• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV HASIL KERJA PRAKTEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab IV HASIL KERJA PRAKTEK"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Bab IV

HASIL KERJA PRAKTEK

4.1 Peranan Praktikan

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Perusahaan beserta nama

Praktikan menempati posisi di divisi Research & Development sebagai Product Designer, Jobdesk yang dilakukan oleh praktikan diantaranya :

1. Pembuatan gambar perencanaan produk dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi.

(2)

Produksi berkenaan dengan perencanaan sebuah produk / project. 3. Melakukan survey ke lokasi / lapangan pengaplikasian produk.

Menerima mandat dari pimpinan divisi R&D yaitu Bpk. Gavin, dalam proses pengerjaan suatu pekerjaan praktikan selalu dilakukan brainstorming untuk merancang atau memodifikasi sebuah produk namun tetap memperhatikan aspek teknik dan kepresisian produk.

Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan bila membangun model obyek, kesemuanya memberi kontribusi pada kualitas hasil akhir.Hal-hal tersebut meliputi metoda untuk mendapatkan atau membuat data yang mendeskripsikan obyek, tujuan dari model, tingkat kerumitan, perhitungan biaya, kesesuaian dan kenyamanan, serta kemudahan manipulasi model.

Berikut beberapa langkah-langkah dalam pembentukan visualisasi sebuah produk dalam bentuk 3 dimensi, diantaranya:

a. Motion Capture/Model 2D

Yaitu langkah awal untuk menentukan bentuk model obyek yang akan dibangun dalam bentuk 3D. Dengan basis obyek 2D yang sudah ditentukan sebagai acuan.Pemodelan obyek 3D memiliki corak yang berbeda dalam pengolahannya, corak tersebut penekanannya terletak pada bentuk permukaan obyek.

b. Dasar Metode Modeling 3D

Ada beberapa metode yang digunakan untuk pemodelan 3D.Ada jenis metode pemodelan obyek yang disesuaikan dengan kebutuhannya seperti dengan nurbs dan polygon ataupun subdivision. Modeling polygon merupakan bentuk segitiga dan segiempat yang menentukan area dari permukaan sebuah karakter. Setiap polygon menentukan sebuah bidang datar dengan meletakkan sebuah jajaran polygon

(3)

sehingga kita bisa menciptakan bentuk-bentuk permukaan.Untuk mendapatkan permukaan yang halus, dibutuhkan banyak bidang polygon. Bila hanya menggunakan sedikit polygon, maka object yang didapat akan terbag sejumlah pecahan polygon. Sedangkan Modeling dengan NURBS (Non-Uniform Rational Bezier Spline) merupakan metode paling populer untuk membangun sebuah model organik.Kurva pada Nurbs dapat dibentuk dengan hanya tiga titik saja.Dibandingkan dengan kurva polygon yang membutuhkan banyak titik (verteks) metode ini lebih memudahkan untuk dikontrol. Satu titik CV (Control verteks) dapat mengendalikan satu area untuk proses tekstur.

c. Proses Rendering

Tahap-tahap di atas merupakan urutan yang standar dalam membentuk sebuah obyek untuk pemodelan, dalam hal ini texturing sebenarnya bisa dikerjakan overlap dengan modeling, tergantung dari tingkat kebutuhan. Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan ataupun animasi komputer.

d. Texturing

Proses texturing ini untuk menentukan karakterisik sebuah materi obyek dari segi tekstur. Untuk materi sebuah object bisa digunakan aplikasi properti tertentu seperti reflectivity, transparency, dan refraction. Texture kemudian bisa digunakan untuk meng-create berbagai variasi warna pattern, tingkat kehalusan/kekasaran sebuah lapisan object secara lebih detail.

e. Image dan Display

Merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses dari pemodelan. Biasanya obyek pemodelan yang menjadi output adalah berupa gambar untuk kebutuhan koreksi pewarnaan, pencahayaan, atau visual effect yang dimasukkan pada tahap teksturing pemodelan. Output images

(4)

memiliki Resolusi tinggi berkisar Full 1280/Screen berupa file dengan JPEG,TIFF, dan lain-lain. Dalam tahap display, menampilkan sebuah bacth Render, yaitu pemodelan yang dibangun, dilihat, dijalankan dengan tool animasi.Selanjutnya dianalisa apakah model yang dibangun sudah sesuai tujuan. Output dari Display ini adalah berupa *.Avi, dengan Resolusi maksimal Full 1280/Screen dan file *.JPEG.

Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan yang lebih sistematis. Peran seorang desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer pemasaran, manajer produk, industri dan desain insinyur perancang.

Istilah ini kadang-kadang membingungkan dengan desain industri, yang mendefinisikan bidang spektrum yang lebih luas kegiatan desain, layanan seperti desain, desain sistem, desain interaksi serta peran design.Produk perancang menggabungkan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan barang-barang tiga dimensi. Peran yang berubah ini telah difasilitasi oleh perangkat digital yang memungkinkan para desainer untuk berkomunikasi, memvisualisasikan dan menganalisa ide-ide dalam suatu cara yang akan diambil tenaga kerja lebih besar di masa lalu.

Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi desainer jugamenangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.

(5)

4.2 Metode Kerja Praktek

Dalam mengerjakan tugasnya sebagai produk designer selalu bekerja berdasarkan permintaan pelanggan & standarisasi produk kelistrikan nasional. Biasanya semua informasi bersumber dari marketing, dari informasi itulah praktikan mengolah semua informasi yang ada menjadi sebuah visualisasi produk yang dikehendaki oleh pelanggan dan juga berfungsi sebagai media untuk proses produksi karena produksi bekerja berdasarkan gambar, untuk itu peranan seorang produk designer sangatlah vital dalam sebuah perusahaan manufaktur.

Mengolah informasi dari marketing bukanlah satu-satunya metode dalam pengerjaan sebuah produk kelistrikan, diperlukan juga pengetahuan tentang standar konduktor / kabel yang akan digunakan, kekuatan bahan sampai dengan proses produksi, dan terkadang informasi yang didapat dari marketing pun masih simpang siur karena pengetahuan pelanggan pun kurang dalam hal perancangan sebuah produk & kadang tidak berpatokan pada standar PT. PLN (Persero) untuk itu pratikan sebagai penggagas sebuah ide haruslah dapat memberikan penjelasan yang baik kepada pelanggan.

Brainstorming dalam proses perancangan sebuah produk tidak sepenuhnya dilakukan karena terbatas pada segi teknik yang harus tetap menjadi prioritas utama.

Seperti dalam perancangan “Suspension Clamp 240kN XGH5 untuk Project Pembangunan Gardu Induk 150kV Tanjung Kasam PT. PLN (Persero) KITLUR Batam” segi fungsi & teknik menjadi prioritas utama dalam perancangannya, informasi yang didapat dari marketing menjadi bahan pertimbangan dalam merancang produk untuk itu rapat seringkali menjadi solusi dalam jejak pendapat untuk mendapatkan produk yang berkualitas namun minim biaya, dalam hal ini pendapat dari dari Bpk.Gavin (R&D), Bpk. Dani (QC), Bpk. Tri (Produksi) & Bpk. Riyadun (Produksi) menjadi sebuah kerangka bagi praktikan dalam proses PraDesign untuk selanjutnya dijadikan dasar dalam perancangan produk.

(6)

lengkap tentang produk tersebut, dan dilakukan secara bertahap mulai dari bentuk dasar 2 dimensi & dimensi produk (ukuran) dengan menggunakan aplikasi AutoCAD, dari gambar 2 dimensi ini dilakukan rapat kembali dengan Bpk.Gavin (R&D), Bpk. Dani (QC), Bpk. Tri (Produksi) & Bpk. Riyadun (Produksi) untuk memastikan bahwa bentuk & ukuran sudah memenuhi persyaratan produk tersebut, setelah melakukan rapat dan didapat poin-poin yang harus direvisi kembali praktikan melakukan revisi pada gambar 2 dimensi tersebut dan dengan awasan dari Bpk.Gavin sebagai atasan praktikum.

Seteleh didapat bentuk 2 dimensi yang benar beserta ukurannya, proses selanjutnya adalah pembuatan visual 3 dimensi dengan menggunakan aplikasi 3dsMAX, proses ini memakan waktu tergantung pada bentuk dari produk tersebut, semakin rumit bentuk & surface sebuah produk akan semakin lama pula proses pengerjaannya.

Proses selanjutnya yaitu rapat final & penyerahan visual 2 & 3 dimensi kepada pelanggan, rapat kali ini membahas tentang proses produksi produk tersebut dipimpin oleh Bpk.Tri yaitu menentukan step-step produksi dari bahan baku sampai dengan jadi.

Praktikan tentunya mendapat banyak pengalaman & pengetahuan setelah mengikuti Kerja Praktek ini, terutama dalam hal perancangan sebuah produk ternyata tidak semudah yang selama ini praktikan bayangkan & memerlukan proses yang panjang dalam perancangannya tersebut.

4.3 Laporan Kerja Praktek Per Minggu a. Minggu ke-1

Mengikuti rapat dengan agenda pembahasan project “Suspension Clamp 240kN XGH5 untuk Project Pembangunan Gardu Induk 150kV Tanjung Kasam PT. PLN (Persero) KITLUR Batam” bersama divisi yang berhubungan dengan project ini Bpk.Robert (Director), Bpk.Gavin (R&D), Bpk. Dani (QC), Bpk. Tri (Produksi) & Bpk. Riyadun (Produksi) dalam

(7)

rapat ini dibahas tentang:

1. Seberapa berat tarikan / beban untuk produk ini.

2. Sisi ergonomis bentuk produk karena digunakan di tower dengan beban pergerakan angin yang tidak pernah dapat diduga.

3. Material / bahan baku yang digunakan untuk produk ini.

4. Diameter yang sesuai dengan konduktor / kabel yang akan digunakan.

5. Lapisan luar produk ini agar tahan terhadap korosi & tetap terjaga kekuatannya.

6. Tahapan proses produksi dari bahan mentah sampai dengan produk jadi.

(8)

Gambar 2.2 Situasi Rapat pembahasan project

Gambar 2.3 Situasi Rapat pembahasan project

Selain melakukan pengumpulan data internal, praktikan juga melakukan komunikasi dengan pelanggan agar tidak ada kesalah pahaman dalam proses pengumpulan data. Dari proses pengumpulan data didapatlah gambar visualisasi produk & ukurannya.

(9)
(10)

b. Minggu ke-2

Setelah didapat gambar visualisasi 2 dimensi kembali diadakan rapat untuk membahas agar tidak ada kesalahan dalam gambar 2 dimensi tersebut dan mencari kesepakatan antar divisi, praktikan menyerahkan gambar 2 dimensi ke pelanggan agar pelanggan mengetahui progress produk yang dipesannya.

(11)

Gambar 3.2 Tampak samping visual 2 dimensi suspension clamp 240 kN XGH5

(12)

Gambar 3.4 Tampak bawah visual 2 dimensi suspension clamp 240 kN XGH5

c. Minggu ke-3

Proses pembuatan visual 3 dimensi dengan menggunakan aplikasi 3dsMax menyesuaikan dengan gambar 2 dimensi yang sudah ada sebelumnya.

(13)

Gambar 4.2 tampilan shade visual 3 dimensi suspension clamp 240 kN XGH5

Untuk divisi produksi tengah menyiapkan proses pembuatan prototype & persiapan praproduksi mulai dari mesin & kesiapan dies / cetakan produk tersebut.

(14)
(15)

Gambar 4.5 perspective 3 dimensi suspension clamp 240kN XGH5 (texturing render)

d. Minggu ke-4

Mengawasi proses pembuatan prototype agar tetap sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan bersama Bpk.Dani (QC)

(16)

Gambar 5.2 tampilan dies suspension clamp 240kN XGH5

Juga mengikuti rapat internal antar divisi R&D, QC & Produksi untuk memastikan tidak ada kesalahan antara visual dan produk aslinya.

(17)

e. Minggu ke-5

Mengikuti proses pengujian produk dengan menggunakan mesin uji tarik / beban agar memastikan bahwa kandungan alumunium dalam produk ini mampu menahan beban yang nantinya akan diberikan pada produk ini

(18)

f. Minggu ke-6

Membawa sample produk yang akan di sertifikasi ke LMK dengan menyertakan Test Report internal, dalam pengujian ini produk di uji ketahanan panas, kekuatan tarik / beban dengan menggunakan mesin yang lebih bagus kualitasnya, dalam hal ini divisi QC bertanggung jawab dalam proses pengujian di LMK.

(19)

g. Minggu ke-7

Mengikuti rapat dengan pelanggan untuk memastikan produk yang

dipesan sesuai dan bersertifikasi seperti apa yang sudah di standarkan oleh PT.PLN (Persero) untuk setiap alat kelistrikan, selain melakukan rapat dengan pelanggan, juga melakukan kunjungan industri sebagai bukti bahwa proses produksi telah sesuai dengan Standar Operasional Pekerjaan.

(20)

Gambar 8.2 kunjungan industry dari pihak pelanggan

h. Minggu ke-8

Produksi massal dengan sistem pengawasan dari divisi QC dan berdasarkan visual yang telah dibuatkan oleh divisi R&D sehingga produk yang diproduksi selalu dalam keadaan OK dan tanpa ada kekurangan sedikitpun.

(21)

Gambar 9.1 produk jadi suspension clamp 240kN XGH5

(22)

Berikut beberapa foto pemasangan produk Suspension Clamp 240 kN XGH5 yang dilaksanakan pada

Gambar 9.3 proses awal pemasangan suspension clamp 240kN XGH5

(23)

Gambar 9.5 proses pemasangan suspension clamp 240kN XGH5

(24)

4.4 Perancangan

Dalam prosesnya, perancangan meliputi aspek dibawah ini:

1. Perencanaan Produk

Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

2. Pengembangan Konsep

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

3. Perancangan Tingkat Sistem

Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.

4. Perancangan Detail

Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.

5. Pengujian dan Perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam macam versi produksi awal produk.

6. Produksi Awal

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada

(25)

proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan

Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya.

Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep adalah :

1. Bentuk

Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.

2. Teknologi

Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.

Dalam proses perancangan Suspension Clamp 240kN XGH-5 ini dimulai dengan masukan informasi & data yang diperoleh, dalam dunia manufaktur industri kelistrikan terutama aksesoris kabel, dalam proses perancangan produknya mereka selalu berdasarkan dimensi dari konduktor / kabel, sehingga yang perlu dikembangkan setelah memperoleh data adalah bentuk

(26)

dari produk tersebut agar segi ergonomis produk tersebut memenuhi standar. Selain berdasarkan konduktor, perancangan produk kelistrikan juga harus tetap dalam jalur standarisasi PT.PLN (Persero) dengan berbagai spesifikasi pada setiap itemnya.

Suspension Clamp 240kN XGH-5 berfungsi sebagai pemegang konduktor / kabel dalam kondisi konstruksi vertical agar tetap dalam jalurnya, dan menahan beban tarikan & gaya dari hembusan angin. Perancangan dilakukan beberapa proses, diantaranya:

1. Sketching & brainstorming

Melakukan sketch sebagai tahap awal dalam menemukan sebuah bentuk dasar dari produk ini.

2. Membentuk visualisasi 2 Dimensi

Proses penggambaran melalui media computer dengan mengggunakan aplikasi AutoCAD, yaitu menuju penggambaran produk yang lebih presisi & dapat menentukan dimensi / ukuran, gambar yang didapat yaitu berupa gambar garis, radius, lingkaran dan membentuk visual 2 dimensi.

3. Revisi

Dalam suatu perancangan, revisi / perubahan itu sangat lah wajar, dikarenakan tidak ada sebuah rancangan yang akan tercipta secara sempurna, dalam perancangan produk ini revisi dilakukan pada tahap

(27)

pembentukan visualisasi 2 dimensi karena prosesnya lebih mudah untuk dilakukan perombakan / perubahan gambar, lain halnya bila sudah dalam bentuk 3 dimensi, perubahan akan banyak mempengaruhi shape produk ini.

4. Membentuk visualisasi 3 Dimensi

Banyak software yang dapat digunakan untuk membuat visual 3 dimensi suatu produk, namun praktikan lebih familiar menggunakan aplikasi 3dsMax. Setelah mendapatkan final visual dari 2 dimensi, barulah tahap selanjutnya adalah membuat visual 3 dimensi dari produk ini dilakukan agar proses perancangan terlihat sempurna & lebih mudah dicerna secara visual manusia. Selain itu mempermudah proses selanjutnya, visual 3 dimensi akan lebih mendukung proses produksi sehingga cek & ricek produk lebih mudah dilakukan.

Gambar

Gambar 2.2 Situasi Rapat pembahasan project
Gambar 2.4 Proses brainstorming berdasarkan data yang didapat
Gambar 3.2 Tampak samping visual 2 dimensi suspension clamp 240 kN XGH5
Gambar 3.4 Tampak bawah visual 2 dimensi suspension clamp 240 kN XGH5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Transmitter ini digunakan sebagai remote untuk melakukan panggilan perintah untuk menjalan motor DC yang berfungsi untuk membuka dan menutup pintu

( Selasa 10 Mei 2016 ) pada hari ini praktikan masih membuat Tehnikal Data Sheet untuk produk Jafra, Produk Bakso Ayam yang penulis pernah buat desain nya, sekarang penulis di

Faktor yang terakhir adalah faktor psikologis, konsumen dengan memiliki pengetahuan tentang kebutuhannya dan memiliki banyak informasi alternatif tentang sebuah produk, maka

Minggu pertama di bulan April ini Saya diajak meeting dengan para tim desain dan marketing untuk menuangkan ide ide kreatif yang Saya miliki untuk berunding membuat katalog produk

a) Memahami tentang kegunaan Sunscreen b) Pemilihan objek image untuk dibuat vector c) Membuat vector dari image yang telah dipilih.. d) Mengolah tata letak image/

Perangkat lunak sistem yang digunakan untuk mengkonfirgurasi computer yaitu windows 7 karena sistem operasi ini dapat mendukung Program perancangan sistem

Menurut standar ANSI/TIA/EIA-568-B, berasumsi bahwa arsitektur jaringan yang menggunakan topologi bintang pada konfigurasi fisiknya, jika sebuah node dalam topologi

HOME USER CURAH PACK MARKETING PELANGGAN TRANSAKSI LAPORAN LOGOUT DATA USER DATA CURAH DATA PACK DATA MARKETING DATA PELANGGAN PENJUALAN LAPORAN PENJUALAN TAMBAH USER TAMBAH