PENG ARUH KONSENTRASI KALSIUM KLORIDA (CaCl2) DAN JENIS P ATI SEB AG AI B AHAN EDIBLE COATING TERHADAP
PENGHAMB ATAN CHILLING INJURY TOMAT CHERRY (Lycopersicon esculentumMill)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat SidangTugasAkhir Program Studi Teknologi Pangan
Oleh:
RizkaSitiFauziyyah 13.302.0134
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
PENG ARUH KONSENTRASI KALSIUM KLORIDA (CaCl2) DAN JENIS P ATI SEB AG AI B AHAN EDIBLE COATING TERHADAP
PENGHAMB ATAN CHILLING INJURY TOMAT CHERRY (Lycopersicon esculentumMill)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknologi Pangan
Oleh :
RizkaSitiFauziyyah 13.302.0134
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix ABSTRAK ... x ABSTRACT ... xi I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.5. Kerangka Pemikiran ... 5
1.6. Hipotesis Penelitian ... 7
1.7. Tempat dan Waktu Penelitian ... 8
II TINJAUAN PUSTAKA ... 9 2.1. Tomat Cherry ... 9 2.2. Edible Coating ... 15 2.3. Umbi- umbian ... 18 2.3.1. Ubi Jalar ... 18 2.3.2. Ubi Kayu ... 20 2.3.3. Ubi Ganyong ... 22
2.4. Pati... 24
2.5. Kalsium Klorida ... 26
2.6. Chilling Injury ... 27
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 30
3.1. Bahan dan Alat ... 30
3.1.1. Bahan yang Digunakan ... 30
3.1.2. Alat yang Digunakan ... 30
3.2. Metode Penelitian ... 30
3.2.1. Penelitian Pendahuluan ... 31
3.2.2. Penelitian Utama ... 31
3.3. Prosedur Penelitian... 36
3.3.1. Proses Pembuatan Pati Pada Penelitian Pendahuluan ... 36
3.3.2. Proses Pembuatan Larutan Kalsium Klorida ... 39
3.3.3. Proses Pembuatan Edible Coating ... 39
3.3.4. Proses Edible Coating Pada Tomat Cherry ... 40
3.4. Jadwal Penelitian ... 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1. Penelitian Pendahuluan ... 46
4.2. Penelitian Utama ... 47
4.2.1. Respon Kimia ... 47
4.2.1.1. Analisis Vitamin C ... 47
4.2.1.2. Analisis Total Padatan Terlarut ... 52
4.2.2. Respon Fisik ... 57
4.2.2.1. Analisis Susut Bobot ... 57
4.2.2.2. Analisis Kekerasan ... 62
4.2.3.1. Warna ... 64
4.2.3.2. Penampakan ... 68
V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1. Kesimpulan ... 72
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan Nilai Gizi dan Kalori Pada Buah Tomat per 100 gram ... 15
2. Komposisi Gizi Ubi Jalar Putih dalam 100 gram ... 20
3. Komposisi Gizi Ubi Kayu dalam 100 gram ... 22
4. Komposisi Gizi Ubi Ganyong dalam 100 gram ... 24
5. Rancangan Acak Kelompok Faktorial 3x4 ... 32
6. Denah (layout) Rancangan Percobaan Faktorial 3x4 ... 33
7. Analisis Variasi (ANAVA) ... 34
8. Skala Nilai Uji Hedonik ... 35
9. Hasil Analisis Pendahuluan Warna Pati Ubi ... 46
10.Pengaruh Jenis Pati Sebagai Bahan Edible Coating Terhadap Kadar Vitamin C Buah Tomat Hari Ke 5 ... 49
11.Pengaruh Jenis Pati Sebagai Bahan Edible Coating Terhadap Kadar Vitamin C Buah Tomat Hari Ke 10 ... 50
12.Pengaruh Jenis Pati Sebagai Bahan Edible Coating Terhadap Kadar TPT Buah Tomat Hari Ke 5 ... 52
13.Pengaruh Jenis Pati Sebagai Bahan Edible Coating Terhadap Kadar TPT Buah Tomat Hari Ke 10 ... 55
14.Pengaruh Interaksi Terhadap Susut Bobot Buah Tomat Hari Ke 5 ... 58
15.Pengaruh Interaksi Terhadap Susut Bobot Buah Tomat Hari Ke 10 ... 60
16.Pengaruh Interaksi Terhadap Warna Buah Tomat Hari Ke 5 ... 65
17.Pengaruh Interaksi Terhadap Warna Buah Tomat Hari Ke 10 ... 67
18.Pengaruh Interaksi Terhadap Penampakan Buah TomatHari Ke 5 ... 69
19.Pengaruh Interaksi Terhadap Penampakan Buah Tomat Hari Ke 10 ... 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Buah Tomat Cherry ... 12
2. Perbandingan Tingkat Kematangan Tomat Berdasarkan Warna ... 14
3. Ubi Jalar Putih ... 19
4. Ubi Kayu ... 21
5. Ubi Ganyong ... 23
6. Struktur Amilosa dan Amilopektin ... 25
7. Diagram Alir Pembuatan Pati Ubi Jalar, Ubi Kayu dan Ganyong ... 43
8. Diagram Alir Pembuatan Larutan Kalsium Klorida (CaCl2) . 44 9. Diagram Alir Pembuatan Edible Coating ... 44
10. Diagram Alir ProsesEdible CoatingPada Tomat Cherry ... 45
11. Grafik Kadar Vitamin C Buah Tomat Ha ri ke 5 dan Hari ke 10 ... 51
12. Grafik Kadar Total Padatan Terlarut Buah Tomat Hari ke 5 dan Hari ke 10 ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Formulir Pengujian Organoleptik Penelitian Pendahuluan .... 80
2. Prosedur Analisis Vitamin C ... 81
3. Prosedur Analisis PadatanTerlarut ... 83
4. Prosedur Analisis Susut Bobot ... 84
5. Prosedur Analisis Kekerasan... 84
6. Formulir Pengujian Organoleptik Penelitian Utama ... 86
7. Hasil Analisis Respon Organoleptik Penelitian Pendahuluan, 87 8. Hasil Analisis Vitamin C ... 94
9. Hasil Analisis Total Padatan Terlarut ... 102
10. Hasil Analisis Susut Bobot ... 112
11. Hasil Analisis Kekekrasan ... 126
12. Hasil Analisis Respon Organoleptik Penelitian Utama ... 140
ABSTRAK
Penanganan pasca panen produk hortikultura sangat be rpengaruh terhadap mutu produk. Suhu penyimpanan menjadi salah satu faktor penting untuk mempertahankan mutu suatu produk pangan terutama pada buah dan sayur agar tetap segar selama disimpan. Penyimpanan dingin dimaksudkan untuk menurunkan suhu produk sehingga akan memperlambat laju respirasi sebelum dilakukan penanganan pascapanen lanjutan. Penyimpanan dengan suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan chilling injury. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjaga kualitas buah tomat selama penyimpanan dingin dengan perendaman kalsium klorida(CaCl2) dan edible coating.
Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari dua bagian yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menentukan suhu dan waktu pengeringan pati. Penelitian utama menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola fak torial 3x4 dengan ulangan sebanyak 2 kali. Faktor pertama yaitu konsentrasi kalsium klorida yang terdiri dari 3 taraf a1 (1%), a2 (2%) dan a3 (3%). Faktor kedua yaitu jenis pati sebagai bahan edible coating yang terdiri dari 4 taraf b1 (tanpa edible coating), b2 (pati ubi jalar), b3 (pati singkong) dan b4 (pati ganyong). Respon penelitian utama meliputi respon kimia (kadar vitamin C dan total padatan terlarut), respon fisik (susut bobot dan kekerasan) dan respon organoleptik (warna dan penampakan).
Hasil penelitian pendahuluan diperoleh suhu 60°C dan waktu 5 jam yang terbaik untuk pengeringan pati. Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa faktor konsentrasi kalsium klorida (A) berpengaruh terhadap warna dan penampakan baik pada hari ke 5 maupun hari ke 10. Faktor jenis pati sebagai bahan edible coating (B) berpengaruh terhadap kadar vitamin C, kadar total padatan terlarut, susut bobot, warna dan penampakan pada hari ke 5 dan hari ke 10. Faktor interaksi konsentrasi kalsium klorida dna jenis pati sebagai bahan edible coating berpengaruh terhadap susut bobot, warna danpenampakan pada hari ke 5 dan hari ke 10.Pati Ganyong memiliki hasil yang lebih baik berdasarkan respon vitamin C, total padatan terlarut dan susut bobot.
ABSTRACT
Post-harvest handling of horticultural products is very influential on product quality. The reason is thattemperatures of storage become one of the important factors to maintain the quality of products especially fruits and vegetablesin order to keep them fresh.Hence, cold storage is intended to lower temperature of product in order to slow the rate of respiration before the postharvest handling continued. However, having too low temperature can cause chilling injury.Therefore, the purpose of this study were to maintain the quality of tomatoes during cold storage with calcium chloride immersion and edible coating.
The research method were carried in two stages, namely the preliminary research and main research. The preliminary reserch was conducted to determine the temperature and time of starch drying. The main research using Randomized Block Design (RAK) method with 3x4 factorial with 2 replications. The first factor was chloride calcium concentration consisting of 3 levels of a1 (1%), a2 (2%) and a3 (3%). The second factor is type of starch as edible coating material which consists ogf 4 levels of b1 (without edible coating), b2 (sweet potato starch), b3 (cassava starch) and b4 (ganyong starch). The main research responses include chemical responses (vitamin C and total soluble solid), physical responses (weight loss and firmness), and organolptic reponses (color and appearance).
Preliminary research results were obtained the temperature of 60 ° C and the best 5 hours for starch drying. The main research resultsshowed that the concentration factor of calcium chloride (A) affected the color and appearance either on day 5 or day 10. The type of starch as an edible coating material (B) had an effect on vitamin C content, total soluble solid, colorand appearance on day 5 and day 10.Factor interaction of calcium chloride concentration and type of starch as edible coating material influenced to shrinkage oweight, color and appearance on day 5 and day 10.Ganyong starch has better results based on the response of vitamin C, total soluble solid and weight loss.
I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
1.1. Latar Belakang
Tomat (Licopersicum esculentum Mill.) merupakan komoditas penting yang dikonsumsi sebagai sayuran, bumbu masak, buahmeja, bahan pewarna makanan sampai bahan kosmetika dan obat-obatan. Kebutuhan pasar akan buah tomat terus meningkat, hal ini tidak lepas dari peranan tomat sebagai salah satu komoditas hortikultura yang penting terutama sebagai tanaman sayur (Wiryanta, 2008).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2017), produksi tomat di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015 sebesar 877.792 ton dan 883.233 ton pada tahun 2016 yang artinya semakin meningkat pula tingkat konsumsi masyarakat terhadap tomat.
Hasil penelitian atau survei menunjukan persentase kehilangan hasil produk segar hortikultura mencapai 40% sampai 50%. Hal ini didukung oleh sifat fisiologi produk segar hortikultura yang mudah rusak. Oleh karena itu produk tersebut membutuhkan penanganan yang lebih baik sejak panen hingga pascapanen. Variasi tata cara penanganan panen dan pascapanen sangat dipengaruhi oleh karakteristik produk dari tanaman hortikultura sehingga membutuhkan penanganan, penyimpanan, pengangkutan dan kompetensi sumber daya manusia yang berbeda-beda (Cahyono, 2002).
Suhu penyimpanan menjadi salah satu faktor penting untuk mempertahankan mutu suatu produk pangan te rutama pada buah dan sayur agar tetap segar selama disimpan. Suhu penyimpanan yang digunakan tergantung dari jenis bahan pangan dalam hubungan dengan jenis kerusakan yang ingin dicegah. Untuk beberapa jenis bahan pangan pengaturan suhu selama penyimpanan sangat diperlukan. Bakteri patogenik tidak dapat tumbuh di luar kisaran suhu antara 4-60oC sehingga bahan pangan yang disimpan pada suhu dibawah 4o C atau diatas 60o C akan aman dari kontaminasi jasad renik tersebut (Syarief, 1993).
Penyimpanan dingin dimaksudkan untuk menurunkan suhuproduk sehingga akan memperlambat laju respirasi sebelum dilakukan penanganan pascapanen lanjutan. Penyimpanan dengan suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan chilling injury, sehingga mutu turun (Hutabarat, 2008).
Chilling injury adalah kerusakan membran sel atau kematian sel dalam jaringan tanaman yang peka terhadap suhu dingin sebagai akibat terakumulasinya metabolit toksis seperti asetaldehid, etanol, oksalasetat dan lain- lain. Suhu pemicu chilling injury buah-buahan tropis antara 5-15°C (Kader, 1992dalam Partha dkk., 2009).Oleh sebab itu penghambatan dapat dilakukan dengan perendaman dalam larutan CaCl2 danedible coating.
Edible coating adalah suatu lapisan tipis yang rata, dibuat dari bahan yang dapat dikonsumsi dan dapat berfungsi sebagai barrier agar tidak kehilangan kelembaban, bersifat permeabel terhadap gas-gas tertentu, serta mampu mengontrol migrasi komponen-komponen larut air yang dapat menyebabkan perubahan pigmen dan komposisi nutrisi sayuran. Edible coating banyak
digunakan sebagai pelapis produk daging beku, makanan semi basah (intermediet moiture foods), produk konfeksionari, ayam beku, produk hasil laut, sosis, buah-buahan dan obat-obatan terutama untuk pelapis kapsul (Krochta, et al., 1994).
Edible coating dapat dibuat dari polisakarida (karbohidrat), protein, lipid dan komposit. Polisakarida banyak diaplikasikan sebagai bahan pelapis edible pada buah dan sayur karena dapat berperan sebagai membran permeabel yang selektif terhadap pertukaran gas CO2 dan O2 sehingga laju respirasi akan menurun
(Winarti, dkk., 2012).
Penggunaan pati sebagai pelapis edible banyak dikembangkan karena sumber pati yang melimpah dan harganya murah. Pati memiliki sifat-sifat yang sesuai untuk dijadikan bahan pelapis edible karena dapat membentuk lapisan yang kuat (Winarti, dkk., 2012).
Pati terdapat banyak di alam, sebagian besar pati terdapat dalam ubi, batang dan biji-bijian. Salah satu jenis ubi yang dapat digunakan sebagai bahan dasar edible coating adalah pati ubi jalar (Ipomea batatas (L.) Lam.), pati singkong (Manihot esculenta) dan pati ganyong (Canana edulis Ker.). Menurut Eliasson (2004) dalam Putri (2015), pati ubi jalar putih mempunyai kandungan amilosa dan amilopektin berturut-turut adalah 15-25% dan 75-85%. Menurut Richana dan Sunarti (2004) dalam Lathifa (2013), ubi ganyong memiliki kandungan pati 55,32%, dengan kadar amilosa 18,9% dan amilopektin 81,1%. Sedangkan ubi singkong mengandung pati sebesar 83%, dengan kadar amilosa 17% dan amilopektin 83%.
Menurut Fatah dan Bachtiar (2004), selain pemanfaatan edible coating pada bahan pangan, kalsium klorida (CaCl2) juga dapat ditambahkan ke dalam produk
untuk memperlambat penurunan mutu buah potong. Penambahan CaCl2 juga
bermanfaat untuk menetralkan warna coklat yang sering muncul pada buah, baik setelah pengupasan maupun setelah perendaman dengan bahan kimia.
Penambahan garam kalsium klorida pada produk pangan dapat mempertahankan tekstur menjadi lebih keras (firmness) hal ini dapat terjadi karena ion kalsium akan bereaksi dengan asam pektat mampu mendukung jaringan dan meningkatkan tekstur produk (Fennema, 2000).
CaCl2 eksogen selain harganya relatif murah, juga mudah diperoleh.
Perlakuan CaCl2 dengan pencelupan buah pasca panen tidak akan meninggalkan
residu setelah buah dicuci dengan air (Pantastico, 1993 dalam Rahmawati dkk, 2011).
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Apakah konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) berpengaruh terhadap
penghambatan chilling injury tomat?
2. Apakah jenis pati sebagai bahan edible coating berpengaruh terhadap penghambatan chilling injury tomat?
3. Apakah interaksi antara konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) dan jenis
patisebagai bahan edible coating berpengaruh terhadap penghambatan chilling injury tomat?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) dan jenis pati sebagai bahan edible coating terhadap
penghambatan chilling injury tomat .
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjaga kualitas buah tomat selama penyimpanan dingin dengan perendaman kalsium klorida(CaCl2) dan edible
coating.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yaitu memberikan informasi bahwa chilling injury pada buah tomat dapat dihambat dengan perendaman kalisium klorida (CaCl2) dan
edible coating.
1.5. Kerangka Pe mikiran
Menurut Muchtadi, dkk (2013), suhu antara 0°C dan 35°C akan mempengaruhi laju respirasi buah-buahan dan sayur-sayuran dengan peningkatan 2 sampai 2,5 untuk tiap kenaikan suhu 10°C, yang memberi petunjuk bahwa baik proses biologi maupun kimiawi dipengaruhi oleh suhu. Penyimpana n pada suhu rendah dapat mempengaruhi laju respirasi sehingga dapat mempertahankan mutu buah segar karena aktivitas metabolisme dan perubahan kimia berlangsung lebih lambat.
Menurut Purwoko dan Juniarti (1998) dalam Mawardi (2005), perlakuan dengan CaCl2 memberikan hasil terbaik dalam memperlambat peningkatan
pelunakan buah, padatan terlarut total dan memberikan hasil yang baik dalam indeks skala warna kulit pada buah pisang cavendish.
Menurut Artes et al. (1999) dalam Mawardi (2005), perendaman dalam larutan CaCl2 1% dapat mempertahankan kualitas buah tomat.
Berdasarkan respon organoleptik uji mutu hedonik pada penelitian pendahuluan, penggunaan konsentrasi CaCl2 1% merupakan konsentrasi terpilih
didasarkan atas atribut tekstur keras dan after taste tidak pahit pada buah potong melon. Serta suhu penyimpanan 5°C dan lama pencelupan edible coating60 detik didapat umur simpan 16.63 hari, kadar vitamin C 17.15 mg/100g bahan dan susut bobot sebesar 58.55% (Christina, 2017).
Menurut Partha, dkk. (2009), perendaman buah nangka kupas dalam CaCl2
2% dengan dilapisi edible filmmampu menghambat laju respirasi (0.379 mg CO2/kg/jam), pelepasan etilen (1.347 nl/kg/jam) dan terbebasnya buah nangka
kupas dari chilling injury. Penggunaan kalsium klorida (CaCl2) diketahui dapat
memperpanjang umur simpan buah. Buah dengan kandungan kalsium yang tinggi akan mempunyai warna permukaan yang lebih cerah dan umur simpan yang lebih lama.
Berdasarkan penelitian Erica (2012), perendaman CaCl23% merupakan
kombinasi terbaik pada aplikasi edible coating terhadap mutu buah pepaya kupas pada penyimpanan suhu kamar. Perendaman CaCl2 3% pada buah pepaya kupas
dengan menggunakan pelapisan edible coating pada penyimpanan suhu kamar memilikiwarna tercerah dengan indeks nilai hijau 0.3123, corak 25.17, tingkat kekerasan 114.82 dan nilai 4 pada tingkat kesukaan konsumen.
Penggunaan edible coating pada buah-buahan dan sayuran dapat memperpanjang umur simpan. Lapisan edible akan memberikan lingkungan yang
berbeda pada buah dan sayuran yang disimpan yang disebabkan karena terjadinya pertukaran antara O2 dan CO2 sebagai akibat kegiatan respirasi bahan masih terus
berjalan (Krochta etal., 1994).
Berdasarkan penelitian Latifa (2013), menunjukkan bahwa ada pengaruh jenis bahan pati edible coating terhadap kualitas buah tomat (Lycopersicon esculentumMill.), serta ada pengaruh suhu penyimpanan terhadap kualitas buah tomat, penyimpanan suhu dingin(8-10°C) dapat mempertahankan bobot, menekan laju respirasi, kelunakan tekstur, perubahan warna dan kadar vitamin C.
Menurut Annisa, dkk. (2016), konsentrasi pati ubi jalar memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap susut bobot, total asam, kadar vitamin C, total soluble solid dan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar tanin, total mikroba, organoleptik warna, aroma, rasa, dan skor tekstur buah salak terolah minimal. Semakin tinggi konsentrasi pati maka total asam, kadar vitamin C dan total soluble solid semakin besar sedangkan susut bobot semakin kecil. 1.6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat diambil hipotesis yakni : 1. Konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) diduga berpengaruh terhadap
penghambatanchilling injury buah tomat.
2. Jenis pati sebagai bahan edible coating diduga berpengaruh terhadap pengahambatan chilling injury buah tomat
3. Interaksi antara konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) dan jenis pati sebagai
bahan edible coating diduga berpengaruh terhadap penghambatan chilling injury tomat.
1.7. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian, Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan Jl. Dr. Setiabudi No. 193, Bandungdan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu No. 517 Lembang, Bandung. Waktu penelitian dilaksakan pada bulan Januari 2018 sampai dengan Februari 2018.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, M. J., R. Nugraha., Siluh, Putu S. D. U. 2014. Pembuatan Edible Film dari Pati Buah Lindur Dengan Penambahan Gliserol dan Karagenan. Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor.
Agromedia, Redaksi. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Agromedia, Jakarta
Akbar, F., Z. Anita., dan H. Harahap. 2013. Pengaruh Waktu Simpan Film Plastik Biodegradari Dari Pati Kulit Singkong Terhadap Sifat Mekanikalnya. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 2 No. 2. Annisa, R., I, Suhaidi., dan Lasma, Nora L. 2016. Pengaruh Konsentrasi Pati
Ubi Jalar Pada Bahan Pelapis Edible Terhadap Mutu Buah Salak Terolah Minimal Selama Penyimpanan. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. Vol. 4. No.2.
Annisa. 2015. Manfaat Buah Tomat. www.ragamalami.com. Diakses : 30 Juli 2017.
Aryanto. 2017. Kandungan Gizi dan Manfaat Singkong Bagi Kesehatan. www.aryanto.id. Diakses : 30 Juli 2017.
Azarakhsh, N., Osman, A., Ghazali, H. M., Tan, C. P. and Mohd Adzahan, N. 2012. Optimization of Alginate and Gellan-Based Edible Coating Formulations for Fresh-cut Pineapples. International Food Research Journal 19(1) : 279-285.
Bourne MC. 1981. Physical and Structure of Hortikultural Crop. Di dalam: Peleg, M, Bagley. EB. (ed) physical Properties of Food. AVI Pub. Co. Inc. Westport, Connecticut.
Broto W. 1998. Kajian sifat mutu buah rambutan Binjai pada berbagai umur petik.Bu. Pascapanen Hort (1) 40-47.
Cahyana, H., M. Chriswardana dan N. Rokhati. 2012. Pengaruh Coating Alginate-Chitosan terhadap Pertumbuhan Mikroba pada Buah Melon Kupasan. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1. Halaman 175-178.
Cahyono, B. 2002. Tomat, Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.
Christina, M. 2017. Pengaruh Suhu Penyimpanan Dan Lama Pencelupan Edible Coating Berbasis Nata De Coco Terhadap Karakteristik Buah Potong Melon (Cucumia melo L.). Skripsi, Program Teknologi Pangan Universitas Pasundan. Bandung.
Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Effendi, M. S. 2012. Tekonologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Penerbit : Alfabeta. Bandung.
Erica, D. 2012. Pengaruh CaCl2 Te rhadap Warna dan Cita Rasa Buah Pepaya Kupas Menggunakan Edible Coating Pada Penyimpanan Suhu Kamar. Jurnal, Program Teknik Pertanian, Universitas Andalas. Padang. Fatah, M.A. dan Bachtiar. 2004. Membuat Aneka Manisan Buah. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Fennema, O.,R. 2000. Principal of Food Chemistry. Marcel Dekker Inc. New York.
Firmanto, B.H. 2011. Sukses Bertanam Tomat Secara Organik. Angkasa. Bandung.
Fitriani, E. 2012. Untung Berlipat Budidaya Tomat Di Berbagai Media Tanam. Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Gaspersz, V. 1995. Metode Perancangan Pe rcobaan. CV. Amrico, Bandung. Hanani., Nurul, M.Z., Halimahton, Zahrah, M.S. and Zaibunnisa, A. H. 2012.
Effect of Chitosan-Palm Stearin edible coating on the Post Harvest life of Star fruits (Averrhoa carambola L.) stored at room temperature. International Food Research Journal 19 (4) : 1433-1438.
Hikmat, N. 1997. Pendugaan Umur Simpan Bumbu Mie Instant dalam Kemasan
Edible Film dari Pati Sagu dengan Metode Akselerasi.[Skripsi]. Fakultas
Teknologi Pertanian-Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hutabarat, O.S. 2008. Kajian Pengurangan Gejala Chilling Injury Tomat Yang Disimpan Pada Suhu Rendah. Tesis, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kramer, G.F., C.Y. Wang dan W.S. Conway, 1989, Correlation of Reduced Softening and Increaced Polyamin Levels. J. Amer.Soc.Hoc.Sci.
Kartika, B., Pudji H., dan Wahyu S. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kementerian Pertanian. 2017. Produksi Sayuran Indonesia. www.pertanian.go.id. Diakses : 30 Juli 2017.
Koswara, S. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian. LPPM-IPB. Bogor. Krochta, J. M. 1992. Control of Mass Transfer in Food with Edible Coating
and Film. Di dalam : Singh, R. P. dan M. A. Wirakartakusumah (Eds) Advences in food Engineering. CRC Press : Boca Raton, F. L : 517-538. Krochta, J. M., Baldwin , E.A. dan M.O. Nisperos-Carriedo. 1994. Edible
Coatings and Film to Improve Food Quality. Technomic, Public. Co. Inc, USA.
Lathifa, H. 2013. Pengaruh Jenis Pati Sebagai Bahan Dasar Edible Coating dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Lin, D. dan Y, Zhao. 2007. Innovations in the Development and Application of Edible Coating for Fresh and Minimally Proccesed Fruits and Vegetables. Comprehensive Reviews in Foods Science and Food Safety. 6 : 60-75
Lismawati. 2017. Pengaruh Penambahan Plasticizer Gliserol Terhadap Karakteristik Edible Film Dari Pati Kentang (Solanum tuberosum L.). Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alaudin Makasar. Makasar. Luna, P. dan A Ningrum. 2014. Beras Analog. majalah100guru.net. Diakses: 30
Juli 2017.
Marlianita, Rina. 2007. Pengaruh Perlakuan Pelapisan Edible Coating Dan Kondisi Penyimpanan Yang Diaplikasikan Pada Buah Stroberi (Fragaria chiloensis L. / F. vesca L.). Skripsi Jurusan Teknologi Pangan. Universitas Pasundan. Bandung.
Martunis. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Kuantitas dan Kualitas Pati Kentang Varietas Granola. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 4 No. 3.
Mawardi. 2005. Pengaruh Pe rendaman Buah Dalam Larutan CaCl2 Terhadap Kualitas Tomat (Lycopersicon esculentum). Skripsi Program Studi Hortikultura IPB. Bogor.
Muchtadi, T. R, Sugiyono, Ayuningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta, Bandung.
Muchtadi, T. R, Sugiyono, Ayuningwarno, F. 2013. Prinsip dan Proses Teknologi Pengolahan. Alfabeta, Bandung.
Nanda, T. 2016. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) dan Pengenyak Terhadap Karakteristik Soft Candy. Skripsi, Program Teknologi Pangan Universitas Pasundan. Bandung.
Okvitasari B. H. 2011. Kajian Gejala Chilling Injury Terhadap Pe rubahan Mutu Buah Mangga Varietas Gedong Gincu Selama Penyimpanan Dingin. Skripsi, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Pantastico, Er. B. 1997. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Partha, I.B Banyuro, Suparmo, Moh. A.J Wasono, dan M. Ulfah. 2009. Pengaruh CaCl2 dan Edible Film Terhadap Penghambatan Chilling Injury Buah Nangka Kupas. Jurnal Tekologi dan Industri Pangan, Vol XX No. 1.
Pujimulyani, D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Purwati, E dan Khairunisa. 2009. Budidaya Tomat Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Purwono, dan H Purnamawati. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Putri, A.M.E. dan F.C Nisa. 2015. Modifikasi Pati Ubi Jalar Putih (Ipomoea batatas L.) Menggunakan Enzim Amylomaltase Menjadi Pati Thermoreversible:Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.3 No 2 p.749-755.
Rahmawati, I. S., E.D Hastuti, dan S.Darmanti. 2011. Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Kalsium Klorida (CaCl2) dan Lama Penyimpana terhadap Kadar Asam Askorbat Buah Tomat. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vo. XIX No.1.
Rudito. 2005. Perlakuan Komposisi Gelatin dan Asam Sitrat dalam Edible Coating yang Mengandung Gliserol pada Penyimpanan Tomat. Jurnal Teknologi Pertanian, vol 6 (1): 1-6.
Santoso, B.B. dan B.S. Purwoko. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pascapanen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universities Project. Bogor.
Skog, L. J. 1998. Chilling Injury Of Horticultural Crops. Agdex :736/202, Orde r : 98-021. Ministry Of Agriculture, Food and Rural Affairs. http://www.omafra.gov.on.ca/english/crops/facts/98-021.htm. Diakses : 28 Juli 2017.
Soekarto, S. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Sosrosoedirdjo, R.S. 1993. Bercocok Tanam Ketela Pohon. CV. Yasaguna. Jakarta.
Suhardjo dan C.M. Kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Penerbit Kaninus. Yogyakarta.
Supawan, I Gede. 2012. Pengukuran Kelunakan Buah dan Skala Warna Pada Buah Tomat. Departemen Argonomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka Pe mbuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Syarief, R., dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Penerbit : Arcan. Jakarta.
Tampubolon, T. R. dan Yunianta. 2017. Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Effe rvescent Jambu Biji Merah. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 5 No. 3:27-37.
Tasneem, A. 2004. Postharvest Treatment To Reduce Chilling Injury Symptoms In Storage Mangoes. Departement Of Bioresources Engineering. McGill University. Canada.
Taub AI, Sighn RP, editor. 1998. Food Storage Stability. CRC Press. New York.
Teknologi Pertanian-Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tugiyono, H. 2005. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wills RB, HJSK LimH, Greenfield. 1986. Composition of Australian food: 31. tropical and sub-tropical Fruit. Food Tech. In Aust. 38(3):118-123. Wijayani, A., K. Ummah and S. Tjahjani. 2005. Characte rization of carboxy
methyl cellulose from Eichornia crassipes (Mart solms). Chemistry Departement, Faculty of Mathematics and Natural Sciences State University of Surabaya. Surabaya.
Winarno, F.G. dan M.A Wirakartakusumah. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Budaya, Jakarta.
Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F. G. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. M-Brios Press. Bogor.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarti, C., Miskiyah, dan Widaningrum. 2012. Teknologi Produksi Dan Aplikasi Pengemas Edible Antimikroba Bebasis Pati. Jurnal Litbang Pertanian. 31 (3) : 85-93.
Wiryanta, W.T.B. 2008. Bertanam Tomat. Argomedia Pustaka, Jakarta.
Wong, D.W.S., S.J Tillin, J.S. Hudson and A.E. Pavlath. 1994. Gas Exchange in Cut Apple with Bilayer Coatings, J. Agric. Food Chem., 42 (10) : 2278-2285.
Yamin, A. 2012. Mobile.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60836/ analisis-resiko-produksi-tomat-cherry-pada-pd-pacet-segar. Diakses pada tanggal 16 April 2018.