• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PASAR DELANGGU DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PASAR DELANGGU DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PASAR DELANGGU

DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1

Fakultas Geografi

Di Ajukan Oleh HANIF NUR DAFIYANTO

E.100 090 002

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

2013

(2)
(3)
(4)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 1

ANALISIS PASAR DELANGGU KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN

Delanggu market analysis in delanggu sub Klaten district

by

Hanif Nur Dafiyanti1, Dahroni2, Retno Woro Kaeksi3

¹Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta ²Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102

ABSTRACT

In the study who took the title of MARKET ANALYSIS DELANGGU

DELANGGU KLATEN SUB-DISTRICT, with the purpose of: 1. find out Karakterstik

of the trader and the buyer's market. 2. know the goods Circulation market Delanggu Excl. Delanggu. 3. Knowing factor - factor influencing income merchant.

The methods used in this research is a survey on techniques of Simple Random Sampling which means determination of sample members randomly. As for the sampling of buyers are using the method eksidental which is a method by which time research buyers are shopping in Delanggu be taken by 50 respondents. In this study, it will take a sample of 15% of its merchant types, and so the 50 respondents traders. While in the buyer taken sample of 50 respondents.

The results obtained that the characteristics of a seller or a trader in the market is Delanggu 1. The seller or traders in the market delanggu the majority of 70 % of women. 2.The age of the trader most (90%) are productive. 3. Many ( 34 % ) educated latter is SMP or being. 4. Traders had long enough effort traded 17.8 years. 5. Merchandise mostly of klaten. 6.modal traders flattened flattened rp.1.942.800.7. Traders mostly from Village Delanggu. While karakteristi a buyer or consumers delanggu market is 1. Buyers flattened flattened comingfrom delanggu sub-district. 2. Employment buyers as a housewife. 3. Because the buyer shopping aday day. 4. The reasons to select delanggu market is cheap and complete. The origin of the varied merchandise 1. electronic goods come from Jogjakarta amounting to 6% of the 3 respondent. 2. Clothing derived from solo 5 to 10 % of respondents. 3. Groceries comingfrom klaten a city of 12 % of respondents 6. 4. Derived from vegetables karanganyar 8 by 16 % of respondents. 5. Instrument agricultural implements comingfrom klaten 3 of 6 % of respondents. 6. Food comingfrom klaten 4 by 8 % of respondents.

(5)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 2

Factors affecting income trader is 1. Higher and higher capital income merchant. 2. The longer the attempt then the higher income traders that amounted to 62% (31 respondents).

Keywords : Market analysis delanggu sub-district klaten delanggu district. ABSTRAK

Pada penelitian ini yang mengambil judul ANALISIS PASAR DELANGGU

KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN, dengan tujuan : 1. Mengetahui Karakterstik dari pedagang dan Pembeli pasar. 2. Mengetahui Peredaran barang dipasar Delanggu Kec.Delanggu. 3. Mengetahui Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survei pada teknik Simple

Random Sampling yang bermaksud penentuan anggota sampel secara acak sederhana.

Sedangkan untuk pengambilan sampel pembeli adalah menggunakan metode eksidental yang merupakan metode yang pada saat diadakan penelitian pembeli sedang berbelanja di Pasar Delanggu yang akan diambil sebesar 50 responden. Pada penelitian ini maka akan di ambil sampel 15 % dari per jenis pedagang nya, Sehingga 50 responden pedagang. Sedangkan pada pembeli diambil sampel 50 responden.

Pada hasil yang diperoleh bahwa Karakteristi Penjual atau Pedagang di Pasar Delanggu adalah 1. Penjual atau pedagang di Pasar Delanggu mayoritas 70% perempuan. 2. Umur dari pedagang sebagian besar ( 90 % ) berusia produktif. 3. Banyak ( 34 % ) berpendidikan terakhir adalah SMP atau Sedang. 4. Pedagang mengalami cukup lama usaha berdagang 17.8 tahun. 5. Barang dagangan sebagian besar besasal dari Klaten. 6.Modal pedagang rata – rata Rp.1.942.800. 7. Pedagang sebagian besar berasal dari Kelurahan Delanggu. Sedangkan Pada hasil yang diperoleh bahwa Karakteristi Pembeli atau Konsumen di Pasar Delanggu adalah 1. Pembeli rata – rata berasal dari Kecamatan Delanggu. 2. Pekerjaan pembeli sebagai ibu rumah tangga. 3. Pembeli berbelanja karena kebutuhan sehari – hari. 4. Alasan memilih Pasar Delanggu adalah murah dan lengkap. Asal barang dagangan yang bervariasi yaitu 1. Barang elektronik berasal dari Jogjakarta sebesar 6 % dari 3 responden. 2. Pakaian berasal dari Solo sebesar 10 % dari 5 responden. 3. Sembako berasal dari Klaten Kota sebesar 12 % dari 6 responden. 4. Sayuran berasal dari Karanganyar sebesar 16 % dari 8 responden. 5. Alat – alat pertanian berasal dari Klaten sebesar 6 % dari 3 responden. 6. Makanan berasal dari Klaten sebesar 8 % dari 4 responden.

Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang adalah 1. Semakin tinggi modal maka semakin tinggi pendapatan pedagang. 2. Semakin lama usaha maka tinggi pendapatan pedagang yaitu sebesar 62% dari 31 responden.

(6)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 3

PENDAHULUAN

Dari beberapa ilmu pengetahuan, yang dimana salah satunya adalah Geografi. Geografi mempungai banyak arti sehingga dapat menjadikan pengetahuan secara menyeluruh atau pun dalam berbagai bidang. Geografi itu sendiri adalah ilmu – ilmu yang mempelajari dari sebuah gejala – gejala dari permukaan bumi, baik dari atas seperti atsmosfer, litosfer, hidrosfer, pedrosfer dan lain – lain. Sehingga ilmu pengetahuan ini menjangkau sampai mempelajari seperti tanah, batuan, magma dari gunung api dan lain – lain. Secara teliti perbedaan satu dengan yang lain mulai terlihat dalam ilmu pengetahuan geografi. Penelitian merupakan suatu proses untuk menemukan kebenaran, Agar diperoleh hasil penelitian yang valid dan relibel maka penelitian harus didesain dengan sempurna, menggunakan metode dan tehnik penelitian yang tepat, baik dalam proses pengumpulan data maupun pada saat pengolahan data. Begitu pun dengan geografi yang merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala – gejala dipermukaan bumi seperti yang diuraikan. Menurut Basalah (2000) pasar tradisional yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia ternyata menghadapi masalah untuk bisa berkembang. Masalah tersebut timbul karena adanya persaingan dengan pasar modern, seperti supermarket, atau pasar modern lainnya. Hal lain yang menghambat perkembangan pasar tradisional adalah sarana dan prasarana pendukung.

Distribusi adalah pembagian, sebaran dalam ruang ( N.Daljoeni, 1997 ). Sehingga dapat diartikan juga ditribusi sama dengan peredaran barang

adalah persebaran barang yang beredar pada suatu wilayah ke beberapa tempat.

Pasar Delanggu salah satu pasar tradisional yang cukup besar, dimana pasar ini dekat dengan jalan raya Solo - Jogyakarta, Sehingga dalam urusan akses transportasinya sangat mudah dan tepat pada pasar strategis letak geografisnya. Pasar tersebut berdiri atas dua lantai, panjang pasarnya 200m dan lebar 25m, Sedangkan pedagang yang penjualannya ditoko – toko disekitar bangunan yang besar tersebut juga banyak yang berdiri sampai pedagang eceran pun juga banyak yang jualan sampai pinggiran jalan yang masuk kearah Desa– desa dari permukiman. Disini cukup ramai aktivitas dari pasar tersebut. Pasar ini dihari kliwon pasar ini mengalami pasaran (artinya banyak aktivias pedagang dan pembeli sangat ramai), Sehingga ramai dari hari pasar yang biasanya. Perkembangan pasar Delanggu ini lumayan cukup pesat dari barang atau jasanya, Sehingga dalam proses kegiatan atau aktivitasnya mulai terorganisir satu dengan yang lainnya. Jadi saling melengkapi kekurangan yang terjadi dipasar tersebut. Missal: masalah bangunan sekarang mendapat bangunan yang terdiri atas dua lantai dan cukup besar untuk dipakai berdagang didalamnya. Pasar ini cukup baik dan cukup besar dari pada pasar tradisional disekitarnya seperti pasar Tegal Gondo pasar ini agak kecil dan agak tidak banyak kegiatan atau aktivitasnya. Sehinga pasar Tegal Gondo ini bila kekurangan produk atau barang dagangan bisa ambil dipasar yang lebih besar, seperti pasar Delanggu ini. Sehingga itu dapat disurvai untuk mengetahui sebagai mananya terjadi dipasar tersebut, agar dapat untuk meningkat kan perkembangan pasarnya itu sendiri.

(7)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 4

Jumlah Pedagang

Tabel 1.3 Tabel Jumlah Pedagang.

N o

Nama Pasar

Kios Los

Utama Samping Dalam Jumlah Inpre s

Apbd Swadata Jumlah

1 Delanggu 98 154

Adegan

JUMLAH Dalam Luar Jumlah

28 280

Sumber : Dinas Pasar Delanggu, 2010

Dari jumlah pedagang maka akan dapat terlihat pedagang yang berada di pasar Delanggu ini akan mudah untuk pelaksanakan survai atau pendataan dari Dinas Pasar tersebut untuk pendataan ulang pada setiap tahun dalam rangka ketertiban terhadap pedagang – pedagang yang resmi mau pun tidak resmi. Maka akan terkendali pengelolaan pasar tersebut.

Dari latar belakang didepan maka hal yang menarik untuk diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Karateristik Pedagang dan Pembeli pasar Delanggu tersebut? 2. Bagaimana Peredaran Barang yang ada Dipasar Delanggu Kec.Delanggu? 3. Faktor apakah yang berpengaruh

terhadap pendapan pedagang? METODE PENELITIAN

Pada daerah penelitian dipilih dan akan dilaksanakan di Pasar Delanggu karena atas pertimbangan yang tertentu. Pasar Delanggu ini adalah Pasar yang besar dari pada pasar – pasar yang lain seperti pasar Ngarah, pasar Glagah Wangi, pasar Tegal Gondo. Sedangkan ini mempunyai tempat yang strategis dari pada pasar yang lainnya, karena terletak pada pinggir jalan raya solo – jogyakarta.

Sehingga pasar Delanggu ini ramai dan lengkap untuk barang dagangannya.

Pengambilan Sampel untuk Responden

Penelitian ini akan dilakukan menggunakan metode suvai yang dimana metode survai untuk mendapatkan data atau sampel dari kuisioner dari responden yang dipilih oleh peneliti.

Pengambilan data sampel ada empat faktor yang harus diperhatikan atau ideal dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian sebagai berikut : Derajat keseragaman ( Degree of homogenity ) dari populasi. Maka semakin seragam populasi itu, semakin kecil sampel yang dapat diambil. ( Ida Bagoes Mantra dan Kasto dalam Masri Singarimbun, 1985). Ada dari penelian Ida Bagoes Mantra dan Kasto atau dari penelitian lain – lain bahwa untuk pengambilan sampel tidak boleh kurang dari 10% dari jumlah elementer dari populasi. Sedangkan dari penelitian – penelitian yang lain mereka untuk pengambilan sampel minimal 5%, ( Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1985 ).

Pengambilan sampel untuk penjual atau pedagang adalah penjual atau pedagang mereka menjadi

(8)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 5

responden yang menggunakan teknik

Simple Random Sampling yang bermaksud penentuan anggota sampel secara acak sederhana. Sedangkan untuk pengambilan sampel pembeli adalah menggunakan metode eksidental yang merupakan metode yang pada saat diadakan penelitian pembeli sedang

berbelanja di Pasar Delanggu yang akan diambil sebesar 50 responden.

Dalam pengambilan sampel ini maka akan dilakukan saat survei, Sehingga dari sub – sub atau jenis – jenisnya dapat mempengaruhi untuk pengambilan sampel, karena dilihat dari jumlah per sub – sub atau jenis – jenis yang akan diambil sebesar 15%.

Tabel 1.7 Tabel Jumlah Pedagang Pasar Delanggu.

NO Jenis Orang Sampel 15 %

1 Pedagang Kios 98 15

2 Pedagang Los 154 23

3 Pedagang Adegan atau Tleseran 28 5

4 Pedagang Tidak Tetap 45 7

Jumlah 325 50

Sumber : Dinas Pasar Delanggu, 2010

NO Jenis Orang

1 Pembeli di Pasar 50

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Penjual / Pedagang Tabel 3.1 Menurut Jenis Kelamin

Pedagang Pasar Delanggu, 2013 Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1)

Dilihat dari data diatas bahwa perempuan mempunyai bakat dan kesabaran yang kuat untuk mendapatkan rezeji lewat berdagang dipasar dari pada laki - laki. Sebagaimana perempuan dalam mata pencaharian kerja untuk berdagang di pasar menjadi pekerjaan yang mampu mendorong perekonomian dan tidak menjadi alas an sebagai ibu rumah tangga saja. Hipotesa 1a. a

menyebutkan sebagian besar pedagang adalah perempuan, terbukti.

Tabel 3.2 Umur Pedagang Pasar Delanggu tahun 2013 No Umur (Th) Jumlah (orang) % 1 0 – 14 0 0 2 15 – 60 45 90 3 >60 5 10 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Berdasarkan tabel 3.2 maka dapat diketahui bahwa usia yang produktif (15 – 60) mempunyai semangat kerja yang bagus dalam perdagangan dipasar untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari. Pada hipotesa

1a. b sebagian besar pedagang dipasar Delanggu berusia produktif 16 – 60Th, terbukti.

No Jenis Kelamin Jumlah orang

%

1 Laki – Laki 15 30 2 Perempuan 35 70 Jumlah 50 100

(9)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 6

Tabel 3.3 Menurut Tingkat Pendidikan Pedagang Pasar

Delanggu, 2013 N o Tingkat Pendidika n Ting kat Jumla h % 1 Tidak Tamat SD Ren dah 1 2 2 SD 8 16 3 Tidak Tamat SLTP Seda ng 8 16 4 SLTP 17 34 5 Tidak Tamat SLTA Aga k Ting gi 0 0 6 SLTA 14 28 7 Tidak Tamat PT Ting gi 1 2 8 PT 1 2 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Berdasarkan tabel 3.3 maka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan pedagang Pasar Delanggu sebagian besar adalah tamat SLTP (34%). Tidak tamat SD sebesar 2% (1 responden), SD sebesar 16% (8 responden), tidak tamat SLTP sebesar 16% (8 responden), SLTP sebesar 34% (17 responden), tidak tamat SLTA sebesar 0% (0 responden), SLTA sebsar 28% (14 responden), tidak tamat PT sebesar 2% (1 responden), tamat PT sebesar 2% (1 responden). Berarti pada

hipotesa 1a. c menyebutkan sebagian besar pedagang dipasar Delanggu mempunyai tingkat pendidikan sedang atau SLTP, terbukti.

Berdasarkan tabel 3.5 maka dapat diketahui bahwa rata - rata lama usaha pedagang yaitu 17,8 tahun. Maka hal ini menunjukkan bahwa Pasar Delanggu lumayan lama.

Tabel 3.4 Jumlah Tanggungan keluarga Pedagang Pasar Delanggu,

2013 No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) % 1 <3 1 2 2 3 – 5 45 90 3 >5 4 8 Jumlah 50 100

Rata – rata tanggungan keluarga pembeli adalah 4 orang

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Berdasarkan tabel 3.4 diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga yang paling besar pada 3 – 5 dari presentase yaitu sebesar 90% (45 responden) dan pada >5 dari presentase ke dua yaitu sebesar 8% (4 responden). Sedangkan pada <3 dari presentase terkecil yaitu sebesar 2% (1 responden).

Tabel 3.5 Menurut Lama Usaha No Lama Usaha Berdagang (Th) Jumlah (orang) % 1 <15 17 34 2 15 – 40 31 62 3 >40 2 4 Jumlah 50 100

Rata – rata lama usaha adalah 17,8 Th.

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Sehingga pada hipotesa 1a. d

menyebutkan sebagian besar pedagang dipasar Delanggu mempunyai lama usaha berdagang >15 tahun, terbukti.

Berdasarkan tabel 3.6 maka dapat diketahui bahwa Pasar Delanggu merupakan Pusat belanja untuk kebutuhan sehari – hari. Pada responden pedagang sayuran dan sembako itu adalah sebagian besar untuk keperluan kebutuhan sehari – hari. Dari tabel 3.6 untuk pedagang sayuran sebesar 16% (8 responden) dan sembako sebesar 12% (6 responden). Sedangkan pada presentase terkecil adalah ikan, beras, toko emas, kaset dvd, tembako,

(10)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 7

kembang, fotokopian, bahan pembuat roti yaitu sebesar 2% (1 responden).

Tabel 3.6 Jenis Barang Dagangan Di Pasar Delanggu

No Jenis Barang Jumlah (orang) % 1 Elektronik 3 6 2 Pakaian 5 10 3 Sembako 6 12 4 Sayuran 8 16 5 Alat – alat Pertanian 3 6 6 Makanan 4 8 7 Kerupuk 2 4 8 Buah 3 6 9 Grabah 5 10 10 Daging 2 4 11 Ikan 1 2 12 Beras Dan Pakan Burung 1 2 13 Toko Emas 1 2 14 Kaset DVD 1 2 15 Jamu 1 2 16 Tembako 1 2 17 Kembang 1 2 18 Fotokopi 1 2 19 Bahan Pembuat Roti 1 2 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Tabel 3.7 Asal Barang Dagangan di

Pasar Delanggu No Asal Barang Dagangan Jumlah (orang) % 1 Jogjakarta 4 8 2 Solo 7 14 3 Kota Klaten 12 24 4 Boyolali 2 4 5 Karanganyar 5 10 6 Magelang 1 2 7 Klaten 19 38 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Berdasarkan tabel 3.7 maka dapat diketahui bahwa dari data diatas presentase yang paling besar untuk asal

barang adalah dari daerah Klaten sebesar 38% (19 responden). Presentase pada posisi ke dua asal barang dagangan dari daerah Kota Klaten sebesar 24% (12 responden) dan sedangkan presentase pada posisi ke tiga asal barang dagangan dari daerah Solo sebesar 14% (7 responden).

Pada hipotesa 1a. e menyebutkan

sebagian besar barang dagangan dipasar Delanggu besarasal dari Klaten, terbukti.

Pada tabel 3.6 dan 3.7 yaitu

2.

a. Sebagian besar barang elektronik berasal dari Jogjakarta, terbukti. b. Sebagian besar pakaian yang dijual berasal dari Solo, terbukti. c. Sebagian besar sembako yang dijual berasal dari Kab.Klaten Kota, terbukti.

d. Sebagian besar sayuran berasal dari Kab.Karanganyar, terbukti.

e. Sebagian besar alat pertanian berasal dari Kab.Klaten, terbukti. f. Sebagian besar barang makanan berasal dari Kab.Klaten, terbukti.

Tabel 3.8 Pendapatan Penjual atau Pedagang di Pasar Delanggu

No Pendapatan (Rp) Jumlah (orang) % 1 <Rp.1.000.000 21 42 2 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 18 36 3 >Rp. 2000.000 11 22 Jumlah 50 100

Rata – rata Pendapatan Pedagang adalah 1.838.000

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Berdasarkan tabel 3.8 maka dapat diketahui bahwa presentase yang paling tinggi adalah <Rp.1.000.000 sebesar 42% (21 responden). Sedangkan pada presentase yang paling terkecil adalah >Rp. 2.000.000 sebesar 22% (11 responden). Pada pendapatan 1.838 juta rata – rata pedagang los dan adegan atau tleseran.

(11)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 8

Tabel 3.9 Modal Pedagang di Pasar Delanggu No Modal (Rp) Jumlah (orang) % 1 <Rp. 750.000 20 40 2 Rp. 750.000 – Rp.1.750.000 19 38 3 >Rp. 1.750.000 11 22 Jumlah 50 100

Rata – rata Modal dari Pedagang adalah 1.942.800

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Berdasarkan tabel 3.9 maka dapat diketahui bahwa presentase yang paling besar pada modal adalah <Rp. 750.000 sebesar 40% (20 responden). Sedangkan modal yang paling kecil adalah >Rp. 1.750.000 sebesar 22% (11 responden). Dimana modal yang paling besar pada responden pedagang elektronik, emas dan fotokopian. Pada

hipotesa 1a. f menyebutkan sebagian besar pedagang dipasar Delanggu bermodal kecil, terbukti.

Tabel 3.10 Asal Penjual atau Pedagang di Pasar Delanggu No Asal Penjual atau Pedagang Jumlah (orang) % 1 Delanggu 17 34 2 Pakis 6 12 3 Segaran 1 2 4 Sripit 3 6 5 Tlobong 5 10 6 Tegal Gondo 2 4 7 Pedan 1 2 8 Sabrang 4 8 9 Gatak 5 10 10 Wonosari 3 6 11 Kepanjen 1 2 12 Karang 1 2 13 Mendak 1 2 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 1) Berdasarkan tabel 3.10 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas yang paling besar adalah

penjual atau pedagang berasal dari Kelurahan Delanggu sebesar 34% (17 responden). Sedangkan yang lainnya berasal dari luar Kelurahan Delanggu sebesar 66% (33 responden).

Pada hipotesa 1a. g menyebutkan

sebagian besar pedagang berasal dari Kelurahan Delanggu, terbukti.

3.2 Kakarteristik Pembeli

Tabel 3.11 Umur Pembeli Pasar Delanggu tahun 2013 No Umur (Th) Jumlah (orang) % 1 0 – 14 0 0 2 15 – 60 46 92 3 >60 4 8 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2) Berdasarkan tabel 3.11 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas umur pembeli yang paling besar adalah berusia 15 – 60 tahun {produktif} yaitu sebesar 92% (46 responden), Sedangkan pada klasifikasi ke dua adalah berusia >60 tahun {tidak produktif} sebesar 8% (4 responden).

Dilihat dari data tabel 3.12 bahwa perempuan lebih banyak dari laki – laki, Karena perempuan mendominasi untuk berbelanja pada kebutuhan sehari – hari yangt mendorong untuk pergi ke Pasar Delanggu lebih banyak di bandingkan laki – laki. Sedangkan pada pembeli laki – laki lebih sedikit karena mereka lebih ke pekerjaan yang diluar dari Pasar Delanggu ini.

Tabel 3.12 Menurut Jenis Kelamin Pembeli Pasar Delanggu, 2013

No Jenis Kelamin Jumlah orang % 1 Laki – Laki 18 36 2 Perempuan 32 64 Jumlah 50 100

(12)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 9

Tabel 3.13 Jumlah Tanggungan keluarga Pembeli Pasar Delanggu,

2013 No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) % 1 <3 6 12 2 3 – 5 32 64 3 >5 1 2 4 Tidak Ada Tanggungan 11 22 Jumlah 50 100

Rata – rata tanggungan keluarga pembeli adalah 3 orang

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2) Berdasarkan tabel 3.13 diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga yang paling besar pada 3 – 5 dari presentase yaitu sebesar 64% (32 responden) dan pada Tidak Ada Tanggungan dari presentase ke dua yaitu sebesar 22% (11 responden). Sedangkan pada >5 dari presentase terkecil yaitu sebesar 2% (1 responden).

Berdasarkan tabel 3.14 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas yang paling besar adalah pembeli berasal dari Kecamatan Delanggu sebesar 72% (36 responden). Sedangkan yang lainnya berasal dari luar Kecamatan Delanggu sebesar 6% (3 responden). Pada hipotesa 1b. a

menyebutkan sebagian besar pembeli berasal dari Kecamatan Delanggu, terbukti.

Tabel 3.14 Asal Pembeli di Pasar Delanggu

N o

Asal Pembeli Juml ah (oran g) % 1 Delang gu DELAN GGU 5 10 2 Karang 3 6 4 Sabran g 7 14 5 Gatak 6 12 6 Menda k 2 4 7 Kepok 2 4 8 Kepanj en 1 2 9 Tlobon g 2 4 1 0 Krecek 3 6 1 1 Kerron 1 2 1 2 Ngebon g 1 2 1 3 Sripit 2 4 1 4 Sidomu lyo 1 2 36 72 1 5 Bulan WONOS ARI 5 10 1 6 Boto 4 8 1 7 Sukorej o 1 2 1 8 Teloyo 2 4 12 24 1 9 Solo SOLO 1 2 2 0 Pedan PEDAN 1 2 2 4 Jumlah 50 10 0

(13)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 10

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2) Tabel 3.15 Jenis Pekerjaan di Pasar

Delanggu N

o

Jenis Pekerjaan Juml ah (oran g) % 1 Pedagang (Dijual Kembali) 11 2 0 2 Dikonsumsi/dipakai sendiri - Swasta =5 (10%) - Petani =5(10%) - Karyawan =5(10%) -PNS =3 (6%) -Pelajar atau Kuliah =3(6%)

-Ibu rumah tangga =13(26%)

-Guru =1(2% )

36 7

2

3 Tidak ada pekerjaan 4 8 Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2)

Berdasarkan tabel 3.15 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas yang paling besar adalah (dikosumsi atau dipakai sendiri) sebesar 72% (36 responden). Sedangkan untuk (dijual kembali) adalah sebesar 20% (11 responden). Pada hipotesa 1b. b dan c

menyebutkan sebagian besar pembeli pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan menyebutkan sebagian besar pembeli berbelanja untuk kebutuhan sehari – hari (sembako), terbukti.

Tabel 3.16 Frekuensi di Pasar Delanggu No Frekuensi Belanja (Bulan) Frekuensi % 1 <8 26 52 2 8 – 14 23 46 3 >15 1 2 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2) Berdasarkan tabel 3.16 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas yang paling besar adalah

kelas frekuensi terbesar <8 perbulan sebesar 52% (26 responden). Pada kelas frekuensi 8 – 14 perbulan sebesar 46% (23 responden), Sedangkan pada kelas frekuensi terkeci adalah kelas frekuensi >15 sebesar 2% (1 responden).

Tabel 3.17 Alasan Pembeli berbelanja di Pasar Delanggu No Alasan Jumlah (orang) % 1 Lengkap 11 22 2 Murah 19 38 3 Murah dan lengkap 2 4 4 Murah dan dekat 1 2 5 Dekat 7 14 6 Lengkap dan murah 2 4 7 Dekat dan murah 3 6 8 Lengkap dan mampir 2 4 9 Murah dan mampir 2 4 10 Murah dan enak 1 2 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2) Berdasarkan tabel 3.17 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas alasan yang terbesar adalah murah sebesar 38% (19 responden). Alasan ke dua yang paling besar adalah lengkap sebesar 22% (11 responden). Sedangkan pada alasan terkecil adalah murah, dekat dan murah, enak sebesar 2% (1 responden). Pada hipotesa 1b. d

menyebutkan sebagian besar pembeli merasa murah dan lengkap, terbukti.

Tabel 3.18 Kepuasan Pembeli berbelanja di Pasar Delanggu No Kepuasan Berbelanja Frekuensi % 1 Biasa 9 18 2 Lumayan 8 16 3 Puas 33 66 Jumlah 50 100

(14)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 11

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2) Berdasarkan tabel 3.18 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas yang paling puas pembeli adalah sebesar 66% (33 responden). Sedangkan pada kepuasan pembeli yang paling sedikit adalah sebesar 16% (8 responden).

Tabel 3.19 Jenis Barang yang dibeli Pembeli Di Pasar Delanggu No Jenis Barang Jumlah

(orang) % 1 Elektronik 2 4 2 Pakaian 5 10 3 Sembako 8 16 4 Sayuran 8 16 5 Alat – alat Pertanian 2 4 6 Makanan 7 14 7 Aksesoris 2 4 8 Buah 2 4 9 Perak 1 2 10 Bumbu 2 4 11 Daging 3 6 12 Ikan 2 4 13 Beras Dan Pakan Burung 2 4 14 Burung 1 2 15 Alat – alat rumah tangga / jahit 2 4 16 Peralatan dapur 1 1 Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer, 2013 (lamp 2) Berdasarkan tabel 3.19 maka dapat diketahui bahwa presentase dari data diatas yang paling besar adalah pada kebutuhan sehari – hari yaitu sembako sebesar 16% (8 responden) dan sayuran sebesar 16% (8 responden).

Sedangkan pada jumlah jenis barang yang dibeli yang paling sedikit adalah pada barang yang dijual lagi yaitu burung sebesar 2% (1 responden) dan bumbu dapur sebesar 2% (1 responden).

(15)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 12

4. FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN PENJUAL ATAU PEDAGANG DI PASAR DELANGGU

Tabel 4.1 Hubungan Antara Modal dengan Pendapatan Pedagang di Pasar Delanggu Pendapatan Modal < Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000 JUMLAH F % F % F % F % <Rp. 750.000 20 40 - - - - 20 40 Rp. 750.000 – Rp.1.750.000 1 2 18 36 - - 19 38 >Rp. 1.750.000 - - - - 11 22 11 22 JUMLAH 21 42 18 36 11 22 50 100

Sumber : Tabel 3.8 dan 3.9

Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat diketahui bahwa modal dapat berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Delanggu. Penjual atau pedagang yang mempunyai modal besar maka akan lebih besar pula kesempatan untuk mendapatkan pendapatan pedagang yang besar pula. Penjual atau pedagang yang

mempunyai modal adalah < Rp.750.000 sebesar 40% (20 responden). Sedangkan modal yang besar tetapi sedikit yang mencukupi > Rp.175.000 sebesar 22% (11 responden). Pada hipotesa 3 a Semakin

tinggi modal maka semakin tinggi pendapatan pedagang, terbukti.

Tabel 4.2 Hubungan Antara Lama Usaha dengan Pendapatan Pedagang di Pasar Delanggu Pendapatan Lama Usaha < Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000 JUMLAH F % F % F % F % < 15 17 34 - - - - 17 34 15 - 40 4 8 18 36 9 18 31 62 > 40 - - - - 2 4 2 4 JUMLAH 21 42 18 36 11 22 50 100

(16)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 13

Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat diketahui bahwa besar presentase pada lama usaha 15 – 40 sebesar 62% (31 responden) dengan pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 sebesar 36% (18 renponden). Sedangkan pada

posisi terkecil lama uasaha > 40 sebesar 4% (2 responden) dengan pendapatan > Rp.2.000.000 sebesar 4% (2 responden). Pada hipotesa 3 b Semakin

lama usaha berdagang maka semakin tinggi pendapatan pedagang, terbukti.

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang di sampaikan dari bab ke bab diatas sehingga dapat di tarik kesimpulan yang baik pada penelitian ini sebagai berikut bahwa :

1.a. Karakteristik Penjual atau Pedagang di Pasar Delanggu.

 Penjual atau pedagang di Pasar Delanggu mayoritas perempuan 70%.

 Umur dari pedagang sebagian besar (90%) berusia produktif.

 Banyak berpendidikan terakhir adalah SMP atau Sedang.

 Pedagang mengalami cukup lama usaha berdagang 17.8 tahun.

 Barang dagangan sebagian besar besasal dari Klaten.

 Modal pedagang rata – rata Rp.1.942.800.

 Pedagang sebagian besar berasal dari Kelurahan Delanggu.

1.b. Karakteristik Pembeli atau Konsumen di Pasar Delanggu.

 Pembeli rata – rata berasal dari Kecamatan Delanggu.

 Pekerjaan pembeli sebagai ibu rumah tangga.

 Pembeli berbelanja karena kebutuhan sehari – hari.

 Alasan memilih Pasar Delanggu adalah murah dan lengkap. 2. Dari data asal barang dapat diketahui asal barang – barang yang

beredar di Pasar Delanggu sebagai berikut :

- Barang elektronik berasal dari Jogjakarta.

- Pakaian berasal dari Solo. - Sembako berasal dari Klaten

Kota.

- Sayuran berasal dari Karanganyar.

- Alat – alat pertanian berasal dari Klaten.

- Makanan berasal dari Klaten. 3.

- Semakin tinggi modal maka semakin tinggi pendapatan pedagang.

- Semakin lama usaha maka tinggi pendapatan pedagang. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitin ini yang ditulis pada kesimpulan diatas maka dapat memberikan saran yang baik adalah Pada Pasar Delanggu yang strategis dan mengalami renovasi yang baik bagi pedagang maupun pembeli ke Pasar Delanggu untuk berdagang atau berbelanja. Yang paling minus terlihat adalah pada letak parkir sepeda, sepeda montor yang berpencar – pencar dan sedangkan mobil berpakir di depan Pasar Delanggu yang pingkiran jalan raya Solo – Jogjakarta, Sehingga mempunyai kesan yang semrawut. Maka Pasar Delanggu lebih baik membangun lagi parkiran yang jadi satu yaitu sepeda, sepeda montor,tertip dan rapi.

(17)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 14

(18)

Analisis Pasar Delanggu ( Hanif Nur Dafiyanto ) 15

DAFTAR PUSTAKA

Agung Sedayu, 2007. Pola Dristribusi dan Perkembangan Usaha Jasa Penggilian Padi ( HULLER ) Di Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali. Skipsi S-1. Surakarta : Fakultal Geografi UMS

Basu Swasta, 1995. Pengantar Bisnis Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Basalah, 2000. Pasar Tradisional yang dibutuhkan oleh masyarakat indonesi ternyata mengalami masalah untuk berkembang.

Endah Kurniasih, 2007. Analisis Jangkuan Wilayah Pemasaran dan Faktor – Fartor Yang Mempengaruhi Industri Pengolahan Ikan Di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan. Skipsi S-1. Surakarta : Fakultal Geografi UMS

Engel, 1994. Perilaku Konsumen. terjemahan FX Budiyanto. Binarupa Aksara, Jakarta.

Farrah, 2010. Karakteristik Pedagang Pasar Legi Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Skipsi S-1. Surakarta : Fakultal Geografi UMS

Hadi Sabari Yunus, Metode Penelitian Wilayah Kontemporer,Yogyakarta.

Indriastuti Sari Wardani, 2006. Analisis Jangkauan Pelayanan Pasar Gemolong Terhadap Masyarakat Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Skipsi S-1. Surakarta : Fakultal Geografi UMS

Moh.Pabundu Tika,M.M Metode Penelitian Geografi,Bekasi.

Mudradjad Kuncoro. 2008. Strategi Pengembangan Pasar Modern dan Tradisional.

N.Daljoeni, 1997. Distribusi adalah pembagian, sebaran dalam ruang.

Suharyono, 2005. Dasar – Dasar Kajian Geografi Regional, Panida Pengadaan Buku Ajar Gugus Pengembangan Mutu Akademik Pusat Penjamin Mutu Universitas Negeri Semarang Dan Penerbit UPT UNNES Pres.

Nursid Sumaatmadja, 1982. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Tarsito.

Gambar

Tabel 1.3 Tabel Jumlah Pedagang.
Tabel 1.7 Tabel Jumlah Pedagang Pasar Delanggu.
Tabel 3.4 Jumlah Tanggungan  keluarga Pedagang Pasar Delanggu,
Tabel  3.8  Pendapatan  Penjual  atau Pedagang di Pasar Delanggu
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan pemberian iradiasi sinar gamma pada dosis 150 Gy menurunkan diameter kanopi, bobot kelopak bunga, bobot buah, jumlah kelopak bunga per tanaman,

Saran yang dapat diajukan adalah (1) metode resitasi sebaiknya hanya diterapkan pada kelas kecil saja atau kelas yang jumlah siswanya tidak lebih dari 25 karena

Pada tahap persiapan ini, selang(hose)dan gauge pressure harus diperiksa agar tidak terjadi kebocoran refrijeran ke atmosfir. Gunakan gas nitrogen untuk keperluan

Karena permasalahan yang begitu luas maka disini penulis hanya membatasi pada masalah Pengaruh Pengalaman Kerja, pendidikan dan Tingkat Absensi Terhadap Produktifitas Tenaga

Saring Marsudi, S.H., M.Pd., Ketua Program Studi PGSD FKIP UMS, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dengan begitu sabar yang penuh dengan

Penelitian ini bertujuan memandu ancangan kebijakan dalam rangka pemberdayaan hukum sebagai sarana pengintegrasi kepentingan penyelenggara pemerintahan daerah dengan melakukan

Guna membatasi adanya berbagai macam masalah yang timbul dan untuk memecahkannya dengan baik, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah sebagai

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan