya.multiply.com/journal/item/6/MultimediaIlustrasi atauAnimasi. [23 Februari 2011].
Syah, M.T. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Problem Based Instruction) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Mengetahui Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika. Skripsi
Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Ulfah, M. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inquiry untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika.
Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Uno, H.B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo : Bumi Aksara.
Utami, R. T. (2011). Penerapan Video-Based Laboratory Pada Model
Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMP. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak
diterbitkan.
Wicaksono, H. (2011). Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif
dalam Pembelajaran Cahaya untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI
Bandung. Tidak diterbitkan.
Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
88
Rizky Amalia, 2013
Implementasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep