PENGEMBANGAN MODEL RPL INFORMASI UNTUK MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MEMILIKI SELF ESTEEM RENDAH
DI SMP NEGERI 3 LUBUK SIKAPING
Opiana1, Yuzarion Zubir2, Rila Rahma Mulyani2
1
Mahasiswa Program Bimbingan Dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by the existence of students who have low self esteem in SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping such as, the existence of learners who feel inferior because in the eyes of the eye by the teacher and his friends, the presence of learners who do not express their opinions. The purpose of this study (1) to know the self esteem picture of class VIII students in SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping, (2) to develop information RPL model to help learners who have low self esteem class VIII in SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping. This research was conducted with quantitative descriptive approach that is using numbers in the presentation of data and analysis, descriptive is research done to know the value of variable about self esteem picture of learners. The sample in this study were 5 students. Research and development method is a method used to produce certain product, which in this research is RPL information module. The results of this study reveal that: 1) The self esteem picture of class VIII students in SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping, with indicators: (a) The individual's significance is in the high category, but found 3 students with low self esteem, (b) The success of others in the high category but there are 2 students who have low self esteem, (c) The strength of individuals in high category (d) Individual performance in high category. (2) Development of information RPL model to help learners who have low self esteem, that is by making a simple module design that its contents RPL information, power point and material to help learners who have low self esteem. Based on the results of research recommendations are expected to school personnel, especially teachers BK to pay more attention.
Keywords: Self esteem, module RPL information
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dimana pendidikan itu sendiri merupakan suatu proses untuk mempengaruhi peserta didik melalui proses belajar dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, dengan demikian dapat menimbulkan perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik, oleh karena itu diharapkan setiap individu memperoleh pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem artinya keseluruhan yang terdiri dari
komponen-komponen yang
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara keseluruhan untuk mencapai tujuan pengajaran dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen itu merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Peserta didik itu sendiri secara etimologi adalah anak yang mendapat pengajaran ilmu, secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga mereka masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktrural proses pendidikan. Sedangkan menurut Arifin (Desmita, 2010: 39) “Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing”. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten
menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Beragamnya tipe peserta didik tentu saja antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain tidak mempunyai pandangan yang sama tentang diri mereka, ada peserta didik yang menilai dirinya secara positif dan sebaliknya ada juga peserta didik yang menilai dirinya secara negatif. Peserta didik pada tingkat Sekolah Menengah Pertama merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Pada masa ini juga peserta didik memahami akan potensi, cita-cita dan mencari tahu jati dirinya. Hal yang menonjol pada periode ini adalah kesadaran yang mendalam mengenai diri (self). Kesadaran ini membuat peserta didik melakukan penilaian atau evaluasi terhadap diri sendiri (self esteem).
Santrock (2007: 183) menjelaskan harga diri (self esteem) yang sering disebut juga sebagai martabat diri (self-worth) atau gambaran-diri (self-image), adalah suatu dimensi global dari diri. Sejalan
dengan itu Santrock (2002: 356) menyebutkan harga diri (self esteem) ialah dimensi evaluatif global dari diri. Harga diri juga diacu sebagai nilai diri atau citra diri. Harper (Oktaviana, 2013: 10) memberikan pengertian tentang harga diri adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan, dan penerimaan orang lain terhadap individu.
Berdasarkan observasi pada 9 Desember 2016 dan proses pelayanan konseling yang telah dilakukan selama Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping, diketahui adanya peserta didik yang memiliki sedikit teman, adanya peserta didik yang menyendiri disekolah adanya peserta didik yang minder karena dipandang sebelah mata oleh guru dan teman-temanya, adanya peserta didik yang melanggar peraturan sekolah atau disiplin sekolah, seperti mengeluarkan baju bagi peserta didik laki-laki, berambut panjang dan bermodel, adanya peserta didik yang memilih teman dalam bergaul maupun di dalam kelas.
Berdasarkan wawancara dengan guru yang mengajar di kelas dan guru BK pada tanggal 10 Desember 2016, adanya peserta didik yang tidak mengekspresikan pendapat terutama ketika ditanya, adanya peserta didik yang menampilkan perilaku mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang akan membuat dia ditegur seperti keluar masuk saat jam pelajaran sehingga guru akan menegurnya, adanya peserta didik yang berbohong kepada guru, adanya peserta didik yang tidak percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya seperti disuruh kedepan kelas untuk menyimpulkan apa yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran,adanya peserta didik yang tidak mengetahui bakat akademik yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang self esteem oleh Junita pada tahun 2014 tentang “Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Peserta Didik di SMPN 10 Padang” yang dilihat dari faktor internal dan ekternal. Variabel dalam penelitian ini dilihat dari faktor internal diantarnya yaitu jenis kelamin, intelegensi, dan kondisi
fisik. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Dengan hasil penelitian bahwa faktor internal yang mempengaruhi harga diri peserta didik dikategorikan sangat banyak yaitu 40,19%. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga diri peserta didik dikategorikan sangat banyak yaitu 24,50%.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sari pada tahun 2016 dengan judul “Penyebab Rendahnya
Self Esteem Peserta Didik kelas VIII
MTsN Salido”. Variabel dalam penelitian ini ada tiga yaitu (1) Tingkat penerimaan, ketertarikan, kasih sayang, dan kehangatan orang tua, dengan kategori kurang sesuai yaitu 5,6%. (2) Tingkat permisif dan hukuman, dengan kategori kurang sesuai yaitu 13,9%. (3) Apakah hubungan orang tua anak demokratis atau otoriter, dengan kategori sangat kurang sesuai yaitu 2,8% dan kategori kurang sesuai 30,6%. Hasil dari penelitian tersebut secara umum berada pada kategori cukup sesuai. Dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya self esteem peserta didik yaitu dipengaruhi oleh pola
pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Okrisal pada tahun 2017, dengan judul penelitian “Kontribusi Self Esteem dan Self
Efficacy terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik di SMK Indonesia Raya Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”. Penelitian menunjukkan gambaran kondisi self esteem peserta didik di SMK Indonesia Raya Batang Anai dalam proses pembelajaran tergolong cukup tinggi, karena dari sebagian besar peserta didik yang dijadikan sampel berada pada kategori tinggi dengan persentase 53,49%. Sedangkan gambaran self
esteem peserta didik pada kategori
sangat rendah dengan frekuensi 0% dan kategori rendah 2,33% dengan frekuensi satu orang.
Berdasarkan hasil dari ketiga penelitian di atas atau penelitian terdahulu, yaitu tentang “Faktor yang mempengaruhi harga diri peserta didik oleh Junita, Penyebab rendahnya harga diri peserta didik oleh Sari dan Kontribusi self esteem dan self efficacy terhadap prestasi belajar peserta didik oleh Okrisal,
dimana adanya kesamaan kasus yang peneliti temukan di tempat penulis melakukan PLBK Sekolah di SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping. Maka penulis ingin memberikan rancangan bantuan terhadap peserta didik tersebut dengan memanfaatkan bimbingan dan konseling yaitu mengunakan layanan informasi yang sekiranya dapat membantu peserta didik yang memiliki self esteem rendah.
Sukardi dan Kusmawati (2008: 61) menjelaskan bahwa layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan kasus tersebut yaitu mengenai “Pengembangan Model
RPL Informasi untuk Membantu Peserta Didik yang Memiliki Self Esteem Rendah”
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1) Untuk mengetahui gambaran self
esteem peserta didik kelas VIII di
SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping. 2) Untuk mengembangkan model
RPL informasi guna membantu peserta didik yang memiliki self
esteem rendah di SMP Negeri 3
Lubuk Sikaping. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu penelitian deskriptif kuantitaif yang bertujuan untuk mengambarkan self esteem peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping. Intrumen
yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian adalah angket. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Program SPSS Versi 22, dan metode penelitian dan pengembangan (R&D) digunakan untuk pengembangan modul RPL Informasi guna membantu peserta didik yang memiliki self esteem rendah.
6
Populasi dalam penelitian berjumlah 169 orang peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuk Sikping yang memiliki self
esteem rendah, sampel diperoleh
berdasarkan hasil pengolahan angket. Teknik analisis data dalam penelitian ini ada 2, yang pertama metode deskriptif kuantitatif untuk mengetahui gambaran self esteem peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping dan yang kedua yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research & Development) mengunakan
langkah-langkah menurut Sugiyono (2014: 298) yang kemudian peneliti modifikasi sesuai kebutuhan yaitu dari 10 langkah menjadi 5 langkah. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdsarkan hasil penelitian dapat digambarkan bahwa self esteem peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping secara umum berada pada kategori tinggi dengan persentase 76,92% dengan rata-rata skor 180,11. Berdasarkan keterangan tersebut dapat di lihat bahwa self
esteem peserta didik kelas VIII di
SMP Negeri 3 Lubuk sikaping dikategorikan tinggi, namun pada indikator keberartian individu terdapat 3 orang peserta didik yang memiliki self esteem rendah dan 2 orang peserta didik dengan self
esteem rendah pada indikator
keberhargaan orang lain. Oleh karena itu masih perlu perhatian dan penanganan dari personil sekolah terutama guru BK, wali kelas dan guru mata pelajaran terhadap kasus tersebut, sehingga peserta didik yang memiliki self esteem yang rendah tersebut bisa memiliki self esteem yang tinggi.
Pengembangan modul RPL informasi untuk membantu peserta didik yang memiliki self esteem rendah, dengan menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sigiyono (2014: 287) yang telah peneliti modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peneliti yaitu dari 10 langkah, namun peneliti hanya melakukan 5 langkah saja yaitu sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adannya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik yaitu dari hasil pengolahan angket self esteem rendah yang telah peneliti
lakukan.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan informasi yang penelitikan yaitu melalui pemberian angket dan pengolahannya.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and
Development bermacam-macam.
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk dalam penelitian ini dalam bentuk modul RPL informasi sederhana dengan materi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki self
esteem rendah.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan
Validasi Desain Revisi Desain Produk Potensi dan Masalah Potensi dan Masalah Desain Produk
kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Dimana untuk melakukan validasi desain dalam penelitian ini, maka peneliti menetapkan 2 orang ahli berdasarkan diskusi dengan pembimbing dan penguji yaitu ahli media dan ahli materi. Berdasarkan hasil validasi ahli media dan ahli materi, maka diperoleh hasil dari ahli media yaitu 65,9% diinterpretasikan dalam kategori baik dan ahli materi 42,5% diinterpretasikan dalam kategori cukup baik.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahnnya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Perbaikan desain dilakukan oleh peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut, yaitu sebuah modul sderhana dengan lampiran cover perbandingan modul sebelum dan sesudah divalidasi.
KESIMPULAN
1. Gambaran kondisi self esteem peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping tergolong tinggi, karena dari sebagian besar peserta didik yang dijadikan populasi berada pada kategori tinggi dengan persentase 76,9%. Sedangkan gambaran self
esteem peserta didik pada setiap
indikatornya sebagai berikut: a) Pada indikator keberartian
individu, self esteem peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 58,6%, kategori sedang 39,6% dan peserta didik yang memiliki self
esteem rendah sebayak 3 orang
dengan persentase 1,8%.
b) Pada indikator keberhasilan orang Lain, self esteem peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 79,9%, kategori sedang dengan persentase 18,9% sedangkan
peserta didik yang memiliki self
esteem rendah sebanyak 2 orang
dengan persentase 1,2%.
c) Pada indikator kekuatan individu, self esteem peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 78,1% dan sedang dengan persentase 21,9%.
d) Pada indikator performansi individu self esteem pesertidik berada pada kategori tinggi dengan persenatse 65,1%, kategori sedang dengan persentase 34,9% dan tidak ditemukan peserta didik yang memiliki self esteem rendah. 2. Pengembangan modul RPL
Informasi untuk membantu peserta didik yang memiliki self esteem rendah di SMP Negeri 3 Lubuk Sikaping.
Pengembangan modul RPL Informasi menggunakan langkah-langkah pengembangan model Sugiyono. Langkah-langkah model Sugiyono ini terdiri dari 10 langkah tetapi karena keterbatasan pengetahuan, waktu dan pengalaman peneliti hanya melakukan 5 langkah saja yaitu:
(1) menentukan potensi dan masalah self esteem, (2) pengumpulan data self esteem rendah, (3) desain RPL Informasi untuk membantu peserta didik yang memiliki self esteem rendah, (4) uji ahli/validasi desain RPL informasi dan langkah terakhir yang peneliti lakukan yaitu (5) revisi desain RPL informasi.
Kekhasan dari model
pengembangan ini adalah dari adanya penemuan suatu kasus self
esteem rendah dapat dibantu
dengan rancangan sebuah modul RPL Informasi sederhana guna untuk membantu mengetaskan kasus tersebut. Dimana modul tersebut telah dilakukan uji validitas oleh 2 orang ahli dan telah dilakukan revisi, maka modul tersebut sudah bisa digunakan. KEPUSTAKAAN
Desmita. (2010). Psikologi
Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Junita, Esa. (2014). Faktor yang
Mempengaruhi Harga Diri
Peserta Didik di SMP
Negeri 10 Padang.
STKIP PGRI Sumbar.
Okrizal. (2017). Kontribusi Self
terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik di SMK
Indonesia Raya Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman. Padang: STKIP
PGRI Sumbar.
Oktaviana, Rina. (2013). Hubungan
Antara Self
Esteem dengan
Kecenderungan Body
Dysmorphic Disorder pada Siswa YPAC Palembang.
Jurnal Psikologi (Vol.7 No.2).
Santrock, J.W. (2002). Life–span
Development (Perkembangan
Masa Hidup). Jakarta:
Erlangga.
Santrock, J.W. (2007). Remaja (Edisi 11 jilid 1). Jakarta: Erlangga. Sari, Viona. (2016). Penyebab
Rendahnya Self Esteem
Peserta Didik Kelas VIII
MTsN Salido Kabupaten
Pesisir Selatan. Padang:
STKIP PGRI Sumbar.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: