• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL SIMULASI PENGADAAN BILLET PADA PT EDICO UTAMA UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL SIMULASI PENGADAAN BILLET PADA PT EDICO UTAMA UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL SIMULASI PENGADAAN BILLET

PADA PT EDICO UTAMA UNTUK

MENGOPTIMALKAN BIAYA

Dewi Christin

Pembimbing 1: Prof. Bahtiar Saleh Abbas

Pembimbing 2: Dr. Dyah Budiastuti

Jurasan Manajemen dan Teknik Industri fakultas School of Business Management

Universitas Bina Nusantara

dewichristin@gmail.com

ABSTRAK

Procurement of raw materials in production activities is very important because it is one of the major sources of cost for the company. Therefore, it takes the appropriate procurement method that can reduce the costs incurred without disrupting production. The purpose of this study is to optimize procurement cost of billets that occurred in PT Edico Utama in 2014 with emphasis on the size of which has a large annual value and make simulation models of procurement consisting of several scenarios proposed. Selection of the size which has a large annual value because it contributes a large value of the overall value of the billet. ABC analysis used to know size of product that has a large annual value. The method used is experimental with doing simulation of billet requirements on 2014 for size of billet that has a large annual value, proposed procurement scenarios and doing cost calculations based on company policies and scenarios proposed to determine the scenario that gives the smallest total cost. Based on ABC analysis, size 38, size 41 and size 44 has a great annual value. Total costs incurred for the procurement of three measures based on company policy is greater than the proposed scenario. Scenario 3 for size 38, scenario 1 for size 41 and scenario 2 to size 44 gives the smallest total cost compared with the other scenarios. The conclusion of this study is that the proposed scenario gives a total cost which is smaller than company policy.

Keywords: ABC analysis, simulation, random variate generator, procurement cost.

Pengadaan bahan baku dalam kegiatan produksi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan salah satu sumber biaya yang besar bagi perusahaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode pengadaan yang tepat sehingga dapat mengurangi biaya yang terjadi tanpa mengganggu kegiatan produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimalkan biaya pengadaan bilet yang terjadi di PT Edico Utama pada tahun 2014 dengan mengutamakan ukuran yang memiliki nilai tahunan yang besar dan membuat model simulasi pengadaan yang terdiri dari beberapa skenario usulan. Pemilihan ukuran yang memiliki nilai tahunan yang besar dilakukan karena memberikan kontribusi nilai yang besar dari keseluruhan nilai billet. Analisis ABC digunakan untuk mengetahui ukuran produk yang memiliki nilai tahunan yang besar. Metode penelitian yang digunakan adalah ekperimental dengan melakukan simulasi kebutuhan billet tahun 2014 pada ukuran yang memiliki nilai tahunan yang besar, mengusulkan skenario pengadaan dan melakukan perhitungan biaya berdasarkan kebijakan perusahaan dan skenario yang diusulkan untuk mengetahui skenario yang memberikan total biaya terkecil. Berdasarkan analisis ABC, ukuran 38, ukuran 41 dan

(2)

ukuran 44 memiliki nilai tahunan yang besar. Total biaya yang terjadi untuk pengadaan ketiga ukuran tersebut berdasarkan kebijakan perusahaan adalah lebih besar dari skenario yang diusulkan. Skenario 3 untuk ukuran 38, skenario 1 untuk ukuran 41 dan skenario 2 untuk ukuran 44 memberikan total biaya terkecil dibandingkan dengan skenario lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah skenario yang diusulkan memberikan total biaya lebih kecil dibandingkan kebijakan perusahaan.

Kata kunci: analisis ABC, simulasi, random variate generator, biaya pengadaan.

PENDAHULUAN

Pengadaan bahan baku dalam kegiatan produksi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena akan berakibat langsung pada kegiatan produksi perusahaan. Banyaknya jenis bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan dapat menimbulkan biaya yang besar bagi perusahaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu sistem pengadaan dimana dapat mengoptimalkan biaya dengan menghasilkan biaya yang minimal tanpa mengganggu kegiatan produksi. Dalam melakukan penelitian ini digunakan model simulasi pengadaan untuk menghitung total biaya pengadaan yang terjadi. (Azmy & Rizky, 2012) melakukan penelitian dengan membandingkan biaya persediaan bahan baku yang terjadi pada perusahaan CV. Sammy Batik Pekalongan dengan menggunakan metode EOQ dan simulasi Monte Carlo. Dalam penelitian tersebut, data yang digunakan adalah data permintaan konsumen dan data permintaan produksi untuk mencari tahu metode mana yang memiliki total biaya yang lebih kecil bagi perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa simulasi monte carlo memberikan total biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan EOQ dengan penghematan sebesar 5,21% menurut data permintaan produksi dan 4,15% menurut data permintaan konsumen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Lestari, 2012) membahas mengenai penggunaan simulasi monte carlo dalam melakukan perencaan persediaan. Dalam penelitian tersebut simulasi digunakan untuk memperkirakan permintaan yang akan terjadi pada sarung tangan karet dan sarung tangan kain. Setelah itu, melakukan perbandingan biaya yang terjadi menggunakan metode EOQ, metode EOI dan metode Min-Max. berdasarkan hasil perhitungan untuk sarung tangan kain biaya persediaan terkecil terjadi pada simulasi Min-Max dan biaya persediaan terbesar terjadi pada metode EOI. Sedangkan untuk sarung tangan karet, biaya terkecil terjadi pada simulasi Min-Max dan biaya persediaan terbesar terjadi pada metode EOQ.

Dalam penelitian yang saya lakukan ini, simulasi yang digunakan adalah berdasarkan distribusi dari data masa lalu untuk memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang. Setelah mengetahui kebutuhan pada masa yang akan datang maka penulis memberikan usulan pengadaan billet dengan tingkat keyakinan pemenuhan kebutuhan lebih dari 95%.

Tinjauan Pustaka:

Menurut Anderson, Sweeney, Williams, & Martin (2008, p. 642) simulasi adalah suatu metode pendekatan kuantitatif yang banyak digunakan secara luas untuk membuat keputusan dengan mempelajari sistem nyata dengan mengujinya dengan model yang mewakili sistem tersebut.

Menurut Rezaei & Dowlatshahi (2010, p. 7107) proses klasifikasi persediaan ABC merupakan analisis item – item yang berbeda, mengacu pada stock keeping unit (SKU), seperti produk akhir ke dalam tiga kategori, yaitu A – sangat penting, B – kepentingan rata-rata, C – relatif tidak penting, sebagai dasar skema pengendalian persediaan.

Menurut Santoso (2010, p.98) “uji kebaikan suai (goodness of fit test) pada prinsipnya bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data sampel mengikuti sebuah distribusi teoritis tertentu atau tidak. Pada goodness of fit test maka akan membandingkan dua distribusi data, yaitu teoritis (frekuensi harapan) dan yang sesuai kenyataan (frekuensi observasi)”.

Menurut Kakiay (2004, p.53) “random variate generator merupakan suatu fungsi distribusi kumulatif (CDF), termasuk di dalamnya random number yang diambil dari komputer”. Menurut Yaman Barlas (dalam Suryani, 2006:11) dalam jurnalnya yang berjudul “Multiple Test for Validation

of System Dynamics Type of Simulation Model”, menjelaskan dua cara pengujian hasil simulasi, yaitu:

a. Perbandingan rata-rata (Mean Comparison)

(3)

= nilai rata – rata data aktual Model dianggap valid bila E1< 5%

b. Perbandingan Variasi Amplitudo (Amplitude Variation Comparison)

Dimana SS = standar deviasi model

SA = standar deviasi historis

Model dianggap valid bila E2 < 30%

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang dilakukan. Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggumpulan data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada pihak perusahaan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan billet ukuran 5 inci, meliputi biaya pengadaan billet dan harga billet. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca buku, jurnal dan sumber dari internet untuk melengkapi teori yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan untuk dokumentasi, data yang dikumpulkan adalah data historis penggunaan billet dari periode januari 2012 hingga September 2013.

Setelah mendapatkan data yang diperlukan maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Pengolahan data awal adalah melakukan pemilihan ukuran billet yang memiliki nilai penggunaan tahunan yang besar. Untuk melakukan pemilihan produk maka digunakan analisis ABC. Ukuran yang masuk ke dalam kelompok A maka akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. Setelah mengetahui ukuran produk yang akan dibahas maka tahap selanjutnya adalah melakukan simulasi penggunaan billet. Untuk melakukan simulasi ini maka langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan uji kebaikan suai dengan melakukan uji distribusi. Uji distribusi dilakukan untuk membuktikan bahwa penggunaan billet yang terjadi sudah sesuai dengan asumsi yang dibuat yaitu data berdistribusi normal. Setelah mengetahui distribusi dari setiap ukuran maka tahap selanjutnya adalah membangkitkan angka random variate generator yang merupakan perkiraan kebutuhan billet pada tahun 2014. Untuk mengetahui validitas dari hasil random variate generator maka dilakukan uji validitas. Tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan biaya yang terjadi jika mengunakan kebijakan pengadaan billet berdasarkan kebijakan perusahaan. Setelah itu, mengusulkan 3 skenario dimana pada setiap skenario yang diusulkan terdiri dari pemesanan maksimum dan minimum. Pemesanan maksimum ditentukan berdasarkan tingkat keyakinan pemenuhan billet di atas 95%. Sedangkan untuk pemesanan minimum diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan beberapa persen dari rata-rata kebutuhan. Hal ini dilakukan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya kehabisan billet yang dapat mengganggu kegiatan produksi dan juga kelebihan billet yang dapat mengakibatkan tingginya biaya simpan. Selanjutnya maka dilakukan perhitungan biaya yang terjadi pada masing-masing skenario. Untuk mengetahui skenario yang memberikan total biaya pengadaan yang optimal maka dilakukan perbandingkan total biaya.

HASIL DAN BAHASAN

1. Pemilihan ukuran billet

Pemilihan ukuran billet dilakukan berdasarkan nilai penggunaan tahunan, yaitu dengan mengalikan total penggunaan billet dengan harga billet per unit. Berdasarkan hasil analisis ABC diketahui ukuran yang memiliki nilai penggunaan tahunan yang besar adalah ukuran 38, ukuran 41 dan ukuran 44 dengan total persentase nilai 64,54%. Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada tabel 4.1

(4)

2. Simulasi

2.1uji kebaikan suai (goodness of fit test)

uji kebaikan suai distribusi dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan pada setiap ukuran 38, ukuran 41, dan ukuran 44 dengan asumsi pada masing-masing ukuran adalah sebagai berikut:

• H0: data berdistribusi normal

• H1: data tidak berdistribusi normal

Tarap nyata = 0,05 Daerah pengambilan keputusan:

• Jika sig/2 > 0,05/2 maka H0 diterima

• Jika sig/2 < 0,05/2 maka H0 ditolak

Hasil pengujian untuk ketiga ukuran tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Ringkasan hasil uji distribusi dengan SPSS 16

No Ukuran Sig. (2-tailed)

1 38 0,817

2 41 0,773

3 44 0,060

Berdasarkan hasil uji distribusi diketahui bahwa sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05/2 maka ketiga ukuran tersebut memiliki distribusi normal.

2.2Membangkitkan angka Random Variate Generator

Setelah mengetahui data berdistribusi normal maka angka random variate generator yang digunakan adalah random variate generator yang berdistribusi normal dengan menggunakan bantuan software open source yang ada pada www. Random.org/gaussian_distributions/. Untuk menggunakan software ini maka pengguna

hanya diminta memasukan jumlah angka yang ingin dihasilkan, rata-rata distribusi, standar deviasi, jumlah digit signifikan dan format tampilan angka.

Setelah mendapatkan angka tersebut maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji validitas untuk menguji apakah hasil telah sesuai dengan kondisi nyata. Uji validitas yang dilakukan adalah dengan perbandingan variasi amplitudo. Hasil dari uji validitas ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

(5)

No Ukuran Standar deviasi simulasi (Ss) Standar deviasi historis (SA)

E

2= S

S

S

A A

S

1 38 107,1261 106,87852 0,232% 2 41 120,442 120,57306 0,11% 3 44 99,767685 105,10291 5,08%

Berdasarkan hasil uji variasi amplitudo diketahui bahwa perkiraan kebutuhan billet tahun 2014 adalah valid karena E2<30%.

3. Perhitungan biaya berdasarkan kebijakan perusahaan

Biaya untuk setiap kali pemesanan adalah Rp 250.000 dan biaya simpannya adalah Rp 500/unit/hari.

Ukuran 38

Kebijakan perusahaan dalam melakukan pengadaan billet ukuran 38 adalah sebagai berikut:

1. Jika sisa hasil pemesanan yang dilakukan pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 275 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 400 batang sedangkan jika kurang dari 275 maka jumlah pemesanan adalah 275 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>275,400,275)) Keterangan:

A2 = jumlah pemesanan pada hari H C1 = sisa pada hari sebelumnya H-1

= (A1 + C0 – B1)

B2 = perkiraan kebutuhan pada hari H

Total biaya pesan = 156 x Rp 250.000 = Rp 39.000.000. Total biaya simpan = 42.969 x Rp 500 = Rp 21.484.500.

Total biaya pengadaan = Rp 39.00.000 + Rp 21.484.500 = Rp 60.484.500

Ukuran 41

Kebijakan perusahaan dalam melakukan pengadaan billet ukuran 41 adalah sebagai berikut:

1. Jika sisa hasil pemesanan yang dilakukan pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 300 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 575 batang sedangkan jika kurang dari 300 maka jumlah pemesanan adalah 300 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>300,575,300)) Total biaya pesan = 157 x Rp 250.000 = Rp 39.250.000 Total biaya simpan = 62.547 x Rp 500 = Rp 31.273.500.

Total biaya pengadaan = Rp 39.250.000 + Rp 31.273.500 = Rp 70.523.500

Ukuran 44

Kebijakan perusahaan dalam melakukan pengadaan billet ukuran 44 adalah sebagai berikut:

1. Jika sisa hasil pemesanan billet yang dilakukan pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 200 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 425 batang sedangkan jika kurang dari 200 maka jumlah pemesanan adalah 200 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>200,425,200)) Total biaya pesan = 135 x Rp 250.000 = Rp 33.750.000. Total biaya simpan = 43.073 x Rp 500 = Rp 21.536.500.

Total biaya pengadaan = Rp 33.750.000 + Rp 21.536.500 = Rp 55.286.500 4. Perhitungan biaya berdasarkan skenario usulan

(6)

Berdasarkan perkiraan kebutuhan tahun 2014 diketahui rata-rata kebutuhan billet ukuran 38 adalah sebesar 194 batang, maka skenario yang diusulkan adalah sebagai berikut:

skenario 1

Kriteria pemesanan billet ukuran 38 untuk skenario 1 adalah sebagai berikut:

1. Jika sisa dari pemesanan billet pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 252 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 390 batang sedangkan jika kurang dari 252 batang maka jumlah pemesanan adalah 252 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>252,390,252))

Pemesanan sebanyak 252 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 30% dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan 390 batang dipilih berdasarkan tingkat keyakinan pemenuhan kebutuhan billet pada tahun 2014 yaitu sebesar 97,7%.

Total biaya pesan = 161 x Rp 250.000 = Rp 40.250.000. Total biaya simpan = 36.964 x Rp 500 = Rp 18.482.000.

Total biaya pengadaan = Rp 40.250.000 + Rp 18.482.000 = Rp 58.732.000.

skenario 2

Kriteria pengadaan billet ukuran 38 untuk skenario 2 adalah sebagai berikut:

1. Jika sisa dari pemesanan yang dilakukan pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 233 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 400 batang sedangkan jika kurang dari 233 batang maka jumlah pemesanan adalah 233 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>233,400,233))

Pemesanan sebanyak 233 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 20 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan 400 batang dipilih berdasarkan tingkat keyakinan pemenuhan kebutuhan billet pada tahun 2014 yaitu sebesar 98,5%.

Total biaya pesan = 158 x Rp 250.000 = Rp 39.500.000 Total biaya simpan = 39.276 x Rp 500 = Rp 19.638.000

Total biaya pengadaan = Rp 39.500.000 + Rp 19.638.000 = Rp 59.138.000

skenario 3

Kriteria pengadaan billet ukuran 38 untuk skenario 3 adalah sebagai berikut:

1. Jika sisa dari pemesanan yang dilakukan pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 252 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 425 batang sedangkan jika kurang dari 252 maka jumlah pemesanan adalah 252 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>252,425,252))

Pemesanan sebanyak 252 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 30 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan maksimum sebesar 425 dipilih berdasarkan tingkat keyakinan pemenuhan kebutuhan billet pada tahun 2014 sebesar 99,6%.

Total biaya pesan = 152 x Rp 250.000 = Rp 38.000.000 Total biaya simpan = 38.494 x Rp 500 = Rp 19.247.000

Total biaya pengadaan = Rp 38.000.000 + Rp 19.247.000 = Rp 57.247.000 b. ukuran 41

Berdasarkan perkiraan kebutuhan tahun 2014 diketahui bahwa rata-rata kebutuhan billet pada periode tersebut adalah sebesar 287 batang.

Skenario 1

Kriteria pengadaan billet ukuran 41 untuk skenario 1 adalah sebagai berikut:

1. Jika sisa dari penggunaan billet yang dilakukan pada periode sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 344 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 575 batang sedangkan jika kebutuhan kurang dari 344 batang maka jumlah pemesanan adalah 344 batang.

(7)

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>344,575,344))

Pemesanan sebanyak 344 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 20 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan maksimum sebesar 575 batang dipilih berdasarkan tingkat keyakinan pemenuhan kebutuhan pada tahun 2014 yaitu sebesar 99,32%. Selain itu 575 batang dipilih karena untuk mengantisipasi terjadinya permintaan yang besar pada awal tahun seperti yang terjadi pada tahun 2013 dimana pada awal tahun digunakan billet sebanyak 573 batang.

Total biaya pesan = 167 x Rp 250.000 = Rp 41.750.000 Total biaya simpan = 54.728 x Rp 500 = Rp 27.364.000

Total biaya pengadaan = Rp 41.750.000 + Rp 27.364.000 = Rp 69.114.000

Skenario 2

Kriteria pengadaan billet ukuran 41 untuk skenario 2 adalah sebagai berikut: 1. Jika sisa dari penggunaan billet yang dilakukan pada periode sebelumnya lebih besar

dari kebutuhan billet pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 344 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 600 batang sedangkan jika kebutuhan kurang dari 344 batang maka jumlah pemesanan adalah 344 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>344,600,344))

Pemesanan sebanyak 344 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 20 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan maksimum sebesar 600 batang dipilih berdasarkan tingkat keyakinan pemenuhan kebutuhan tahun 2014 sebesar 99,76%.

Total biaya pesan = 164 x Rp 250.000 = Rp 41.000.000 Total biaya simpan = 57.409 x Rp 500 = Rp 28.704.500

Total biaya pengadaan = Rp 41.000.000 + Rp 28.704.500 = Rp 69.704.500

Skenario 3

Kriteria pengadaan billet ukuran 41 untuk skenario 3 adalah sebagai berikut: 1. Jika sisa dari pemesanan billet pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet

pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 379 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 625 batang sedangkan jika kurang dari 379 maka jumlah pemesanan adalah 379 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>379,625,379))

Pemesanan sebanyak 379 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 32 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan maksimum sebesar 625 batang berdasarkan keyakinan pemenuhan kebutuhan billet pada tahun 2014 sebesar 99,76%.

Total biaya pesan = 166 x Rp 250.000 = Rp 41.500.000 Total biaya simpan = 55.816 x Rp 500 = Rp 27.908.000

Total biaya pengadaan = Rp 41.500.000 + Rp 27.908.000 = Rp 69.408.000 c. ukuran 44

Berdasarkan perkiraan kebutuhan billet pada tahun 2014 diketahui bahwa rata-rata kebutuhan billet adalah 169 batang. Berdasarkan keterangan ini maka scenario yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Skenario 1

Kriteria pengadaan billet ukuran 44 pada skenario 1 adalah sebagai berikut: 1. Jika sisa dari pemesanan billet pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet

pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 248 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 400 batang sedangkan jika kurang dari 248 batang maka jumlah pemesanan adalah 248 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>248,400,248))

Pemesanan sebanyak 248 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 47 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan maksimum sebesar 400

(8)

batang berdasarkan keyakinan pemenuhan kebutuhan billet pada tahun 2014 sebesar 98,61%.

Total biaya pesan = 145 x Rp 250.000 = Rp 36.250.000 Total biaya simpan = 35.765 x Rp 500 = Rp 17.882.500

Total biaya pengadaan = Rp 36.250.000 + Rp 17.882.500 = Rp 54.132.500

Skenario 2

Kriteria pengadaan billet ukuran 44 pada skenario 2 adalah sebagai berikut: 1. Jika sisa dari pemesanan billet pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet

pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 257 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 425 batang sedangkan jika kurang dari 257 batang maka jumlah pemesanan adalah 257 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>257,425,257))

Pemesanan sebanyak 257 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 52 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan maksimum sebesar 425 batang berdasarkan keyakinan pemenuhan kebutuhan billet pada tahun 2014 sebesar 99,23%.

Total biaya pesan = 139 x Rp 250.000 = Rp 34.750.000 Total biaya simpan = 35.817 x Rp 500 = Rp 17.908.500

Total biaya pengadaan = Rp 34.750.000 + Rp 17.908.500 = Rp 52.658.500

Skenario 3

Kriteria pengadaan billet ukuran 44 pada skenario 3 adalah sebagai berikut: 1. Jika sisa dari pemesanan billet pada hari sebelumnya lebih besar dari kebutuhan billet

pada saat ini maka tidak dilakukan pemesanan billet.

2. Jika sisa lebih kecil dari kebutuhan maka dilakukan pemesanan billet dimana jika kebutuhan lebih besar dari 237 batang maka dilakukan pemesanan sebanyak 450 batang sedangkan jika kurang dari 237 batang maka jumlah pemesanan adalah 237 batang.

Formula dalam Excel: A2 =IF(C1>B2,0,IF(B2>237,450,237))

Pemesanan sebanyak 237 batang diperoleh dari rata-rata kebutuhan billet ditambah dengan 40 persen dari rata-rata kebutuhan billet. Pemesanan maksimum sebesar 450 batang berdasarkan keyakinan pemenuhan kebutuhan billet tahun 2014 sebesar 99,61%.

Total biaya pesan = 136 x Rp 250.000 = Rp 34.000.000 Total biaya simpan = 37.574 x Rp 500 = Rp 18.787.000

Total biaya pengadaan = Rp 34.000.000 + Rp 18.787.000 = Rp 52.787.000

Hasil perhitungan biaya yang terjadi dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Total Biaya Pengadaan Billet

Ukuran 38 Ukuran 41 Ukuran 44 Kebijakan

Perusahaan Rp 60.484.500 Rp 70.523.500 Rp 55.286.500 Skenario 1 Rp 58.732.000 Rp 69.114.000 Rp 54.132.500 Skenario 2 Rp 59.138.000 Rp 69.704.500 Rp 52.658.500 Skenario 3 Rp 57.247.000 Rp 69.408.000 Rp 52.787.000

Berdasarkan hasil perhitungan total biaya pengadaan pada masing-masing skenario maka diketahu bahwa skenario 3 untuk ukuran 38, skenario 1 untuk ukuran 41 dan skenario 2 untuk ukuran 44 memberikan total biaya optimal karena memberikan total biaya paling kecil dibandingkan dengan skenario lainnya. Total biaya yang terjadi pada skenario tersebut, yaitu Rp 179.019.500 sedangkan untuk total biaya pengadaan berdasarkan kebijakan perusahaan pada ukuran 38, ukuran 41 dan ukuran 44 adalah Rp 186.294.500. Selisih biaya yang terjadi antara skenario yang diusulkan dengan kebijakan perusahaan adalah Rp 7.275.000 dengan persentase penghematan sebesar 3,9%.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, kesimpulan dari penelitian ini adalah

1. Ukuran billet yang memiliki nilai penggunaan tahunan yang besar adalah ukuran 38, ukuran 41 dan ukuran 44 sehingga harus dilakukan pengawasan ketersediaan billet yang lebih ketat dibandingkan dengan ukuran yang lain.

2. Total biaya pengadaan yang terjadi pada perkiraan kebutuhan billet pada tahun 2014 berdasarkan kebijakan perusahaan untuk ukuran 38, ukuran 41 dan ukuran 44 adalah lebih besar dari total biaya skenario yang diusulkan.

3. Skenario yang memberikan total biaya pengadaan yang optimal, yaitu skenario 3 untuk ukuran 38, skenario 1 untuk ukuran 41 dan skenario 2 untuk ukuran 44 dengan total penghematan sebesar 3,9%.

Adapun saran yang diberikan dari penelitian ini adalah

1. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan skenario yang diusulkan dalam melakukan pengadaan billet ukuran 38, 41 dan 44 karena memberikan total biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan perusahaan.

2. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan perusahaan dalam melakukan pengadaan billet pada ukuran yang lain sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya dari kegiatan pengadaan.

REFERENSI

Anderson, D. R., Sweeney, D. J., Williams, T. A., & Martin, K. (2008). Quantitative Methods for

Business (11 ed.). USA: South-Western.

Azmy, M. & Rizky, M. (2012). Analisis Perbandingan Perhitungan EOQ & Simulasi Monte Carlo

dalam Meminimalisasi Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan CV. Sammy Batik Pekalongan.

Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Kakiay, T. J. (2004). Pengantar Sistem Simulasi. Yogyakarta: ANDI.

Lestari, E. (2012). Analisis Perencanaan Persediaan Dengan Pendekatan Monte Carlo Pada PT. Delijaya Global Perkasa. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Rezaei, J., & Dowlatshahi, S. (2010). A Rule-Based Multi-Criteria Approach to Inventory Classification. International Journal of Production Research , 48 (23), 7107-7126.

Santoso, S. (2010). Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Suryani, E. (2006). Permodelan & Simulasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

RIWAYAT PENULIS

Dewi Christin merupakan mahasiswa universitas Bina Nusantara pada fakultas School of Business Management dengan jurusan Manajemen dan Teknik Industri. Pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu lulus SMA Budi Mulia yang berlokasi di Jakarta pada tahun 2008, lulus SMP Fajar Indah yang berlokasi di Jakarta pada tahun 2005 dan lulus SD Yos Sudarso yang berlokasi di Lampung pada tahun 2002. Pengalaman kerja yang dimiliki yaitu melakukan magang di PT Astra Honda Motor pada tahun 2012 selama 2 bulan dan melakukan praktek magang di PT Edico Utama pada tahun 2013 selama 3 bulan.

Gambar

Tabel 4.2 Ringkasan hasil uji distribusi dengan SPSS 16

Referensi

Dokumen terkait

UNAIR NEWS – Tim peneliti program Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mengadakan acara pengenalan produk

Kritik terhadap organisasi yang mereka sampaikan sama dengan yang telah disampaikan oleh Penyuluh Ahli di kabupaten Kupang bahwa ukuran organisasi penyuluhan yang kecil

Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam Operasionalisasi Program Mobil Sehat di UPT Puskesmas Kedungpring. Kesadaran Tenaga Kesehatan Mobil Sehat Dalam Memberikan

mekanisme corporate governance, nilai perusahaan maupun kualitas laba yang dapat digunakan untuk pertimbangan dalam keputusan investasi (2) Kepemilikan

25 tahun 2009, yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

BREAKDOWN OF DIRECT REIMBURSABLE COST AMENDMENT NO8. Monitoring, Supervision, Coordination &amp;

Keempat, karena perkembangan zaman, jadi agar kesenian Sike Rebana ini tidak punah dan tetap berkembang dan dilestarikan maka dikembangkan kepada kaum wanita,

motivasi kerja (X 3 ) berpengaruh langsung positif terhadap kinerja kepala sekolah (X 4 ). Kepala sekolah yang mempunyai motivasi tinggi untuk membina personil sekolah dan penuh