• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pasca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KATA SAMBUTAN

P

asca tahun 2015, seluruh negara anggota UNESCO menyepakati tujuan pendidikan global, yaitu “memastikan pendidikan yang inklusif, adil dan bermutu, serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua”. Tujuan tersebut untuk menyelesaikan agenda Pendidikan Untuk Semua (PUS) dan Millenium Development Goals (MDGs), serta menjawab sebagai tantangan nasional. Kesepakatan yang dibuat ini lebih dikenal dengan “Agenda Pendidikan 2030”

Agenda Pendidikan 2030 disusun berdasarkan prinsip bahwa pendidikan merupakan komoditi masyarakat, hak azasi manusia, dan dasar penjaminan hak-hak lainnya. Secara lebih tegas, Agenda pendidikan 2030 memuat komitmen untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan tingkat pendidikan. Hal ini termasuk penjaminan kepastian bagi semua remaja dan orang dewasa, terutama anak perempuan untuk memperoleh tingkat keterampilan keaksaraan, serta memberikan mereka berbagai kesempatan pembelajaran, pendidikan dan pelatihan.

Sejalan dengan Agenda Pendidikan 2030, layanan pendidikan keaksaraan memegang peran strategis dan penting. Hal ini disebabkan karena secara nasional masih terdapat sebesar 3,43% atau 5,629,943 penduduk usia 15-59 tahun buta aksara, dua pertiga diantaranya adalah perempuan (PDSP, Kemdikbud, 2016).

Agar dapat menjangkau seluruh sasaran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat berupaya memperluas sekaligus meningkatkan mutu pendidikan keaksaraan melalui keragaman layanan program, seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan orang dewasa, dan pendidikan berkelanjutan yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, peningkatan minat dan budaya baca, pemberdayaan perempuan, pendidikan keluarga, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, dan penataan kelembagaan.

Jakarta, Januari 2017 Direktur Jenderal

Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP. 196204291986011001 Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

(4)

A

genda pendidikan tahun 2030, komitmen dunia untuk mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan tingkat pendidikan. Termasuk menjamin kepastian bagi semua remaja dan orang dewasa, terutama anak perempuan untuk memperoleh tingkat keterampilan keaksaraan fungsional yang relevan dan diakui serta memberikan mereka berbagai kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa.

Sejalan dengan itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, memperluas berbagai layanan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan bagi para remaja, orang dewasa, dan komunitas masyarakat dikemas dalam berbagai program antara lain pendidikan keaksaraan, peningkatan budaya baca masyarakat, pendidikan kesetaraan orang dewasa, pendidikan kecakapan hidup perempuan, dan pendidikan berkelanjutan. Dalam rangka pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan keaksaraan dan kesetaraan perlu dirumuskan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK) dalam bentuk standar kompetensi lulusan (SKL), silabus, panduan, petunjuk teknis, bahan ajar, dan perangkat pembelajaran lainnya sebagai acuan di lapangan. SKL merupakan tolak ukur dalam pencapaian kualifi kasi lulusan pada jenjang atau program tertentu yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL pendidikan multikeaksaraan diarahkan sesuai dengan minat peserta didik pada bidang keilmuan dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni dan budaya, sosial, politik dan kebangsaan, serta pekerjaan atau profesi.

Kami memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyusun dokumen tersebut, untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yang lebih berkualitas. Semoga panduan, petunjuk teknis, dan perangkat pembelajaran tersebut yang telah disusun dengan kesungguhan, dan keikhlasan dapat bermanfaat untuk kita semua, semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayahNya kepada kita semua, Amin. Jakarta, Januari 2017 Direktur Dr. Erman Syamsuddin NIP 195703041993031015

KATA PENGANTAR

Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Dasar Hukum ... 2 C. Tujuan . ... 3 D. Sasaran Pengguna ... 3 E. Pengertian ... 3

BAB II PENILAIAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN ... 5

A. Pengertian ... 5

B. Prinsip ... 5

C. Jenis Penilaian ... 5

D. Lingkup Penilaian ... 8

E. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian ... 15

BAB III PENILAIAN AKHIR PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN ... 17

A. Pengertian ... 17

B. Peserta Penilaian Akhir ... 17

C. Pelaksana Penilaian Akhir ... 17

D. Lingkup Penilaian Akhir ... 18

E. Penyusunan Instrumen Penilaian Akhir ... 19

F. Pedoman Penghitungan Nilai ... 22

G. Kriteria Nilai ... 22

(5)

I. Monitoring dan Evaluasi ... 24

J. Pelaporan dan Tindak Lanjut ... 25

K. Kriteria Keberhasilan ... 25

BAB IV SERTIFIKASI PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN ... 26

A. Pengertian ... 26

B. Kriteria Kelulusan ... 26

C. Tujuan Pemberian SUKMA-L ... 26

D. Penerbitan SUKMA-L ... 26

E. Blangko SUKMA-L ... 27

F. Pengisian Blangko SUKMA-L ... 28

G. Penerbitan, Pengajuan, dan Distribusi SUKMA-L ... 30

H. Tindak Lanjut ... 31

BAB IV PENUTUP ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

Pustaka Acuan Lampiran 1. Contoh Rencana Pelaksanaan Penilaian Akhir. ... 34

Lampiran 2. Contoh Format Berita Acara Pelaksanaan Penilaian Akhir. .... 35

Lampiran 3. Contoh Lembar Pernyataan Keabsahan Hasil Penilaian Akhir. 36 Lampiran 4. Contoh Surat Permohonan Nomor Seri SUKMA-L. ... 37

Lampiran 5. Contoh Format Rekapitulasi Peserta Didik. Pendidikan Multikeaksaraan untuk Pengajuan SUKMA-L. ... 38

Lampiran 6. Contoh Kisi-Kisi, Instrumen, dan Pedoman Penskoran Hasil Penilaian Akhir Pendidikan Multikeaksaraan ... 39

PENDAHULUAN

BAB I

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia yang masuk dalam klasifi kasi masyarakat buta aksara, sampai dengan tahun 2015 berjumlah 5.629.943 orang atau 3,43% dari populasi penduduk Indonesia (PDSP Kemdikbud, 2015). Sebagian besar dari mereka berada di rentang usia 15 hingga 59 tahun, usia tersebut merupakan usia produktif yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang, terutama pada aspek pengetahuan dan keterampilan, sehingga mereka mampu menjadi sumber daya manusia bermutu yang mampu berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan bangsa. Namun dikarenakan mereka masih buta aksara, maka pada akhirnya mereka dominan menjadi objek, dibandingkan menjadi pelaku pembangunan.

Jika dipandang secara positif, angka 3,43% merupakan potensi sumber daya manusia yang harus didayagunakan atau dioptimalkan untuk mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Menyadari hal tersebut, maka untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah penyelenggarakan program pendidikan keaksaraan. Hal itu, sejalan dengan kesepahaman masyarakat dunia tentang peningkatan keaksaraan yang ditulis dalam Deklarasi Persepolis yang kemudian melahirkan Hari Keaksaraan Internasional. Di dalam deklarasi tersebut, terkandung makna untuk mendorong setiap negara selalu menaruh perhatian terhadap peningkatan keaksaraan dan rumusan konsep buta aksara sebagai sebuah jalan bagi pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.

Mengacu pada rumusan konsep tersebut, maka arah pendidikan keaksaraan bukan sekedar mendidik masyarakat supaya bisa membaca, menulis, dan berhitung saja, melainkan harus menjadi medium untuk mengembangkan kemampuan masyarakat supaya dapat beradaptasi dan mengatasi persoalan kehidupannya. Dengan kata lain, pendidikan keaksaraan harus lebih diarahkan pada fungsionalisasi aksara dan angka untuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas kehidupan peserta didiknya, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.

Karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menginisiasi program pendidikan multikeaksaraan yang mempunyai spirit sama dengan kesepakatan

(6)

C. Tujuan

1. Tujuan

2. Panduan penilaian pembelajaran pendidikan multikeaksaraan ini disusun untuk memfasilitasi:

3. Pendidik/tutor dan satuan pendidikan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai;

4. Tim penilai dalam mengembangkan instrumen penilaian akhir, mengolah, memanfaatkan, dan menindaklanjuti, serta menyusun laporan hasil penilaian akhir secara objektif, akuntabel, dan informatif.

5. Penilaian akhir program pendidikan multikeaksaraan dilakukan oleh tim penilai yang dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/ atau UPT PAUD dan Dikmas secara berkesinambungan untuk mengetahui tingkat capaian program pembelajaran peserta didik sesuai kompetensi lulusan pendidikan keaksaraan lanjutan.

Direktorat, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPT PAUD dan Dikmas, dan unsur terkait lainnya untuk menjamin mutu proses dan hasil penilaian pembelajaran program pendidikan multikeaksaraan.

D. Sasaran Pengguna

1. Pendidik sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk memastikan ketercapaian kompetensi lulusan peserta didik program pendidikan multikeaksaraan. 2. Tim penilai sebagai rambu-rambu dalam merencanakan, melaksanakan,

mengolah, dan menindaklajuti penilaian akhir program pendidikan multikeaksaraan.

3. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta unsur terkait lainnya sebagai bahan untuk melakukan pembinaan dan supervisi penyelenggaraan program pendidikan multikeaksaraan.

E. Pengertian

1. Pendidikan Keaksaraan Lanjutan adalah layanan pendidikan keaksaraan yang menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan keaksaraan dasar dalam rangka mengembangkan kompetensi bagi warga masyarakat pasca pendidikan keaksaraan dasar. Pendidikan Keaksaraan Lanjutan terdiri dari pendidikan keaksaraan usaha mandiri dan pendidikan multikeaksaraan.

dari Deklarasi Persepolis tersebut, yaitu menjadikan pendidikan keaksaraan sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat yang memiliki berbagai manfaat terutama dalam rangka penanggulangan masalah lingkungan dan kemiskinan, serta sebagai wahana untuk mengembangkan masyarakat demokratis melalui penerapan strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan kesadaran sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Sebagai suatu sistem pendidikan, pembelajaran pada program pendidikan multikeaksaraan harus terjaga proses dan hasilnya. Dengan kata lain, disamping menyediakan kurikulum yang handal, pembelajaran pendidikan multikeaksaraan harus disertai sistem penilaian yang berkualitas dan komprehensif. Karena itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, menyusun Panduan Penilaian Pembelajaran Program Pendidikan Multikeaksaraan. Keberadaan panduan ini, diharapkan dapat memandu pendidik dan tim yang di bentuk dinas pendidikan kabupaten/kota untuk melaksanakan penilaian pembelajaran pendidikan multikeaksaraan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, sebagaimana yang sudah diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 sebagai pengganti Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar

Pendidikan Dasar.

4. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA).

5. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Acuan Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA).

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan.

(7)

A. Pengertian

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan untuk mengumpulkan data capaian hasil belajar peserta didik, baik pada aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Penilaian hasil belajar dilaksanakan oleh pendidik secara terencana, sistematis, dan berkesinambungan. Adapun tujuan dari penilaian oleh pendidik, antara lain untuk:

1. Mengetahui tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi oleh peserta didik; 2. Menentukan kegiatan remedial atau pengayaan; dan

3. Memperbaiki proses pembelajaran.

B. Prinsip

Aktivitas penilaian yang dilaksanakan oleh pendidik pada pembelajaran pendidikan multikeasaraan harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Terpadu; tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

2. Mendidik; harus memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar; 3. Otentik; harus mengukur penguasaan kompetensi oleh peserta didik; 4. Berkriteria; harus mengacu pada kriteria ketuntasan minimal (KKM); 5. Menyeluruh; mencakup semua aspek kompetensi yang telah ditetapkan; 6. Sistematis; dilakukan secara terencana, bertahap, dan prosedural;

7. Objektif; tidak dipengaruhi pandangan dan tendensi tertentu dari pendidik; 8. Adil, penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik; dan 9. Akuntabel; teknik, prosedur, dan hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan.

C. Jenis Penilaian

Pada pasal 16 ayat (2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan, disebutkan bahwa penilaian oleh pendidik dilakukan pada awal, proses, dan akhir pembelajaran. Karena itulah, jenis penilaian yang harus dilakukan oleh pendidik/ tutor program pendidikan multikeaksaraan adalah:

BAB II

PENILAIAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN

2. Pendidikan Multikeaksaraan merupakan pendidikan keaksaraan lanjutan yang menekankan peningkatan keberagaman keberaksaraan dalam segala aspek kehidupan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan keterampilan profesi, pekerjaan atau kemahiran yang dimiliki dan diminati peserta didik. Pendidikan Multikeaksaraan diarahkan sesuai dengan minat peserta didik tentang wawasan keilmuan dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, atau politik dan kebangsaan, serta pekerjaan atau profesi.

3. Pengelolaan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan keaksaraan lanjutan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan, dan penilaian pertanggungjawaban agar tercapai efi siensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan.

4. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian pembelajaran dan hasil belajar peserta didik pendidikan keaksaraan lanjutan.

5. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan/atau sumber belajar pada satuan pendidikan.

6. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan keaksaraan.

7. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifi kasi dan memiliki kompetensi sebagai pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan keaksaraan.

8. Surat Keterangan Melek Aksara Lanjutan (SUKMA-L) adalah sertifi kat yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi kompetensi lulusan pendidikan keaksaraan lanjutan.

(8)

1. Penilaian awal

Penilaian awal merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik sebelum pembelajaran pendidikan multikeaksaraan dimulai. Penilaian awal bertujuan mengetahui tingkat kemampuan calon peserta didik dalam membaca, menulis, dan berhitung dengan mempergunakan bahasa Indonesia. Penilaian awal juga bermanfaat untuk pengelompokkan peserta didik, dan untuk memetakan kemampuan keaksaraan peserta didik yang berguna untuk menentukan prioritas/penguatan kompetensi keaksaraan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Hasil penilaian awal dapat juga dipergunakan oleh pendidik untuk menentukan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang cocok untuk dipergunakan selama kegiatan pembelajaran pendidikan multikeaksaraan.

Penilaian awal pada pembelajaran program pendidikan multikeaksaraan dapat dilakukan melalui:

a. portofolio; menelaah perolehan nilai membaca, menulis, dan berhitung yang terdapat pada Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) peserta didik;

b. tes lisan; misalnya dengan cara meminta peserta didik untuk menjawab tentang data diri minimal dalam tujuh kalimat sederhana yang ditujukan untuk mengetahui minat dan motivasi belajar peserta didik;

c. tes tulisan; misalnya dengan cara mempersilahkan peserta didik untuk menulis pada selembar kertas atau di papan tulis minimal lima kalimat sederhana; dan

d. unjuk kinerja; misalnya dengan cara mempersilahkan peserta didik mengerjakan soal membaca dan berhitung operasional perkalian, pem-bagian, penambahan, maupun pengurangan.

Penilaian awal dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan identifi kasi kebutuhan belajar peserta didik, terutama yang berkaitan dengan tema belajar program pendidikan multikeaksaraan yang harus disepakati untuk dipelajari secara bersama-sama, apakah tema tentang:

a. profesi, keahlian, dan pekerjaan;; b. pengembangan dalam seni budaya; c. sosial, politik, dan kebangsaan; d. kesehatan dan olah raga; dan e. ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Penilaian proses

Penilaian proses merupakan kegiatan pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran dilakukan secara periodik untuk:

a. melihat perkembangan belajar peserta didik;

b. mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik; dan

c. menentukan perbaikan proses belajar untuk menentukan remedial atau pengayaan pembelajaran.

Selama proses pembelajaran program pendidikan multikeaksaraan., pendidik harus melakukan penilaian berkenaan dengan dimensi:

a. sikap, dapat dilakukan dengan teknik observasi, penyebaran instrument penilaian diri, dan mengisi jurnal pembelajaran;

b. pengetahuan; dapat dilaksanakan dengan memberikan tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan observasi.; dan

c. keterampilan, dapat dilakukan melalui portofolio, penilaian produk, dan penilaian proyek/karya.

3. Penilaian akhir pembelajaran

Penilaian akhir berguna untuk mengukur ketercapain satu kompetensi dasar atau satu materi pembelajaran yang sudah ditetapkan pada silabus pembelajaran pendidikan multikeaksaraan. Penilaian akhir belajar, dapat dilakukan melalui: a. tes formatif; ditujukan untuk mengetahui:

1) menentukan tindak lanjut pembelajaran, apakah diperlukan remedial atau pengayaan terhadap kompetensi dasar tertentu kepada peserta didik; dan

2) perkembangan pencapaian dalam membaca, menulis, dan berhitung. Indikator pencapaiannya, antara lain:

• kemampuan memahami bacaan:

dengan kalimat yang berbeda; dan

• rincian kemampuan melafalkan bacaan:

terdengar jelas dan tidak menimbulkan salah pengertian;

lancar tanpa jeda atau terbata-bata;

(9)

bacaan diungkapkan secara tepat; dan

diungkapkan secara wajar sebagaimana seorang penutur asli.

hitungan:

dan kompetensi dasar yang dimaksud;

nurut pola tertentu, berdasarkan materi belajar yang dipelajari. tungan dituliskan dengan susunan yang tepat sesuai aturan yang berlaku.

D. Lingkup Penilaian

1. Penilaian dimensi sikap

a. Pengertian

Penilaian dimensi sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik pendidikan multikeaksaraan.

b. Lingkup

1) rasa syukur dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas potensi diri yang dimiliki, indikatornya:

a) memiliki kepedulian terhadap sesama; dan

b) melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut.

2) sikap jujur sebagai dasar dalam membangun hubungan sosial, indikatornya:

a) bertanggung jawab; dan

b) bersikap terbuka dalam membangun hubungan sosial.

3) komitmen untuk membangun kebersamaan dalam mengembangkan peran dan fungsi dalam masyarakat, indikatornya:

a) disiplin dalam menjalankan aktivitas sehari-hari; dan b) bekerja keras dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

c. Teknik

1) observasi, yaitu teknik penilaian dengan cara mengamati perilaku peserta didik kemudian mencatatkan perilaku positif atau negatif yang berkaitan indicator aspek sikap yang telah ditetapkan. Catatan positif digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan catatan negatif dapat dipergunakan untuk pembinaan. Hasil observasi dapat dicacat pada format penilaian di bawah ini.

Nama Kelompok Belajar : _____________________________ Materi Belajar : _____________________________

No Waktu Nama Kejadian Indikator Tindak Lanjut

2) jurnal, berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan aspek sikap pada diri peserta didik. Jurnal merupakan rekapitulasi dari catatan hasil observasi. Di bawah ini adalah contoh format penilaian jurnal.

Nama Kelompok Belajar : _____________________________ Tanggal : _____________________________

No Nama Kejadian

3) penilaian diri, dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku.

(10)

Penilaian diri dilakukan melalui wawancara langsung dengan peserta didik dengan mempergunakan contoh instrumen di bawah ini.

Nama Kelompok Belajar : _____________________________ Nama Peserta didik : _____________________________

No Pernyataan Penilaian

Ya Tidak

1 Saya pribadi yang peduli terhadap sesama

2 Saya pribadi yang taat terhadap ajaran agama

3 Saya pribadi yang bertanggung jawab

4 Saya pribadi yang terbuka dalam bermasyarakat

5 Saya pribadi yang disiplin dalam kehidupan sehari-hari

6 Saya pribadi yang senang bekerja keras dalam kehidupan

Penilaian dimensi sikap dalam pendidikan multikeaksaraan dilakukan secara berkelanjutan oleh pendidik selama pembelajaran. Hasil dari penilaian sikap merupakan referensi bagi pendidik untuk menyimpulkan nilai sikap peserta didik untuk dideskripsikan pada halaman belakang SUKMA-Lanjutan

2. Penilaian dimensi pengetahuan a. Pengertian

Penilaian dimensi pengetahuan merupakan kegiatan untuk mengukur kompetensi pengetahuan faktual dan konseptual yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan multikeaksaraan. Penilaian pada aspek/ dimensi pengetahuan sangat bermanfaat untuk mendiagnosis kelemahan dan kekuatan kompetensi oleh peserta didik, serta berguna untuk penentuan umpan balik kepada peserta didik, sehingga hasil penilaian dapat dipergunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran pendidikan multikeaksaraan.

b. Lingkup

1) menggali informasi dari teks penjelasan.

2) menggali informasi dari teks khusus berbentuk brosur/leafl et sederhana.

3) mengenal penggunaan operasi bilangan. 4) mengenal konsep pecahan sederhana.

5) menggali informasi dari teks tabel atau diagram sederhana. 6) mengidentifi kasi keruangan (geometri) sederhana.

7) menggali informasi dari teks petunjuk atau arahan. 8) menggali informasi dari teks narasi minimal. 9) menggali informasi dari teks laporan.

c. Teknik

1) tes tertulis adalah melakukan penilaian dengan cara menyajikan soal tertulis untuk mengukur kemampuan peserta didik sebagai bentuk representasi penguasaan terhadap suatu kompetensi. Soal tes tertulis dapat berupa soal menjodohkan, yaitu memberi tugas kepada peserta didik untuk menjodohkan/mencocokkan 2 (dua) bagian tes yang dari segi isi secara naral berkaitan; dan

2) tes lisan merupakan pemberian pertanyaan yang mengharuskan peserta didik menjawabnya secara lisan. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, kalimat, maupun paragraf. Tes lisan ini bermanfaat untuk menumbuhkan keberanian peserta didik untuk berpendapat atau mengungkapkan gagasan. Tes lisan dalam pendidikan multikeaksaraan dapat diberikan dengan jenis soal sebagai berikut:

• tes kosakata, tes tentang penguasaan arti/makna dari suatu kosakata yang berkaitan dengan materi belajar. Biasanya diawali dengan perintah sebutkan kembali, apa makna cerita, dll;

• tes pertanyaan menggunakan tanda tanya, yaitu memberikan tugas

kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diawali pertanyaan siapa, apa, kapan, mengapa, di mana, bagaimana, dll; dan

• tes jawaban pendek, yaitu memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan secara singkat dan pendek, diusahakan alternatif jawaban terdiri dari 1 (satu) kata.

3. Penilaian keterampilan a. Pengertian

Penilaian keterampilan adalah kegiatan untuk mengetahui kemam-puan peserta didik dalam memenuhi indikator pecapaian kompetensi keterampilan yang ditetapkan pada kurikulum pendidikan multikeaksaraan. b. Lingkup

1) mengolah informasi dari teks penjelasan secara lisan dan tertulis. 2) mengolah teks penjelasan secara tertulis.

3) mengolah teks khusus yang berbentuk brosur atau leafl et sederhana. 4) menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. 5) menggunakan uang atau jenis transaksi lainnya dalam kehidupan. 6) menerapkan pecahan sederhana ke bentuk desimal dan persen. 7) menggunakan satuan pengukuran panjang, waktu, dan berat.

(11)

8) menggunakan hasil pengolahan dan penafsiran data dalam bentuk tabel, diagram, dan grafi k sederhana.

9) mengolah informasi dari teks narasi sederhana secara lisan dan tertulis. 10) mengolah informasi teks laporan.

c. Teknik

1) observasi, dilakukan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan pengua-saan kompetensi pada aspek pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk menguatkan penguasaan indikator yang belum muncul pada diri peserta didik. Pelaksanaan observasi dapat mempergunakan format di bawah ini.

Nama Kelompok Belajar : _____________________________ Tanggal : _____________________________

No Nama

Indikator Dapat menggali informasi

dari teks penjelasan

Dapat Menggali informasi dari teks khusu

Ya Tidak Ya Tidak

Keterangan: Diisi tanda cek ( ): Y = ya/benar/tepat. T = tidak tepat

2) tes tertulis adalah melakukan penilaian dengan cara menyajikan soal

tertulis untuk mengukur kemampuan peserta didik sebagai bentuk representasi penguasaan terhadap suatu kompetensi. Soal tes tertulis untuk mengetahui aspek keterampilan beserta dapat berupa uraian/ esai yang meminta peserta didik untuk menuliskan jawaban dari soal yang diberikan dengan kalimatnya sendiri.

3) penilaian praktik, dilakukan dengan cara menugaskan dan mengamati

kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Penilaian unjuk kerja/praktik, dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

• langkah-langkah yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kemampuan penguasaan suatu kompetensi;

• kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai;

• kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; dan • kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan

langkah-langkah pengerjaan yang akan diamati.

4) portofolio, merupakan penilaian untuk untuk mengetahui perkem-bangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Pada akhir suatu periode, misalnya perdua minggu sekali dengan cara mengumpulkan hasil belajar peserta didik, dan dinilai bersama-sama peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, pendidik dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan dan dapat terus melakukan perbaikan, sehingga dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik. Agar penilaian portofolio menjadi efektif, pendidik dan peserta didik perlu menentukan ruang lingkup penggunaan portofolio sebagai berikut: • setiap peserta didik diusahakan memiliki dokumen portofolio sendiri

yang memuat hasil belajar pada setiap kompetensi dasar;

• menentukan jenis hasil belajar yang perlu dikumpulkan/disimpan; • pendidik memberi catatan (umpan balik) berisi komentar dan

masukan untuk ditindaklanjuti peserta didik;

• peserta didik harus membaca catatan pendidik dengan kesadaran sendiri dan menindaklanjuti masukan pendidik untuk memperbaiki hasil belajarnya;

• catatan pendidik dan perbaikan hasil belajar yang dilakukan peserta didik diberi tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar peserta didik; dan

• dokumen portofolio dalam periode tertentu dikumpulkan dan digunakan oleh pendidik untuk mendeskripsikan capaian hasil belajar peserta didik.

4. Penilaian hasil karya/produk a. Pengertian

Penilaian hasil karya merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan peserta didik dalam melakukan atau membuat suatu produk/kegiatan sebagai perwujudan hasil belajar dalam bentuk karya, baik karya pribadi maupun karya kelompok dengan mengacu pada tema belajar pendidikan multikeaksaraan yang dipelajari.

b. Lingkup

1) kemampuan memperkirakan kebutuhan komponen produk yang sedang dikerjakan, dimiliki dan diminati untuk menentukan biaya yang diperlukan.

2) kemampuan mempraktikkan pengetahuan dan kreativitas yang dimiliki dan diminati dengan memanfaatkan peluang dan sumber daya yang ada di sekitarnya.

(12)

Di bawah ini, adalah contoh instrumen untuk menilai hasil karya peserta didik.

Tema Belajar : _____________________________

Bentuk Karya : _____________________________

Alokasi Waktu : _____________________________

Nama Peserta didik : _____________________________ Nama Kelompok : _____________________________

No Tahapan Skor ( 1 – 5 )*

1 Tahap Perencanaan

2 Tahap Proses

a. Persiapan alat dan bahan b. Teknik pembuatan/kegiatan c. Keterlibatan mitra/warga masyarakat

3 Tahap Akhir

a. Bentuk b. Inovasi

TOTAL SKOR

Catatan :

*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya

E. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian

Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan, namun menumbuhkembangkan perilaku dan karakter kepada setiap peserta didik.

1. Remedial, setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain: a. pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.

Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang 3) kemampuan mengomunikasikan ide dan produk inovatif berkaitan

dengan ilmu dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya yang diminati.

4) kemampuan mempraktikkan kemitraan dalam mengembangkan produk secara inovatif yang diminati di wilayahnya.

c. Teknik

1) penilaian produk, meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk produk, teknologi, dan seni, seperti leafl et/brosur, makanan, pakaian, sarana kebersihan, alat-alat teknologi, dan karya seni sesuai tema belajar multikeaksaraan yang dipelajari.Penilaian produk, meliputi penilaian pada tahap:

persiapan; meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk;

pembuatan produk; meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik; dan produk; meliputi penilaian terhadap produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

2) penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas

yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Penilaian proyek digunakan untuk mengetahui inovasi, kreativitas, dan kemampuan peserta didik dalam mengaktualkan hasil belajar dalam bentuk karya/ kegiatan secara nyata, misalnya mendemonstrasikan dalam bentuk kegiatan olahraga, presentasi, berkesenian, dan melakukan kegiatan sosial. Setidaknya ada empat hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian karya pendidikan multikeaksaraan, yaitu:

• pengelolaan; kemampuan peserta didik dalam memilih bentuk karya yang akan dikerjakan;

• relevansi; kesesuaian bentuk karya dan hasilnya dengan tema belajar dan kompetensi dasar pendidikan multikeaksaraan;

• keaslian; karya yang dibuat harus merupakan hasil karya sendiri dengan mempertimbangkan bimbingan pendidik dan pihak lain berupa dukungan terhadap pkarya yang dikerjakan; dan

• inovasi; karya yang dikerjakan peserta didik terdapat unsur-unsur baru/kekinian dan sesuatu yang dilakukan untuk menjawab/solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik.

(13)

b. pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan (tutorial). Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan;

c. pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan penilaian akhir;

d. pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah peserta didik yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada peserta didik lain yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

2. Pengayaan, bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

a. belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama di luar jam pelajaran; dan b. belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai

sesuatu yang diminati.

A. Pengertian

Penilaian akhir dilaksanakan setelah peserta didik tuntas mengikuti pembelajaran multikeaksaran sesuai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditetapkan. Penilaian dilakukan untuk memperoleh:

1. Data capaian kompetensi pendidikan multikeaksaraan;

2. Informasi tentang tingkat capaian hasil belajar peserta didik dengan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pendidikan multikeaksaraan; dan 3. Informasi tentang jumlah peserta didik yang berhak memperoleh SUKMA

Lanjutan.

B. Peserta Penilaian Akhir

Peserta didik yang berhak dilibatkan dalam penilaian akhir pendidikan multi-keaksaraan adalah mereka yang memenuhi kriteria:

1. Sudah mengikuti proses pembelajaran pendidikan multikeaksaraan, minimal 86 jam @60 menit;

2. Telah tuntas mempelajari semua kompetensi multikeaksaraan yang telah ditetapkan;

3. Kehadiran minimal 80% dibuktikan dengan daftar hadir dan portofolio kemajuan belajar.

C. Pelaksana Penilaian Akhir

Unsur yang menjadi tim pelaksana penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan adalah pendidik atau tenaga kependidikan yang memenuhi kriteria:

1. Ditetapkan melalui SK yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kepala Bidang PNF atau UPT PAUD dan Dikmas; 2. Kualifi kasi pendidikan minimal SMA/Sederajat, kecuali untuk daerah-daerah

tertentu; dan

BAB III

PENILAIAN AKHIR

(14)

3. Diprioritaskan telah mengikuti kegiatan orientasi tim penilai program pendidikan multikeaksaraan yang diselenggarakan oleh Direktorat, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan atau unsur lain yang kompeten dalam program pendidikan multikeaksaraan.

D. Lingkup Penilaian Akhir

1. Kemampuan membaca dan menulis

a. menggali informasi dari teks penjelasan tentang wawasan keilmuan dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, atau politik dan kebangsaan sesuai dengan yang diminati minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana.

b. menggali informasi dari teks penjelasan tentang pekerjaan, profesi, atau kemahiran yang dimiliki dan diminati minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana.

c. menggali informasi dari teks tabel atau diagram sederhana yang berkaitan dengan kajian ilmu keilmuan dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, politik dan kebangsaan serta keterampilan tertentu yang diminati. d. menggali informasi dari teks petunjuk atau arahan yang berkaitan dengan

pekerjaan, profesi, atau kemahiran yang dimiliki dan diminati minimal dalam 7 (tujuh) kalimat sederhana.

e. mengolah informasi dari teks penjelasan tentang pekerjaan, profesi, atau kemahiran yang dimiliki dan diminati dalam bahasa Indonesia minimal 5 (lima) kalimat sederhana secara lisan dan tertulis.

f. mengolah teks khusus yang berbentuk brosur atau leafl et sederhana tentang ilmu dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, politik dan kebangsaan tertentu yang diminati berkaitan dengan pekerjaan atau profesinya.

g. mengolah informasi dari teks narasi yang berkaitan dengan pekerjaan, profesi, atau kemahiran yang dimiliki dan diminati dalam 5 (lima) kalimat sederhana secara lisan dan tertulis.

h. mengolah informasi teks laporan yang berkaitan dengan hasil produk teknologi sederhana, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, secara inovatif yang diminati.

2. Kemampuan berhitung

a. menggunakan konsep pecahan sederhana dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan pada kehidupan sehari-hari.

b. mengenal penggunaan operasi bilangan tentang produk teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya atau jasa, dan uang yang disesuaikan dengan kebutuhan.

c. mengidentifi kasi pengetahuan keruangan (geometri) sederhana yang diterapkan dalam kajian keilmuan dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, politik dan kebangsaan tertentu yang diminati dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

d. menerapkan pecahan sederhana ke bentuk pecahan desimal dan persen pada perhitungan yang berkaitan dengan uang dan produk teknologi sederhana, kesehatan dan olahraga, seni, budaya yang inovatif dan diminati.

e. menggunakan hasil pengolahan dan penafsiran data dalam bentuk tabel, diagram, dan grafi k sederhana mengenai kajian ilmu dan teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, politik dan kebangsaan serta keterampilan tertentu yang diminati.

f. memperkirakan kebutuhan komponen produk teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya yang inovatif yang sedang dikerjakan, dimiliki dan diminati untuk menentukan biaya yang diperlukan.

g. menggunakan satuan pengukuran panjang, waktu, berat, atau satuan lainnya yang diperlukan pada kegiatan menciptakan produk teknologi sederhana, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, yang inovatif

E. Penyusunan Instrumen Penilaian Akhir

Tim penilai diperbolehkan untuk mengadaptasi soal atau mengadopsi contoh soal yang telah disusun oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan. Mengadaptasi soal berarti mengganti materi soal dengan materi belajar konteks lokal yang diajarkan kepada peserta didik dengan mengacu pada kisi-kisi penilaian pendidikan multikeaksaraan yang disusun oleh Direktorat. Mengadopsi soal berarti menggunakan contoh soal secara utuh untuk menjadi instrumen penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan di masing-masing kabupaten/kota. Tim penilai juga dipersilahkan untuk menyusun instrumen penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan dengan melakukan langkah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis konteks supaya materi soal sesuai dengan materi yang dibelajarkan kepada peserta didik di masing-masing lokasi penyelengara program pendidikan multikeaksaraan;

2. Menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kompetensi minimal yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan dan memilih kompetensi dasar esensial (penting) yang harus dikuasai oleh peserta didik, serta memperhatikan prinsip sebagai berikut:

a. urgen; materi soal harus dikuasai peserta didik;

b. kontinuitas; materi soal berkesinambungan antar kompetensi; dan c. relevansi; soal sesuai dengan materi yang diajarkan.

(15)

Contoh Format Kisi-Kisi Tema : _____________________________ Subtema : _____________________________ Kompetensi : _____________________________ Kompetensi Inti Kompetensi

Dasar Materi Indikator Soal No Soal Bentuk Soal

3. Menyusun soal dengan memperhatikan, antara lain:

a. validitas/ketepatan; soal dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat; b. memiliki daya pembeda; soal dikatakan baik apabila mampu membedakan

peserta didik yang berkompeten dan/atau belum berkompeten kemampuan keaksaraannya;

c. reliabilitas; merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh peserta didik yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda; d. praktis; mudah dikerjakan oleh peserta didik dan tidak menyulitkan tim

penilai ketika akan memeriksa jawaban dari soal tersebut; dan

e. sistematis; memperhatikan aspek yang akan dinilai, bentuk soal yang akan digunakan, format butir soal, jumlah butir soal, dan tingkat kesukaran soal. Jenis soal yang dapat dikembangkan dalam instrumen penilaian akhir

program pendidikan multikeaksaraan, antara lain:

a. soal melengkapi; terdiri dari butir-butir soal yang masing-masing berbentuk wacana pendek yang harus dilengkapi oleh peserta pada bagian yang dikosongkan dari teks aslinya;

b. soal pilihan ganda, butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dan pilihan jawaban. Dari pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah jawaban yang benar atau tepat, dan pilihan jawaban yang lainnya disebut pengecoh;

c. uraian/esai, menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri;

d. tes kosakata, tes tentang penguasaan arti/makna dari suatu kosakata yang berkaitan dengan materi belajar, misalkan diawali dengan kata sebutkan kembali, apa makna cerita, dll;

e. tes pertanyaan menggunakan tanda tanya, memberi tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diawali kata-kata seperti siapa, apa, kapan, mengapa, di mana, bagaimana, dll; dan f. tes jawaban pendek, memberi tugas kepada peserta didik untuk

menjawab pertanyaan secara singkat dan pendek, diusahakan alternatif jawaban terdiri dari 1 (satu) kata.

g. tes menulis teks/karangan minimal lima kalimat sederhana.

4. Melaksanakan ujicoba terbatas dan analisis setiap butir soal dengan memperhatikan aspek:

a. kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator; b. penggunaan bahasa;

c. tingkat kesukaran;

d. kesesuaian soal dengan petunjuk pengerjaan soal; e. kesesuaian jenis dan ukuran huruf;

f. kejelasan ruang lingkup soal;

g. kesesuaian dengan materi belajar; dan

h. kesesuaian soal dengan kondisi kehidupan peserta didik.

5. Memperbaiki dan menyusun instrumen sehingga memenuhi kriteria: a. setiap butir soal sudah mempunyai satu jawaban yang benar;

b. berjenjang dari yang relatif mudah ke yang relatif sukar;

c. menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia; d. menggunakan bahasa yang mudah dimengerti;

e. menggunakan rumusan kalimat soal yang menggunakan kata tanya atau perintah, seperti bacalah, tuliskan dan hitunglah, disertai petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal; dan

f. dilengkapi dengan pedoman penskoran.

6. Menganalisa karakteristik butir soal mencakup analisis parameter kuantitatif dan kualitatif butir soal. Parameter kuantitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian alternatif pilihan jawaban. Parameter kualitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas pertimbangan ahli (expert judgement).

(16)

F. Pedoman Penghitungan Nilai

Setiap soal dalam instrumen penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan harus disertai pedoman penskoran secara rinci (seperti contoh), sehingga tidak diperlukan adanya pembobotan, dengan demikan bisa dipergunakan skala 100 dengan rumus:

Membaca = Jumlah skor membaca yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal soal membaca

Menulis = Jumlah skor menulis yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal soal menulis

Berhitung = Jumlah skor berhitung yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal soal berhitung

Nilai Akhir = Jumlah skor menulis+ membaca+berhitung x 100 Jumlah skor maksimal semua soal

G. Kriteria Nilai

Kriteria nilai bagi peserta didik yang mengikuti penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan dan dijadikan acuan untuk memformulasikan nilai membaca, menulis, dan berhitung dalam blanko SUKMA-L, sebagai berikut:

Rentang Nilai Klasifi kasi Nilai Predikat

86 – 100 A Sangat Baik

70 – 85 B Baik

56 – 69 C Cukup

 55 D Kurang

H. Prosedur Penilaian Akhir

1. Persiapan

a. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau UPT PAUD dan Dikmas meminta pimpinan/ketua lembaga yang sedang menyelenggarakan program pendidikan multikeaksaraan untuk mengajukan pendidik/tenaga kependidikan (sesuai kriteria) yang akan menjadi calon tim penilai dengan

rasio 1 (satu) orang penilai untuk menilai maksimal 20 (dua puluh) orang peserta didik.

b. Dinas Pendidikan atau UPT PAUD dan Dikmas menetapkan tim penilai melalui Surat Keputusan (SK) dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota atau Kepala Bidang PNF atau Kepala UPT PAUD dan Dikmas. c. Direktorat, Dinas Pendidikan, UPT PAUD dan Dikmas, dan/atau unsur

lain yang kompeten melaksanakan orientasi tim penilai, materi berkaitan dengan penyusunan instrumen, teknik penilaian, dan analisis hasil penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan.

d. tim penilai menghimpun dan menetapkan jumlah peserta didik yang akan menjadi calon peserta penilaian akhir dengan mengacu pada jumlah peserta didik yang sedang mengikuti pembelajaran pendidikan multikeaksaraan pada tahun yang bersangkutan, baik yang mempergunakan dana swadaya masyarakat, APBN, APBD maupun dana lain yang sah dan tidak mengikat. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menyebarkan format biodata calon peserta penilaian akhir yang minimal berisi informasi tentang nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal mulai pembelajaran, tanggal berakhir pembelajaran, dan tahun pelaksanaan pembelajaran. e. tim penilai menyiapkan soal penilaian akhir dengan cara mengadaptasi

soal atau mengadopsi soal yang disusun oleh Direktorat. Soal penilaian akhir dimungkinkan juga disusun sendiri oleh tim penilai dengan mengacu kepada SKL yang ditetapkan.

2. Pelaksanaan

a. tim penilai berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau UPT PAUD dan Dikmas untuk rencana pelaksanaan penilaian akhir yang ditindaklanjuti dengan pemberian surat tugas kepada tim penilai untuk melaksanakan penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan.

b. tim penilai menggandakan soal sesuai kebutuhan.

c. tim penilai mempersiapkan administrasi pendukung penilaian akhir, minimal terdiri dari: daftar hadir peserta dan penilai, berita acara hasil penilaian akhir dan pernyataan keabsahan hasil penilaian akhir.

d. tim penilai melaksanakan penilaian akhir secara jujur, partisipatif, edukatif dan tertib yang dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Penilaian akhir bisa dilaksanakan secara langsung dan serentak pada hari yang sama di semua lokasi yang telah ditentukan, dapat juga dilakukan bertahap pada hari yang berbeda sesuai kesepakatan diantara tim penilai, ketua penyelenggara dan pendidik program pendidikan multikeaksaraan serta kesiapan peserta didik.

(17)

e. tim penilai mengisi dan menandatangani lembar pernyataan integritas penilai, keabsahan hasil penilaian akhir, dan berita acara pelaksanaan penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan.

3. Tindak lanjut

a. tim penilai menganalisis dan menetapkan hasil penilaian akhir, serta merekomendasikan peserta didik (melalui SK) yang berhak mendapatkan SUKMA-L ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat mencetak atau mengajukan blanko SUKMA-L ke Direktorat. Jika Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota berinisatif untuk mencetak, maka format blanko SUKMA-L harus mempergunakan format standar yang telah ditentukan, dengan tetap diwajibkan untuk mengajukan nomor seri SUKMA-L ke Direktorat. c. Direktorat mendistribusikan blanko SUKMA-L sesuai ajuan yang

telah disertai nomor seri SUKMA-L sesuai kode masing-masing daerah pengusul.

d. tim penilai menyusun laporan pelaksanaan penilaian akhir dan menyerahkan laporan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang ditembuskan kepada Direktorat, dan unsur lain yang kompeten dengan hasil penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan.

I. Monitoring dan Evaluasi

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Direktorat atau UPT PAUD dan Dikmas dapat melaksanakan monitoring dan evaluasi ke semua atau beberapa lokasi pelaksanaan penilaian akhir, antara lain bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang proses dan hasil penilaian akhir;

2. Mendapatkan informasi tentang permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan penilaian akhir; dan

3. Memperoleh masukan untuk penyempurnaan penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan di waktu yang akan datang.

J. Pelaporan dan Tindak Lanjut

1. Pelaporan

Tim penilai di masing-masing kabupaten/kota berkewajiban untuk menyusun laporan pelaksanaan penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan, laporan minimal berisi informasi yang berkenaan dengan:

a. Lokasi dan waktu pelaksanaan penilaian akhir; b. Jumlah peserta didik yang mengikuti penilaian akhir; c. Jumlah peserta didik yang memperoleh SUKMA-L; d. Jumlah peserta didik yang tidak lulus penilaian akhir; e. Rekapitulasi hasil penilaian akhir;

f. Faktor pendukung dan faktor penghambat penilaian akhir.

Tim penilai menyerahkan laporan pelaksanaan penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau UPT PAUD dan Dikmas yang ditembuskan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan untuk menjadi data base nasional.

2. Tindak lanjut

Peserta yang tidak lulus penilaian akhir bisa di fasilitasi kembali dengan kegiatan remedial dan/atau mengulang pembelajaran, jika sudah siap dan memungkinkan bisa diajukan kembali bisa untuk dilakukan penilaian akhir oleh tim penilai pada tahun yang sama.

K. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan penyelenggaraan penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan adalah sebagai berikut:

1. Minimal 80% peserta berhak memperoleh SUKMA-L;

2. Terbentuknya tim penilai di tingkat kabupaten/kota melalui dari SK Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau UPT PAUD dan Dikmas; dan 3. Terformulasikannya laporan dan dokumen penyelenggaraan penilaian akhir

(18)

A. Pengertian

Sertifi kasi pendidikan multikeaksaraan adalah proses pengakuan akan pencapaian kompetensi peserta didik dengan mengacu standar dan kriteria kelulusan yang telah ditetapkan. Sertifi kasi dalam pendidikan multikeaksaraan disimbolkan dengan pemberian sertifi kat berupa Surat Keterangan Melek Aksara Lanjutan (SUKMA-L)

B. Kriteria Kelulusan

Kriteria peserta didik pendidikan multikeaksaraan yang dinyatakan lulus dan berhak memperoleh SUKMA-L adalah:

1. Minimal mendapatkan nilai akhir 56 dengan kriteria CUKUP pada masing-masing aspek membaca, menulis, dan berhitung;

2. Memperoleh keterangan dari pendidik, bahwa yang bersangkutan memili ki sikap positif selama menjadi peserta didik program pendidikan multikeak-saraan;

3. Disiplin selama mengikuti pembelajaran pada program pendidikan multi-keaksaraan, ditandai dengan minimal 80% kehadiran; dan

4. Sudah mempunyai kemampuan/keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan tema belajar program pendidikan multikeaksaraan yang diikutinya.

C. Tujuan Pemberian SUKMA-L

1. Sebagai bukti bahwa kemampuan peserta didik sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) program pendidikan multikeaksaraan.

2. Sebagai penghargaan bagi peserta didik yang telah lulus dan selesai mengikuti pembelajaran pada program pendidikan multikeaksaraan.

3. Sebagai bentuk pertanggunjawaban dan akuntabilitas penyelenggaraan program pendidikan multikeaksaraan.

D. Penerbitan SUKMA-L

Pada pasal 17 ayat (1) Pemendikbud Nomor 42 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan, dijelaskan bahwa bahwa peserta didik yang telah memenuhi kompetensi lulusan pendidikan keaksaraan

BAB IV

SERTIFIKASI PENDIDIKAN

MULTIKEAKSARAAN

lanjutan memperoleh sertifi kat berupa Surat Keterangan Melek Aksara Lanjutan (SUKMA-L) yang diterbitkan oleh Dinas yang ditandatangani oleh Kepala Bidang yang menangani pendidikan nonformal atas nama Kepala Dinas, dalam hal ini dinas pendidikan kabupaten/kota. Selanjutnya pada ayat (2) dijelaskan bahwa nomor seri SUKMA-L dikeluarkan oleh Direktorat yang menangani pendidikan masyarakat, dalam hal ini adalah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan.

E. Blangko SUKMA-L

1. Bagian g depanp

(19)

2. Bagian belakang

F. Pengisian Blangko SUKMA-L

1. Halaman depan, diisi dengan mekanisme sebagai berikut:

a. bagian atas pada nomor seri SUKMA-L disediakan oleh Direktorat dengan menggunakan sistem penomoran yang ditentukan;

b. keterangan identitas penerima SUKMA-L diisi oleh tim penilai yang disertai pas foto peserta didik yang akan menerima SUKMA-L; dan c. bagian bawah dilegalisasi oleh Kepala Bidang yang menangani program

PNF atas nama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dilengkapi dengan cap Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Aspek Cara Pengisian

Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota = Nama dinas pendidikan kabupaten/kota dari lokasi penyelenggara program.

Provinsi = Nama provinsi lokasi penyelenggaraan program.

Nama = Nama peserta didik yang memperoleh SUKMA-L.

Tempat, tanggal lahir = Tempat, tanggal, bulan dan tahun kelahiran peserta didik

Jenis Kelamin = Coret keterangan tentang jenis kelamin yang tidak sesuai

dengan jenis kelamin peserta didik.

Alamat = Alamat lengkap domisili peserta didik.

Diselenggarakan oleh = Nama lembaga/satuan PNF penyelenggara program.

Pada tanggal = Tanggal dimulai dan tanggal berakhirnya program.

Tahun = Tahun penyelenggaraan program.

Desa/Kelurahan = Nama desa/kelurahan lokasi penyelenggaraan program.

Kecamatan = Nama kecamatan lokasi penyelenggaraan program.

Titimangsa = Tempat, tanggal, bulan, tahun penerbitan SUKMA-L.

Kabupaten/Kota = Nama kabupaten/kota (ditulis secara lengkap).

u.p Kepala Bidang = Nama Kepala Bidang PNF Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Tanda tangan = Tanda tangan Kepala Bidang PNF Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

NIP = NIP Kepala Bidang PNF Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Pas foto Pas foto peserta didik ukuran 3 X 4 (berwarna dan terbaru).

2. Bagian belakang, diisi dengan mekanisme sebagai berikut:

a. tabel nilai dan predikat kompetensi membaca, menulis, dan berhitung diisi oleh tim penilai mengacu pada pencapaian hasil penilaian akhir peserta didik program pendidikan multikeaksaraan.

b. deskripsi nilai sikap diisi oleh pendidik berdasarkan hasil penilaian selama pembelajaran dengan mengacu pada kompetensi dasar dan indikator sikap pendidikan multikeaksaraan.

c. deskripsi nilai kemampuan berusaha/berkarya diisi oleh pendidik berdasarkan pada hasil penilaian karya peserta didik, dan mengacu pada tema belajar pendidikan multikeaksaraan yang dipilih; dan

d. bagian bawah dilegalisasi oleh ketua/pimpinan lembaga/satuan PNF penyelenggara program pendidikan multikeaksaraan yang dilengkapi informasi nama, pembubuhan tanda tangan, dan legalisasi cap lembaga.

Aspek Cara Pengisian

Nilai membaca = Nilai kompetensi membaca hasil penilaian akhir

Nilai menulis = Nilai kompetensi menulis hasil penilaian akhir

Nilai berhitung = Nilai kompetensi berhitung hasil penilaian akhir

Predikat membaca = Predikat kompetensi membaca hasil penilaian akhir

Predikat menulis = Predikat kompetensi menulis hasil penilaian akhir

Predikat berhitung = Predikat kompetensi berhitung hasil penilaian akhir

Deskripsi nilai sikap = Catatan tentang sikap peserta didik oleh pendidik dengan

mengacu pada penilaian sikap selama proses pembelajaran atau portopolio hasil belajar peserta didik pendidikan multikeaksaraan.

Deskripsi kemampuan berusaha/berkarya

= Catatan hasil observasi dan penilaian pendidik terhadap

penguasaan suatu kemampuan/keahlian peserta didik dalam bidang tertentu sesuai dengan tema belajar program pendidikan multikeaksaraan yang diikutinya.

g g

(20)

G. Mekanisme Penerbitan, Pengajuan, dan Distribusi SUKMA-L

1. Penerbitan blangko dan nomor seri SUKMA-L

a. Master blangko SUKMA-L dicetak oleh pusat, dalam hal ini adalah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan.

b. Jika pemerintah daerah, dalam hal ini dinas pendidikan kabupaten/ kota mempunyai alokasi dana untuk pencetakan blangko SUKMA-L dipersilahkan untuk melakukan pencetakan blangko SUKMA-L, dengan terlebih dahulu melakukan konfi rmasi atau menginformasikannya kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan.

c. Nomor seri SUKMA-L disediakan oleh pusat, dengan kata lain pemerintah daerah dan/atau penyelenggara program pendidikan multikeaksaraan tidak diperbolehkan mengeluarkan nomor seri SUKMA-L. Hal ini dilakukan untuk menjaga akuntabilitas program dan untuk menjadi input bagi database nasional tentang peserta didik yang berhasil lulus dan telah selesai mengikuti program pendidikan multikeaksaraan.

2. Pengajuan dan legalisasi SUKMA-L

a. Penyelenggara program pendidikan multikeaksaraan mengajukan blangko SUKMA-L kepada dinas pendidikan kabupaten/kota secara lisan dan tulisan dengan menyertakan rekapitulasi data jumlah dan biodata calon penerima SUKMA-L.

b. Pemerintah daerah, dalam hal ini dinas pendidikan kabupaten/kota mengajukan mengajukan blangko dan nomor seri SUKMA-L ke Direktorat berdasarkan kebutuhan, dengan mengajukan surat permohonan dan data rekapitulasi calon penerima SUKMA-L (surat permohonan dan format rekapitulasi terlampir).

c. Direktorat memberikan blangko dan nomor seri SUKMA-L sesuai permintaan.

d. Pemerintah daerah menugaskan tim penilai untuk mengisi dan merekapitulasi data penerima SUKMA-L sesuai ketentuan.

e. Pemerintah daerah melakukan legalisasi terhadap SUKMA-L yang sudah terisi sesuai ketentuan.

3. Distribusi

a. SUKMA-L yang sudah diisi dan dilegalisasi didistribusikan kepada lembaga/satuan PNF yang mengajukan permohonan SUKMA-L.

b. Ketua/kepala lembaga menugaskan pendidik untuk mengisi bagian belakang SUKMA-L sesuai ketentuan.

c. Ketua/kepala lembaga melegalisasi SUKMA-L sesuai ketentuan.

d. Penyelenggara program mendistribusikan SUKMA-L kepada lulusan program pendidikan multikeaksaraan.

H. Tindak Lanjut

1. Lembaga penyelenggara sesegara mungkin melakukan penyusunan laporan akhir penyelenggaraan program pendidikan multikeaksaraan. Laporan akhir disertai:

a. Rekapitulasi jumlah keseluruhan peserta didik;

b. Rekapitulasi jumlah peserta didik yang lulus, dengan dilengkapi nomor seri SUKMA-L; dan

c. Rekapitulasi nilai lulusan.

2. Dinas pendidikan kabupaten/kota menginformasikan hasil pelaksanaan program kepada Direktorat, sesuai kesepakatan dan ketentuan yang berlaku. Serta melakukan pencatatan untuk keperluan data base daerah.

3. Direktorat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan penilaian akhir dan validitas penyelenggaraan program pendidikan multikeaksaraan secara keseluruhan, serta melakukan pencatatan untuk keperluan data base nasional.

(21)

P

anduan ini berusaha untuk menguraikan secara terperinci aspek dan komponen yang dipandang perlu untuk diketahui dan dipahami oleh semua pihak yang kompeten dalam pelaksanaan penilaian dan sertifi kasi program pendidikan multikeaksaraan, supaya proses dan hasilnya dapat berkualitas serta terstandar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk mendukung terwujudnya akuntabilitas dan transparansi publik penyelenggaraan program pendidikan multikeaksaraan di Indonesia. Apabila terdapat hal-hal yang belum jelas dalam panduan ini, dipersilahkan menghubungi atau melakukan konfi rmasi kepada:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, u.p. Subdit Keaksaraan dan Budaya Baca

Alamat:

Kompleks Kemdikbud. Gedung E Lantai 8 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta, 10270

Telepon (021) 5725715 Faksimili (021) 5725039 E-mail : jardikmas@gmail.com

Apik Budi Santoso. (2003). Penilaian Berbasis Kelas’ Makalah. Semarang; Jurusan Geografi , FIS UNNES.

Burhanudin Tola. (2006). Penilaian Diri. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Mimin Haryati. (2008). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Saifuddin Azwar. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Off set. Surapranata, Sumarna. Hatta, M. (2006). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum

2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

BAB V

(22)

Lampiran 1.

Contoh Rencana Pelaksanaan Penilaian Akhir

Kop Lembaga

Nama Lembaga/Rombongan Belajar : ... Alamat : Desa ... Kecamatan ... Kab/Kota ... Provinsi ... Nama Pimpinan : ... Nomor Telepon/HP : ... Nilem (Khusus PKBM) : ... No Nama Tempat Tanggal Lahir Jenis

Kelamin Umur Alamat

Tanggal mulai belajar Tanggal selesai belajar ………..20…….. Ttd dan stempel Pimpinan Lembaga Lampiran 2.

Contoh Format Berita Acara Pelaksanaan Penilaian Akhir

Kop Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan ……….. tahun ………. telah dilaksanakan penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan di:

Nama lembaga/ rombongan belajar : _____________________________

Alamat : _____________________________

Telp/HP : _____________________________

Nama Pimpinan : _____________________________ Waktu Pelaksanaan : ________ s.d __________________ Jumlah Peserta : _____________________________

Demikian berita acara ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya dan dipertanggungjawabkan secara hukum.

________, _______________

Penilai Pimpinan Lembaga,

Ttd ttd dan stempel

(23)

Lampiran 3.

Contoh Lembar Pernyataan Keabsahan Hasil Penilaian Akhir

Kop Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ___________________________________________________ Alamat : ___________________________________________________ Tim Penilai Kab./Kota : ___________________________________________________ Provinsi : ___________________________________________________ Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Data yang diberikan dalam dokumen ini adalah benar dan sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

2. Saya bertanggung jawab atas semua hasil penilaian akhir dan data lainnya yang diberikan dalam dokumen hasil penilaian akhir pendidikan multikeaksaraan ini.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan rasa tanggung jawab. Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan rasa tanggung jawab. Pernyataan ini dibuat pada tanggal _________________

Di ___________________________________________

Penilai

Ttd

(______________)

Lampiran 4.

Contoh Surat Permohonan Nomor Seri SUKMA-L

KOP DINAS PENDIDIKAN ...

Nomor : ……. Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Permohonan Blanko dan Nomor seri SUKMA Lanjutan Yth. Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Di Jakarta

Dengan hormat disampaikan bahwa sehubungan dengan telah dilaksanakannya penilaian akhir program pendidikan multikeaksaraan tahun ……….. yang diselenggarakan oleh ………… lembaga, maka kami mohon kesediaannya memberikan Blangko dan Nomor Seri SUKMA Lanjutan sejumlah …….. peserta didik yang telah lulus/mencapai kompetensi pendidikan multikeaksaraan.

Demikian permohonan kami, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih

..., 20... Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota...

Ttd dan Cap

Nama Lengkap

(24)

Lampiran 5 Contoh F or mat R ekapitulasi P eser ta D idik P endidikan M ultikeaksaraan untuk P engajuan SUKMA-L N o K abupaten PESER TA DIDIK TEMP AT BEL AJAR W AKTU BEL AJAR HASIL BEL AJAR SUMBER DANA K eca-matan/ Distr ik D esa D usun/ RT/R W N omor Seri Sukma (KD) N omor Seri Sukma- Lanjutan N ama Jenis K elamin Tanggal Lahir No KTP Pendidikan Pekerjaan N ama Lembaga Alamat Lembaga N ama Penanggung Jawab No HP/ Telp M ulai Bln. Thn Selesai Bln. Thn M encapai Standar K ompetensi Tidak M encapai Standar K ompetensi

1) APBN, 2) APBD I, 3) APBD II 4) Lainnya

LP Tgl. Bln. Thn 1. KD, 2. Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 JUML AH JUML AH eterangan: olom 1A diisi nomor ur ut keselur uhan olom 1B nomor ur ut ber dasar

kan dimana peser

ta didik

olom

2

diisi Kabupaten dimana lembaga berada/peser

ta didik

K

olom

3

diisi kecamatan atau distrik dimana peser

ta

olom 4

diisi desa dimana peser

ta didik belajar

olom 5

diisi dusun/Rt/Rw dimana peser

ta didik belajar

olom 6

diisi nomor seri SUKMA (K

eaksaraan D

asar)

olom 7

diisi nomor seri SUKMA Lanjutan peser

ta didik *

olom 8

diisi nama peser

ta didik

olom

9

diisi, bila laki-laki ketik 1 di kolom sebelah kiri, bila

empuan

ketik 1 dikolom sebelah kanan

K

olom 10

diisi tanggal, bulan dan tahun lahir peser

ta didik

bila APBD II dan ketik 4 untuk lainnya

K

olom 11

diisi nomor KTP peser

ta didik

K

olom 12

diisi pendidikan peser

ta didik, ketik 1 bila K

eaksaraan

D

asar (KD), dan ketik 2 bila Lainnya

K

olom 13

diisi pekerjaan peser

ta didik

K

olom 14

diisi lembaga dimana peser

ta didik belajar

K

olom 15

diisi alamat lembaga dimana peser

ta didik belajar

K

olom 16

diisi nama penanggung jawab lembaga

K

olom 17

diisi nomor handphone penanggung jawab lembaga

K

olom 18

diisi mulai belajar dan selesai belajar peser

ta didik

K

olom 19

diisi angka 1 jika memenuhi standar kompetensi

K

olom 20

diisi angka 1 jika tidak memenuhi standar kompetensi

K

olom

21

diisi sumber dana, ketik 1 bila APBN, ketik 2 bila APBD I dan ketik 3

BAGIAN 1

TEMA PROFESI, KEAHLIAN,

DAN PEKERJAAN

subtema pekerjaan dan usaha

di bidang pertanian

KISI-KISI DAN INSTRUMEN

PENILAIAN AKHIR

PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN

Lampiran 6

Contoh Kisi-Kisi, Instrumen, dan Pedoman Penskoran Hasil Penilaian Akhir Pendidikan Multikeaksaraan

Gambar

diagram sederhana tentang  pertanian, (misalnya: hasil  panen, tinggi tanaman, harga  benih)  peserta didik dapat:
Gambar bangun  datar dan bangun  ruang
diagram sederhana tentang  keuangan  (misal pada  program desa wisata berbasis  seni), peserta didik dapat:
diagram  tersebut,
+4

Referensi

Dokumen terkait

Adapun variabel yang paling dominan mempengaruhi harga saham perusahaan sektor perbankan adalah Return on Equity (ROE).. Kata kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Cemerlang memiliki jumlah SDM yang cukup untuk mendukung berjalannya bisnis perusahaan.Usaha dari top manager juga dilakukan dalam upaya pengembangan

Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan untuk penulisan tugas akhir ini, yaitu:..

2005-2009 (revised) ……….. Which refer to Forestry Act No. 25 of 2004 concerning National Development Planning System, Act No. 32 of 2004 concerning Autonomus, Government

KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/27/KUM/2015 TENTANG PENETAPAN KECAMATAN SAYANG IBU  KABUPATEN BARITO KUALA  TAHUN 2015 BUPATI BARITO KUALA,. Menimbang

Buku Siswa.. barang dalam suatu toko untuk materi perbandingan. Pada halaman dua sampai sepuluhnya menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konteks pada

Tugas pokok Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu UPN “Veteran” Yogyakarta adalah melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi

bahan-bahan yang sukar atau hanya larut sebagian dalam lemak atau air diayak dahulu, lalu digerus sampai homogen dengan dasar salep.. bahan yang dapat larut dalam air dilarutkan