• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

Bab pertama ini merupakan pendahuluan laporan yang membahas mengenai

latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran penyusunan pekerjaan, metodologi

dan jadwal pelaksanaan kegiatan, ruang lingkup, kedudukan dokumen RKPKP

serta sistematika penulisan

1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman mengamanahkan bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghunirumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutandi seluruh wilayah Indonesia. Dalam mewujudkan fungsi permukiman, pencegahan danpeningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh dilakukan guna meningkatkan mutu kehidupandan penghidupan masyarakat penghuni serta menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman berdasarkan pada kepastian bermukim dan menjamin hak bermukimmenurut ketentuan peraturan dan perundang-undangan.UU No.1 Tahun 2011 juga dijelaskan bahwa Perumahan Kumuh adalah Perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian. Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat

Dalam rangka tahapan penangan kawasan kumuh, UU No.1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman mengamanatkan pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembinaan memiliki tugas: (i) menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan (RP3KP), (ii) menyusun rencana kawasan permukiman (RKP) sebagai pelaksanaan tahapan perencanaan dalam penyelenggaraan permukiman, dan (iii) menetapkan kawasan perumahan/permukiman kumuh berdasarkan indikator dan kriteria sesuai karakteristik di wilayah masing masing.

Pada saat ini kawasan permukiman yang teridentifikasi sebagai kawasan permukiman kumuh di Kota Probolinggo terdapat sebanyak 23 (dua puluh tiga) lokasi dengan luas total kawasan

kumuh sebesar 197,97 Ha, yang tersebar di 5 kecamatan. Hal tersebut didasarkan pada profil kawasan Permukiman Kumuh Kota Probolinggo dan kemudian ditetapkan oleh Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 188.45 / 502 / KEP/ 425.012 / 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Probolinggo. Luasan dan lokasi tersebut menjadi baseline data yang telahdisepakati antara Pemerintah dan Pemda untuk ditangani menjadi nol luasan kumuh hingga tahun 2019. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan keterlibatan dan keterpaduan penanganan dariberbagai pemangku kepentingan termasuk peran serta kelompok swadaya masyarakat.

Berdasarkan profil permukiman kumuh Kota Probolinggo rekomendasi penangangan secara garis besar terbagi menjadi peremajaan, pemugaran. Untuk peremajaan dan pemugaran dilakukan untuk menangani permasalahan penyediaan jaringan air bersih, jaringan air limbah domestik, persampahan, drainase, trotoar, gorong gorong, rehabilitasi rumah tidak layak huni dan pembangunan jalan lingkungan. Kegiatan permukiman kembali / legalisasi lahan lalu peremajaan dilakukan karena status tanah yang ilegal.

Sebagaimana amanat dari UU No. 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman,Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mengemban tugas dan amanah dalam mewujudkan strategi penanganan dan pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh melalui peningkatan kualitas permukiman yang dapat dilakukan berupa Pemugaran, Peremajaan, dan/atau melalui Pemukiman kembali sesuai dengan arahan tataruang dansyarat-prasyarat hunian permukiman yang layak. Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan kondisi empiris dan kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya bersamadengan pemerintah Kota Probolinggo tentunya memerlukan instrumen utama perencanaan teknisdengan melakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) di Kota Probolinggo sebagai

(2)

bentuk pembinaan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan strategi dan rencana penanganan permukiman kumuh di Kota Probolinggo.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1 MAKSUD KEGIATAN

Maksud dari kegiatan ini Adalah untuk menghasilkan suatu dokumen rencana penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman perkotaan sebagai bagian dari peningkatan kualitas lingkungan permukiman bagi kawasan permukiman kumuh perkotaan yang diselenggarakan sebagai aksi sinergitas antar pemangku kepentingan dan pendampingan pemerintah kabupaten/kota secara berkelanjutan. 1.2.2 TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Melakukan identifikasi potensi dan akar permasalahan kawasan permukiman dalam penyajian suatu profil kawasan yang mengacu kepada hasil penetapan SK. Walikota terkait kawasan kumuh.

2. Melakukan pendampingan terhadap penyusunan Dokumen Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan melalui keterpaduan program semua sector ke-Cipta Karya-an, sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (Stakeholders) yang bersifat menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).

3. Menyusun strategi penanganan kumuh secara spasial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, da nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019).

4. Menyusun Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (Community Action Plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dengan kelompok masyarakat (komunitas masyarakat BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.

5. Menyusun Dokumen Perancangan Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan RPKPP, berupa Rencana Aksi Penanganan Kawasan Kumuh dan DED kegiatan tahun pertama, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan. 1.2.3 SASARAN KEGIATAN

Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

1. Tersedianya Dokumen Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) pelaksanaan penyelenggaran penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).

2. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan

bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019).

3. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan kelompok masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.

4. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan, serta DED rencana penanganan kumuh kegiatan tahun pertama (1:200, 1:100, 1:50).

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pada penyusunan pekerjaan Rencana Permukiman Kumuh Perkotaan Kota Probolinggo terdiri dari ruang lingkup substansi dan ruang lingkup wilayah.

1.3.1 RUANG LINGKUP SUBSTANSI

Ruang lingkup substansi pada penyusunan pekerjaan ini antara lain: 1. Kajian Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan.

Bagian ini mencerinkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di masing-masing kabupaten/kota yang telah dioverview.Bagian ini menggambarkan dan memaparkan penanganan kumuh yang terdiri dari isu strategis, kebijakan pembangunan permukiman perkotaan, kebijakan penanganan permukiman kumuh perkotaan.

2. Profil Permukiman Kumuh.

Merupakan penajaman dari kondisi lebih mutakhir dari profil permukiman kumuh yang akan dilakukan penanganan. Penajaman profil ini mencakup sebaran dan gambaran umum kawasan- kawasan kumuh kota, profil kawasan kumuh perkotaan, dan profil kawasan kumuh prioritas penanganan.

3. Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan.

Menjelaskan mengenai alur dan arah penyusunan dokumen RKPKP sebagai suatu strategi pencapaian yang pada akhirnya berupa kota bebas kumuh, yang mencakup konsep strategis, strategi penanganan dan skenarioo pelaksanaan, kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap I, konsep dan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap I.

4. Program dan Kegiatan Penanganan Kumuh Perkotaan.

Bagian ini menjelaskan turunan dari konsep dan strategi penanganan kumuh perkotaan serta hasil penyusunan dokumen-dokumen memorandum program.

(3)

5. Rencana Aksi Penanganan Kumuh Perkotaan 2015-2019.

Merupakan bagian yang akan memuat Dokumen Rencana Aksi Penanganan Kumuh Perkotaan 2015-2019 (memorandum program) berupa rencana program dan rencana investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan kota secara bersama oleh seluruh stakeholders.

6. Rencana Detail Desain Kawasan Penanganan Prioritas.

Bagian ini memuat rencana pembangunan penanganan permukiman tahap 2016 dan rencana detail desain (Detail Engineering Design/ DED) kawasan penanganan prioritas. 1.3.2 RUANG LINGKUP KEGIATAN

Lingkup kegiatan penyusunan RKP-KP meliputi 6 (enam) tahapan, yaitu: 1. Persiapan

Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan, termasuk didalamnya menghadiri sosialisasi tingkat pusat, melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi. Persiapan ini didukung dengan mengikuti konsolidasi di tingkat provinsi. Capaian kegiatan pada tahap persiapan berupa:

a. Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan; b. Peta dasar;

c. Data dan informasi yang diperlukan; d. Desain pengumpulan data dan informasi; e. Kesepahaman tahapan dan prosedur RK-KP. 2. Survey dan Identifikasi

a. Tersusunnya data dan informasi lapangan mengenai : 1) Sebaran kawasan permukiman kumuh;

2) Konstelasi permukiman kumuh terhadap ruang kota; 3) Tipologi kawasan permukiman kumuh kota;

4) Isu-isu strategis permukiman kumuh kota;

5) Potensi dan permasalahan (karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan kelembagaan).

b. Verifikasi dan justifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan Kawasan Kumuh perkotaan:

1) Deliniasi kawasan 2) Luasan

3) Data cakupan pelayanan

4) Kriteria dan indikator dalam penatapan kumuh 5) Menentukan kawasan prioritas penanganan

c. Pelibatan partisipasi aktif Badan Keswaadayaan Masyarakat/Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melakukan survei/pemetaan swadaya di kawasan permukiman kumuh. Capaian kegiatan ini berupa:

1) Peta permukiman skala lingkungan

2) Potensi pelibatan aktif partisipatif masyarakat 3. Kajian dan Perumusan I

a. Melakukan overviewterhadap dokumen-dokumen perencanaan dan peraturan. Capaian dari kegiatan iniberupa:

1) Overview permukiman kumuh kawasan perkotaan;

2) Overview kebijakan dan strategi pembangunan pada kawasan permukiman prioritas serta sinkronisasi antara kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota terkait dengan penyusunan RKP-KP;

3) Overview spatial plan terkait penetapan kawasan perkotaan dan peruntukan permukiman.

b. Pelaksanaan perencanaan partisipatif berupa rembuk masyarakat untuk mengidentifikasi permasalahan dan pemetaan kondisi permukiman;

c. Merumuskan konsep dan strategipenanganan dan konsep pembangunan kawasan permukiman kumuh;

d. Menyusun formulasi dan skenario penanganan kumuh berdasarkan tingkat prioritas dan kerangka waktunya (time frame);

e. Menyusun Rencana Kegiatan sebagai turunan dari konsep, strategi dan program-program penanganan kawasan permukiman kumuh rinci selama 5 (lima) tahun atau hingga tercapainya kondisi permukiman tanpa kumuh di tahun 2019;

f. Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam merumuskan metode penanganan kawasan permukman kumuh perkotaan yang paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan dari dilaksanakannya/indikasi implementasi program penanganan kumuh.

4. FGD dan Perumusan II

a. Melakukan penyusunan memorandum program sektor CK yang merupakan perencanaan investasi lima tahun reguler ke-Cipta Karya-an yang terkait dengan penanganan permukiman kumuh untuk mencapai target 0% kumuh ditahun 2019; b. Meningkatkan kapasitas dan perkuatan BKM/KSM dan Tim Teknis Pemerintah

Kabupaten/Kota berkaitan dengan kegiatan Perencanaan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan;

(4)

c. Kesepakatan lintas pemangku kepentingan terhadap strategi dan indikasi program/kegiatan penanganan kumuh di kawasan-kawasan prioritas dalam bentuk draft dokumen memorandum program;

d. Merumuskan draft dokumen perencanaan bersama masyarakat.

5. Kolokium

a. Monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan kawasan permukiman dan penataan Bangunan (PKP-PB) Provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RKP-KP.

b. Penajaman hasil kolokium berupa;

1) Konsultasi publik untuk menajamkan dan memperoleh kesepakatan bersama mengenai poin-poin penting hasil proses penyusunan RKP-KP untuk disusun dalam dokumen-dokumen sistematis sebagai hasil akhir.

2) Publikasi kepada masyarakat terhadap kebijakan dan strategi pemerintah dalam penanganan kumuh.

6. Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman a. Menyusun dokumen RKP-KP yang berisi:

1) Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an dalam penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan

2) Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi Komunitas (CAP) dalam penanganan kawasan permukiman

3) Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku kepentingan dalam pencapaian kumuh 0% hingga 2019

4) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun

5) Peta Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh skala 1:5000 dan 1:1000 untuk jangka waktu 2015-2019.

b. Menyusun Rencana Aksi Masyarakat/Community Action Plan (CAP)

Rencana aksi oleh masyarakat dalam penanganan masalahan pembangunan pada kawasan permukiman kumuh meliputi jenis/komponen, volume, dan pelaku.

7. Menyusun Detail Engineering Design (DED)yang berisi: a. Penyusunan rinci kawasan/site plan;

b. Rencana rinci pola penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan (pemugaran/peremajaan/permukiman kembali) berserta strategi keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an;

c. Daftar rencana komponen pemenuhan kebutuhan infrastruktur;

e. Peta Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh skala 1:5000 dan 1:1000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019;

f. Penyusunan detai desain teknis dalam tahapan prioritas penanganan untuk komponen insfrastruktur yang dibutuhkan (skala 1:1000) dan draft dokumen RKS.

1.3.3 RUANG LINGKUP WILAYAH

Ruang lingkup wilayah penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP) ini adalah permukiman kumuh yang tersebar di Kota Probolinggo, sesuai dengan SK Walikota Probolinggo Nomor : 188.45 / 502 / KEP/ 425.012 / 2015 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Probolinggo.

1.4 LANDASAN HUKUM

Landasan hukum sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatan adalah :

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang

9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik

(5)

Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

15. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, 17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (RTRWN)

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1 Seri E);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah Regional Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Nomor 4 Seri E); 20. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang pada

Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional di Provinsi Jawa Timur;

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011—2031

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019

23. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Bangunan Gedung 24. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota ProbolinggoTahun 2009-2028

25. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005-2025

26. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Probolinggo Tahun 2014-2019

1.5 KEDUDUKAN

DOKUMEN

RKP-KP

DALAM

KERANGKA

PENGEMBANGAN KOTA

Dalam bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPPIP / RP2KP merupakan strategi yang dapat digunakan sebagai acauan bagi pembangunan permukiman dengan tetap mengacu dan terintegrasi dengan arah pembangunan. Agar penanganan permukiman kumuh menjadi prioritas pembangunan di perkotaan, maka disusun rencana-rencana aksi dalam hal ini diantaranya adalah muatan dalam dokumen RKP-KP.

Gambar 1-1 Kedudukan RKP-KP

(6)

Untuk mewujudkan rencana pembangunan permukiman kumuh di perkotaan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan maka dari itu dokumen RKP-KP yang disusun harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Jombang. Mengacu pada amanah UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW merupakan alat pengaturan, pengendalian dan pengarahan pemanfaatan ruang di wilayah Kota Jombang. Oleh karena itu, RTRW merupakan amanah acuan spasial terutama dalam perumusan kebijakan pokok bagi arah pemanfaatan ruang dan sinergitasnya terhadap penyusunan rencana aksi penanganan permukiman kumuh. Dalam hal ini zona permukiman akan menjadi dasar penentuan strategi permukiman dalam lahan yang legal dan ilegal. Hasil acuan spasial tersebut menjadi arah pelaksanaan lintas sektor khususnya pembangunan sarana dan prasarana perkotaan.

1.6 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian laporan antara ini terdiri dari lima bab yang meliputi: BAB I PENDAHULUAN.

Pada bab ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, ruang lingkup kegiatan, dan kedudukan dokumen RKPKP.

BAB II KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN.

Bab ini akan membahas terkait dengan kebijakan pembangunan permukiman yang ada di Kota Probolinggo. Kajian kebijakan ini terdiri dari pembahasan isu strategis, sinkronisasi kebijakan a-spasial, dan kebijakan penanganan permukiman kumuh perkotaan.

BAB III PROFIL PERMUKIMAN KUMUH.

Pada bab ini akan membahas mengenai karakteristik permukiman kumuh di Kota Probolinggo. Profil permukiman ini berisi sebaran dan gambaran umum kawasan kumuh kota, profil kawasan kumuh perkotaan, kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1, penetapan kawasan kumuh prioritas penanganan, dan profil kawasan kumuh prioritas penanganan.

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN.

Pada bab ini membahas mengenai analisis yang akan digunakan untuk merumuskan konsep dan strategi penanganan. Secara rinci bab ini berisi tentang konsep penanganan, strategi penanganan dan skenario pelaksanaan serta konsep dan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1.

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGANAN KUMUH PERKOTAAN.

Pada bab ini berisi mengenai kebutuhan penanganan permukiman kumuh, matriks program pembangunan dan kegiatan pembangunan, rencana kegiatan tahunan penanganan kawasan kumuh, dan rencana pembangunan kawasan prioritas tahun 2016.

BAB VI RENCANA AKSI PENANGANAN KUMUH PERKOTAAN TAHUN 2016-2019

Pada bab ini berisi mengenai rencana aksi penanganan kumuh perkotaan tahun 2016-2019, memorandum program sektor Ck dan rencana aksi komunitas.

BAB VII RENCANA DETAIL DESAIN KAWASAN PENANGANAN PRIORITAS

Pada bab ini berisi mengenai rencana pembangunan penanganan permukiman tahun 2016 dan rencana detail desain (Detailed Engineering Design/ DED) kawasan penanganan prioritas.

Gambar

Gambar 1-1 Kedudukan RKP-KP  Sumber: Buku Pedoman Penyusunan RKP-KP Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan