BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimana peneliti berusaha mengerti kejadian/fenomena secara alami tanpa ada unsur manipulasi fenomena yang sedang diamati (Crotty 1998;
Hoepfl 1997; Sekaran 2000 dalam Sarosa 2012). Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi deskriptif kualitatif dengan mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yang berlaku dengan cara mencatat, analisis, menginterpretasikan dan
mendeskripsikan kondisi yang sedang terjadi.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk bahasa dan kata-kata, pada suatu konteks tertentu yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010).
Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran perawat dalam pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit Jiwa
Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta. 3.2 Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti
[image:2.516.86.446.182.642.2]misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian (Hamidi, 2005). Dalam penelitian ini unit analisis adalah peran perawat dalam pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta.
Tabel 3.1 Tabel Unit Analisis Penelitian
VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
Peran Perawat Dalam Pelaksanaan
Discharge
Planning
1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider)
- Memberi rasa aman dan kenyamanan bagi pasien.
- Melindungi hak dan kewajiban pasien agar tetap terlaksana dengan seimbang.
- Memfasilitas pasien dengan anggota tim kesehatan lainnya.
- Planning - Organizing
- Actuating - Staffing - Directing - Controlling
3. Pendidik dalam keperawatan (educator) - Wawasan ilmu pengetahuan yang luas - Kemampuan berkomunikasi
- Pemahaman psikologis
- Kemampuan menjadi model/contoh
4. Peneliti dan pengembang ilmu keperawatan.
- Riset keperawatan
3.3 Partisipan Penelitian
Kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Inap RSJD Surakarta
dan memiliki pengalaman kerja minimal lebih dari 3 tahun (Handoko, 2007 dalam Hamida, 2016)
2. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan discharge planning di ruangan (Simamora, 1995 dalam
Khairina, 2013)
3. Perawat yang bersedia menjadi riset partisipan.
Menurut Powell dalam Susanto (2004) tidak ada pedoman
yang paling tepat dalam menentukan jumlah partisipan dalam penelitian kualitatif. Partisipan dalam penelitian adalah perawat di Instalasi Rawat Inap sebanyak 4 orang. Peneliti memilih partisipan sebanyak 4 orang berdasarkan kriteria inklusi yang sudah di
tentukan sampai informasi yang didapatkan menjawab tujuan penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilaksanakan di salah satu ruangan di instalasi rawat inap di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta dalam kurun waktu
sakit, ketentuan yang ada adalah peneliti akan mempresentasikan proposal penelitian. Setelah itu, peneliti menunggu kembali
konfirmasi dari pihak rumah sakit tentang perizinan untuk melakukan penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi partisipan dan wawancara mendalam (indepth
interview). Selain itu, peneliti juga menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang akan dibuat oleh peneliti untuk menggali secara lengkap dan detail tentang peran perawat dalam melaksanakan discharge planning, yang terdiri atas beberapa
pertanyaan. Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah adalah wawancara terencana artinya sudah ada kontrak terlebih dahulu dengan partisipan melalui inform consent. Peneliti mencatat hal-hal yang dianggap penting dan selama proses wawancara akan
dilakukan perekaman dengan tape recorder/handphone. 3.5 Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Dharma Kusuma (2011) menyatakan langkah
yang dilakukan dalam content analysis adalah sebagai berikut: 1. Membuat transkip data
dokumentasi lainnya selanjutnya dibuat menjadi sebuah teks narasi berisi pernyataan partisipan atau catatan hasil observasi.
2. Menentukan meaning unit
Meaning unit berupa kata, kalimat atau paragraf yang
saling berkaitan satu dengan lainnya melalui isinya dan
membantu satu makna. Tidak seluruh pernyataan partisipan yang telah dibuat dalam transkrip mengandung makna sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga harus dipilih beberapa kata, kalimat atau paragraf yang mengandung makna dari
keseluruhan transkip. Data yang tidak relevan dapat dihilangkan tanpa mengurangi makna dari data secara keseluruhan.
3. Meringkas dan mengorganisir data
Pada tahap ini data yang mengandung makna (meaning
unit) diatur dan dikelompokkan sesuai dengan topik. Peneliti
biasanya menemukan jawaban partisipan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya tanpa berurutan. Mengelompokkan dan mengurutkan meaning unit sesuai dengan topik akan
mempermudah peneliti dalam menganalisis data. 4. Melakukan abstraksi data
Abstraksi data yaitu mengelompokkan data yang memiliki makna yang sama kemudian membuat label terhadap data
mengelompokkan beberapa label yang serupa menjadi suatu kategori tertentu serta membuat suatu tema dari beberapa
kategori yang saling berhubungan. Abstraksi data dibagi dalam 3 tahap, yaitu:
a. Coding
Coding adalah membuat label dari data yang memiliki
makna tertentu yang disebut juga sebagai substansive coding. Setiap meaning unit diberi label dengan kode berupa kata atau frase yang dibuat oleh peneliti atau berdasarkan apa yang disampaikan oleh partisipan.
b. Membuat kategori
Setelah membuat label data (coding), peneliti kemudian membuat kategori dari beberapa label. Beberapa kode atau label yang sama dikelompokkan menjadi suatu kategori,
sedangkan beberapa kode lainnya membentuk kategori yang lain pula.
c. Menyusun tema
Satu tema disusun dari beberapa kategori-kategori dalam
kelompok yang sama. Penyusunan tema dari beberapa kategori merupakan tahap akhir dari kegiatan abstraksi data. 5. Mengidentifikasi variabel dan hubungan antar variabel
Tema yang telah teridentifikasi dari kumpulan data dirumuskan dan dikelompokkan menjadi suatu variabel.
Variabel-variabel yang teridentifikasi dari kumpulan tema kemudian dilihat kecenderungan hubungannya secara kualitatif.
6. Menarik kesimpulan
Pada tahap ini peneliti memahami kembali seluruh isi data dan mengidentifikasi benang merah dari kumpulan kategori, tema, hubungan antar tema dan variabel. Pemahaman tentang benang merah ini akan menghasilkan
suatu wawasan baru tentang fenomena yang diteliti. 3.6 Uji Keabsahan Data
Sebuah penelitian perlu memperhatikan kualitas. Dalam mencapai kualitas yang baik, maka penelitian kualitatif perlu
memiliki atribut yang dapat dipercaya (trustworthiness) yang tinggi (Patton, 2001; Seale dan Silverman, 1997; Strauss dan Corbin, 1990; Williamson, 2002 dalam Sarosa, 2012). Sehingga diperlukan uji keabsahan data yang merupakan upaya pemeriksaan terhadap
akurasi hasil penelitian dengan memvalidasi kembali hasil temuan yang diperoleh peneliti.
Teknik yang digunakan dalam uji keabsahan data adalah triangulasi yang dapat yang dapat diartikan sebagai pengecakan
2010). Nasution (2003) menyatakan triangulasi dapat dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data (Moleong, 2009).
Peneliti menggunakan triangulasi sumber dimana membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 2001 dalam Nasution, 2003).
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui gambaran peran perawat dalam memberikan discharge planning di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta. Maka untuk menguji kredibilitas data penelitian, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan
wawancara mendalam (indepth interview), peneliti juga melakukan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian.
Member checking dilakukan dengan membawa kembali
laporan hasil atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema spesifik yang
telah dianalisa peneliti kepada peneliti dan meminta partisipan membaca, mengecek kembali keakuratan transkrip verbatim.
mengubah, menambah atau mengurangi kata kunci atau tema yang sudah diangkat (Creswell, 2010).
3.7 Etika Penelitian
Penelitian adalah upaya untuk menemukan kebenaran. Etika dalam proses penelitian menjadi bagian yang esensial dalam upaya menemukan kebenaran.
Etika didefinisikan sebagai prinsip-prinsip moral yang mengendalikan atau mempengaruhi perilaku. Etika penelitian dapat di definisikan sebagai aplikasi prinsip-prinsip moral ke dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian (Mayer,
2009; Williamson, 2002 dalam Sarosa, 2012).
Dalam penelitiaan kualitatif, etika penelitian berkaitan dengan cara peneliti merumuskan topik penelitian, merencanakan penelitian, mengakses data, mengumpulkan data, menyimpan data,
menganalisis data dan melaporkan secara bertanggung jawab dan bermoral (Saunders, Lewis danThornhill 2007 dalam Sarosa, 2012).
Golden rule adalah prinsip utama dalam prinsip etika adalah
jangan melakukan kepada orang lain apa yang tidak akan anda
lakukan kepada diri anda sendiri (Myers, 2009 dalam Sarosa, 2012).
Secara umum prinsip utama dalam etik penelitian keperawatan (Milton, 1999; Loisella, Profetto-McGgrath, Polit dan
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Penelitian dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Peneliti juga melakukan bebrapa hal yang
berhubungan dengan informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and confidentiality)
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Peneliti meniadakan
identitas subjek, kemudian diganti dengan kode tertentu.
c. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusive-ness).
Menggunakan prinsip keterbukaan bahwa penelitian