• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

PT. Sarana catur tirta kelola merupakan perusahaan penyedia air bersih. Kawasan Modern Land Cikande merupakan kawasan industri yang manjadikan air tanah sebagai sumber air bersih. Pemerintah Kabupaten Serang mengkhawatirkan dengan adanya pengambilan air tanah tersebut akan mengganggu cadangan air tanah yang ada dikawasan tersebut. Sehingga Bupati Serang menggandeng PT. SCTK untuk melakukan kerjasama penyediaan air bersih dikawasan Modern Land Cikande dan sekitarnya.

Saat ini penyediaan air bersih untuk kawasan modern land Cikande telah dilakukan namun baru 120 perusahaan atau sekitar 15 persen dari seluruh perusahaan yang berada dikawasan tersebut. Selain melayani perusahaan yang ada dikawasan modern cikande, PT. SCTK juga memasok air bersih kepada PDAM Tirta Albantani untuk dibagikan kepada masyarakat. Saat ini PT. SCTK telah beroperasi dan telah memiliki izin lingkungan dari bupati Serang Nomor : 660.1/Kep.544-Huk.BLH/2016 Tentang “Izin lingkungan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Untuk Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten” pada tanggal 10 November 2016. Saat ini kegiatan PT. SCTK berencana melakukan pengembangan yaitu penambahan luasan lahan; penambahan luasan bak sedimentasi eksisting dan penambahan unit bak sedimentasi baru;perubahan panjang pipa jaringan distribusi umum karena adanya perubahan arah alur distribusi dan pemasangan jaringan pipa baru sedangkan untuk debit pengambilan air termasuk kapasitas pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan pengembangan tersebut dengan mengacu kepada pasal 50 peraturan pemerintah nomor 27 tahun 2012, dengan adanya rencana tersebut maka PT. SCTK akan memproses perubahan izin lingkungan melalui perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup dengan penyusunan Adendum ANDAL, RKL-RPL. Dan berdasarkan arahan dari Rapat Notulensi “Tindak Lanjut Permohonan Arahan Dokumen Lingkungan

(2)

BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

A.N PT. Sarana Catur Tirta Kelola” tanggal 10 januari 2020 yang dipimpin oelh Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten Serang bahwa PT. Sarana Catur Tirta Kelola wajib menyusun Adendum ANDAL, RKL-RPL untuk mengakomodir rencana perubahan dan permohonan perubahan Izin Lingkungan setelah terbitnya Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang baru. Di mana, tipe adendum yang disusun adalah Adendum Tipe B.

Dengan berpedoman pada P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 serta nantinya akan memproses penilaian adendum ANDAL,RKL, RPL dimaksud melalui tim teknis komisi penilai Amdal Kabupaten Serang. Berikut perubahan yang akan dilakukan oleh PT. SCTK.

Tabel 1. 1 Kegiatan Eksisting dan Adendum

Kegiatan Eksisting Adendum

Luasan Tanah SCTK 11.963,31 m2 14.308,31 m2 Bak Sedimentasi 500 m2 1000 m2 Pemasangan Jaringan Distribusi Umum (40,027m) diameter 200mm, 300mm, 250 mm, 500mm, 400mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter

(81,877m) diameter 80mm, 100mm, 250 mm, 300mm, 400mm dan 630 mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter Renacana Pemasangan Jaringan Pipa (CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar, Kawasan Pancatama) -(14,081m) diameter 200mm, 315mm, 160 mm, 250mm, 110mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter

pemasangan Jalur Pipa dari Intake (bak prasedimentasi ke WTP)

- 1.300 m

Rencana

Pemasangan filter Press pada Bak Sedimentasi

tidak ada ada

Rencana Pembuatan pipa jaringan dari Bak prasedimentasi pada tanah SCTK di areal Intake

tidak ada

bak parasedimentasi 500 m2

pipa jaringan dari prasedimentasi menuju WTP sepanjang 1.300m dengan diameter pipa 200mm

Sumber : PT. SCTK, 2020

(3)

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

Rencana kegiatan yang telah diuraikan akan memberi dampak terhadap lingkungan. Sehingga diperlukan suatu kajian lingkungan agar dapat mengelola dampak negatif dan dampak positif yang ditimbulkannya sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dampak - dampak yang mungkin akan ditimbulkan adalah:

1. Penurunan Kualitas Udara

2. Peningkatan Intensitas Kebisingan 3. Penurunan kuantitas permukaan 4. Peningkatan Air Larian (Run off) 5. Timbulnya erosi dan sedimentasi 6. Penurunan kualitas air permukaan 7. Timbulnya bangkitan lalu lintas 8. Terjadinya kerusakan jalan 9. Terjadinya pengotoran jalan 10. Terganggunya biota air

11. Adanya kesempatan kerja dan berusaha 12. Timbulnya keresahan masyarakat 13. Terjadinya konflik sosial

14. Terganggunya kesehatan lingkungan 15. Timbulnya morbiditas

Beberapa pertimbangan yang melandasi penyusunan Dokumen Adendum ANDAL dan RKL – RPL Rencana Kegiatan Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur. Dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten adalah sebagai berikut:

1) Izin

Saat ini PT. Sarana Catur Tirta Kelola telah memiliki Izin Lingkungan Nomor : 660.1/Kep.544-Huk.BLH/206 Tentang “Izin lingkungan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Untuk Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin

(4)

BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten” pada tanggal 10 November 2016 Saat ini PT. SCTK berencana melakukan pengembangan yaitu penambahan luasan lahan; penambahan luasan bak sedimentasi eksisting dan penambahan unit bak sedimentasi baru;perubahan panjang pipa jaringan distribusi umum karena adanya perubahan arah alur distribusi dan pemasangan jaringan pipa baru sedangkan untuk debit pengambilan air termasuk kapasitas pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami perubahan.

2) Kewajiban Menyusun Dokumen Adendum AMDAL

Berdasarkan arahan dari Rapat Notulensi “Tindak Lanjut Permohonan Arahan Dokumen Lingkungan A.N PT. Sarana Catur Tirta Kelola” tanggal 10 januari 2020 yang dipimpin oelh Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten Serang bahwa PT. Sarana Catur Tirta Kelola wajib menyusun Adendum ANDAL, RKL-RPL untuk mengakomodir rencana perubahan dan permohonan perubahan Izin Lingkungan setelah terbitnya Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang baru. Di mana, tipe adendum yang disusun adalah Adendum Tipe B.

Penyusunan dokumen ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, Pasal 66, dimana Pelaku Usaha wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan, apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah memperoleh Izin Lingkungan direncanakan untuk dilakukan perubahan.

Selain itu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 23 Tahun 2018, tentang Kriteria Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan, Pasal 7 Ayat (3) menyatakan bahwa rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang tidak berpotensi menimbulkan dampak penting hipotetik baru atau jenis dampak penting hipotetik yang timbul akibat perubahan usaha dan/atau kegiatan, serta tidak mengubah batas wilayah studi yang sudah dilingkup dalam dokumen AMDAL sebelumnya, maka wajib menyusun Adendum ANDAL dan RKL-RPL.

3) Pendekatan Studi

Berdasarkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Pasal 8 ayat 2), bahwa penyusunan dokumen Adendum ANDAL dan RKL-RPL Rencana Pengembangan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur menggunakan pendekatan studi

(5)

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

tunggal, karena hanya memiliki satu jenis usaha dan/atau kegiatan, yaitu Sistem Penyediaan Air Minum, yang kewenangan pembinaan dan/atau pengawasannya berada di bawah satu kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, satuan kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja pemerintah kabupaten/kota.

4) Kewenangan Penilaian Dokumen AMDAL

Berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan, bahwa kegiatan pembangunan yang terletak dalam satu wilayah kabupaten dilakukan oleh komisi penilai Kabupaten/Kota yang telah memiliki lisensi komisi penilai AMDAL. Oleh karena itu, penilaian dokumen AMDAL rencana pengembangan Pengembangan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur oleh PT. SCTK dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Serang.

I.2 Tujuan dan Kegunaan Rencana Kegiatan 1.2.1. Tujuan Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan SPAM yang akan dilakukan di wilayah Kabupaten Serang oleh PT Sarana Catur Tirta Kelola bertujuan untuk:

1) Memanfaatkan sumberdaya alam khususnya air baku Sungai Ciujung untuk diolah menjadi air bersih/ air minum dalam rangka meningkatkan pasokan air bersih/ air minum bagi industri dan keperluan domestik di Kabupaten Serang.

2) Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih/ air minum perpipaan untuk industri dan keperluan domestik di kabupaten Serang yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinunitas.

3) Meningkatkan derajat kesehatan, tingkat perekonomian serta taraf hidup masyarakat Kabupaten Serang

4) Meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Serang

5) Turut serta dalam pembangunan nasional di bidang Kesehatan masyarakat.

1.2.2. Kegunaan Rencana Kegiatan

Kegunaan dari kegiatan SPAM yaitu:

(6)

BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

1) Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat.

2) Mendorong adanya perbaikan ekonomi masyarakat dan taraf hidup masyarakat.

3) Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan membantu proses pengembangan wilayah Kabupaten Serang akibat adanya multiflier efect.

I.3 Pelaksanaan Studi

1.3.1. Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Kegiatan

Nama Pemrakarsa : PT. Sarana Catur Tirta Kelola

Alamat Kantor : Jl. Lembah Cirendeu Permei II/10, RT. 002/RW 012 Desa Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur – Tangerang Selatan

Telephone/Fax :

-Penanggung Jawab : Hj. Ratna Dwi Panduwinata

Jabatan : Direktur

1.3.2. Pelaksana Studi AMDAL

Penyusunan dokumen ADDENDUM ANDAL, RKL, RPL ini dilakukan oleh lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012. Lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL tersebut, yaitu:

Nama Perusahaan : PT. Mitra Buana Reka

No. Registrasi Kompetensi : 0142/LPJP/AMDAL-1/LRK/KLHK

Alamat Perusahaan : Komplek Margahayu Barat Blok L II No 152

Bandung – Jawa Barat 40286

Penanggung Jawab : Joko Edi Santosa

Jabatan : Direktur

(7)

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

Tim Penyusun

Ketua Tim : Joko Edi Santosa, S,E. (Sertifikasi KTPA)

No. LHM 786 00021 2018

Anggota Tim : 1) Arie Fitria Indrayana S.T (Sertifikasi KTPA)

No. LHM 786 00019 2018

2) Afriyani Tambunan,S.Si, M.T (Sertifikasi ATPA) No. LHM 786 00032 2018

3) Ana Karina, S.T (Sertifikasi ATPA) No. LHM 786 00027 2018

2) Tenaga Ahli

a. Ahli Kualitas Air dan Udara : Arie Fitria Indrayana, S.T

: Afriyani Tambunan, S.Si, M.T

b. Ahli Biologi : Heri Setiadi, S.Si

d. Ahli Transportasi : Ana Karina, S.T

e. Ahli Sosekbud : Tri Utami Solichah, SP., M.I.L

f. Ahli Kesmas : Indri Apriliani, S.KM

(8)

BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

BAB II Contents

BAB I...I-1

1.1 LATAR BELAKANG...I-1 1.2 TUJUANDAN KEGUNAAN RENCANA KEGIATAN...I-5 1.2.1. TUJUAN RENCANA KEGIATAN...I-5 1.2.2. KEGUNAAN RENCANA KEGIATAN...I-5 1.3 PELAKSANAAN STUDI...I-6 1.3.1. PEMRAKARSADAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN...I-6

1.3.1 Pelaksana Studi AMDAL...I-6

Tabel 1. 1 Kegiatan Eksisting dan Adendum

I-2

(9)

ALEX COM 2020-09-18

BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN EKSISTING DAN PENGEMBANGAN

2.1 Uraian Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan

2.1.1. Gambaran Umum Kegiatan

Saat ini PT. SCTK telah beroperasi dan telah memiliki izin lingkungan dari bupati Serang Nomor : 660.1/Kep.544-Huk.BLH/206 Tentang “Izin lingkungan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Untuk Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU)

Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten” pada tanggal 19 Oktober 2016. Saat ini kegiatan PT. SCTK berencana melakukan pengembangan yaitu penambahan luasan lahan; penambahan luasan bak sedimentasi eksisting dan penambahan unit bak sedimentasi baru perubahan panjang pipa jaringan distribusi umum karena adanya perubahan arah alur distribusi dan pemasangan

jaringan pipa baru sedangkan untuk debit pengambilan air termasuk kapasitas pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami perubahan.

Saat ini (2019) PT. SCTK mempunyai luas lahan 11.963,31 m2untuk bangunan

pengolahan air (IPA) (WTP). Kegiatan yang sudah berjalan saat ini adalah pengolahan air dengan debit pengambilan air di WTP sebesar 100 l/dtk (telah ada izin dalam dokumen UKL-UPL) dengan intake yang terletak di Sungai Ciujung. Seiring dengan permintaan maka dilakukan pengembangan yang telah dicantumkan dalam dokumen AMDAL 2016 penambahan debit ditingkatkan menjadi 375 l/dtk. Salain itu PT. SCTK

saait ini (2020) telah memiliki lahan 21.174 m2, dimana lahannya tersebar

pemanfaatannya untuk WTP : 14.981 m2, Intake 2345 m2, dan jalur Pipa 3.848 m2.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur milik PT. SCTK terdiri dari:

1. Kapasitas Intake air baku di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin, Kabupaten

Serang dengan cara peningkatan kapasitas pompa air baku menjadi kapasitas 400 lps.

(10)

3. Pipa Transmisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM)/ WTP sepanjang 1,3 km.

4. Bangunan IPAM dengan kapasitas debit 275 liter/detik (WTP), pembangunan reservoir 576 m³ dan fasilitas pendukungnya (kantor, ruang kontrol, pos jaga,

jalan) dengan luas seluruhnya 14.308,31 m2.

5. Pemasang Jaringan Distribusi Utama (JDU) di wilayah Kabupaten Serang total sepanjang 81.877 m.

6. Pemasangan Jaringan Pipa sepanjang 14,081 m ( Cikandeambon, Tarikkolot, Dystar dan Kawasan Panca Utama)

7. Bak sedimentasi di area WTP seluas 1.300 m

8. Area Kantor dan fasilitas penunjang seluas 14.981 m2

Sehingga dapat simpulkan bahwa pemasangan pipa pada tahap pengembangan ini ada sepanjang 97.258 m (91,258 KM), dimana 1.300 m akan menggunakan lahan milik SCTK sedangkan 95.958 m akan menggunakan akses jalan desa dan kabupaten.

[pic]

Gambar 2. 1. Lokasi Intake [pic] Gambar 2. 2. Layout IPAM Cijeruk

2.1.2. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan

Lokasi Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur oleh PT. Sarana Catur Tirta Kelola secara administratif berada di Kabupaten Serang yang berada di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin untuk

intake(tepatnya untuk lokasi bangunan bak prasedimentasi), bangunan IPAM di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin. Untuk JDU meliputi wilayah yaitu Kabupaten Serang yang melewati wilayah Kecamatan Kibin, Cikande, Bandung dan Binuang dan untuk

pengembangan di daerah CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar, Kawasan Pancatama.

2.1.3. Kesesuaian Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan dengan Rencana Tata Ruang

Berdasarkan Lokasi Rencana Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bangian Timur oleh PT. Sarana Catur Tirta Kelola secara administratif berada di Kabupaten Serang yang berada di Desa Cijeruk,

Kecamatan Kibin untuk intake(tepatnya untuk lokasi bangunan bak prasedimentasi),

bangunan IPAM di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin. Untuk JDU meliputi wilayah yaitu Kabupaten Serang yang melewati wilayah Kecamatan Kibin, Cikande, Bandung dan Binuang dan untuk pengembangan di daerah CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar, Kawasan Pancatama. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Serang No. 10 Tahun

(11)

2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011 - 2031, saat ini kebijakan rencana tata ruang wilayah Kecamatan Kibin, Cikande dan Bandung Kabupaten Serang, yaitu:

a. Rencana struktur ruang

Sebagai Pusat Pelayanan kawasan (PPK) yaitu kawasan perkotaan yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa dengan arahan kegiatan diantaranya untuk permukiman dan industri. Dalam Rencana Pengembangan Sistem Wilayah (rencana pengembangan jaringan sumber daya air) rencana pengembangan air bersih

diantaranya sebagai berikut:

• Pengembangan jaringan air minum perpipaan kawasan perkotaan;

• Pengembangan sistem air minum melalui pengelolaan sumber air yang ada, pemanfaatan sumber air baru dan peningkatan jaringan distribusi

• Perluasan jaringan pelayanan yang ada sehingga dapat menjangkau daerah daerah yang membutuhkan air minum

• Pembangunan jaringan perpipaan mandiri pedesaan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah.

b. Rencana Pola Ruang

Pada lokasi rencana kegiatan ditetapkan untuk kawasan permukiman perkotaan dan zona industri.

Berdasarkan uraian tersebut secara umum telah sesuai dengan rencana tata ruang Kabupaten Serang.

Gambar 2. 3. Peta Lokasi Intake

Gambar 2. 4. Peta Jalur Pipa Rencana dan Eksisting Gambar 2. 5. Peta RTRW Kabupaten Serang

2.2. Dokumen Lingkungan yang Dimiliki

Kegiatan SPAM Kabupaten Serang bagian Timur oleh PT. SCTK yang telah berjalan

pada saat ini berada pada lahan seluas ± 11.963,31 m2. Kegiatan SPAM Kabupaten

Serang bagian Timur oleh PT. SCTK telah memiliki dokumen lingkungan antara lain sebagai berikut:

• Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) yang diterbitkan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Serang.

• Persetujuan ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air minum (IPAM) di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) di wilayah Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan

(12)

Binuang Kabuaten Serang, Provinsi Banten Nomor 666/96/Penceg/BLH/2016 tanggal 19 Oktober 2016

• Izin Lingkungan No. 660.1/Kep.544-Huk.BLH/2066 yang diterbitkan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Serang tanggal 10 November 2016.

2.3. Sarana yang Akan Dikembangkan

Sarana yang akan dikembangkan adalah penambahan luasan lahan; penambahan luasan bak sedimentasi eksisting dan penambahan unit bak sedimentasi

baru;perubahan panjang pipa jaringan distribusi umum karena adanya perubahan arah alur distribusi dan pemasangan jaringan pipa baru sedangkan untuk debit pengambilan air termasuk kapasitas pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami perubahan. Pengembangan yang akan dilakukan untuk menunjang sarana utama. Adapun sarana yang akan dikembangkan adalah :

Berikut kegiatan yang telah berjalan dan rencana kegiatan pengembangan Tabel 2. 1. Kegiatan Eksisting dan Adendum

Kegiatan Eksisting Pengembangan Adendum

Luasan Tanah SCTK 11.963,31 m2 5.312,69 m2 17.2761 m2 Bak Sedimentasi 500 m2 500 m2 1000 m2 Pemasangan Jaringan Distribusi Umum (40,027m) diameter 200mm, 300mm, 250 mm, 500mm, 400mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter 41,850 (81,877m) diameter 80mm, 100mm, 250 mm, 300mm, 400mm dan 630 mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter Rencana Pemasangan Jaringan Pipa (CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar, Kawasan Pancatama) (14,081m) diameter 200mm, 315mm, 160 mm, 250mm, 110mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter Rencana Pemasangan filter Press pada Bak Sedimentasi

belum ada Pemasangan

filter Press pada Bak Sedimentasi

Pemasangan filter Press pada Bak Sedimentasi

(13)

Rencana Pembuatan Bak praSedimentasi pada tanah SCTK di areal intake (1.300m) diameter 200mm Sumber : PT. SCTK, 2020

2.4. Deskripsi Kegiatan Eksisting

PT. SCTK saat ini telah beroperasional, saat ini fasilitas yang telah terbangun adalah intake, WTP dan fasilitas penunjang serta serta Jaringan distribusi Utama. Adapun fasilitas yang terbangun di WTP diantaranya WTP, bak sedimentasi dan kantor PT. SCTK.

[pic]

Gambar 2. 6. Gambaran eksisting Operasional PT. SCTK Berikut titik koordinat lokasi eksisting :

1. Intake : Garis lintang 6o9’54,07’S

Garis Bujur 106o18’11,17’E

1. WTP 1 : Garis lintang 6o9’45,68’S

Garis Bujur 106o18’42,99’E

1. WTP 2 : Garis lintang 6o9’44,14’S

Garis Bujur 106o18’37,11’E

2.4.1. Perizinan yang Telah Dimiliki

• Persetujuan ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air minum (IPAM) di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) di wilayah Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan Binuang Kabuaten Serang, Provinsi Banten Nomor 666/96/Penceg/BLH/2016 tanggal 19 Oktober 2016

• Izin Lingkungan No. 660.1/Kep.544-Huk.BLH/206 yang diterbitkan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Serang.

• Izin Mendirikan Bangunan dari Kepala Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serang Nomor : 647/SK.2.419/SIMB/BPTPM/2015

(14)

Total luas lahan yang dikuasai oleh PT. Sarana Catur Tirta Keloa adalah sekitar

11.963,31 m2 terdiri dari lahan tertutup bangunan dan lahan terbuka hijau. Pada

kegiatan pengembangan ini, tidak dilakukan penambahan luas lahan dan bangunan sehingga rincian penggunaan lahan adalah sebagai berikut.

Gambar 2. 7. Siteplan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Eksisting

Tabel 2. 2. Penggunaan Lahan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Eksisting

No. Jenis Penggunaan Luas Area

m2

I. Lahan Tertutup Bangunan

Bangunan Operasional A. Lantai 1 96 Teras 8 lantai 2 96 runag genset 36 B IPA tahap 1 lantai 1 410.59 lantai 2 271,8 C IPA tahap 2 N. Induk 410,59 reservior 2 unit (m3) 2.805,79 Panel listrik 68,25 teras 7 tanki bbm (m3) 54,74 Ruang genset 2 36

reservior dan ruan pompa 57,14

IPA 38,65

(15)

D R. pompa, chilor dan PAC

lantai basement 60

lantai 1 140

lantai 2 140

musola 16,07

E Sarana & Prasarana Pendukung

jalan dan Tempat parkir 1.866

Pagar 412,25

Luas Lahan Tertutup 6.633

II. Lahan Terbuka

1 Ruang Terbuka Hijau 5.330,31

Sub Total II 5.330,31

Total (I + II) 11.963,31

Sumber: PT.Sarana Catur Tirta Kelola, 2020

Seluruh area lahan yang dimanfaatkan oleh PT. Sarana Catur Tirta Kelola merupakan tanah yang telah dibebaskan. Lahan tersebut juga memiliki izin lokasi dan izin

mendirikan bangunan. Seluruh sertifikat lahan, izin lokasi, dan izin mendirikan bangunan yang dimiliki PT. Sarana Catur Tirta Kelola diuraikan pada Tabel berikut: Tabel 2. 3. Sertifikat Lahan yang Dimiliki PT. Sarana Catur Tirta Kelola

No Lokasi Pemilik Keterangan No. SHM Luas ( M2 ) Sumber: PT.Sarana Catur Tirta Kelola, 2020

Kegiatan SPAM dan Penunjang

1. Intake

Intake air baku adalah Sungai Ciujung yang berada di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin. Bangunan sadap ini terdiri dari sebuah pintu air, saluran terbuka dengan pelimpah untuk mengatur/membatasi debit air, kemudian melalui pipa yang melintasi sungai menuju bak prasedimentasi yang dilengkapi dengan alat penguras endapan/lumpur. Air dari Bak Pra-sedimentasi dialirkan melalui pipa transmisi air baku dari pipa baja

(16)

Pada bak equalisasi eksisting telah terpasang pintu air otomatis sehingga semua kelebihan air yang mengalir lewat pipa lintas akan kembali ke dalam badan air (S.Ciujung) melalui pintu air. Air baku dari bak Ekualisasi disalurkan melalui

terowongan beton berpenampang lingkaran. Setelah melewati terowongan ini air baku ditampung dalam sebuah bak pengumpul berbentuk ½ lingkaran yang melimpahkan alirannya secara merata ke dalam sebuah bak pengumpul. Pengaliran air baku yang telah terekualisasi dari bak pengumpul ini menuju bak prasedimentasi baru diatur melalui pemasangan unit pelimpah.

Debit pelimpah baru adalah 100L/det. Lewat unit pelimpah ini, aliran disalurkan menggunakan saluran terbuka segi-4 menuju bak prased berjarak 600 m. Saluran penyadap menuju unit prasedimentasi ini dirancang berbentuk saluran terbuka

rectangular, kurang lebih sama seperti saluran pembawa air baku dari unit intake.

1. Bak Prasedimentasi berada di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin

Kabupaten Serang.

Pada bak prasedimentasi ini diharapkan sebagian besar kekeruhan air akibat partikel diskrit dan padatan terlarut (TDS) akan terendapkan; sehingga mampu mengurangi beban pengolahan di unit-unit proses selanjutnya. Pengaliran air dari pipa sadap (wall pipe) berlangsung secara gravitasi menggunakan pipa Steel berdiameter 400 mm..

Sistem outlet bak prasedimentasi adalah untuk membagi aliran pelimpah menjadi 3

saluran outlet utama yang masing-masing pengalirannya menampung 2 jalur inlet.

L=15,22 m P = 15,22m

Untuk menunjang proses pembuangan lumpur pada bak prasedimentasi, dirancang pembangunan kolam lumpur dengan pengaliran gravitasi sepanjang 150 m. Lumpur ditampung pada 4 kerucut konikal dimana titik puncaknya. Penambahan bahan kimia dibutuhkan dalam kolam prasedimentasi, yaitu alum, karbonat dan pengaturan pH. Bangunan pengolah lumpur prasedimentasi berbentuk kolam oksidasi atau kolam pengering lumpur. Selanjutnya lumpur prasedimentasi yang dihasilkan secara rutin akan dibuang dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.

1. Pipa Transmisi Air Baku dari bak prasedimentasi ke Insatalasi

Pengolahan Air Minum

Pipa Transmisi Air Baku dari bak prasedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 0,4 m yang berada di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang.

Pipa Transmsisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke IPA Sukamaju

Pipa transmisi dari bak prasedimentasi alirkan ke lokasi IPA menggunakan 1 jalur

(17)

sendiri. Vr = 1,36 m/det secara gravitasi sepanjang 1,627 m; ditambah jarak vertikal setinggi 8,8 m menuju bak pengumpul. Pengaliran berawal dari ruang outlet bak prasedimentasi, pada awal saluran sebaiknya dilengkapi pipa konikal (model venturi)

untuk mengoptimalkan proses pipeline mixing (driving head \ ∆H total = ± 12.2 m).

Pembubuhan koagulan pada outlet prasedimentasi akan diterapkan bila mikroflok yang terjadi pada bak pengumpul tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Bila hal tersebut terjadi sebagai opsi dapat dilakukan dengan melakukan pembubuhan alum pada inlet prasedimentasi sehingga sebagian partikel koloid dan seluruh kandungan logam berat sudah akan terendapkan disana. Pada outlet prasedimentasi dapat

dilakukan penambahan kapur (untuk pengturan pH flokulasi).Terendapkannya logam berat di unit prasedimentasi ini penting agar flokulator tidak terlalu cepat berubah warna menjadi kuning yang terjadi karena banyak endapan Fe.

1. Bangunan IPAM

Bangunan IPAM dengan kapasitas debit 275 liter/detik dan IPAM, bangunan reservoir 576 m³ dan fasilitas pendukungnya (kantor, ruang kontrol, pos jaga, jalan) dengan luas

lahan seluruhnya 5963,31 m2berada di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin Kabupten

Serang.

Berdasarkan kualitas air baku setempat, dibutuhkan proses pengolahan lengkap

dengan tahapan proses: prasedimentasi - pipeline mixing - flokulasi – sedimentasi –

filtrasi - desinfeksi. Jenis IPA yang diusulkan untuk ditempatkan di BPA Ciujung dalam perencanaan teknis rinci ini adalah IPA paket konstruksi beton dengan flokulator tipe Kedasih sesuai kebutuhan terutama kondisi air bakunya. [pic]

[pic]

Gambar 2. 8.Skema Sistem penyediaan air bersih

Sedangkan untuk skematik jaringan Pipa di area WTP milik PT. SCTK ada ada gambar berikut :

[pic] keterangan [pic]

Gambar 2. 9. Skematik jaringan Pipa Di WTP

Gambar 2. 10. Pipa Jalur Distribusi Utama Eksisting Tabel 2. 4. Jalur Pipa Eksisting

(18)

PEMASANGAN PIPA PEMASANGAN PIPA PIPA ( mm ) ( m' ) Sumber : PT. SCTK, 2019 [pic]

Gambar 2. 11.Sistem Penyediaan Air bersih

Di sekitar lokasi IPAM akan dibangun sumur resapan dan juga lubang biopori, hal ini sebagai salah satu usaha untuk mengatasi air larian akibat adanya bangunan IPAM. Sumur resapan sendiri memiliki fungsi mencegah banjir dan mengurangi genangan. Selain itu akan dilakukan penghijauan yaitu berupa penanaman tanaman yang berdaun lebat dan tanaman lainnya yang berfungsi untuk peredam kebisingan dan mengurangi debu di lokasi.

[pic] [pic] [pic]

Gambar 2. 12. Bangunan Eksisiting PT. SCTK

1. Bak Lumpur

Sludgemerupakan lumpur yang banyak mengandung padatan yang diperoleh dari hasil proses pemisahan padat-cair dari limbah industri. Pada proses pengolahan air limbah

terdapat dua jenis sludge yaitu sludgeorganik yang berasal dari kolam pengendap awal

(primary settling tank) dan kolam pengendap akhir (secondary settling tank).

Sludgedari primary settling tank disebut primary sludgeyang merupakan endapan

padatan yang ikut mengalir bersama air limbah, sedangkan sludgedari secondary

settling tank disebut secondary sludge, merupakan endapan mikroba sisa yang dibuang

dari unit Instalasi Pengolahan Air (Water Treatment Plant). Sludge tersebut akan

ditempatkan di bak lumpur yang selanjutnya dikeringkan kemudian akan dibuang ke pihak ketiga. Koordinat bak lumpur ada pada : 6.161590958945453S dan

106,31024396046996E51NE. Estimasi lumpur yang dihasilkan dari WTP yang telah beroperasi dengan kapasitas produksi 100l/detik adalah : Kolam lumpur 1 - L

240,70m2 dengan galian rata-rata 2.3 m . dengan Volume : L x Galian 240,70x2.3 : 553 m3, Asumsi lumpur 30% (553x30%) =165,9 estimasi drain selama 1 minggu

kurang lebih 553:7 hari = 79.08 m3/7 hari. Maka lumpur yang hasilkan perhari adalah

11,3 ton. [pic]

(19)

Gambar 2. 14. Diagram Alir Pengolahan Lumpur

Fasilitas Penunjang lainnya

Jalan dan Parkir

Didalam tapak kegiatan telah dibangun jalan dengan spesifikasi dibangun diatas paving blok

[pic]

Gambar 2. 15. Area parkir

[pic][pic]

Gambar 2. 16. Jalan di dalam tapak

Drainase

Drainase didalam tapak kegiatan dibuat untuk mengalirkan air larian ke badan air penerima

[pic] [pic]

Gambar 2. 17. Drainase didalam lokasi PT. SCTK • Biofilter

Untuk mengolah limbah cair domestik yang bersumber dari aktivitas karyawan PT. SCTK didalam area telah disediakan biofilter untuk mengolah black water dan grey water sebelum dialirkan ke BAP yaitu Sungai Ciujung. Lokasi koordinat ada di 6.1617777037195861S 106.31097628735006E275W.

[pic]

Gambar 2. 18. Biofilter [pic]

Gambar 2. 19. Spefikasi Biofilter

Pengolahan Limbah Padat Domestik

Limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas karyawan PT. SCTK akan dikumpulkan di dalam tempat sampah dimasing masing area kerja, kemudia akan diangkut oleh

petugas kebersihan PT. SCTK dikumpulkan didalam tonk sampah. Setelah itu PT. SCTK bekerja sama dengan pihak RW setempat untuk membuang sampahnya TPA yang akan diangkut oleh petugas RW setiap 2 hari sekali.

[pic]

(20)

[pic]

Gambar 2. 21. TPSS PT. SCTK

2.5. Deskripsi Rencana Pengembangan

2.5.1. Menambah Luasan Tanah di Tapak Kegiatan PT. SCTK

Luas tanah yang dimiliki oleh PT. SCTK saait ini (2020) seluas 21.174 m2, dimana

lahannya tersebar pemanfaatannya untuk WTP : 14.981 m2, Intake 2345 m2, dan jalur

Pipa 3.848 m2. Kegiatan eksisting PT. SCTK telah memanfaatkan lahan seluas

11.963,31 m2kegiatan tersebut telah memiliki IMB. Dengan adanya perubahan

rencana PT. SCTK akan memanfaatkan lahan yang telah dikuasi dilokasi WTP

menjadi 14.981 m2, adapun penambahan luas lahan tersebut PT. SCTK akan membuat

1 unit bak sedimentasi dan penambahan RTH . dan berikut pemanfaatan lahan yang direncanakan :

[pic]

Gambar 2. 22. Layout WTP Pengembangan

Tabel 2. 5. Rencana Penggunaan lahan pengembangan di WTP

No. Jenis Penggunaan Luas Area( m2)

I. Lahan Tertutup Bangunan

A. Lantai 1 96 Teras 8 lantai 2 96 runag genset 36 B IPA tahap 1 lantai 1 410.59 lantai 2 271,8 C IPA tahap 2 N. Induk 410,59 reservior 2 unit (m3) 2.805,79 Panel listrik 68,25 teras 7

(21)

tanki bbm (m3) 54,74

Ruang genset 2 36

reservior dan ruan pompa 57,14

IPA 38,65

gardu PLN 12,25

D R. pompa, chilor dan PAC

lantai basement 60

lantai 1 140

lantai 2 140

musola 16,07

E Unit Bak Sedimentasi

Bangunan Bak sedimentasi 1000

luas lahan I 5354,28

II Lahan Terbuka

jalan dan Tempat parkir 1.846

Pagar 412,25

drainase 590

TPSS 30

Biofilter 20

luas lahan II 2.898

III Lahan Terbuka Hijau

1 Ruang Terbuka Hijau 6.728

Sub Total III 6.728

Total (I + II) 14.981

Sumber : PT. SCTK,2020 * : Rencana Perubahan

(22)

Lumpur yang dihasilkan pada proses pengolahan limbah ini akan menimbulkan masalah baru didalam penanganannya karena dapat mencemari lingkungan.

Dewatering(pengeringan lumpur) adalah sludge thickening, tujuannya adalah untuk memusatkan lumpur dan menjadikannya sekering mungkin secara ekonomis untuk keperluan pasca pengolahan dan pembuangan. Terdapat teknik mekanik dan termal untuk mencapai proses ini, diantara proses mekanis yang digunakan untuk

mengeringkan lumpur adalah belt filterdan drum filters(teknologi vakum), pressure

filter press, dan sentrifugasi. Dewatering lumpur adalah proses yang sangat diperlukan dalam pengelolaan lumpur secara mekanis, yang meliputi penyaringan dan

sentrifugasi. Pengeringan mekanis penting dalam mengurangi volume lumpur sebelum pembuangan pengeringan lumpur lebih lanjut karena pengaruh yang cukup besar dari lokasi dan iklim terhadap pengeringan alami dan konsumsi energi yang tinggi selama pengeringan buatan. Namun, pengeringan mekanis lumpur secara

langsung tanpa perlakuan awal tidak dapat mencapai efek pengeringan yang ideal, dan kadar air lumpur setelah pengeringan mekanis hanya dapat mencapai 80% -98%. Dilakukan stabilisasi kimia sebelum adanya perlakuan mekanis, yaitu suatu proses di mana matriks lumpur diperlakukan dengan bahan kimia dalam berbagai cara untuk menstabilkan padatan lumpur.

[pic]

Gambar 2. 23. Denah Filter Press [pic]

Gambar 2. 24. Filter yang digunakan di bak sedimentasi (3 filter)

Pemasangan filter press dilakukan di titik koordinat 6.161617320030928S

106,31031931377947E4oN. Ada dua metode umum yang digunakan adalah stabilisasi

kapur dan penggunaan klorin. Proses stabilisasi kapur dapat digunakan untuk

pengolahan primer, limbah yang diaktivasi, septage dan lumpur yang dicerna secara anaerob. Prosesnya melibatkan pencampuran sejumlah besar kapur dengan lumpur untuk meningkatkan pH campuran menjadi 12 atau lebih. Proses ini biasanya dapat mengurangi bahaya dan bau bakteri hingga nilai yang sesuai standar, meningkatkan kinerja filter vakum dan menyediakan solusi yang baik untuk menstabilkan lumpur sebelum pembuangan akhir.

[pic]

Gambar 2. 25. Alat filtrasi

Plate dan frame filter press terdiri dari plate dan frame yang tergabung menjadi satu dengan kain saring pada tiap sisi plate. Plate memiliki saluran sehingga filtrat jernih dapat melewati tiap plate. Plate and rame filter press banyak digunakan di industri makanan, misalnya industri minyak. Ada beberapa macam tipe filter press, seperti washing, non washing, open delivery, dan closed delivery. Keuntungan dari plate and

(23)

frame filter press yaitu dapat langsung melihat hasil penyaringan yaitu keruh atau jernih, dapat digunakan pada tekanan yang tinggi, penambahan kapasitas mudah cukup dengan menambah jumlah plate dan frame tanpa menambah unit filter press, dapat digunakan untuk penyaringan larutan yang mempunyai viskositas yang tinggi, dan dapat dipakai untuk penyaringan larutan yang mengandung kadar koloid (kotoran) relatif rendah. Sedangkan kerugian dari plate and frame filter press ini adalah kemungkinan bocor banyak dan tenaga kerja yang dibutuhkan banyak karena

dibutuhkan untuk membongkar dan memasang filter, selain itu membutuhkan waktu yang lama.

[pic]

Gambar 2. 26. Plate and Frame filter press

[pic]

Gambar 2. 27. Denah bangunan operasioanal Gambar 2. 28. Site Plan Filter Pres

[pic]

Gambar 2. 29. Denah Bak air bersih dan bak lumpur Kapasitas 2 x 40m3

2. 5. 3. Penambahan Pembuatan Bak PraSedimentasi (Lokasi Intake)

Intake

Wilayah intake PT. SCTK memiliki lahan seluas 2345 m2, berikut pemanfaatan lahan

dilokasi intake

Tabel 2. 6. Pemanfaatan Lahan Di Intake

No. Jenis Penggunaan Luas Area

m2

I. Lahan Tertutup

Intake 70

rumah pompa dan reservior 650

bak prasedimentasi 500

kantor 50

luas lahan 1 1270

II lahan Terbuka

(24)

RTH 975

luas lahan II 1075

luas lahan I+II 2345

Sumber : PT. SCTK, 2020 [pic]

Gambar 2. 30. Layout Intake

Pada bak prasedimentasi ini diharapkan sebagian besar kekeruhan air akibat partikel diskrit dan padatan terlarut (TDS) akan terendapkan; sehingga mampu mengurangi beban pengolahan di unit-unit proses selanjutnya. Pengaliran air dari pipa sadap (wall pipe) berlangsung secara gravitasi menggunakan pipa Steel berdiameter 400 mm..

Sistem outlet bak prasedimentasi adalah untuk membagi aliran pelimpah menjadi 3

saluran outlet utama yang masing-masing pengalirannya menampung 2 jalur inlet.

Untuk menunjang proses pembuangan lumpur pada bak prasedimentasi, dirancang pembangunan kolam lumpur dengan pengaliran gravitasi sepanjang 150 m. Lumpur ditampung pada 4 kerucut konikal dimana titik puncaknya. Penambahan bahan kimia dibutuhkan dalam kolam prasedimentasi, yaitu alum, karbonat dan pengaturan pH. Bangunan pengolah lumpur prasedimentasi berbentuk kolam oksidasi atau kolam pengering lumpur. Selanjutnya lumpur prasedimentasi yang dihasilkan secara rutin akan dibuang dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.. Penambahan pembuatan bak

sedimentasi baru adalah seluas 500 m2, sehingga total luas bak sedimentasi adalah

1.000 m2. Lokasi Pembuatan bak prasedimentasi di Desa Cijeruk dan masih berada di

satu lokasi dengan intake. [pic]

Gambar 2. 31. Bangunan Kolam Pengendap [pic]

Gambar 2. 32. Denah Kolam prasedimentasi Gambar 2. 33. Layout Bak prasedimentasi [pic]

Gambar 2. 34. Denah Penampung Lumpur

Gambar 2. 35. Denah Topografi Kolam praedimentasi

2.5.4. Pemasangan Jaringan Pipa Utama

Panjang pipa JDU seluruhnya pada kegiatan pengembangan adalah 81.877 m akan menggunakan jalan Kabupaten Serang, kawasan dan Jalan Desa, sehingga tidak ada

(25)

pembebasan lahan, namun akan diberikan kompensasi kepada para warga yang terkena kerusakan akbiat pembangunan pipa JDU. Pipa tersebut akan ditanam di bawah tanah sekitar 1,5 m dari permukaan tanah, sehingga keberadaanya tidak menggangu aktifitas yang ada disekitar jalan tersebut (operasi). Pipa yang akan digunakan adalah dengan diameter 80mm, 100mm, 250 mm, 300mm, 400mm dan 630 mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter.

Tabel 2. 7. Panjang jalur distribusi utama Pengembangan NO NAMA ASSET & SPESIFIKASI VOLUME Sumber: PT. SCTK, 2020

Tabel 2. 8. Pemasangan jalur distribusi utama NO WILAYAH PEMASANGAN PIPA LOKASI PEMASANGAN PIPA DIAMETER PIPA ( mm ) KETERANGAN Sumber: PT. SCTK, 2020

2.5.5. Rencana pemasangan Jaringan Pipa dari Intake ke unit pengolahan

Pemasangan jalur pipa dari intake ke lokasi WTP sejauh 1,3 KM akan memanfaatkan

lahan milik PT. SCTK seluas 3.848 m2. Berikut daerah yang akan dipasang pipa

tersebut. [pic]

Gambar 2. 36. Lokasi yang akan ditanam Pipa jalur Intake (bak Prasedimentasi) – WTP

Pipa Transmisi Air Baku dari bak sedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 0,4 m yang berada di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang. Pipa Transmsisi Air Baku dari Bak prasedimentasi ke IPAM/WTP. Pipa transmisi dari bak prasedimentasi

alirkan ke lokasi IPA menggunakan 1 jalur pipa baja Ø 200 mm (cement lined) sesuai

dengan pentahapan pembangunan IPA sendiri. Vr = 1,36 m/det secara gravitasi sepanjang 1,627 m; ditambah jarak vertikal setinggi 8,8 m menuju bak pengumpul. Pengaliran berawal dari ruang outlet bak prasedimentasi, pada awal saluran sebaiknya

dilengkapi pipa konikal (model venturi) untuk mengoptimalkan proses pipeline

mixing (driving head \ ∆H total = ± 12.2 m).

Tabel 2. 9. Rencana Pemasangan dan jalur pipa dari Sungai Cikambuy ke Unit Pengolahan II

(26)

No NAMA ASSET & SPESIFIKASI VOLUME KETERANGAN Sumber : PT. SCTK, 2020

2.5.6. Rencana pemasangan Jaringan Pipa baru

Pada saat ini PT. SCTK berencana akan melakukan pengembangan yaitu pemasangan jaringan pipa yaitu untuk wilayah CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar, Kawasan Pancatama. Dengan panjang jalur pipa 14,081 m dengan menggunakan pipa yang berdiameter 200mm, 315mm, 160 mm, 250mm, 110mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter

Tabel 2. 10. Rencana Pemasangan dan jalur pipa I NO WILAYAH PEMASANGAN PIPA LOKASI PEMASANGAN PIPA DIAMETER

PIPA ( mm ) PANJANG( m' ) KETERANGAN

Sumber : PT. SCTK, 2020

Tabel 2. 11. Rencana Pemasangan dan jalur pipa II

Desa Kecamatan Bakung Cikande Cikande Permai Kamurang Koper Songgomjaya Gemborudik Barengkok Kibin Ciagel Cijeruk Ketos Nagara Tambak

(27)

Binong Pamarayan Damping Kampungbaru Keboncau Pamarayan Pasirkembang Pasirlimus Pudar Sangiang Wirana Blokang Bandung Malabar Panamping Pangawinan Pringwulung Kareo Jawilan Bojot Jawilan Junti Majasari Cemplang Parakan Pasirbuyut Pagintungan Cakung Binuang Gembor

(28)

Lamaran Renged Dukuh Kragilan Undarandir Gabus Kopo Nanggung Katulisan Cikeusal Panosogan Panyabrangan Sumber : PT. SCTK, 2020

Gambar 2. 37. Wilayah Pelayanan

Gambar 2. 38. Rencana Jaringan Pipa Pengambangan wilayah Ambon – Frans -Dystar Gambar 2. 39. Rencana Jaringan Pipa Pengambangan wilayah Modern –Dystar

Gambar 2. 40. Rencana Jaringan Pipa Pengembangan

2.6. Tahapan Rencana Kegiatan 2.6.1. Tahap Prakonstruksi 1. Sosisalisasi Kegiatan

Sosialisasi kegiatan merupakan salah satu komponen dari rencana usaha dan/ atau kegiatan pemasangan pipa JDU dan fasilitas pendukungnya yang dilakukan setiap akan dilaksanakan suatu pekerjaan baru dan di lokasi baru. Hal ini bertujuan

memberitahukan kepada masyarakat luas secara langsung tentang pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan tersebut. Dengan demikian masyarakat yang akan terkena dampak kegiatan dapat mempersiapkan diri. Masyarakat dan perangkat desa dan kecamatan diberikan penjelasan mengenai rencana kegiatan khususnya tahap konstruksi

pemasangan pipa JDU yang akan menggangu mereka.

2. Pengadaan Lahan

Rencana Pembangunan SPAM Kabuapaten Serang Bagian Timur oleh PT. SCTK terdiri dari dua jenis kegiatan, yaitu:

(29)

Jalur pipa akses Intake menuju WTP PT. SCTK akan menanam pipa tersebut dilahan milik sendiri dan lahan tersebut telah dikuasi oleh PT. SCTK. Sedangkan panjang pipa JDU sepanjang 95.958 m akan menggunakan jalan Kabupaten Serang, kawasan dan Jalan Desa, sehingga tidak ada pembebasan lahan, namun akan diberikan kompensasi kepada para warga yang terkena kerusakan akbiat pembangunan pipa JDU. Pipa tersebut akan ditanam di bawah tanah sekitar 1,5 m dari permukaan tanah, sehingga keberadaanya tidak menggangu aktifitas yang ada disekitar jalan tersebut (operasi). Sedangkan kebutuhan dan pengadaan lahan untuk fasilitas pendukunganya adalah: a. Intake air baku di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin namun telah dimiliki oleh PT. SCTK.

b. Bak sedimentasi berdampingan dengan bak sedimentasi di Desa Cijeruk,

Kecamatan Kibin seluas 1.000 m2 (lahan telah dikuasi oleh PT. SCTK)

c. Pipa Transmisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 1.3 km milik PT. SCTK, sehingga tidak ada pembebasan lahan.

Berdasarkan uraian di atas maka kegiatan pengadaan lahan berupa pembebasan lahan tidak ada. Sedangkan kegiatan prakonstruksi yang akan menimbulkan dampak adalah besaran kompensasi terhadap penduduk sepanjang jalan yang dilalui pipa JDU pada saat dilakukan konstruksi karena mereka terganggu dan akan ada beberapa milik penduduk seperti tanaman dan pagar yang akan rusak atau terganggu. Namun jika tanaman/ pohon tersebut rusak ataupun ditebang maka pemrakarsa akan melakukan penanaman kembali, agar fungsi tanaman sebagai penghijauan tetap terjaga.

2.6.2. Tahap Konstruksi

1) Pengadaan Tenaga Kerja Konstruksi

Kegiatan rencana Pengembangan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur pada tahap konstruksi akan memerlukan tenaga kerja untuk pengerjaan

pembersihan lahan (land clearing), pekerjaan penggalian, pekerjaan penimbunan,

pekerjaan pembetonan bangunan bak sedimentasi dan fasilitas pendukungnya, serta pekerjaan galian pipa JDU. Tenaga kerja terdiri dari beberapa staf ahli dan staf teknik dari kontraktor dan sejumlah pekerja lokal dan pekerja yang didatangkan dari daerah lain jika tidak tersedia di lokasi setempat. Untuk efisiensi dan keamanan kerja, serta keamanan pelaksanaan pekerjaan, maka perlu perekrutan tenaga kerja lokal keamanan (satpam)dan tenaga kerja umum (buruh). Jumlah tenaga yang akan dibutuhkan

diperkirakan ± 50 orang sebagaimana tersaji pada tabel berikut. Tabel 2. 12. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi

No. Klasifikasi Tenaga Kerja Pendidikan Minimum Jumlah

(30)

2 Administrasi S1 2

3 Tenaga Ahli S1 3

4 Keamanan/Satpam SMP/SMA 4

5 Umum SMP/SMA 40

Sumber: PT SCTK, 2020

Pelaksanaan kegiatan konstruksi akan diserahkan kepada pihak kontraktor, sedangkan PT. SCTK sebagai pemilik dan pengawas pelaksanaan kegiatan konstruksi akan

memastikan terlaksananya kegiatan konstruksi sesuai dengan persyaratan dan sesuai dengan tata aturan konstruksi di bidang JDU serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Berdasarkan hal tersebut pemenuhan tenaga kerja akan dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana, namun demikian PT. SCTK akan memasukkan kewajiban aturan pengelolaan tenaga kerja dalam kontrak kerjasama antara PT. SCTK dengan kontraktor yang ditunjuk.

2) Mobilisasi dan Demobilisasi Alat dan Material

Pelaksanaan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur akan memerlukan bahan-bahan dan peralatan. Kebutuhan secara umum peralatan dalam kegiatan ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2. 13. Alat Berat yang Digunakan untuk Konstruksi

No Jenis alat Kapasitas Jumlah

(unit)

Penggunaan

1 Dump

truck 4 – 7 m3 20 Angkutan material bangunan dan pipa JDU

2 Excavator 2 Menggali dan memindahkan tanah dari

galian

3 Bulldozer 120m3/jam Untuk meratakan tanah

4 Truk molen 5 – 20 ton 10* Untuk mengangkut bahan semen beton

curah

5 Motor

grader 5 – 20 ton 2 Untuk meratakan suatu pekerjaan tanah

6 Water tank Untuk sarana yang akan dipergunakan pada

saat proses konstruksi

7 Asphal

(31)

8 Generator set

1 Menghasilkan daya listrik

9 Concrete

vibrator Alat untuk menggetarkan (vibrating)tuangan beton

Sumber: PT SCTK,2020

Peralatan akan disediakan dan didatangkan oleh oleh kontraktor dari Kabupaten Serang dan sekitarnya. Prakiraan jumlah ritasi rata-rata pada saat puncaknya pembangunan bak sedimnetasi dan fasilitas pendukungnya adalah 4 rit/hari,

sedangkan untuk pembangunan pipa JDU adalah sekitar 2 rit/hari. Pengangkutan akan menggunakan jalur transportasi umum dari kabupaten Serang menuju Desa Cijeruk dan sepanjang jalur pemasangan pipa JDU. Alat dan peralatan yang diperlukan akan

disimpan di stock yard.

Setelah kegiatan konstruksi selesai, maka peralatan yang telah digunakan akan dikembalikan ke lokasi semula dan akan melalui jalur transportasi umum kembali. Untuk operasional tenaga kerja dan penyimpanan peralatan di lokasi IPAM maka

disediakan basecamp, gudang dan kantor yang semuanya bersifat sementara, dengan

rincian: i) Base camp

• Spesifikasi : bangunan sementara • Jumlah : 1 buah

• Penggunaan : 24 bulan • Daya tampung : 10 orang ii) Gudang

• Spesifikasi : bangunan sementara • Jumlah : 1 buah

• Penggunaan : 24 bulan

• Daya tampung : 50 m3

iii) Kantor

• Spesifikasi : bangunan sementara • Jumlah : 1 buah

• Penggunaan : 24 bulan • Daya tampung : 6 orang iv) Portable toilet

• Spesifikasi : bangunan sementara • Jumlah : 2 unit

(32)

Clean water : 1.000 L • Black waterooo : 1.000 L

3) Pematangan Lahan Bak sedimentasi

Salah satu tahapan kegiatan Pembangunan Bak sedimentasi adalah pematangan lahan untuk berbagai bangunan seperti bak sedimentasi. Kegiatan pematangan lahan dan pekerjaan pondasi secara garis besar terdiri dari kegiatan galian dan pengurugan. Pekerjaan pematangan lahan meliputi kegiatan galian terhadap lahan untuk Bak sedimentasi, serta penimbunan lahan yang rendah sehingga lahan yang dipersiapkan memenuhi elevasi yang diinginkan, membersihkan tanaman dengan mencabut sampai

ke akarnya, pemadatan, urugan sampai stabil melalui proses soil improvment.

4) Pembangunan Bak sedimentasi dan pemasangan filter press

Lokasi bak Sedimentasi terletak di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin Kabupaten Serang. Lahan pembangunan bak Sedimentasi merupakan lahan milik PT. SCTK dimana

sebelumnya merupakan lahan RTH didalam kawasan kantor PT. SCTK.

Pekerjaan utama untuk bangunan bak Sedimentasi dan pemasangan unit filter press serta bangunan pendukung berupa bak reservoir, dan ruang kontrol.

a. Unit Pengendap (Sedimentasi-2)

Tipe pengendapan yang digunakan yaitu plat atau tabung pengendap (plate atau tube

settler) laju tinggi menggunakan plat kompak dan tabung heksagonal. Tabung

heksagonal (mempunyai kekuatan mekanis yang lebih baik dan juga mudah diperoleh di pasaran lokal).

a. Unit Saringan (Filter)

Air yang diendapkan di unit sedimentasi pada akhirnya di alirkan ke unit saringan pasir cepat. Saringan pasir cepat dapat menghasilkan kekeruhan efluen di bawah standar untuk air minum yang berlaku di Indonesia (lebih kecil dari 5 NTU), mampu menyaring padatan tersuspensi yang terbawa dari unit sedimentasi dalam jangka waktu operasi yang cukup lama.

a. Ruang Kontrol

Ruang kendali otomatisasi IPAM & BPA bisa diprogram secara terpusat baik di area bak sedimentasi atau diatas menara air pencuci yang berfungsi pula sebagai bak pengumpul flokulator pada elevasi 851,00 dml atau + 8,00 m diatas muka tanah. Ruang bawah diantara tiang beton menara dapat dimanfaatkan untuk tangga naik dan gudang PAC atau bak pelarut kimia dan pompa pembubuhnya. Lokasi menara pencuci yang berada diatas memudahkan pengawasan ke segala penjuru IPA. Ruang

control/kendali otomatis ditempatkan di Bangunan Operasional/Bangunan Kantor. [pic]

(33)

[pic]

Gambar 2. 41. Penulangan Pondasi di Bak Sedimentasi [pic]

Gambar 2. 42. Penulangan Pondasi di Bak Sedimentasi dan Denah Meja Kimia [pic]

Gambar 2. 43. Potongan Bangunan Operasional Bak sedimentasi [pic]

Gambar 2. 44. Denah Bangunan Operasioanal

5) Pemasangan Pipa JDU dan Jalur Pipa prasedientasi ke WTP

a) Jalur Pipa i. Pipa JDU

Jalur pipa JDU dibangun untuk mengalirkan air minum curah dari lokasi IPAM ke

Meter Induk (end off) di Kabupaten Serang yang panjang seluruhnya sekitar 81.877 m,

yaitu jalur pipa terpasang dan jalur pipa baru. dan juga akan memasang pipa Transmisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 1.3 km milik PT. SCTK.

ii) Keadaan Lokasi

• Kecamtan Kibin

Daerah kecamatan Kibin merupakan wilayah yang sudah cukup modern dan agak maju. Karena wilayah tersebut sudah banyak dijumpai industry besar. Diantaranya PT. Parkland Word Indonesia, PT. Ducan Tetrablok Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi dan PT. Sunjin HJ yang merupakan perusahaan yang bergerak industry kimia. Keadaan jalan didaerah tersebut terbilang sudah cukup baik, perkerasan aspal dengan lebar jalan kurang lebih 8 Meter.

[pic] [pic]

Gambar 2. 45. Lokasi Sekitar Kecamatan Kibin

Kecamatan Cikande

Daerah Kecamatan Cikande ini merupakan daerah yang maju karena sudah terdapat beberapa industri. Kawasan Modern Cikande merupakan salah satu kawasan industry yang terdapat di daerah ini. Term asuk wilayah padat dan kondisi jalan yang memiliki perkerasan aspal.

(34)

[pic]

Gambar 2. 46. Lokasi Kecamatan Cikande

Kecamatan Bandung

Daerah ini tidak semodern wilayah lainnya, karena aktivitas di daerah ini hanya pemukiman, perkebunan dan terdapat aktivitas usaha kecil warga misalnya saja warung. Kondisi jalan di daerah ini sebagian ada aspal dan sebagian ada juga yang elum dilapisi aspal. Lebar jalan dari mulai 5 meter.

[pic]

Gambar 2. 47. Lokasi daerah Kecamatan Bandung

Kecamatan Binuang

Daerah ini cenderung lebih sedikit aktivitasnya, suasana pedesaan yang asri. Aktivitas warga di daerah ini bersawah, selain itu aktivitasnya pemukiman dan warung. Jalan didaerah ini masih dalam keadaan baik dengan perkerasan aspal da nada juga yang masih belum di aspal.

[pic]

Gambar 2. 48. Lokasi sekitar Kecamatan Binuang

b) Spesifikasi Pipa

Pipa yang akan digunakan telah memenuhi regulasi yang dipersyaratkan, yaitu sesuai dengan SNI tentang Sistem Transmisi Pipa Air Minum.

Tabel 2. 14. Spesifikasi Pipa JDU yang akan Digunakan

Uraian Pipa HDPE

Daya tahan korosi Bagus

Perawatan Perbaikan tidak memungkinkan

Umur Pipa 50 tahun

Penggunaan di bawah

tanah Ketebalan pipa terkait dengan tingkat ekonomis

Kekasaran Pipa C-150

Desain Standar

Berat Jenis 0,65

(35)

Pemeliharaan Sangat mudah.

Ketebalan Pipa Untuk tekanan tertentu, tebal pipa lebih tinggi disbanding

GRP.

Kekuatan Regangan 35 Mpa

Modulus elastistas 5 Gpa

Harga Untuk pipa ukuran 150 NB ke atas, harga pipa lebih mahal

dari GRP. Sumber: PT SCTK, 2015

Pertimbangan dipilihnya pipa dengan jenis material HDPE adalah: • Daya tahan korosi bagus

• Umur pemakaian tinggi • Berat jenis ringan

• Tingkat kebocoran rendah. [pic]

Gambar 2. 49. Skema Distribusi dari WTP [pic]

Gambar 2. 50. Skema Distribusi Air Bersih Ke konsumen

c) Teknik Pemasangan Pipa

Teknik pemasangan pipa JDU tergantung lokasi pemasangan. Lokasi pemasangan pipa JDU diameter 500 mm,400 mm, 300 mm, 250 mm dan 200 mm, berada pada Jalan Kabupaten, kawasan dan desa dengan lebar manfaat jalan berkisar antara 5,50 m s/d 6,00 m dengan lebar efektif perkerasan = 3,50 m s/d 4,00 m, sehingga lebar bahu pada kiri dan kanan jalan masing-masing = 1,00 m. misalnya saja diameter pipa JDU = 500 mm dan lebar galian sesuai dokumen kontrak adalah 800 mm, apabila badan jalan ada yang terkena galian pemasangan pipa maka badan jalan tersebut akan dikembalikan minimal ke kondisi semula dan sesuai arahan Dinas Teknis terkait.

Gambar 2. 51. Galian Pipa 500 mm

Untuk crossing jalan raya akan menggunakan metode boring horizontal, untuk crossing saluran/sungai apabila dasar saluran tidak terlalu dalam akan dilakukan system siphon dan apabila dasar saluran/sungai > dari 3 m maka akan menggunakan jembatan pipa. Sistem boring ini pun akan diterapkan pada bahu jalan yang sempit dan terdapat fasilitas seperti tiang listrik atau tiang telpon yang mana apabila dilakukan system galian terbuka akan mengakibatkan robohnya tiang tersebut. Selain itu penggalian dan penanaman pipa akan memperhatikan rambu rambu terkait adanya

(36)

informasi penanaman pipa gas, kabel listrik , telepon dan jaringan pipa lainnya yang terlebih dahulu tertanam.

Dalam pekerjaan pemasangan pipa air bersih teknik penggalian selain galian terbuka /

parit (open tranch) juga dilakukan dengan teknik pengeboran horizontal. pengeboran

horizontal ini dilakukan apabila pada segmen tersebut dengan alasan teknis maupun dampak sosial tidak bisa dilakukan dengan galian terbuka maka dilakukan dengan cara pengeboran, beberapa jenis pengeboran yang biasa dilaksanakan pada pemasangan jaringan air bersih adalah sebagai berikut.

MetodeBoring

Boring manual, jenis boring ini menggunakan peralatan yang sederhana seperti mata bor dengan berbagai ukuran, stang bor dari pipa GI dan socket sebagai penyambung stang bor.

Boring HDD (Horizontal Directional Drilling), pengeboran dengan cara full mechanic, boring HDD dilaksanakan untuk penyeberangan pipa ND.

Gambar 2. 52. Metode Horizontal Directional Drilling

Gambar 2. 53. Metode Booring [pic]

Gambar 2. 54. Potongan Booring Jalur WTP PT. STR dan WTP PT.SCTK [pic]

Gambar 2. 55. Potongan booring jalur transmisi air bersih

[pic]

Gambar 2. 56. Koordinat Booring HDD

MetodeOpen

Pembangunan pipa tersebut akan dipendam (dikubur) di dalam tanah dengan

kedalaman galian untuk pipa diameter 500 mm,400 mm, 300 mm, 250 mm dan 200 mm rata-rata dari dasar pipa sekitar 2 m dan dari top pipa terhadap muka tanah adalah 1,50 m, sedangkan untuk pipa lainnya harus berada pada kedalaman 1,5 m dari

permukaan tanah. Tahapan pemasangan pipa secara umum adalah sebagai berikut.

i) Pengukuran dan Pematokan Final

Kegiatan pengukuran dan pematokan merupakan kegiatan awal pemasangan pipa yang bertujuan untuk menentukan secara tepat jenis lintasan pipa yang akan dibangun.

ii)Pengadaan Pipa dan Gudang Pipa

Sebagian pipa akan dipasok dari pabrikan dan sebagian lagi akan diangkut dari gudang pipa selanjutnya pipa di unloading di gudang masing-masing paket, setiap rekanan

(37)

diwajibkan untuk memiliki area untuk menyimpan pipa., Pipa yang akan dimobilisasi ke lapangan hanya pipa yang akan dipasang.

iii)Stringing(Penjajaran)

Pipa diangkut dari pemasok di Kabupaten Serang menggunakan truk, kemudian

diletakan secara berurutan (berjajar) di sepanjang jalur pipa secara hati-hati agar tidak rusak. Setiap ujung pipa ditutup agar terhindar dari kotoran maupun sampah yang masuk dalam saluran pipa yang dapat mengakibatkan sumbatan pada saat pelaksanaan uji coba.

iv)Bending(Pembengkokan Pipa Sesuai Kontur Tempat)

Bending dilakukan mengikuti proses stringing. Pipa akan dibengkokan agar sesuai dengan profil vertikal dan horizontal dari ROW jalan.

v) Penyambungan Pipa

Penyambungan pipa dilakukan dengan pengelasan dengan metode butt fusion dan electro fusion, system butt fusion (pengelasan pipa HDPE) ini dilakukan dengan alat

pengelasan hidrolic adapun system elecrto fusion adalah system penyambungan pipa

dengan menggunakan accessories / socket berupa elctro fitting (coupler) dengan

system elektorda yang ada di elctro fusion. Penyambungan pipa dengan system butt

fusion akan dilakukan di atas parit galian pipa dengan dudukkan balok kayu, persegmen penyambungan ini direncanakan dengan jumlah pipa 10 batang a 6 m, sehingga total persegmen = 60 m, selanjutnya penyambungan antar segmen dilakukan

di dalam parit galian dengan system electro fusion, alternatif kedua penyambungan

persegmen dilaksanakan diseberang galian pipa.

vi)Trenching(Penggalian)

Setelah seluruh pipa disambung dan diperiksa secara teliti, maka selanjutnya dilakukan penggalian tanah untuk pemasangan pipa. Lahan yang telah dibersihkan,

kemudian dilakukan pembuatan trenching(lubang galian parit) yang menggunakan

alat berat (backhoe) untuk memendam pipa sedalam 1,5 m (Kedalaman 2 meter) di

bawah permukaan tanah.

Penampang galian (parit) akan berbentuk trapesium terbalik dengan ukuran lebar bagian bawah sekitar 1 m dan bagian atas sekitar 2 m, selanjutnya pipa dipendam dan diurug kembali, kemudian dipadatkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka tanah yang akan digali untuk jalur pipa sisa sepanjang 40,027 m dengan lebar bagian atas 2 m dan bagian bawah 1m serta dalamnya 1,5m, yang akan langsung dimasukkan kedalam karung dan akan diangkut oleh truk dan dibawa ke lokasi penimbunan yang telah disediakan.

Beberapa pertimbangan pada saat melakukan pembukaan lahan dan penggalian adalah:

(38)

a. Pada saat penggalian akan mempertimbangkan kondisi hidrologi khususnya terhadap saluran kanal/parit, sistem drainase setempat, permukiman yang dilewati, serta aksesibilitas penduduk agar tidak terganggu.

b. Pada daerah tertentu dimana keadaan tanah labil, akan digunakan penguat atau pengaman pada dinding lubang galian untuk menghindari kemungkinan terjadinya longsoran.

c. Tanah hasil galian diletakan di sisi luar dan dijaga supaya tidak longsor ke dalam dasar lubang galian pada saat hujan. Tanah hasil galian langsung diangkut keluar site dengan dump truck dan akan diangkut kembali sebagian untuk penimbunan kembali. [pic]

Gambar 2. 57. Typical Penggalian dan Pemasangan Pipa HDPE

vii)Pipe Laying(Peletakan Pipa)

Pipe layingdilakukan dengan menggunakan 4 sampai 5 unit side boom, kemudian secara bersama-sama mengangkat suatu bagian pipa yang telah disambung. Setelah

meletakkan pipa dalam lubang galian, selanjutnya side boomyang paling belakang

bergerak ke tempat yang paling depan, dan mengangkat atau menahan pipa di tempat. Pengangkatan, penurunan dan peletakan pipa ke dalam lubang galian dilakukan secara

hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada sambungandan stressdibuat

seminimal mungkin agar sambungan pipa tidak terganggu.

viii) Perpotongan dengan Sungai

Jaringan pipa yang melintasi sungai/kali dengan kedalaman dasar sungai > dari 3,00 m akan dilakukan dengan cara melintas di atasnya adapun untuk saluran yang relative

rendah akan dilakukan dengan system shypon. PT SCTK akan meminta izin untuk

memasang pipa di atas sungai kepada pihak terkait. [pic]

Gambar 2. 58. Potongan Melitang pada Sungai/Irigasi [pic]

Gambar 2. 59. Rencana Pemasangan Jembatan Pipa

ix) Perpotongan dengan Jalan

Pemasangan pipa yang memotong jalan, maka akan dilakukan dengan cara pemboran. Gambar 2. 60. Teknik Pemasangan Pipa yang Memotong Jalan

(39)

Setelah penyambungan pipa setiap segmen selesai, maka selanjutnya pipa ditimbun dengan tanah hasil galian yang diletakkan di sekitarnya (sepanjang jalur pipa).

Selanjutnya lubang galian dipadatkan dan diratakan dengan compactor, serta disemen

atau diaspal kembali sesuai kondisi semula. Kepadatan urugan galian diupayakan untuk mendekati kepadatan semula, sehingga tidak terjadi erosi tanah saat hujan.

Kemudian melanjutkan pekerjaan pada segmen berikutnya (Buried and back fill

works) dan demikian sampai jalur pipa terhubung seluruhnya dan siap dioperasikan. Sisa tanah galian sepanjang jalur pipa yaitu di sisi kiri dan kanan dikumpulkan dan

langsung dimasukkan kedalam karung kemudian akan diangkut menuju stock yardoleh

kendaraan proyek. Perkiraan jumlah tanah sisa galian adalah untuk jalur pipa sisa sepanjang 41.850 m dengan diameter rata-rata 0,5 m (jari-jari 0,25 m) adalah sekitar

20.925 m3, sedangkan faktor penggemburan sekitar 10%, maka jumlah total tanah sisa

adalah 18.825 m3. Apabila diangkut oleh truk kecil dengan volume rata-rata setiap

truk 4 m3, maka jumlah ritasinya adalah sekitar 4.707 rit selama 2tahun, sehingga

rata-rata setiap bulan adalah 210 rit atau apabila bekerja 30 hari dalam sebulan, maka rata-rata ritasi harian adalah 7 rit. Sedangkan sisa tanah yang tersisa akan diberikan kepada masyarakat sekitar.

x) Pemasangan Rambu

Kegiatan akhir pada tahap konstruksi pipa JDU adalah pemasangan rambu yang dilakukan di sepanjang jalur pipa yang sudah tertanam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

xi) Proses pemasangan Pipa

Pemasangan pipa dengan panjang pipa / batang = 6,00 m, metode penyambungan pipa dengan But Fusion /pengelasan, system but fusion akan memakan waktu 1 jam / joint dan dilakukan di atas tanah dengan panjang 60 m, sehingga diperlukan waktu 9 jam ( 9 titik pengelasan dengan jumlah pipa 10 batang). Adapun penggalian dengan excavator 2 unit memerlukan waktu ± 4 jam dan waktu penimbunan dan pemadatan sesuai

spesifikasi teknis adalah 3 jam, maka total waktu yang diperlukan untuk panjang 60 m adalah 16 jam.

Adapun urutan pelaksanaannya adalah ; penggalian tanah terlebih dahulu, kemudaian pipa diletakkan di atas galian dengan penyangga balok kayu dan dilas

satu persatudilas di atas galian dengan menggunakan bantalan balok kayu, selanjutnya secara bersama-sama diturunkan (persatu segmen panjangnya ± 60 m,

Gambar 2. 61. Proses Pemasangan Pipa

Pelepasan Tenaga Kerja Konstruksi

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pelaksanaan kegiatan konstruksi akan diserahkan kepada pihak kontraktor. Pada saat kegiatan konstruksi telah selesai

(40)

(pasca konstruksi) maka secara otomatis, kerjasama antara PT. SCTK dengan pihak kontraktor juga berakhir. Penanganan tenaga kerja setelah selesainya kegiatan

konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktror pelaksana proyek sebagai pihak yang memperkerjakan tenaga kerja tersebut. Walaupun demikian PT. SCTK akan memasukkan kewajiban aturan pengelolaan tenaga kerja pasca konstruksi kepada kontraktor ke dalam kontrak kerjasama antara PT. SCTK dengan kontraktor yang ditunjuk.

7) Limbah yang Dihasilkan pada Tahap Konstruksi

Selama kegiatan konstruksi akan dihasilkan beberapa jenis limbah, yaitu:

a) Limbah gas

Berasal dari gas buang kendaraan, berbagai peralatan bermesin diesel (mesin las, pompa, genset dan lain-lain). Gas buang dari genset akan dilengkapi dengan saluran pembuangan ke udara bebas, serta selalu memelihara mesin, agar gas buangnya minimal.

b) Limbah debu

Berasal dari debu lokal yaitu serpihan tanah yang terbang tertiup angin pada saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan serta demobilisasi alat, pembukaan dan pembersihan lahan, penggalian dan penimbunan, khususnya pada saat dilakukan timbunan tanah pada pekerjaan pengembangan SPAM Kabupaten Serang Timur, serta kegiatan pemasangan jaringan pipa berupa pekerjaan galian dan timbunan untuk memendam pipa. Sebaran debu, khusus sekitar permukiman, akan ditekan melalui penyiraman pada saat cuaca panas.

c) Limbah cair

Limbah cair domestik dari aktivitas 50 orang pekerja yang bekerja di pekerjaan pengembangan SPAM Kabupaten Serang Timur. Air untuk keperluan pekerja di pekerjaan pengembangan SPAM Kabupaten Serang Timur disediakan oleh kontraktor dan dilengkapi dengan toilet, sedangkan air bilasan bekas mandi pekerja akan

dialirkan ke dalam Biofilter eksisting . Sedangkan MCK pekerjan untuk pemasangan pipa akan menggunakan berbagai fasilitas MCK yang ada sepanjang jalur pemasangan pipa JDU karena sebagaian besar jalur tersebut berada di daerah permukiman dan kota kecamatan.

d) Limbah padat

Berupa potongan besi, pipa HDPE, kawat las, bekas kemasan lem, limbah padat lainnya berupa kayu, serta limbah domestik berupa sampah organik (yang mudah membusuk) aat konstruksi. Limbah padat tersebut akan dikumpulkan/ditampung, selanjutnya dibawa ke tempat pembuangan akhir yang direkomendasi oleh Pemerintah

(41)

Daerah setempat, sedangkan limbah domestik berupa sampah organik (yang mudah membusuk) akan ditimbun di dalam lokasi koridor.

8)Kebutuhan Air Pada Saat Konstruksi

Air bersih yang dibutuhkan pada tahap konstruksi diperkirakan sebesar 5,5 m3/hari

yang akan dipenuhi dari air bersih yang ada didalam lokasi (sumur air tanah dangkal, dan sumber lainnya) . Air permukaan (air tanah eksisting) tersebut digunakan untuk keperluan konstruksi, penyiraman tanah dan jalan, serta pencucian peralatan sebanyak

4 m3/hari. Sedangkan kebutuhan MCK karyawan konstruksi, menggunakan air tanah

dangkal eksisting (0,5 m3/hari) .

Adapun air limbah dari kegiatan domestik terutama dari toilet/wc akan dialirkan ke

sbiofilter. Lokasi biofilterterletak di dekat kantor kontraktor dan bersifat sementara, akan disedot kemudian dinormalisasi jika tahap konstruksi telah selesai. Jumlah air

limbah yang dibuang ke badan air penerima 0,85 m3/hari.

Tabel 2. 15.Prakiraan Kebutuhan Air Bersih Tahap Konstruksi

No. Penggunaan Total Kebutuhan (m3/hari) Sumber Air

1 MCK dan domestik

Tenaga kerja lokal (50 orang) 0,5 Air permukaan

2 Penyiraman tanah dan jalan 1 Air permukaan

3 Kebutuhan konstruksi 3 Air permukaan

4 Pencucian peralatan 1 Air permukaan

Total 5,5

Sumber : Hasil Pendekatan Perhitungan dari Berbagai Sumber, 2019

Keterangan: 1) Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996; (10 L/pegawai/hari)

[pic]

Gambar 2. 62. Neraca Air pada Tahap Konstruksi

9) Timbulan Sampah

Sarana akomodasi pegawai selama kegiatan konstruksi akan menggunakan bangunan

sementara (base camp) yang didirikan di dalam lokasi kegiatan terbuat dari papan.

Bangunan sementara tersebut yang meliputi kantor, gudang dan bengkel akan

didirikan diatas lahan yang berada didalam lokasi proyek. Keselamatan dan kesehatan para pekerja konstruksi akan dipantau dengan mengacu pada Peraturan Menteri

Gambar

Tabel 3.  2. Temperatur Udara Kab. Serang 2012-2016
Gambar 3. 1.  Wind Rose Tahun 2012 di Kabupaten Serang
Gambar 3. 2. Wind Rose Tahun 2013 di Kabupaten Serang
Gambar 3. 3. Letak DAS Sungai Ciujung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis melakukan pengumpulan data di PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain dengan metode observasi yang

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk membuat siswa kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) B SMKN 2 Trenggalek tertarik dengan pembelajaran

Dari 10 distribution center eksisting dan 20 kandidat distribution center potensial, perusahaan ingin mengevaluasi apakah distribution center yang telah dibuka

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian diatas, auditor yang bersifat independen diharap dapat menghasilkan laporan keuangan yang andal bagi pengguna laporan

Kondisi eksisting Rumah Singgah Sekolah MASTER Indonesia membutuhkan ruang yang dapat menampung jumlah pengguna yang tidak dapat ditentukan serta ruang untuk berkegiatan,

Cipto Semarang akan mengkaji ulang tapak dan bangunan eksisting gereja untuk nantinya kembali dapat mengakomodir segala kebutuhan kegiatan peribadatan dan fasilitas penunjang yang

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian, yang terdiri dari nilai biaya manfaat pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterjangkauan daya beli masyarakat dalam beralih ke SPAM Semarang Barat yang dikelola PDAM di kawasan