31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman&Akbar, 2008:41). Metode dalam
penelitian juga diartikan sebagai suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses
penelitian (Mardalis,2007:24).
Berdasarkan penjelasan diatas, dalam bab ini akan dijelaskan metode penelitian
meliputi: jenis pendekatan, jenis penelitian, unit amatan dan unit analisis, proses
pengumpulan data hingga pengolahan atau analisis data.
3.1 Jenis Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dan pendekatan analisis wacana. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang lebih
menekankan pada interpretatif dan obyektif, sehingga pendekatan kulitatif digunakan
untuk menginterpretasikan secara obyektif mengenai wacana kepemimpinan Ridwan
Kamil dan Ganjar Pranowo dalam tayangan Mata Najwa episode ‘Pejabat Kekinian’.
Pendekatan analisis wacana digunakan untuk menguak wacana kepemimpinan Ridwan
Kamil dan Ganjar Pranowo, untuk itu digunakan dimensi teks analisis wacana kritis
model Van Dijk (Eriyanto, 2007:225), yaitu :
1. Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari
topik/ tema yang diangkat oleh suatu teks.
2. Superstruktur merupakan kerangka suatu teks,seperti bagian pendahuluan, isi,
penutup dan kesimpulan bersifat skematik (bagaimana bagian daan urutan teks
sikemakan dalam keseluruhan teks utuh).
3. Struktur mikro merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari
pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Bersifat semantik
(makna yang ingin ditekankan dalam teks), sintaksis (bagaimana kalimat
dibentuk dan disusun), stilistik (bagaimana pilihan kata yang dipakai), retoris
32
Penelitian terhadap tayangan Mata Najwa episode ‘Pejabat Kekinian’ akan
difokuskan atas tiga struktur teks di atas, yaitu pengamatan terhadap isi tayangan
berdasarkan tema kepemimpinan dan bagaimana tema itu di dukung oleh susunan kata
dan kalimat dalam tayangan tersebut. Alasan peneliti menggunakan analisis wacana
model Van Dijk, karena model Van Dijk juga melihat kognisi sosial unit amatan dan
konteks sosial di mana unit amatan itu muncul. Dari kognisi sosial inilah, Van Dijk
menganalisis bagaimana seseorang mendengar dan membaca keadaan, bagaimana
peristiwa tersebut dimengerti, dimaknai dan ditampilkan dalam pikiran. Sedangkan dari
konteks sosial, menganalisis kondisi sosial atau keadaan politik yang sedang
berkembang di tempat unit amatan berada. Dari kedua inilah, yang akhirnya
membuatnya analisis wacana kritis model Van Dijk paling memenuhi lima karakteristik
analisis wacana kritis untuk penelitian ini.
3.2 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jenis
penelitian deskriptif adalah penelitian secara sistematis tentang fakta – fakta dan fenomena dari obyek yang diteliti (Kriyantono, 2007:69). Jenis penelitian ini tidak
menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan
informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti (Mardalis, 2007:26).
Sesuai dengan penjelasan diatas, jenis penelitian deskripsi digunakan sebagai
proses melihat permasalahan penelitian dengan menggambarkan, menganalisa dan
menginterpretasikan sebuah wacana. Penelitian ini ingin menggambarkan wacana
kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo dalam tayangan Mata Najwa
episode ‘Pejabat Kekinian’ yang ditunjukkan dari kata/ kalimat yang berkaitan dengan kepemimpinan, yang sebelumnya telah dipilah menggunakan teori kepemimpinan
menurut Ordway Tead & George R Terry.
3.3 Unit Amatan dan Unit Analisis
Tahapan penting dalam penelitian adalah mengumpulkan data atau informasi
yang dibutuhkan. Sebelum mengumpulkan data, terlebih dahulu dipilih unit yang akan
33
untuk memperoleh data dalam rangka penggambaran/ menjelaskan tentang satuan
analisis. Unit analisa adalah hakekat dari populasi yang tentangnya hasil penelitian
diberlakukan (Ihalauw,2003:174).
Unit amatan dalam penelitian ini berupa teks dari percakapan-percakapan serta
filler dalam tayangan Mata Najwa episode ‘Pejabat Kekinian’, karena tayangan tersebut
merupakan sumber data dalam penelitian ini. Sedangkan unit analisa penelitian ini
adalah gaya kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo.
3.4 Jenis Data
Jenis data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau
tertulis yang dicermati oleh peneliti, benda-benda yang diamati sampai detail (Arikunto,
2010:22). Dalam penelitian jenis data dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data utama dalam bentuk verbal atau kata – kata yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek
yang dapat dipercaya yang berkenaan dengan variabel penelitian (Arikunto,
2010:22). Data penelitian yang diperoleh langsung dari penelitian ini, yaitu
percakapan dalam tayangan Mata Najwa episode ‘Pejabat Kekinian’, yang akan
dipisahkan menurut kebutuhan penelitian, dalam penelitian ini data yang akan
dipilah terlebih dahulu menggunakan teori kepemimpinan menurut Ordway
Tead & Geoge R Terry, sehingga terlihat percakapan mana yang mengandung
wacana kepemimpinan dan kemudian di analasis menggunakan analisis wacana
kritis Teun A. Van Dijk.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersifat pendukung berupa dokumen-dokumen
grafis, literatur dan benda-benda lain yang memperkaya data primer
(Arikunto,2010:22). Data pendukung yang diperoleh dalam penelitian ini berasal
dari sumber-sumber lain. Diantaranya buku, jurnal ilmiah serta data online lain
yang terkait dengan penelitian wacana kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar
34 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari setting, data dapat
dikumpulkan dengan menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti
(Satori&Komariah,2010:103). Untuk mengumpulkan data primer dan sekunder maka
dilakukan teknik pengumpulan data yakni :
3.5.1. Analisis Teks Media
Metode ini digunakan untuk mendalami langsung materi penelitian atau
sebagai materi untuk memperoleh fakta mengenai obyek yang kemudian
dianalisa (Satori&Komariah,2010:103). Analisis pada penelitian ini akan
berpusat pada percakapan dalam tayangan Mata Najwa episode ‘Pejabat
Kekinian’, dengan menyaring teks yang memiliki topik kepemimpinan
menurut Ordway Tead dan George R. Terry, dan kemudian dianalisa dengan
teori analisis wacana kritis Teun A. Van Djik.
3.5.2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang
(Sugiono,2009:240). Digunakan untuk mendokumentasikan catatan
kehidupan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo sehingga dapat mendukung
data penelitian ini. Data tersebut diambil dari berbagai sumber, seperti
website, blog dan jurnal-jurnal elektronik lainnya.
3.5.3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban
35 3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
wacana Teun A. Van Dijk dengan mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga
dapat didayagunakan dan dipakai secara praktis, atau biasa disebut sebagai model
“Kognisi Sosial”. Penelitian atas wacana tidak hanya didasarkan pada analisis atas teks
semata, tetapi dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Selain itu, Van Dijk juga
melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam
masyarakat dana bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran yang membentuk dan
berpengaruh terhadap teks tertentu.
Dengan menggabungkan definisi bahasa berdasarkan setidaknya tiga pandangan,
yaitu positivisme-empiris, konstruktivisme dan pandangan kritis, wacana model Van
Dijk merangkum model analisis wacananya dengan mengkategorikannya ke dalam tiga
dimensi wacana yang digabungkan ke dalam satu kesatuan analisis, yaitu :
a. Teks
Teun A. Van Dijk membuat kerangka model analisis wacana. Van Dijk
melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, yang
masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga
tingkatan, yaitu :
1. Struktur Makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks
yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana
ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.
2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks bagaimana struktur dan elemen
wacana itu disusun dalam teks secara utuh.
3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan
menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, prafrase yang dipakai
36
Skema penelitian dan metode analisis wacana Van Dijk dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.6.1
Skema Penelitian dan Metode Van Dijk
Struktur Metode
Teks
Menganalisis bagaimana strategi wacana
yang digunakan untuk menggambarkan
seseorang atau peristiwa tertentu.
Bagaimana strategi tekstual yang dipakai
untuk memarjinalkan suatu kelompok,
gagasan atau peristiwa tertentu.
Critical Linguistic
Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisi penulis
dalam memahami seseorang atau oeristiwa
tertentu yang akan ditulis.
Wawancara Mendalam
Konteks Sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang
berkembang dalam masyarakat, proses
produksi dan reproduksi seseorang atau
peristiwa digambarkan.
Studi Pustaka dan Penelusuran Sejarah
(Sumber: Eriyanto, 2001:224)
Struktur atau elemen yang dikemukakan Van Dijk ini dapat digambarkan
37 Tabel 3.6.2.
Struktur Model Analisis Wacana Van Dijk
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema/topikyang
dikedepankan dalam suatu
berita
Bagaimana anak kalimat
(bentuk, susunan) yang
dipilih.
Bentuk Kalimat,
Koherensi, Kata Ganti
Struktur Mikro Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang
38 b. Kognisi Sosial
Van Dijk meneliti teks dari sisi lain yang tidak dilihat oleh penelitian
wacana lainnya, yaitu unsur kognisi sosial, yang meneliti bagaimana suatu teks
diproduksi dengan memperhatikan latar belakang kepercayaan, pengetahuan,
perilaku, norma, nilai dan ideologi yang dianut wartawan sebagai bagian dari
suatu grup. Dalam kerangka analisis Van Dijk, perlu ada penelitian mengenai
kognisi sosial yang meneliti kesadaran mental wartawan, dalam hal karya satra
maka bisa dikatakan kesadaran mental pengarangnya dalam membentuk teks
dalam karyanya. Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi
hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau
menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideology. Untuk membongkar
bagaimana makna tersembunyi dari teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi
dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks
tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa
(Eriyanto, 2001:260).
Dalam hal ini diperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi dan
bagaimana cara ia memandang suatu realitas sosial seingga dituangkan ke dalam
sebuah tulisan tertentu dalam dimensi kognisi sosial yang memiliki hubungan
erat dengan proses pembuatan teks di mana peristiwa atau informasi yang
hendak ditonjolkan, ditutup-tutupi, waktu, kejadian, dan lokasi, keadaan yang
relevan atau perangkat yang dibentuk dalam struktur teks.
c. Konteks Sosial
Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan
konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi, konteks sangat
penting untuk menentukan makna dari suatu tujuan. Konteks sosial berusaha
memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi
pemakaian bahasa.
Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata
39
berkomunikasi suatu acara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan
dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan atau penentang.
Dalam pandangan Van Dijk, teks itu dapat dianalisis dengan
menggunakan elemen tersebut. Untuk memperoleh gambaran dari elemen
struktur wacana (teks) di atas, berikut adalah penjelesan secara singkat :
1. Tematik
Elemen tematik menunjukkan pada gambaran umum dari suatu teks.
Secara harfiah tema berarti “sesuatu yang diuraikan”, yaitu suatu amanat
utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya (Keraf,
1980:107). Tema bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau
yang utama dari suatu teks (Eriyanto, 2001:229).
2. Skematik
Skematik menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun dengan
sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan
masalah, penutup, dan sebagainya. Alur tersebut menunjukkan bagaimana
bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk
kesatuan arti (Eriyanto, 2001:232).
Struktur skematik memberikan tekanan pada bagian mana yang
didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi
untuk menyembunyikan informasi penting.
3. Semantik
Semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan
lingual, baik leksikal (unit semantik terkecil) maupun makna gramatikal
(makna yang terbentuk dari gabungan satuan-satuan kebahasaan) (Wijana,
1996:1).
4. Sintaksis
Menurut Pateda dalam buku Analisis Teks Media yang ditulis oleh
Alex Sobur, secara etimologis, kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani
(sun= ‘dengan’ + tattein= ‘menempatkan’). Jadi secara etimologis berarti
menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau
40
membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Sobur,
2001:80).
5. Stilistik
Stilistik menitikberatkan pada style (gaya bahasa) yaitu cara yang
digunakan pengarang untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan
bahasa sebagai sarana.
6. Retoris
Retoris adalah gaya diungkapkan ketika seseorang berbicara atau
menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik),
atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasive, dan berhubungan
erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak (Sobur,
2001:83-84). Startegi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni
bagaimana pembicara menempatkan atau memposisikan dirinya di antara