• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Pemalang No. 36/07/3327 TH VI, Juli 2017

No. 36/07/3327 TH VI, Juli 2017

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

PEMALANG

Bulan

April – Juni

2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

 Nilai Tukar Petani (NTP) Pemalang bulan April-Juni 2017 menunjukkan perkembangan menggembirakan. Pada bulan April nilai NTP sebesar 95,14 persen, naik menjadi 98,06 persen pada bulan Mei dan naik kembali di bulan Juni menjadi sebesar 98,20 persen. Walaupun terjadi kenaikan tetapi kenaikan tersebut belum mencapai level yang bisa mensejahterakan petani. Harga produksi petani masih belum memadai untuk mencukupi kebutuhannya.

Perkembangan tersebut di atas terjadi karena harga harga kebutuhan petani baik untuk produksi selanjutnya maupun kebutuhan sehari hari meningkat tetapi tidak sebesar membaiknya harga produksi petani. Indek harga diterima petani (It) secara berturut turut dari bulan April hingga Juni adalah sebesar 0,22 persen, 4,14 persen dan 0,1 persen, sementara Indek dibayar petani secara berturut turut dari bulan April hingga Juni adalah sebesar 0,03 persen, 1,04 persen, dan -0,04 persen.

 Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan selama tiga (3) bulan berturut turut yaitu dari 100,50 persen pada bulan April kemudian naik menjadi 107,07 persen pada bulan Mei dan naik lagi menjadi 107,50 persen pada bulan Juni, subsektor Hortikultura dari posisi 89,15 persen pada bulan April turun menjadi 88,16 persen pada bulan Mei dan turun lagi menjadi 86,14 persen pada bulan Juni, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dari posisi 98,72 persen pada bulan April turun menjadi 97,04 persen pada bulan Mei dan pada bulan Juni turun menjadi 96,45 persen. Subsektor Peternakan dari 87,03 persen pada bulan April turun menjadi 86,31 persen pada bulan Mei kemudian bergerak naik pada bulan Juni pada posisi 87,03 persen . Subsektor Perikanan dari posisi 98,96 persen pada bulan April bergerak turun pada posisi 98,91 persen pada bulan Mei dan pada bulan Juni mengalami kenaikan menjadi 100,76 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Kabupaten Pemalang mengalami pertumbuhan yg positip sepanjang bulan April-Juni, NTUP bulan April sebesar 96,98 persen bergerak naik menjadi 100,73 persen pada bulan Mei dan menjadi 100,82 persen pada bulan Juni. Dari NTUP tersebut khususnya bulan Mei dan Juni memberikan gambaran bahwa sesungguhnya usaha pertanian memberi keuntungan bagi petani, tetapi keuntungan tersebut belum mampu mencukupi pengeluarannya.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Pemalang mengalami penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga pada bulan April sebesar 0.07 persen, meningkat kembali pada bulan Mei sebesar 1,53 persen sedangkan pada bulan Juni juga terjadi penurunan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,10 persen.

(2)

95.14 98.06 98.2 97.81 98.70 100.58 92 94 96 98 100 102

April Mei Juni

Gambar 1

NTP Pemalang April -Juni 2017(2012=100)

Pemalang Jateng 108 110 112 114 116 118

April Mei Juni

111.99

116.64 116.76

Gambar 2 Indeks Diterima (It) April -Juni 2017(2012=100)

1.

Nilai Tukar Petani (NTP) Pemalang

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar

(term of trade) antara produk pertanian

yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi

dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan,

serta perluasan cakupan subsektor pertanian dalam penghitungan NTP, Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya

pada Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan wilayah Pemalang pada bulan April

- Juni 2017 NTP Pemalang mengalami pergerakan positif. Pada bulan April NTP tercatat bergerak positif, naik sebesar 0,19 persen dari 94,96 persen menjadi 95,14 persen dan pada bulan Mei NTP juga naik sebesar 3,07 persen dari 95,14 persen menjadi 98,06 persen sedangkan pada bulan Juni NTP bergerak positip, sebesar 0,14 persen dari 98,06 persen menjadi 98,20 persen.

2

. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada periode April - Juni 2017, secara umum It mengalami kenaikan indeks sebesar 0,22 persen pada bulan April 2017, yaitu: dari 111,75 menjadi 111,99, pada bulan Mei terjadi kenaikan It sebesar 4,14 persen dari 111,99 persen menjadi 116,64

(3)

1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Pemalang No. 36/07/3327 TH VI, Juli 2017 117

118 119

April Mei Juni

117.71

118.94 118.9

Gambar 3 Indeks Dibayar (Ib) April -Juni 2017(2012=100) 118.94 128.14 128.43 April Mei Juni Gambar 4 NTPP Pemalang April -Juni 2017(2012=100)

persen dan pada bulan Juni It bergerak naik sebesar 0,1 persen dari 111,64 menjadi 116,76 persen. Penurunan It pada triwulan ini dipengaruhi oleh naiknya It subsektor Tanaman Pangan yang merupakan subsektor dengan kontribusi paling besar terhadap nilai tukar petani .

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada periode April - Juni 2017, Ib tercatat naik sebanyak dua kali pada bulan April dan Mei, sedangkan pada bulan Juni Ib turun sebesar 0.04 persen. Kenaikan ib

pada bulan April sebesar 0.03 persen sedangkan pada bulan Mei Ib naik sebesar 1.04 persen. Penurunan Ib pada bulan Junl dipengaruhi oleh penurunan Ib pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,18 persen dan subsektor hortikultura sebesar 0,11 persen.

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada bulan April-Juni 2017 NTPP mengalami pergerakan yg positip, setelah sempat turun pada bulan April sebesar 0,88 persen NTPP pada bulan Mei dan Juni bergerak positip. Bulan Mei NTPP naik sebesar 6,54 persen sedangkan pada bulan Juni NTPP naik sebesar 0,40 persen. Kenaikan indeks disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami peningkatan jauh lebih besar dari kenaikan Ib pada triwulan ini. Kenaikan Indeks diterima terbesar

terjadi Pada bulan Mei yaitu sebesar 7,73 persen. Bulan April dan Juni indeks It NTPP naik masing-masing sebesar 0,88 persen pada bulan April dan 0,23 persen pada bulan Juni, kenaikan indeks It dipengaruhi oleh naiknya Indeks harga Tanaman Padi dan Palawija.

(4)

84 85 86 87 88 89 90

April Mei Juni

89.15 88.16 86.14 Gambar 5 NTPH Pemalang April -Juni 2017(2012=100) 95 96 97 98 99

April Mei Juni

98.72 97.04 96.45 Gambar 6 NTPH Pemalang April -Juni 2017 (2012=100) b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada periode April-Juni 2017 dilaporkan mengalami penurunan tiap bulannya, yaitu sebesar 8,7 persen pada bulan April dan bulan Mei sebesar 1,11 persen Demikian halnya dengan bulan Juni turun sebesar 2,28 persen. Penurunan NTPH pada bulan April disebabkan oleh turunnya indeks It bulan April sebesar 2,13 persen sementara Ib naik 0,22 persen. Penurunan NTPH pada bulan Mei disebabkan kenaikan It tidak dapat mengimbangi kenaikan Ib. indeks It naik sebesar 0,02 persen sedangkan kenaikan indeks Ib sebesar 1,15 persen sedangkan pada bulan Juni indeks It turun sebesar 2,39 persen dan indeks Ib turun sebesar 0,11 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada periode April-Juni 2017 NTPR mengalamipenurunan indeks sebesar 0,22 persen pada bulan April, pada bulan Mei NTPR mengalami penurunan sebesar 1,71 persen dan pada bulan Juni NTPR kembali turun sebesar 0,6 persen. Penurunan NTPR pada bulan April disebabkan turunnya pergerakan indeks harga yang diterima turun (It) yaitu sebesar 0,01 sedangkan indeks yang harus di bayar (Ib) naik sebesar 0,22, sedangkan pada bulan Mei It turun sebesar 0,04 persen namun Ib naik sebesar 1,70 persen sehingga terjadi penurunan NTPR. Pada bulan Juni NTPR kembali turun meskipun adanya kenaikan It sebesar 0,02 dikarenakan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen. Kenaikan Ib tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,76 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 4,26 persen. 5,17 persen.

(5)

1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Pemalang No. 36/07/3327 TH VI, Juli 2017 85.5 86 86.5 87 87.5

April Mei Juni

87.03 86.31 87.03 Gambar 7 NTPH Pemalang April -Juni 2017(2012=100) 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 April Mei Juni 93.05 94.03 97.28 103.09 102.31 103.2 Gambar 8

NTN Pemalang April -Juni 2017(2012=100)

IKB

IKT d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP sub sektor Peternakan pada p e r i o d e A p r i l - J u n i 2017 dilaporkan mengalami kenaikan pada bula Juni namun mengalami penurunan pada bulan April dan Mei . Pada bulan April NTPT mengalami penurunan sebesar 0,13 persen dan pada bulan Mei juga mengalami penurunan sebesar 0,83 persen, pada bulan Juni mengalami kenaikan sebesar 0,86 persen. penurunan NTPT pada bulan April dan Mei terjadi Karena turunnya It. Bulan April It turun sebesar 0,03 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,10. Bulan Mei It turun sebesar 0,02 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,81 persen. Pada bulan Juni It naik sebesar 0,86 persen sedangkan Ib hanya naik sebesar 0,03 persen sehingga NTPT juni mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTN)

Pada bulan April - Juni NTN secara umum mengalami kenaikan indek baik pada subsektor Perikanan Budidaya maupun Perikanan Tangkap, kecuali bulan Mei NTP Perikanan tangkap mengalami penurunan. NTN Perikanan Budidaya mengalami kenaikan indek sebesar 0,27 persen sedangkan Perikanan Tangkap naik sebesar 0,46 persen pada bulan April sementara pada bulan Mei kenaikan indeks NTN Perikanan Budidaya sebesar 1,06 persen sedangkan

indeks Perikanan Tangkap justru turun sebesar 0,76 persen dan pada bulan Juni seluruh Subsektor Perikanan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 3,45 persen Perikanan Budidaya dan 0,87 persen Perikanan Tangkap. Kenaikan NTN pada bulan April disebabkan adanya kenaikan indeks yang diterima petani lebih tinggi dari indeks yg harus dibayarkan, It Perikanan Budidaya naik sebesar 0,08, Perikanan Tangkap naik sebesar 0,31 persen sedangkan Ib justru turun sebesar 0,19 persen pada Perikanan Budidaya dan 0,15 persen perikanan Tangkap. Pada bulan Mei indeks yg diterima petani Subsektor Perikanan Budidaya naik sebesar 2,11 persen diikuti oleh IB yang turut naik namun hanya sebesar 1,04 persen. Sementara itu Subsektor Perikanan Budidaya

(6)

95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 April Mei Juni 96.98 100.73 100.82 Gambar 9

NTUP Pemalang April -Juni 2017(2012=100)

turun sebesar 0,06 persen sedangkan IB naik sebesar 0,70 persen sehingga NTN bulan Mei secara umum bergerak turun pada Subsektor Perikanan Budidaya. Bulan Juni tercatat Indeks yang diterima kembali naik sebesar 3,57 persen pada Subsektor Perikanan Budidaya dan naik 1,01 persen pada Perikanan Tangkap. Sementara Indeks yg dibayar Perikanan Budidaya dan tangkap juga naik masing-masing sebesar 0,11 dan 0,14 persen namun demikian tetap terjadi surplus pada indeks yang diterima menjadikan NTN bulan Juni bergerak naik.

5. NTUP Sub Sektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada periode April-Juni 2017 terjadi fluktuasi NTUP, bulan April NTUP naik sebesar

0,01 persen kemudian pada bulan Mei NTUP bergerak naik sebesar 3,87 persen sedangkan bulan Juni naik sebesar 0,52 persen. Kenaikan NTUP disebabkan perubahan indeks yang diterima sepanjang April sampai Juni relatip lebih tinggi dari perubahan indeks BPPBM,

pada bulan Mei terjadi kenaikan NTUP cukup signifikan yaitu sebesar 4,15 persen sedangkan indeks BPPBM hanya naik sebesar 0,27 persen, pada bulan Juni indeks yang diterima kembali naik sebesar 0,1 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,01.

6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada April-Juni 2017, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Kabupaten Pemalang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 0,05 persen pada bulan April dan pada bulan Mei yaitu naik sebesar 1,26 persen. Inflasi juga terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 0,59 persen.

(7)

1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Pemalang No. 36/07/3327 TH VI, Juli 2017 122.00 122.50 123.00 123.50 124.00 124.50 125.00 April Mei Juni 123.03 124.67 124.89 Gambar 10

Indeks Konsumsi Rumah Tangga Pemalang April -Juni 2017 (2012=100)

Inflasi pada bulan April disebabkan oleh naiknya indeks kelompok Bahan Makanan sebesar 0,13 persen dan kelompok Transportasi sebesar 0,13 persen sedangkan untuk kelompok perumahan naik sebesar 0,05 persen, kelompok Sandang naik sebesar 0,08 persen, kelompok Kesehatan naik sebesar 0,18 dan kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,05.

Inflasi pada bulan Mei di sumbang oleh naiknya Indeks seluruh kelompok yaitu kelompok Makanan Jadi sebesar 1,68 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,69, kelompok sandang sebesar 1,16, kelompok Kesehatan sebesar 0,85, kelompok Pendidikan rekreasi dan Olahraga sebesar 0,1 persen, kelompok Bahan Makanan sebesar 3,48 persen dan kelompok Transportasi sebesar 0,64 persen. Secara umum inflasi bulan Juni di sumbangkan oleh naiknya indeks sebagian besar komoditas kecuali tiga kelompok yang justru mengalami penurunan yaitu kelompok Bahan Makanan turun sebesar 0,5 persen dan kelompok Makanan Jadi sebesar 0,54 persen, dan kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olah raga sebesar 0,08 persen sedangkan peningkatan indeks terjadi pada kelompok Sandang sebesar 2,45 persen, kelompok Kesehatan sebesar 2,94 persen, dan kelompok Transportasi sebesar 0,43 serta kelompok Perumahan turun sebesar 0,35 persen.

(8)
(9)

1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Pemalang No.04/07/33 TH I, 4 Juli 2016 Keterangan Teknis:

Nilai Tukar Petani, adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani, yang dinyatakan dalam persentase.

Petani, yang dimaksud disini adalah petani tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternak, nelayan, dan pembudidaya ikan, baik petani pemilik maupun petani penggarap

(sewa/kontrak/bagi hasil) atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual. Orang yang bekerja di sawah/ladang orang lain dengan mengharapkan upah/buruh tani bukan termasuk petani. Indeks Harga Yang Diterima Petani, adalah indeks harga yang menunjukan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.

Harga Yang Diterima Petani, adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum dimasukan biaya transportasi/pengangkutan dan biaya pengepakan kedalam harga penjualan atau disebut farm gate ( harga di sawah/ ladang setelah pemetikan).

Indeks Harga Yang Dibayar Petani, adalah indeks harga yang menunjukan perkembangan harga barang/jasa yang diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga petani dan biaya produksi untuk memproduksi hasil pertanian.

Harga Yang Dibayar Petani, adalah rata-rata harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan biaya produksi untuk memproduksi hasil pertanian.

Harga eceran perdesaan, adalah rata-rata harga eceran di pasar perdesaan untuk tiap jenis barang/jasa yang dibeli petani. Tujuan pembelian barang/jasa tersebut adalah untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihak lain.

Pasar, adalah tempat dimana terjadi transaksi antara penjual dengan pembeli atau tempat yang biasanya terdapat penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah terplih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar yang cukup mewakili dengan syarat antara lain: paling besar, banyak pembeli dan penjual, jenis barang yang diperjualbelikan cukup banyak dan terjamin kontinuitasnya serta terletak di desa rural.

Tahun dasar, adalah periode waktu yang ditentukan sebagai permulaan dihitungnya angka indeks. Penentuan pergantian tahun dasar bisa disebabkan beberapa pertimbangan, antara lain:

Diagram timbang It

Diagram timbang yang digunakan untuk It adalah nilai produksi yang dijual petani dari setiap komoditas hasil pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman kebun rakyat, peternakan, dan

perikanan. Sebagai data pokok untuk perhitungan diagram timbang ini diperlukan tiga macam data yaitu kuantitas produksi, harga produsen, dan persentase nilai produksi yang dijual (marketed surplus) pada tahun dasar.

Diagram Timbang Ib

Penimbang komoditas Ib terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok konsumsi rumah tangga dan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Nilai pengeluaran yang dimasukan ke dalam diagram timbang ini adalah nilai setiap komoditas yang dibeli petani untuk konsumsi rumah tangga dan untuk produksi dalam subsektor terpilih, tidak termasuk nilai komoditasnya yang diproduksi sendiri dan pemberian dari pihak lain.

Indeks Harga Yang Diterma Petani (It) untuk masing-masing subsektor dirinci sebagai berikut :  Indeks Subsektor Tanaman Pangan :

 Indeks kelompok Padi  Indeks kelompok Palawija  Indeks Susektor Hortikultura :

 Indeks kelompok Sayur-sayuran  Indeks kelompok Buah-buahan

 Indeks kelompok Tanaman Obat-obatan  Indeks Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat :

(10)

 Indeks kelompok Tanaman Perkebunan  Indeks Subsektor Peternakan:

 Indeks kelompok Ternak Besar  Indeks kelompok Ternak Kecil  Indeks kelompok Unggas  Indeks kelompok Hasil Ternak  Indeks Subsektor Perikanan :

 Indeks kelompok Penangkapan Ikan

o Indeks Kelompok Penangkapan Ikan di Perairan Umum o Indeks Kelompok Penangkapan Ikan di Laut

 Indeks kelompok Budidaya Ikan

o Indeks kelompok Budidaya Air Tawar o Indeks kelompok Budidaya Laut o Indeks kelompok Budidaya Air Payau

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Dirinci Sama Untuk Masing-Masing Subsektor, Terdiri Dari :  Indeks Konsumsi Rumah tangga (IKRT) :

 Indeks kelompok Bahan Makanan

 Indeks kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau  Indeks kelompok Perumahan

 Indeks kelompok Sandang  Indeks kelompok Kesehatan

 Indeks kelompok Pendidikan, Rekreas dan Olahraga  Indeks kelompok Transportasi dan Komunikasi

 Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal ( BPPBM) :  Indeks kelompok Bibit

 Indeks kelompok Pupuk, Obat-Obatan dan Pakan  Indeks kelompok Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain  Indeks kelompok Transportasi

 Indeks kelompok Barang Modal  Indeks kelompok Upah Buruh

Gambar

Gambar 3  Indeks Dibayar (Ib)  April -Juni 2017(2012=100)  118.94  128.14  128.43  AprilMeiJuni Gambar 4  NTPP Pemalang  April -Juni 2017(2012=100)

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi klien untuk menyelesaikan masalah kegawatdaruratan

KJKS Baituttamwil Tamzis adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya mendasarkan diri pada prinsip syari’ah. KJKS

Hasil analisis data dari jawaban keseluruhan responden tanggapan kepala sekolah dan Guru Pendidikan Jasmani terhadap penerapan kurikulum 2013 pada SMA Negeri Kota

Seiring dengan perkembangan isu perempuan, di tahun 1998- 2014 Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut mendampingi dan berusaha memberikan pandangannya khusus terkait

Dalam hal ini lebih merupakan suatu alternatif, mengingat bahwa suatu endapan turbidit juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang akan memberikan ciri yang

Dalam hal ini yang peneliti maksud adalah dampak dari erupsi gunung merapi yang terjadi pada tahun 2010 terhadap upacara becekan yang diselenggarakan oleh masyarakat

Manfaat dibuatnya penelitian ini adalah memberikan pengetahuan tentang perbandingan kinerja program sekuensial dan program konkuren, khususnya dalam akuisisi sensor

Data pelaksanaan tindakan kelas penerapan Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri