• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DATA & PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DATA & PEMBAHASAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

46 Universitas Kristen Petra

4. ANALISIS DATA & PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Jeffree Star (Jeffrey Lynn Steininger) merupakan laki-laki yang lahir pada 15 November 1985 di Orange County, California. Jeffree dibesarkan oleh ibunya yang berprofesi sebagai model. Sejak kecil, Jeffree diketahui mulai sering memakai kosmetik ibunya bahkan Jeffree Star juga meyakinkan ibunya agar boleh memakai kosmetik tersebut ke sekolah saat dirinya duduk di bangku sekolah menengah pertama (Focus On, n. d). Saat kelas 12, Jeffree Star diketahui mulai mewarnai rambutnya dengan warna merah muda (Jung, 2017). Setelah lulus dari sekolah menengah atas, Jeffree Star berpindah ke Los Angeles dan mulai menghidupi diri dengan berbagai makeup, modeling, dan bekerja di bidang musik. Pada masa itu, Jeffree Star menghabiskan akhir pekannya dengan mengunjungi klub-klub di Hollywood berbekal identitas palsu dengan berpenampilan dress mini dan sepatu high heels. Di sanalah Jeffree Star dapat bertemu dengan selebriti-selebriti yang ingin mengontrak Jeffree Star sebagai penata rias. Selain itu, akhir pekan Jeffree Star juga dihabiskan untuk bersosialisasi di klub-klub, memberikan saran makeup yang kemudian mengarahkannya ke dunia modeling (Focus On, n. d).

Jeffree Star juga pernah bekerja freelance sebagai penata rias toko kosmetik MAC. Jeffree bertemu dengan selebriti Kelly Ousborne pada tahun 2006 di Los Angeles saat berpesta malam dan memintanya untuk menata rias untuk Brit Awards. Pada tahun 2007, Jeffree Star mulai merekam beberapa musik band garasi

Gambar 4.1 Jeffree Star

(2)

47 Universitas Kristen Petra

dan membagikannya ke MySpace dan berhasil dimainkan hingga 100 juta kali. Tidak hanya itu, Jeffree bahkan menjadi orang paling banyak diikuti di MySpace pada tahun 2006 (MySpace's most connected profile personality) dan memperoleh ketenaran sebagai salah satu unsigned artist terpopuler di MySpace (Jeffree Star Net Worth, n. d). Jeffree kemudian diketahui berhenti bekerja di MAC untuk mengejar karier bermusik, melakukan tur, dan membuat album pertamanya bertajuk “Beauty Killers” pada tahun 2009 (Jung, 2017).

Pada tahun 2010 Jeffree menandatangani kontrak dengan label musik milik Akon (Konvict Muzik). Namun, kontrak kerja sama tersebut terputus pada tahun 2013. Jeffree Star memutuskan untuk keluar dari dunia musik dan mulai bereksperimen lebih lagi dengan makeup. Jeffree kemudian mulai melakukan investasi menggunakan uang tabungannya untuk membuat merek makeupnya sendiri bernama Jeffree Star Cosmetics dengan produk pertama yang dijual adalah liquid lipstick bernama Velour Liquid Lipstick Collection. Jeffree Star Cosmetics diluncurkan pada tahun 2014 dengan sebuah teaser di YouTube berjudul “Jeffree Star Cosmetics - Velour Liquid Lipstick commercial”. Investasi tersebut digunakan untuk memproduksi 30.000 liquid lipstick seharga $18 dan berhasil terjual habis beberapa menit setelah toko e-commerce nya mengudara. Kemudian pada tahun 2015, Jeffree Star mengunggah video tutorial makeup pertamanya ke YouTube (Jung, 2017). Video tutorial makeup pertama yang diunggah bertajuk “ICY BLUE

GLAM & GLITTER TEARS Makeup Tutorial”

(www.youtube.com/user/jeffreestar).

Gambar 4.2. Video tutorial makeup pertama Jeffree Star Sumber: www.youtube.com/user/jeffreestar

(3)

48 Universitas Kristen Petra

Hingga saat ini kanal YouTube Jeffree Star telah diikuti sebanyak 13,908,054 subscriber (update 27 Maret 2019). Konten video yang disajikan oleh Jeffree Star adalah seputar makeup, review atau ulasan, kolaborasi, musik dan kehidupan Jeffree Star sendiri (How Jeffree Star’s, n.d). Video unggahan di kanal YouTube Jeffree Star dikelompokan ke dalam sejumlah playlist seperti “The Jeffree Star Show”, “First Impression”, “Jeffree Star Cosmetics”, “ASMR”, ““Get Ready” Series”, “Beat My Face”, “Makeup Tutorials”, “Travel Vlogs”, “Lip Swatches/Reviews”, “Favorites”, “Jeffree Star Music” (www.youtube.com/user/jeffreestar). Hingga pada tahun 2017, Jeffree Star berhasil diakui sebagai Top Influencers-Beauty versi Forbes (Jeffree Star, n.d.).

Selain berprofesi sebagai CEO Jeffree Star Cosmetics dan beauty vlogger, Jeffree diketahui juga diketahui memiliki 10 bisnis kecil termasuk investasi untuk bisnis properti, mariyuana, merchandise, pusat shipment & fullfilment. Dalam video unggahan salah satu YouTuber bernama David Dobrik, Jeffree mengungkapkan total kekayaan bersih yang diperoleh dari menjalankan perusahaan kosmetik mencapai $150 juta setiap tahunnya (Bonner, 2018). Kesuksesan yang mengantarkan Jeffree Star memperoleh kekayaan berhasil membuat Jeffree Star masuk ke dalam jajaran nama Top 10 Highest-Paid YouTube Stars tahun 2018 dan menduduki peringkat ke-5 (Robehmed & Berg, 2018).

Meskipun menjalani kehidupan sebagai bintang, Jeffree Star diketahui tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok. Namun, di sisi lain Jeffree Star diketahui suka mengkonsumsi zat mariyuana (ganja). Karena Jeffree Star tinggal di California, mariyuana dianggap sebagai sesuatu yang legal atau tidak melanggar hukum (Christine & Dixon, n.d.). Tidak hanya itu, Jeffree Star juga diketahui menginvestasikan uangnya untuk bisnis mariyuana (Robehmed & Berg, 2018). Dalam sebuah artikel berjudul “Meet the Real Jeffree Star: "I'm in a Different Place. I'm Growing Up."” (2017) Jeffree mengungkapkan kesukaannya mengkonsumsi mariyuana dalam (www.cosmopolitan.com):

"I love marijuana,” he said. “I just love the feeling of it." (“Aku suka mariyuana” katanya “Aku hanya suka perasaan itu”)

Sebagai beauty vlogger laki-laki, tidak jarang Jeffree Star menerima pertanyaan tentang identitas (gender) dan seksualitas dirinya. Meskipun Jeffree

(4)

49 Universitas Kristen Petra

menyatakan tidak ingin menggeneralisasikan seksualitas dan melabeli dirinya (dalam artikel The List berjudul “What you don't know about Jeffree Star”), Jeffree terlihat memiliki gaya hidup LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer). Hal ini pernah ditulis oleh Jeffree Star di bio akun Twitter resminya pada tahun 2013 yang lalu (Jeffree Star Identifies, n. d.).

Selain diketahui memiliki kekasih sesama laki-laki yang kini tinggal bersama di Calabasas, California bernama Nathan Schwandt (Nate), Jeffree juga terlihat mendukung gerakan tersebut. Hal ini terlihat dari salah satu kolaborasi Jeffree Star dengan brand kosmetik Jouer yang saat itu menghasilkan produk lip topper bernama “Sweet Tooth” berwarna pink. Dalam kolaborasi ini, Jeffree Star menyumbangkan 100 persen dari keuntungan penjualan yang diperoleh dari koleksi Jouer x Jeffree Star ke Los Angeles LGBT Center (Abelman, 2017).

Jeffree Star sendiri juga pernah membuat produk mini velour liquid lipstick set Jeffree Star Cosmetics bernama “The Equality” yang resmi diluncurkan pada 1 Juni 2018 dalam rangka merayakan Pride Month. Jeffree dalam salah satu unggahan foto di Instagram mengatakan produk tersebut merupakan hasil

Gambar 4.3. Bio Twitter Jeffree Star (tahun 2013 silam) Sumber: https://.heavy.com

Gambar 4.4. Instagram LA LGBT Center Sumber: www.instagram.com/lalgbtcenter

(5)

50 Universitas Kristen Petra

kerjasama Jeffree Star Cosmetics dengan LA LGBT Center dan mendonasikan hasil dari penjualan produk untuk amal dan membantu LGBTQ+ youth (gambar 4.5).

4.2. Temuan Data dan Analisis

Berikut ini adalah hasil temuan data setelah peneliti mengamati sosok Jeffree Star sebagai male beauty vlogger dalam seri video di kanal YouTube Shane Dawson berjudul “The Secret World of Jeffree Star” dan juga video di kanal YouTube serta Instagram resmi Jeffree Star:

4.2.1. Jeffree Star Menampilkan Sisi Feminin

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan adanya ciri-ciri fisik, gestur tubuh, busana dan furnitur Jeffree Star yang menunjukkan kemiripan dengan sifat feminin perempuan secara konsisten:

4.2.1.1. Ciri-ciri fisik

Sebagai laki-laki, Jeffree Star terlihat memiliki rambut panjang. Dalam seri video “The Secret World of Jeffree Star”, peneliti menemukan Jeffree Star telah memiliki rambut panjang sejak masa remaja. Jeffree terlihat memiliki rambut panjang warna pink dan diikat ke samping dengan model side ponytail. Model side ponytail sendiri merupakan mdoel rambut yang sempat populer pada era 2000an seperti model rambut selebriti J.Lo (Shunatona & Allen, 2016). Model rambut side ponytail atau yang lebih dikenal dengan kuncir ekor kuda menyamping ini membuat seseorang tampil lebih girly atau feminin (Oktania, 2017). Side ponytail adalah ikatan rambut yang berasal dari model ponytail yakni gaya rambut klasik yang biasa dikenal dengan sebutan kuncir ekor kuda (Alexis, 2019).

Gambar 4.5. The Equality

(6)

51 Universitas Kristen Petra

Selain model rambut side ponytail, dalam seri video tersebut peneliti juga menemukan model potongan lain yaitu blunt cut sided yang berasal dari potongan blunt cut. Model potongan blunt cut merupakan model rambut menciptakan kesan rapi dan bersih karena menghilangkan ujung-ujung rambut yang tidak rata (Nussbaum, 2017). Model potongan rambut blunt cut sided Jeffree ini juga dimiliki oleh sejumlah bintang perempuan lainnya seperti contoh Mila Kunis dan Niecy Nash. Selain itu, Jeffree juga terlihat memiliki model rambut blunt cut bob yang terlihat dalam seri video dan juga pada video di kanal YouTube Jeffree Star berjudul “DOING MY MAKEUP WHILE WATER RAFTING”, Jeffree juga terlihat memiliki

Gambar 4.6. Model rambut side ponytail Jeffree Star

Gambar 4.7. Model rambut side ponytail J.Lo

Sumber: www.cosmopolitan.com

Gambar 4.8. Model rambut blunt cut Jeffree Star

Gambar 4.9. Model rambut blunt cut Mila Kunis & Niecy Nash Sumber: www.behindthechair.com,

www.stylecaster.com

Gambar 4.10. Model rambut blunt cut bob Jeffree Star

Gambar 4.11. Model rambut blunt cut bob Bella Hadid & Rihanna Sumber: www.harpersbazaar.com,

(7)

52 Universitas Kristen Petra

rambut panjang seleher. Potongan rambut model blunt cut bob Jeffree Star juga menyerupai model rambut perempuan seperti yang dimiliki oleh model Bella Hadid dan selebriti Rihanna. Bahkan Jeffree sendiri diketahui mengkoleksi sejumlah rambut palsu yang didominasi dengan rambut panjang berwarna cerah seperti pink, hijau dan merah maroon. Jeffree juga mengungkapkan kepada Shane bahwa rambut palsu tersebut dipakai untuk sesi photoshoot. Hal ini tentu sangat berbeda dengan ciri-ciri fisik laki-laki yang biasanya identik dengan rambut pendek atau cepak.

Gaya rambut pendek pada laki-laki diketahui sudah ada sejak zaman dahulu kala. Seperti contoh pada akhir abad ke-19, semua presiden Amerika Serikat kecuali Andrew Johnson memiliki kumis atau janggut yang menonjol sementara rambut kepala mereka dijaga agar tetap pendek. Agar penampilan tentara laki-laki terlihat lebih pintar dan disiplin, pada tahun 1780 George Washington mengharuskan rambut mereka untuk dicukur, disisir dan diberi bedak. Tren rambut pendek kemudian berlanjut hingga pertengahan tahun 1940an saat Yanks berpulang dari Perang Dunia 2 dengan membawa potongan rambut bergaya “butch” atau “crew” (Stenn, 2016). Butch merupakan potongan rambut pendek untuk laki-laki, rambut dipotong sama panjang di sekitar kepala menggunakan gunting. Potongan rambut butch menciptakan kesan bersih dan populer di kalangan atlet dan militer (Chandler, 2019).

Gambar 4.12. Koleksi wig dan hasil photoshoot Jeffree Star memakai rambut palsu

(8)

53 Universitas Kristen Petra

Pada zaman itu, sebagian laki-laki bahkan mencukur habis rambut kepala mereka seperti contoh aktor Yul Brynner setelah penampilannya dalam film “The King and I” tahun 1951 (gambar 4.14). Kemudian pada akhir tahun 1960an, tren memanjangkan rambut kembali muncul dibawah pengaruh Elvis Presley, The Beatles dan budaya-budaya yang berbeda dengan sebelumnya. Selanjutnya pada awal tahun 1990an, gaya rambut laki-laki semakin luas dan bervariasi seperti rambut panjang, rambut pendek, cambang, kumis, dan janggut. Setelah memasuki abad ke-20, laki-laki mengadopsi pipi yang dicukur bersih tetapi tetap memelihara kumisnya. Walaupun hingga hari ini varian gaya rambut disebut unik dan baru tidak akan terlepas dari kenyataan bahwa gaya rambut yang mirip telah digunakan berulang kali (Stenn, 2016).

Menurut Elizabeth Bartman seorang arkeolog, perempuan diketahui sudah memiliki tradisi memanjangkan rambut sejak zaman Yunani kuno dan Romawi. Meskipun pada saat itu filsuf yang kebanyakan adalah laki-laki juga memanjangkan rambut dan janggut mereka, perempuan diketahui memiliki rambut jauh lebih panjang. Perempuan pada zaman Romawi akan memanjangkan rambut dengan

Gambar 4.13. Model rambut butch Sumber: www.haircutinspiration.com

Gambar 4.14. Yul Brynner (1951) & Elvis Presley (1969)

Sumber: www.imdb.com, https://madison.com

Gambar 4.15. The Beatles (1969) Sumber: www.beatlesbible.com

(9)

54 Universitas Kristen Petra

belah tengah, sedangkan laki-laki memotong rambut lebih pendek agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari serta menghindari kesan feminin. Rambut sendiri dapat menunjukkan status sosial seseorang. Semakin panjang rambut perempuan, maka semakin tinggi pula status sosialnya. Hal ini dikarenakan perempuan tersebut memiliki cukup uang untuk merawat rambut panjangnya. Sedangkan rambut pendek pada laki-laki menunjukkan laki-laki tersebut memiliki banyak aktivitas yang dianggap bergengsi pada zaman itu seperti aktivitas militer (Kenapa Wanita, 2017).

Di sisi lain, gaya rambut ponytail dan blunt cut tidak hanya untuk perempuan saja. Gaya rambut ini juga mempunyai ciri khasnya sendiri untuk laki-laki. Gaya rambut ponytail laki-laki (ponytail man) telah populer sejak 1980an. Ponytail man merupakan gaya rambut dimana rambut dibiarkan tumbuh panjang dan kemudian dibagi menjadi dua bagian dan diikat dengan simpul di kepala, membiarkan rambut menggantung seperti kuncir kuda (Ponytail Haircuts, n.d.). Seperti yang terlihat pada gambar 4.16 dan 4.17, model potongan ponytail dan blunt cut laki-laki terlihat lebih pendek atau cepak berbeda dengan model ponytail dan blunt cut untuk perempuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa laki-laki cenderung identik dengan rambut pendek dan perempuan dengan rambut panjang.

Namun tidak hanya perempuan, sebagian laki-laki juga memilih untuk memanjangkan rambut kepala mereka seperti contoh personil The Beatles yang terlihat pada gambar 4.15. Meskipun laki-laki memanjangkan rambut, penampilan

Gambar 4.16. Gaya rambut blunt cut laki-laki Sumber: www.fashionbeans.com

Gambar 4.17. Gaya rambut ponytail man Sumber: www.atozhairstyles.com

(10)

55 Universitas Kristen Petra

maskulin laki-laki juga didukung dari rambut yang tumbuh di wajah seperti kumis, cambang ataupun janggut. Pada gambar 4.14, Elvis Presley terlihat menumbuhkan rambut cambang dan terlihat lebih panjang sedangkan personil The Beatles terlihat memanjangkan rambut serta memiliki kumis dan janggut. Hal ini tentu berbeda dengan penampilan fisik Jeffree Star. Jeffree Star tidak terlihat memiliki potongan rambut cepak ataupun pendek seperti laki-laki pada umumnya. Jeffree Star justru memiliki rambut panjang dengan model potongan menyerupai perempuan. Selain itu, sebagai laki-laki Jeffree juga tidak terlihat menumbuhkan rambut di wajah. Jeffree Star justru tidak memiliki kumis ataupun menumbuhkan rambut cambang dan janggut untuk menunjang penampilan maskulinnya. Jeffree hanya terlihat memanjangkan rambut panjang seleher dan sebahu. Dengan memiliki rambut panjang dan model rambut menyerupai perempuan, Jeffree Star menunjukkan sisi femininnya.

Selain model rambutnya, Jeffree juga memiliki kuku-kuku jari yang lentik seperti perempuan. Hal ini terlihat dari kuku jari-jari tangan yang diberi warna dan sentuhan nail art. Jeffree juga terlihat memiliki kuku panjang dan mengecatnya. Hal ini terlihat dari video dalam seri “The Secret World of Jeffree Star” Jeffree memiliki kuku panjang dengan polesan warna oranye. Sedangkan dalam video yang diunggah pada kanal YouTube Jeffree Star berjudul “DOING MY MAKEUP WHILE WATER RAFTING” dan salah satu unggahan foto di Instagram resminya, Jeffree terlihat memiliki kuku panjang dengan polesan warna kuning cerah. Selain itu, pada video berjudul “REVEALING MY LAST DARK SECRETS...” Jeffree Star terlihat memiliki kuku panjang dengan polesan warna soft pink. Jeffree juga terlihat memiliki kuku yang diberi sentuhan nail art bertabur permata warna-warni pada salah satu unggahan foto di Instagram resminya (gambar 4.19).

(11)

56 Universitas Kristen Petra

Tradisi mewarnai kuku jari diketahui telah ada sejak zaman Dinasti Chou di Cina. Pada masa itu, perempuan mengecat kuku mereka dengan warna emas dan abu-abu untuk menandakan status sosialnya sebagai anggota kerajaan. Jika pada masa Dinasti Chou warna yang sering digunakan adalah warna emas dan perak, pada masa Dinasti Ming warna yang sering digunakan adalah merah dan hitam. Selain di Cina, penggunaan cat kuku juga digunakan pada peradaban kuno seperti Mesir, Babilonia, dan Inca. Di Mesir, Nefertiti menggunakan cat kuku warna merah sebagai simbol kekuatan demikian pula dengan Cleopatra. Pada zaman ini, cat kuku warna mencolok hanya boleh digunakan oleh orang berstatus sosial tinggi. Sedangkan rakyat biasa hanya diperbolehkan memakai cat kuku berwarna natural (Aurelia, 2018).

Penggunaan warna kuku juga terlihat pada masyarakat Eropa memasuki zaman Victoria. Pada abad ke-19, muncul salon kuku pertama di Paris. Pada salon tersebut, pekerja salon memberikan krim, minyak dan bedak yang berfungsi membersihkan kuku. Setelah membersihkan kuku, pekerja salon akan mengecat kuku. Metode perawatan kuku atau manikur kemudian diadopsi oleh Mary E.Cobb perempuan asal Amerika Serikat. Cobb diketahui membuka salon kuku Mrs. Cobb’s Manicure Parlors di Manhattan pada tahun 1878. Bisnis perawatan kuku ini kemudian berkembang pesat dan menjadi populer. Pelanggan Cobb berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan sosialita hingga perempuan yang tampil di panggung hiburan malam. Amerika kemudian menjadi tempat berkembangnya jenis hiasan kuku. Bahkan kuku yang terawat dijadikan sebagai simbol kekayaan (Aurelia, 2018). Hal serupa juga disampaikan oleh Karakhati (2009) dalam bukunya yang berjudul “Nail Art: 50 Kreasi Cantik untuk Kuku Indah Anda”.

Gambar 4.19. Jeffree Star memakai nail art bertabur permata warna-warni

(12)

57 Universitas Kristen Petra

Dalam bukunya, Karakhati mengungkapkan bahwa seseorang harus mengeluarkan banyak uang untuk nail art dikarenakan biayanya yang lumayan mahal. Oleh karenanya tidak mengherankan apabila pelanggan nail art rata-rata berasal dari kalangan menengah ke atas (Karakhati, 2009, p.7).

Selain itu, salah satu sosok yang berperan dalam popularitas hiasan kuku adalah Michelle Mannard. Michelle Mannard dikenal sebagai cikal bakal lini cat kuku Revlon pada tahun 1930an. Lini cat kuku ini kemudian populer di kalangan selebritas. Kini menghias kuku tidak lagi dibatasi dengan warna tetapi dengan seni melukis kuku atau yang disebut juga dengan nail art. Teknik nail art mulai meluas pada tahun 1981 dengan lukisan bunga atau motif geometris. Bahkan seni melukis kuku tidak hanya sebatas pemakaian cat kuku tetapi juga memakai material tiga dimensi seperti manik-manik berlian. Seni melukis kuku juga dipakai oleh sederetan nama penyanyi perempuan ternama seperti Lady Gaga, Katy Perry, Rihanna, dan Jennifer Lopez (Aurelia, 2018).

Berdasarkan data di atas, peneliti melihat bahwa sejak zaman dahulu, seni mengecat dan menghias kuku telah dilakukan oleh perempuan. Mulai dari zaman kekaisaran hingga memasuki zaman victoria dimana kuku mulai menjadi perhatian khusus untuk mendapatkan perawatan. Perawatan kuku terus mengalami perkembangan hingga di Amerika, hal ini semakin populer dengan kemunculan salon kecantikan khusus untuk kuku dan juga berkembangnya produk cat kuku pada masa itu hingga populer di kalangan selebritas. Dari tahun ke tahun, teknik menghias kuku juga semakin berkembang, salah satunya adalah teknik nail art yang masih dipakai oleh penyanyi-penyanyi perempuan ternama. Dalam perjalanannya, sejarah seni menghias kuku tidak terlepas dari sosok perempuan dibaliknya seperti

Gambar 4.20. Kuku Rihanna & Jenifer Lopez memakai nail art Sumber: id.pinterest.com

(13)

58 Universitas Kristen Petra

Nefertiti, Cleopatra, Mery E.Cobb dan Michelle Menard. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan merawat kuku dengan mengecat ataupun nail art tidak hanya sejak lama digandrungi oleh perempuan tetapi juga membudaya dalam dunia kecantikan. Tidak hanya itu, biaya perawatan kuku tidaklah murah sehingga rata-rata pelanggan berasal dari kalangan menengah ke atas. Bahkan kuku yang terawat dijadikan sebagai simbol kekayaan.

Sebagai laki-laki, Jeffree Star juga melakukan perawatan kuku. Jeffree bahkan kerap berganti warna cat kuku (warna oranye, kuning, soft pink) dan memakai nail art layaknya perempuan. Dengan begitu, Jeffree Star menunjukkan bahwa dirinya memiliki ciri-ciri fisik menyerupai perempuan dan juga menunjukkan secara tidak langsung bahwa Jeffree Star adalah golongan menengah ke atas yang memiliki kemampuan secara ekonomi untuk menunjang penampilan

lewat perawatan kuku.

4.2.1.2. Gestur Tubuh

Peneliti juga menemukan gestur tubuh yang terlihat dilakukan berulang kali yakni gerakan memegang rambut. Jeffree kerap terlihat memegang rambutnya dalam seri video “The Secret World of Jeffree Star” dan video di kanal YouTube Jeffree berjudul “DOING MY MAKEUP WHILE WATER RAFTING”. Jeffree Star terlihat memegang jari-jari tangan dirapatkan untuk merapikan rambut bagian atas dan bawah. Gerakan merapikan rambut Jeffree Star ini terlihat menyerupai gerakan merapikan rambut yang dilakukan oleh perempuan. Gestur merapikan rambut tersebut terlihat menyerupai sejumlah selebriti perempuan seperti Kate Hudson, Kim Kardashian, Cmaeron Diaz, dan Rihanna. Selain sejumlah selebriti, gerakan

(14)

59 Universitas Kristen Petra

merapikan rambut juga terlihat pada iklan shampo yang menampilkan perbedaan gestur antara laki-laki ataupun perempuan.

Berdasarkan gambar-gambar di atas, terlihat kesamaan antara figur selebriti dan perempuan dalam iklan shampo dengan Jeffree Star saat memegang rambut. Jari-jari tangan pertama-tama dirapatkan untuk menyisir rambut yang menjuntai ke bawah. Pada sebagian perempuan terlihat rambut masuk di antara sela-sela jari. Pada gambar 4.24 Jeffree memiliki kesamaan dengan Rihanna dimana rambut masuk di antara sela-sela jari telunjuk dan jempol. Begitu pula dengan gambar 4.25 gestur Jeffree menyerupai perempuan dalam iklan shampo Sunsilk dimana rambut Gambar 4.22. Gestur Kate Hudson &

Cameron Diaz memegang rambut Sumber: id.pinterest.com Gambar 4.21. Gestur tubuh Jeffree

Star memegang rambut

Gambar 4.24. Gestur Rihanna memegang rambut Sumber: http://time.com Gambar 4.23. Gestur Jeffree Star menyerupai

Kim Kardashian memegang rambut Sumber: id.pinterest.com

Gambar 4.25. Gestur Jeffree Star mirip perempuan dalam iklan shampo Sunsilk

(15)

60 Universitas Kristen Petra

diapit di antara jari telunjuk dan jari tengah. Gestur ini sangat berbeda dengan cara laki-laki merapikan rambutnya. Seperti yang terlihat pada figur laki-laki dalam iklan shampo Clear. Laki-laki terlihat tidak memiliki rambut panjang menjuntai ke bawah. Dalam iklan tersebut, laki-laki menempatkan tangan untuk merapikan rambut pada bagian atas kepala seperti yang terlihat pada gambar 4.27. Sedangkan dalam iklan shampo Sunsilk dan Clear yang diperankan perempuan terlihat memiliki rambut panjang. Dalam iklan tersebut, perempuan terlihat melakukan gestur yang hampir sama dengan sejumlah selebriti di atas dimana jari-jari dirapatkan untuk menyisir rambut yang menjuntai ke bawah. Dengan demikian gestur tubuh Jeffree dapat dikatakan terlihat menyerupai perempuan.

Selain gestur merapikan rambut, peneliti juga menemukan gestur tubuh Jeffree Star yang terlihat dilakukan berulang kali yaitu gestur berdandan atau merias diri pada seri video “The Secret World of Jeffree Star”, video pada kanal YouTube Jeffree berjudul “DOING MY MAKEUP WHILE WATER RAFTING” dan unggahan foto pada Instagram resmi Jeffree Star. Jeffree beberapa kali terlihat mengaplikasikan makeup sambil memegang kaca dan atau eyeshadow palette sambil tangan lainnya memegang brush atau beauty blender yang diaplikasikan ke wajahnya sendiri. Berdandan atau merias diri merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh perempuan. Seperti yang diungkapkan oleh Udasmoro (2018) bahwa dengan menjadi elegan, perempuan dapat mencari kesenangan melalui pakaian yang mewah dan mendandani diri dengan apa saja yang ada di meja rias. Penggunaan pakaian dan riasan wajah adalah cara bagi perempuan untuk menunjukkan daya tarik fisik serta sebagai ungkapan bahwa ia dapat menerima perannya sebagai perempuan. Melalui rias wajah, perempuan meyakini dirinya Gambar 4.26. Perempuan memegang rambut

dalam iklan Pantene & Clear Sumber:

https://www.youtube.com/IklanTVIndonesia

Gambar 4.27. Laki-laki memegang rambut dalam iklan Clear

Sumber:

(16)

61 Universitas Kristen Petra

betul-betul berubah melalui bantuan yang ada di atas meja rias (Udasmoro, 2018, p. 47-48). Perempuan membutuhkan dandanan untuk dianggap cantik. Meskipun begitu, aktivitas berdandan dengan makeup mampu meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Hal ini sangat berbeda dengan laki. Dalam konstruksi sosial, laki-laki dianggap tidak lazim dalam menggunakan kosmetik untuk merias diri (Adam, 2017). Oleh karenanya, kegiatan berdandan selalu diidentikan dan dianggap lazim apabila dilakukan oleh perempuan.

Sebagai beauty vlogger, Jeffree tentu melakukan aktivitas berdandan. Namun hal ini tidak menutupi kenyataan bahwa Jeffree adalah seorang laki-laki. Dengan menunjukkan aktivitas berdandan, Jeffree tidak hanya menyerupai perempuan saja, tetapi juga berusaha mendobrak budaya kecantikan yang selalu diidentikan dengan perempuan. Jeffree seakan menunjukkan bahwa laki-laki juga perlu berdandan

untuk menambah rasa percaya diri mereka.

4.2.1.3. Jeffree Star Menyukai Warna Pink

Pada video kolaborasi Shane dan Jeffree Star di series “The Secret World of Jeffree Star” beberapa kali memperlihatkan bagian dalam rumah Jeffree Star. Bagian dalam rumah Jeffree tampak didominasi oleh warna merah muda atau pink. Warna pink pertama kali terlihat pada warna cat dinding yang melapisi hampir seluruh bagian dalam rumah Jeffree Star. Warna pink juga terlihat pada kain pelapis dinding rumah Jeffree yang terbuat dari satin. Selain itu warna pink juga terlihat pada sejumlah dekorasi yang mengisi rumah Jeffree seperti tirai jendela, bingkai kaca besar, dan lampu gantung (chandelier).

(17)

62 Universitas Kristen Petra

Warna pink lainnya juga ada pada sejumlah furnitur yang mengisi rumah Jeffree Star seperti yang terlihat pada gambar 4.29 dan gambar 4.30. Jeffree mempunyai furnitur berupa sofa, armchair, dan ranjang custom pink Barbie bed. Selain itu, warna pink juga ditemukan pada dua kendaraan Jeffree Star antara lain mobil Lamborghini Huracan LP610-4 Star Edition full custom in pink dan Tesla Model X warna pink (gambar 4.29 dan gambar 4.30). Bahkan Jeffree secara sengaja

Gambar 4.29 Rumah bagian dalam penuh dengan nuansa pink

Gambar 4.30 Furnitur dan mobil serba warna pink

Gambar 4.31 Lamborghini Huracan LP610-4 Star Edition full custom warna pink

(18)

63 Universitas Kristen Petra

memodifikasi interior dalam mobil Lamborghininya dengan warna pink (gambar 4.31).

Warna merah muda atau pink sendiri merupakan warna yang identik dengan romantisme dan feminin. Warna pink memiliki sifat menuntut dalam kepasrahan, menggemaskan dan jenaka (Wirania, 2010, p. 46). Sedangkan menurut Sadli (2010) dalam bukunya yang berjudul “Berbeda Tetapi Setara: Pemikiran Tentang Kajian Perempuan” menjelaskan bahwa riset psikologi tradisional didasari oleh asumsi bahwa perempuan memiliki ciri-ciri feminin (p. 95). Sehingga kemudian sejak kecil warna pink yang mengandung konotasi lemah lembut selalu dikaitkan erat dengan perempuan (Sukesi, Rosalinda & Shinta, 2017, p.10).

Penggunaan warna pink sebagai simbol feminitas sudah ada setelah Perang Dunia II dimana warna biru secara luas mulai digunakan untuk seragam laki-laki. Kemudian pada tahun 1940an dan seterusnya warna pink didorong menjadi warna untuk perempuan. Selanjutnya pada tahun 1950an penggunaan warna merah muda dan biru untuk menunjukkan gender tidak hanya digunakan pada pakaian tetapi juga digunakan ke berbagai hal seperti perlengkapan dan furnitur (Frassanito, P & Pettorini, B, 2008, p. 881).

Hingga pada era setelah Perang Dunia II, keterkaitan warna pink dengan gender perempuan juga terlihat dikenakan oleh tokoh yang berpengaruh tertentu seperti Mamie Eisenhower. Mamie Eisenhower merupakan Ibu Negara dari Presiden Amerika Serikat ke-34 Dwight Eisenhower. Mamie Eisenhower dikenal sebagai orang yang feminin, hal ini ditunjukan dari kesukaannya terhadap warna pink. Kesan feminitas pada warna pink pertama kali ditunjukkan saat Mamie mengenakan gaun berwarna pink dengan taburan rhinestones warna merah muda

Gambar 4.32 Mamie Eisenhower dengan gaun warna pink (Mamie Pink) Sumber: www.apartmenttherapy.com

(19)

64 Universitas Kristen Petra

saat menghadiri pelantikan Dwight Eisenhower menjadi prersiden Amerika Serikat (Mitchell, n.d.).

Mamie juga diketahui melakukan dekorasi pada Gedung Putih dengan dominasi warna pink hingga korps pers Gedung Putih menyebutnya “The Pink Palace” atau istana merah muda. Warna pink pastel tersebut kemudian menjadi ikon bernama “Mamie Pink” dan menjadi sangat populer untuk dekorasi dapur atau kamar mandi (Mitchell, n.d.). Pada tahun 1953-1956 Dwight dan Mamie juga diketahui membangun rumah pensiun di Gettysburg, Pennsylania yang kini telah menjadi Situs Sejarah Nasional Eisenhower. Tidak lupa, Mamie memberikan sentuhan dekorasi rumah berwarna pink seperti kamar mandi dan kamar tidur (Why Mamie, 2009).

Keterkaitan antara warna merah muda dengan gender feminin juga tidak terlepas dari film Funny Face yang dibintangi oleh aktris Audrey Hepburn. Audrey dianggap sebagai perempuan yang sangat feminin dan penampilan Audrey dengan busana berwarna pink terbukti menginspirasi (Frassanito, P & Pettorini, B, 2008, p. 882). Selain itu, film ini juga dikenal dengan adegan musikal berjudul “Think Pink” yang dinyanyikan oleh seorang editor majalah fesyen bernama Maggie Presscot diperankan oleh Kay Thompson (www.imdb.com). Dalam film tersebut Maggie

Gambar 4.33 Tampilan kamar tidur dan kamar mandi rumah pensiun Eisenhower di Gettysburg

Sumber: https://savethepinkbathroom.com

Gambar 4.34 Meggie Presscot dalam adegan musikal Think Pink Sumber: www.youtube.com

(20)

65 Universitas Kristen Petra

ingin mempengaruhi perempuan dimanapun dengan memakai warna pink dalam fesyen mereka (Sturgis, 2016):

“Lettie, take an editorial! To the women of America...! No, make it to the women everywhere. Banish the black, burn the blue, and bury the beige. From now on, girls, think pink!" (Maggie Presscot dalam film Funny Face (1957), www.imdb.com).

Dalam adegan tersebut Maggie mengungkapkan “banish the black, burn the blue, bury the beige” yang berarti “buang hitam, bakar biru, kubur krem” warna tersebut adalah yang paling sering dikenakan perempuan pada masa itu (Wangsa, 2016). Melalui adegan musikal tersebut, warna pink seakan menjadi terobosan dalam dunia fesyen bagi perempuan. Bahkan dalam lirik musikal Think Pink juga

Gambar 4.35 Penggunaan warna pink untuk busana dan aksesoris perempuan dalam adegan musikal Think Pink

Sumber: www.youtube.com

Gambar 4.36 Penggunaan warna pink untuk busana perempuan dalam adegan musikal Think Pink

(21)

66 Universitas Kristen Petra

menekankan perempuan untuk memakai busana dan aksesoris seperti tas, sepatu, dan perhiasan berwarna pink:

“Think pink! Forget that Dior says black and rust. Think pink! Who cares if the new look has no bust. Now, I wouldn't presume to tell a woman what a woman oughtta think,

But tell her if she's gotta think: think pink! For bags! Pink for shoes!

Razzle, dazzle and spread the news! And pink's for the lady with joie de vive! Pinks for all the family"

(Think Pink dalam film Funny Face (1957), www.streetdirectory.com).

Hal ini juga didukung dengan adanya figur perempuan yang tampil mengenakan busana dan aksesoris warna pink. Dengan begitu, warna merah muda atau pink kemudian dikaitkan dengan sosok perempuan dan dijadikan sebagai simbol gender feminin. Dengan memberikan sentuhan warna merah muda hampir pada seluruh bagian rumah dan pada hal-hal lainnya secara tidak langsung menunjukkan Jeffree menyukai warna merah muda. Meskipun laki-laki biasanya erat kaitannya dengan warna biru, hal ini tidak menghentikan Jeffree Star sebagai laki-laki untuk memberikan sentuhan warna pink pada setiap sudut rumahnya. Kesukaan Jeffree terhadap warna pink secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagai laki-laki dirinya memiliki sisi feminin layaknya perempuan.

4.2.2. Jeffree Star Melakukan Transformasi Penampilan

Dalam peneliti juga menemukan pada salah satu video dalam seri “The Secret World of Jeffree Star” bahwa Jeffree mengakui dirinya melakukan transformasi penampilan mulai dari badan, wajah serta secara legal mengubah nama yang sebelumnya Jeffreey Lynn Steininger menjadi Jeffree Star. Dalam salah satu video tersebut juga menampilkan foto-foto bagaimana ciri-ciri fisik Jeffree sebelum melakukan transformasi. Mulai dari Jeffree ketika masih anak-anak hingga remaja. Saat masih anak-anak Jeffree terlihat berpenampilan seperti anak laki-laki. Jeffree memiliki rambut pendek dan tidak terlihat memakai riasan di wajahnya.

Setelah beranjak remaja, Jeffree mulai terlihat mengenakan pakaian serba hitam dan jaket lengan panjang tertutup (trench coat). Jeffree juga memiliki rambut

(22)

67 Universitas Kristen Petra

model spiky dan mulai mengenakan riasan di wajah ala gothic. Jeffree juga memberikan sentuhan warna pink pada rambut spikynya. Dalam video tersebut juga menampilkan foto Jeffree Star setelah melakukan transformasi penampilan. Jeffree terlihat sangat berbeda mulai dari model rambut, bentuk wajah, hingga busana yang dikenakan. Setelah melakukan transformasi Jeffree terlihat mentato tubuhnya dan memiliki rambut panjang, serta memakai riasan wajah lebih lembut. Jeffree juga nampak lebih menampilkan warna cerah seperti warna pink untuk warna rambut dan busana yang dikenakan.

Transformasi ini sengaja dilakukan karena Jeffree ingin melupakan dan tidak ingin menjadi seperti dirinya di masa lalu yang kelam. Jeffree juga secara sengaja melakukan hal ini untuk menutupi agar orang lain tidak mengetahui masa lalunya yang kelam seperti bekas luka dari perilaku menyakiti diri sendiri atau self harm

Gambar 4.37 Foto Jeffree sebelum melakukan transformasi penampilan

Gambar 4.38 Foto Jeffree mengenakan pakaian lengan panjang serba hitam dan berpenampilan ala gothic

(23)

68 Universitas Kristen Petra

yang kemudian ditutupi dengan tato. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa Jeffree Star pernah terindikasi mengalami depresi hingga melakukan perilaku menyakiti diri sendiri. Hal ini seperti yang ditemukan dalam sebuah jurnal penelitian berjudul Risk of depression and self-harm in teenagers identifying with goth subculture: a longitudinal cohort study (2015) yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Lanchet Psychiatry menyebutkan gothic atau goth merupakan anggota subkultur yang menyukai pakaian warna hitam, makeup putih dan hitam, dan musik gothic (p.793). Orang-orang muda (young) ditemukan teridentifikasi menganut subkultur goth pada usia 15 tahun dan juga depresi serta melakukan self-harm pada usia 18 tahun (Bowes., et al, 2015). Hal ini juga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Jeffree Star kepada Shane bahwa dirinya tidak hanya memiliki penampilan gothic tetapi juga melakukan self-harm pada usia 17 tahun:

Shane: “I want to know like… I don’t know I feel like so much that is like hidden that you’re like not talking about in videos and stuff… I mean your childhood”

Jeffree: “Yeah, I don’t talk about really anything, it’s almost like this is a whole new life and you know Jeffrey Lynn Steininger that was never there. It’s almost like a book you read now it’s like Jeffree Star is here and I don’t have to be that person or like I don’t know it’s like I don’t think about those things but…”

Shane: “You kill that person off, that’s the craziest part” Jeffree: “I did, I transform my body, my face and I legally changed my name ten years ago you know and I about like tattoo my whole body a lot it was hiding emotions and pain like I spent all of highschool in 90 degree weather with a the full sweaters and pants and no one ever asked me why and the whole entire time I was cutting my entire body with exacto knife, razors, butcher knife. So I decided later on life that when I got over that and overcame it, I wanted to tattoo my whole body so people couldn’t see that. But it’s like you’re 2 inches away from my arm, lift up one more inch” Jeffree: “I think that self-mutilation, back in the day was very like well you just want to get attention. I wear sweaters in the summer and no one ever asked me why. I was a gothic kid. I wear trench coat and black lipstick and had spiky hair and platforms and I just loved going to punk rock show and

(24)

69 Universitas Kristen Petra

I would never wear short sleeves and no one ever asked why. You know it was my huge dark secret and one day my mom saw, she found out”

Shane: “What did she do?”

Jeffree: “As I was graduating 12 grade I graduate at 17 early and I was doing the dishes one day and my sleeves one up higher and she saw and It was just like my huge secret is out there. It was such a bad time cuz parents don’t fully get it I mean it’s like because that you want to die, what’s happening. You know your mom loves you so much, she’s a single mom and she thinks that she’s like losing her kid kind of so it was rough and it really fucked up our relationship” (Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Truth About Jeffree Star).

Berdasarkan ungkapan tersebut, Jeffree seakan menunjukkan bahwa dirinya pernah mengalami depresi dan menyatakan bahwa dirinya tidak mengerti cara mengartikulasikan perasaan yang kemudian diwujudkan lewat perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm) yang terkesan seperti sebuah masa lalu yang kelam. Jeffree juga mengungkapkan bahwa pada saat itu, tidak ada yang peduli dengan keadaan dirinya (depresi dan self-harm). Jeffree Star seakan menunjukkan bahwa dirinya cukup kuat melewati masa depresi sendirian tanpa pertolongan orang lain. Jeffree juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menceritakan ataupun menunjukkan hal ini kepada siapapun demi menutupi masa lalu tersebut dengan berpenampilan gothic. Dengan menunjukkan semua hal ini dalam kanal YouTube Shane, Jeffree seolah menunjukkan dirinya sebagai orang yang memiliki masa lalu yang kelam dan mencoba bangkit dari masa lalu tersebut. Di sini, Jeffree seakan mencoba untuk memperoleh empati dan penerimaan dari orang lain dengan menunjukkan kelemahan dan sisi kelam yang tidak pernah ditunjukkan pada siapapun sebelumnya.

Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa Jeffree Star membangun citra sebagai orang yang memiliki masa lalu kelam dengan menceritakan masa lalunya, tidak pada kanal YouTubenya sendiri melainkan dari kanal YouTube Shane. Hal ini pun secara tidak langsung menunjukkan sisi materialis Jeffree Star. Jika dilihat beradasarkan Social Blade, Shane sendiri memiliki jumlah subscriber jauh lebih banyak dibandingkan dengan Jeffree Star yaitu sekitar 20 juta subscriber

(25)

70 Universitas Kristen Petra

(www.socialblade.com). Hal ini juga semakin menguatkan bahwa Jeffree Star memanfaatkan jumlah subscriber Shane untuk memperoleh empati dari khalayak yang kemudian berpengaruh pada peningkatan jumlah subscriber pada kanal YouTube Jeffree Star sendiri. Dengan demikian, peningkatan jumlah subscriber kemudian berpengaruh pada perolehan profit oleh Jeffree Star dari kanal YouTubenya.

Selain itu sebagai laki-laki, transformasi yang dilakukan oleh Jeffree Star menunjukkan perubahan dari penampilan laki-laki (maskulin) menjadi penampilan layaknya perempuan (feminin). Secara tidak langsung hal ini menunjukkan bahwa sebagai laki-laki Jeffree Star juga memiliki dua sisi yaitu feminin dan maskulin. Dari transformasi ini, Jeffree juga menunjukkan bahwa gender adalah hasil dari konstruksi sosial dan bukanlah hal yang tetap melainkan dapat diubah sesuka hati. Sebagai laki-laki, Jeffree Star juga menunjukkan identitas gendernya sebagai androgini dimana dirinya memiliki sisi lebih feminin daripada maskulin.

4.2.2.1. Ketiadaan Figur Ayah Jeffree Star

Dalam seri video berjudul “The Secret Life of Jeffree Star”, Jeffree sedikit membuka diri tentang keluarganya. Salah satu hal yang peneliti sorot adalah hilangnya sosok Ayah dalam kehidupan Jeffree. Pada video berjudul “The Truth About Jeffree Star”, terdapat sebuah cuplikan video Snapchat yang berisi curahan hati Jeffree Star tentang beratnya menjalani hidup tanpa sosok ayah. Jeffree menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal akibat bunuh diri. Meskipun peristiwa tersebut telah terjadi 25 tahun yang lalu, Jeffree masih tidak lupa dan terus bergumul dengan rasa sedih akibat ketidakhadiran sosok Ayah:

“Because my father did take his own life umm and 25 years later I still dealing with that, and it’s hard, everyday it’s hard with father’s day approaching… it… is… hard” (Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Truth About Jeffree Star).

Selain itu dalam video berjudul “Switching Lives with Jeffree Star”, Jeffree menceritakan bahwa dirinya hanya memiliki keluarga kecil. Jeffree kehilangan sosok ayah saat usianya hampir menginjak enam tahun. Jeffree pun bertumbuh

(26)

71 Universitas Kristen Petra

hanya dengan sosok ibunya. Dengan ekspresi raut wajah sedih, Jeffree mengungkapkan rasa kesepian karena hilangnya kerabat dekat seperti kakek dan nenek serta ayah Jeffree. Jeffree merasa sedih karena tidak dapat membanggakan kakek nenek dan ayahnya karena mereka sudah tiada:

“I have a small family you know, it’s crazy when someone has all their grandparents and both their parents, i can’t relate *sambil menaruh tangan di dada* my dad dead at five and a half you know what i mean, a single mom growing up, two uncles my dad brothers is both dead you know what i mean so i have a small family

It sucks to not have my grandparents and my father here like to have not a lot of family, it's like you wish they were still alive to be proud of you like i really i came from ashes i'm

not a crier i'm like

*sambil menepuk-nepuk pipi*

but like i wish my dad was sitting next to me and i could buy him a house as well you know what i mean, but he's been gone for so long and it's like you think about your grandparents, they help raising when my mom is strong cast of my childhood you know what i mean, it's like i wish i can just get them back and i can't because they're all gone you know, so it's lonely, it gets really lonely"” (Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, Switching Lives with Jeffree Star).

Jeffree juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah menceritakan hal ini di depan publik karena tidak ingin dihakimi oleh orang lain. Jeffree tidak ingin ketiadaan sosok ayah menjadi bahan orang lain untuk mencela dirinya. Hal ini dikarenakan ketiadaan sosok ayah dapat dianggap sebagai penyebab Jeffree Star menyukai laki-laki dan memakai makeup. Sehingga untuk menghindari hal tersebut, Jeffree lebih memilih untuk memendam perasaannya dalam hati tanpa membagikannya pada orang lain:

“People use everything against me. That’s negative like anything that’s like real. I’m like scared showing anything because I don’t want to be judged for. That’s why I never talked about my dad. I don’t want people to make fun of me”

(27)

72 Universitas Kristen Petra

“you know, I’ve had people tell me oh your dad never loved you, he died so that’s why you’re, you know like dude, that’s why you’re faggot, that’s why you wear makeup, you never had a dad, I’ve been told that my entire life and it's so hard from the truth. You don’t want my pain to be made fun

of, so I could keep it here

*sambil memegang dada* where it safe” (Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Truth About Jeffree Star).

Disini peneliti melihat bahwa sebagai laki-laki, Jeffree justru memiliki sisi feminin lebih dominan dibandingkan dengan sisi maskulin. Hal ini bisa jadi dikarenakan ketiadaan sosok ayah sejak masa kecil dan kuatnya peran sang ibu dalam membesarkan Jeffree Star. Dengan hilangnya sosok ayah, maka Jeffree Star tidak memiliki figur laki-laki yang dapat memberikan contoh bagaimana seharusnya berperilaku sebagai laki-laki (maskulin). Selain itu, kuatnya peran sang ibu sebagai single mom dalam membesarkan Jeffree juga dapat menjadi penyebab dominannya figur feminin dalam kehidupan Jeffree Star. Hal ini juga nampak menjadi penyebab Jeffree Star sebagai laki-laki kemudian melakukan transformasi penampilan menjadi seperti perempuan. Hilangnya figur ayah juga memungkinkan Jeffree kehilangan role model yang dapat mejadi figur maskulin bagi Jeffree Star seperti yang diungkapkan dalam artikel berjudul “Kurang Figur Ayah, Anak Rentan Terpengaruh LGBT” yang ditulis oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), ketiadaan figur ayah akan membuat anak laki-laki kekurangan ajaran tentang bagaimana menjadi laki-laki sejati, seperti memiliki prinsip hidup, mempunyai kekuatan dan mampu mengendalikan lingkungan. Saat memasuki lingkungan pergaulan, anak laki-laki akan mudah terbawa arus pergaulan terutama perilaku menyimpang seperti LGBT. Untuk menghindari perilaku menyimpang, figur ayah akan menampilkan peran yang seharusnya dilakukan oleh laki-laki. Misalnya dengan memperbaiki motor atau mobil, mengajak bermain permainan laki-laki dan sebagainya. Anak-anak terutama pada usia 0-3 tahun, akan merekam, mengamati, dan mengobservasi apa yang dilakukan ayah dan ibunya yang pada akhirnya menjadi model berperilaku dalam perkembangan anak.

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Chodorow (1978) bahwa sejak kanak-kanak, perempuan dan laki-laki sudah belajar mengenal identitas gender dirinya. Anak laki-laki harus terlepas dari sosok feminitas ibunya agar dapat menjadi

(28)

73 Universitas Kristen Petra

maskulin (p. 127). Untuk menjadi maskulin, anak laki-laki membutuhkan figur ayah untuk mengembangkan identitas seksual mereka (Brannon, 1996, p. 116). Selain itu, dalam penelitian berjudul Dampak Fatherless Terhadap

Perkembangan Psikologis Anak (2013) menyebutkan bahwa hilangnya ketiadaan

salah satu orang tua dapat menyebabkan ketimpangan sisi psikologis seseorang seperti kepribadian, kesehatan mental, dan pertahanan diri dari stress akan terasa sulit ditangani oleh anak yang tidak genap mendapat pengasuhan dari orang tuanya (p. 256). Selain itu, fatherless juga dapat memberikan dampak pada anak seperti gangguan kecemasan dan depresi, terlibat dengan aktivitas seksual dini, penyalahgunaan obat-obatan, gangguan mood, dan keterlibatan kenakalan serius hingga kriminal. Masalah-masalah tersebut dapat dialami oleh seorang anak yang mengalami perceraian orang tua ataupun ditinggalkan oleh sosok ayah ketika usia anak antara 5 tahun. Selain itu, father-absence atau juga memunculkan konflik gender pada anak dan meningkatnya kebingungan akan identitas gender. Ketiadaan figur ayah ini juga menciptakan peningkatan yang cukup signifikan pada perilaku homoseksual baik untuk laki-laki ataupun perempuan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa ketiadaan sosok ayah dapat memungkin seseorang mengalami penyimpangan orientasi seksual yang diawali dari kebingungan terhadap identitas dan peran gender yang sepatutnya ditiru oleh anak (Sundari & Herdajani, 2013, p. 258-259).

Menurut Lerner (2011), ketiadaan peran penting seorang ayah juga akan berdampak pada rendahnya harga diri (self-esteem) ketika ia dewasa, adanya perasaan marah, perasaan malu kerana merasa berbeda dari orang lain yang bisa mengalami kebersamaan dengan seorang ayah. Kehilangan sosok ayah juga menyebabkan anak merasa kesepian, cemburu (envy), dan kedukaan (grief) (dalam Sundari & Herdajani, 2013, p. 261). Dengan demikian, keberadaan ayah sangat berpengaruh terhadap sisi psikologis seseorang. Jeffree pun juga mengalami hal yang sama di mana dirinya sempat mengalami depresi yang berujung pada perilaku menyakiti diri sendiri. Jeffree juga beberapa kali terlihat dengan raut wajah sedih mengungkapkan rasa sepi yang dialami karena ketiadaan figur ayah. Di sini Jeffree menunjukkan bahwa dirinya tidak hanya memiliki masa lalu yang kelam saja.

(29)

74 Universitas Kristen Petra

Jeffree seakan menunjukkan bahwa penyebab dari depresi dan self-harm yang ia alami merupakan akibat dari ketiadaan figur ayah.

4.2.3. Jeffree Star Tidak Membatasi Diri dengan Label Gender

Dalam video berjudul “The Secret World of Jeffree Star”, Shane sempat menanyakan panggilan apa yang tepat untuk Jeffree. Panggilan yang dimaksud adalah penggunaan kata ganti dia laki-laki “he” atau kata ganti dia perempuan “she”:

“Shane: “Oh wait, that’s another question I have (Jeffree: “okay”). I keep calling you she on accident and Andrew was like wait it’s Jeffree or… what’s happening?” Jeffree: “I’m just Jeffre, if you look at me and you’re like damn honey yeees… like she, everyone calls me he/she whatever they want to call me”

Shane: “So that’s fine?” Jeffree: “I’m an alien”

Shane: “Every pronoun is okay?”

Jeffree: “every pronoun”

(Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Secret

World of Jeffree Star).

Menanggapi pertanyaan Shane, Jeffree mengatakan bahwa dirinya tidak keberatan dengan sebutan apapun baik “he” ataupun “she”. Jeffree juga terlihat tidak memberikan label gender khusus pada dirinya dengan mengatakan “I’m just Jeffree” yang berarti “Aku hanyalah Jeffree” dan “I’m an alien” yang berarti “Aku adalah Jeffree” dan “Aku adalah alien”. Kata “alien” atau yang lebih dikenal sebagai makhluk asing bukan manusia secara tidak langsung menyiratkan bahwa Jeffree tidak termasuk ke dalam kategorisasi gender apapun yang telah membudaya dalam kehidupan manusia. Jeffree sendiri tidak terlihat menentang atau menunjukkan rasa tidak suka saat disinggung tentang identitas seksualnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa Jeffree tidak membatasi dirinya dengan label gender apapun.

Selain itu pada video yang berbeda terlihat plat mobil Lamborghini Huracan LP610-4 Star Edition miliknya yang bertuliskan “MR DIVA”. Kata “Mr” merupakan gelar yang digunakan sebelum nama keluarga atau nama lengkap

(30)

75 Universitas Kristen Petra

seorang laki yang tidak memiliki gelar lain, atau ketika berbicara dengan laki-laki yang memegang posisi resmi tertentu. Sedangkan kata “diva” memiliki arti penyanyi atau aktor perempuan yang sangat sukses dan terkenal, seorang perempuan yang berperilaku seolah-olah dia sangat istimewa atau penting (https://dictionary.cambridge.org). Hal ini menunjukkan bahwa Jeffree memiliki dua sisi sekaligus yaitu sebagai laki-laki (Mr) dan juga sebagai perempuan (diva). Tidak hanya itu, dari pemakaian kata “diva” Jeffree juga menggambarkan dirinya menyerupai perempuan yang sukses dan terkenal. Kata “diva” juga menggambarkan bahwa Jeffree Star sebagai perempuan istimewa atau penting.

Tidak hanya itu, dalam video berjudul “Switching Lives with Jeffree Star”, Jeffree juga menunjukkan sisi laki-laki dan perempuan dari perubahan suara saat berbicara kepada Shane. Sebelumnya, Jeffree terlihat memiliki nada suara lebih lembut mengubah suaranya menjadi lebih berat seperti laki-laki dengan intonasi nada tinggi sambil mengucap kalimat “Do i sound a fuckin gay??!” kemudian dilanjutkan dengan Jeffree berteriak dengan intonasi nada tinggi. Setelah itu Jeffree

Gambar 4.40 Plat mobil Jeffree Star bertuliskan “MR DIVA”

Gambar 4.41 Ekspresi terkejut Shane saat Jeffree tiba-tiba mengubah suara

(31)

76 Universitas Kristen Petra

berteriak dengan suara rendah “Welcome back!!!” dan kemudian merubah suara menjadi lebih lembut sambil mengatakan “To my channel…”. Perubahan suara tersebut dilakukan secara sengaja dan tiba-tiba hingga membuat Shane terkejut.

Pada video yang berbeda, Jeffree terlihat merubah suaranya dari lembut menjadi lebih berat saat berbicara dengan Garett:

Garett: “Hey wassup bro?”

Jeffree: “Hey bro” *dengan suara lembut seperti perempuan*

Garett: “You’re sick gooch dude”

Jeffree: “Thanks man” *suara berubah menjadi lebih berat seperti laki-laki*

Jeffree: “Yo Shane wassup dawg?!”

Garett: “New fan yo come here (Jeffree: “wassup dawg?!”) look fucking gooch dude, check it out, look this shit” Jeffree: “Look at my gooch bro”

Garett: “I want shit”

Jeffree: “I need some pussy (Garett: “yoo”)”

Shane: “Jeffree so much better being a man than you ahaha

holy fuck...hahahah”

(Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Truth About Jeffree Star).

Perubahan suara dari suara rendah ke nada yang lebih tinggi yang dilakukan oleh Jeffree Star menunjukkan bahwa Jeffree memiliki dua sisi yang berbeda yakni maskulin dan feminin. Jeffree seakan menunjukkan bahwa dirinya bisa menjadi laki-laki dan menjadi seperti perempuan. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Kuntjara (2012) dalam bukunya yang berjudul “Gender, Bahasa, & Kekuasaan” bahwa suara rendah dan mantap biasanya biasanya disuarakan oleh laki-laki dan tampak maskulin, sedangkan nada tinggi biasanya disuarakan oleh perempuan dan bersifat feminin (p. 36).

Berdasarkan temuan data di atas, Jeffree terlihat membangun citra sebagai seorang queer di mana Jeffree tidak membatasi identitas gendernya dengan label apapun. Hal ini menunjukkan bahwa Jeffree tidak terpaku pada budaya dominan yang mendikte bahwa hanya ada dua gender. Perilaku queer tidak hanya terlihat pada bagaimana Jeffree menyebut dirinya tetapi juga diperlihatkan dari bagaimana Jeffree berperilaku seperti bagaimana Jeffree mengubah suaranya dari lembut seperti perempuan menjadi suara rendah seperti laki-laki.

(32)

77 Universitas Kristen Petra

4.2.4. Jeffree Star Terinspirasi dengan Boneka Barbie

Dalam beberapa kesempatan Jeffree juga beberapa kali menyebutkan bahwa sentuhan nuansa pink tersebut terinspirasi dari karakter boneka Barbie. Hal ini dapat dilihat pada saat Jeffree menjelaskan lampu gantung di dapur miliknya memiliki sentuhan merah muda Barbie dengan menyebutnya “Barbie Chandelier” (Gambar 4.30) atau pada saat Jeffree menjelaskan ranjang di kamar tidurnya merupakan furnitur yang sengaja dipesan secara khusus “custom Barbie bed” (Gambar 4.29). Selama ini karakter Barbie identik dengan warna pink dan merupakan boneka mainan untuk anak perempuan. Barbie sendiri merupakan boneka mainan yang identik dengan figur perempuan sedangkan Jeffree Star adalah seorang laki-laki. Boneka dengan rupa perempuan ini juga sering kali dimainkan oleh anak perempuan. Boneka Barbie juga sangat berkaitan dengan tubuh dan sifat yang begitu feminin (Brigita, 2017).

Menurut Udasmoro (2018), perempuan mengartikan kata “cantik” dengan memiliki boneka. Boneka digunakan sebagai objek dalam metamorfosis diri perempuan yakni perubahan menjadi gadis feminin. Boneka dijadikan sebagai objek acuan dalam memahami cara berdandan dan cara berpakaian dengan tujuan menjadikan dirinya sosok yang dikagumi. Pada fase tersebut, perempuan belajar mengartikan kata “cantik” lebih sederhana. Perempuan membuat diri menjadi cantik dengan pakaian, mengamati diri dalam cermin, dan membayangkan dirinya seperti putri-putri dalam cerita dongeng (p. 47).

(33)

78 Universitas Kristen Petra

Logo Barbie terdiri dari wordmark sederhana menampilkan nama merk berwarna pink. Warna pink pada logo menampilkan kesan lembut, manis, muda, feminin dan optimis (Jihad, 2017).

Sebelumnya, Barbie adalah boneka mainan yang diproduksi oleh Elliot Handler pemilik perusahaan Mattel Inc bersama temannya Harold Matson. Pembuatan boneka inipun terinspirasi setelah anak perempuan Elliot yang pada saat itu melirik boneka Bild Lili (boneka perempuan buatan Jerman yang diadopsi dari komik strip dan menjadi simbol seks laki-laki). Melihat minimnya mainan untuk anak perempuan pada saat itu, akhirnya Elliot membuat boneka bernama Barbie diadopsi dari nama anaknya sendiri yakni Barbara. Sejak awal, boneka Barbie dikonstruksikan seperti idola. Barbie merupakan fantasi tertinggi tentang kecantikan. Barbie menawarkan imajinasi, mimpi, dan pelampiasan yang tak bisa diperoleh di dunia nyata (Molekandella, 2012, p. 126).

Menurut Brigita (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Barbie Sebagai Ikon Gaya Hidup Wanita Modern”, Barbie merupakan simbol feminisme, hal ini terletak pada gambaran kesempurnaan perempuan yang dimiliki Barbie. Kesempurnaan yang dimaksud adalah cantik, indah, lembut langsing, mancung, kaki jenjang, dan sebagainya yang menggambarkan kecantikan ideal. Tidak hanya itu, hampir semua Barbie memiliki dunia kecil yang bersifat eksklusif seperti memiliki atribut baju-baju bermerk, rumah, sepatu yang ditata rapi, dan gaun serba gemerlap (p. 126).

Dunia kecil Barbie tersebut menggambarkan bahwa Barbie sebagai perempuan modern dengan mobilitas yang tinggi dan detail dalam urusan penampilan. Seperti di dunia nyata, Barbie seperti wanita karir yang memiliki

Gambar 4.43 Boneka Barbie dan aksesoris Sumber: www.barbie.mattel.com

(34)

79 Universitas Kristen Petra

koleksi barang branded untuk menunjang pencitraannya. Hal ini dilihat dari bagaimana boneka Barbie juga dijual dengan pernak-pernik atribut yang dijual baik secara terpisah atau tidak untuk menunjang pencitraan dirinya. Dan oleh karena itu, boneka Barbie juga dikenal identik dengan gambaran perempuan kaya yang hanya menghabiskan waktu untuk mempercantik diri (Molekandella, p.128-129).

Di sisi lain, Barbie yang kemudian menjadi identitas budaya populer Amerika juga dibuat dengan menggambarkan orang dengan kulit berwarna putih serta rambut pirang atau blonde menyerupai ras kaukasian. Dibandingkan dengan penjualan boneka Barbie berkulit hitam, Barbie berkulit putih menduduki posisi teratas angka penjualan. Hal ini dikarenakan kulit putih diyakini sebagai kondisi terhormat, intelektual, bersih, sehat, dan bermoral. Sebaliknya, kulit hitam identik dengan kekerasan, kumuh, bodoh, dan tertindas sehingga tidak heran apabila Barbie juga menjadi ikon rasisme (Molekandella, 2012, p.126).

Pada video yang lain, Jeffree dalam kanal YouTubenya juga beberapa kali menggunakan Barbie sebagai judul video seperti “HOW TO GET GLOWY BARBIE® SKIN” dan “MY NEW BARBIE BMW i8 | Jeffree Star [4K Ultra HD]” yang diunggah pada tahun 2016. Jeffree juga diketahui menyebut mobil Tesla Model X warna pink miliknya dengan sebutan Barbie dalam video berjudul “DOING MY MAKEUP ON TESLA AUTOPILOT!” yang diunggah pada tahun 2018 (www.youtube.com/user/jeffreestar):

“Good morning, we’re about to pick up the Barbie Tesla, Sticker City finished wraping the entire car”

“It looks so fucking bad ass like Barbie have a ten seat go home the bitches back” (Jeffree Star dalam kanal YouTube jeffreestar, DOING MY MAKEUP ON TESLA AUTOPILOT!)

Berdasarkan penjealsan di atas, Barbie tidak hanya sekadar menjadi figur perempuan yang identik dengan warna pink dan feminitas saja, tetapi lebih dari itu, Barbie memiliki makna tersendiri sebagai cerminan perempuan ideal baik dari segi fisik maupun non-fisik seperti bagaimana Barbie digambarkan sebagai wanita karir, ekslusif dan kaya. Barbie juga digambarkan sebagai boneka perempuan yang menunjang kecantikan diri dengan barang-barang branded yang ditunjukkan dari pernak-pernik boneka. Sehingga dengan ini dapat dikatakan bahwa Jeffree Star tidak hanya mengkonstruksi citra dirinya sebagai laki-laki feminin tetapi juga

(35)

80 Universitas Kristen Petra

sebagai orang kulit putih yang memiliki kecantikan ideal baik secara fisik ataupun non-fisik layaknya perempuan modern.

Dengan melihat sejumlah hasil penemuan di atas. Peneliti melihat bahwa sebagai laki-laki Jeffree kerap menunjukkan kemiripan dengan perempuan. Mulai dari kesukaannya terhadap warna pink yang identik dengan perempuan dan sebagai simbol feminin, melakukan transformasi dari penampilan laki-laki maskulin menjadi lebih feminin seperti perempuan, hingga ciri-ciri fisik dan gestur tubuh yang menyerupai perempuan. Jeffree juga menunjukkan bahwa dirinya tidak dibatasi dengan identitas gender baik maskulin ataupun feminin yang ditunjukkan dari perubahan suara serta penyebutan untuk dirinya sendiri. Sedangkan pada umumnya, laki-laki didominasi oleh sifat maskulin. Hal ini seolah menunjukkan bahwa Jeffree Star tidak memandang gender sebagai sesuatu yang bersifat kaku melainkan dapat berubah-ubah. Dengan menunjukkan ciri-ciri fisik seperti perempuan dan perilaku feminin, Jeffree juga menunjukkan bahwa dirinya tidak mengkategorisasikan gendernya sebagai laki-laki maskulin. Dengan demikian Jeffree secara tidak langung membongkar norma-norma sosial yang sudah terpaku dalam kehidupan masyarakat seperti laki-laki harus maskulin dan perempuan harus feminin.

Hal ini sesuai dengan teori queer oleh Judith Butler yang menentang adanya identifikasi gender. Teori ini percaya bahwa gender seperti maskulin dan feminin merupakan hasil konstruksi sosial dan tidak harus dimengerti sebagai identitas yang tetap melainkan berubah-ubah. Teori ini juga menentang hal-hal yang bersifat pasangan seperti maskulin-feminin, pria-wanita, dan lain-lain. Teori queer menawarkan gagasan bahwa identitas merupakan hal lebih dari sekadar kategorisasi yang kaku dan dikotomis (Morissan, 2013, p. 131).

Meskipun istilah queer selalu dikaitkan dengan identitas seksual ataupun gender di luar heteroseksual, queer dapat juga dilihat sebagai metode untuk membongkar norma-norma tradisional. Teori queer tidak dapat dilepaskan dari keterkaitannya dengan gay liberation atau pembebasan gay yang muncul pada tahun 1960an di Amerika Serikat. Gerakan ini melihat bahwa seksualitas dapat berfungsi sebagai potensi untuk penyerangan norma-norma sosial. Gerakan ini ingin membongkar seksualitas yang bersifat normatif seperti konsep pernikahan.

(36)

81 Universitas Kristen Petra

Bangunan dasar teori queer sendiri adalah anti-normativitas atau selalu mencurigai dan mempertanyakan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Karena sifatnya yang anti-normativitas, queer juga bersifat non-identitarian. Teori queer mengkritisi mengapa identitas seksual harus ada (Kusuma, n.d.).

Judith Butler dalam bukunya berjudul Gender trouble (feminism and the subversion of identity) (1990) juga mengemukakan teori performativitas yang menolak prinsip identitas memiliki awal dan akhir. Munurut Butler, seseorang dapat memiliki identitas maskulin dan feminin dalam waktu bersamaan ataupun dalam waktu yang berbeda. Demikian halnya dengan orientasi seksual, male feminine dan female maskuline. Jika identitas seksual seseorang tidak final atau tidak stabil, seharusnya tidak ada keharusan seseorang menyukai lawan jenisnya tetapi hal ini tidak dikehendaki masyarakat. Seperti yang sudah diketahui, subjek dibentuk dari budaya dan diskursus dimana ada suatu aturan yang disebarkan melalui repetisi atau pengulangan. Aturan inilah yang suatu fenomena seolah-olah heteroseksual merupakan hubungan yang normatif antara seks, gender, dan orientasi seskual dimana laki-laki (male) harus berperilaku maskulin dan menyukai perempuan (female) lawan jenisnya begitu juga dengan perempuan (female) harus berperilaku feminin dan menyukai lawan jenis (Jauhariyah, 2006). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Jeffree Star membangun citra sebagai laki-laki yang percaya diri menjadi seorang queer. Jeffree dengan percaya diri menunjukkan dirinya sebagai laki-laki yang berperilaku dan berpenampilan seperti perempuan feminin. Di sini Jeffree juga menunjukkan bahwa dirinya membatasi diri dengan label gender apapun. Jeffree juga secara tidak langsung mendobrak norma-norma seksual yang berlaku di masyarakat bahwa laki-laki tidak harus bersifat maskulin.

4.2.5. Jeffree Star Memberikan Klarifikasi Atas Skandal Rasis

Dalam video berjudul “The Truth about Jeffree Star”, Shane menanyakan tentang skandal rasis yang pernah menimpa Jeffree Star. Jeffree kemudian memberikan penjelasan dan klarifikasi tentang dua video rasis yang sempat membuat ramai dunia maya. Video pertama merupakan video Jeffree Star bersama Sharolaid membuat sandiwara. Dalam video Jeffree bersama Sharolaid ini Jeffree mengatakan akan menyiramkan asam baterai untuk membuat warna kulit jadi lebih terang dan cocok dengan warna foundation:

(37)

82 Universitas Kristen Petra

“So we’re pretending to be on the phone together and I say like oh you need to go to MAC and like if you don’t get your like foundation color correct like I’m gonna throw battery acid on you girl” (Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Truth About Jeffree Star).

Video kedua memperlihatkan Jeffree Star mengatakan sesuatu yang rasis setelah dihina oleh perempuan berkulit putih (ras kaukasian) yang meneriakkan kata “You fucking faggot, freak” dan kala itu, Jeffree tengah berusia 19 tahun. Kata faggot memiliki arti laki-laki gay atau penyuka sesama jenis kelamin. Sedangkan kata freak memiliki arti sesuatu, orang, hewan, atau peristiwa yang sangat tidak biasa atau tidak mungkin, dan tidak seperti jenis lainnya (https://dictionary.cambridge.org). Dalam video tersebut, ucapan Jeffree yang mengandung unsur rasis sengaja di sensor dengan simbol bintang sehingga peneliti tidak bisa membaca dan mendengarkan kata rasis apa yang diucapkan oleh Jeffree:

And there is a second video that I’ve never really talked about, so the same drag queen that film this footage and and this is from 13 now 13 years ago I think I was 19 and we are on the streets of Miami on the broadwalk there is the bunch of chick screaming “You fuckin faggot, freak” umm at me so I turn around and I say something really vicious stuff back” *muncul video lama Jeffree membalas ejekan* “Shut up you fucking ******* bitch!” (Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Truth About Jeffree Star).

Jeffree juga menjelaskan bahwa perkataan rasis yang dilontarkan bukan semata-mata untuk menghina orang berkulit hitam (person of color) melainkan sebuah ekspresi kemarahan dan mencari perhatian karena menerima ejekan dari orang lain yang memandangnya aneh:

“Now what I’ve never said before was because I feel like if you try to defend something like racism we’re saying really awful it just doesn’t ever work out. But if you go and find the footage the people I’m screaming at are Caucasian. Yeah what I said was racist but I wasn’t saying it to the person of color I was saying a horrible offensive word to cut back at someone calling me something awful, so it’s not about racist or any of that, it was just about being offensive,

attention-seeking, angry person”

(Jeffree Star dalam kanal YouTube Shane, The Truth About Jeffree Star).

Gambar

Gambar 4.2. Video tutorial makeup pertama Jeffree Star   Sumber: www.youtube.com/user/jeffreestar
Gambar 4.6. Model rambut side  ponytail Jeffree Star
Gambar 4.12. Koleksi wig dan hasil photoshoot Jeffree Star memakai rambut  palsu
Gambar 4.16. Gaya rambut blunt cut laki-laki  Sumber: www.fashionbeans.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi kumunikasi, khususnya komunikasi internal, antara tim manajemen Jawa Pos Group dengan tim manajemen dari setiap

Bila berakhirnya perjanjian dari ayat sebelumnya menimbulkan kerugian pihak lain yang bersangkutan ,maka harus bertanggung jawab atas ganti rugi yang ditimbulkan.Tetapi bila

memberikan hak saja, itupun atas permohonan dari pihak yang di- menangkan, dan selanjutnya Panitera atau Juru Sita Pengadilan Negeri memanggil pihak yang

IOS atau Internetwork Operating System, adalah sistem operasi yang terdapat pada Peralatan Cisco seperti pada router dan switch, pada IOS lah kita bisa melakukan

Oleh karena dibutuhkan aplikasi e-learning yang mampu untuk memfasilitasi aktivitas kegiatan belajar mengajar secara online sesuai kebutuhan UIN Sunan Gunung Djati

Bahasa tersebut sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau.. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional C 5 bahasa

All praises belong to Allah SWT to his blessing and mercies given to the researcher, she can complete her research paper entitled CLASSROOM TECHNIQUES USED BY

Ruang lingkup “perlindungan hukum” yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah melalui perangkat hukumnya