• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DANAU BERATAN DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DANAU BERATAN DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PARTISIPASI MASYARAKAT

SEKITAR DANAU BERATAN

DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

ANAK AGUNG SAGUNG DEWI RAHADIANI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

(2)

TESIS

PARTISIPASI MASYARAKAT

SEKITAR DANAU BERATAN

DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

ANAK AGUNG SAGUNG DEWI RAHADIANI NIM 0891561022

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

(3)

PARTISIPASI MASYARAKAT

SEKITAR DANAU BERATAN

DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil

Program Pascasarjana Universitas Udayana

ANAK AGUNG SAGUNG DEWI RAHADIANI NIM 0891561022

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

(4)

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 17 JANUARI 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, Ph.D Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD NIP. 196104151987021001 NIP. 195308191983031004

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Sipil Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof.Dr.Ir.I Md. Alit Karyawan Salain,DEA Prof.Dr.dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP. 196204041991031002 NIP. 195902151985102001

(5)

Lembar Penetapan Panitia Penguji Tesis

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 17 Januari 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. 0122/UN.14.4/HK/2014, Tanggal 17 Januari 2014

Ketua: Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, Ph.D. Anggota:

1. Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, Ph.D. 2. Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS

3. Ir. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, M.Si, MT 4. Ir. I Ketut Suputra, MT

(6)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Anak Agung Sagung Dewi Rahadiani

NIM : 0891561022

Program Studi : Magister Teknik Sipil

Judul Tesis : Partisipasi Masyarakat Sekitar Danau Beratan dalam Konservasi Sumber Daya Air

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.

Denpasar, Januari 2014 Hormat saya,

Anak Agung Sagung Dewi Rahadiani NIM 0891561022

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Partisipasi Masyarakat Sekitar Danau Beratan Dalam Konservasi Sumber Daya Air. Penyusunan Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT., PhD selaku pembimbing I dan Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti Program Magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD , atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA, Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Udayana, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk

(8)

mengikuti pendidikan Program Magister. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS., Ir. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, M.Si, M.T., dan Ir. I Ketut Suputra, M.T., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi, sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Kepala Desa Candikuning Kabupaten Tabanan dan jajarannya beserta seluruh masyarakat Desa Candikuning yang telah membantu dalam penelitian ini. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada tim survei (Yulyta, Dewa Ari, Widiantara, Diana Yasa, Darmayudha, Dwiana Putra, Candra, Partika dan Cahyadi Putra) yang sudah membantu dalam penyebaran kuisioner, serta teman-teman yang telah membantu penulis dalam melakukan proses penelitian yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Tujik A. A. Ngr Alit (Alm), Ibu I Gst A Wedawati, Adik-adik, suami tercinta, serta anak-anakku terkasih Arya, Satria dan Nindya, yang dengan penuh perhatian memberikan penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.

Denpasar, Januari 2014 Penulis

(9)

ABSTRAK

Partisipasi Masyarakat Sekitar Danau Beratan dalam Konservasi Sumber Daya Air

Danau merupakan salah satu sumber daya air permukaan di Pulau Bali yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas perekonomian baik dari sektor pariwisata atau dari sektor pertanian mengakibat kan timbulnya berbagai masalah, seperti pencemaran lingkungan, pendangkalan danau dan erosi. Timbulnya berbagai pencemaran dan penurunan fungsi Danau Beratan, tidak lepas dari campur tangan masyarakat yang ada disekitar danau sehingga upaya konservasi pun membutuhkan partisipasi masyarakat yang bermukim di sekitar danau. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa keberhasilan konservasi sumber daya air, tidak saja tergantung pada pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat juga menjadi kuncinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 98 responden yang diambil secara purposive sampling pada Dusun Kembangmerta, Dusun Candikuning I dan Dusun Candikuning II, yang letaknya paling dekat dengan kawasan Danau Beratan dan sebagian besar penduduknya menggunakan air Danau Beratan untuk kebutuhan sehari-hari. Partisipasi masyarakat dibagi dalam dua kategori yaitu partisipasi kurang dan partisipasi baik yang dihitung berdasarkan skala likert. Sedangkan pengaruh variabel bebas umur (X1),

pendidikan (X2), pendapatan (X3), lama tinggal (X4) dan persepsi (X5) terhadap

variabel terikat partisipasi yang dihitung menggunakan analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air sudah baik. Hal ini terlihat dari prosentase masyarakat yang berkategori partisipasi baik sebanyak 63,26%. Terdapat perbedaan yang signifikan antara masyarakat yang berpartisipasi baik dengan masyarakat yang berpartisipasi kurang dalam konservasi sumber daya air yang ditunjukkan dengan angka validasi 62,2%. Variabel yang membedakan adalah Umur responden dan Pendapatannya. Fungsi diskriminan yang terbentuk adalah Z Score = 0,472 - 0,069X1+ 0,951 X3. Berdasarkan tanda dari koefisien

variabel, terlihat bahwa variabel umur (X1) bertanda negatif. Hal ini berarti

variabel tersebut cenderung menurunkan skor fungsi disriminan, apabila variabel pendapatan konstan. Lain halnya dengan variabel pendapatan (X3) yang bertanda

positif, yang berarti variabel pendapatan akan meningkatkan skor fungsi diskriminan. Dengan kata lain semakin tinggi pendapatan seseorang maka cenderung meningkatkan partisipasinya dalam konservasi sumber daya air.

Kata kunci: partisipasi masyarakat, Danau Beratan, konservasi, sumber daya air

(10)

ABSTRACT

The Participation of Community surrounding the Lake Beratan in the Conservation of Water Resources

Lakes are one of the surface water resources in Bali Island which supports the socio-economic activities of the community. The growing economic activities either in the tourism or agricultural sector have their effects on the emergence of various problems such as the environmental pollution, shallowness of lakes and erosions. The emergence of various pollutions and the decreased functions of the Lake Beratan is not separable from the intervention of the community living surrounding the lake so that the conservation efforts need the community participation living surrounding the lake. This is based on the idea that the success of the conservation of water resources does not only depend upon the government but the involvement of the community also becomes a key factor. This study aims to identify and analyze the participation of the community living surrounding the Lake Beratan in the conservation of water resources.

The number of samples used in this study was 98 respondents gathered by means of purposive sampling in the village of Kembangmerta, the village of Candikuning I and Candikuning II which are located close to the area of Lake Beratan and the majority of the people there use the lake water for daily needs. The community participation is divided into two categories, less participations and good participations, calculated based on Likert scale while the effect of free variables such as age (X1), education (X2), income (X3), length of living (X4), and

perception (X5) on bond variables were calculated using discriminating analysis.

The result of the study shows that the community participation surrounding Beratan Lake in conserving water resources had been good. This can be seen from the percentage of the community having the category of good participation totaling 63.26%. There is a significant difference between the community having good participation and that having less participation in conserving water resources which is indicated by the validation value of 62.2%. The differentiating variables were the age of the respondents and their incomes. Discriminating functions formed are Z Score = 0.472 – 0.069X1 + 0.951X3. Based

on the mark of the variable coefficient, it was seen that age variable (X1) is

negatively marked, meaning that the variable tends to decrease the score of discriminating function if the income variable is constant. It is different from income variable which was positively marked, which means that the income variable would increase the score of the discriminating functions. In other words, the higher the income of an individual, there is a tendency of increasing his/her participation in conserving water resources.

Keywords: community participation, Lake Beratan, conservation, water resources.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM……… … i

PRASYARAT GELAR………. …. ii

LEMBAR PERSETUJUAN……….. …. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI………. …. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……….. …. v

UCAPAN TERIMA KASIH………. vi

ABSTRAK………... viii

ABSTRACT………. ix

DAFTAR ISI………. … x

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah……….... 4

1.3 Tujuan Penelitian………. 5

1.4 Manfaat Penelitian……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 7

2.1 Konservasi Sumber Daya Air……….. 7

2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air 12 2.2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat……….. 12

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat 15 2.3 Analisis Diskriminan………. 17

2.3.1 Tujuan Analisis Diskriminan……… 18

2.3.2 Proses Dasar Analisis Diskriminan………... 18

2.3.3 Jumlah Sampel pada Analisis Diskriminan……… 19

BAB III METODE PENELITIAN……….. 20

3.1 Lokasi Penelitian………. 20 xi

(12)

3.2 Jenis dan Sumber Data………. ….. 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data………... 22

3.3.1 Pengumpulan Data Primer………. 22

3.3.2 Pengumpulan Data sekunder………. 22

3.4 Metode Penentuan Sampel………. 22

3.5 Instrumen Penelitian……… 24

3.6 Variabel Penelitian………... …… 25

3.6.1 Definisi Operasional Operasional Variabel……… 25

3.6.2 Identifikasi Variabel……….. 27

3.7 Teknik Analisis Data………... 28

3.8 Pengujian Validitas Instrumen Penelitian……… 32

3.9 Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian……… 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN……….. 36

4.1 Gambaran Umum Daerah Studi……….. 36

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian……… 38

4.2.1 Uji Validitas………. 38

4.2.2 Uji Reliabilitas………. 38

4.3 Analisis Partisipasi Masyarakat……….. 40

4.4 Analisis Diskriminan……….. 49

4.4.1 Memilah variabel menjadi variabel terikat dan variabel bebas……… 49

4.4.2 Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan………. 50

4.4.3 Menguji variabel yang layak untuk dianalisis……. 51

4.4.4 Membuat fungsi diskriminan……… 52

4.4.5 Uji Validasi fungsi diskriminan……… 53

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian………. 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….. 57

5.1 Simpulan……… 57

5.2 Saran……….. 58

(13)

DAFTAR PUSTAKA………. 59

LAMPIRAN I : KUISIONER

LAMPIRAN II : TABULASI DATA PENELITIAN LAMPIRAN III : UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LAMPIRAN IV : ANALISIS DISKRIMINAN

LAMPIRAN V : KARAKTERISTIK RESPONDEN

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas………. 39 Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas………. 40

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ……….. 20 Gambar 4.1 Pernyataan responden terhadap kegiatan perencanaan konservasi

sumber daya air……… ..41 Gambar 4.2 Pernyataan responden terhadap pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya air………..42 Gambar 4.3 Pernyataan responden terhadap evaluasi kegiatan konservasi

sumber daya air………...43 Gambar 4.4 Pernyataan responden terhadap persetujuan melakukan konservasi sumber daya air atas kehendak sendiri……… ..43 Gambar 4.5 Pernyataan responden terhadap kegiatan konservasi sumber daya air yang telah dilakukan di desa ini………44 Gambar 4.6 Pernyataan responden terhadap perlu tidaknya dilakukan pengawasan oleh aparat berwenang dalam kegiatan konservasi sumber daya air………..44 Gambar 4.7 Pernyataan responden terhadap konservasi sumber daya air harus

didanai pemerintah……….46 Gambar 4.8 Pernyataan responden terhadap pembentukan kelompok penghijauan………46 Gambar 4.9 Pernyataan responden jika dilakukan konservasi di sekitar Danau

Beratan………...47 Gambar 4.10 Pernyataan responden tentang air bernilai ekonomis sehingga

penggunaannya harus dihemat………47

xv xv

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Danau merupakan salah satu sumber daya air permukaan di Pulau Bali yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Selain itu danau juga merupakan kawasan yang disucikan, dan memiliki potensi pariwisata yang sangat luar biasa. Namun disamping memiliki potensi besar dalam kehidupan masyarakat, danau juga dapat menimbulkan berbagai bencana bila tidak dijaga kelestariannya. Meningkatnya aktivitas perekonomian baik dari sektor pariwisata atau dari sektor pertanian mengakibatkan timbulnya berbagai masalah, seperti pencemaran lingkungan, pendangkalan danau dan erosi.

Danau Beratan pun tidak luput dari masalah tersebut diatas. Berbagai penelitian dilakukan oleh Pusat Regional Lingkungan Hidup Bali Nusa Tenggara tahun 2010 untuk mengetahui kualitas air danau. Danau yang terletak di Kabupaten Tabanan ini, terindikasi tercemar limbah phosphat(11,553mg/l) dan zat organik (11,380 mg/l). Berdasarkan standar baku kualitas air dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, kadar phosphat yang diperbolehkan adalah 2mg/l sedangkan untuk zat organik adalah 10 mg/l. Tingginya kadar phosphat dimungkinkan akibat pemakaian zat kimia dari pupuk yang digunakan petani di sekitar danau. Selain tercemar limbah zat kimia, Danau Beratan juga dibanjiri sampah plastik dan terjadi pendangkalan danau sebagai akibat penimbunan bekas material bangunan. Penelitian yang dilakukan oleh Bappeda Propinsi Bali tahun

(17)

2002 dan Studi Konservasi Perlindungan Danau Beratan di Kabupaten Tabanan dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng oleh Balai Wilayah Sungai Bali– Penida Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum RI tahun 2012 diatas tersebut juga menyebutkan bahwa tingkat erosi yang terjadi di daerah tersebut 1,958–33,916 ton/ha/tahun dan lahan di sekitar Danau Beratan tergolong jenis tanah regosol berhumus yang ciri-cirinya tekstur lempung berpasir, struktur granulair halus, permeabilitas sangat tinggi dan infiltrasi sangat cepat serta peka erosi. Perubahan tata guna lahan dari areal hutan menjadi pemukiman juga meningkat dan disinyalir akan terus meningkat di masa yang akan datang. Lebih lanjut penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa pencemaran oleh minyak dan lemak sebesar 14,66 mg/lt air diakibatkan oleh beroperasinya perahu bermotor di kawasan ini. Bakteri E. Coli pun telah mencemari air danau sebesar 105,33 MPN/100 ml air.

Timbulnya berbagai pencemaran dan penurunan fungsi Danau Beratan, tentu saja tidak lepas dari campur tangan masyarakat yang ada disekitar danau. Pembangunan sarana sanitasi telah dilakukan masyarakat disekitar Danau Beratan untuk membuang limbah rumah tangga agar tidak mencemari danau namun upaya konservasi tetap sangat dibutuhkan di kawasan tersebut agar fungsi danau sebagai penyangga lingkungan bisa lebih dipertahankan, mengingat perkembangan sektor pariwisata di daerah ini sangat pesat. Kesadaran masyarakat sekitar Danau Beratan untuk tidak membuang limbah rumah tangga langsung ke danau, patut mendapat apresiasi positif agar partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya air ini dapat terus meningkat.

(18)

Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistem, menyebutkan bahwa konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas serta keanekaragamannya. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air pasal 83 juga menyebutkan bahwa dalam menggunakan hak guna air, masyarakat pemegang hak guna air berkewajiban memperhatikan kepentingan umum yang diwujudkan melalui perannya dalam konservasi sumber daya air serta perlindungan dan pengamanan prasarana sumber daya air.

Peraturan-peraturan diatas menguatkan bahwa upaya pelibatan masyarakat setempat dalam konservasi sumber daya air menjadi sangat penting. Masyarakat tidak hanya sebagai penonton pelaksanaan pembangunan, tetapi mereka mereka harus secara aktif ikut dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menikmati hasil pembangunan. Tetapi pada dasarnya tidak ada jaminan bahwa suatu program akan berkelanjutan melalui partisipasi semata. Keberhasilannya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam dirinya seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama tinggal dan persepsinya.

Tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat dalam program pembangunan menjadi sangat penting menurut Conyers (1991) dalam Safei (2005) adalah, pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan akan gagal; kedua,

(19)

masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat sendiri.

Ketiga alasan diatas, menjadi dasar akan pentingnya penelitian ini guna mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis partisipasi masyarakat, salah satunya adalah analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang jelas antara faktor umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama tinggal pada suatu daerah dan persepsi terhadap partisipasinya dalam konservasi sumber daya air.

Dengan demikian dibutuhkan penelitian tentang konservasi sumber daya air di sekitar Danau Beratan ditinjau dari partisipasi masyarakatnya. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa keberhasilan konservasi sumber daya air, tidak saja tergantung pada pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat juga menjadi kuncinya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dalam rangka kegiatan pengelolaan sumber daya air.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air?

(20)

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara masyarakat sekitar Danau Beratan yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air?

3. Faktor apakah yang signifikan menentukan perbedaan kelompok masyarakat yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan konservasi sumber daya air di sekitar Danau Beratan ditinjau dari partisipasi masyarakatnya. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa keberhasilan konservasi sumber daya air, tidak saja tergantung pada pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat juga menjadi kuncinya.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air.

2. Menganalisis perbedaan yang signifikan antara masyarakat sekitar Danau Beratan yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air.

3. Menganalisis faktor yang signifikan menentukan perbedaan kelompok masyarakat yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air?

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Manfaat Akademik

1. Pengembangan pengetahuan khususnya dalam konservasi sumber daya air yang ditinjau dari segi partisipasi masyarakatnya.

2. Temuan ini diharapkan berguna sebagai informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang pengelolaan sumber daya air.

b. Manfaat Praktis

1. Berguna bagi perumus atau perencana kebijakan dibidang pengelolaan sumber daya air.

2. Memberikan kontribusi bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat terhadap proses, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konservasi Sumber Daya Air

Air merupakan kebutuhan utama semua makhluk hidup. Dengan pertambahan penduduk yang sangat cepat, kebutuhan akan airpun meningkat. Namun sumber air tidak bertambah bahkan cenderung berkurang akibat pengelolaan yang salah. Kerusakan lingkungan dan pencemaran air yang meningkat serta jaminan akan tersedianya air tawar yang bersih telah berkembang menjadi isu global. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik.

Pengelolaan air yang baik haruslah berbasis daerah aliran sungai (DAS) dan memperhitungkan semua keperluan akan air. Pengelolaan berbasis DAS artinya pengelolaan air yang meliputi berbagai kebijakan dan upaya harus mulai dari daerah hulu, sebagai daerah tangkapan air, sampai ke daerah di bagian tengah dan hilir tempat sebagian besar pemakaian air terjadi, secara terintegrasi. Pengelolaan air dalam suatu DAS harus memperhitungkan semua keperluan rumah tangga manusia, industri, pertanian, penyangga lingkungan (seperti danau, rawa) dan lingkungan hidup hewan dan tumbuhan (Arsyad, 2012).

Lebih lanjut menurut Arsyad (2012), pengelolaan air di bagian tengah dan hilir, tempat sebagian besar pemakaian air terjadi, bertumpu pada kebijakan dan upaya mengefisienkan pemakaian air, yang lebih banyak memerlukan cara atau metode konservasi air.

(23)

Konservasi air adalah upaya menggunakan air yang sampai di permukaan bumi untuk keperluan manusia secara efisien dan memenuhi berbagai keperluan lingkungan. Konservasi air meliputi dua bagian, yaitu konservasi sumber daya air (water resources conservation), dan konservasi penyediaan air (water supply

conservation). Konservasi sumberdaya air meliputi metode penyimpanan dan

alokasi air secara efisien. Konservasi penyediaan air meliputi pendistribusian dengan kebocoran yang minimal (distribution with minimal loss) dan konsumsi tanpa ada yang terbuang (consumption without wastage) (Arsyad, 2012).

Beberapa faktor yang menyebabkan kendala dalam melakukan pengelolaan sumber daya air, menurut Balai Lingkungan Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air antara lain adalah banyaknya instansi yang terkait dalam melakukan pengelolaan DAS waduk, yaitu setiap instansi lebih mementingkan sektornya daripada konservasinya; banyaknya instansi yang terkait dalam pemanfaatan air danau atau waduk sehingga menimbulkan konflik kepentingan; perbedaan batas ekologis dan administratif, sehingga ada keengganan pemerintah tempat berlokasinya danau/waduk untuk melakukan upaya konservasi yang optimal; masih lemahnya kapasitas kemampuan instansi pengelola dalam melakukan konservasi; kurangnya pemahaman dan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan konservasi bagi penduduk yang ada disekitar DAS ataupun penduduk yang bermukim di sekitar danau/waduk.

Konservasi air ditujukan tidak hanya meningkatkan volume air, tetapi juga meningkatkan efisiensi penggunaannya, sekaligus memperbaiki kualitasnya sesuai dengan peruntukannya. Konservasi air mempunyai multi-efek, diantaranya mengurangi banjir, kekeringan dan longsor dan lain sebagainya. Dengan demikian, konservasi air harus mendapat perhatian yang besar. Saat ini konservasi air menjadi salah satu kunci utama dalam menjamin ketersediaan air dan peningkatan suplai air seiring dengan tuntutan kebutuhan air yang semakin meningkat (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

(24)

Sesuai dengan UU No. 7 Tahun 2004, kegiatan konservasi sumber daya air pada hakekatnya ditujukan untuk : menjaga keberlanjutan keberadaan air dan sumber air, termasuk potensi yang terkandung di dalamya, menjaga keberlanjutan kemampuan sumber daya air untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, menjaga keberlanjutan kemampuan air dan sumber air untuk menyerap zat, energi dan atau komponen lain yang masuk dan dimasukkan ke dalamnya. Karena tujuannya begitu penting, dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air dalam aspek pengelolaannya, konservasi ditempatkan dalam urutan yang pertama. Bahkan ada 44 pasal dari total 100 pasal dalam UU tersebut yang menyatakan baik secara eksplisit maupun implisit hal-hal yang berkaitan dengan konservasi maupun lingkungan (Kodoatie dan Hadimuljono, 2005 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2010).

Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan-kegiatan (ayat(2) Pasal 20 UU Sumber Daya Air ): perlindungan dan pelestarian sumber air, pengelolaan kualitas air, pengawetan air, pengendalian pencemaran air.

Acuan kegiatan konservasi sumber daya air adalah Pola pengelolaan Sumber Daya Air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai. Output dari konservasi sumber daya air menjadi salah satu acuan dalam rencana tata ruang wilayah atau RTRW (ayat (3) Pasal 20 UU Sumber Daya Air).

Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai (DAS), kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan kawasan pantai (ayat (1) pasal 25 UU Sumber Daya Air).

(25)

Beberapa pakar menetapkan pada dasarnya konservasi tanah dan air dititikberatkan terhadap pencegahan erosi tanah dan kerusakan-kerusakan yang diakibatkannya kepada kualitas air, banjir, tanah longsor, dan juga pengawetan, perbaikan kesuburan tanah dan keindahan alam, Manan (1976) dalam Triwanto (2012).

Menurut Suripin (2002), konservasi sumber daya air dapat dilakukan dengan cara (1) meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air hujan, (2) meningkatkan efisiensi air irigasi, dan (3) menjaga kualitas air sesuai untuk peruntukannya. Konservasi tanah ditujukan tidak hanya untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan memperbaiki tanah yang rusak, tetapi juga untuk mengoptimalkan penggunaan tanah dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Konservasi air dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk meningkatkan jumlah air tanah yang masuk kedalam tanah dan untuk menciptakan penggunaan penggunaan air yang efisien. Dengan demikian konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang saling kait mengkait. Berbagai macam tindakan konservasi tanah secara otomatis juga merupakan tindakan konservasi air. Konservasi air bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya salah satu cara dalam upaya pengelolaan sumberdaya air secara menyeluruh, terpadu, hemat dan tepat guna. Beban biaya upaya konservasi air tidak boleh lebih tinggi dari manfaatnya.

Lebih lanjut dalam Suripin (2002), pendekatan dasar dalam konservasi tanah dan air adalah sebagai berikut: (1) Menyediakan penutup tanah dengan tanaman atau mulsa agar tanah terlindung dari pukulan hujan langsung; (2) Memperbaiki dan menjaga kondisi tanah agar tanah tahan terhadap penghancuran

(26)

dan pengangkutan, serta meningkatkan kapasitas infiltrasi; (3) Mengatur aliran permukaan sedemikian rupa sehingga mengalir dengan energi yang tidak merusak; (4) Meningkatkan efisiensi penggunaan air; (5) Menjaga kualitas air; (6) Mendaur ulang air.

Sungai, waduk dan danau merupakan sumber air yang sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional, sehingga dalam rangka pemanfaatan dan pelestariannya dipandang perlu melakukan pengaturan mengenai sumber air tersebut yang meliputi perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian dengan Peraturan Pemerintah (PP), Waluya (2010).

Dari beberapa pendapat di atas tentang konservasi sumber daya air, dapat disimpulkan bahwa konservasi sumber daya air adalah upaya untuk menjaga dan mengelola sumber daya air agar kualitas dan kuantitasnya terjamin untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup di masa kini dan masa depan. Permasalahan dalam konservasi sumber daya air adalah masalah yang kompleks, tidak bisa diselesaikan dengan satu bidang ilmu saja dan harus dilakukan kerjasama yang erat antar berbagai disiplin ilmu serta tidak lepas dari persoalan orang per orangnya.

2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air

2.2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi sebagai salah satu elemen pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang berjalan. Dengan demikian

(27)

partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam pembangunan. Sumodiningrat menambahkan, bahwa prasyarat yang harus terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah dengan mengikutsertakan semua anggota masyarakat/rakyat dalam setiap tahap pembangunan (Sumodiningrat,1988 dalam Murtiyanto, 2011).

Pada masa lalu program-program pembengunan selalu diturunkan “dari atas”, pemerintah yang sangat berperan sedangkan masyarakat diharapkan untuk berpartisipasi. Jadi partisipasi itu baru ada setelah terlebih dahulu ada program kegiatan. Partisipasi biasanya diartikan sebagai upaya peranserta masyarakat dalam suatu kegiatan.

Pada dasarnya partisipasi dibedakan atas dua, yaitu partisipasi yang bersifat swakarsa dan partisipasi yang bersifat dimobilisasikan. Partisipasi swakarsa mengandung arti bahwa keikutsertaan dan peransertanya atas dasar kesadaran dan kemauan sendiri, sementara partisipasi yang dimobilisasikan memiliki arti bahwa keikutsertaan dan berperansertanya atas dasar pengaruh orang lain.

Keberhasilan pengelolaan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah akan tetapi juga diperlukan peran serta masyarakat, seperti yangdisebutkan dalam Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (UUKH) Pasal 37 menyebutkan bahwa:

(1) Peran serta rakyat dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna.

(28)

(2) Dalam mengembangkan peran serta rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Pemerintah menumbuhkan dan meningkatkan sadar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di kalangan rakyat melalui pendidikan dan penyuluhan.

(3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) UUKH, menyebutkan bahwa peran serta rakyat dapat berupa perorangan dan kelompok masyarakat baik yang berorganisasi maupun tidak. Agar rakyat dapat berperan secara aktif dalam kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, maka melalui kegiatan penyuluhan, pemerintah perlu mengarahkan dan menggerakkan rakyat dengan mengikutsertakan kelompok-kelompok masyarakat kemudian ayat (2) menyebutkan bahwa, dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan sadar konservasi di kalangan rakyat, maka perlu ditanamkan pengertian dan motivasi tentang konservasi sejak dini melalui jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah.

Partisipasi yang baik adalah yang mendukung suksesnya suatu program. Beberapa sifat dari partisipasi antara lain: positif, kreatif, kritis, korektif konstruktif dan realitis. Partisipasi dikatakan positif, bila partisipasi tersebut mendukung kelancaran usaha bersama dalam mencapai tujuan. Partisipasi yang kreatif, berarti keterlibatan yang berdaya cipta, tidak hanya ikut begitu saja suatu kegiatan yang direncanakan pihak lain, tidak hanya melaksanakan instruksi atasan, melainkan memikirkan sesuatu yang baru baik gagasan, metoda maupun cara baru yang lebih efektif dan efisien. Partisipasi dapat dikatakan kritis,

(29)

korektif-konstruktif bila keterlibatan dilakukan dengan mengkaji suatu jenis atau bentuk kegiatan, menunjukkan kekurangan bila ada dan memberikan alternatif yang lebih baik. Partisipasi yang realistis mempunyai arti bahwa keikutsertaan seseorang dengan memperhitungkan realitas atau kenyataan, baik kenyataan dalam masyarakat maupunrealitas mengenai kemampuannya, waktunya yang tersedia dan adanya kesempatan dan ketrampilan (Gultom, 1985 dalam Saptorini, 2003).

Pasal 6 Undang-undang No. 4 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH) menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperanserta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang (UUPR) juga dinyatakan bahwa penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan peranserta masyarakat. Jadi peranserta atau partisipasi masyarakat telah mendapat landasan hukum yang kuat untuk dilaksanakan. Tujuan dasar dari partisipasi masyarakat di Indonesia adalah mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan lingkunan hidup, mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan negara dan membantu pemerintah untuk mengambil kebijakan dan keputusan yang lebih baik dan tepat. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup bukan sekedar menanamkan pengertian masyarakat terhadap permasalahannya saja, tetapi terutama membangkitkan partisipasi untuk ikut memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Disini yang diperlukan adalah masyarakat yang aktif mengawasi lingkungan hidup, termasuk kegiatan-kegiatan yang

(30)

mempengaruhinya, disamping menjaga lingkungannya sendiri (Suratmo, 1995 dalam Saptorini (2003).

Menurut Soelaiman (1985), partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok masyarakat atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar lingkungan masyarakat, atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab. Partisipasi pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang (pendanaan).

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Menurut Sastroputro (1998) dalam Saptorini (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah keadaan sosial masyarakat, kegiatan program pembangunan dan keadaan alam sekitar. Keadaan sosial masyarakat meliputi pendidikan, pendapatan, kebiasaan dan kedudukan sosial dalam sistem sosial. Kegiatan program pembangunan merupakan kegiatan yang direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah yang dapat berupa organisasi masyarakat dan tindakan kebijaksanaan. Sedangkan alam sekitar merupakan faktor fisik atau keadaan geografis daerah yang ada pada lingkungan tempat tinggal masyarakat setempat. Tokoh masyarakat, pemimpin adat, tokoh agama adalah merupakan komponen yang juga berpengaruh dalam menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

(31)

Dalam proyek-proyek pembangunan pedesaan, partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek tersebut akan berpengaruh terhadap keberhasilannya. Bila diterapkan dalam bidang pembangunan, partisipasi meliputi tiga hal pokok yaitu, (1) adanya keterlibatan mental dan emosional dari seseorang yang berpartisipasi, (2) adanya kesediaan dari masyarakat untuk memberikan sumbangan materi, tenaga maupun pikiran untuk ikut dalam suatu kegiatan bersama demi mencapai tujuan dan (3) adanya rasa tanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan seseorang (Ndraha, 1982 dalam Saptorini, 2003). Suatu proyek kadang-kadang mengalami hambatan dalam pelaksanaannya, hal ini mungkin saja terjadi karena sejak semula masyarakat tidak ikut serta dalam perencanaan sehingga kurang sesuai dengan kebutuhannya dan selanjutnya masyarakat tidak dapat memanfaatkan dan memeliharanya (Raharjo, 1985 dalam Saptorini, 2003).

Menurut penelitian yang dilakukan Muba (2005), pelaksanaan kegiatan proyek masih banyak yang mengalami kegagalan karena pelaksanaannya sebagian besar masih pendekatan dari atas (top-down approach), kurang melibatkan masyarakat dalam perencanaannya sehingga masyarakat kurang berpartisipasi dalam menjaga, memelihara, dan mendukung pelaksanaan kegiatan. Agar pelaksanaan kegiatan konservasi lingkungan berjalan lebih lancar maka sejak perencanaan masyarakat ikut dilibatkan yakni dengan melaksanakan PRA (Participative Rural Appraisal).

Pendapatan masyarakat, kemiskinan dan tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup.

(32)

Hal ini terungkap pada penelitian yang dilakukan Erwiantono (2006). Lebih jauh diungkapkan pula bahwa ambisi seseorang untuk mencapai tujuan tertentu juga mempunyai hubungan dengan tingkat ekonomi keluarganya. Jadi dengan tingkat pendapatan yang lebih baik atau tinggi dapat mendorong seseorang berpartisipasi lebih baik pula.

Dari beberapa definisi partisipasi diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga pemeliharaan dan juga evaluasi sehingga kegiatan tersebut berguna bagi pribadi dan lingkungan sekitar.

2.3 Analisis Diskriminan

Analisis diskriminan merupakan suatu teknik analisis yang dianggap tepat guna mencari hubungan antara variabel terikat yang bersifat kategorial dan variabel bebas yang terukur. Teknik analisis ini memiliki kemampuan untuk memprediksi dan menjelaskan hubungan atau pengaruh yang terjadi. Dengan analisis diskriminan dapat ditentukan variabel prediktor mana yang mempunyai kontribusi paling besar dalam membedakan kelompok-kelompok di dalamnya (Santoso, 2012).

Terdapat beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu teknik analisis yang bisa digunakan adalah analisis diskriminan. Teknik ini telah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Saptorini (2003), yang menyimpulkan bahwa variabel jenis pekerjaan dan

(33)

persepsi tentang mangrove merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan konservasi hutan mangrove di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

2.3.1 Tujuan Analisis Diskriminan

Secara umum analisis diskriminan mempunyai tujuan:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang jelas antar-grup pada variabel dependen.

2. Jika terdapat perbedaan, analisis diskriminan menentukan variabel independen manakah pada model diskriminan yang membuat perbedaan tersebut.

3. Membuat fungsi atau model diskriminan, yang pada dasarnya mirip dengan persamaan regresi.

4. Melakukan klasifikasi terhadap objek, yang dalam terminologi SPSS disebut baris; apakah suatu objek termasuk pada grup 1 atau grup 2 atau kombinasi grup yang lain.

2.3.2 Proses Dasar dari Analisis Diskriminan

1. Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel independen.

2. Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni:

a. Simultaneous estimation, dimana semua variabel dimasukkan secara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminasi.

(34)

b. Step-wise estimation, dimana variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan. Pada proses ini, terdapat variabel yang tetap ada pada model dan ada kemungkinan satu atau lebih variabel independen yang dikeluarkan dari model.

3. Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk, menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, Uji F atau lainnya.

4. Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut. 5. Melakukan uji validasi fungsi diskriminan.

2.3.3 Jumlah Sampel pada Analisis Diskriminan

Secara pasti tidak ada jumlah sampel yang ideal pada analisis diskriminan. Pedoman yang bersifat umum menyatakan untuk setiap variabel independen sebaiknya ada 5 sampai 20 data (sampel). Dengan demikian, jika ada lima variabel independen, seharusnya minimal ada 5 x 5 = 25 sampel.

(35)

WEST BALI NATIONAL PARK S. Ja nga N US A LE MB ON GAN N US A C E N IN GAN JEM BRANA TABANAN GIANYAR BADUNG BANGLI KLUNGKUNG PENI DA KARANGASEM BULELENG DENPASAR BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekitar Danau Beratan yaitu Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta yang termasuk ke dalam wilayah Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

(36)

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi lapangan baik dari pengamatan secara fisik ataupun wawancara terhadap responden terpilih. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan survei institusional. Institusi yang dituju untuk mendukung penelitian ini adalah institusi yang membawahi beberapa bidang yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air.

Pengambilan data primer merupakan suatu proses pengambilan data secara langsung di lapangan dengan melakukan observasi untuk mengetahui faktual atau kondisi aktual di wilayah studi. Sumber data pada penelitian ini adalah masyarakat yang bermukim di sekitar Danau Beratan yaitu masyarakat Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta yang termasuk ke dalam wilayah Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Ketiga dusun ini dipilih karena letaknya paling dekat dengan kawasan Danau Beratan dan sebagian besar penduduknya menggunakan air Danau Beratan untuk kebutuhan sehari-hari.

Untuk data sekunder didapat data melalui instansi yang berhubungan dengan penelitian dan data-data lainnya didapat melalui buku-buku terkait, jurnal, artikel-artikel ataupun penelusuran melalui internet sehingga memperoleh bahasan yang lebih luas.

(37)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Pengumpulan data primer

Data primer untuk penelitian ini diambil dengan cara wawancara langsung secara mendalam terhadap masyarakat yang bermukim di sekitar danau Beratan yaitu Dusun Kembangmerta, Dusun Candikuning I dan Dusun Candikuning II. Pengambilan data tersebut dilaksanakan dengan bantuan daftar pertanyaan (kuisioner) dengan jumlah responden yang telah ditentukan. Penyebaran kuisioner ini dibantu oleh 10 orang pewawancara (surveyor). Penggunaan tenaga pewawancara ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu dan sebagai pengawal terhadap pertanyaan yang membingungkan.

3.3.2 Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data dari instansi yang terkait dengan penelitian mengenai partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. Instansi tersebut antara lain: Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Badan Pusat Statistik Propinsi Bali dan penelusuran melalui internet.

3.4 Metode Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip dari Rakhmat (1998) dalam Riduwan (2008) sebagai berikut:

(38)

Dimana: n = jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Dalam penelitian ini populasi penduduk pada ketiga dusun (Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta) sebanyak 4.377 orang dan presisi yang ditetapkan sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecermatan studi dapat dikategorikan cermat, untuk tingkat kepercayaan 90%.

Jumlah responden yang diambil adalah:

n =

=

=

97,77 98 responden

Maka untuk penelitian ini digunakan 98 responden yang mewakili populasi di Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta. Kemudian untuk menentukan jumlah sample untuk masing-masing dusun dihitung secara bertingkat (berstrata) dengan rumus:

(39)

Dimana:

i = jumlah sampel menurut stratum

= jumlah sampel seluruhnya

= jumlah populasi menurut stratum

= jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk per Dusun

Nama Dusun Jumlah Penduduk

Dusun Kembangmerta Dusun Candikuning I Dusun Candikuning II 1.401 orang 1.068 orang 1.908 orang Jumlah 4.377 orang

Sumber : Monografi Desa (2012)

Sehingga didapat besarnya sampel untuk masing-masing dusun adalah sebagai berikut:

1. Dusun Kembangmerta = (1.401/4.377) x 98 = 31 orang 2. Dusun Candikuning I = (1.068/4.377) x 98 = 24 orang 3. Dusun Candikuning II = (1.908/4.377) x 98 = 43 orang

(40)

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuisioner) tertutup dan angket semi terbuka. Angket tertutup digunakan untuk memudahkan mengolah data yang diperoleh. Sedangkan angket semi terbuka digunakan selain untuk memudahkan mengolah data, juga agar responden dapat memberikan respons sesuai dengan kehendak dan keadaan yang sebenarnya.

3.6 Variabel Penelitian

3.6.1 Definisi dan Identifikasi Operasional Variabel

Secara lebih jelas, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dirinci sesuai dengan masalah yang dikaji sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok masyarakat atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar lingkungan masyarakat, atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab. Partisipasi pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang/pendanaan (Soelaiman, 1985).

2. Konservasi air adalah upaya menggunakan air yang sampai di permukaan bumi untuk keperluan manusia secara efisien dan memenuhi berbagai keperluan lingkungan. Konservasi air meliputi dua bagian, yaitu

(41)

konservasi sumber daya air (water resources conservation), dan konservasi penyediaan air (water supply conservation). Konservasi sumberdaya air meliputi metode penyimpanan dan alokasi air secara efisien. Konservasi penyediaan air meliputi pendistribusian dengan kebocoran yang minimal (distribution with minimal loss) dan konsumsi tanpa ada yang terbuang (consumption without wastage) (Arsyad, 2012). Variabel bebas yang berkaitan dengan konservasi dalam penelitian ini akan dikaji dan dikembangkan dari hasil penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

Safei (2005), menyebutkan bahwa agar dapat berpartisipasi dalam pembengunan, masyarakat memerlukan adanya kemampuan tertentu, kemampuan tersebut diantaranya adalah kemampuan ekonomi/pendapatan. Adalah kemustahilan, akan lahir suatu tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat bila di sisis lain skala ekonominya rendah bahkan terpuruk, tetapi akan lahir tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat bila penghasilan atau pendapatan masyarakat sendiri memadai. Dalam pembangunan dewasa ini, untuk meningkatkan penghasilan masyarakat salah satu caranya adalah penguasaan pengetahuan oleh masyarakat dan kemampuan mengaplikasikannya. Maka dari itu, kualitas pendidikan formal maupun non formal harus baik.

Erwiantono (2006), menyebutkan bahwa pada usia yang relatif muda dan dengan produktivitas yang tinggi, masyarakat lebih mudah menerima masukan/hal-hal baru yang bersifat untuk kemajuan mereka. Kondisi tingkat pendidikan yang rendah juga akan menjadi kendala dalam upaya partisipasi

(42)

pengelolaan ekosistem. Hal ini akan dapat berimplikasi pada (1) rendahnya tingkat adopsi inovasi, (2) rendahnya partisipasi masyarakat dalam program pengembangan kawasan dan (3) prilaku yang tidak berwawasan lingkungan dalam berinteraksi dengan lingkungan hidupnya.

Pantja (2008), mengungkap bahwa barometer yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan dukungan dari masyarakat adalah apabila terbentuk persepsi positif yang dibangun oleh masyarakat yaitu yang ditunjukkannya dengan kepedulian masyarakat ikut serta dalam kegiatan konservasi sumber daya yang telah dikerjakan.

Mengacu pada definisi operasional variabel konservasi dan mencermati hasil kajian dari beberapa penelitian di atas, maka variabel bebas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Umur, yaitu usia responden pada saat penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam tahun, dengan ketentuan pembulatan ke atas dilakukan bila usianya melebihi enam bulan keatas.

2. Tingkat pendidikan, yaitu jenjang pendidikan formal yang penah ditempuh responden sampai saat penelitian dilakukan, yakni SD, SMP, SMA (sederajat), Akademi/Perguruan tinggi.

3. Pendapatan, yaitu pendapatan keluarga yang didapatkan dari perolehan upah/gaji yang diterima setiap bulan dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan.

(43)

5. Persepsi yaitu bagaimana persepsinya tentang keberadaan Danau Beratan. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijabarkan di depan, maka dapat dilakukan identifikasi variabel, baik terhadap variabel terikat (dependent variable) maupun variabel bebas (independent variable).

Variabel terikat berupa partisipasi masyarakat yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu partisipasi kurang dan partisipasi baik. Sedangkan variabel bebas yang terdiri dari: umur, tingkat pendidikan, pendapatan, lama tinggal dan persepsi tentang konservasi sumber daya air

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam studi ini, teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan analisis menggunakan skala likert yang kemudian dihitung dengan analisis diskriminan.

Skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap dalam katagori skala pengukuran:

(44)

1. Skor 1 diberikan pada jawaban responden yang sangat tidak diharapkan,

2. Skor 2 diberikan pada jawaban responden yang tidak diharapkan, 3. Skor 3 diberikan pada jawaban yang ragu-ragu,

4. Skor 4 diberikan pada jawaban yang diharapkan, 5. Skor 5 diberikan pada jawaban yang sangat diharapkan.

Cara perhitungan Skala likert:

1. Mencermati variabel penelitian secara benar

2. Menyusun kuesioner sesuai variabel penelitian, sehingga masalah penelitian dapat dijawab

3. Menghitung jumlah pertanyaan secara benar

4. Menentukan skor maksimum dan skor minimum dari skala likert

5. Penentuan peluang skor maksimum dan skor minimun yang diperoleh oleh setiap skor maksimum setiap responden didapat dari hasil perkalian antara jumlah pertanyaan dengan skor maksimum yaitu 5, sedangkan skor minimum setiap responden didapat dari hasil perkalian antara jumlah pertanyaan dengan skor minimum, yaitu 1.

Dalam penggunaan skala likert dibutuhkan pemahaman tentang nilai range antara kelas. Rumus untuk mencari nilai range ( r ) adalah :

(45)

Partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya air akan dikategorikan dalam dua kelompok kategori, yakni yang berpartisipasi baik dan yang berpartisipasi kurang, dilakukan berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan partisipasi yang menghasilkan rentang skor 10 – 50. Responden dengan skor 10-30 akan dikelompokkan dalam kategori berpartisipasi kurang, sedangkan yang memiliki skor 31-50 dikelompokkan dalam kategori berpartisipasi baik.

Setelah dilakukan pengelompokkan, dilakukan analisis diskriminan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan terhadap konservasi sumber daya air. Variabel yang digunakan yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

Model statistik yang dihasilkan dengan analisis diskriminan berupa suatu fungsi pengelompokkan, untuk memprediksi dan mengelompokkan seseorang apakah termasuk ke dalam kelompok yang berpartisipasi baik atau berpartisipasi kurang. Hasil pengelompokkan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat berdasarkan faktor terkait.

Proses dasar dari analisis diskriminan adalah sebagai berikut:

1. Memilah variabel-variabel menjadi variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat (Z) adalah data kategorikal yaitu: Partisipasi kurang (kode 0), partisipasi baik (kode 1).

(46)

Variabel bebas yaitu: umur (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), lama

tinggal (X4) dan persepsi (X5).

2. Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan yaitu :

- simultaneous estimation; semua variabel dimasukkan secara bersama-sama lalu dilakukan proses diskriminan.

- Step-wise estimation; variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan.

Penelitian ini menggunakan metode step-wise estimation.

3. Menguji variabel yang layak untuk dianalisis dengan menggunakan Wilk’s Lambda dan F test.

a. Menguji means (rata-rata) dari setiap variabel - Dengan angka Wilk’s Lambda

Angka Wilk’s Lambda berkisar 0 sampai 1. Jika angka mendekati 0 maka data tiap grup cenderung berbeda, sedang jika angka mendekati 1, data tiap grup cenderung sama.

- Dengan F test

Jika Sig. > 0,05, berarti tidak ada perbedaan antar grup Jika Sig. < 0,05, berarti ada perbedaan antar grup. b. Menguji varians dari setiap variabel, dengan asumsi:

- Varians variabel bebas untuk tiap grup seharusnya sama. - Varians diantara variabel-variabel bebas seharusnya juga sama. Kedua pengertian diatas bisa disimpulkan, seharusnya grup covariance matrices adalah relatif sama, yang diuji dengan alat Box’s M.

(47)

4. Membuat fungsi diskriminan. 5. Uji Validasi fungsi diskriminan

Dalam penelitian ini karena variabel terikatnya dua, maka digunakan teknik analisis diskriminan dua kelompok. Guna memprediksi digunakan bentuk persamaan linearnya:

Zjk = a + W1X1k + W2X2k + ……+ WnXnk………..(3.4)

Dimana:

Zjk = Z skor diskriminan dari fungsi diskriminan j untuk obyek K

a = intersep

W = bobot diskriminan untuk variabel bebas i

X1k = variabel bebas i untuk obyek k

Variabel bebas dengan bobot diskriminan yang besar pada umumnya akan mempunyai pengaruh yang besar dalam membedakan dan sebaliknya. Dengan melihat bobot diskriminan tiap variabel dapat diketahui variabel bebas yang berkaitan dengan variabel terikat.

3.8 Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara

(48)

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir Pearson Product Moment sebagai berikut:

r = ………...(3.5)

Dimana:

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor item

Y = jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Jika instumen itu valid maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0, 00 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Menurut Umar (2004) dalam Wahyundari (2012) validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang

(49)

inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Menurut Sudarmanto (2005) dalam Wahyundari (2012), validitas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dengan skor total seluruh item pertanyaan. Batas minimum dianggap memenuhi syarat validitas apabila r = 0,3. Jadi untuk memenuhi syarat validitas, maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi 0,3. Apabila korelasi antara butir skor dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

3.9 Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Pengujian reabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua (split half) dan Spearman Brown. Metode ini menggunakan sebuah tes (instrument) dengan satu kali pengukuran

(single-test-single-trial method). Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua

belahan, hanya baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman Brown dengan bentuk rumus sebagai berikut :

(50)

r11 = ...(3.6)

Dimana : r 11 = koefisien reliabilitas seluruh item

r

hitung = koefisien product moment antara belahan (ganjil-genap) atau

(51)

Gambar 3.2. Kerangka Alur Penelitian Ide

Latar Belakang Dan Permasalahan

Kajian Pustaka Metode Penelitian Data primer: - Kuisioner - Wawancara Data sekunder: - Literatur - Dinas terkait

Tabulasi Dan Pengolahan Data

Hasil Penelitian

Pembahasan Simpulan Dan Saran

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Studi

Kawasan Danau Beratan terletak di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, lebih kurang 51 km ke arah utara ibukota Propinsi Bali, dengan ketinggian 1200 di atas permukaan laut dan luas wilayah 2.606,32 km2.

Batas wilayah Danau Beratan adalah sebagai berikut: - sebelah Utara : Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng - sebelah Timur : Desa Plaga, Kabupaten Badung - sebelah Selatan: Desa Batunya, Kabupaten Tabanan - sebelah Barat : Bukit Pohan, Kabupaten Tabanan

Di sebelah utara danau terdapat dataran dengan kemiringan antara 0-3 persen, daerah bergelombang dengan kemiringan antara 8-15 persen dan daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 40 persen. Di sebelah timur danau terdapat dataran dengan kemiringan antara 0-3 persen, daerah berbukit dengan kemiringan antara 15-40 persen, dan bergunung dengan kemiringan lebih dari 40 persen. Di sebelah barat terdapat daerah dataran dengan kemiringan 0-3 persen, daerah berombak dengan kemiringan 3-8 persen, bergelombang dengan kemiringan 8-15 persen, dan berbukit dengan kemiringan 15-40 persen.

Curah hujan kawasan Danau Beratan adalah 349,24 mm/bulan pada saat bulan basah yaitu selama 5 sampai 6 bulan, sedangkan pada bulan kering selama 2 sampai 6 bulan adalah 79,13 mm/bulan. Kelembaban relatif maksimum adalah

(53)

93,6–95,5 persen pada bulan kering, yaitu bulan Oktober dan kelembaban minimum pada bulan bassah yaitu bulan Desember adalah 88 persen.

Menurut Kecamatan Baturiti dalam Angka tahun 2012, jumlah penduduk Desa Candikuning sebanyak 7213 orang, terdiri dari 3659 pria, dan 3554 orang wanita, serta terbagi ke dalam 1795 kepala keluarga (KK). Penduduk Desa Candikuning tersebar ke dalam 6 dusun yaitu Dusun Kembangmerta, Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II, Dusun Bukitcatu, Dusun Pemuteran dan Dusun Batusesa.

Dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata tingkat pendidikan penduduk Desa Candikuning tergolong relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingginya persentase penduduk yang tamat Sekolah Dasar (SD) tetapi tidak melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP), yaitu sebesar 52,16%, menyelesaikan tingkat SLTP 3,6 persen, tamat Sekolah Menengah Umum (SMU) 2,59% dan hanya 1,44 persen yang mengenyam pendidikan di tingkat Akademi atau Perguruan Tinggi.

Dalam kaitannya dengan mata pencaharian penduduk, sebagian besar (79,5%) penduduk Desa Candikuning berprofesi sebagai petani.

Pemanfaatan Danau Beratan pada mulanya adalah sebagai sumber air irigasi untuk lahan-lahan disekitar danau yang ditanami tanaman holtikultura, khususnya sayur-sayuran, sebagai sumber air minum, tempat mencari ikan dan tempat untuk mandi serta mencuci bagi beberapa penduduk di sekitar danau. Dengan berkembangnya kawasan Bedugul menjadi obyek pariwisata maka pemanfaatan Danau Beratan pun mengalami peningkatan yaitu sebagai tempat

(54)

rekreasi, sebagai sumber air bagi kebutuhan restaurant ataupun penginapan. Disamping itu air Danau Beratan juga dimanfaatkan untuk memelihara ikan dalam bentuk keramba.

Keberadaan Danau Beratan sebagai sumber air yang sangat mendukung aktifitas kehidupan, sangat disadari oleh masyarakat yang bermukim di sekitar danau sehingga penduduk berinisiatif membuat bak penampungan limbah pada masing-masing rumah. Namun dari pengamatan penulis, limbah yang dihasilkan belum mengalami proses pengolahan dan langsung diresapkan ke dalam tanah.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.2.1 Uji Validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian telah memiliki koefisien korelasi > 0,3. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian telah memenuhi syarat validitas data.

4.2.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran dimana pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang

(55)

ada. Hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa variabel uji mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel telah memenuhi asumsi reliabilitas data.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

No Pertanyaan Koefisien

Korelasi Keterangan

1. Keikutsertaan dalam kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air yang digerakkan pemerintah/ LSM

0,366 valid

2.

Keikutsertaan dalam kegiatan pelaksanaan konservasi sumber daya air yang digerakkan atau difasilitasi pemerintah atau LSM

0,544 valid

3.

Keikutsertaan dalam kegiatan konservasi sumber daya air (evaluasi) yang digerakkan atau difasilitasi pemerintah atau LSM

0,345 valid

4. Konservasi sumber daya air dilakukan atas

kehendak sendiri 0,746 valid

5. Di desa ini sering diadakan kegiatan

konservasi sumber daya air 0,634 valid

6

Kegiatan konservasi sumber daya air perlu dilakukan dengan pengawasan aparat berwenang.

0,684 valid

7. Konservasi sumber daya air harus didanai

pemerintah 0,845 valid

8. Pembentukan kelompok penghijauan 0,508 valid 9. Bila dilakukan konservasi di sekitar Danau

Beratan 0,529 valid

10. Air bernilai ekonomis sehingga penggunaannya harus dihemat

0,358 valid

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
Gambar 3.2. Kerangka Alur Penelitian Ide
Gambar 4.1 Pernyataan responden terhadap kegiatan perencanaan konservasi  sumber daya air
Gambar 4.2 Pernyataan responden terhadap pelaksanaan kegiatan konservasi  sumber daya air
+5

Referensi

Dokumen terkait

3.2 Variabel Kemauan untuk berpartisipasi dengan skor 1499 dinilai Cukup , Akan tetapi masih ada beberapa faktor yang membuat kemauan untuk berpartisipasi

Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan mata atr diharapkan terpeliharanya hutan dari penebangan dan pengalihan fungsi lahan yang salah, dengan perlindungan

Lalu apa sajakah sebenarnya fungsi partai politik dalam hubungannya dengan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum atau pemilu, apabila melihat

Menganalisis perbedaan yang signifikan antara masyarakat sekitar Danau Beratan yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya

Upaya melibatkan masyarakat dalam kegiatan konservasi telah dilakukan mulai dari bentuk kerja bakti masal, sekolah lapang, pendampingan teknis, proyek percontohan, dan

Masih adanya masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam pembangunan mem- buktikan bahwa perlunya pembinaan kepada seluruh masyarakat untuk memberi kesada- ran bahwa

Kelompok ini sudah terbentuk di setiap desa dan kelompok ini juga suda membuka rekening kelompok untuk di kantor cabang BRI Kota Ternate yang menjadi target program

Hal ini menjelaskan bahwa kelompok– kelompok masyarakat pemanfaat sumberdaya di Kepulauan Seribu termotivasi untuk terus dapat berpartisipasi dalam mengelola sumberdaya alam