PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Pada SKPD di Kabupaten Kepulauan Anambas )
Oleh : Harnoni
Pembimbing : Amries Rusli Tanjung dan Edfan Darlis
Prog. Study Accounting Faculty Of Economics, Univ. Riau, Pekanbaru, Indonesia
Email : Harnoni1993@yahoo.com
Effect of Human Resource Capacity, The Use of Information Technology and Internal Control System of The Quality of Financial Statements
Local Government
(Studies in SKPD in Anambas Island )
ABSTRACT
This study aimed to test the effect related to human resource capacity, utilization of information technology, and internal control systems of the quality of the financial statements of local government finance in Anambas Island. Data was collected by distributing questionnaires to the respondents. Population in this research is the employee who works on regional work units (SKPD) Anambas Island involved in the preparation of the financial statements, the journal of samples taken at 81 people. The data analysis technique used to test the hypothesis of the research is multiple linear regression analysis using SPSS software version 20.0.These results indicate two variables affect the quality of financial reports and only one variable that does not have an influence on the quality of financial reporting. Two variables that affect the capacity of human resources, internal control system. While the use of information technology has no effect on the quality of local government financial reports.
Keyword: Human resource, technology, internal control systems, and financial Statement.
PENDAHULUAN
Dewasa ini tuntutan masyarakat semakin meningkat atas pemerintahan yang baik. Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus ditingkatkan agar menghasilkan Laporan Keuangan yang berkualitas. Laporan Keuangan merupakan media bagi sebuah entitas
dalam hal ini pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik. Pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang mengandung informasi keuangan yang berkualitas, pemerintah juga harus mampu memberikan laporan keuangan sesuai peraturan yang berlaku. Dan apabila informasi yang
terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
“berarti pemerintah daerah mampu
mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan daerah”. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) UU Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP
dijelaskan bahwa, “laporan keuangan
berkualitas itu memenuhi karakteristik, relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami”.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian berupa Opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Ketika BPK memberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), artinya dapat dikatakan bahwa Laporan Keuangan suatu entitas pemerintah daerah tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu: Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan Menolak Memberi Opini atau Tidak Memberi Pendapat (TMP).
Banyak faktor yang mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah di Kabupaten Kepulauan Anambas. Adapun faktor-faktor yamg mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan yaitu Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Sistem Pengendalian Internal. Kapasitas Sumber Daya Manusia adalah kemampuan sumber daya manusia
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai. Kapasitas sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut.
Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki Kapasitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Apabila kapasitas sumber daya manusia yang melaksanakan sistem akuntansi tidak memiliki kualitas yang disyaratkan, maka akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan fungsi akuntansi, dan akhirnya kualitas laporan keuangannya menjadi buruk.
Menurut penelitian Devi Roviyantie (2012) kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan, menurut Mirna Yanti (2013) Kapasitas Sumber Daya Manusia tidak berpengaruh terhadap keandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. ketidaksignifikan ini mungkin disebabkan kondisi Kapasitas Sumber Daya Manusia di sub bagian akuntansi keuangan yang belum mendukung. hal ini menunjukan hasil berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Devi Roviyantie.
Faktor kedua yang juga mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Daerah yaitu Pemanfaatan
Teknologi Informasi. Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah perilaku sikap akuntan menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan kinerja. Menyangkut pemanfaatan teknologi dalam menghasilkan kualitas laporan keuangan pemerintah, hal ini didasarkan kepada semakin meningkatnya total volume APBN/APBD dari tahun ketahun. Dari sisi akuntansi hal tersebut menunjukkan bahwa volume transaksi keuangan pemerintah juga menunjukkan kuantitas yang semakin besar dan kualitas yang semakin komplek dan rumit. Pemanfaatan Teknologi Informasi mencakup adanya (a) pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat (Hamzah, 2007). Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi ada juga kendala penerapan teknologi informasi antara lain berkaitan dengan kondisi perangkat keras, perangkat lunak yang digunakan, pemutakhiran data, kondisi sumber daya manusia yang ada, dan keterbatasan dana. Kendala ini yang mungkin menjadi faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi di instansi pemerintah belum optimal. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi ini mungkin akan berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Penelitian sebelumnya tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi yang pernah dilakukan Yosefrinaldi (2013) menyatakan
Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. sedangkan, menurut Dian Irma Diani (2014) Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Faktor ketiga yang mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Daerah adalah Sistem Pengendalian Internal. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang, “Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), yaitu proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan”.
Indikator sederhana yang dapat kita pakai untuk menilai apakah suatu Laporan Keungan Pemerintah Daerah berkualitas adalah opini yang diperoleh oleh laporan keuangan pemerintah itu sendiri. Pengaruh antara Sistem Pengendalian Internal dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah adalah semakin baik Sistem Pengendalian Internal maka Kualitas Laporan Keuangan yang dihasilkan pemerintah akan semakin baik pula.
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: (1) Apakah ada Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. (2) Apakah ada
Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. (3) Apakah ada Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis besarnya (1) Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. (2) Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. (3) Pengaruh Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kualitas Laporan keuangan Daerah. TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teoritis
a. Kualitas Laporan Keuangan Kualitas merupakan nilai output terhadap pusat pertaggungjawaban atas suatu hal, baik itu dari segi yang berwujud seperti barang maupun segi yang tidak berwujud, seperti suatu kegiatan. Menurut Indra Bastian (2010) Kualitas merupakan kadar, mutu, tingkat baik buruknya sesuatu.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki sebagaimana diisyaratkan dalam PP nomor 71 tahun 2010 yang menjadi dasar hukum SAP yaitu: relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
b. Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas Sumber Daya Manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai, (Yosefrinaldi, 2013). Kapasitas sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut.
Menurut Tjiptoherijanto (2001) dalam Alimbudiono & Fidelis
(2004), “untuk menilai kapasitas dan
kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of
responsibility dan kompetensi
sumber daya tersebut”. Tanggung
jawab dapat dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas.
c. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah perilaku sikap akuntan menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan kinerja. Pemanfaatan teknologi informasi mencakup adanya (a) pengolahan data, pengolahan informasi, sistem
manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat, (Hamzah, 2007).
Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah secara cepat dan akurat. Manfaat lain yang ditawarkan dalam pemanfaatan teknologi informasi adalah kecepatan dalam pemrosesan informasi. Sistem akuntansi di Pemerintah Daerah sudah pasti memiliki transaksi yang kompleks dan besar volumenya. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu mempercepat proses pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan dan juga pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan.
d. Sistem Pengendalian Internal Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission (COSO)
menerbitkan Internal Control –
Integrated Framework tahun 1994
yang mengemukakan bahwa,
“pengendalian internal merupakan
pengendalian kegiatan (operasional) perusahaan yang dilakukan pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan secara efisien, yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk
mencapai tujuan tertentu dari operasi perusahaan".
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,
“Sistem pengendalian intern adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan”.
Dalam pengelolaan laporan keuangan, sistem pengendalian sangat dibutuhkan tidak hanya untuk pengendalian dalam akuntansi keuangan, namun juga agar
memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi yang direncanakan pada instansi secara efektif dan efisien agar tercapainya laporan keuangan yang baik. Perwujudannya dapat dilihat dari dijalankannya aspek-aspek sistem pengendalian intern dalam pengelolan laporan keuangan. Selain itu, dengan adanya sistem pengendalian intern yang optimal diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas guna meminimalkan resiko dan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Kerangka Pemikiran
a. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kapasitas Sumber Daya Manusia merupakan suatu hal sangat penting dalam pemerintah untuk mencapai tujuan laporan keuangan. Dalam pengelolaan
Keuangan yang baik, SKPD harus memiliki Kapasitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan.
Apabila kapasitas sumber daya manusia yang melaksanakan sistem akuntansi tidak memiliki kualitas yang disyaratkan, maka akan menimbulkan hambatan dalam membuat laporan keuangan, hambatannya dapat dilihat dari minimnya pegawai berlatar pendidikan akuntansi yang memadai, selain itu rendahnya pemahaman pegawai terhadap tugas dan fungsinya serta hambatan di dalam pengolahan data. Hal ini mengakibatkan kualitas laporan pemerintah daerah akan menjadi buruk. Semakin baik kapasitas sumber daya manusia maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan pemerintah akan semakin baik.
b. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan untuk tercapainya visi dan misi dalam pengelolaan keuangan yang baik. Dengan adanya teknologi informasi ini dapat membantu pegawai-pegawai pemerintahan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah serta memudahkan dalam mengolah data keuangan secara sistematis. Pemanfaatan teknologi informasi ini akan meminimalisasi berbagai kesalahan yang diakibatkan human
error, karena semua aktivitas
pengelolaan keuangan akan tercatat secara lebih sistematis dan pada akhirnya akan mampu menyajikan laporan keuangan daerah yang berkualitas. semakin baik pemanfaatan teknologi maka kualitas laporan akan semakin baik juga.
c. Pengaruh Sistem
Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam pengelolaan laporan keuangan, sistem pengendalian sangat dibutuhkan tidak hanya untuk pengendalian dalam akuntansi keuangan, namun juga agar
memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi yang direncanakan pada instansi secara efektif dan efisien agar tercapainya laporan keuangan yang baik. Perwujudannya dapat dilihat dari dijalankannya aspek-aspek sistem pengendalian intern dalam pengelolan laporan keuangan. Selain itu, dengan adanya sistem pengendalian intern yang optimal diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas guna meminimalkan resiko dan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Indikator sederhana yang dapat kita pakai untuk menilai apakah suatu laporan keungan pemerintah daerah berkualitas adalah opini yang diperoleh oleh laporan keuangan pemerintah itu sendiri, semakin baik sistem pengendalian internal maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan pemerintah akan semakin baik pula.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementera dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris (Indriantoro, 2002:73). Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis dan literature.
Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah : H1 : Kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten kepulauan anambas. H2 : Pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten kepulauan anambas. H3 : Sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten kepulauan anambas. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada lingkungan Kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas. Kuisioner disebar ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Untuk waktu penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam waktu satu bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas, berdasarkan data yang diperoleh dari
website Kabupaten Kepulauan
Anambas, SKPD di Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu sebanyak 27 SKPD. Metode pemilihan sampel
menggunakan purposive sampling.
purposive sampling digunakan
karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti (Sekaran, 2003). Responden dalam penelitian ini adalah kriteria kasubag keuangan, bendahara dan staff keuangan. sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 81 responden pada 27 SKPD di di Kabupaten Kepulauan Anambas. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan disatukan secara langsung dari objek yang diteliti untuk kepentingan penelitian. Jenis data penelitian ini bersumber dari jawaban responden atas daftar pernyataan yang berhubungan dengan variabel yang akan di teliti yang terdapat pada kusioner yang diberikan kepada responden.
Metode Analisis Data a. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012).
b. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau ketepatan suatu instrument, sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya (Sugiyono, 2012).
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal. Salah satu cara melihat normalitas yaitu dengan histogram, yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Kedua, dengan normal probability plot, yaitu distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009: 107).
e. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance
Inflation Factors) dan nilai
Tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai
Tolerance < 0,10 maka terjadi gejala
Multikolinieritas (Ghozali, 2013:106).
f. Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan melihat grafik Plot (Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
g. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji statistic Durbin Watson.Untuk menentukan tidak terjadinya autokorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari hasil statistic Durbin Watson (Sekaran, 2006).
Analisis Regresi Berganda
Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dilakukan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi
normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi.Persamaan regresi linier berganda yaitu :
Yˆ = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e
Dimana:
Y= Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
a= Konstanta
b1= Koefisien Regresi Kapasitas Sumber Daya Manusia
b2= Koefisien Regresi Pemanfaatan Teknologi Informasi
b3= Koefisien Regresi Sistem Pengendalian Internal
X1= Kapasitas Sumber Daya Manusia
X2= Pemanfaatan Teknologi Informasi
X3= Sistem Pengendalian Internal e= Kesalahan (error)/ tingkat
pengganggu
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara antara 0 (no) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) dan Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan pengujian hipotesis secara parsial digunakan Uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, dan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan signifikan/tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel.
HASIL PENELITIAN Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik disajikan dalam tabel
descriptive statistics yang
menunjukkan angka minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N Mini mum Maxi mum Mean Std. Deviati on Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia 81 25 42 34.3 3.4713 Pemanfaa tan Teknolog i Informasi 81 19 40 32 3.6708 Sistem Pengenda lian Internal 81 17 39 31.9 3.8471 Kualitas Laporan Keuangan Daerah 81 33 53 43.9 4.8169 Valid N (listwise) 81
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 20.0, 2015
Hasil Uji Validitas
Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Di mana keseluruhan variabel penelitian terdiri dari 36 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha 0,05, n adalah jumlah sampel (Ghozali, 2013:53). Dalam penelitian ini df = n-2 (81-2) = 79, sehingga didapat r tabel untuk df (79) = 0,219.
Berdasarkan hasil uji validitas di atas dapat dijustifikasi bahwa keseluruhan instrumen pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dinyatakan valid, hal ini terlihat dari nilai rhitung seluruh indikator variabel lebih besar dari rtabel n 81, α 5% = 0,219.
Hasil Uji Reabilitas Data
Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini ditunjukkan
pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2
Hasil Uji Realibilitas Data NO Instrument Variabel Penelitian Nilai Cronbach's Alpha 1 Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (Y) 0,864 2 Kapasitas sumber daya manusia (X1) 0,622 3 Pemanfaatan teknologi informasi (X2) 0,743 4 Sistem pengendalian internal (X3) 0,788
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 20.0, 2015
Hasil Uji Normalitas
Pada grafik normal P-P Plot
terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas (Ghozali 2013:163).
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 20.0, 2015
Hasil Uji Multikolinieritas
Pada penelitian ini, nilai tolerance yang dihasilkan dalam penelitian ini berada diantara 0.1-1.0, dan nilai VIF diantara 1.0-10. Dengan demikian dapat dijustifikasi bahwa keseluruhan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian terbebas dari asumsi multikolinieritas.Hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF Kapasitas Sumber Daya Manusia 0,595 1,680 Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,405 2,472 Sistem Pengendalian Internal 0,378 2,646
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 20.0, 2015
Hasil Uji Heterokedastisitas
Pada penelitian ini, terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan menyebar pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
Gambar 2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Pengolahan Data SPSS 20.0, 2015
Hasil Uji Autokorelasi Data
Hasil perhitungan menunjukkan nilai DW sebesar 1.833, yang berarti tidak terjadi autokorelasi karena nilai DW berkisar di antara -2 sampai dengan+2.
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi Data
Durbin-Watson
N Keterangan 1.833 81 Tidak terdapat
Autokorelasi Sumber : Pengolahan Data SPSS
20.0, 2015
Analisis Regresi Linear Berganda Persamaan regresi linear berganda dari model penelitian menjadi sebagai berikut:
Y = 9,808+ 0.591X1 + -0.012X2 + 0,443X3,+ e
Arti angka-angka dalam persamaan regresi diatas:
Nilai konstanta (a) sebesar 9,808. Artinya adalah apabila
variabel independen diasumsikan nol (0), maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 9,808.
Nilai koefisien regresi variabel kapasitas sumber daya manusia sebesar 0.591. Artinya adalah bahwa setiap kapasitas sumber daya manusia sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah sebesar 0.591 dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefisien regresi variabel pemanfaatan teknologi informasi sebesar -0.012 Artinya adalah bahwa setiap pemanfaatan teknologi informasi sebesar 1 satuan maka akan menurunkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar -0.012 dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefisien regresi variabel sistem pengendalian internal sebesar 0,443. Artinya adalah bahwa setiap sistem pengendalian internal sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,443 dengan asumsi variabel lain tetap. Standar error (e) merupakan variabel acak dan mempunyai distribusi probabilitas yang mewakili semua faktor yang mempunyai pengaruh
terhadap Y tetapi tidak dimasukan dalam persamaan. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan Uji R diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,482. Artinya adalah bahwa sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 48,2 %. Sedangkan sisanya 57,8 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.
Tabel 5
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .694a 0.482 0.462 3.53277 1.833
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 20.0, 2015
Hasil Uji Statistik (t) Tabel 6
Hasil Pengujian Hipotesis
Model Unstandardized Coefficients Standa rdized Coeffic ients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 9.808 4.197 2.337 .022 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia .591 .147 .426 4.006 .000 Pemanfaatan Teknologi Informasi -.012 .169 -.009 -.069 .945 Sistem Pengendalian Internal .443 .167 .354 2.653 .010
Sumber : Pengolahan Data SPSS 20.0, 2015
a. Hasil Pengujian Hipotesis H1
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa < yaitu 4.006 < 1,991 dan sig.t (0,000) < 0,05 dengan demikian ditolak dan
diterima. Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Ropiyantie (2012) yang menemukan bahwa kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. b. Hasil Pengujian Hipotesis H2
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa > yaitu -0,069> 1,991 dan sig.t (0,000) < 0,05 dengan demikian diterima dan ditolak. Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dian Irma Diani (2014) yang menyimpulkan bahwa Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah tidak berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. c.Hasil Pengujian Hipotesis H3
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa > yaitu 2.653> 1,991 dan sig.t (0,000) < 0,05 dengan demikian ditolak dan diterima. Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yosefrinaldi
(2013) yang menyatakan bahwa SPIP berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas LKPD pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Se-Sumatera Barat. Serta penelitan Fadila Ariesta (2008) yang menyatakan bahwa pengendalian intern akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Bedasarkan analisis data dalam pembahasan yang tealh dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas. Hal ini dilihat dari peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, sehingga dengan meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. (2) Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa variabel pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabuapten Kepulauan Anambas. Hal ini dikarenakan kurangnya SDM yang berkompeten dalam pemanfaatan teknologi informasi, kurangnya pelatihan dan terbatasnya anggaran bagi pengembangan teknologi informasi itu sendiri. (3) Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa variabel sistem
pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabuapten Kepulauan Anambas. Hal ini dapat dilihat dari jelasnya prosedur serta pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya juga dapat ditinjau dari pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan serta akuntabel.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan kapasitas sumber daya manusia dan sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, maka peneliti memberikan saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) variabel independen, yaitu kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian internal.
Oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya yang ingin meneliti dengan topik yang sama agar dapat menambahkan variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, seperti variabel ketersediaan sarana dan prasarana, efektifitas, otoritas, disiplin dan lain sebagainya. Serta diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk memperbesar cakupan sampel yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Alimbudiono, Ria Sandra & Fidelis Arastyo Andono. 2004.
Kesiapan Sumber Daya
Manusia Sub Bagian
Akuntansi Pemerintah
Daerah “XYZ” dan
Kaitannya Dengan
Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah Kepada Masyarakat: Renungan Bagi
Akuntan Pendidik. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik. Vol. 05 No. 02. Hal. 18-30.
Ariesta, Fadila. 2008. Pengaruh
Kualitas Sumberdaya
Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi,dan
Pengendalian Intern
Akuntansi Terhadap Nilai
Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah
Daerah ( Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Pasaman Barat)
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi
sektor publik. Jakarta:
Erlangga
COSO, 1994. Internal Control
Integrated Framework. New
York: AIGPA’s Publication
Division
Diani, Irma, Dian, 2014. Pengaruh
Pemahaman Akuntansi,
Pemanfataan Sistem
Informasi Akuntansi
Keuangan Daerah dan Peran
Internal Audit Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di Kota
Pariaman).(Online
ejournal.unp.ac.id/students/in dex.php/akt/.../64//diakses 19 November 2014).
Ghozali Imam, 2013. Aplikasi
metode Analisis Dengan
Program SPSS Edisi ketiga,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamzah, Ardi 2007, Pengaruh
Belanja dan Pendapatan
terhadapa perumbuhan
Ekonomi, Kemiskinan dan
Pengangguran, Koferensi
Penelitian, Jatim.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, (Online), (http://www.bpkp.go.id/, diakses 08 Desember 2014) Peraturan Pemerintah Nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahann, (Online),
(http://www.ksap.org/sap/, diakses 08 Desember 2014) Roviyantie, Devi. 2012. Pengaruh
Kompetensi Sumber Daya
Manusia Dan Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan daerah
(Survei pada Organisasi
Perangkat Daerah (OPD)
Kabupaten Tasikmalaya)
Jurnal Accounting. Vol 1,
No. 1.(Online
journal.unsil.ac.id/jurnal/201 21/.../20121083403109//diaks es 19 November 2014).
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4, Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2007. Metodologi
Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta, Jakarta. Wati, Desiana. (2014). Pengaruh
Kompetensi sumber daya
manusia, Penerapan SAP,
dan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi kasus pada
Kabupaten Buleleng)
Yosefrinaldi, 2013. Pengaruh
Kapasitas Sumber Daya
Manusia Dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah Dengan Variabel
Intervening Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (Studi Empiris
pada Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Se-Sumatera Barat)