• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minggu 3 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Minggu 3 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

TAFSIR

AL-QURAN 1

Minggu 3 DPQS

(2)

M

a

n

us

i

a

Dalam Al-Quran

Al-Nas (240 kali) Al-Insu (18 kali) Bani Adam (7 kali) Al-Basyar (37 kali) Al-Insan (64 kali) Khalifah (6 kali)

Dari ayat-ayat al-Qur'an yang

menggelar tentang manusia dapat direkam beberapa hal iaitu:

1. Kejadian dan tugas manusia.

2. Manusia sebagai makhluk berpikir dan merasa.

3. Manusia sebagai makhluk beragama.

(3)

Al-Basyar

• Secara etimologi al-basyar berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut.

• Penamaan ini menunjukkan makna bahwa secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya, dibanding rambut atau bulunya.

• Pada aspek ini terlihat perbezaan umum biologi manusia dengan haiwan yang lebih didominasi bulu atau rambut.

• Al-Basyar, juga dapat diartikan mulasamah, yaitu persentuhan kulit antara laki-laki denganperempuan.

(4)

• Ianya difahami bahawa manusia merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan keterbatasan, seperti makan, minum, seks,

keamanan, kebahagiaan, dan sebagainya.

• Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang pada umumnya bererti menampakkan sesuatu dengan baik dan indah.

• Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa penelitian manusia dengan menggunakan kata basyar, ertinya anak keturunan bani adam.

(5)

Al-Insan

• Kata insan terambil dari akar kata uns yang berarti jinak lawan dari binatang liar, harmonis, dan tampak.

• Pendapat ini, jika ditinjau dari sudut pandang al-Qur’an lebih tepat dari yang berpendapat bahwa ia terambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu

(berguncang).

• Bint as-Syathi’ dalam al-qur’an wa Qadhaya al-Insan – sering kali

memperhadapkan insan dengan jin/jan. Jin adalah makhluk halus yang tidak tampak, sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata lagi ramah.

(6)

Al-Insu

• Kata Al-Ins dalam Al-Qur’an digunakan sebanyak 18 kali, dari sekian banyak lafadz Al-Ins hampir semua bersanding dengan kata Al-Jin. Walau bersanding tapi kedua kata ini bukanlah kata yang memiliki makna serupa atau kedudukan yang setara.

• Kata Al-Jin dalam Al-Qur’an menggambarkan suasana yang mencekam dan mengerikan, kebuasan, dan kacau, sedangkan Al-Ins merupakan lawan kata dari Al-Jin yaitu bermakna kelembutan, jinak, dan

(7)

• Dalam maqayis al-lughah dan mu’jam gharib al-quran lil

ashfahani lafaz al-insu bererti berbeza dari jin.

• Ditambahkan bahawa al-insu bererti berbeza juga dari

sekelompok orang (dari sudut kelakuan).

• Dikatakan seperti itu kerana banyaknya sifat ramah atau

senangnya sifat seorang. Oleh kerana itu dikatakan haiwan

yang jinak.

(8)

KEJADIAN DAN TUGAS

MANUSIA

(9)

Al-Quran menjelaskan beberapa tahapan dalam proses

kejadian dan asal-usul manusia secara terperinci.

Ketiga tahapan tersebut antara lain kejadian dan asal

usul manusia pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini

penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut.

(10)

• Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang bererti proses penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fizikal dengan membuatnya langsung dari tanah yang kering yang kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya

sehingga ia hidup.

• Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi, dimana Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari

segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak

cucu Adam pun seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar dan sebagainya.”

(11)

Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua

• Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Begitupun

dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak dipasangkan oleh Allah dengan lawan jenisnya yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, iaitu Siti Hawa.

Keterangan tersebut sesuai dengan firman Allah QS. An-Nisa, ayat 1 berikut:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya

Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

(12)

Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga

• Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang disebutkan dalam Al-Qur’an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggungjawabkan secara saintifik (medik).

Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minuun : 12-14 berikut ini:

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-14).

(13)

Al-Qur'an memberitahu bahawa manusia diciptakan dari :

• sari pati tanah (Q.S. 23: 12),

• dari turab (Q.S. 22: 5),

• dari tanah kering yang berasal dari lumpur hitam yang dibentuk

(O.S. 15: 26).

(14)

• Ketiganya menunjukkan unsur

tanah. Jadi manusia dijadikan dari sari pati tanah dan sari pati tanah adalah air.

• Manusia dijadikan dari turab (tanah yang gembur). Tanah yang gembur adalah tanah yang mengandung air. • Manusia dicipta dari lumpur hitam

yang dibentuk. Lumpur adalah

tanah yang banyak mengandung air.

• Al-Qur'an menjelaskan bahawa:

manusia diciptakan dari unsur air di satu sisi dan dari unsur tanah di sisi yang lain, tidak ada kontroversi.

• Mustafa Al-Maraghi mengungkapkan bahwa air mani berasal dari makanan dan makanan berasal dari tanah.

• Di samping itu ada yang memahami manusia pertama dicipta dari tanah dan manusia selanjutnya dari nuthfah.

(15)

Tugas Manusia

َّلَِّإ َسْنِ ْلْا َو َّنِجْلا ُتْقَلَخ اَم َو

ِنوُدُبْعَيِل

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

SEBAGAI

CIPTAAN ALLAH

(16)

SEBAGAI

HAMBA ALLAH

• Mua’malat

• Tanggungjawab

• Akhlaq

Amr Ma’ruf Nahi Munkar

Diceritakan dari Husain bin Hasan al-Marwazi dari Ibn Mubaraq dari Harmalah dari Imran berkata: Saya mendengar ayah

"Usyanah al-Maghfiri berkata: Aku mendengar Uqbah bin Amr berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mempunyai tiga orang anak kemudian sabar terhadap mereka itu dan memberi makan, minum, serta pakaian dari usahanya, akan menjadikan dia terhalang dari neraka di hari kiamat”.

Dari Miqdam bin Ma'di Karab berkata: Bersabda Rasulullah Saw : “Sesuatu yang engkau berikan makan pada dirimu adalah sedekah dan apa yang kau berikan makan kepada anakmu adalah sedekah bagimu”.

(17)

• Jika Rasulullah Saw. dalam hadis yang pertama memberi jaminan kepada orang tua (pendidik utama) yang memberi pemenuhan keperluan dasar (basic need) anaknya berupa pintu neraka ditutup baginya.

• Dan dalam hadis yang kedua Rasulullah menyatakan pahala sadaqah bagi orang tua yang memberi makan kepada anaknya, maka dapat difahami bahawa Rasulullah saw mempunyai perhatian yang serius terhadap pemenuhan keperluan fizikal agar fizikal itu dapat

berkembang dengan baik dan wajar.

(18)

Peringkat Kehidupan Manusia

• Perkembangan manusia di luar rahim (post natal) yang dapat diklasifikasikan dalam tiga

peringkat iaitu:

1. Masa anak yang diungkapkan Q.S. 22: 5, “thumma nukhrijukum tifla” (kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi).

2. Masa dewasa. Hal ini diinformasikan Q.S. 22:5, “thumma litablughu asyuddakum” (kemudian dengan beransur-ansur kamu sampailah kepada kedewasaan).

3. Masa tua. Hal ini dinyatakan Q.S. 22: 5 “waminkum man yuraddu ila ar-zalil umur” (dan di antara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun) dan

• Di dalam ayat lain Q.S. 40:67 dinyatakan dengan “thumma litakunu syuyukha (kemudian dibiarkan kamu hidup sampai tua).

(19)

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK

BERFIKIR DAN MERASA

(20)

• Manusia sebagai ciptaan Allah yang paling unik dan paling dahsyat.

Sesungguhnya Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk (Q.S. 95: 4). • Dan Kami telah muliakan anak-anak Adam (Q.S. 17:70).

• Manusia adalah makhluk yang paling baik dibanding dengan makhluk lain di dunia ini, manusia diberi perangkat 'aql dan dia makhluk monodualis, jasmani sekaligus rohani. Keberadaan manusia sebagai makhluk paling baik itu akan luntur dan berubah ke kondisi paling hina jika ia tidak konsisten dengan iman dan amal shalih (Q.S. 95: 5).

(21)

• Manusia dikurniakan 'aql oleh Allah agar digunakan untuk berfikir dan merasa. Banyak ayat al-Qur'an yang mengisyaratkan hal ini. Allah

sering kali menyeru kepada manusia untuk berfikir.

• Tantangan Allah kepada manusia untuk berfikir sering dinyatakan dengan kata 'aqala, faqiha, dabbara, tafakkara dan nazhara.

• Kata 'aqala digunakan dalam berbagai ayat misalnya Dalam al-Qur'an: ka~rdlika yubayyinulldh lakum aydti la'allakum ta'qilun. (Q.S. 2: 242)

(22)

• Kata 'aql kadang digunakan oleh al-Qur'an sebagai padanan kata qalb sehingga 'aqal bukan hanya bermakna rasional, tetapi juga

mengandung makna hati yang berfungsi untuk merasa.

• Dengan demikian 'aql berfungsi untuk berpikir dan merasa. • Qalb juga mempunyai fungsi untuk berpikir dan merasa.

“Lahum qulub ya'qiluna bih”

mereka mempunyai hati (quliib) yang dengan hati itu mereka memahaminya (Q.S. 22: 46).

(23)

• Kata faqiha (memahami dengan sungguh-sungguh) digunakan oleh al-Qur'an dalam berbagai ayat.

Untuk memahami sesuatu, manusia bukan hanya menggunakan fikirannya tetapi juga harus

melibatkan hatinya.

Faqiha

Di mana jua kamu berada, maut akan mendapatkan kamu (bila sampai ajal), sekalipun kamu berada

dalam benteng-benteng yang tinggi lagi kukuh. Dan kalau mereka beroleh kebaikan (kemewahan hidup), mereka berkata: "Ini adalah dari sisi Allah", dan

kalau pula mereka ditimpa bencana, mereka

berkata:" Ini adalah dari (sesuatu nahas) yang ada padamu". Katakanlah (wahai Muhammad):

"Semuanya itu (kebaikan dan bencana) adalah (berpunca) dari sisi Allah". Maka apakah yang menyebabkan kaum itu hampir-hampir tidak

(24)

Tafakkara

• Digunakan oleh al-Qur'an seperti dalam ayat

“wayatafakkaruna fi khalq al-samaawati wa al-ard”. (Q.S. 3: 191).

(dan mereka memikirkan tentang langit dan bumi). • Kata tafakkara Dapat juga ditemui dalam Q.S. 2:

219, 266, Q.S. 3:196, Q.S. 6: 50, Q.S. 7:174, Q.S. 10: 24, Q.S. 13: 3, Q.S. 16: 11, 44, 69, Q.S. 39: 42, Q.S. 45: 13.

(25)

Nazharah

• Yang bermaksud memperhatikan, dapat ditemui dalam berbagai ayat misalnya dalam Q.S. 88: 17,

“afala yanzhuruuna ilal ibili kaifa khuliqat ” (apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dijadikan).

• Memperhatikan sesuatu bukan sekedar melihat sesuatu dengan indranya saja tetapi dituntut adanya keterlibatan aspek pikir.

(26)
(27)

• Menurut penerangan yang diberitakan al-Qur'an, manusia

mempunyai fitrah beragama tauhid.

“Maka hadapkanlah mukamu dengan lurus kepada agama

Allah, tetaplah atas fitrah Allah itu yang telah menciptakan

manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan dari fitrah

itu, itulah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui”. (Q.S. 30: 30).

(28)

• Prof. Dr. A. Mukti Ali:

Sejak dunia dikenal sejarah, perhatian umat manusia selalu ditujukan untuk mencari dasar-dasar spiritual dari hidupnya.

Tidak satu masyarakat pun di dunia ini yang tidak mempunyai lembaga keagamaan.

Hal ini bererti bahwa semua masyarakat di dunia ini memerlukan agama.

(29)

Kesimpulan

• Rasulullah menyuruh umat Islam bahawa pendidikan agama harus dimulai dari keluarga dan menempatkan keluarga pada posisi sentral. • Oleh sebab itu orang tua sebagai penanggung jawab keluarga,

berkewajiban menciptakan suasana agamis dalam keluarganya agar proses transfer nilai keagamaan berjalan dengan baik dan lanca

Referensi

Dokumen terkait

Agar batasan- batasan yang memenuhi keadaan force majeur /keadaan kahar yaitu diluar kemauan atau tidak dapat diperkirakan penyedia jasa pada waktu kontrak disepakati,

Objek epistemologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa “segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.” Proses untuk

In this research, accelerated stability test and stability test at room temperature were performed with the following parameters: organoleptic properties, density,

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa baik pada pasar yang sudah dibina maupun yang belum dibina di Kabupaten Gianyar temyata dua pasar yang

Namun saat ini hal tersebut, yaitu filosofi yang harusnya diketahui oleh orang-orang yang terjun didunia IT, apakah akan jadi Mesin (seperti komputernya), Marketing

A- 81.01-85 Merupakan perolehan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan sangat baik, memahami materi dengan sangat baik, memiliki tingkat proaktif dan kreatifitas tinggi

(2) Mutu pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal STIE MURA yang merupakan kegiatan sistemik

Pasir Pengaraian, 06 Oktober 2011 Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Rokan