• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari2016 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari2016 ISSN:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali

dalamsetahun.www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; WidyaParamadhyaksa, IN; Syamsul,

AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan

Salain, IP;Sueca, NP; Suartika, GAM;Susanta, IN; Suryada,

IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel

Muktiwibowo, A.

V

olu

me

(

4

)

N

omo

r (

1

)

Edi

si

J

an

ua

ri

201

6

ISSN:

9 772338 505750

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi

menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA

UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan

desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.

Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka

peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,

perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi

pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turutberkontribusi.

JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,

dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:

1.

Arsitektural dan Desain Riset:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer

arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,

pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain,

dll.Artikelbiasanyamerupakanhasilstudi/skripsi/tugasakhirmahasiswaarsitektur.

2.

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi

faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,

perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.

3.

Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang

sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil

pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia

+62 361 703384

ejurnal_arsitekturunud@yahoo.com

(3)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

PenanggungJawab

AnakAgungAyu Oka Saraswati

Pengarah

I NyomanWidyaParamadhyaksa

Ketua

Syamsul Alam Paturusi

Sekretaris

I Wayan Yuda Manik

Bendahara

Ni Made Swanendri

Penyunting dan

Reviewer

Putu Rumawan Salain

Ngakan Putu Sueca

Gusti Ayu Made Suartika

I Nyoman Susanta

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Validasi

I Ketut Mudra

I Made Widja

Syamsul Alam Paturusi

I Wayan Kastawan

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Penerbit

I Made Widja

Ngakan Putu Sueca

I Wayan Kastawan

I Gusti Agung Bagus Suryada

Desainer Cover

Antonius Karel Muktiwibowo

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalamsetahun.

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

ISSN No. 9 772338 505750

Hak Cipta

2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana

Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur

UNUD

untuk

mereproduksi,

mendistribusikan,

dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada

website OJS Universitas Udayana

www.ojs.unud.ac.id

Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung

jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh

kontributor.

(4)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

PenuntunPenulisandanPengirimanNaskahe-JurnalArsitektur (JA) UNUD

Tata tulisnaskah:

1.

Kategorinaskahilmiahmerupakanhasilpenelitian

(laboratorium,

lapangan,

kepustakaan),

ilmiahpopuler (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, danstugasakhir.

2.

NaskahditulisdalamBahasa Indonesia danBahasaInggris (abstrak) diketikpadakertasukuran A-4,

spasitunggal, denganbatasatas 1,55 cm; bagiandalam 2,5 cm; bagianluar 1,5 cm; danbawah 2,45

cm.

Font

yang digunakanadalah Arial 11pt.

3.

Batas panjangnaskah/artikeladalah 4 atau 6 halaman.

4.

Judulharussingkat, jelastidaklebihdari 10 kata, cetaktebal, hurufkapital, di tengah-tengahkertas.

Untukdiskusi,

judulmengacupadanaskah

yang

dibahas

(namapenulisnaskah

yang

dibahasditulissebagaireferensi).

5.

Namapenulis/pembahasditulislengkaptanpagelar,

di

bawahjudul,

disertaiinstitusiasalpenulisdanalamat email di bawahinstitusi.

6.

Harusada kata kunci (

keyword

) darinaskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata

kunci (

keyword

) diletakkansetelahabstrak

7.

AbstrakditulisdalamBahasa Indonesia danInggrismaksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial

10pt, spasitunggal. Judulbabditulis di tengah-tengahketikan, cetaktebalhurufkapital

8.

Gambar, grafik, tabeldanfotoharusdisajikandenganjelas.

9.

Definisinotasidansatuan

yang

dipakaidalamrumusdisatukandalamdaftarnotasi.

Daftarnotasidiletakkansebelumdaftarpustaka

10.

Kepustakaandiketik

1

spasi.

Jarakantarjudul

2

spasidandiurutkanmenurutabjad.

Penulisannyaharusjelasdanlengkapsesuaidengan: namapengarang, tahun, judul, kota: penerbit.

Juduldicetak miring.

Keteranganumum:

1.

Naskah

yang

dikirimsebanyaksatueksemplardanmenyerahkan

soft

copy

dalam

program

pengolahan kata MS Word atau format teks/ASCII.

2.

Naskahbelumpernahdipublikasikanoleh media cetak lain.

3.

Redaksiberhakmenolakataumengeditnaskah yang diterima. Naskah yang tidakmemenuhikriteria

yang

ditetapkanakandikembalikan.

Naskahdiskusi

yang

(5)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

Editorial

KetikaDirjenDikimelansirsuratnya No. 152/E/T/2012 yangberisikanWajibPublikasiIlmiahBagi

S1/S2/S3, ide dasarnyadasarnyaadalahuntukmendongkrakjumlahkaryailmiahperguruantinggi yang

dipublikasikansecaraluasdianggapsangatrendah.

Kebijakaninilangsungmengguncangjagadperguruantinggi

di

Indonesia.Media

yang

digunakanuntukmewujudkankebijakantersebutadalahjurnalcetakdan e-jurnal.

Sosialisasi e-jurnal di UniversitasUdayanatelahdilakukan, namundalamimplementasinyabukanhal

yang

mudah.Untukmewujudkannyamelibatkanbanyakpihak,

organisasimulaidarijurusanhinggaUniversitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten

(

reviewer

dan

validator)

danbadanpelaksanaannya.Selainitu,

dukungankebijakan,

sumberdayadanpengalokasiannya.Belumlagimekanismepemantauan,

evaluasi,

danpengawasanpelaksanaannya.Ditengahkompleksitaspermasalahanini, lahirlahjurnal volume 4

nomor

1

dengansegalaketerbatasannya.

Sisikualitassebagaikaryailmiah,

berkejarandenganbataswaktu

yang

sangatterbatasmewarnai

volume

keempatini.Inimenjadimasalahtersendiri,

menransformasiTugasAkhirarsitektur

yang

didominasigambarperancanganmenjadilaporandalam

format

jurnalilmiah,

bukanhalmudah.Namuniniadalahpilihansatu-satunyadalamkeadaanketerbatasanwaktu.

Diharapkanpadaedisimendatang,

penyumbangartikelbukanhanyadarimahasiswa

yang

sedangtugasakhir,

tetapiseluruhmahasiswaarsitekturtanpamemandang

semester.Sehinggadiharapkandiperolehkeberagamannaskah

yang

masuksekaligusterdistribusinyajumlahartikel di setiappenerbitan.Dalamkesempatan yang baikini,

daridapurpelaksana

e-jurnalAsitektur,

mengucapkanterimakasihkepadaberbagaipihak

yang

telahmembantuterwujudnyajurnal volume 4 nomor 1 ini.

(6)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

Daftar Isi

Halaman

eJurnalArsitekturUniversitasUdayana ... ii

PenguruseJurnalArsitekturUniversitasUdayana ... ii

PenuntunPenulisandanPengirimanNaskah e-JurnalArsitektur (JA) UNUD ... iii

Editorial ... iii

Daftar Isi ... v

1. Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah di Denpasar, Bali. Penerapan Tema

Arsitektur Kontekstual pada Tampilan Bangunan.

(I Wayan Prasumartha Suaryadhi, Ida Ayu Armeli, AnakAgungAyu Oka Saraswati) ... 1-4

2. Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing di Badung, Bali

(Irfan Jois P. Nababan, Evert Edward Moniaga, I Putu Sugiantara) ... 5-10

3. Pengembagan Goa Maria Palasari di Jembrana sebagai Tempat Ziarah dan Rumah

Retret, Bali. Suatu Studi Mengenai Pendekatan Konsep Ruang Hijau

(Denalia Chrisma, I Nyoman Surata, I Ketut Mudra) ... 11-16

4. Gedung Penjualan Sarana Pendidikan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Ramah

Lingkungan pada Tampilan Bangunan

(I Made Adi Astika, Gusti Ayu Made Suartika, I Wayan Wiryawan) ... 17-20

5. Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Tema Arsitektur

Neo-Vernakular pada Konsep Tampilan Main Gate.

(Dewa Gede Surya Negara, Ciptadi Trimarianto, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 21-24 6. Gedung Teater Kontemporer di Badung, Bali. Penerapan Tema Future Elastic pada

Tampilan Bangunan.

(Yosep Indra Aprilianto, I Wayan Gomudha, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 25-28 7. Klinik Bersalin di Gianyar, Bali

(Ida Ayu Dwi Sartika, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra) ... 29-34

8. Pusat Kebugaran dan Spa di Denpasar, Bali

(Ni WayanWiwinDarsika, I WayanGomudha, I WayanKastawan) ... 35-40

9. GaleriBatu Akik di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular dalam Perancangan

Galeri

(Gede Bambang Yudha Dharmawani, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Susanta) ... 41-44 10. Suatu Studi Mengenai Konsep Struktur dan Tampilan Bangunan Bambu. Kasus Studi:

Fasilitas Wisata Agro pada Simantri Budi Luhur Kintamani, Bali.

(Andika Surya Pramana, I Nengah Lanus, Putu Gede Sukarsana) ... 45-48 11. Penataan Fasilitas Wisata Pantai di Banjar Ponjok, Serangan, Bali. Suatu Studi Mengenai

(7)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

(Putu Aditya Saputra, Ida Ayu Armeli, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 49-54 12. Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali. Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan

Ruang Dalam.

(Made Ayu Intan Kripayani, Ida Bagus Gde Primayatna, Ida BagusNgurah Bupala) ... 55-58 13. Gereja Katolik Fransiscus Asisi di Denpasar, Bali

(Antonio Fransiscus Jaury, Ngakan Putu Sueca, I Ketut Muliawan Salain) ... 59-64 14. Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar, Bali. Suatu Studi Mengenai Penerapan Konsep

Arsitektur Tropis pada Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar

(Putu Ayu Mirah Sanjiwani Giri, Widiastuti, I Wayan Yuda Manik) ... 65-70

15. Penataan Pantai Purnama Gianyar, Bali. Perpaduan yang Berkorelasi antara Sirkulasi Spiritual dengan Sirkulasi Wisata

(Agus Warma Viegas, Widiastuti, Anak Agung Gede Dharma Yadnya) ... 71-74 16. Spa dan Yoga di Kabupaten Badung, Bali. Suatu Studi Mengenai Perancangan Spa dan

Yoga

(Anastasia Ayu, Ida Bagus Gde Primayatna, I Ketut Mudra) ... 75-78 17. Re-DesignTerminal Pelabuhan Penyeberangan Padangbai, Kab. Karangasem, Bali

(Putu Hendra Semaradana, Ciptadi Trimarianto, I Putu Sugiantara) ... 79-84 18. Tempat Bermain Anak-anak Khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar

(Ni Ketut Ayu Adi Ardini, Ida Ayu Armeli, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ... 85-90 19. Sekolah Tinggi Pariwisata di Gianyar, Bali

(I Wayan Dedik Pariarta, Ciptadi Trimarianto, dan I Wayan Yuda Manik.) ... 91-94 20. Penangkaran Penyu di Desa Perancak Kab. Jembrana, Bali

(Gede Karang Subadra, I Made Widja, dan Ida Bagus Gde Wirawibawa)... 95-98 21. Peternakan Burung di Badung Utara, Bali

(I Gede Suarjana, I Wayan Meganada, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ... 99-102 22. Dojo Karate Internasional di Denpasar, Bali

(Ida Bagus Oka Basudewa, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Agung Bagus Suryada.) ... 103-108 23. Wisata Taman Air di Sanur, Denpasar-Bali

(Made Ferry Irawan Saputra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 109-114 24. Taman Penitipan Anak di Denpasar, Bali

(Cokorda Gede Baskara Putra, I Nengah Lanus, dan I Ketut Mudra) ... 115-118 25. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali

(I Putu Ekho Adi Putra, A.A. Gde Dharma Yadnya, dan Putu Gede Sukarsana) ... 119-124 26. Sekolah Menengah Kejuruan Seni Rupa di Blahbatuh-Gianyar, Bali

(I Kadek Udiana, Putu Rumawan Salain, dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ... 125-130 27. GedungKonserMusikInternasionaldi Badung, Bali

(I G. N. Rio Brahmantya P, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik) ... 131-136 28. Rumah Sakit Jiwa Kelas B di Kabupaten Badung, Bali

(I Made Wira Setiawan, Ida Ayu Armeli, dan I Putu Sugiantara) ... 137-142 29. Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang di Denpasar, Bali

(I GustiNgurahBagus Eka Dwipayana, I Made Widja, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 143-148 30. City Hotel di Denpasar, Bali

(I Gst. Pt. Anom Prasetya Utama Putra, A. A. Ayu Oka Saraswati, dan I G. A. Bagus Suryada) ... 149-154 31. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-Bog di Denpasar, Bali

(I Komang Yogi Purwanta, I Made Widja, dan Ni Made Swanendri) ... 155-160 32. Pusdiklat Tenis Lapangan Bali di Denpasar, Bali

(8)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

(Anak Agung Ngurah Ryan Prasatya Putra, I Wayan Meganada, dan I Nyoman Widya

Paramadhyaksa) ... 161-166 33. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan, Bali

(A.A Gede Trisna Gamana Pratama, I Made Adhika, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 167-170 34. Hostel di Tanah Lot Tabanan, Bali

(Made NurjayaPermana, Ida BagusSarjana, I NyomanSusanta) ... 171-174 35. Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, Bali

(PutuGdeSuwandi Putra Nugraha, Ida BagusNgurahBupala, PutuGedeSukarsana) ... 175-178 36. Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung, Bali

(TjokordaGedeAgungPradnya Putra, I GustiBagusBudjana, I NyomanSurata) ... 179-184 37. Pengembangan Fasilitas “Tirta Ujung” Sebagai Sarana Rekreasi Air di Karangasem, Bali

(I KadekIndraPurnama, I NyomanSudiarta, Ida BagusGdePrimayatna) ... 185-188 38. Fasilitas Rekreasi Taman Bunga di Kota Denpasar, Bali

(DwiAdintyaEradiputra, SyamsulAlamPaturusi, I WayanKastawan) ... 189-194 39. Restoran Aneka Boga Bali di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Suatu Konsep Perancangan

Restoran Dalam Pendekatan Hospitality

(FajarKurniaAdi, I Made Widja, Ida BagusGdeWirawibawa) ... 195-198 40. Taman Kota Mangupura

(George GedeRaditya, Evert Edward Moniaga, SyamsulAlamPaturusi) ... 199-202 41. Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, Karangasem-Bali

(I PutuAgusSuartana, Widiastuti, Evert Edward Moniaga)... 203-206

42. Pengembangan Kawasan Waterfront di Danau Buyan, Bali

(I Gede Made DiastawaGiri, I WayanGomudha, I WayanKastawan) ... 207-212 43. Wisata Tenun Rangrang di Nusa Penida, Bali

(I WayanKuatrayana, I WayanMeganada, Evert Edward Moniaga) ... 213-216 44. Relokasi Pasar Seni Guwang di Kabupaten Gianyar, Bali

(I WayanGaniSeptiadi, Ida AyuArmeli, I WayanYudaManik) ... 217-220 45. Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building) Fasilitas Hotel dan Mall di Lovina, Buleleng,

Bali

(I GedeUripSuputra, I WayanGomudha, GustiAyu Made Suartika) ... 221-226 46. Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan

Konsep Arsitektural

(SaptaHartawan, A.A. Gde Dharma Yadnya, CiptadiTrimariarto) ... 227-230 47. Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar, Bali. Kasus Studi:

Pendekatan Konsep Arsitektur Tehadap Penyediaan Sarana Olahraga Menembak

(I Dewa Made AdiyogaPramanaPurwa, I GustiBagusBudjana, I PutuSugiantara) ... 231-234

48. Toko Modern Bahan Bangunan di Kabuaten Badung

(I Nyoman Erin Diana, AnakAgungAyu Oka Saraswati, I WayanYudaManik) ... 235-240 49. Pendidikan Nonformal Bernuansa Alam untuk Pengembangan Kreatifitas Anak di

Denpasar

(I KadekRakaWinda, Ida AyuArmeli, I WayanYudaManik) ... 241-246 50. Dynamic Active Space pada Perancangan Kantor Produksi Iklan di Badung, Bali

(I NyomanSatriaTrypartha, I WayanMeganada, Ni Made Swanendri) ... 247-252 51. Sekolah Fotografi di Denpasar, Bali

(Trihono Ari Prabowo, NgakanPutuSueca, I WayanWiryawan) ... 253-258 52. Villa Resort in Tulamben Karangasem, Bali

(I Gst. Ag.AyuWulanSuantari, PutuRumawanSalain, Ida BagusGdePrimayatna) ... 259-264 53. Polemik Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar, Bali

(9)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

ABSTRACT

The development of the theatre in Bali can’t be separated from its traditional art that based from the culture and habit that grow in that region. The transformation from traditional into modern is affected from the western art that known with it’s opera show, that similar with gambuh and arja in Bali. Denpasar that known as part of Badung regency before, is one of the city that where the theatre modern begin. The facilitiy for the performance building in Denpasar is based from the used of the traditional art that are the characteristic of Balinese art, in the otherside its really different from the needs of modern theatre, so from there perspective we need a building for modern theatre, that still had to show the Balinese architecture that combine with the modern shape (neo-vernacular)

Keywords: Modern Theatre, Denpasar City, Neo-Vernacular Architecture

ABSTRAK

Perkembangan seni teater di Bali tidak terlepas dari pengaruh seni tradisional yang lahir dan berkembang dari akar budaya serta kebiasaan setempat. Perubahan teater tradisional menjadi teater modern terpengaruh.budaya luar (barat) yang pada masa itu memiliki pertunjukan yang disebut dengan opera yang apabila dibandingkan dengan teater tradisional bali serupa dengan gambuh dan arja. Denpasar yang sebelumnya masih merupakan daerah dari kabupaten badung, merupakan salah satu daerah tempat berkembangnya seni teater modern. Fasilitas gedung pertunjukan yang ada di Denpasar, sebagian besar lebih berkiblat pada bentuk pertunjukan teater tradisional yang memang merupakan kekhasan adat serta budaya BalI, sementara kebutuhan dari pementasan teater modern tidak sama dengan pertunjukan teater tradisional, maka perlu dibuatkan sebuah gedung pertunjukan khusus untuk seni teater Modern, yang tampilannya tetap menyuguhkan keindahan arsitektur Bali yang sudah dipadupadankan dengan bentuk yang modernneo-vernakular).

Kata Kunci: Teater Modern, Kota Denpasar, Arsitektur neo-vernakular

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Suatu Pendekatan Konsep Arsitektural

Dewa Gede Surya Negara1), Ciptadi Trimarianto2), dan I Gusti Agung Bagus Suryada3) 1)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

dwgdsuryanegara@gmail.com 2)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

c_trimarianto@yahoo.co.uk 3)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

(10)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

PENDAHULUAN

Awal mula perkembangan teater yang dikenal saat ini, bersumber dari suatu kebudayaan klasik yang kini dikenal dengan teater tradisional. Perkembangan teater di Denpasar sendiri menurut Atmaja (2009 : 79), “Secara umum pengembangan tersebut dapat dibagi menjadi dua kurun waktu, yakni: a) sebelum tahun 1978, dan b) sesudah tahun 1978.” Faktor pembeda dalam perkembangan teater ini lebih disebabkan oleh berdirinya stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Bali. Pada periode sebelum tahun 1978, perkembangan teater terkesan pasang surut, hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi politik di Indonesia pada waktu itu yang sedang memanas. Kemudian setelah tahun 1978 dengan berdirinya stasiun TVRI, tentunya memberi ruang bagi para seniman khususnya teater tradisional yang menjadi cikal dari pengembangan teater modern saat ini. Bentuk pementasan yang dikenal pada waktu itu, tergolong dalam jalur pembaruan, “…yang dimaksud dengan teater modern jalur pembaruan adalah suatu bentuk teater yang mencoba mengadakan pembaruan-pembaruan. Di sini teater modern mulai memasukkan dan mengambil unsur-unsur tradisional sebagai suatu gaya dalam pementasan.” (Atmaja, 2009 : 76)

Dilihat dari segi pertunjukkan teater, tempat yang biasa dipinjam untuk tempat pementasan justru adalah Taman Budaya Art Center dalam hal ini Wantilan Art Center. Sementara Gedung Ksirarnawa

yang sesungguhnya memiliki kapabilitas untuk tempat pertunjukkan kurang diminati karena terkesan formal, ekslusif serta elit, disamping itu biaya untuk menyewa gedung tersebut pun lumayan mahal bagi kantong pelajar serta komunitas luar sekolah yang sebagian besar merupakan swadaya dari para anggotanya. Berdasarkan hasil survey (data pribadi), bahkan 3 dari 5 orang responden tidak tahu tentang gedung pertunjukkan tersebut, mereka hanya tahu bahwa gedung tersebut dipergunakan sebagai gedung pameran pada saat Pesta Kesenian Bali (PKB). Hal ini menunjukkan bahwa popularitas gedung tersebut masih kurang, bahkan di mata masyarakat lokal. Maka dari itu, diperlukan tempat pertunjukkan yang dapat mengakomodasi suatu pementasan teater, khususnya teater modern dengan segala penataan yang diperlukan, sebagai wadah untuk menunjukkan eksistensi para penggiat teater, agar lebih optimal dalam menyuguhkan kualitas pertunjukkan yang ingin dicapai dan dapat dinikmati dengan baik oleh penonton, serta dapat menarik masyarakat lokal pada khususnya dan dapat menjadi daya tarik daerah sebagai objek kunjungan wisata.

TEMA

Pendekatan Tema

Sebuah desain arsitektur baik itu yang bersifat makro (besar) ataupun mikro (kecil), memiliki tema tersendiri sebagai suatu dasar dalam proses mewujudkan ide serta gagasan yang sesuai dengan keinginan. Selama proses penentuan tema tersebut, tentunya didasari oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam (ide / gagasan) serta faktor dari luar yang terkait dengan tata aturan serta faktor-faktor lain yang mengikat. Faktor dari dalam ini meliputi segi fungsi serta tujuan dari sebuah karya arsitektur, agar tampilan arsitekturnya mencerminkan fungsi dari gedung tersebut. Selain itu juga berkaitan dengan kegiatan yang diwadahi, agar sesuai dengan kebutuhan ruang baik dari segi dimensi serta tuntutan ruang terhadap faktor – faktor seperti pencahayaan, penghawaan, serta akustik yang diperlukan ketika akan menata ruang dalam sebuah tapak agar dapat mewadahi seluruh kegiatan dengan baik dan efektif.Kemudian faktor dari luar lebih ditentukan dari pemilihan lokasi tapak, karena tata aturan regulasi di setiap wilayah berbeda-beda yang tentunya harus ditaati dan dijadikan patokan dalam proses desain

Penentuan Tema

Proses pendekata tema merupakan dasar acuan dalam proses mentukan suatu tema, setelah sebelumnya ditinjau dari segi fungsi dan tujuan, kegiatan yang diakomodasi serta potensi lokasi baik secara fisik atau sosialnya, tema dari gedung pertunjukan teater modern di Denpasar ini adalah rekreasi edukatif berbasis budaya. Rekreasi sebagai fungsi utama dari suatu gedung pertunjukan

(11)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

yang didukung dengan sarana edukasi untuk memberikan informasi serta pembelajaran terkait dunia teater secara umum dan teater modern secara khusus yang dibalut dengan potensi serta kearifan lokal dalam hal ini budaya yang tumbuh dan berkembang di Denpasar sebagai wujud atau tampilan fisik yang tercermin pada bangunan atau yang dikenal dengan istilah neo-vernakular.

Perwujudan Tema

Perwujudan dari tema terpilih yaitu rekreasi edukatif berbasis budaya, tentunya tidak terlepas dari berbicara mengenai bentuk serta tampilan bangunannya. Secara umum tetap berpedoman dengan tata aturan di Denpasar mengenai tampilan bangunan gedung, adapun bentuk perwujudannya nanti meliputi penataan bangunan pada desain perancangan akan mengikuti konsep Tri Mandala (nista, madya, utama) sebagai pengklasifikasian zoning berdasarkan jenis massa bangunannya. Kemudian tampilan bangunan secara keseluruhan, akan memadukan arsitektur Bali dengan arsitektur modern atau mengambil konsep arsitektur neo-vernakular, yaitu bentuk modern yang mengangkat potensi budaya lokal. Dalam hal ini, perwujudan bentuk secara umum dalam konsep Tri Angga (kepala, badan, kaki), dengan tujuan memanusiakan bangunan(lihat gambar 1).

Gambar 1. Hubungan Konsep Dasar Arsitektur Bali

Sumber: Negara, 2014:62

Pemilihan bahan untuk desain perancangan, tentunya bahan yang memiliki kualitas yang baik serta tetap mencerminkan potensi lokal budaya bali untuk mendapat kesan lokalnya, seperti penggunaan batu bata merah, batu paras serta pemilihan berbagai jenis bahan alami seperti pengaplikasian kayu serta bambu yang menunjukan kesan alaminya. Bahan – bahan alami yang memunculkan kesan lokal tentunya dipadukan dengan bahan – bahan yang lebih modern seperti penggunaan kaca dan jenis besi seperti baja serta bahan metal lain yang bersifat futuristik (lihat gambar 2).

Gambar2. Kombinasi Bahan Pada Fasad Bangunan

(12)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

PENGAPLIKASIAN TEMA DALAM KONSEP ENTRANCE BANGUNAN

Konsep perancangan sebuah desain, didasarkan pada tema yang sudah ditentukan sebelumnya sebagai bagian dari titik acuan desain agar tetap selaras baik antara sebuah massa bangunan dengan massa lainnya serta massa bangunan dengan penataan ruang luarnya. Seperti pada

penentuan tampilan entrance bangunan sebagai suatu penunjuk serta daya tarik pada sebuah lokasi

atau gedung, untuk memancing minat para calon pengunjung untuk masuk dan menikmati fasilitas - fasilitas yang disediakan.

Pada entrance gedung pertunjukan teater modern di Denpasar ini, tentunya juga mengaplikasikan tema tampilan arsitektur neo-vernakular yang memadukan arsitektur lokal dalam hal ini arsitektur Bali dengan bentuk modern yang lebih futuristik namun tetap terkesan elegan. Sebagai bentuk dasar dari

entrance bangunan menggunakan bentuk arsitektur Bali yang dikenal dengan namaCandi Bentar

sebagai kaki (dasar) serta badan dari entrance. Kemudian dipadukan dengan bentuk atau wujud penari yang melambaikan tangan yang seolah – olah mengajak siapa pun yang melihatnya untuk masuk ke dalam komplek bangunan sebagai kepala, untuk melengkapi konsep arsitektur lokal Bali yaitu Tri Angga yang bertujuan memanusiakan bangunan dengan perlambang kaki, badan dan kepala (lihat gambar3 dan 4).

Gambar3. Entrance Tapak

Sumber: Negara, 2014:93

Gambar4. Wujud Dasar Bentuk Entrance Sumber: Negara, 2014:93

Pendekatan konsep arsitektural bentuk entrance pada gedung pertunjukan teater modern di Denpasar menitik beratkan pada konsep lokal yaitu tri angga (kaki, badan dan kepala), lalu konsep

Candi Bentar sebagai bentuk utama yang dipadukan dengan konsep modern yang futuristik serta elegan pada bentuk siluet penari sebagai perlambang “kepala”. Selain penggabungan konsep

tersebut, untuk bentuk serta perletakan secara menyeluruh, menggunakan konsep cangkem kodok,

(13)

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

pembatas yang berada paling luar. Hal ini secara tidak langsung memunculkan kesan untuk

“menarik” seseorang masuk melewati entrance tersebut. Konsep ini tentunya akan lebih menguatkan

konsep tampilan bentuk siluet penari yang mengundang calon pengunjung untuk masuk kedalam komplek gedung (lihat gambar 5).

Gambar5. Tampilan dan Penempatan Entrance Sumber: Negara, 2014:94

SIMPULAN DAN SARAN

Proses penentuan konsep arsitektural terkait dengan pemilihan tema, tetapi sebelum menentukan tema ada pendekatan – pendekatan atas faktor dari dalam desain yaitu fungsi serta kegiatan yang diwadahi serta faktor dari luar terkait lokasi yang meliputi karakteristik tapak serta tata aturan regulasi yang berlaku. Seperti dalam pemilihan tema untuk gedung pertunjukan teater modern di Denpasar, dengan pertimbangan dari segi fungsi dan kegiatan serta lokasi dipilihlah tema rekreasi edukatif berbasis budaya, dengan tujuan untuk mengakomodasi kebutuhan rekreasi serta edukasi yang berbasis pada budaya, khususnya budaya yang berkembang di kota Denpasar dalam hal ini budaya Bali dengan konsep tampilan yang memadukan arsitektur lokal Bali dengan bentuk arsitektur modern. Budaya yang diterapkan ada yang bersifat fisik serta ada yang bersifat konseptual. Seperti dalam mendesain tampilan entrance bangunan yang sejatinya lahir dari sebuah landasan konseptual yang kemudian dipadukan dengan bentuk modern untuk menampilkan bentuk baru dari sebuah kombinasi bentuk tradisional dengan bentuk modern (neo-vernakular).

REFERENSI

Atmaja, J. 2009.

Tri Dasa Warsa Teater Mini Badung.

Denpasar: Udayana University Press

Negara, D.G.S. 2014

.

Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar.

‘Laporan Seminar Tugas

Akhir’

.Denpasar. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Gambar

Gambar 1. Hubungan Konsep Dasar Arsitektur Bali

Referensi

Dokumen terkait

1210421017 NOOR AINI ARIFIEN IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK JASA SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT TBK CBANG JEMBER) 1210421019 AHMAD FIKRI FANNI ANALISIS PERLAKUAN

Konflik 1999-2002 membuat masyarakat Desa Soakonora baik masyarakat Ternate yang merupakan penduduk Asli dan pendatang yang dari luar yang sudah hidup bersama

Marketing public relations RSI Jemursari berusaha menumbuhkan loyalitas konsumen dengan memberikan nilai seperti mengikuti kegiatan bakti sosial yang diikuti oleh

Metode yang digunakan Fuzzy set, AHP, MCE, WDS untuk Fasilitas, Transportasi, tarikan oleh penggunaan lahan, CVI.. mengkaji karakteristik potensi bahaya banjir menurut satuan

perhitungan least cost path, adalah jalur 12. Adapun tempatnya evakuasinya adalah RSJD Kota Surakarta.. Dalam penelitian ini hanya memilih jalan yang lokasinya terkena

Berdasarkan tabel 10 diperoleh nilai R 2 determinasi sebesar 0,273, hal ini berarti 27,3% variabel kemampuan mahārah al qirā’ah dipengaruhi oleh variabel mufradāt

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan .judui "Pusat Perdagangan Suku Cadang dan Perawatan Sepeda Motor

Magnet permanen adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan medan magnet yang besarnya tetap tanpa adanya pengaruh dari luar atau disebut magnet alam karena memiliki sifat