• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING LEARNING MODEL AGAINST THE LEARNING OUTCOMES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE INFLUENCE OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING LEARNING MODEL AGAINST THE LEARNING OUTCOMES"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 THE INFLUENCE OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

LEARNING MODEL AGAINST THE LEARNING OUTCOMES

Abdul Manan, Dwi Aprilianto, Siti Munawaroh Universitas Islam Lamongan

Munawaroh1298@gmail.com ABSTRACT

This study discusses the effect of the application Contextual Teaching and Learning learning model to the learning outcomes of students' moral values. The formulation of the problem of this research are 1) how is the Contextual Teaching and Learning learning model in the subjects of the Islamic Moral Class XI at MA Ma'arif Puter in the academic year 2019/2020? 2) how are the student learning outcomes in the subject of the Aqeedah of Class XI at MA Ma'arif Puter 2019/2020 school year? 3) how is the effect of the Contextual Teaching and Learning learning model on the subjects of the Islamic Morals on the learning outcomes of class XI students in MA Ma'arif Puter in the academic year 2019/2020 ?. The subjects of this study were all class XI at MA Ma'arif Puter 2019/2020 school year, totaling 19 students. This type of research is quantitative descriptive. The results of the study can be concluded into three, namely, 1) the use of the Contextual Teaching and Learning learning model in the subjects of the Islamic Moral Class XI at MA Ma'arif Puter proven by the results of the questionnaire showing a value of 87% and the value is classified as very good. 2) student learning outcomes in subjects Class XI morality in MA Ma'arif Puter is proven from the results of the report card shows a value of 85 and the value is classified as good. 3) the influence of the Contextual Teaching and Learning learning model on the subject of morality in the learning outcomes of class XI in MA Ma'arif Puter there is a significant effect as evidenced from the significance value of 0.002 ≤ 0.05.

(2)

2 A. Pendahuluan

Pendidikan adalah sebuah unsur terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia sekaligus usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, karena dengan adanya pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Fuad Ikhsan mejelaskan bahwa :

Pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan kemudian mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam proses pendidikan. (Ihsan, 2013)

Dari kutipan di atas, maka pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Berdasarkan undang-undang SISDIKNAS NO. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.(Sisdiknas, 200)

Dari penjelasan diatas menyimpulkan bahwasanya pendidikan teramat penting bagi manusia dalam mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

اوُغَ تْ بَ تِل ًةَرِصْبُم ِراَهَّ نلا َةَيآ اَنْلَعَجَو ِلْيَّللا َةَيآ َنَْوَحَمَف ِْيَْ تَ يآ َراَهَّ نلاَو َلْيَّللا اَنْلَعَجَو

ليِصْفَ ت ُهاَنْلَّصَف ٍءْيَش َّلُكَو َباَسِْلْاَو َيِْنِّسلا َدَدَع اوُمَلْعَ تِلَو ْمُكِّبَر ْنِم ًلًْضَف

”Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan dan segala sesuatu telah kami terangkan dengan jelas”. (Kementrian Agama RI: 2009)

Dalam proses pembelajaran guru belum berusaha untuk mengaktifkan kemampuan pemahaman konsep secara maksimal. Padahal kemampuan pemahaman konsep ini dimiliki oleh semua orang, tinggal bagaimana memanfaatkannya. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Mulbar bahwa saat ini guru dalam mengevaluasi hasil belajar hanya memberikan penekanan pada tujuan kognitif tanpa memperhatikan dimensi proses kognitifnya, khususnya pemahaman konsep dan keterampilan praktikum fisikanya. (Sudjana, 2013). Akibatnya upaya-upaya untuk memperkenalkan kedua dimensi ini sangat kurang atau bahkan diabaikan.

Proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila seorang guru mampu menggunakan model pembelajaran yang tepat. Hal tersebut

(3)

3

disebabkan karena model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan model yang aktif dan menyenangkan diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning.

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah

konsep belajar yang membatu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Al-Tabay, 2014)

Adapun model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

ini sangat berperan dalam pembelajaran Akidah Akhlak karena mempunyai karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran lainya, yaitu kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi dan menggunakan berbagai sumber peserta didik aktif. Model pembelajaran ini diharapkan dapat mempengaruhi nilai hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Hasil belajar berkaitan erat dengan proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Maka kehadiran model sangat diperlukan dalam penyempurnaan proses belajar mengajar.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa MA Ma’arif puter adalah

sekolah yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI. Disamping itu pengajar (guru) memahami dan mengetahui model dan proses pembelajaran berlangsung dan menerapkan model pembelajaran tersebut agar siswa lebih aktif serta lebih memahami materi yang disampaikan, sekaligus proses pembelajaran yang dilakukan bukan hanya mengalihkan pengetahuan kepada siswa tetapi yang lebih penting daripada itu adalah bagaimana mereka bisa membuat makna bagi diri mereka sendiri dalam memahami materi. Dan juga lembaga ini salah satu lembaga yang menjadikan siswa lebih pintar dan berkualitas dalam hal keagamaannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk memberikan judul penelitian ini dengan judul “Pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran Akidah Akhlak terhadap hasil belajar siswa kelas XI di MA Ma’arif Puter Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B. Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yang bertempat di MA Ma’arif Puter yang berlokasi di desa Puter Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Adapun sampel penelitian peniliti menggunakan

(4)

4

teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas XI MA Ma’arif Puter yang

berjumlah 19 siswa.

Agar data yang terkumpul dapat dipertanggung jawabkan secara valid dan realibel, maka diperlukan metode pengumpulan data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quisioner / angket dan metode dokumentasi. Dengan menggunakan teknik analisis data yang berupa rumus statistik prosentase, mean dan analisis SPSS (Regresi Liniar Sederhana).

C. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Data tentang Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Untuk mengetahui hasil angket tentang model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning siswa kelas XI MA Ma’arif Puter,

maka selanjutnya hasil angket tersebut dianalisis satu persatu per item

pertannyaan sebagai berikut ini :

Tabel 1 : guru memulai pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak dengan menyapa siswa, menanyakan kabar, menanyakan kegiatan belajar di minggu kemarin, dan mengatur tempat duduk siswa

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 13 19 68,4 2 Sering 6 31,6 3 Kadang-kadang 0 0 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 68,4% guru selalu mengajak untuk menggunakan pengetahuan akademik dalam konteks kehidupan sehari-hari, 31,6% guru sering, 0% kadang-kadang dan 0% tidak pernah.

Tabel 2 : pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran Akidah Akhlak yang ingin dicapai

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 6 19 31,6 2 Sering 10 52,6 3 Kadang-kadang 3 15,8 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

(5)

5

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 52,6% guru sering memberikan kesempatan kepada murid untuk bertukar pikiran dengan teman-teman sekelas dalam kegiatan belajar megajar, 31,6% guru selalu, 15,8% kadang-kadang dan 0% tidak pernah.

Tabel 3 : dalam kegiatan belajar mengajar, guru memberikan kesempatan kepada anda untuk bertukar pikiran dengan teman-teman sekelas

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 8 19 42,1 2 Sering 6 31,6 3 Kadang-kadang 5 26,3 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 42,1% guru selalu

membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran, 31,6% sering, 26,3% kadang-kadang dan 0% tidak pernah.

Tabel 4 : dalam kegiatan pembelajaran, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 10 19 52,6 2 Sering 6 31,6 3 Kadang-kadang 3 15,8 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 52,6% guru selalu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait

pembelajaran yang belum mereka fahami, 31,6% guru sering, 15,8% guru kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Tabel 5 : guru memberikan kesempatan kepada anda untuk bertanya terkait pembelajaran yang belum anda faham

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 12 19 63,1 2 Sering 6 31,6 3 Kadang-kadang 1 5,3 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

(6)

6

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 63,1% guru selalu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan atau memberikan kesimpulan pada setiap akhir pembelajaran dan guru membantu untuk meluruskan kesimpulannya, 31,6% guru sering, 5,3% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Tabel 6 : guru memberikan penilaian kepada siswa disetiap proses pembelajaran

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 13 19 68,4 2 Sering 6 31,6 3 Kadang-kadang 0 0 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 68,4% guru selalu

memberikan penilaian kepada siswa disetiap proses pembelajaran, 31,6% guru sering, 0% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Tabel 7 : siswa melakukan kegiatan diskusi pada saat pelajaran Akidah Akhlak

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 11 19 57,9 2 Sering 5 26,3 3 Kadang-kadang 3 15,8 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 57,9% siswa selalu melakukan kegiatan diskusi pada saat pelajaran Akidah Akhlak, 26,3% sering, 15,8% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Tabel 8 : guru mengajak anda untuk menggunakan pengetahuan akademik dalam konteks kehidupan sehari-hari

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 13 19 68,4 2 Sering 4 21,1 3 Kadang-kadang 2 10,5 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

(7)

7

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 68,4% siswa selalu menemukan kembali fakta dan kejadian atau suatu masalah yang dicontohkan oleh guru, 21,1% guru sering, 10,5% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Tabel 9 : siswa mengomunikasikan hasil karya tugasnya pada teman sekelas dan juga guru

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 11 19 57,9 2 Sering 7 36,8 3 Kadang-kadang 1 5,3 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 57,9% siswa selalu mengomunikasikan hasil karya tugasnya pada teman sekelas dan juga guru, 36,8% guru sering, 5,3% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Tabel 10 : dalam kegiatan akhir pembelajaran, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai pelajaran apa yang sudah diperoleh pada waktu itu

No. Alternatif jawaban F N P(%)

1 Selalu 12 19 63,2 2 Sering 7 36,8 3 Kadang-kadang 0 0 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 19 19 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 63,2% guru selalu mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai pelajaran apa yang sudah diperoleh pada waktu itu dalam kegiatan akhir pembelajaran, 36,8% guru sering, 0% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Adapun untuk mengetahui model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning di kelas XI MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020 sangat baik, baik, tidak baik atau sangat tidak baik, maka penulis akan menganalisis data dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :

(8)

8 P =

x

100% P = 87% Keterangan: P : Prosentase F : Jumlah Frekuensi

N : Responden x Jumlah Item Soal x Alternatif Jawaban

100 : bilangan kontan

Setelah hasil prosentase kriteria penilaian skor sebagai berikut :

Tabel 11 : Kriteria Penilaian Hasil Prosentase

Interval Kriteria Penilaian

0% - 25% Sangat Tidak Baik

26% - 50% Tidak Baik

51% - 75% Baik

76% - 100% Sangat Baik

Berdasarkan kriteria hasil prosentase diatas dapat diketahui proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning di kelas XI MA Ma’arif Puter tahun pelajaran

2019/2020 tergolong sangat baik karena terletak antara 76% - 100% yakni 87%.

2. Analisis Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Berdasarkan pada penyajian data tentang hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI di MA Ma’arif Puter, diperoleh dari nilai rapot semester ganjil siswa dengan jumlah nilai secara keseluruhan adalah 1619 dari 19 siswa.

Adapun untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020 sangat baik, baik, tidak baik atau sangat tidak baik, maka penulis akan

menganalisis data dengan menggunakan rumus mean (rata-rata), dengan

rumus sebagai berikut :

X =∑ X = X = 85,21 = 85 Keterangan : X : rata-rata

: jumlah seluruh nilai data

n : jumlah seluruh frekuensi

(9)

9 Tabel 12 : Kriteria Hasil Penilaian Skor

Interval Kriteria Penilaian

0 – 59 Kurang baik

60 – 74 Cukup

75 – 89 Baik

90 – 100 Sangat Baik

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh data tentang hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak senilai 85, karena terletak diantara 75-89 maka hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020 termasuk dalam kategori baik.

3. Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter

Untuk menguji hipotesis penelitian tentang pengaruh model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar

mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020, penulis menggunakan aplikasi komputer IBM SPSS statistic 20 akan diuraikan sebagaimana berikut :

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,663a ,440 ,407 1,59462

a. Predictors: (Constant), ModelCTL

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 33,930 1 33,930 13,344 ,002b

Residual 43,228 17 2,543

Total 77,158 18

a. Dependent Variable: HasilBelajar b. Predictors: (Constant), ModelCTL

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 74,277 3,015 24,633 ,000 ModelCTL ,316 ,086 ,663 3,653 ,002

a. Dependent Variable: HasilBelajar

Berdasarkan nilai signifikan dari output diatas diketahui antara

(10)

10

hasil belajar Akidah Akhlak (Y), nilai signifikansi 0,002 ≤ 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan.

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar

mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020 pada umumnya dapat digunakan pedoman tabel interprestasi nilai r yang dicetuskan oleh sugiyono sebagaimana berikut :

Tabel 13 : Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Setelah membandingkan nilai r (0,663) dengan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang kuat dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020.

D. Simpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data di dalam penelitian ini tentang pengaruh

model pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar

mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020, maka dapat disimpulkan sebagaimana berikut :

1. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata

pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020 tergolong sangat baik. Hal ini terbukti berdasarkan hasil angket yang dianalisis melalui rumus prosentase diperoleh hasil 87% dan nilai tersebut dikonsultasikan dengan kriteria penilaian antara 76% - 100% yang berarti tergolong sangat baik.

2. Hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter

tahun pelajaran 2019/2020 tergolong baik. Hal ini terbukti berdasarkan hasil nilai rapot siswa yang dianalisis melalui rumus mean diperoleh hasil 85 dan nilai tersebut dikonsultasikan dengan kriteria penilaian antara 75-89 yang berarti tergolong baik.

3. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan aplikasi komputer IBM SPSS

statistic 20 terbukti bahwa pengaruh model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI di MA Ma’arif Puter tahun pelajaran 2019/2020 dengan

(11)

11

hasil nilai signifikansi 0,002 ≤ 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Dan hasil perhitungan menunjukan nilai r = 0,663 yang dalam tabel interprestasi berada antara 0,60 - 0,799 yang menunjukan antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi kuat.

Berdasarkan dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran-saran yang disampaikan kepada obyek penelitian yang berada di MA Ma’arif Puter khususnya dan lingkungan pendidikan pada umumnya. Adapun saran-saran tersebut adalah :

1. Bagi kepala Madrasah, kami sebagai peneliti mengapresiasi dan bangga

atas penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

pada mata pelajaran Akidah Akhlak yang mungkin bisa menjadi model pembelajaran unggulan di Madrasah ini nantinya. Dan terus suport guru dan tenaga pendik lainnya agar tetap semangat dalam mendidik siswa.

2. Bagi guru bidang studi Akidah Akhlak, kami sebagai peneliti bangga atas

segala upaya tercapainya tujuan pembelajaran dengan hasil belajar yang

baik dan maksimal melalui diterapkannya model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning, dan terus sempurnakan kekurangan dari model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning yang sudah ada, agar

siswa semakin bergairah dalam belajar.

3. Bagi siswa, tetap semangat dalam belajar, jangat takut untuk tampil

didepan dan berdiskusi dengan teman yang lain, terus pertahankan

keaktifan dalam pembelajaran, dan tingkatkan kualitas proses

pembelajaran dengan aktif dan terampil menggunakan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

E. Daftar Rujukan

Ibnu, T. A. T. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovativ, Progresif,

dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia.

Ihsan, F. (2013). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Kementrian Agama RI. (2009) Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Media

Fitra Rabbani.

Sisdiknas. (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2013 tentang

(12)

Gambar

Tabel  2  :  pada  awal  pembelajaran,  guru  menyampaikan  tujuan  pembelajaran Akidah Akhlak yang ingin dicapai
Tabel  3  :  dalam  kegiatan  belajar  mengajar,  guru  memberikan  kesempatan  kepada  anda  untuk  bertukar  pikiran  dengan   teman-teman sekelas
Tabel  8  :  guru  mengajak  anda  untuk  menggunakan  pengetahuan  akademik dalam konteks kehidupan sehari-hari
Tabel  9  :  siswa  mengomunikasikan  hasil  karya  tugasnya  pada  teman  sekelas dan juga guru
+2

Referensi

Dokumen terkait

Teman-teman peneliti Fitriani, Fithri Hervianti, Fatimah Sihotang, Iim Pratiwi, Cici Fitri Lestari, Ilham Fahri, Angga Fajar Anshari, Ichram serta rekan-rekan mahasiswa Program

[r]

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah atau Negara dalam periode tertentu, kenaikan produksi ini bisa

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Untuk meraih gelar sarjana S1, Dianing menulis skripsi dengan judul Gaya Hidup Posmodern Tokoh- Tokoh Dalam Novel Mata Matahari Karya Ana Maryam Sebuah Tinjauan

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik

Bentuk salah saji yang material akibat dari sistem informasi akuntansi serta pengendalian yang tidak efektif sangat penting untuk dihindari,

Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor.. 10.07/PP.I/Disbun-01/2014 Tanggal 4 Juli 2014 dan Surat Penetapan Penyedia