• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecenderungan pemberitaan Meikarta dalam Portal ‎Berita ‎Online: analisis isi ‎kuantitatif pada laman Detik.Com, ‎Liputan6.Com, Kompas.Com ‎Periode 1 Agustus ‎‎- 30 September 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kecenderungan pemberitaan Meikarta dalam Portal ‎Berita ‎Online: analisis isi ‎kuantitatif pada laman Detik.Com, ‎Liputan6.Com, Kompas.Com ‎Periode 1 Agustus ‎‎- 30 September 2017"

Copied!
315
0
0

Teks penuh

(1)

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN MEIKARTA DALAM PORTAL BERITA ONLINE: Analisis Isi Kuantitatif pada laman Detik.com, Liputan6.com, Kompas.com

periode 1 Agustus - 30 September 2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu

Komunikasi

Oleh :

Mochamad Luqman Hakim NIM.B76213074

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vii ABSTRAK

Mochamad Luqman Hakim, B7621304, 2019.Kecenderungan Pemberitaan Meikarta Dalam Portal Berita Online: Analisis Isi Kuantitatif Pada Laman Detik.Com, Liputan6.Com, Kompas.Com Periode 1 Agustus - 30 September 2017 . Skripsi. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Objektivitas Berita, Media Massa, Meikarta, Lippo Group, Ruang Publik

Produk properti “Meikarta” pada medio tahun 2017 seketika menjadi trend publik karena cara promosi Lippo Group yang begitu massif. Padahal pada saat yang sama, Meikarta masih tersandung kasus perizinan yang belum tuntas. Media massa sebagai pusat informasi dihadapkan pada kondisi yang dilematis. Disatu sisi media massa wajib menyebarkan sisi positif Meikarta melalui ruang iklan dan disisi lain media massa juga wajib memberikan informasi negatif terkait perizinan Meikarta yang belum tuntas. Dalam kondisi dilematis tersebutlah penelitian ini dilakukan.

Guna melihat kecenderungan pemberitaan secara komprehensif, peneliti menggunakan dua fokus penelitian, yakni, (1) Bagaimana kecenderungan jenis tulisan topik Meikarta dalam portal berita online detik.com, liputan6.com, kompas.com periode 1 Agustus – 30 September 2017 berdasarkan analisis isi kuantitatif ? (2) Bagaimana kecenderungan objektivitas pemberitaan tentang Meikarta dalam portal berita online detik.com, liputan6.com, kompas.com periode 1 Agustus – 30 September 2017 berdasarkan analisis isi kuantitatif ?

Penelitian ini menggunakan Teori Ruang Publik Jürgen Habermas untuk menganalisis temuan yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analisis Isi Kuantitatif Deskriptif untuk menghasilkan kecenderungan pemberitaan yang komprehensif.

Hasilnya informasi tentang Meikarta dalam Detik.com muncul dalam bentuk Advertorial sebanyak 57 tulisan (74%) dan berita publik sebanyak 21 tulisan (26%). Sama dengan Kompas.com yang memposting Advertorial Meikarta sebanyak 136 tulisan (79%) dan berita publik sebanyak 36 tulisan (21%). Sehingga, Detik.com dan Kompas.com cenderung mementingkan kepentingan bisnis pengiklan daripada kepentingan publik.

Berbeda dengan Liputan6.com yang cenderung proposional dalam pembagian ruang antara berita publik dan Advertorial. Sebanyak 90 tulisan (53%) berupa berita publik dan sebanyak 79 tulisan (47%) berupa tulisan Advertorial. Namun sayangnya, Liputan6.com justru bersikap sebaliknya ketika menyajikan berita publik tentang Meikarta. Liputan6.com justru hanya menampilkan fakta-fakta bias yang tidak netral dan memihak kepada kepentingan Lippo Group sebagai pengiklan Meikarta. Begitu pula dalam Detik.com dan Kompas.com yang secara serempak cenderung tidak objektif dan berpihak kepada kepentingan Lippo Group dalam pemberitaan Meikarta.

Mayoritas berita Meikarta dalam ketiga portal berita online diatas merupakan berita yang disajikan dari sisi positif saja. Sedangkan sisi negatif Meikarta, seperti masalah izin, hanya di ulas dalam frekuensi yang sedikit. Dengan begitu portal berita online justru berpihak kepada kepentingan bisnis Lippo Group dalam pemberitaan Meikarta. Sesuai dengan teori Jürgen Habermas, melalui ruang publik yang terdapat dalam pers, perusahaan-perusahan besar dapat mengorganisasi opini publik untuk tujuan bisnis perusahaan-perusahaan tersebut.

Dari temuan penelitian ini, pemerintah dan manajemen portal berita online diharapkan segera menerbitkan peraturan terkait batasan porsi iklan dalam portal berita online. Selain itu, diharapkan juga bagi para jurnalis agar lebih objektif dan tidak memihak kepada pengiklan yang sedang beriklan pada media massa yang menaunginya.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 13

F. Definisi Operasional ... 20

G. Kerangka Teori ... 29

H. Metode Penelitian ... 36

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 36

(8)

ix

3. Teknik Sampling ... 39

4. Variabel dan Indikator Penelitian ... 40

5. Teknik Pengumpulan Data ... 54

6. Teknik Analisis Data ... 57

I. Sistematika Pembahasan ... 58

BAB II : KAJIAN TEORITIS TENTANG PORTAL BERITA ONLINE, BERITA, OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN, MANAJEMEN MEDIA DAN TEORI RUANG PUBLIK A. Kajian Pustaka 1. Portal Berita Online sebagai Media Massa ... 61

2. Konsep Berita... 66

a. Proses Jurnalistik dalam Produksi Berita ... 66

b. Berita Sebagai Pesan Komunikasi Pembangunan ... 70

c. Berita Sebagai Komoditas dan Kontrol Politik ... 74

3. Konsep Objektivitas Pemberitaan ... 80

4. Manajemen Media Massa ... 84

B. Kajian Teori Ruang Publik Jürgen Habermas ... 88

BAB III : PENYAJIAN DATA FREKUENSI DAN OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN MEIKARTA DI PORTAL BERITA ONLINE (DETIK.COM, KOMPAS.COM, LIPUTAN6.COM) PERIODE 1 AGUSTUS-30 SEPTEMBER 2017 A. Deskripsi Subyek Penelitian 1. Detik.com ... 96

2. Kompas.com ... 107

3. Liputan6.com ... 114

B. Deskripsi Data Penelitian 1. Kecenderungan Jenis Tulisan Topik Meikarta ... 118

a. Frekuensi Tayang Jenis Tulisan Toipk Meikarta pada Portal Berita Online Periode 1 Agustus 2017 – 30 September 2017 ... 118

b. Frekuensi Tayang Jenis Tulisan Topik Meikarta di Portal Berita Detik.com pada tanggal 1 Agustus 2017 – 30 September 2017 ... 123

(9)

c. Frekuensi Tayang Jenis Tulisan Topik Meikarta di Portal Berita Kompas.com pada tanggal 1 Agustus 2017 – 30 September 2017 ... 129 d. Frekuensi Tayang Jenis Tulisan Topik Meikarta di Portal Berita

Liputan6.com pada tanggal 1 Agustus 2017 – 30 September 2017 ... 134 2. Kecenderungan Objektivitas Pemberitaan Meikarta ... 140

a. Objektivitas Pemberitaan Meikarta pada Portal Berita Online Periode 1 Agustus 2017 – 30 September 2017 ... 140 b. Objektivitas Pemberitaan Meikarta di Detik.com pada tanggal 1 Agustus

2017 – 30 September 2017 ... 152 c. Objektivitas Pemberitaan Meikarta di Kompas.com pada tanggal 1

Agustus 2017 – 30 September 2017 ... 172 d. Objektivitas Pemberitaan Meikarta di Liputan6.com pada tanggal 1

Agustus 2017 – 30 September 2017 ... 199 BAB IV : ANALISIS DATA PEMBERITAAN MEIKARTA DI PORTAL BERITA ONLINE (DETIK.COM, KOMPAS.COM, LIPUTAN6.COM) PERIODE 1 AGUSTUS-30 SEPTEMBER 2017

A. Kecenderungan Pemberitaan Meikarta dalam Portal Detik.com Periode 1 Agustus – 30 September 2017 ... 228

1. Kecenderungan Jenis Tulisan Topik Meikarta pada Portal Detik.com Periode 1 Agustus – 30 September 2017 ... 228 2. Kecenderungan Objektivitas Pemberitaan Meikarta pada Portal Detik.com

Periode 1 Agustus – 30 September 2017 ... 232 B. Kecenderungan Pemberitaan Meikarta dalam Portal Kompas.com Periode 1

Agustus – 30 September 2017 ... 245 1. Kecenderungan Jenis Tulisan Topik Meikarta pada Portal Kompas.com

Periode 1 Agustus – 30 September 2017 ... 245 2. Kecenderungan Objektivitas Pemberitaan Meikarta pada Portal

Kompas.com Periode 1 Agustus – 30 September 2017 ... 249 C. Kecenderungan Pemberitaan Meikarta dalam Portal Liputan6.com Periode 1

Agustus – 30 September 2017 ... 264 1. Kecenderungan Jenis Tulisan Topik Meikarta pada Portal Liputan6.com

(10)

xi

2. Kecenderungan Objektivitas Pemberitaan Meikarta pada Portal Liputan6.com Periode 1 Agustus – 30 September 2017 ... 269 D. Konfirmasi Temuan dengan Teori Ruang Publik Jürgen Habermas ... 284 BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ... 291 B. Rekomendasi ... 294 Daftar Pustaka ... xviii

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Coding ... 57

Tabel 3.1 Jajaran Direksi Terkini Detik.com ... 106

Tabel 3.2 Jajaran Direksi Terkini Kompas.com ... 113

Tabel 3.3 Jajaran Direksi Terkini Liputan6.com ... 117

Tabel 3.4 Frekuensi dan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta pada Portal Berita Online ... 118

Tabel 3.5 Frekuensi dan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Detik.com ... 124

Tabel 3.6 Frekuensi dan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Kompas.com ... 130

Tabel 3.7 Frekuensi dan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Liputan6.com ... 135

Tabel 3.8 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Faktual Kognitif Portal Berita Online ... 142

Tabel 3.9 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Impartialitas Evaluatif Portal Berita Online ... 146

Tabel 3.10 Frekuensi dan Proporsi Narasumber Berita Meikarta pada Portal Berita Online ... 151

Tabel 3.11 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Faktual Kognitif Detik.com ... 154

Tabel 3.12 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Impartialitas Detik.com ... 160

Tabel 3.13 Frekuensi dan Proporsi Narasumber Berita Detik.com ... 169

Tabel 3.14 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Faktual Kognitif Kompas.com ... 173

Tabel 3.15 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Impartialitas Evaluatif Kompas.com ... 182

Tabel 3.16 Frekuensi dan Proporsi Narasumber Berita Kompas.com ... 196

Tabel 3.17 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Faktual Kognitif Liputan6.com ... 200

Tabel 3.18 Frekuensi dan Proporsi Dimensi Impartialitas Evaluatif Liputan6.com ... 211

Tabel 3.19 Frekuensi dan Proporsi Narasumber Berita Liputan6.com ... 225

Tabel 4.1 Kategori Faktualitas Pemberitaan Meikarta Pada Portal Detik.com ... 234

(12)

xiii

Tabel 4.3 Kategori Relevansi Fakta dengan Standar Jurnalistik Pemberitaan Meikarta

Pada Portal Detik.com ... 237

Tabel 4.4 Kategori Non Evaluative Pemberitaan Meikarta Pada Portal Detik.com ... 239

Tabel 4.5 Kategori Non Sensasional Pemberitaan Meikarta Pada Portal Detik.com ... 240

Tabel 4.6 Kategori Akses Proposional Pemberitaan Meikarta Pada Portal Detik.com ... 241

Tabel 4.7 Kategori Penyajian Nilai Seimbang Pemberitaan Meikarta Pada Portal Detik.com ... 242

Tabel 4.8 Frekuensi dan Proporsi Narasumber Pemberitaan Meikarta Pada Portal Detik.com ... 244

Tabel 4.9 Kategori Faktualitas Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 252

Tabel 4.10 Kategori Akurasi Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 253

Tabel 4.11 Kategori Relevansi Fakta dengan Standar Jurnalistik Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 255

Tabel 4.12 Kategori Non Evaluative Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 256

Tabel 4.13 Kategori Non Sensasional Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 258

Tabel 4.14 Kategori Akses Proposional Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 259

Tabel 4.15 Kategori Penyajian Nilai Seimbang Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 260

Tabel 4.16 Frekuensi dan Proporsi Narasumber Pemberitaan Meikarta Pada Portal Kompas.com ... 263

Tabel 4.17 Kategori Faktualitas Pemberitaan Meikarta Pada Portal Liputan6.com ... 272

Tabel 4.18 Kategori Akurasi Pemberitaan Meikarta Pada Portal Liputan6.com ... 273

Tabel 4.19 Kategori Relevansi Fakta dengan Standar Jurnalistik Pemberitaan Meikarta Pada Portal Liputan6.com ... 275

(13)

Tabel 4.21 Kategori Non Sensasional Pemberitaan Meikarta Pada Portal Liputan6.com ... 278 Tabel 4.22 Kategori Akses Proposional Pemberitaan Meikarta Pada Portal

Liputan6.com ... 280 Tabel 4.23 Kategori Penyajuan Nilai Seimbang Pemberitaan Meikarta Pada Portal

Liputan6.com ... 281 Tabel 4.24 Frekuensi dan Proporsi Narasumber Pemberitaan Meikarta Liputan6.com ... 283

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Teori Penelitian ... 35

Bagan 1.2 Unit Pencatatan Penelitian ... 38

Bagan 1.3 Operasionalisasi Objektivitas Denis Mc Quail ... 45

Bagan 2.1 Organisasi Media Di Tengah Berbagai Kekuatan Berpengaruh ... 85

Bagan 4.1 Konsep Objektivitas dalam Portal Detik.com ... 233

Bagan 4.2 Konsep Objektivitas dalam Portal Kompas.com ... 251

(16)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Pada Portal Berita Online ... 119

Grafik 3.2 Perbandingan Frekuensi Jenis Tulisan Meikarta Portal Berita Online ... 120

Grafik 3.3 Perbandingan Proporsi Jenis Tulisan Meikarta Portal Berita Online ... 122

Grafik 3.4 Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Detik.com ... 125

Grafik 3.5 Perbandingan Frekunsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Detik.com ... 126

Grafik 3.6 Perbandingan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Detik.com ... 127

Grafik 3.7 Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Kompas.com ... 130

Grafik 3.8 Perbandingan Frekuensi Jenis Tulisan Topik Meikarta Kompas.com ... 132

Grafik 3.9 Perbandingan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Kompas.com ... 133

Grafik 3.10 Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Liputan6.com ... 136

Grafik 3.11 Perbandingan Frekuensi Jenis Tulisan Topik Meikarta Liputan6.com ... 137

Grafik 3.12 Perbandingan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Liputan6.com ... 139

Grafik 4.1 Perbandingan Frekuensi Jenis Tulisan Topik Meikarta Detik.com ... 230

Grafik 4.2 Perbandingan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Detik.com ... 231

Grafik 4.3 Perbandingan Frekuensi Jenis Tulisan Topik Meikarta Kompas.com ... 248

Grafik 4.4 Perbandingan Proporsi Jenis Tulisan Topik Meikarta Kompas.com ... 249

Grafik 4.5 Perbandingan Frekuensi Jenis Tulisan Topik Meikarta Liputan6.com ... 266

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran internet telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses produksi yang modern. Termasuk dalam produksi berita, dimana portal berita online memproduksi berita dengan cepat dan efisien. Tak perlu menunggu hari esok untuk mendapat berita, hanya perlu membuka gadget dan akses internet berita-berita terbaru bisa dengan cepat didapatkan.

Namun disisi lain, percepatan-percepatan itu terjadi ketika media massa sudah terbawa arus kapitalisme dalam menjalankan bisnis. Media massa tidak lagi sekedar institusi sosial yang diharapkan dapat menciptakan ruang publik independen bagi masyarakat, tetapi berkembang menjadi institusi ekonomi yang menganggap masyarakat sebagai konsumen dalam sistem kerja pasar ekonomi.1

Akibatnya informasi yang disajikan dalam media massa semakin menjauh dari kepentingan publik. Malah lebih dekat kepada kepentingan bisnis, dimana masyarakat direduksi karakter dan potensinya sebagai warga demokratrik dengan mengubahnya sebagai konsumen atau sasaran iklan dan pemasaran.

“Seperti yang diungkapkan oleh Graham Murdock bahwa kewarganegaraan yang dianggap sebagai aksi kolektif untuk mencapai kesetaraan dan persaudaraaan sebagaimana halnya dengan kebebasan individu, ideologi konsumerisme justru mendorong orang untuk mencari solusi pribadi atas masalah publik dengan membeli komoditi. Hal ini membuat orang bergegas

1 Iswandi syahputra, Rezim Media Pergulatan Demokrasi Jurnalisme dan Infotainment dalam

(18)

2

membeli jalan keluar mereka dari masalah ketimbang menekan pihak-pihak yang berkepentingan untuk perubahan sosial dan meningkatkan kepedulian sosial”2

Kondisi tersebut menurut Habermas terjadi semenjak fase awal kapitalisme pada abad ke-13 dimana kegiatan jurnalistik digunakan sebagai cara untuk mendukung proses perdagangan para pengusaha (merchant). Pada waktu itu para pengusaha di eropa sedang gencar-gencarnya membuka pasar baru di wilayah yang jauh. Namun jauhnya jarak tersebut menyisakan masalah komunikasi dan informasi. Mereka tidak memiliki informasi yang cukup terkait lokasi yang akan didatangi dan komoditas apa yang dibutuhkan di lokasi tersebut. Sehingga muncul ide untuk mengirim orang lebih awal ke tempat yang dituju. Mereka ditugaskan untuk mengirimkan informasi kepada pihak-pihak yang akan bertransaksi. Kegiatan pencarian informasi dan penyebarannya ini lazim disebut ordinary mail.3

Cerita sejarah tersebut ternyata terus berlanjut hingga periode akhir-akhir ini. Dalam penelitian yang dilakukan oleh M. Lim tentang konglomerasi media, mengatakan bahwa media massa cenderung digunakan untuk bisnis dan politik pergerakan, itu terlihat dari isu-isu yang dominan dan sering muncul dalam media massa yang tetap dominan membahas masalah-masalah bisnis dan politik.

“The most persistent issue in the production and content, especially in mainstream media, is the lack of diversity. Since 1998, the media content tends to predominantly represent the political elites in Jakarta and

2 Idi Subandy Ibrahim dan Bachrudin Ali Akhmad, Komunikasi dan Kosmodifikasi: Mengkaji

Media dan Budaya dalam Dinamika Globalisasi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia),

2014, hlm. 40.

3 Yadi Supriyadi, “Relasi Ruang Publik dan Pers Menurut Habermas”, Jurnal Kajian Jurnalisme, Vol.I No.1 Tahun 2017, hlm. 9-10.

(19)

3

business interests”.4 (isu tetap yang paling banyak/konsisten terkait

produksi dan konten, khusunya media mainstream, adalah kurangnya/tidak adanya perbedaan. Sejak 1998, isi dari media sebagian besar cenderung menunjukkan/menggambarkan elit poltik di Jakarta dan kepentingan bisnis).

Dengan kondisi seperti itu pemberitaan proyek Meikarta hadir ditengah-tengah Masyarakat. Istilah Meikarta yang tergolong baru tiba-tiba muncul mendominasi ruang publik pada pertengahan tahun 2017. Hal itu terlihat dari bombardir iklan Meikarta yang dengan sekejap mampu menghiasi setiap sudut ruang dalam media massa. Baik itu media elektronik, media cetak, media sosial dan portal berita online. Salah satunya terlihat dari iklan dalam media elektronik (televisi). Melalui iklan televisi, meikarta tak segan-segan menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk penayangannya di televisi-televisi Nasional di seluruh Indonesia.

Dengan materi iklan yang menyentuh hati dengan pemeran utama anak kecil, Meikarta menggelontorkan dana hingga Rp 93,7 M selama periode 1 Juli – 15 Agustus 2017 (± 1,5 bulan) untuk beriklan di berbagai media televisi nasional di Indonesia. Ini merupakan indikasi pertama bahwa Lippo Group mampu mendominasi ruang publik melalui modalnya dalam beriklan di media massa. Seperti terlihat dari data yang dikutip penulis berikut ini. Tampak bahwa iklan meikarta tersebar di berbagai media nasional yang menjadi tontonan masyarakat.

4 M.Lim, The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia,Research report, Tempe, AZ: Participatory Media Lab at Arizona State University, 2012, hlm. 8.

(20)

4

Gambar 1.1 Dana Iklan Meikarta di Televisi Nasional5

Secara lebih luas, dari seluruh iklan yang ditayangkan televisi dan media cetak di seluruh Indonesia, Meikarta rela megeluarkan dana sebesar Rp 696.7 Milliar, untuk menayangkan iklan selama 8 bulan, Januari-Agustus 2017. Itu membuat Meikarta secara otomatis menduduki peringkat ke-2 terbesar dalam belanja iklan di Indonesia pada Akhir Agustus tahun 2017 lalu.6

Padahal sepanjang sejarah peluncuran (launching) sebuah produk properti, belum pernah tercatat dana iklan dan marketing yang sebesar Kota Meikarta. Iklan proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta pun tidak "semassif itu.

5https://tirto.id/jorjoran-promo-miliaran-rupiah-proyek-meikarta-cuZH(diakses pada tanggal 09/09/2018)

6http://advertising-indonesia.id/2017/09/29/belanja-iklan-meikarta-mencengangkan/ (diakses pada tanggal 09/09/2018)

(21)

5

Walaupun nilai proyek reklamasi itu sebesar Rp 500 trilyun, jauh lebih besar dibanding proyek Meikarta yang katanya sebesar Rp 278 triliun.7

Belum lagi program-program marketing di luar media massa yang langsung masuk dalam kehidupan. Melalui acara bertajuk Meikarta Music Festival, Lippo Group mendekatkan Meikarta kepada generasi millennial melalui konser musik. Konser musik yang berlangsung di The Central Park Meikarta, Cikarang, Jawa Barat, menampilkan panggung hiburan musik selama seminggu, yakni 19-27 Agustus 2017 berhasil menarik antusiasmen generasi millenial lewat belasan penyanyi dan grup musik papan atas Indonesia.8

Dengan program marketing yang begitu massif tersebut, ternyata berhasil membawa PT. Lippo Cikarang Tbk. mendapat dua penghargaan beruntun. Sepeti dikutip dari tribunnews.com9, dalam acara ulang tahun ke-12 KORAN SINDO, Meikarta meraih penghargaan untuk kategori Inovasi Pemasaran dengan mencatatkan rekor penjualan 120.000 unit apartemen dalam waktu empat bulan.

Selain itu, beberapa hari berselang, Meikarta kembali menyabet gelar dalam ajang Bank Tabungan Negara (BTN) Golden Property Award. Meikarta berhasil menyabet penghargaan dengan kategori The Breakthrough Penomenal Marketing Campaign.10

7Ibid.

8https://nasional.tempo.co/read/905988/iklan-dukung-sukses-meikarta# (diakses pada tanggal 09/09/2018)

9

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/05/meikarta-raih-penghargaan-inovasi-marketing-integrated-dari-koran-sindo (diakses pada tanggal 09/09/2018)

10http://www.viva.co.id/berita/bisnis/955676-meikarta-sabet-lagi-penghargaan-inovasi-marketing (diakses pada tanggal 09/09/2018)

(22)

6

Dari semua fenomena diatas, mengindikasikan bahwa Lippo Group ingin menciptakan kesan positif melalui penghargaan, program marketing, serta iklan-iklan yang cukup massif di media massa nasional. Apalagi jika di total keseluruhan biaya promosi meikarta sepanjang tahun 2017, lalu, mencapai angka Rp 1.5 Trilliun. Angka tersebut dihitung dari Monitoring iklan pada 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar dan 120 majalah dan tabloid.11

Semakin jelas bahwa Lippo Group mampu mendominasi ruang publik untuk mengarahkan makna tentang Meikarta. Apalagi jika dilihat dari frekuensi iklan meikarta yang begitu menyita ruang publik dalam televisi nasional. Seperti yang dikutip dari tirto.id, iklan Meikarta selama 1,5 bulan (1 Juli - 15 Agustus 2017) telah diputar sebanyak 782 kali di 11 stasiun televisi nasional. Atau, bila dihitung per hari, ada 60-an kali iklan Meikarta yang diputar di 11 stasiun teve atau 6 kali iklan per teve.12

Dengan total frekuensi iklan terbanyak tayang di MNC TV (74 kali pemutaran), berikutnya di TV One (73 kali), paling sedikit di Trans 7 (66 spot) dan Metro TV (65 spot). Sisanya, memutarkan iklan Meikarta sebanyak 72 kali dalam periode yang sama13.

Selain itu, Meikarta juga khusus menanam iklan pada acara yang berpotensi menyedot banyak pemirsa. Seperti program Go-Jek Traveloka Liga 1 yang ditayangkan di TV One, iklan Meikarta muncul sebanyak 40 kali.

11https://tirto.id/jorjoran-iklan-meikarta-di-tengah-kinerja-melorot-lippo-cikarang-cJeH (diakses pada tanggal 23/9/2018)

12https://tirto.id/jorjoran-promo-miliaran-rupiah-proyek-meikarta-cuZH (diakses pada tanggal 23/9/2018)

(23)

7

Program Go-Jek Traveloka Liga 1 meraup paling banyak iklan Meikarta dengan total Rp9,8 miliar.14

Dengan dana iklan sebesar dan tayangan semasif itu, tak heran Meikarta menjadi perhatian publik. Dan dari sisi marketing sebuah produk, tidak menjadi masalah besar ketika pengembang menggelontorkan dana besar untuk menjual produknya. Akan tetapi masalah muncul ketika terungkap bahwa izin proyek Meikarta masih belum rampung.

Dari data yang peneliti himpun, Lippo Group mengajukan izin seluas 140 hektare untuk Meikarta. Tapi yang lolos izin peruntukan penggunaan tanah hanya seluas 84 ha. Sayangnya, dalam brosur iklan dan ragam promosi lain Lippo memakai angka 500 ha. Dengan luas bangunan sebesar 22 Juta M2 dan investasi senilai Rp 278 Triliun.15

Apalagi setelah promosi besar-besaran dengan modal Rp 1.5 Trilliun, Lippo Group berhasil menjual lebih dari 150.000 unit apartemen Meikarta. Dengan total dana masuk Rp 7,5 Triliun pada tahun 2017 lalu. Dan terus mencatatkan penjualan hingga Rp 1,95 Triliun pada quartal pertama tahun 201816.

Fenomena diatas mengatakan, meskipun urusan izin proyek belum tuntas, meikarta tetap melakukan kegitan promosi yang cukup massif di berbagai media massa. Bahkan hingga mencatatkan penjualan bernilai triliunan rupiah. Sehingga konsumen yang terlanjur membeli Meikarta belum mendapatkan kepastian terkait izin proyek.

14Ibid.

15 https://tirto.id/mencari-fulus-saat-izin-meikarta-belum-terurus-cuZG (diakses pada tanggal 22/12/2018)

16 Majalah Tempo, Edisi 30 Juni 2018, diakses dari

(24)

8

Selain itu cara pemasaran seperti diatas juga melanggar ketentuan Pasal 42 UU No. 20 Tahun 2011, yang mewajibkan pengembang untuk memiliki jaminan atas kepastian peruntukan ruang, kepastian hak atas tanah, kepastian status penguasaan gedung, perizinan dan jaminan pembangunan, sebelum melakukan pemasaran.17

Di sisi lain, praktik promosi seperti itu justru sering memicu masalah bagi konsumen di kemudian hari. Menurut data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, ada 440 aduan sejak 2014-2016, terkait dengan kasus tidak adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang dengan realitas pembangunan yang terjadi.18

Bahkan pada tahun 2015, sekitar 40% pengaduan perumahan terjadi akibat adanya pre project selling (menjual produk properti sebelum pembangunan). Seringkali pengaduan tersebut berupa informasi properti yang tidak jelas, benar dan jujur, pembangunan bermasalah, realisasi fasilitas umum atau fasilitas sosial yang bermasalah, dan realisasi unit yang berubah dari yang ditawarkan.19

Apalagi berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia sepanjang tahun 2018, terdapat 11 pengaduan konsumen yang telah membeli Meikarta dari total 33 pengaduan di sektor properti. Sedangkan data dari Badan Perlindungan Konsumen Nasional tercatat terdapat 9 pengaduan dari

17https://tirto.id/ylki-konsumen-sebaiknya-tunda-pembelian-apartemen-meikarta-cuLl (diakses pada tanggal 23/9/2018) 18https://tirto.id/ylki-konsumen-sebaiknya-tunda-pembelian-apartemen-meikarta-cuLl (diakses pada tanggal 23/9/2018) 19Ibid.

(25)

9

246 pengaduan. Pengaduan mereka terkait dengan kesulitan menarik dana yang sudah disetorkan kepada pihak pengembang Meikarta.20

Dengan begitu, informasi tentang proyek properti menjadi kunci dalam bisnis properti. Di satu sisi informasi tersebut dapat menguntungkan pengembang dan disisi lain juga berpotensi merugikan konsumen. Artinya sedikit banyak media massa memegang peranan penting bagaimana informasi suatu proyek terbentuk untuk menguntungkan pengembang atau justru berpotensi menyesatkan konsumen yang pada akirnya juga merugikan konsumen.

Sehingga pada titik inilah peran media massa menjadi cukup strategis dalam mengolah sebaran informasi tentang Meikarta. Media massa seharusnya menjadi ruang public (public sphere) dimana arena debat berlangsung dan mampu menyebarkan informasi yang objektif untuk mendapatkan konsesus tentang Meikarta yang universal dan bebas dari dominasi. 21 Jangan sampai informasi tentang Meikarta hanya dibanjiri oleh iklan-iklan dan berita Advertorial.

Jika dilihat dari besarnya dana iklan untuk Meikarta, sangat mudah bagi Lippo Group untuk memonopoli informasi ruang publik dengan satu sudut pandang (iklan Meikarta) sehingga yang terjadi adalah percobaan untuk memonopoli perdangan properti. Sebagaimana diungkapkan oleh penulis satire seperti Ben Jhonson dalam sandiwaranya, The Staple of News (1626),

20 Majalah Tempo, Edisi 2 November 2018, diakses dari

https://majalah.tempo.co/read/156509-jebakan-batman-konsumen-apartemen (pada tanggal 22/12/2018)

(26)

10

“berita dibayangkan sebagai sebuah percobaan untuk memonopoli perdagangan”22

Dengan adanya indikasi-indikasi ditas, Media massa sebagai pusat informasi dihadapkan pada kondisi yang dilematis. Sebab disatu sisi media massa wajib menyebarkan sisi positif Meikarta melalui ruang iklan yang telah dibeli dan disisi lain media massa juga wajib memberikan informasi negatif terkait perizinan Meikarta yang belum tuntas. Sehingga media massa seharusnya memiliki kecenderungan yang objektiv dan berimbang dalam proses pemberitaan Meikarta.

Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk mengurai bagaimanakah kecenderungan pemberitaan tentang Meikarta dalam portal berita online dengan judul, “Kecenderungan Pemberitaan Meikarta dalam Portal Berita Online: Analisis Isi Kuantitatif pada laman Detik.com, Liputan6.com, Kompas.com periode 1 Agustus - 30 September 2017”.

B. Rumusan Masalah

Dalam tradisi penelitian Ilmu Komunikasi, penelitian yang memanfaatkan metode analisis isi kuantitatif cenderung terletak pada paradigma aliran transmisi dimana proses komunikasi dilihat secara linier, satu arah, dan audien yang pasif. Sehingga pesan yang disampaikan dalam teks media merupakan pesan yang statis begitu adanya sesuai dengan yang

22 Asa Briggs dan Peter Burke, diterjemahkan oleh A.Rahman Zainuddin, Sejarah Sosial Media:

(27)

11

bisa dicerap oleh indra manusia. Bukan pesan yang berdasarkan pertukaran makna sesuai dengan yanag dirasakan oleh penerima23.

Dengan demikian teks media yang dianalisis dalam penelitian ini adalah teks yang terlihat berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan sebagai alat ukur. Sehingga penelitian ini merumuskan dua rumusan masalah untuk mengkaji bagaimana kecenderungan pemberitaan media massa tentang Meikarta. Kecenderungan pemberitaan dilihat dari seberapa besar frekuensi tayang segala informasi tentang Meikarta, baik itu dalam jenis tulisan Advertorial yang mengakomodir kepentingan pengiklan maupun berita yang ditujukan untuk kepentingan publik serta bagaimana objektivitas berita publik (selain Advertorial) tentang meikarta dalam portal berita online. Lebih rinci seperti dibawah ini.

1. Bagaimana kecenderungan jenis tulisan topik Meikarta dalam portal berita online detik.com, liputan6.com, kompas.com periode 1 Agustus – 30 September 2017 berdasarkan analisis isi kuantitatif ?

2. Bagaimana kecenderungan objektivitas pemberitaan Meikarta dalam portal berita online detik.com, liputan6.com, kompas.com periode 1 Agustus – 30 September 2017 berdasarkan analisis isi kuantitatif ? C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan beberapa hal sebagai berikut:

23 Eriyanto, Analisis Isi : Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu

(28)

12

1. Mengetahui dan mendeskripsikan kecenderungan jenis tulisan topik Meikarta (berita publik atau Advertorial) dalam portal berita online detik.com, liputan6.com, kompas.com periode 1 Agustus – 30 September 2017 berdasarkan analisis isi kuantitatif.

2. Mengetahui dan mendeskripsikan kecenderungan objektivitas pemberitaan Meikarta dalam portal berita online detik.com, liputan6.com, kompas.com periode 1 Agustus – 30 September 2017 berdasarkan analisis isi kuantitatif.

D. Manfaat Penelitian

Meskipun penelitian ini tidak dapat memberikan suatu manfaat yang komprehensif kepada masyarakat, namun penelitian ini diharapkan berkontribusi pada beberapa hal berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi kepada kajian jurnalistik tentang pemberitaan suatu produk yang mana idealisme wartawan berpotensi untuk ditawar oleh gelontoran dana iklan yang cukup menggiurkan. Serta penilitian ini diharapkan mampu melengkapi kajian-kajian tentang objektivitas media dilihat dari isi media terutama dari sisi kapitalisme media. Pasalnya, penelitian analisis isi yang sudah ada, banyak yang fokus pada sisi politis media massa yang dikaitkan dengan kepemilikan media dan partai politik, sedikit yang mengaitkan kapitalisme media massa dalam mengulas suatu produk.

(29)

13

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan salah satu ‘cermin’ bagi institusi media dalam hal objektivitas maupun netralitas pemberitaan. Sebab, di era yang terlanjur kapitalisme ini seringkali capital (modal/uang) lebih di utamakan dari pada kepentingan publik terhadap informasi yang jujur, berimbang, dan mendidik terkait ulasan sebuah produk khususnya produk properti yang memiliki nilai jual tinggi.

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Selain itu untuk menghindari penjiplakan atau kesamaan karya, penelitian terdahulu dalam penelitian ini juga ditampilkan dari sisi mana kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sudah ada melalui narasi berikut ini.

Penelitian pertama, berjudul Nilai Berita dan Etika Media (Analisis Teks Pemberitaan Perampokan dan Penyanderaan di Pondok Indah Jakarta 3 September 2016 di Kompas TV) dari Aziz Hakim Atsqolani yang di tujukan sebagai tugas akhir skripsi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2016.

Penelitian diatas, menggunakan analisis isi kuantitatif untuk menganalisis bagaimana kompas tv memberitakan peristiwa perampokan dan penyanderaan

(30)

14

yangterjadi di Pondok Indah Jakarta 3 September 2016. Penelitian diatas tertarik untuk mengkaji adakah nilai-nilai berita yang dijadikan landasan dalam pemberitaan peristiwa diatas dan adakah etika media yang dilanggar dalam pemberitaan peristiwa tersebut.

Hasilnya dalam peristiwa tersebut, teks berita diangkat berdasarkan nilai aktualitas faktas ebanyak 5 kali, nilai kedekatan fakta sebanyak 15 kali, nilai dampak positif sebanyak 7 kali, nilai dampak negative sebanyak 0 kali, dan nilai Human Interest muncul sebanyak 83 kali.

Sedangkan dari sisi tema pemberitaan, teks pemberitaan ditayangkan berdasarkan tema ketegangan (seuspense) sebanyak 28 kali, tema ketidak laziman (unusualness) 18 kali, tema minat (personal interst) 7 kali, tema konflik (conflict) 13 kali, tema simpati (simpathy) 11 kali, tema kemanusiaan 8 kali, tema seks (sex) 0 kali, tema usia (age) 0 kali.

Kemudian dari sisi etika media, Kompas TV menayangkan berita dengan cukup objektif, karena porsi pemberitaan mengenai tersangka muncul sebanyak 196 kali, pemberitaan mengenai korban tayang sebanyak 183 kali dan pemberitaan mengenai polisi sebanyak 165 kali. Serta hampir tidak ada pelanggaran etika media mengenai kejujuran fakta, propaganda, sensasionalisme serta pelanggaran privasi. Hanya terdapat 5 berita yang menayangkan informasi yang inkosisten.

Dengan begitu penelitian diatas memiliki perbedaan pada obyek penelitian yang menggunakan berita TV dengan unit pencatatan mengenai

(31)

15

nilai dan etika media dalam melakukan pemberitaan. Sedangkan dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan berita dari portal berita online dengan unit pencatatan tendensi atau kecenderungan media dalam melakukan pemberitaan.

Kemudian titik persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah sama-sama menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analisis isi teks media. Serta beberapa unit analisis yang digunakan untuk menganalisis berita memliki kesamaan yakni, unit analisis fisik dan unit analisis sintaksis.

Penelitian kedua, berjudul Pilkada Dalam Pemberitaan Di Harian Radar Selatan (Analisis Isi Objektivitas Berita Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bulukumba Di Harian Radar Selatan) dari Ainun Jariah Yusuf dan Alem Febri Sonni dalam Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari-Juni 2016.

Penelitian diatas menyoroti bagaimana objektivitas pemberitaan Pilkada Bulukumba di Harian Radar Selatan. Dengan analisis isi penelitian diatas mengumpulkan berita-berita pilkada pada periode November-Desember 2015 untuk dikaji berdasarkan teori objektivitas pemberitaan J.Westerstahl. Teori objektivitas pemberitaan J.Westerstahl mengajukan konsep bahwa berita yang objektif harus memenuhi 4 prinsip objektifitas, yakni prinsip kefaktualan, prinsip keakuratan, prinsip keberimbangan, dan prinsip netralitas.

(32)

16

Prinsip kefaktualan berita dengan fakta yang terjadi seseungguhnya dalam penelitian ini di lihat melalui beberapa indikator yakni indikator pencampuran opini dan fakta, indikator jenis fakta, serta indikator narasumber yang jelas. Hasilnya nilai kefaktualan berita masih tergolong rendah, karena dari 180 berita yang dianalisis ada 51 % berita yang mencampurkan opini dan fakta dan 71 % berita merupakan fakta yang diangkat dari pendapat narasumber dengan komposisi terbanyak dari pendapat KPUD serta dua calon kandidat yang berlaga dalam pemilu bulukumba.

Kemudian prinsip keakuratan dalam berita dilihat dari verifikasi terhadap fakta melalui konfirmasi yang jelas serta kesesuaian judul da nisi. Hasilnya nilai keakuratan cenderung menengah. Sedangkan prinsip relevansi dan keberimbangan tergolong masih rendah. Sehingga dari 4 prinsip objektivitas hanya 1 prinsip yang terpenuhi.

Dengan demikian perbedaan penelitian diatas dan penelitian ini terletak pada obyek penelitian yang memakai berita surat kabar harian serta konteks media dalam ranah politik lebih ditonjolkan dalam penelitian diatas. Sedangkan, penelitian ini lebih menonjolkan konteks kapitalisme media yang mempengaruhi informasi suatu produk.

Selain itu, kategorisasi untuk menentukan objektivitas pemberitaan juga memiliki perbedaan. Penelitian diatas menggunakan teori objektivitas pemberitaan milik J.Westerstahl, sedangkan penelitian ini menggunakan teori objektivitas pemberitaan yang dikemukakan oleh Denis Mc Quail yang

(33)

17

dimodifikasi oleh Hotman Siahaan, dkk dalam buku “Pers yang Gamang: Studi Jajak Pendapat Timor Timur”.

Kemudian titik persamaannya dengan penelitian ini, terletak pada unit pencatatan yang juga membahas objektivitas pemberitaan media massa. Serta menggunakan jenis dan pendekatan penelitian yang sama yakni analisis isi kuantitatif. Dan beberapa unit analisis yang digunakan memiliki kesamaan, yakni unit analisis sintaksis dan unit analisis fisik.

Penelitian ketiga, berjudul Pembangunan Kota Magelang dalam Berita Surat Kabar Magelang Ekspres (Analisis Framing Terhadap Berita Pembangunan Super Indo dalam Rubrik Metropolis Surat Kabar Magelang Ekspres) dari Immanuel Dwi Asmoro Tunggal yang di tujukan sebagai tugas akhir skripsi di Universitas Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 2013.

Penelitian diatas, mencoba mengkaji bagaimana media massa melakukan pemberitaan tentang pembangunan kota melalui analisis framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Khususnya berita pembangunan supermarket super indo di headline-headline pemberitaan surat kabar Magelang Express.

Hasilnya, Framing pemberitaan Magelang Ekspres mengenai pembangunan Super Indo menekankan pada empat permasalahan utama. Pertama, Magelang Ekspres lebih menekankan pada permasalahan proses perizinan. Magelang Ekspres melihat bahwa proses perizinan yang dilalui

(34)

18

Super Indo begitu cepat dan mudah. Padahal, berdasarkan pengalaman dari toko lain, untuk mengantongi izin dari walikota tersebut cukup sulit. Sehingga, Magelang Ekspres menilai ada unsur kepentingan seseorang sehingga memudahkan proses perizinan Super Indo.

Permasalahan yang kedua adalah mengenai keberadaan Super Indo yang mengganggu warga sekitar. Proses pembangunan Super Indo telah merusak dinding rumah warga. Sebab, dalam proses pemasangan paku bumi ada dinding rumah warga sekitar yang retak. Namun, sampai berita tersebut turun, belum ada ganti rugi dari pihak Super Indo. Sehingga, pemilik rumah yang dindingnya retak harus memperbaiki sendiri. Selain itu, suara blower milik Super Indo juga dinilai mengganggu warga sekitar. Oleh sebab itu, di sini Magelang Ekspres menekankan bahwa keberadaan Super Indo di Jalan Gatot Subroto Kota Magelang cukup mengganggu warga.

Kemudian pada permasalahan yang ketiga adalah pada faktor letak yang ditempati oleh Super Indo dianggap kurang tepat. Dalam permasalahan letak ini, Magelang Ekspres menilai bahwa lokasi Super Indo tersebut akan mengganggu lalu lintas. Sebab, Super Indo terletak tepat di depan pertigaan dan sebelah traffic light. Sehingga, dikhawatirkan arus lalu lintas di traffic light tersebut terganggu saat ada kendaraan masuk ataupun keluar dari Super Indo tersebut.

Selain itu Magelang Ekspres juga membenturkan permasalahan ini dengan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Pasar Modern. Selain

(35)

19

itu juga pada Perda No. 6 Tahun 2011 mengenai Pengelolaan Pasar - Pasar Tradisional dan Penataan, Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Dalam hal ini, Magelang Ekspres mempermasalahkan jarak lokasi Super Indo yang berdekatan dengan Pasar Rejowinangung serta Pasar Penampungan Pasar Rejowinangun. Dalam peraturan tadi jarak antara pasar tradisional dan pasar modern minimal harus ada 500 meter. Namun, jarak Super Indo terhadap pasar tradisional tersebut tidak ada 500 meter.

Dengan begitu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas terletak pada pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian analisis framing. Sedangkan penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan penelitian analisis isi kuantitatif. Selain itu, unit analisis dari penelitian diatas membahas tentang bagaimana framing media massa terhadap pembangunan supermarket dengan unit pencatatan berupa headline di Surat kabar cetak. Sedangkan penelitian ini menggunakan unit analisis yang membahas kecenderungan pemberitaan proyek apartemen Meikarta dengan unit pencatatan berita dalam portal berita online.

Kemudian, titik persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah terkait dengan obyek pemberitaan yang merupakan berita pembangunan. Baik penelitian diatas maupun penelitian ini, sama-sama mengkaji bagaimana sikap media terkait pembangunan sebuah proyek.

(36)

20

F. Definisi Operasional

1. Kecenderungan Pemberitaan Meikarta

Meikarta merupakan kawasan perumahan terpadu yang akan dibangun oleh Lippo Group pimpinan James Riady di kawasan Cikarang Bekasi. Ambisi James menjadikan Meikarta sebagai kota baru yang menyaingi Jakarta. Proyek kota yang diluncurkan pada bulan Mei itu, katanya, menelan habis anggaran Rp. 278 T.

Dengan produk utama berupa apartemen, Meikarta melengkapi fasilitas yang cukup lengkap mulai dari kesehatan, pendidikan, keamanan, rekreasi, dan banyak lainnya. Selain itu Meikarta seolah menjadi ‘anak emas’ pemerintah, sebab infratukstur bidang transportasi yang sedang dibangun pemerintah menunjang proyek Meikarta itu sendiri. Mulai dari bandara, pelabuhan, kereta cepat, dan jalan tol.

Dengan fasilitas selengkap itu, Lippo Group tampaknya juga cukup serius mempromosikan proyek Meikarta. Pasalnya, selama tahun 2017 lalu, Lippo Group mengeluarkan biaya promosi untuk Meikarta sebesar Rp 1.5 Trilliun. Angka tersebut dihitung dari Monitoring iklan pada 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar dan 120 majalah dan tabloid.24

Dengan dana iklan sebesar itu, mudah bagi Lippo Group untuk mendominasi sebaran informasi tentang Meikarta melalui iklan-iklannya.

24https://tirto.id/jorjoran-iklan-meikarta-di-tengah-kinerja-melorot-lippo-cikarang-cJeH (diakses pada tanggal 23/9/2018)

(37)

21

Termasuk dalam iklan-iklan Advertorial yang bentuknya mirip berita publik. Maka untuk memperoleh kecenderungan pemberitaan topik Meikarta yang komprehensif, peneliti mendefinisikan kecenderungan sebuah pemberitaan melalui dua indikator. Indikator pertama berupa besaran frekuensi tayang jenis tulisan topik Meikarta (Advertorial dan berita publik) serta indikator objektivitas pemberitaan Meikarta. Lebih jelasnya seperti berikut.

a. Jenis Tulisan Topik Meikarta

Dari ketiga media massa yang menjadi subjek penelitian, topik tentang Meikarta tersebar dalam bentuk Advertorial (iklan editorial) maupun berita publik. Dengan begitu perbandingan frekuensi tayang antara Advertorial dan berita publik perlu dicatat untuk melihat bagaimana topik Meikarta disajikan dalam portal berita online. Apakah lebih banyak dalam bentuk Advertorial ataukah dalam bentuk berita publik.

Pasalnya dengan kekuatan modal yang cukup besar, Lippo group sebagai pengembang meikarta dianggap mampu membayar banyak Advertorial untuk mendominasi ruang publik. Apalagi pada periode penelitian ini (1 Agustus – 30 September 2017), Meikarta sedang gencar-gencarnya melakukan promosi di media massa. Sehingga tidak menutup kemungkinan ketiga media yang menjadi subjek penelitian dibanjiri oleh iklan Meikarta.

(38)

22

Sebab ketiga media tersebut merupakan portal berita online dengan kunjungan tertinggi di Indonesia. Sehingga sangat mungkin bagi Lippo Group untuk mendominasi portal berita online populer tersebut dengan informasi iklan guna menyedot perhatian masyarakat.

Apalagi pada saat yang sama, Meikarta juga sedang didera isu perizinan yang belum tuntas. Isu perizinan ini bertolak belakang dengan promosi Meikarta yang menonjolkan sisi positif Meikarta. Sehingga isu negatif perizinan yang belum tuntas itu dapat dianggap sebagai isu yang menghambat progresivitas pembangunan proyek Meikarta. Maka sangat mungkin bagi Lippo Group untuk membanjiri sebaran informasi dalam media massa dengan informasi iklan guna menutupi informasi perizinan yang belum tuntas.

Dengan demikian, media massa sebagai penyebar informasi dihadapkan pada kondisi yang dilematis. Disatu sisi media massa harus menyampaikan isu negatif terkait perizinan Meikarta yang belum tuntas, dan pada waktu yang bersamaan, juga sedang menyebarkan isu positif Meikarta melalui iklan yang dibayar oleh Lippo Group.

Dalam kondisi yang dilematis tersebut, diperlukan perbandingan frekuensi dan proporsi berita publik dan Advertorial untuk mendapat kecenderungan bagaiamana ruang publik digunakan oleh media massa. Apakah cenderung di

(39)

23

dominasi oleh tulisan yang merupakan pesanan pengiklan (Advertorial) ataukah tulisan untuk kepentingan publik (berita publik).

Dengan begitu peneliti harus mengkategorikan dahulu tulisan-tulisan tentang Meikarta kepada kategori Advertorial dan kategori berita publik. Sehingga nantinya akan terlihat kecenderungan jenis tulisan yang mendominasi ruang publik. Hingga pada akhirnya, kecenderungan pemberitaan Meikarta dalam kondisi dilematis diatas bisa tergambarkan dengan jelas dan komprehensif.

b. Objektivitas

Setelah topik tentang meikarta terbagi dalam dua kategori, yakni Advertorial dan berita publik (Non Advertorial), peneliti mendalami lagi kecenderungan pemberitaan yang tersaji dalam berita publik melalui prinsip objektivitas pemberitaan. Prinsip objektivitas yang dimaksud disini adalah penyajian berita yang bernar, tak berpihak, dan berimbang.25

Atau dengan kata lain, dalam kondisi apapun, media massa dituntut sekuat tenaga untuk menajaga penyajian berita yang benar, tak berpihak dan juga berimbang. Meskipun objek pemberitaan (Meikarta) sedang gencar-gencarnya dipromosikan dalam media massa tersebut.

25 Teguh Imawan, M. Jacky Purnomo, Tjahjo, & Hotman Siahaan, Pers Yang Gamang Studi

Pemberitaan Jajak Pendapat Timot Timur, (Surabaya: Lembaga Studi Perubahan Sosial, 2001),

(40)

24

Para awak media seharusnya tak terjebak dalam subjektivitas yang mengubah atau menutupi fakta. Pasalnya, prinsip objektivitas memiliki peranan penting sebagai kunci bagi audien untuk menilai apakah berita tersebut dapat dipercaya dan reliabel.26

Dalam penelitian ini, periode pemberitaan Meikarta yang diteliti, sedang ditayangkan ketika media massa dihadapkan pada kondisi yang cukup dilematis. Disatu sisi media massa harus menyampaikan isu negatif terkait perizinan Meikarta yang belum tuntas, dan pada waktu yang bersamaan, media massa juga sedang menyebarkan isu positif Meikarta melalui iklan yang dibayar oleh Lippo Group.

Dengan begitu kecenderungan pemberitaan Meikarta tak cukup dilihat dari kecenderungan jenis tulisan yang mendominasi ruang publik. Namun berita-berita publik tentang Meikarta juga harus diukur lagi menggunakan prinsip objektivtas. Tujuannya untuk mengukur kecenderungan pemberitaan Meikarta dalam kondisi dilematis diatas. Apakah media tetap objektif dalam pemberitaa Meikarta atau justru berpihak kepada pengiklan.

Sehingga nantinya, akan tergambar dengan jelas kecenderungan pemberitaan Meikarta dari dua sisi. Pertama, kecenderungan pemberitaan dari sisi komposisi ruang publik

26 Denis McQuail, McQuail’s Mass Communication Theory Fifth Edition (London: Sage Publication, 2006), hlm. 183.

(41)

25

(Advertorial dan berita publik) dan kecenderungan pemberitaan dari sisi objektivitas pemberitaan.

Akan tetapi, untuk melihat prinsip objektivitas merupakan konsep yang masih abstrak, sehingga diperlukan kerangka objektivitas yang lebih operasional. Dalam penelitian ini, kerangka objektifitas disadur dari kerangka objektivitas yang dikembangkan oleh Denis McQuail. Kerangka objektivitas ini merupakan hasil dari pengembangan kerangka konseptual dasar yang di rumuskan oleh J.Westerstahl pada tahun 1983.

Denis McQuail, mengatakan, untuk menganalisis objektivitas pemberitaan dapat diukur dengan prinsip objektivitas yang terbagi ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi faktual kognitif (factuality cognitive dimension) dan dimensi impartialitas evaluatif (impartiality evaluative dimension).27 Lebih lanjut akan di jelaskan dalam sub bab indikator dalam penilitian ini.

2. Portal Berita Online pada Detik.com, Kompas.com, Liputan6.com

Portal berita Online yang dimaksud dalam penelitian ini adalah website yang secara berkala memproduksi dan menyebarluaskan berita melalui internet. Dan lebih spesifik, mengerucut kepada portal berita yang berbentuk korporasi yang dikelola secara profesional dan menjadikan iklan sebagai sumber pemasukannya.

(42)

26

Seperti Detik.com yang merupakan bagian Trans Corp, Kompas.com yang berada dibawah naungan Kompas Gramedia Group dan Liputan6.com yang lahir dari Emtek Group. Maka portal berita online yang dikelola oleh perseorangan maupun organisasi nirlaba bukan termasuk dalam penelitian ini.

Ketiga portal berita online diatas, merupakan portal berita online teratas di Indonesia dalam kategori portal berita online. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Roy Morgan, perusahaan riset independen Australia, Detik.com menempati posisi teratas dengan kunjungan sebesar 8,7 Juta orang selama satu bulan pada periode Maret 2017-April 2018. Pun begitu dengan Kompas.com, yang menempati posisi kedua dengan kunjungan sebesar 7,3 juta pengunjung d an di ikuti Liputan6.com pada posisi ketiga dengan kunjungan sebesar 3 juta pengunjung pada periode yang sama.28 Dengan kunjungan sebesar itu, ketiga portal berita online diatas merupakan portal berita yang strategis untuk iklan-iklan Meikarta pada periode penelitian ini (1 Agustus - 30 September 2017).

Apalagi letak Meikarta yang berada di Bekasi sesuai dengan demografi pengujung ketiga portal berita online diatas. Dimana selama sebulan periode Maret 2017-April 2018, sebesar 4,2 juta yang tinggal di Jabodetabek mengunjungi detik.com, sebesar 2,2 Juta pengunjung mengunjungi kompas.com dan di ikuti Liputan6.com pada posisi

28

(43)

27

ketiga.29 Sehingga kondisi tersebut sesuai dengan target pasar Meikarta yang diutamakan untuk warga Jabodetabek.

Ditambah lagi jika dilihat dari sisi usia, ketiga portal berita online diatas sesuai dengan target pasar Meikarta yang menyasar kalangan produktif atau generasi x dan y yang membutuhkan tempat tinggal. Dimana Detik.com menjadi pilihan utama bagi generasi x, y dan z dalam mengakses situs berita. Dan di ikuti kompas.com pada posisi kedua serta Liputan6.com pada posisi ketiga. Genarasi x yang lahir antara tahun 1961-1975, generasi y yang lahir pada tahun 1976-1990, dan generasi z yang lahir pada 1991-2005.30

Dengan begitu, pemilihan ketiga media berdasarkan karakteristiknya tadi, dianggap sesuai dengan tujuan penelitian, yang melihat kecenderungan pemberitaan Meikarta pada kondisi dimana media dihadapkan pada pilihan dilematis. Yakni pilihan untuk lebih menonjolkan isu positif (iklan) Meikarta dalam ruang publik atau pilihan untuk membanjiri ruang publik dengan isu negatif perizinan Meikarta yang belum tuntas.

Hingga pada akhirnya pemilihan ketiga media diatas dapat menghasilkan kecenderungan pemberitaan yang lebih komprehensif dalam dua sisi kecenderungan. Pertama, kecenderungan pemanfaatan ruang publik, yang dilihat dari perbandingan frekuensi dan proporsi antara Advertorial (berita iklan) dan berita publik. Kedua, kecenderungan

29 Ibid 30 ibid

(44)

28

sikap media dalam mempertahankan objektivitas pemberitaan ditengah gempuran dana iklan yang diterima oleh ketiga media diatas.

3. Analaisis Isi Kuantitatif

Peneliti memilih metode analisis isi kuantitatif karena teknik penelitian ini dilakukan secara objektif, yang akan memberikan hasil yang sama apabila dilakukan oleh peneliti lain. Hal lain adalah karena dalam setiap kategori pada metode analisis isi bersifat sistematis dan konsisten maka hasil keputusan yang berat sebelah seperti dalam analisis teks kualitatif bisa diminimalisir.31

Selain itu, analisis isi bersifat apa adanya sesuai dengan teks berita yang tampak (manifest), sehingga pengkategorian dalam berita bukan berdasarkan apa yang dirasakan tetapi sesuai dengan yang tampak dalam berita. Dan yang terakhir, analisis isi kuantitatif menghasilkan nilai-nilai yang bersifat numeral atas frekuensi tertentu dalam penelitian sehingga lebih mudah dibuktikan oleh siapa saja atau reliable.32

Disisi lain, analisis isi dipilih sebagai metode penelitian karena mampu memenuhi tujuan penelitian untuk menggambarkan bagaimana kecenderungan media massa dalam pemberitaan Meikarta. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Wimmer dan Dominick, bahwa salah satu tujuan analisis isi adalah untuk Menggambarkan isi pesan komunikasi (describing communiaction content). Khususnya untuk mengungkap

31 Eriyanto,Analisis Isi : Pengantar Metodologi,….., hlm. 15-17.

(45)

29

kecenderungan yang ada dalam pesan-pesan yang tersebar melalui media massa.33

Dengan begitu, karena sedang tidak menguji hipotesis apapun, maka penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan analisis isi kuantitatif deskriptif, dimana, fokus dari analisis ini adalah menggambarkan secara detail teks suatu berita.34

Dalam penelitian ini, analisis isi digunakan untuk menggambarkan secara detail dan deskriptif isi dari berita tentang Meikarta di Portal Berita Online melalui alat-alat yang bersifat kuantitatif seperti model matematika, statistika, maupun ekonometrik. Akhirnya, hasil yang tersaji dalam penelitian ini berbentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan secara deskriptif melalui beberapa uraian yang sesuai dengan konteks data yang dipaparkan.

G. Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan Teori Ruang Publik (Public Sphere) yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas sebagai landasan teori. Dimana Habermas menyebutnya sebagai bürgerliche Öffentlichkeit yang diterjemahkan menjadi Ruang Publik Borjuis dalam bahasa Indonesia yang berasal dari terjemahan bahasa Inggris.35

33 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta,Kencana Prenada Media Group, 2012) hlm. 234.

34Eriyanto, Analisis Isi : Pengantar Metodologi,…., hlm. 47.

35 Jürgen Habermas, The Structural Transformation of the Public Sphere, Terjemahan Yudi Santoso (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008) hlm. xii.

(46)

30

Bagi Habermas kelahiran Ruang Publik Borjuis dapat terlihat ketika masyarakat telah melakukan pemisahan ruang privat dan ruang publik yang tadinya bersatu melalui perwakilan publik dalam feudal authorities, yang terdiri dari gereja, monarki dan aristrokat. Gereja tak lagi memiliki otoritas public terkait agama. Agama menjadi persoalan pribadi atau religious freedom. Kerajaan memisahkan anatara pendapatan publik dari pajak dan pendapatan pribadi bisnis penguasa, serta aristrokat yang berubah menjadi organ dalam public authority kedalam parlemen dan lembaga peradilan. Kondisi inilah yang kemudian berkembang menjadi public sphere dikalangan masyarakat borjuis yang terpisah dari Negara.36

Masyarakat borjuis yang tersebar di Prancis, Inggris dan Jerman ini secara berkala melakukan perbedatan kritis berdasarkan rasio yang berkenaan dengan masalah sastra dan seni hingga masalah ekonomi dan politik. Mereka memiliki karakter institusional yang mirip yakni:37

1. Mereka mempertahankan hubungan sosial yang mengesampingkan status sosial. Kesetaraan sesame manusia menjadi landasan dalam pertemuan mereka. Meski berasal dari kaum bangsawan sekalipun, mereka bertemu sebagai sesame manusia dalam keseteraan sosial. 2. Mereka membicarakan banyak persoalan yang belum dibicarakan

sebelumnya. Baik itu dominasi gereja, filsafat, seni hingga perkembangan kapitalisme.

36Syahputra, Rezim Media, hal 143

(47)

31

3. Mereka mengubah kebudayaan yang lahir dalam diskusi menjadi komoditas melalui jurna-jurnal yang mereka tulis sendiri dan disebarkan ke dunia luar.

Namun ruang publik yang kritis dan bebas intervensi tersebut mengalami perubahan yang signifikan ketika jurnal-jurnal kritis yang disebarkan melalui pers sebagai institusi ruang publik dikomersialkan. Menurut Habermas, kehadiran media massa yang mengkomersilkan ruang publik borjuis mengakibatkan degradasi dalam ruang publik itu sendiri. Karena pembaca berita dan pengonsumsi budaya yang semakin meluas berakibat pada konten yang dihasilkan oleh pers. Jika dulu berita politik maupun karya sastra berasal dari diskusi kritis untuk kepentingan publik, belakangan pers merubah dirinya menghasilkan konten yang ditujukan untuk peningkatan tingkah laku konsumeristik yang semata-mata untuk memaksimalkan penjualan.38

Hal itu terlihat dari bentuk-bentuk jurnalisme kuning dan edisi-edisi khusus yang dengan cepat menyentuh angka penjualan satu juta eksemplar. Pola pers senasasional ini tak lagi menerbitkan berita-berita politis dan editorial politis mengenai topik-topik moral. Jurnalisme kuning menganggap berita seperti itu sebagai pesan yang berlebihan dan penuh pertatuhan terkait keuntungan.39

Pun begitu dengan di Inggris Raya, Prancis dan Amerika Serikat, sekitar tahun 1830-an. Pers mulai merintis transisi dari mengusung ideologi menjadi murni bisnis. Dengan kondisi murahnya harga cetak dan besarnya jumlah

38 Ibid, hal 236-237 39 ibid

(48)

32

pembeli, kolom-kolom untuk ruang periklanan menjadi semakin luas. Hingga di pertengahan abad tersebut, pers telah menjadi sebuah bisnis besar di dalam kapitalisme lanjut (advance capitalism). Bahkan beberapa perusahaan Koran sudah di organisasikan sebagai perusahan bersaham.40

Apalagi ketika perusahaan-perusahaan besar mulai memperkuat kecenderungan menuju kompetisi monopolistik. Melalui periklanan, pasar dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan tertentu yang menawarkan nama besar. Dimana harga tak lagi menjadi penentu persaingan. Sehingga tak dapat dielakkan bahwa banjir periklanan telah menginfiltrasi media massa yang ditujukan untuk mengumpulkan pasar kedalam situasi dimana pelanggan diarahkan kepada perusahaan tertentu. Sehingga nilai pertukaran dalam pasar ditentukan oleh manopulasi psikologis akibat periklanan.41

Dalam kondisi demikian, perusahaan-perusahaan pers telah mereduksi dirinya sendiri menjadi hanya perusahaan periklanan bisnis semata. Dimana pada masa sebelumnya periklanan hanya menempati sekitar seperduapuluh ruang dalam jurnal-jurnal intelektual. Sehingga ketika periklanan telah mendapat tempat besar, maka para menghembuskan kepada publiknya untuk mengubah opini mereka tentang konsumsi yang menghamba kepada paksaan halus dalam rangka latihan konsmumsi konstan (constant consumption training).42

40 Ibid, hal 257

41 Ibid 264-265 42 Ibid, hal 267-268

(49)

33

Apalagi ketika sistem dalam periklanan (pemasaran) mulai menyadari karakter politis yang dimilikinya melalui praktik-praktik kehumasan. Dimana melalui ruang publik yang terdapat dalam pers, perusahaan-perusahan besar dapat mengorganisasi opini publik untuk tujuan perusahaan-perusahaan tersebut. Sehingga praktik-prakti humas memiliki kekuatan politis yang mampu mengintervensi proses pembentukan opini publik.43

Hal itu diwujudkan melalui berita-berita sensasional yang mewujud seolah-olah sebagai kepentingan publik-seperti peningkatan kesejahteraan sosial oleh sebuah produk- Sehingga saran atau desakan yang diberikan kepada publik itu seolah-olah merupakan kesepakatan yang mereka buat sendiri, yang pada akhirnya produk-produk terntentu dapat diterima melalui konsesus yang seolah-olah berasal dari publik.44

Dengan begitu, pers yang dulu menghasilkan konsesus dari kesepekatan rasional melalui opini-opini yang bersaing secara bebas sudah tidak lagi ada. Karena pers sebagai layanan pembentukan opini, menyebarkan kepentingan-kepentingan privat yang memalsukan diri seolah-olah kepentingan-kepentingan publik.

Dengan kondisi seperti itulah penelitian ini berangkat. Dimana Meikarta sebagai produk properti dianggap memiliki indikasi kuat untuk mengintervensi ruang publik melalui Lippo Group. Terlihat dari besarnya dana iklan dalam media massa yang jika di total sepanjang tahun 2017 mencapai angka Rp 1.5 Trilliun. Angka tersebut dihitung dari Monitoring

43 Ibid 268-271 44 ibid

(50)

34

iklan pada 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar dan 120 majalah dan tabloid.45

Sehingga sangat mudah bagi Lippo Group untuk menguasai ruang publik dengan informasi-informasi positif yang pada akhirnya bertujuan untuk mendapat konsesus terkait proyek Meikarta. Maka pers dalam portal berita online yang menjadi sampel dalam penelitian ini, di indikasikan institusi kapitalis yang menomorsatukan keuntungan.

Maka dari itu, kecenderungan pemberitaan Meikarta juga perlu dilihat dari sisi komposisi jenis tulisan. Apakah cenderung berdasarkan tulisan Adverotrial yang mengakomodir kepentingan pengiklan ataukah cenderung berdasarkan berita yang menomorsatukan kepentingan publik. Kemudian setelah terpisah menjadi dua kategori besar, berita-berita yang memiliki indikasi mengakomodir kepentingan publik di analisis menggunakan kerangka objektivitas pemberitaan. Untuk melihat kecenderungan berita tentang Meikarta, apakah benar-benar merepresentasikan kepentingan publik ataukah hanya kepentingan privat pengiklan yang seolah-olah mewujud menjadi kepetingan publik. Lebih jelasnya terlihat dari bagan berikut ini.

45https://tirto.id/jorjoran-iklan-meikarta-di-tengah-kinerja-melorot-lippo-cikarang-cJeH (diakses pada tanggal 23/9/2018)

(51)

35

Berita-Berita tentang Meikarta di portal berita online (Detik.com, Kompas.com,

Liputan6.com)

Berita-berita Meikarta di Portal Berita Online yang masuk dalam kategori

Advertorial

Berita-Berita Meikarta di Portal Berita Online yang masuk dalam kategori Berita (non Advertorial)

Kecenderungan Frekuensi Jenis Tulisan Topik Meikarta Pada

Portal Berita Online

Kecenderungan Objektivitas Pemberitaan Meikarta Pada

Portal Berita Online Portal Berita Online (Media

Massa)

Frekuensi Advertorial Frekuensi Berita Publik Objektivitas berita Meikarta

Ruang Publk Jürgen Habermas

(52)

36

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong sebagai penelitian dengan metodologi riset kuantitatif. Dimana riset kuantitatif sendiri merupakan riset yang menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Sehingga keluasan data dianggap sebagai representasi dari seluruh populasi.46

Dalam penelitian ini, hasil penelitian disajikan dalam bentuk angka-angka yang dijelaskan melalui suatu uraian. Karena penelitian ini sedang tidak menguji hipotesis apapun, maka penelitian ini menggunakan analisis isi deskriptif, dimana, fokus dari jenis analisis ini adalah menggambarkan secara detail teks suatu berita.47 Dalam penelitian ini, analisis isi digunakan untuk menggambarkan secara detail dan deskriptif isi dari berita tentang Meikarta di Portal Berita Online.

2. Unit Analisis

Unit Analis merupakan bagian yang menjelaskan tentang obyek teks dan fokus yang dikaji disertai dengan batasan periode berita yang di catat. Krippendorf48 memaknai unit analisis sebagai apa yang di observasi, dicatat dan dianggap sebagai data, memisahkan menurut batas-batasnya, dan mengidentifikasi untuk analisis berikutnya. Sehingga, dalam penelitian ini unit analisisnya adalah Tendensi atau kecenderungan portal berita online

46Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,….., hlm. 56.

47Eriyanto,Analisis Isi : Pengantar Metodologi,…., hlm. 47.

(53)

37

dalam pemberitaan tentang meikarta yang dilihat dari sisi frekuensi dan objektivitas berita.

Dengan begitu, populasi dari unit analisis penelitian ini adalah seluruh berita yang tayang pada laman portal berita online seluruh Indonesia pada semua periode yang menyiarkan berita tentang meikarta. Namun, karena keterbatasan waktu peneliti memilih sampel dari media online yang memiliki kunjungan terbanyak dalam kategori media berita online di Indonesia menurut Alexa dan SimiliarWeb. Oleh karenanya, sampel dalam penelitian ini adalah berita tentang meikarta yang mengerucut kepada tiga portal berita online yakni, detik.com, kompas.com dan liputan6.com.

Adapun unit pencatatan terkait dengan periode yang penulis tentukan antara 1 Agustus – 31 September 2017 di dalam 3 media tersebut. Lebih rinci digambarkan dari bagan dibawah ini.

(54)

38 Tujuan Mengetahui kecenderungan frekuensi pemberitaan meikarta dalam portal berita online

Mengetahui kecenderungan pemberitaan meikarta dalam portal berita online

dari sisi objektivitas teks berita

Popula si

Seluruh tayangan pemberitaan meikarta dalam portal berita online

pada semua periode

Seluruh tayangan pemberitaan meikarta yang bukan Advertorial dalam portal berita online

pada semua periode

Unit Pencat atan Indikator Frekuensi Pembertitaan 1. Frekuensi Advertorial 2. Frekuensi Berita (non Advertorial) Indikator Objektivitas Berita 1. Dimensi kefaktualan yang terdiri dari kelengkapan elemen berita dan narasumber yang dimuat 2. Dimensi impartialitas atau ketidakberpihaka n yang terdiri dari keseimbangan dan netralitas Unit Sampli ng Seluruh tayangan pemberitaan meikarta

dalam media online laman (detik.com, liputan6.com, kompas.com)pada periode 1 Agustus – 30 September 2017 Seluruh tayangan pemberitaan meikarta yang bukan Advertorial dalam media online

laman (detik.com, liputan6.com, kompas.com)pada periode 1 Agustus – 30

September 2017

(55)

39

3. Teknik Sampling

Untuk menentukan sampling harus menentukan populasi dahulu. Populasi sendiri merupakan keseluruhan obyek penelitian yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu yang sama. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.49

Dalam penelitian kali ini, peneliti menentukan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling melalui Alexa dan SimiliarWeb, berdasarkan 3 rangking media online dengan kunjungan tertinggi dalam kategori website berita online. Dengan tujuan agar benar-benar dapat mewakili media berita online yang tersebar cukup banyak di Indonesia. Purposive Sampling sendiri, menurut Sugiono adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.50

Selain itu unit sampling purposive diatas ditentukan melalui Google Trend yang mengatakan, kata kunci “Meikarta” mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dengan nilai 47 (dalam skala 0-100) pada periode 30 Juli – 5 Agustus 2017. Serta menunjukkan tren kenaikan terus menerus diminggu-minggu berikutnya. Puncaknya pada 10-16 September 2017, kata kunci tersebut, mendapatkan nilai 100 dalam pencarian populer di Indonesia. Dan

49 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung; Alfabeta, 2010), hlm. 81.

Gambar

Tabel 4.21 Kategori Non Sensasional Pemberitaan Meikarta Pada Portal Liputan6.com ........
Gambar 1.1 Dana Iklan Meikarta di Televisi Nasional ............................................................
Gambar 1.1 Dana Iklan Meikarta di Televisi Nasional 5
Tabel 1.1 Kerangka Coding  6.  Teknik Analisis Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

itu, dampak dari infeksi penyakit bakterial dapat menurunkan mutu daging ikan yang terinfeksiberupa borok atau luka, sehingga tidak disenangi oleh konsumen. Penelitian

Dari hasil penelitian angkat yang di bagikan pada sumber data antara lain: Hasil yang dikumpulkan oleh peneliti maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasahnya

1) Lambang Kementerian dicetak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tentang Lambang Departemen

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square pada drajat kemaknaan 95% (α=0,05), namun tidak memenuhi uji tersebut kemudian diganti dengan uji Fishers

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rokhmah yang menunjukkan mayoritas ODHA memiliki sikap yang positif terhadap HIV/AIDS dan

Kematian Yesus Kristus melalui penyaliban di tangan Pontius Pilatus adalah fakta sejarah yang benar-benar terbukti (lih. Bagaimana- pun, Orang yang mati di kayu salib Kalvari

Dasar perhitungannya adalah membuat semua biaya yang diperlukan menjadi biaya tahunan, jika alternatif-alternatif yang muncul mempunyai manfaat yang identik, maka

Diperoleh data hasil tes kekuatan tinggi lompatan siswa yang mengikuti ektrakurikuler futsal putra SMA Negeri 4 Bojonegoro sebagai berikut : Rata-rata kekuatan tinggi