• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIVERSIFIKASI PRODUK TEMPE DENGAN INOKULUM Rhizopus sp INDIGENOUS UNTUK PENGEMBANGAN PANGAN FUNGSIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIVERSIFIKASI PRODUK TEMPE DENGAN INOKULUM Rhizopus sp INDIGENOUS UNTUK PENGEMBANGAN PANGAN FUNGSIONAL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

b 9

DMRSIFIKASI PRODUK TEMPE DENGAN INOKULUNI Rhizopus

sp

INDIGENOUS

UNTUK PENGEMBANGAN

PANGAN FTINGSIONAL

Arina Tri Lunggani, Siti Nur Jannaho Budi Rahardjo Lab. Mikrobiologi, Jur. Biologi

Falc MIPA Universitas DiPonegoro

RINGKASAN

12mpe merupakan makanan fermentasi tradi,sional Indonesta yang dibuat dari ketlelai. Mikroorganisme utama yang tligunakan dalam fermentusi tempe adalah Rhizopus spp. Kuitttas tempe ditentukan oleh inokulum (laru-lndonesia) yang digunakan dalam pro.ri, fermentasi. Trluon clari penelitian ini adalah untuk (l). Mengkali teknologi pembiatan timpe berbasis kacang-kacangan non kedelai dengan rnenggunakctn isolat 'Rhizopus

sp iniigenous sebagai liru 1alam pembuatan tempe, (2) Mengetahui nilai gizi dan penitiian organoleptik kinsumen terhadap produk tempe berbasis kacang,-kacangan non kedelei dengan ienggunakan isolat Rhizopus sp indigenous sebagai laru dalam pembuatan tempe. pi'aa penelitian ini tlilakukan pembuatan tempe dengan 'nxenggunakan

S-bahan rlasar, yaitu Kedelai hitam , Bryi I'amtoro , BtTi Kecipir, Kacang I'oli-, dan Kacang Hijau. Tempe berbahan dasar Kedelai Putih digunakan sebagai pembanding. Kanirngan gizi iiuii drrgan analisis proximat yang meliputi: lemak, protein, kirhohidrat,"serai kasar, katlar air dan kaclar abu. (/ji organoleptik iuga 'tlilakukan

terhadap rasa, aroma, tekstur dan kesan. Hasil penelitian menunlukkan bahwa tempe yang ttibuit dengan bahan dasar kacang htlau mempunyai kandungan gizi cukup baik ;iba;tdingkan prirtuk tempe yang lain,dengan nilai gizi meliputi lemlh protein, karbohidrat, serat

^kasar,

kadir air dan kadar abu, yaitu: 0,360'%, 33,81%, 13,8%" 7,g7%, 10,08%, 3,Bo% secara berturut-turut. Sedangkan yang disukai oleh panelis yaitu p,roduk tempe dari bahan dasar kedelai hitam. Isolat Rhizopus sp indigenous yong berhasil dikoleksi mempunyat peluang yang baik untuk digunakan sebagai inokulum tempe.

Kata kunci: tempe, Rhizopus sp, gizi, panganfungsional

PENDAIIULUAN

Dinamika fluktuasi harga kedelai yang terjadi beberapa saat yang lalu ternyata sempat mengancam kesejahteraan rakyat. Tahu dan tempe yang menjadi konsumsi harian sebagian besar rakyat Indonesia nyaris hilang dari pasaran. Hal Ini menyadarkan kita bahwa ketergantungan kita pada produk tersebut sangatlah tinggi, dan diperparah dengan kenyataan bahwa kedelai yang menjadi bahan baku tempe, sebagian besar (60%) merupakan produk imPor.

Telah dipresentasikan

dalam l{prkshop Penelitian Program Eqsili,tasi PgrSyryan

Tinggi itrn nikn^ Provinsi

Jawa Tengah, Bandungan 25 ''26l,November

2008

47/<7arya

a/r*

(2)

Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dibuat melalui proses fermentasi dengan menumbuhkan kapang Rhizopus sp pada substrat kedelai yang telah dikuliti dan dimasak. Tempe merupakan sumber protein nabati yang potensial, karena nilai gizinya seimbang dengan sumber protein hewani. Posisinya sebagai salah satu komoditas pangan fungsional yang akrab dengan konsumennya membuat ketiadaan tempe kedelai di pasaran cukup meresahkan masyarakat.

Fenomena kelangkaan komoditas pangan tersebut harus diwaspadai dan dicari solusinya. Masalah ini sehanrsnya tidak perlu terjadi jika lndonesia sudah melakukan swasembada kedelai atau diversifikasi bahan dasar untuk pembuatan tempe. Diversifikasi pangan merupakan salah satu instrumen penting untuk menguftngi tekanan atas permintaan dan harga pangan.

Di samping itu untuk mendapatkan produk tempe yang berkualitas, ditentukan pula peran inokulum yang digunakan pada proses pembuatannya.Inokulum diharapkan dapat menghasilkan tempe yang berkualitas baik, mempunyai kandungan gizi tinggi dan mempunyai sifat organoleptik yang dapat diterima. Ganjar (1995) menyatakan proses pembuaytan tempe pada umumnya menggunakan inokulum tempe yang biasa disebut sebagai laru. Laru pada umrunnya mengandung Rhizopus oligosporus sebagai kapang utama. Berbagai jenis isolat Rhizopus sp dapat digunakan sebagai laru, misalnya isolat Rhizopus sp yang diisolasi dari alam atau Rhizopus sp indigenous. Isolat Rhizopus sp indigenous yang digunakan dalam penelitian ini adalah Isolat Rhizopus sp.

Diversifikasi dan pengembangan produk tempe non kedelai diharapkan mampu memberikan alternatif pilihan produk pada konsumen. Penggunaan kacang-kacangan non kedelai sebagai bahan baku tempe dengan menggunakan isolat Rhizopus sp indigenous sebagai inokulumnya diharapkan menjadi produk makanan alternatif yang sehat dan dapat mendorong terbentuknya format baru diversifikasi tempe. Berdasarkan hal tersebut timbul permasalahan yaitu bagaimanakah nilai gizi tempe yang dibuat dengan bahan dasarnon kedelai dengan laru isolat Rhizopus sp indigenous.

Telah dipresentasihan dolam Worhshop Hasil Penelitian Progrant Fosilitosi Perguruon Tinggi Diknas Provittsi Jawa Tengah, Bandungan 25 - 26 Novemher 2(N8

(3)

TUJUAIY PENTELITIA}I Penelitian ini bertujuan untuk :

l. Mengkaji teknologi pembuatan tempe berbasis kacang-kacangan non kedelai dengan menggunakan isolat Rhizopus sp indigenous sebagai laru dalam pembuatan tempe.

2' Mengetahui nilai gizi dan penilaian organoleptik konsumen terhadap produk tempe berbasis kacang-kacangan non kedelai dengan menggunakan isolat Rhizopus sp indigenous sebagai laru dalam pembuatan tempe.

Telah dipresentosihan dalom Worhshop Hasil Penelitian Progrmt Fosilitasi perguruon Tinggi Dilnas Prwinsi rawa Tengah, Bandungan 2s - 26 NovembJr 2Ms

(4)

Kacang Tolo, K

BAIIAN DAI\[ METODE

KACAIIG.KACAI\GAN

( Kedelai

Putih,

Kedelai

hitam, Biji Lamtoro, Biji Kecipir,

hijau )

Pembersihan kacang Diseduh dengan air panas & direndam selama semalam. Pencucian kacang Pengukusan

Pendinginan

&

Penirisan

lnokulasi dengan kapang tempe (isolat Rhizopus sp)

Pengemasan Inkubasi pada suhu 30'C selama 48 jam.

ANALISIS KADAR:

r' Protein (Legowo et a1,2005) { Lemak(Legowo et a1,2005), { Karbohidrat

{ Serat Kasar ( Apriyantono, 1989) { Kadm Air (Legowo et a1,2005), ,/ Kadar Abu (Gravimetri)

Kultur murni :

Isolat Rhizopus sp indigenous

I

I

€. Pemeliharaan

I

* Perbanyakan

I

I

Kultur Stok

I

I

+

Kul

I I

I

I

I

* {.

tur Kerja

* Inkubasi

30oC

..?.

Ditambahkan

NaCl O.ES

%

{. Penghitungan

jumlah

spora

Suspensi Spora Penghitungan I spora Pembuatan inokulum

PENGUJIAN

ORGAI\[OLEPTIK

(Soekarto,

1985)

Telah dipresentosikan yk^ workshop Hosil Penetitian Progrutt Fasilitasi perguruon Tinggi Diknas Provinsi Jawa Tengah, Bandungan 2s - 26 Novembir 2Ms

(5)

HASIL DAN PEMBAIIASAN

Tempe merupakan makanan tradisional produk fermentasi kedelai oleh kapang Rhizopus sp kaya nutrisi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia- Kandungan gizi tempe sangat dipengaruhi oleh laru yang digunakan dalam pembuatan tempe. Penelitian ini menggunakan isolat Rhizopa,s sp indigenous untuk pembuatan laru.

5.1. Kandungan Gizi Tempe

Biji kacang-kacangan sebagai bahan baku akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimia selama proses pembuatan tempe, yang disebabkan oleh bahan dasar fisik dan mekanik serta oleh aktivitas mikroorganisme pada waktu perendaman, pemasakan, pengulitan, maupun selama inkubasi (pemeraman). Perubahan-perubahan tersebut justru menghasilkan produk fermentasi (tempe) yang banyak mempunyai keunggulan seperti mudah dicem4 kaya nutrien, dan kandungan senyawa anti-gizi seperti antitripsin dan asam fitat menurun (Pawiroharsono, 1997).

Jenis kapang yang digunakan dalam laru sangat menentukan hasil akhir fermentasi. Setiap jenis kapang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam perh:mbuhan, pembentukan enzim dan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan. Kemampuan kapang yang berbeda mengakibatkan perbedaan jangka waktu fermentasi dan mutu kimiawi tempe yang dihasilkan. Jenis kapang dan waktu pemer:rman menentukan produksi dan aktivitas enzim amilase, lipase dan protease yang akan mencema karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat dalam kedelai, sehingga menentukan mutu gizi tempe yang dihasilkan.

Kualitas nutrisi tempe yang dibuat dengan laru Rhizoprls sp indigenous dapat diamati dari hasil uji proximat terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, kadar air dan kadar abu. Hasil uji proximat tempe dengan berbagai laru Jirunjukkan pada Gambar 5.1.

Telah dipresentasihan dakm Worhshop Husil Penelitian Progrant Fasititosi Perguruan Tinggt Diknos Provinsi Jawa Tengah, Bandungan 25 - 26 November 2008

(6)

6 0 50 { 0 3 0 2 0 l 0 0 s I I

I

I

Biji Biji lamtoro lGcifr

JEI\nS TEMPE

T AIR tr ABU I] LBIAK E SMAT KASAR @ PROTUN I IqRBOHIDRAT i i' l

Gambar 5.1. Diagram batang Hasil uji proximat terhadap tempe dengan laru Rhizopus sp indigenous pada berbagai bahan dasar.

a. Kadar Lemak

Hasil uji kadar lemak menunjukkan bahwa tempe dengan bahan dasar kedelai putih mempunyai kandungan lemak tertinggi (17,6 %) dan terendah terdapat pada bahan dasar i.acang hijau (0,36%) (Gambar 5.1). Kandungan lemak pada produk tempe yang lihasilkan dari semua bahan dasar yang memenuhi persyaratan SNI0l3l44-lgg} adalah :roduk tempe yang berbahan Kacang Hijau, karena SNI 013144-1992 mensyaratkan kadar lemak tempe maksimal l0%. Perbedaan kadar lemak disebabkan oleh perbedaan jenis substrat untuk pembuatan tempe serta dikaitkan dengan kemampuan aktivitas er:p:im

lipase kapang yang yang terkandung dalam laru. Enzim-enzim yang dihasilkan oleh kapang selama proses fermentasi menyebabkan perubahan gizi pada tempe dan perubahan kadar lemak pada tempe terjadi karena aktivitas lipase. Lipase akan menghidrolisis lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol.

Ilasil pengujian kadar lemak pada semua produk tempe sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan dengan bahan dasarnya. Sebagai contoh, kadar lemak kacang hijau adalah sebesar l,36yo, setelah mengalami fermentasi kadar lemak berkurang hingga 0,36 o . Hal ini menunjukkan terdapat penurunan kadar lemak kurang lebih tiga perempat setelah kedelai setelah difermentasi selama 48 jam. Hal ini sesuai dengan Telah dipresentasikan dalant Worhshop Hasil Penelitian Progran Fasilitasi perguruon Tinggi Diknas Provinsi Jowa Tengah, Bandungan 25 - 26 November 200g

Icdelai lcdelai Putih hitsm

Kaceng l(acang Tolo Hijau

(7)

Steinkraus (1996) yang menyatakan lipase Rhizoptts akan menghidrolisis lebih dari sepertiga lemak selama 48 jam fermentasi pada 370C. Kapang Rhizopus mempunyai aktivitas lipolitik yang kuat. sehingga mampu menghidrolisis lemak menjadi asam lemak L'ebas selama fermentasi, walaupun total lemak tidak banyak mengalami perubahan.

Selama fermentasi tempe terjadi perubahan lipid dengan dibebaskannya asam iemak bebas, antara lain palmitat, stearat, olea! linoleat, dan linolenat (Hachmeister & Fung, 1993). Asam-asam lemak ini merupakan asam lemak tidak jenuh yang sangat bermanfaat bagi kesehatan karena menurut asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol pada serum sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh @evlin, 1993 dalamprawiroharsono, 1996)

b. Kadar Protein

Kadar protein dari berbagai bahan dasar menunjukkan bahwa tempe dengan bahan dasar kedelai hitam mempunyai kadar protein tertinggi (4B, gyo) dan terendah terdapat pada bahan dasar kacang hijau (33,9 ya. sNI 013144-1992 dan sII 0271-g0 mensyaratkan kadar protein pada tempe minimum adalah 20o/o, temyata

Iempe yang dihasilkan dalam penelitian ini semua memenuhi standart

semua produk protein yang disyaratkan.

Jenis kapang dapat mempengaruhi hasil fermentasi, karena setiap kapang mempunyai aktivitas enzim yang berbeda. Komposisi laru yang berbedajuga mempengaruhi aktivitas enzim menghidrolisis senyawa-senyawa dalam kedelai menjadi bentuk yang lebih sederhana. Aktivitas enzim pada laru yang menggunakan satu jenis kapang berbeda 'iengan aktivitas enzim pada laru yang menggunakan lebih dari satu jenis kapang. Laru rang digunakan dalam penelitian ini ternyata mempunyai aktivitas proteolitik yang kuat.

Menurut Steinkraus (1933 dalam Prawiroharsono, 1997) kadar protein kedelai sebesar 48,2yo, setelatr fermentasi protein akan mengalami perubahan menjadi bentuk lang lebih sederhana- Perubahan kadar protein terjadi karena aktivitas enzim protease selama proses fermentasi. Aktivitas protease menghidrolisis protein dalam kedelai menjadi asam-asam amino. Hachmeister & Fung (1993) dan Steinkraus (1996) menyatakan bahwa protein kedelai dihidrolisis oleh enzim proteolitik menjadi asam-asam amino bebas, total protein tidak banyak mengalami perubahan, namun jumlah asem Tebh dipresentasihan qt- Worhshop Hosit Penelitian Progront Fosilitosi perguruon Tinggi Dihtos Provinsi Jowa Tengah, Bondungan 2s - 26 Novemir 200s

(8)

3mino bebas meningkat lebih dari 85%. Komposisi asam amino menunjukkan bahwa :empe mempunyai defisiensi asam amino bersulfur terutama methionin (1,25gll69 N), :lamun cukup kaya akan lisin. Apabila tempe dikonsumsi bersama-sama dengan serealia naka efek komplementasi akan diperoleh sehingga nilai biologis protein akan meningkat

Praw i rohars ono, | 997).

c" Kadar Serat Kasar

Serat merupakan bagian makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tidak licerna dalam usus halus. Hasil uji terhadap serat kasar kasar tempe dari bsrbagai bahan :asar tampak pada Gambar 5.1. Kadar serat pada tempe menurut Steinkraus (1983 dalam Prawiroharsono, 1997) adalah sebesar 3,2yo, sedangkan pada penelitian ini tempe yang jihasilkan mempunyai kadar serat berkisar antara 7o/o - 22 % (Gambar 5.1), sehingga Japat dikatakan bahwa kadar serat yang dihasilkan oleh tempe dari berbagai bahan dasar :ada penelitian ini cukup tinggi.

Menurut Erdman & Fordyce (1989) kandungan serat dalam kacang-kacangan :erdiri dari selulosa dan hemiselulosa. Endres (2001) juga menyebutkan adanya pektin Jan lignin dalam serat kedelai. Selulosa merupakan polisakarida yang tidak dapat :ihidrolisis oleh amilase. Hal ini terjadi karena ikatan B 14 rantai D-glukosa pada >elolosa membentuk konformasi melebar dan mengalami pengelompokkan antar sisi 'ehingga membentuk serat yang tidak larut oleh amilase dan hanya larut oleh selulase , Lehninger,1987).

Serat kedelai merupakan komponen karbohidrat yang sulit dicerna. Serat kedelai sangat baik bagi kesehatan dan merupakan nilai tambah bagi konsumen tempe,. Serat dapat mempercepat waktu transit makanan melalui usus sehingga dapat mencegah 'embelit dan mencegatr kanker usus. Serat kedelai juga dapat menurunkan kolesterol rada penderita kolesterol tinggi dengan melakukan diet rendah lemak dan kolesterol ,Heinnermen, 2003).

d. Kadar Karbohidrat

Kadar karbohidrat dari berbagai bahan dasar tampak pada Gambar 5.1. menunjukkan bahwa perubahan karbohidrat selama fermentasi disebabkan oleh aktivitas Telah dipresentasihan dnhmworkhop Hasil Penetitian Progrut Fwilitasi pergww4 Tinggi Diknos Provinsi Jawo Tengah, Bondungan 2s - 26 Novembir 2il)E

(9)

3-z.n amilase. Kapang Rhizopus sp juga menghasilkan enzim amilase yang - : : :h i d ro I i sis karbohidrat menjadi monosakarida,

Kadar karbohidrat tempe pada penelitian ini berkisar antara 5%43 % (Gambar 5.1), ''le:umt Steinkraus (1983 dalam Prawiroharsono, 1997) kadar karbohidrat kedelai

-a'ah

sebesar 28,5yo. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kadar karbohidrat kedelai ::rl tempe. Kaniawati (2003) menyatakan bahwa penurun:rn kadar karbohidrat pada xedelai yang difermentasi terjadi karena adanya penggunaan karbohidrat oleh kapang sebagai sumber karbon dalam metabolismenya.

Menurut Mulyowidarso et al. (1991 dalam Hachmeister, 1993) disakarida dan oiigosakarida utama pada kedelai adalah sukrosa" stakiosa dan rafinosa" dan konsentrasinya menurun sebanyak 84, 65, dan 50o/o berturut-furut selama perendaman. Prawiroharsono (1996) menyebutkan bahwa kedelai mengandung

stakhiosa, rafinosa dan nelibiosa yang tidak dapat dicerna oleh manusia. Ketiga senyawa inif merupakan senyawa antigizi karena tidak dapat dicerna oleh manusia dan menyebabkan efek t-l atulensi (perut kembung).

Fermentasi dapat menurunkan kadar senyawa antigizi tersebut, sehingga efek t'latulensi dapat dikurangi atau dihilangkan. Penurunan kadar stakhiosa, rafinosa dan nelibiosa disebabkan karena bekerjanya enzim invertase yang dimiliki oleh Rhizopus. Ketiga senyawa ini memiliki ikatan a-galaktosidik yang merupakan ikatan antar ealaktosa dan hanya dapat dipecah menjadi monosakarida oleh enzim a-galaktosidase. Stakhiosa dipecah menjadi fruktosa dan maninotriosa oleh enzim invertase menjadi rruktosa dan melibiosa. Maninotriosa dan melibiosa dipecah menjadi glukosa dan salaktosa oleh enzim o-galaktosidase. Sistem pencernaan manusia tidak dapat memeca1 s€nyawa tersebut bila manusia mengkonsumsi

kedelai, sehingga ketiga senyawa tersebut tidak dapat diserap tubuh (Kasmidjo, 1990). Menurunnya kadar stakhiosa" rafinosa dan melibiosa dalam kedelai secara besar-besaran sangat penting dipandang dari sudut gizi karena meningkatkan nilai cernanya (Kasmidjo, 1990; prawiroharsono, 1996).

e. Kadar Air dan Kadar Abu

Hasil uji kadar air pada berbagai bahan dasar menunjukkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada produk tempe dengan bahan dasarkacagg hrjaq , gedangkan kadar Teloh dipresmtasihan

llan volshop Hosil Penelitian Progron Fasilitosi perguraon Tinggl Diknos Provinsl Jawa Tengoh, Bandungon 2s - 2a NovembJr ioat

(10)

:.r'terendah terdapat pada bahan dasar kedelai putih (7,2T)(Gambar 5.1). Kadar air dari

"3empat bahan dasar semuanya di bawah 65Yo,hal ini menunjukkan kadar air tempe dari :ei:aeai bahan dasar telah memenuhi SNI 013144-1992 dan SII 0271-80 yang : : n s 1 aratkan kadar air maksimal pada tempe adalah 65% .

Kadar air pada tempe dapat dipengaruhi oleh waktu fermentasi dan temperarur. Semakin lama waktu fermentasi dan semakin tinggi temperatur maka kadar air akan -makin tinggi. Hal ini disebabkan oleh proses fermentasi kupang dan penguapan yang :eqadi pada saat fermentasi berlangsung. Kelembaban sangat mempengaruhi :em:mbuhan kapang. Kelembaban rendah akan menghambat pertumbuhan kapang. Sebalikny4 bila biji terlalu basah, bakteri akan tumbuh mendahului kapang (Hermana & rarmini, 1996u).

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan. Kadar abu suatu :ahan erat kaitannya dengan kandungan mineral pada suatu bahan yang dibahar (Legowo :-rk. 2005). Kadar abu dari berbagai bahan dasar menunjukkan bahwa kadar abu tertinggi :erdapat pada bahan dasar kedelai hitam (5,73yo), sedang kadar abu terendah terdapat :ada bahan dasar kacang hrjau (3,8%). Kadar abu tempe dari semua bahan dasar : enunjukkan di atas 1,5%6. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 013 14 4-1992 dan SII 027l-i 027l-i rang mensyaratkan bahwa kadar abu maksimum pada tempe adalah sebesar l,syo. :{asil uji proximat terhadap kadar lemak, kadar protein, serat kasar, kadar air dan kadar :bu menunjukkan bahwa tempe dari berbagai bahan dasar mempunyai kandungan gizi

':ng baik karena mempunyai kadar lemak rendah sesuai dengan SNI, kadar air sesuai :engan SNI, kadar karbohidrat dan kadar protein cukup tinggi.

5.2. Uji Organoleptik

Kacang-kacangan sebagai bahan pangan mengandung berbagai senyawa yang

-ngat bermanfaat bagi tubuh, namun tidak semua orang menyukai kedelai terutama langsa lain. Salah satu faktor penghambat kedelai sebagai bahan pangan, terutama untuk rangsa lain adalah aroma kedelai atau "beanyflavor/beany taste". Aroma ini disebabkan rleh adanya senyawa-senyawa volatil dan nonvolatil. Senyaw:Fsenyawa volatil tersebut xrtara lain metana, etan4 n-heksan4 2-propanon, 2-pentanon, 2-heptenal dan 2,4 'Jekadiena, sedangkan senyawa nonvolatil terdiri atas ester karbonil dan asam karbonilat.

Telah dipresmtasihan dakm Workshop Hasit Penetitian Program Fasilitasi perguruon Tinggi Diknas Provinsi Jawa Tengah, Bandungan 25 - 26 November 2Mg

(11)

' r- -r ?.,\i:oDus sp akan mengubah aroma kedelai menjadi aroma khas tempe yang :": ' : :=:-.:i.a illlas dkk., 1977 dalam prawiroharsono, 1996).

-

: lket kesukaan konsumen terhadap suatu produk makanan sangat dipengaruhi :' :P-l:::g3i hal seperti aroma, ras4 dan tekstur produk tersebut. Tingkat kesukaan " '-i--:: terhadap suatu kriteria juga berkaitan dengan proses penginderaan. produk

:-:": ''

-e dibuat dengan berbagai bahan dasar diuji organoleptik untuk mengetahui - ir-ii rsukaafl konsumen terhadap produk tersebut. Pengujian dilakukan terhadap 25 r:'- i ! -reak terlatih, sehingga diharapkan dapat mewakili konsumen. Uji hedonik - :'r' ..rl-r'l terhadap arom4 ras4 tekstur dan kesan. Hasil uji organoleptik dapat dilihat

- : - : - - r m h a r i * t t v s J r L .? { I D Kc&lai Putih Icdelai hil n

Biji Biji lGcifir

I amforo

JEYXS TRIPE

Kacing lGcang Tolo Hjau

-:'-:.:ar 5'1. Rata-rata nilai organoleptik terhadap tempe dengan laru Rhizrp?/s sp indigenous pada berbagai bahan dasar.

ta. -{roma

'q'roma rnerupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesukaan seseorang ::::adap produk yang dikonsumsi. Soekarto (1985) menjelaskan bahwa aroma ctapat : renali oleh indera pembauan apabila aroma mengenai ujung sel-sel olfaktori yang :::letak pada bagian atap dinding rongga hidung. Interaksi antara aroma dan sel-sel . -:aktori akan menjadi rangsangan bau, yang kemudian dfuawa ke pusat syaraf yang ..tan memberikan interpretasi psikologis berupa sikap atau kesan terhadap bau atau l:oma tersebut.

Nilai kesukaan panelis terhadap aroma tempe berkisar antara l-4 (tidak suka sampai :ukup suka). Semakin tinggi tingkat penilaian maka tempe semakin disukai. Berdasarkan

Telah dipresmtasikan dalon Workshop Hasil Penetitian Progrant Fosilitasi perguruon Tinggi Diknus Provinsi Jawa Tengah, Bandungan 2s - 26 NovemoZ, ioot

(12)

*r-r.' j - :ilai rata-rata tertinggi diperoleh pada bahan dasar kedelai putih (4,2) dan - i -:-.-:-=- rerendah pada bahan dasar biji lamtoro (1,2g).

\'le.unlt Supriyanto (1993 dalam Prawiroharsono, 1996) jenis aroma yang - ''i: r-- n-.1331 dipengaruhi oleh jenis mikroorganisme yang digunakan untuk inokulasi f ;- :-:"'":.i ,:ntuk pertumbuhannya. Selain meningkatkan mufu gizi, fermentasi kedelai -:* :'l :r:rle juga mengubah aroma kedelai yang berbau langu menjadi aroma khas i-:': - :nrpe segulr mempunyai aroma lembut seperti jamur, berasal dari aroma - s -::" \apang bercampur dengan aroma yang ditimbulkan karena penguraian lemak :r.- :e:.;uraian protein (Herman4 Karmini & Karyadi, 1996).

- . n - _ -t\-il!{

i'ia suatu makanan sangat menentukan tingkat penerimaan seseorang yang -:*i"'-:sumsinya. Soekarto (1985) menyatakan bahwa rasa makanan yang kita kenal ''-:-- -:3n >ebenarnya bukan satu tanggapan melainkan campuftrn dari tanggapan cicip, ::a- *-1-. :rigeminal yang diramu oleh kesan-kesan lain seperti penglihatan, sentuhan dan :E-:::g3ran. Rasa sangat berkaitan erat dengan indera pencicip. Di permukaan rongga - - -: :*dapat sel-sel peka yang mengumpul membentuk susunan yang disebut puting :'tr'': - : Puting pencicip menerima rangsangan berupa cairan kimia. Cairan perangsang

- =:reisi pori-pori di atas puting pencicip, sehingga merangsang rambut-rambut halus ' ' :ada sel-sel sensorik. Impuls syaraf yang dihasilkan oleh sel-sel sensorik kemudian r -.:--Sr,3,I ke pusat syaraf.

Tempe yang dihasilkan pada penelitian ini mempunyai nilai rasa berkisar antara --r :i:ak zuka sampai cukup suka). Nilai rata-rata rasa tertinggi diperoleh dari produk :-:€ :trbahan dasar kedelai putih (4,3) dan nilai terendah dari produk tempe berbahan :'-.: :i-ji lamtoro. Semakin tinggi tingkat penilaian, maka rasa tempe semakin disukai. ','3:.-rur \lacleod & Ames (1988), senyawa yang berperan terhadap rasa produk dari r;l€.31 terdiri atas senyawa ncnvolatil dan volatil. Senyawa nonvolatil terdiri dari r , r- ttrren derivat lemak, asam phenolic, isoflavon dan gula.

r. Tekstur

Telah dipresentasi*an qI" Workshop Hasil Penelition Program Fasilitasi perguttmn Tinggi Diknas Provinsi rawa Tengah, Bondungan 2s - 26 Novembir 200s

(13)

-311F"e memPunyai tekstur yang lebih lunak daripada kedelai, karena kapang :'* :i: -::'^ernakan matriks diantara sel-sel biji kedelai, sehingga sel terlepas dari

bahan-i',:- :,

'ekitarnya (Hermana et al, 1996). Benang-benang hifa dari kapang yang :emanjang dan menembus kotiledon-kotiledon kedelai akan mengikat biji-biji ' '":': : :en-ladt suafu susunan yang kompak dan padat sehingga dapat diiris (Steinkrausn

:ia'il uji organoleptik terhadap tekshrr tempe menunjukkan rata-rata nilai tekstur -F-*(.'

'r antara I -4 (lunak sampai padat) , semakin tinggi penilaian tekstur, maka tempe :..** a.-: Oadat.

: Ktsan

Kesan merupakan tanggapan panelis terhadap tempe yang paling disukai. Kesan : 1 -: s :erhadap produk ditentukan oleh penerimaan terhadap sifat fisik (tekstur) dan sifat ' - : aroma dan rasa). Nilai kesan tempe dari berbagai bahan dasar berkisar antara l-4

" :-.. suka sampai cukup suka)

\ilai rata-rata kesan tertinggi diperoleh dari produk tempe berbahan dasar kedelai r-i - '1.6) dan nilai terendah dari produk tempe berbahan dasar biji lamtoro.(1,4). >:-:<.n tinggi penilaian terhadap kesan, maka tempe semakin disukai. Berdasarkan rata--'- :1lai kesan diketahui bahwa produk tempe berbahan dasar kedelai putih yang paling : ; -r'::oleh konsumen, sedangkan tempe bahan dasar biji lamtoro paling tidak disukai.

Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap tingkat kesukaan aroma, rasa, tekstur -'- r.3:3n di atas dapat disimpulkan bahwa tempe yang paling disukai oleh panelis !;:-3-"1 temp€ yang dibuat dengan laru Rhizopas sp dengan bahan dasar kedelai putih.

Telah dipresentosihan

ry" Worhshop Easit !"y\tP Progron Fasititasi pergaruon Tinggi Diknas Provinsi Jawa Tengah, Bandungan 2s - 26 Novemblr 2Ms

(14)

d

htlSI}fPLLA}--r::::s,arkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

l r : r - : .

-:'.::rsus sp indigenous dapat digunakan sebagai raru daram pembuatan tempe. - -1 ) ang dibuat dengan Rhizopus sp indigenous dapat menghasilkan produk :::'= dengan kandungan gizi yangcukup baik dan memenuhi persyaratan mutu :3:ipe dari SNI.

?:siuk tempe dari bahan dasar kacang hijau mempunyai nilai gizi yang reratif :::n baik dari produk tempe yang rain, sedangkan yang disukai oreh paneris . =:ru produk tempe dari bahan dasar kedelai hitam.

\" :{:

T:!'th dipresentasihan dalan worhshop Hosil Penelitian progrun Fasilitosi perguruan Tinggi rt*nas Provinsi Jawa Tengah, Bandingan zs - 2a NovembZr ihoa

(15)

- r_FT lR pL'ST..{XA

r- '.:'r. .{. D. Fardiaz. N. L. puspitasari. Sedarnawati. S. Budiyanto. 19g9. petunjuk -.:.:nrorium Analisis pangan. pusat Antar universitas pangan dan Gizi Institut .-:::nian Bogor, Bogor. *lil. AO_AZ.

- -:

'-: - P i997' The Microbial Ecologycal Approach In The Tradisional Fermentation l::cesses. Daram: wuryani a*t-r_eqf ir*grru"gam Industri Makanan Dari '^'::erai' pusritbang Kimia Terapan

Lrpi, Ban;;"*. ri"r. 47-53. I

" -' ''{ i996' Tempe dan Antioksida". Pj;$;k p"lt*grrr-

penyakit Generatif . -';:am:

Sapuan & N. Soetrisno (eds). p"rs" d;"t Tempe Indonesia. yayasan - . e:rpe Indonesi4 Jakarta. Hal. 133-144- - r ''

- -'':'' \{ \{adigan. J. Martinko & J. parker. 2003. Biorogy of Microorganism. 106 !: hentice Hall, Inc, New Jersey . Hal. 624_635.

: -:-

':'' -i \\. & Elizabeth J. F. 19g9. Soy product and The Human Diet. rhe American .' .",L,nal of Clinical Nutrition. a@9j: 725_737.

'::-:' L 1995' The Role of Rhizopus Species For community and Industry.

Indonesian .:

-_,J and Nutrition progresi.2(l): 5l_56.

. R. A. Samson. K. van den Tweel-vermeuren.

A. oetari. I. santoso .2000. P:rgenalan Ka-pang Tropik Umum. Universitas rnJon"riu" Depok. Centraalbureau

' -.:r Schimmelcultures, Netherlands. Yayasa" ourr-i"aonesi4 Jakarta. Hal. 102---=.rr.r. fr-ri K' A. &^D.y.-c. Fung. 1993. Tempeh: A Mord Indigenous Fermented

Made from Soybeans and/or c";i -c*inr. criticar Reviews in ,,

{: c ro b iologt I 9(3): | 62_1 64.

-' - -'TH

"tlii,fi:iat

Kedelai

Bagi Kesehatan

Anda.

prestasi

pustaka

Karaya,

& M' Karmini. 1996". pengembangan Teknorogi pembuatan Tempe. Daram:

,:TJtr,f,

*#?ff f;i:l#"*

iampai

r";;; Indonesia.

iuyu[un

r,,np,

: . \{. 199E. Modern Food Microbiology. sth ial 527-533.

- : s' c J. \!'' Mims & M. Brackweil.

1996.

Introductory

Mycorogy.

4fted. John

,' ei and Sons,

[NC, New york. Hal.127-165.

t

J

, .,:'- :',Tn:.T',?.

Yt:: "f: ! :?by::t s" i"n"r

r, (In

ive

rs

i ty of p oi s tey.

: ,-...:bie at http: iri,*,iv.google.com. Io luni 2007. '! vJ r "'D'Yy'

'' c Shurtreff.

w. r979. the Book of Tempeh.

ii-"a. Harper

and Row pubrisher,

' , : , i \.ork.

H a l .

I 1 7 - 1 2 3 .

ed. Aspen Publishers,

Inc, Maryland.

-::::'

1985. The Microbiology of usar, a Tradisionar Tempe lnocurum.

Asian

Slmposium

o^1y*lulted Soybean

Fermenration.

i*toua. Har. 50-59.

'-'-- :"iai. K. R. 2003. pembuatan

nlbit temp" D.d;

inomrunr campuran

Rhizopus

ciigosporus

L4l dan R. anhizus

-L39'deng;-n".u"g"i Variasi Substrat

Bibit.

Tesis. program sfgi- Biorogi. program r*.u ,*3-u. Institut

ieknotogi

Bandung,

Bandung.

Hal. 76_g0l

Tdth dipresmtasihan datam workhop nasilferyllpn

program Fasilitosi perguruan Tinggi D;.tnas Provinsi Jowa Tengoh, Aondu"gii 25 _ 26 November 200g

Gambar

Gambar 5.1. Diagram batang Hasil uji proximat terhadap tempe dengan laru Rhizopus sp indigenous pada berbagai bahan dasar.

Referensi

Dokumen terkait

Kadar RS paling tinggi pada perlakuan A3B2 sebesar 4,39 dengan formula tepung pisang agung 40 g dan pisang masak agung 180 g, hal ini diduga formula bubur

Berdasarkan hasil organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) makanan formula yang paling banyak disukai adalah P1 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,