• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. PERANCANGAN. 19 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. PERANCANGAN. 19 Universitas Kristen Petra"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

2. PERANCANGAN

2.1 Perancangan Tapak

2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak

Lokasi proyek bertempat di Surabaya dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah kota Jakarta. Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebesar tiga juta orang. (BPS, 2010)

b. Pertumbuhan ekonomi dan bidang-bidang lainnya di kota Surabaya terus berkembang sehingga tingkat kesibukan dan aktivitas masyarakat meningkat, sehingga dibutuhkan fasilitas untuk beristirahat sejenak dari kesibukan kota. c. Kota Surabaya belum memiliki fasilitas relaksasi stres yang alami dan segar

meliputi rangkaian program bagi eksekutif muda beserta tempat untuk menjalankan program tersebut.

Dalam pemilihan lokasi, terdapat beberapa kriteria yang dipikirkan. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Keberadaan wilayah perkantoran sebagai potensial pengguna jasa relaksasi stres.

b. Ketersediaan lahan yang cukup luas untuk menampung fungsi proyek. c. Pencapaian yang mudah, baik bagi kendaraan pribadi dan kendaraan umum. d. Memiliki ruang hijau terbuka yang dapat memberikan kesan alami dan tenang,

namun tetap berada di tengah kota.

e. Terletak di kawasan yang berada di dekat jalan raya utama. Kriteria ini diambil agar fasilitas relaksasi stres dapat diakses dan dilihat dengan mudah. Selain itu, terdapat fasilitas pendukung lainya yang membutuhkan lokasi yang strategis sehingga nilai komersil dari fasilitas ini dapat meningkat

f. Terletak di kawasan yang sudah memiliki infrastruktur yang memadai (jalan raya, air, telepon dan listrik). Kriteria ini diambil agar pada proses

(2)

pembangunan dan kegiatan operasional fasilitas relaksasi stres dapat berjalan dengan lancar.

g. Terletak di kawasan yang diizinkan untuk membangun sebuah fasilitas relaksasi stres yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota.. Kriteria ini diambil agar dapat mengikuti peraturan yang telah ditentukan pemerintah kota Surabaya dan mencegah permasalahan legalitas pembangunan.

2.1.2. Data Tapak

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka dipilih lokasi Tapak:

Gambar 2.1.Peta Surabaya Gambar 2.2.Peta Surabaya pusat Sumber: img.google.com Sumber: Google Earth 2011

Gambar 2.3.Lokasi tapak dan sekitarnya Sumber: Google Earth 2011

(3)

Lokasi tapak berada pada kawasan pusat perdagangan/jasa dan perkantoran di Surabaya Pusat. Dimana kondisi kawasan ini sangat padat dan cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi. Oleh karena itu, tapak ini berpontensi menarik pengguna jasa relaksasi stres terutama bagi para eksekutif muda.

Tapak ini berada di antara jalan Embong Gayam dan Embong Sawo, yang merupakan jalan penghubung dari 2 jalan utama di kota Surabaya yaitu jalan Panglima Sudirman dan Jalan Jendral Basuki Rahmat. Kedua jalan utama ini cenderung sangat padat. Namun karena letak tapak tidak berhadapan langsung dengan 2 jalan utama ini dan terdapat ruang hijau terbuka di dekat tapak, maka tapak memiliki kondisi ketenangan yang cukup baik.

Keunikan lain dari tapak ini adalah letaknya yang dekat dengan beberapa Landmark kota Surabaya. Yaitu Monumen bambu runcing dan Tunjungan Plaza (pertokoan) yang dapat dijadikan penanda. Selain itu juga dekat dengan bangunan lainnya seperti hotel Meritus, BRI tower, Intiland Tower, Graha Bukopin, Bank Jatim, Gramedia Expo, dll

Lokasi tapak merupakan bekas Hokky dan lapangan tenis yang dulu cukup bersejarah namun sekarang sudah tidak difungsikan lagi. Selain itu, juga merupakan bekas Rumah Makan Oriental yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi.

Data mengenai tapak dan peraturan yang terkait adalah sebagai berikut : a. Kecamatan : Genteng

b. Kelurahan : Embong Kaliasin c. Wilayah : Surabaya Pusat d. Kota : Surabaya e. Provinsi : Jawa Timur f. Topografi : Tak berkontur g. Suhu : 22,7° - 33,7°C

h. Luas lahan : sekitar 2,4 hektar (24000 m2)

i. Kepadatan penduduk Kelurahan Embong Kaliasin: 6118 jiwa/km2 j. Kepemilikan : PT ISI

(4)

Gambar 2.4. Luasan tapak

2.1.2.1. Kondisi Eksisting Kawasan

Gambar 2.5. Kondisi tapak Luas 24000 m2

(5)

Pada gambar 2.5 dapat terlihat bahwa Tapak merupakan lahan kosong, lahan ini dulunya merupakan bekas lapangan tenis yang sekarang sudah tidak dipakai. . Kondisi di sekitar tapak secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.6 dan 2.7.

Gambar 2.6. Kondisi sekitar tapak Sumber: Google Earth 2011

(6)

Gambar 2.7. Keterangan kondisi sekitar tapak Batas administratif :

Utara : Jalan Embong sawo dan Ruko-ruko Barat : Hotel Meritus

Selatan : Jalan Embong Gayam dan Rumah Penduduk Timur : Taman dan Jalan Panglima Sudirman

(7)

2.1.2.2. Data Tata Guna Lahan

Sesuai dengan RDTRK perencanaan UP Tunjungan, posisi tapak dikondisikan sebagai Fasilitas Umum dan Ruang Terbuka Hijau.

Adapun beberapa peraturan daerah yang berlaku pada kawasan ini antara lain : a. KDB maksimum 50 %

b. KLB maksimum 100 %

c. GSB : 10 meter pada Jl.Panglima Sudirman dan 6 meter pada Jl. Embong Gayam dan Embong Sawo

d. TLB : 1-2

Berikut ini adalah RDTRK milik pemerintah:

site

Gambar 2.8. Rencana detail tata ruang tapak pemerintah Sumber: BAPEKKO

(8)

2.1.3 Hasil Analisa Tapak 2.1.3.1. Hasil Analisa Kebisingan

Gambar 2.9. Hasil analisa kebisingan

Kebisingan pada tapak ini terbagi menjadi tiga tingkat kebisingan yang berbeda. Tingkat kebisingan yang tertinggi berada pada sisi timur tapak yang bersebelahan dengan Jl. Panglima Sudirman yang memiliki tingkat kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi. Selain kendaraan bermotor pribadi, banyak juga ditemui angkutan umum seperti bis dan bemo yang menambah kebisingan di dalam tapak. Selain itu, sisi utara yang berseberangan dengan ruko-ruko HFC juga mengalami kebisingan tinggi yang hanya terjadi apabila ada kegiatan atau kebaktian pada gereja tersebut.

Sedangkan pada sisi tapak yang bersebelahan dengan Jl.Embong Gayam dan Jl.Embong Sawo memiliki tingat kebisingan sedang karena bukan merupakan jalan raya dan merupakan jalan 2 lajur saja.

(9)

Gambar 2.10. Kondisi jalan di sekitar tapak Sumber: Dokumentasi pribadi 2012

Kebisingan sangat berpengaruh terhdap zoning dalam bangunan, terutama apabila berhubungan dengan aktivitas yang berlangsung di dalamnya. fasilitas relaksasi stres sangat memperhatikan ketenangan dan kenyamanan dalam penyelesainan masalah stres, dimana fasilitas yang tidak membutuhkan tingkat ketenangan yang tinggi diletakkan pada daerah dengan kebisingan tinggi (sisi timur) dan fasilitas yang membutuhkan tingkat ketenangan tinggi diletakkan pada daerah dengan kebisingan rendah (sisi selatan tapak).

2.1.3.2. Hasil Analisa Matahari

.

(10)

Matahari memiliki radisasi yang dapat memberikan masalah pada bangunan. Kondisi tapak yang memanjang dari barat ke timur serta tidak tegak lurus terhadap arah barat memberikan keuntungan pada bangunan dalam mengurangi radiasi matahari.

selain itu, adanya Hotel Meritus pada sisi barat tapak berpotensi memberikan pembayangan dalam tapak pada jam-jam tertentu. Pada sisi timur terdapat taman dengan pohon-pohon cukup tinggi sehingga memberikan suasana yang sejuk. Sedangkan pada sisi utara dan selatan tapak tidak terdapat elemen pembayangan selain pepohonan.

Dengan mempertimbangkan hasil analisa terhadap matahari, maka bangunan fasilitas didesain dengan cara:

a. Orientasi bangunan tidak tegak lurus dengan arah sinar matahari. Hal ini agar luas permukaan yang terkena sinar matahari secara frontal berukuran kecil. Dengan semakin kecilnya luas permukaan dinding yang terkena sinar matahari, semakin kecil energi panas matahari yang masuk ke dalam bangunan.

b. Pemberian sosoran pada sisi-sisi dinding dan pepohonan dapat mengurangi sinar matahari yang masuk dalam bangunan. Serta bentuk atap segitiga yang cukup tinggi dapat memberikan ruang kosong di atas plafond untuk mengurangi suhu di dalam ruangan

Gambar 2.12. Pengaturan massa dan bentuk atap untuk mengurangi radiasi matahari

(11)

2.1.3.3. Hasil Analisa Pencapaian

Pencapaian menuju tapak dapat menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum, maupun berjalan kaki. Lokasi tapak yang berada di jalan utama dan dekat dengan monumen bambu runcing dapat mempermudah pengunjung untuk menemukan fasilitas ini.

Gambar 2.13. Hasil analisa pencapaian

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan di atas, agar sirkulasi dapat berjalan dengan lancar, maka pencapaian pada Jalan Embong Sawo dipilih sebagai entrance yang terbaik. Hal ini karena Jalan tersebut lebih mudah diakses dan dapat terlihat dari jalan raya. Sedangkan exit berada pada jalan Taman Ais Nasution, hal ini memberikan pilihan kepada pengunjung untuk selanjutnya keluar melalui jalan Panglima Sudirman ataupun keluar melalui jalan embong sawo. sedangkan jalan embong gayam dapat dijadikan pencapaian untuk service. Dimana jalan embong sawo ini tidak dapat terlihat langsung dari jalan raya.

(12)

Gambar 2.14. Entrance dan exit

Pencapaian menuju tapak dapat melalui beberapa alternatif jalur, yakni : a. Dari arah Surabaya Barat:

Jl. Mayjen Sungkono – Jl.Indragiri – Jl.Dr. Soetomo – Jl.Urip Sumoharjo – Jl. Basuki Rahmat - Jl. Embong Wungu - Jl. Panglima Sudirman – Jl. Embong sawo -Tapak

b. Dari arah Surabaya Timur:

Jl. Kertajaya – Jl. Sulawesi - Jl. Gubeng – Jl. Sumatra – Jl. Pemuda – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Embong sawo – Tapak

c. Dari arah Surabaya Utara:

Jl. Undaan – Jl. Walikota Mustajab – Jl.Pemuda – Jl.Panglima Sudirman – Jl. Embong Sawo - Tapak

d. Dari arah Surabaya Selatan:

Jl. Ayani – Jl. Wonokromo - Jl. Darmo – Jl.Basuki Rahmat – Jl. Embong Wungu - Jl. Panglima Sudirman – Jl. Embong sawo –Tapak

(13)

2.1.3.4. Hasil Analisa Bidang Tangkap dan View

Gambar 2.15. Hasil analisa bidang tangkap

Tapak berhadapan dengan tiga jalan dengan kepadatan yang berbeda. semakin padat jalan yang berhadapan dengan Tapak, maka Tapak akan dapat lebih terlihat dan berpotensi untuk menarik perhatian pengunjung.

Wajah bangunan yang menghadap jalan Panglima Sudirman memiliki potensi sebagai point of interest sehingga harus mengundang dan dapat berinteraksi dengan Bambu runcing.

(14)

Tapak berhadapan dengan Taman yang merupakan bagian dari monumen bambu runcing. sehingga, taman tersebut dapat difungsikan sebagai view dari tapak.

Gambar 2.17 View keluar tapak

View keluar tapak tidak seberapa dibutuhkan, mengingat bahwa kegiatan lebih berada di dalam tapak yang juga memiliki view-nya sendiri.

2.1.4. Hasil Analisa Urban 2.1.4.1. Hasil Analisa Landuse

(15)

Gambar 2.19 Keterangan landuse

Dari landuse di sekitar kawasan tapak maka dapat diketahui bayaknya perkantoran baik perkantoran swasta maupun pemerintah yang berpotensi menjadi pengguna jasa fasilitas relaksasi stres. Selain itu, dari padatnya aktivitas di sekitar tapak ini maka diperlukan juga ruang terbuka hijau yang dapat berfungsi untuk memberikan kesegaran di tengah kota Surabaya.

(16)

2.1.4.2. Hasil Analisa Activity Support

Gambar 2.20 Hasil analisa activity support

(17)

2.1.4.3. Hasil Analisa Sirkulasi

Gambar 2.21 Hasil analisa sirkulasi

Dari hasil Analisa Sirkulasi tersebut maka kemudian mempengaruhi jam operasional fasilitas relaksasi stres ini. Yaitu agar tidak bersamaan dengan jam berangkat dan pulang kerja yang menimbulkan kemacetan. Oleh karena itu, jam operasional adalah pukul 6 pagi hingga 9 malam.

(18)

2.1.4.4. Hasil Analisa Signage dan Skyline

Gambar 2.22 Hasil analisa signage dan skyline

Dari Hasil Analisa Signage dan skyline ini maka desain fasilitas harus berskala manusia yang nyaman sebagai street furniture yang membentuk ruang terbuka dan memiliki orientasi ke arah bambu runcing.

(19)

2.1.5. Zoning

Dari analisa tapak pada poin sebelumnya, dapat ditentukan zoning tapak yang sesuai dengan kondisi tapak (Gambar 2.24). Zona Kenyataan (service,parkir dan lobby) diletakkan di sisi timur tapak dimana merupakan daerah yang dekat dengan entrance, sehingga mudah dicapai oleh pengunjung. Zona ini juga diletakkan di daerah dengan tingkat kebisingan tinggi karena fungsinya yang tidak memerlukan ketenangan. Selanjutnya, Zona diri sendiri yang menampung kegiatan pemahaman terhadap diri sendiri, diletakkan di sisi selatan dari tapak karena bersebelahan dengan jalan Embong Gayam yang cenderung tidak terlalu ramai dibandingkan jalan Embong Sawo dan jalan Panglima Sudirman. Hal ini dilakukan karena zona diri sendiri lebih memerlukan ketenangan dan suasana yang lebih privat. Sedangkan Zona Orang lain yang menampung kegiatan bersosialisasi dengan orang lain yang cenderung lebih ramai diletakkan di sisi utara dari tapak dimana tingkat kebisingan jalan Embong Sawo lebih tinggi dibandingkan tingkat kebisingan jalan Embong Gayam.

(20)

A: Zona Kenyataan B: Zona Berhenti C: Zona Diri Sendiri D: Zona Orang Lain E: Zona Lingkungan

Gambar 2.25.Pembagian zoning dalam bangunan

Dari gambar 2.25 dapat dilihat bahwa zona berhenti dan zona lingkungan berada di tengah tapak. Dimana zona lingkungan berfungsi sebagai pengikat antar zona, yaitu zona diri sendiri, zona orang lain, dan zona Lingkungan dan sebagai sekaligus sebagai view di dalam tapak. Sedangkan Zona berhenti sebagai pusat dari tapak dimana berfungsi sebagai titik awal dan titik akhir dari kegiatan yang ada di fasilitas relaksasi stres ini. Untuk fasilitas service dan parkir diajadikan satu menjadi zona kenyataan yang berhadapan langsung dengan pintu masuk .

A

B

C

D

(21)

2.2 Perancangan bangunan 2.2.1. Konsep Perancangan

Stres dalam pekerjaan yang sering dialami oleh eksekutif muda sering didefinisikan sebagai kelebihan tuntutan/tekanan atas kemampuan individu dalam memenuhi tuntutan tersebut. Sumber-sumber tekanan dalam pekerjaan dapat digambarkan melalui diagram di bawah ini:

Gambar 2.26 Diagram sumber-sumber tekanan dalam pekerjaan Sumber: Atkinson (1997, P. 99)

Dengan adanya tekanan-tekanan tersebut, maka stres pada eksekutif muda kadang tak terhindarkan. Berikut ini adalah ciri-ciri orang yang cenderung mudah stres, terutama bagi eksekutif muda (W.Sehnert, 1997) yaitu, kecenderungan untuk membuat rencana secara berlebihan, pikiran dan tindakan yang berganda, kebutuhan untuk menang, keinginan akan pengakuan,selalu merasa bersalah,dsb

Ciri-ciri seperti di ataslah yang menjadi penyebab timbulnya stres terutama bagi eksekutif muda. Selain itu, penyebab stres di tempat kerja lainnya adalah kondisi fisik tempat kerja itu sendiri yang cenderung tertutup dan

(22)

menjenuhkan. Kurangnya ruang terbuka yang dapat memberikan kesan alami dan segar.

Oleh karena itu, Ada beberapa langkah-langkah untuk menghadapi stres dalam kehidupan secara umum (W.Sehnert, 1997), Langkah pertama adalah menguji batas-batas kemampuan diri sendiri, dengan memutuskan apakah merupakan “kuda pacuan” atau “kura-kura”. Kemudian mulai mengatur kehidupkan sesuai dengan hal itu. Langkah kedua adalah memilih tujuan-tujuan hidup. Yaitu dengan menguji apakah tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan hidup yang bersasal dari diri sendiri bukannya tujuan yang dipaksakan dari orang lain. Kedua hal ini berhubungan dengan pergumulan diri sendiri yang juga meliputi penerimaan diri, membuka diri, dan penempatan prioritas.

Langkah ketiga dan yang merupakan langkah yang paling penting adalah egotisme yang mementingkan orang lain- mengawasi diri sendiri dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang lain dan memperoleh itikad baik dari orang lain. Hal ini berhubungan dengan kehidupan sosial seperti keakraban, penghargaan terhadap orang lain, dan hal-hal lain yang sifatnya berorientasi ke luar

Selain ketiga hal tersebut, Rangsangan panca indra seperti melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam atau lingkungan juga merupakan langkah penting dalam menghadasi stres. Penelitian dari University of Michigan menunjukkan bahwa narapidana di penjara lebih tenang dan hanya sedikir memerlukan perawatan medis ketika diberikan pemandangan luar. Dan hanya lima menit berjalan di luar ruangan secara signifikan dapat meningkatkan mood seseorang, menurut para ilmuwan Inggris. Selain itu, menurut Direktur Benson-Henry Institute for Mind Body Medicine di Harvard Medical School, AS, stres dapat diatasi dengan meluangkan waktu setiap hari untuk melihat alam, apakah itu sebuah kolam kecil ataupun taman kota. ( Rusaidah, par.7)

Apabila dikategorikan, maka langkah-langkah/proses menghadapai stres ini dapat digolongkan menjadi 5. Yaitu melalui diri sendiri, orang lain (sosial) dan lingkungan. Yang kemudian ditambah dengan proses kenyataan dan proses Berhenti sejenak

Berdasarkan uraian di atas, maka digunakan konsep “Stress relief process”

(23)

Gambar 2.27 Konsep perancangan

Gambar 2.28 Segitiga semiotika

2.2.2. Struktur Organisasi

Berdasarkan pengamatan, survei, dan studi literatur berikut adalah susunan organisasi bagi pengelola fasilitas relaksasi stres :

(24)

Gambar 2.29 Struktur organisasi fasilitas relaksasi stres di Surabaya

2.2.3. Program Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Gambar 2.30 Program Kegiatan DIREKTUR/ PEMILIK

ADMINISTRASI

DIVISI PEMASARAN

DIVISI UMUM DIVISI KEUANGAN

SECURITY CLANING SERVICE KARYAWAN OPERASIONAL CUSTOMER SERVICE PEMASARAN KEUANGAN ACCOUNTING

(25)

Program kegiatan dan kebutuhan ruang dengan penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Program Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

ZONA JENIS KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG

TUNTUTAN DESAIN

Diri Sendiri

Sharing tentang keadaan atau perasaan dirinya pada saat ini (melingkupi keadaan ketika ia bekerja, tentang siapa dirinya, dan apa beban-beban yang menyebabkan dirinya stres)  untuk membuka dirinya terlebih dahulu sebelum mengikuti program-program selanjutnya. Sharing tentang keadaan atau perasaan dirinya pada saat ini (setelah mengikuti program)  untuk merefleksi dirinya apakah ada perubahan dan kemudian mensharingkan pada teman sekelompoknya.

Metode: presentasi informal berkelompok (max 10 orang) dengan cara menggambarkan perasaan yang sifatnya abstrak ke bentuk yang nyata, misalnya berupa lukisan atau model sehingga lebih mudah dipahami dalam presentasinya dengan kelompok.

Setelah presentasi kelompok kecil selesai dilanjutkan dengan sharing kelompok besar (max 20 orang)

Abstrak Room Suasana ruangan santai dan informal Memiliki meja yang dapat digunakan untuk menggambar dan membuat model Kapasitas 20 orang dan dapat diatur berkelompok max 10 orang perkelompok kecil Diri Sendiri

Kelas mengenai “seluk beluk” stres  memberi pemahaman mengenai penyebab stres , akibatnya, dan bagaimana

Open Mind Room + Pillow War Room Tempat duduk berupa undak-undakan tanpa kursi sehingga

(26)

mengatasinya sesuai dengan kepribadian masing-masing orang, kelas ini bersifat santai

Metode: informatif dari pembicara dan games yang dapat memancing tiap individu untuk mencari tahu bagaimanan menghadapi stres tersebut (misal: berteriak, memukul-mukul, melompat-lompat, tidur, tertawa,dll) peserta dapat merasa santai. Terdapat area dengan beberapa bantal dimana peserta dapat “tidur-tiduran” Ruangan cukup luas untuk bermain sebagai metode untuk menghilangkan stres dengan cara-cara yang berbeda Suasana ruangan dibuat akrab dan hangat Ruangan kedap suara agar kegiatan berteriak, bermain, dll tidak mengganggu aktivitas lainnya. Diri Sendiri

Perenungan ataupun sekedar penenangan diri mengenai apa saja yang menjadi beban pikirannya, tentang pekerjaan, tentang keluarganya, dan hal-hal lain. Ruangan ini berfungsi juga untuk membangun kedamaian dari dalam dirinya Metode: duduk-duduk santai dan diiringi musik yang menenangkan Peacefull Corner Suasana ruang tenang dan khusuk sehingga setiap peserta dapat berkonsentrasi Merupakan ruangan yang terbuka dengan cahaya yang remang-remang pada malam

(27)

hari dan pencahayaan alami pada siang hari sehingga membantu “membebaskan ” pikiran dan jiwa Diri Sendiri

Konseling dengan psikolog secara personal untuk membantu menyelesaikan permasalahan stres yang lebih privat Ruang Konseling Ruang bersifat tertutup dan nyaman untuk berbicara yang sifatnya rahasia Terdapat ruangan yang dapat digunakan untuk berkonsultasi sendirian maupun secara berkelompok namun tidak dapat saling mendengar maupun melihat antar ruang tersebut Orang lain

Game Outdoor (short/long) untuk menghilangkan ketegangan dan sekaligus sebagai latihan kerjasama ( setiap game memiliki pesan-pesan moral yang akan disampaikan pada akhir game atau bahkan hanya sebagai tempat bermain untuk melampiaskan stres), Misalnya bermain tembak-tebakan air, dll Api Unggun dan performance untuk mengakrabkan antara

Lost in The Jungle Area Ruang terbuka sehingga peserta bisa bebas berekspresi (berteriak, dll) Dikelilingi oleh pepohonan untuk menciptakan suasana ruangan yang berbeda dari kehidupan

(28)

sesama peserta program dan unjuk kebolehan

Tujuan khususnya adalah untuk menujukan ekspresi diri dan pembentukan karakter. Dimana mengajarkan sifat toleransi, pengorbanan, tidak egois, dll (dimana pada kegiatan ini tidak lagi memandang kedudukan/ jabatan dan hal-hal yang lazim ditemui di kantor) sehari-hari (serasa di tengah hutan) Orang lain

Memasak atau membuat kue yang bertujuan untuk fun dan bersosialisasi  ingin menunjukkan bahwa ada kegiatan menyenangkan lainnya di luar bekerja dan sebagai sarana menunjukan apresisasi terhadap orang lain ( misalnya apresisasi atasan terhadap bawahnnya yang ternyata pintar memasak, dll)

Creative Studio Studio yang

memiliki fasilitas lengkap untuk digunakan sebagai sarana menyalurkan kreativitas dalam memasak Luas dan pencahayaan baik Suasana ruang informal dan dapat memicu kreativitas Orang lain

Forum diskusi secara informal (seperti keluarga) yang berhubungan dengan pekerjaan di kantor, dimana perserta program yang berasal dari perusahaan yang sama bersama-sama menyusun atau mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan sistem kerja di kantor agar suasana kantor menjadi lebih

menyenangkan dan

meminimalisasi penyebab stres dalam pekerjaan. Meet Your Family Room Ruang dapat digunakan untuk rapat namun susunan perabotnya tidak formal (melingkar sehingga tidak dapat menunjukkan kedudukan seseorang dari tempat duduk)

(29)

Susana ruang dapat meningkakan suasana kekeluargaan dan akrab dengan duduk di bawah. Orang lain

Makan bersama ataupun hanya sekedar kumpul-kumpul untuk mengakrabkan suasana antar peserta program. Gathering room Merupakan ruang yang terbuka dan dapat terlihat dengan mudah, karena berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul dan makan bersama. Tempat duduknya berupa tangga-tangga dengan bentuk melingkar sehingga memberikan kesan akrab dan informal

Orang lain

Jam bersantai untuk menghilangkan kebosanan dan sekaligus sebagai relaksasi stres dari rutinitas kantor. Jam bebas ini juga secara tidak langsung

dimanfaatkan untuk

bersosialisasi dan

mengakrabkan diri antar peserta secara alami.

Metode: olahraga bersama seprti renang, fitness, dan

Kolam renang Gym Lapangan Reflexiology Spa Bisa dilihat dengan mudah dan terbuka sehingga ada interaksi dengan kegiatan di luarnya

(30)

bermain bola. Selain itu juga bisa melakukan pijat refleksi, spa, dan kegiatan santai lainnya.

Lingku -ngan

Melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan

lingkungan dan alam. (seperti berkebun, merawat binatang) Tujuannya: untuk memberikan pemahaman bahwa kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan juga dapat menyenangkan dan mengurangi stress. Selain itu, untuk membiasakan diri berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, bahwa hidup itu bukan hanya untuk dirinya sendiri

Play With Nature Area Dan Area Binatang Merupakan ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk berkebun dan merawat binatang Terdapat area yang cukup luas untuk melakukan kegiatan bersama-sama Sekaligus sebagai penghijauan dalam fasilitas relaksasi stress Zona ini juga menjawab masalah desain dimana fasilitas ini merupakan oase bagi lingkungannya Sebagai Pengikat antar zona-zona lainnya

Sedangkan besaran ruang dalam fasilitas relaksasi stres secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.

(31)

2.2.4. Konsep Tampilan dan Ekspresi Bangunan

Berdasarkan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, maka untuk memperkuat tampilan atau ekspresi bangunan, tiap zona memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri berdasarkan program kegiatan yang ada didalamnya. (Gambar 3.6).

Gambar 2.31 Konsep tampilan

Gambar 2.32 Zona kenyataan,zona berhenti, dan zona lingkungan

(32)

Secara lebih rinci, karakteristik tampilan tiap zona akan dijelaskan berikut ini:

a. Zona Kenyataan

Zona ini menggambarkan keadaan atau kondisi pengunjung saat pertama kali datang ke fasilitas ini. Dimana pada kenyataannya ia mengalami stres.

Gambar 2.34 Zona kenyataan

ZONING: Sebagai massa penerima yaitu lobby, lounge, dsb (termasuk juga massa pengelola dan service) dimana dekat dengan entrance dan jalan raya yang cenderung memiliki kebisingan tinggi (menggambarkan kenyataan yang penuh dengan masalah dan hambatan)

BENTUK: memiliki orientasi yang tidak Jelas/kacau (menggambarkan kondisi stres), explode (menggambarkan perasaan emosional)

WARNA: monokrom hitam, putih, dan abu-abu (menggambarkan perasaan yang gelisah, muram, sedih, dll)

b. Zona Berhenti

Zona ini menggambarkan keadaan dimana para pengunjung berhenti sejenak untuk menilai diri sendiri dan mencari tahu apa yang ingin Ia dapatkan selama mengikuti program ini dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik.

(33)

Gambar 2.35 Zona berhenti

ZONING: Letaknya di pusat tapak sebagai titik berhenti/nol dan berada di tengah Zona Alam (menggambarkan suasana yang menyatu dengan alam dan sebagai oase)

BENTUK: Memiliki bentuk yang sama keempat sisinya, dimana ia memiliki “kenetralan” sebagai titik berhenti dan bentukannya yang transparan memberikan kesan menyatu dengan sekitarnya yang berupa “alam”

WARNA: menggunakan warna alam dan memakai unsur-unsur alam (memancing perasaan tenang dan bebas bagi pengunjung dalam menilai diri sendiri)

c. Zona Diri Sendiri

Zona ini adalah zona dimana para pengunjung mengikuti program menghadapi masalah stres melalui pemahaman diri sendiri ataupun hal-hal yang berasal dari dalam diri. Sehingga zona ini bersifat lebih kedalam dan privat.

(34)

ZONING: Sebagian ada yang terletak pada basement ( Abstrak Room, Open Mind Room, Ruang konseling, dan Yoga Studio) sehingga memberikan kesan ruang yang terlindungi dan aman. Dan sebagian berupa kamar tidur berada ujung tapak yang ditutupi oleh pohon-pohon sehingga tidak dapat terlihat secara frontal yang kemudian memberikan kesan privat. Sedangkan untuk Peacefull corner, letaknya pada paling ujung tapak yang dikelilingi oleh kolam, sehingga memberikan suasana yang tenang dan “menyendiri”

BENTUK: tertutup/tersembunyi dan memiliki bukaan yang ditutupi oleh kisi-kisi pada kamar tidur. Hal ini karena mengutamakan privasi agar tidak terlihat langsung .

WARNA: menggunakan warna-warna pastel yang senada seperti krem dan coklat. Dimana warna-warna tersebut menimbulkan perasaan hangat, nyaman, dan aman

d. Zona Orang lain

Zona ini adalah Zona dimana pengunjung mengikuti program menghadapi masalah stres dengan berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi. Zona ini meliputi Lost in the jungle, Creative Studio, Inspiration Room, Meet your family room, Gathering room, Kolam Renang, Gym, Spa, reflexiology, dan Lapangan.

Gambar 2.37 Zona orang lain

ZONING: Letaknya berhadapan langsung dengan zona lingkungan sehingga memiliki kesan terbuka dan dapat berinteraksi dengan kegiatan di luar.

(35)

BENTUK: memiliki bukaan lebar hampir disemua sisinya serta ruang-ruang terbuka ( bersosialisasi dan berinteraksi)

WARNA: menggunakan warna-warna kuning, merah, oranye, dll untuk memberikan suasana yang lebih ceria dan menyenangkan yang dapat memberikan semangat bagi kegiatan di dalamnya maupun di luar.

e. Zona Lingkungan

Zona ini adalah Zona dimana pengunjung mengikuti program menghadapi masalah stres dengan berinteraksi dengan alam. seperti berkebun dan bermain dengan hewan untuk membantu menghadapi masalah stres. Zona ini juga memiliki kolam yang cukup luas untuk menambah kesan segar dan alami

Gambar 2.38 Zona lingkungan

ZONING: Di tengah tapak dimana zona lingkungan ini juga berfungsi sebagai pengikat dari zona-zona lainnya (alam sebagai penyatu dan pemberi keseimbangan). Sekaligus sebagai oase pada tapak dan secara lebih luas lagi terhadap lingkungan disekitar tapak.

BENTUK: merupakan ruang terbuka dan dapat dilihat setiap pengunjung serta memberikan suasana yang alami

(36)

2.2.5. Sistem Struktur

Gambar 2.39 Sistem struktur 1

Sistem struktur pada massa ini merupakan sistem rangka dengan kolom dan balok beton. Dimana jarak antar kolomnya adalah 8 meter. Sedangkan untuk struktur atap menggunakan baja ringan dengan pertimbangan bentangnya lebih lebar dan tidak dapat diserang rayap dibandingkan struktur kayu.

(37)

Gambar 2.40 Sistem struktur 2

Struktur pada massa ini menggunakan kolom dan balok beton. Dengan jarak kolom 6 meter. Sedangkan atap menggunakan space frame karena ingin memberikan ruang kosong pada atap yang memberikan kesan ruang tinggi.

Gambar 2.41 Sistem struktur 3

Struktur pada massa ini menggunakan dilatasi kolom disebabkan terjadi perbedaan beban antara multifunction hall dan lobby. Dimana multifunction hall tersebut berada pada lantai dua dan lobby hanya berupa satu lantai. Selain itu, juga terdapat perbedaan struktur , dimana pada lobby digunakan space truss pada dinding sekaligus atapnya, hal ini untuk mendapatkan ruangan yang tinggi dan

(38)

terkesan megah. Sedangkan pada multifunction hall menggunakan balok dan kolom beton.

2.2.6. Sistem Utilitas

2.2.6.1. Sistem Distribusi Air Bersih dan Pembuangan Air Hujan

Sistem distribusi air bersih berasal dari PDAM melalui meteran, kemudian ditampung dalam tandon bawah pada massa service, kemudian dipompa dan distribusi ke massa-massa . Sedangkan untuk massa yang letaknya terlalu jauh, maka air dari tandon bawah dipompa dulu ke tandon transfer baru kemudian ditribusi ke massa-massa.

Gambar 2.42 Utilitas air bersih dan air hujan

Sedangkan untuk sistem pembuangan air hujan yaitu Air hujan yang turun dari atap disalurkan melalui talang, pipa lalu ke saluran utama di sekeliling bangunan. Air yang jatuh pada halaman di salurkan menuju saluran maupun bak kontrol terdekat agar dapat segera dibuang ke selokan kota.

2.2.6.2. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran serta Pembuangan Sampah

Air Kotor dan kotoran dari kamar mandi atau toilet ditampung dalam septictank yang kemudian menuju resapan. Namun, karena Jarak antar massa yang cukup jauh, maka sistem pembuangan dibagi menjadi 3. Dimana masing-masing zona memiliki septictank dan resapan.

(39)

Selain itu juga Terdapat STP untuk pembuangan yang sifatnya mengandung lemak atau minyak seperti pada spa dan Creative Studio (ruang memasak)

Gambar 2.43 Utilitas air kotor, kotoran dan sampah

Sedangkan untuk sistem pembuangan sampah, yaitu Sampah dari tiap massa dikumpulkan pada area pembuangan sampah yang berada di samping massa service dan pengelola yang kemudian nanti diangkut oleh mobil sampah kota.

2.2.6.3. Sistem Listrik dan Penghawaan

Sumber listrik berasal dari gardu listrik yang kemudian disalurkan menuju ruang PLN pada massa service. Listrik kemudian disalurkan menuju trafo, lalu di salurkan menuju ke ruang MDP pada massa service. Dari MDP, listrik akan disalurkan menuju SDP (ruang panel) di tiap massa. Dari SDP, listrik akan disebarkan menuju ruangan-ruangan yang membutuhkan.

Apabila listrik padam, maka terdapat genset yang siap menyuplai kebutuhan listrik bangunan. Sistem yang akan terjadi adalah ketika genset menyala akan mengalirkan listrik cadangan menuju trafo yang kemudian akan menyalurkan ke MDP lalu SDP dan didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan.

(40)

Gambar 2.44 Utilitas listrik

Sistem penghawaan menggunakan sistem penghawaan aktif dengan menggunakan AC split. Outdoor unit AC diletakkan di ruang atap masing-masing massa. Sedangkan untuk massa ruang Self assesment dan commitment menggunakan penghawaan pasif.

2.2.7. Pendalaman Karakter Ruang

Berdasarkan konsep perancangan dan masalah desain yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dipilih pendalaman karakter ruang dimana pendalaman ini dapat menggambarkan dan mempengaruhi perasaan orang yang berkegiatan di dalamnya dalam menghadapi masalah stres sehingga dapat memenuhi tujuan dari fasilitas ini sendiri. Pendalaman karakter ruang yang dipilih merupakan perwakilan dari zona diri sendiri yaitu yoga studio, zona Orang lain yaitu Inspiration Room, dan zona berhenti yaitu Self Assessment & commitment.

2.2.7.1. Ruang Yoga Studio

Yoga studio adalah ruang dimana dilakukan kegiatan yoga sekaligus meditasi yang merupakan bagian dari yoga. Ruang yoga studio merupakan bagian dari zona diri sendiri yang terletak pada basement.

MASALAH DESAIN : Menyediakan studio yoga dan meditasi yang dapat membuat pengunjung merasa rileks dan tenang untuk mencapai kesadarannya yang terdalam dalam penyelesaian masalah stresnya

(41)

KARAKTER RUANG: alami ,santai, privat, nyaman dan hangat

Gambar 2.45 Penjelasan material karakter ruang yoga studio

Berdasarkan gambar 2.45, maka bisa dilihat bahwa ruang yoga studio ini banyak menggunakan material alam dan warna-warna alam untuk memberikan suasana yang alami dan segar. Selain itu, material kayu yang berwarna kecoklat-coklatan

(42)

pada lantai dan plafond juga memberikan suasana yang nyaman dan hangat. Sedangkan letaknya yang berada pada basement dan pencahayaan yang minim memberikan suasana yang aman dan terlindungi.

DAFTAR REFERENSI

Gambar 2.46 Suasana pencahayaan yoga studio

Gambar 2.47 Perspektif suasana dan potongan perspektif yoga studio

Dari gambar 2.47 dapat dilihat bahwa area yoga dibatasi oleh kolam dan plafondnya lebih rendah. Hal ini ingin memperkuat kesan privasi dan membentuk ruang yoga yang nyaman dan akrab.

(43)

Pada gambar 2.48 menujukkan detail lantai. Dimana pertama kali orang diterima pada lantai parket yang hangat, kemudian apabila ingin melakukan yoga ia melalui lantai batu yang memberikan sensasi dingin, segar dan alami, kemudian melewati kolam menuju area yoga yang lebih privat dengan material lantai parket yang hangat untuk berkegiatan yoga.

2.2.7.2. Inspiration Room

Inspiration Room adalah ruang dimana dilakukan kegiatan mencari inspirasi dalam menghadapi masalah stres. Inspiration room merupakan bagian dari zona orang lain.

MASALAH DESAIN :menyediakan ruangan dimana para peserta program dapat bersama-sama mencari inspirasi dalam menghadapi permasalah stresnya baik melalui membaca buku-buku, menonton film-film Inspirational maupun dengan berdiskusi dengan cara dan suasana yang menyenangkan

KARAKTER RUANG: Informal, santai ,menyenangkan, memancing kreatifitas

(44)

Gambar 2.50 Penjelasan material karakter inspiration room 2

Dari gambar 2.49 dan 2.50 dapat dilihat bahwa inspiration room ini menggunakan material karpet pada area diskusi dan menonton film. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang akrab(informal) dan santai. Selain itu, inspiration room ini menggunakan warna-warna yang ceria seperti merah, kuning, orange, dan hijau untuk memberikan suasana yang menyenangkan dan dapat menarik kreativitas orang yang ada di dalamnya.

(45)

Gambar 2.52 Perspektif suasana inspiration room

Berdasarkan gambar 2.51 dan 2.52 dapat terlihat bahwa inspiration room ini memiliki bukaan yang luas di setiap sisinya. Hal ini agar kegiatan yang ada di dalam tetap dapat berinteraksi dengan kegiatan yang ada di luar. Dimana perannya sebagai salah satu bagian zona orang lain

Gambar 2.53 Detail plafond

Gambar 2.53 merupakan detail plafond pada area menonton. Dimana lampu terletak pada samping plafond, sehingga pencahayaannya tidak langsung dan memertahankan kesan ruang yang agak gelap untuk menonton film.

(46)

2.2.7.3 Self assessment & commitment room

Self assessment & commitment Room adalah ruang dimana dilakukan kegiatan penilaian diri sendiri dan berkomitmen. Self assessment & commitment room merupakan zona berhenti.

MASALAH DESAIN :Menyediakan ruangan yang dapat memenuhi kebutuhan para pengunjung untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri dengan lebih santai, terbuka dan mendalam serta komitmennya dalam menghadapi stres. KARAKTER RUANG: Alami, terbuka, santai, dekat dengan alam, berdialog dengan diri sendiri

Gambar 2.54 Penjelasan material commitment room

Berdasarkan gambar 2.54 dapat terlihat bahwa material yang dipakai pada commitment room merupakan material alam dimana memberikan kesan dekat dengan alam dan santai. Selain itu, ruangan yang transparan dan water curtain disekeliling ruang menambah suasana terbuka dan segar yang memberikan rasa bebas bagi orang yang berada di dalamnya untuk melepaskan stress.

(47)

Gambar 2.55 Penjelasan material self assessment room

Material pada self assessment sama dengan commitment room. Hal ini karena self assessment dan commitment room merupakan satu massa, dimana self assessment berada pada lantai dua.

(48)

Gambar 2.57 Potongan perspektif self assessment & commitment room

Pada gambar 2.57 dapat terlihat bahwa self assessment room dan commitment room di satukan oleh commitment tree yang terletak di tengah massa. Dimana fungsi ruang ini adalah sebagai titik awal dimana pengunjung diajak untuk menilai dirinya sendiri untuk mencari tahu apa yang ingin ia dapatkan dari

(49)

fasilitas ini dan sekaligus sebagi titik akhir dimana ia sudah mendapatkan komitmennya untuk menghadapi masalah stres.

Pada massa ini, atapnya menggunakan material yang transparan. Hal ini bertujuan untuk memasukkan cahaya alami dan sekaligus memberi kesan ruang terbuka yang dapat menyatu dengan alam.

Gambar

Gambar 2.12.  Pengaturan massa dan bentuk atap untuk mengurangi radiasi  matahari
Gambar 2.13.  Hasil analisa pencapaian
Gambar 2.14.  Entrance dan exit
Gambar 2.15. Hasil analisa bidang tangkap
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam halini bertindak untuk dan atas nama Pengelola Barang pada KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG SURAKARTA untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama

12 Indriyo Gitosudarmo, Manajemen, hlm.. duksinya kepada konsumen yang dilaksanakan perusahaan dalam menyampaikan barang produksinya agar dapat dinikmati oleh konsumen. Selain

13 Pemimpin yang lalai dalam tugasnya seperti tidak mau bermusyawarah dengan ahli ilmu dan agama menurut Ibn At}iyyah dan kelompok Malikiyah ia wajib diberhentikan,

Permasalahan yang timbul bagi perusahaan adalah bagaimana untuk mengurangi lead time pencarian produk/material di gudang barang jadi dengan menerapkan FIFO

Tabel 5 menunjukkan terdapat penurunan rerata episode mual muntah 1,64 pada kelompok intervensi sebelum dan setelah dilakukan akupresur, secara statistik terdapat perbedaan

Kegiatan awal : Guru menggali pengetahuan siswa tentang pemahaman terhadap pelayanan prima berdasarkan perhatian (attention).. Kegiatan inti : Melakukan ceramah bervariatif, diskusi

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk memberikan judul penelitian ini dengan judul “Pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh pekerja konstruksi memiliki kesadaran baik; 93,3% pekerja konstruksi memiliki pengetahuan baik; 93,1% pekerja konstruksi