• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, DISCLOSURE, PERKARA PENGADILAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, DISCLOSURE, PERKARA PENGADILAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2015)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

120 PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, DISCLOSURE, PERKARA PENGADILAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCEN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2015)

Ana Rahmawatul Faizah 213.08.2.0081

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang Jl. Mayjend. Haryono 193 Malang 65144

Telp. (0341) 551932, 551822 Fax. (0341) 552249, HP. 085790962557 Email: anafaizah307@gmail.com

Abstraksi

A going concern audit opinion is a modified audit opinion given by the auditor if there is any doubt as to the viability of the enterprise within a reasonable period of time, not later than one year from the date the financial statements are being audited. Many cases of bankruptcy of the entity due to failure of auditors in assessing the company's ability to sustain its business motivate researchers to conduct this research. The purpose of this research is to analyze the influence of financial distress, disclosure, court case and audit opinion of previous year to going concern audit opinion on manufacturing company listed on BEI year 2012-2015.

Methods in the sampling using purposive sampling and using logistic regression as a test tool research. The population used is manufacturing companies listed on the BEI 2012-2015. The sample of this research as many as 20 companies and due to menggunkan time span peneiltian 4 years then the number of samples there are 80 samples.

The results of this study indicate that: (1) financial distress has a negative and significant effect on the going concern audit opinion, with a significance level of 0.017 <α 0.05. (2) disclosure has no significant effect on going concern audit opinion. With a significance level of 0.575> α 0.05. (3) the court case does not have a significant effect on going concern audit opoini, with a significance level of 0.977> α 0.05. (4) the previous year's audit opinion had no significant effect on going concern audit opinion, with significance level 0,796> α 0,05.

Keywords: going concern audit opinion, financial distress, disclosure, court case, the audit opinion of previous year.

(2)

121 BAB I

1.Latar Belakang

Banyak perusahaan yang mengalami keterpurukan dan tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Padahal kelangsungan hidup suatu perusahaan merupakan salah satu alasan investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, auditor mempunyai peranan yang penting sebagai perantara akan kepentingan investor maupun kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Going concern (kelangsungan hidup berkelanjutan) merupakan salah satu asumsi dasar yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan (Ginting, 2014). Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan seorang manajer untuk mengolah perusahaan tersebut agar dapat tetap bertahan. Ketika suatu perusahaan mengalami suatu permasalahan keuangan (financial distress). kondisi perusahaan dengan kondisi kinerja keuangan yang baik maka kemungkinan kecil perusahaan tersebut akan mendapat opini going concern dari auditor. Disclosure adalah pengungkapan atau penjelasan, pemberian informasi positif atau pun negatif oleh perusahaan yang berpengaruh atas suatu keputusan para stakeholder untuk melakukan investasi pada perusahaan. Arens (1997) dan SPAP (2011) menyatakan salah satu kondisi atau peristiwa yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan adalah perkara pengadilan atau gugatan hukum yang dijalani oleh perusahaan. Faktor lain yang menentukan auditor dalam mengungkapkan opini audit going concern yaitu opini audit pada tahun sebelumnya. Perusahaan yang menerima opini modifikasi keberlangsungan usaha pada tahun sebelumnya dijadikan pertimbangan yang penting oleh auditor untuk mengeluarkan opini padatahun selanjutnya (Setyano et al. 2006).

2.Rumusan Masalah

1. Apakah financial distress berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern ?

(3)

122 2. Apakah disclosure laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern ?

3. Apakah perkara pengadilan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern ?

4. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern ?

3.Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh financial distress terhadap opini audit going concern.

2. Untuk menganalisis pengaruh disclosure terhadap opini audit going concern.

3. Untuk menganalisis pengaruh perkara pengadilan terhadap opini audit going concern.

4. Untuk menganalisis pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern.

4.Manfaat

1. Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan dengan auditing, khususnya dalam bidang keputusan opini audit.

2. Bagi auditor, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dapat menyediakan jasa audit yang berkualitas serta diharapkan dapat membantu dalam menganalisis faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

BAB II

1.Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Amiruddin (2013) yang berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian yang

(4)

123 menggunakan variabel dependen opini audit going concern dan variabel independen debt default, kualitas auditor dan opini shopping. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt default berpengaruh positif secara statistik terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan kualitas auditor dan opini shopping berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Penelitian yang dilakukan Ekayani (2013) yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2011”. Penelitian ini menggunakan variabel dependen opini audit going concern dan variabel independen pertumbuhan perusahaan, leverage, penerimaan opini audit going concern tahun sebelumnya dan auditor client tenure. Hasil analisis diketahui bahwa pertumbuhan perusahaan dan auditor client tenure berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan leverage dan opini audit going concern tahun sebelumnya secara signifikan berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

2.Tinjauan Teori 1. Opini Audit

Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini Audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens (1996) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.

2. Going Concern

Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan. Going concern dapat diinterpretasikan dalam dua hal, pertama adalah going concern sebagai konsep dan kedua adalah going

(5)

124 concern sebagai opini audit. Sebagai konsep, istilah going concern dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka panjang. Sebagai opini audit, pemberian opini audit going concern menunjukkan auditor memiliki kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan melanjutkan usahanya di masa mendatang.

3.Opini Audit Going Concern

Penerbitan opini audit going concern ini sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi, karena ketika seorang investor akan melakukan investasi perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terutama yang menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

4.Financial Distress

Financial distress adalah suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak memadai untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancar (seperti hutang dagang atau beban bunga) dan perusahaan terpaksa melakukan tindakan perbaikan.

5.Disclosure

Disclosure adalah pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan, yang nantinya informasi yang diungkapkan akan digunakan sebagai pertimbangan oleh pada investor dan pengguna informasi lainnya untuk melakukan investasi kepada perusahaan.

6.Perkara Pengadilan

Arens (1997) dan SPAP (2011) menyatakan salah satu kondisi atau peristiwa yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup

(6)

125 perusahaan adalah perkara pengadilan atau gugatan hukum yang dijalani oleh perusahaan.

7.Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit pada tahun sebelumnya akan menjadi pertimbangan bagi auditor dalam memberikan opini audit going concern lagi pada tahun selanjutnya. Mutchler (1984) mengungkapkan apabila perusahaan mendapatkan opini audit going concernpada periode sebelumnya, maka akan sangat memungkinkan bagi perusahaan untukmendapatkan kembali opini audit going concern pada periode tahun yang sedangberjalan.

3.Kerangka Konseptual

4.Hipotesis Penelitian

H1 : Financial distress berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern

H2 : Disclosure laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern

H3 : Perkara pengadilan berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern

H4 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaanopini audit going concern.

(7)

126 BAB III

1.Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel independen yaitu financial distress, disclosure, perkara pengadilan dan opini audit tahun sebelumnya teradap variabel dependen yaitu opini audit going concern. Lokasi penelitian di Galeri Investasi Universitas Islam Malang untuk mengambil data perusahaan. Peneltian ini dilakukan mulai bulan November 2016 sampai Juni 2017.

2.Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan pendekatan purpostive sampling. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2015. 2. Menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode 2012-2015.

3. Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurang-kurangnya dua periode pelaporan keuangan selama periode penelitian 2012-2015.

4. Perusahaan yang tidak mengalami delisting selama periode 2012-2015. 3.Definisi dan Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dependen pada penelitian ini adalah opini audit going concern dan variabel independen adalah financial distress, disclosure, perkara pengadilan dan opini audit tahun sebelumnya.

2.Variabel Dependen

(8)

127 Opini audit going concern merupakan opini audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atas kelangsungan hidup perusahaan. Variabel ini diukur dengan variabel dummy bila perusahaan menerima opini going concern diberi nilao 1 dan bila menerima opini non going concern diberi nilai 0 (Junaidi dan Hartono, 2010).

3.Variabel Independen a. Financial distress

Financial distress diukur menggukan Z score formulasinya adalah Z’ = 0.717Z1 +0.874Z2 + 3.107Z3 + 0.420Z4+ 0.998Z5 Dalam hal ini:

Z1 = net working capital/ total assets Z2 = retained earnings/ total assets

Z3 = earnings before interest and taxes/ total assets Z4 = book value of equity/ book value of debt Z5 = sales/ total assets

b. Disclosure

Variabel ini diukur dengan indeks, indeks pengungkapan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Disclosure Level = Jumlah skor disclosure yang dipenuhi Jumlah skor maksimum

Semakin tinggi disclosure level yang dihasilkan perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang tersedia.

c. Perkara pengadilan

Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan yang diteliti sedang menjalani perkara hukum, diberikan kode 1. Jika perusahaan tidak sedang menjalani perkara hukum, diberikan kode 0. Perkara

(9)

128 pengadilan yang sedang dijalani oleh perusahaan dapat dilihat pada catatan atas laporan keuangan.

d. Opini audit tahun sebelumnya

Variabel ini menggunakan variabel dummy, 1 jika opini audit tahun sebelumnya opini audit going concern dan 0 jika opini audit tahun sebelumnya opini audit non going concern.

4.Metode Analisis Data

Metode analisis data ini menggunakan statistik deskriptif dan regresi logistik dengan menilai keselurhan model, menilai kelayakn model regresi, koefisen determinan dan pengujian hipotesis.

BAB IV

1.Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2015. Sedangkan sampelnya adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam perusahaan-perusahaan manufaktur dengan metode purposive sampling.

Berikut keterangan mengenai sampel penelitian: Tabel 4.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

Keterangan Jumlah Akumulasi

Populasi Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2012-2015

(10)

129 Kriteria Sampel :

1. Tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode 2012-2015

2. Tidak mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurang-kurangnya dua periode penelitian selama tahun 2012-2015

3. Mengalami delisting selama periode 2012-2015 (40) (78) (5) (103) (25) (20)

Jumlah Sampel Perusahaan 20

Tahun Penelitian 2012-2015 4

Jumlah Sampel Perusahaan Total Selama Periode 80

2.Hasil Uji Analisis Data Penelitian a. Statistik deskriptif

Tabel 4.2

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa variabel opini audit going concern menunjukkan nilai minimum 0,00 sedangkan nilai maksimum 1,00 rata-rata sebesar 0,5875 dan standar deviasi 0,49539. Dengan nilai rata-rata sebesar 0,5875 menunjukkan bawah 80 perusahaan terdapat 47 perusahaan mendapatkanopini audit going concern dan 33 perusahaan mendapatkan opini audit non going concern. Variabel financial distress menunjukkan nilai minimum 0,00 nilai maksimum 1,00 rata-rata sebesar 0,5625 dan standar deviasi 0,49921.

(11)

130 Variabel disclosure menunjukkan nilai minimum 0,81 nilai maksimum 0,97 rata-rata sebesar 0,9020 dan standar deviasi 0,05038. Nilai minimum dan maksimum dibawah 1 menunjukkan bahwa sampel penelitian belum ada yang menyajikan pengungkapan secara sempurna sesuai dengan disclosure item.

Variabel perkara pengadilan menunjukkan nilai minimum 1,00 nilai maksimum 4,00 rata-rata sebesar 2.3875 dan standar deviasi 1,20646. Variabel opini audit tahun sebelumnya menunjukkan nilai minimum 9,27 nilai maksimum 17,18 rata-rata sebesar 13,7519 dan standar deviasi 2,60196.

b. Menilai kelayakan model regresi

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Hosmer dan Lemeshow menunjukkan nilai Chi-square sebesar 1,387 dengan signifikansi sebesar 0,994. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

c. Menilai keseluruhan model

(12)

131 Tabel 4.5

Nilai -2 LogL pertama sebesar 108,441, dan -2LogL kedua menunjukkan angka 14,836, atau terjadi penurunan nilai -2LogL sebesar 93,661. Penurunan nilai -2LogL ini dapat diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke dalam model dapat memperbaiki model fit

d. Koefisien Determinasi

Tabel 4.6

Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,922 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar

(13)

132 92,2 persen, sedangkan sisanya sebesar 7,8 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian.

e. Uji Hipotesis

Tabel 4.7

Dari pengujian persamaan regresi logistik di atas maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut :

OGC=9,798 + -2,077 (FD) + -8,810 (DISC) + -0,019 (ADIL) (sig 0,017) (sig 0,575) (sig 0,977) + 0,076 (AUD)

(sig 0,796)

Pembahasan hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh financial distress terhadap penerimaan opini audi going concern Variabel financial distress secara statistik menunjukkan nilai wald sebesar 7,576 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017, pada tingkat signifikan 0,017 (<0,05) menunjukkan bahwa hipotesis ini dapat diterima dan nilai beta sebesar -2,077 diperoleh bukti empiris bahwa financial distress perusahaan yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan Z Score Revised Altman berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

2. Pengaruh disclosure terhadap opini audit going concern

Variabel disclosure menunjukkan nilai wald sebesar 0,315 dengan tingkat signifikansi (p-value) sebesar 0,575 > 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar

(14)

133 dari α = 0,05 maka hipotesis ke-2 ditolak. Dari nilai beta sebsar -8,810 sehingga hasil dari penelitian ini terbukti bahwa disclosure berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap opini audit going concern.

3.Pengaruh perkara pengadilan terhadap penerimaan opini audit going concern Variabel perkara pengadilan menunjukkan nilai wald sebesar 1,858 dengan tingkat signifikansi (p-value) sebesar 0,977 > 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis ditolak. Dari nilai beta sebesar -0,019 sehingga hasil dari penelitian ini terbukti bahwa perkara pengadilan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap opini audit going concern.

4.Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern

Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan nilai wald sebesar 1,067 dengan tingkat signifikansi 0,796 yang lebih besar dari 0,05 sehingga H4 dapat ditolak. Hasil pengujian terhadap hipotesis tersebut diperoleh bukti empiris bahwa opini audit tahun sebelumnya secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

BAB V 1.Simpulan

Beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan menerima opini audit going concern yaitu financial distress, disclosure, perkara pengadilan dan opini audit tahun sebelumnya. Berdasarkan analisis data terhadap 80 sampel dan menggunakan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5% maka dapat diambil kesimpulan bahwa finacial distress berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017 (<0,05). Disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan tingkat signifikansi 0,575 > 0,05. Perkara pengadilan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan tingkat signifikansi 0,977

(15)

134 > 0,05. Opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern dengan tingkat signifikansi 0,796 > 0,05.

2.Saran

Dengan berbagai telaah dan anlisa yang dilakukan serta berdasarkan keterbatasan-keterbatasan penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan populasi seluruh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk penelitian berikutnya dapat menambah tahun pengamatan penelitian dalam yaitu lebih dari 4 tahun sehingga dapat melihat kecenderungan penerimaan opini audit going concern dalam jangka panjang.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel-variabel lain yang dianggap mempengaruhi opini audit going concern baik itu rasio keuangan dan faktor non keuangan.

Daftar Pustaka

Ginting, Suriani, 2014, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Volume 4 No. 02. 111-120.

Arens dan Loebecke. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Auditing : A Journal of Practice & Theory. Fall. pp. 30 – 49.

Setyarno, Eko B., I. Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern. Paper disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.

Amiruddin. 2013, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

(16)

135 Efek Indonesia. Jurnal Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Surakarta.

Ekayani. 2013. “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. Vol. 3, No. 3 Desember 2013

Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. 2010. “Faktor Non- Keuangan pada Opini Going Concern”, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

Referensi

Dokumen terkait

Malcollm Brownlee yang dikutip oleh Inu Kencana Syafiie, menerangkan bahwa etika, moral, atau akhlak dalam Islam itu adalah berbuat baik, seperti menolong, mencintai,

Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau

Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berani  bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkanc. oleh mikobakterium

Daerah rawan longsor bisa terjadi karena kemiringan lereng yang besar, lereng gundul, laju erosi besar, atau infiltrasi besar. Daerah rawan longsor dapat dicegah melalui

spektroskopi inframerah (FTIR) merupakan metode yang menjanjikan yang mampu menganalisis adanya senyawa pemalsu dalam minyak buah alpukat secara cepat, akurat, dan terpercaya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh atribut ekstrinsik dan intrinsik produk serta sikap menolak resiko terhadap niat beli dan perasaan paska beli sepatu

Sebelum dilakukan pemberdayaan wartawan siswa dalam pembuatan majalah sekolah, siswa-siswi telah memiliki media untuk menyalurkan bakat menulis mereka melalui majalah

Analisis biaya dilakukan dengan menggunakan pendekatan Time Driven Activity Based Costing (TDABC) untuk mengalokasikan biaya dari departemen pembantu ke program studi