• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Airlangga Jalin Kerjasama dengan PT. Petrosida Gresik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Airlangga Jalin Kerjasama dengan PT. Petrosida Gresik"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Airlangga Jalin

Kerjasama

dengan

PT.

Petrosida Gresik

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga melakukan kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan PT Petrosida Gresik. P e n a n d a t a n g a n a n n o t a k e s e p a h a m a n ( m e m o r a n d u m o f

understanding/MoU) antar kedua lembaga itu dilakukan oleh

Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., MCA bersama Direktur PT. Petrosida Drs. Hery Widyatmoko., Ak., MM., di ruang pimpinan PT Petrosida Gresik, Senin (10/10) kemarin.

Dalam nota kesepahaman itu disebutkan bahwa obyek kerjasama antara-kedua lembaga adalah bidang pendidikan, penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat. PT Petrosida merupakan perusahaan bahan aktif pestisida dan formulasinya serta beberapa produk berbasis bio untuk pertanian dan perikanan. Direktur PT Petrosida Hery Widyatmoko berharap dengan penandatanganan MoU ini bisa menjadi jalinan kerjasama yang melahirkan sebuah hasil yang diinginkan, baik dari segi pendidikan dan penelitian yang bisa diperhitungkan. Bagi Petrosida, melakukan kerjasama ini sudah yang kesekian kalinya, sebab sebelumnya juga sudah dengan beberapa lembaga lain.

Pada kesempatan itu juga dibahas rencana kerjasama dengan Universitas Airlangga di bidang pengembangan enzim xilanase hasil penelitian Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih., M.Si. Untuk itu pihak Petrosida sebelumnya telah bertemu dengan Prof. Nyoman Tri Puspaningsih, Direktur Pendidikan UNAIR yang juga Guru Besar pada Departemen Kimia FST guna mengkaji perihal tersebut. Seperti diketahui bahwa Enzim xilanase merupakan salah satu enzim yang digunakan dalam pembuatan

(2)

kertas.

“Beberapa waktu lalu kami sudah bertemu dengan Bu Nyoman, dan sudah mengkaji mengenai hasil penelitian tentang enzim

xilanase. Untuk skala laboratorium dari enzim xilanase yang

dibuat Prof. Nyoman itu sudah memenuhi syarat untuk dipasarkan,” kata Hery Widyatmoko.

Hal senada juga disampaikan Prof. Mohammad Nasih. Ia mengapresiasi dan berterima kasih kepada PT Petrosida yang telah menyambut baik kehadiran Universitas Airlangga, dan juga telah bersedia melakukan kerjasama dengan UNAIR.

“Kami berterimakasih kepada PT. Petrosida yang mau menerima kami. Kami juga siap untuk menyediakan tenaga pendidik untuk P T P e t r o s i d a j i k a d i p e r l u k a n u n t u k p e l a t i h a n a t a u

workshop–workshop. Kami juga siap menyediakan tenaga peneliti

untuk membantu,” ujar Prof. Nasih

Dalam pertemuan tersebut turut hadir beberapa pimpinan kedua lembaga, diantaranya Wakil Rektor IV UNAIR, Djunaidi Khotib bersama staf, serta manajemen PT. Petrosida. Setelah penandatanganan MoU itu, pihak Petrosida membawa para tamunya dan yang hadir lainnya untuk meninjau proses pengolahan enzim di pabrik tersebut. (*)

Penulis: Faridah Hariani Editor: Bambang Bes

Praktisi dan Sosiolog HAM

Imam Prasodjo Dianugerahi

(3)

Soetandyo Award

UNAIR NEWS – Pada puncak perayaan Dies Natalis ke-39 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga, sivitas akademika menyelenggarakan acara Soetandyo Award dan Soetandyo Scholarship. Acara tersebut diselenggarakan di Aula Soetandyo FISIP UNAIR, Rabu (7/12).

Beasiswa Soetandyo ini diberikan kepada 15 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki disiplin ilmu sosial, hukum, dan humaniora. Beasiswa Soetandyo diperuntukkan bagi mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhir skripsi, tesis, maupun disertasi yang membahas penelitian dengan topik pluralisme, keadilan sosial, hukum, hak dan hak asasi manusia (HAM), serta demokrasi.

Seluruh mahasiswa penerima beasiswa Soetandyo itu berasal dari berbagai jenjang mulai sarjana, master, hingga doktoral. Penerima beasiswa itu berasal dari Universitas Palangkaraya, Universitas Jember, Universitas Riau, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Negeri Malang, Universitas Lampung, dan tentu saja Universitas Airlangga.

Ketua Pusat Studi Soetandyo Prof. Dr. Budi Prasetyo, M.Si, mengatakan, penerima beasiswa itu telah melalui proses seleksi dari ratusan proposal penelitian yang dikirimkan ke panitia. Dari ratusan proposal itu, disaring sampai 30 besar, hingga akhirnya terpilih 15 penerima beasiswa.

Selain acara pemberian beasiswa, dalam acara yang sama juga digelar penganugerahan penghargaan Soetandyo. Pada tahun ini, penghargaan Soetandyo diberikan kepada praktisi HAM sekaligus sosiolog Imam B. Prasodjo. Akademisi berusia 56 tahun itu merupakan penggagas Gerakan Nurani Dunia.

Terkait dengan penghargaan Soetandyo, Prof. Budi menyampaikan, bahwa pihaknya menerima sekitar 30 nama calon penerima

(4)

penghargaan dari berbagai lembaga. Setelah dilakukan berbagai penyaringan, terpilih 10 nama hingga akhirnya mengerucut satu nama, yakni sosiolog Universitas Indonesia tersebut.

Menurut Prof. Budi yang juga tim panitia Soetandyo Award, kriteria yang ditetapkan untuk penerima penghargaan ini adalah publikasi karya ilmiah dan pengabdian masyarakat. “Banyak akademisi yang bagus tetapi nggak punya karya riil di tengah masyarakat, khususnya di bidang hukum dan HAM. Mudah-mudahan penerima bisa meneruskan kiprah Soetandyo,” tutur Prof. Budi. “Kita memang mencari yang semirip mungkin dengan Soetandyo,” imbuh Wakil Dekan I FISIP.

Usai menerima penghargaan tersebut, sosiolog Imam menyampaikan apresiasinya kepada sivitas akademika FISIP UNAIR atas penghargaan tersebut. Ia tak pernah menyangka akan dianugerahi penghargaan tersebut.

“Jujur saja, saya merasa terhormat ketika dikabari bahwa saya dianugerahi penghargaan ini. Penghargaan ini memiliki nilai yang sangat tinggi. Bagi saya, penghargaan ini bernilai simbolik tentang perjuangan seorang tokoh akademisi kampus yang sekaligus sebagai aktivis sosial dan pejuang hak asasi manusia yang penuh dedikasi, tulus, dan konsisten sebagaimana yang tergambar dalam sosok Profesor Soetandyo Wignjosoebroto,” tutur Imam.

Pemberian beasiswa dan penghargaan Soetandyo telah dilaksanakan sejak tahun 2015 bertepatan dengan perayaan Dies Natalis FISIP. Tahun lalu, beasiswa diberikan kepada sepuluh penerima. Pada tahun 2015 pula, penghargaan diberikan kepada pakar Antropologi Hukum Prof. Sulistyowati Irianto.

Bangun keterbukaan

Dekan FISIP Dr. Falih Suaedi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa fakultas yang kini berusia 39 tahun itu akan terus membangun keterbukaan, sinergitas, dan kekeluargaan dalam menciptakan iklim akademis yang sehat.

(5)

“Sampai tahun 2020, kita akan terus bangun keterbukaan, sinergitas, dibungkus semangat kekeluargaan. Semoga hasilnya lebih dahsyat. Kita junjung nilai-nilai pluralisme, demokratisasi serta keadilan seperti kata Prof. Tandyo (sapaan akrab Soetandyo),” tutur Falih.

“Ada 13 program studi di FISIP. Kurikulum akan terus dirancang agar tetap ada saling sapa. Integrated social science sebagaimana cita-cita Pak Tandyo,” imbuh Falih.

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

Prof. Jimly: Pilihan Sikap

Generasi Muda Harus Optimis

UNAIR NEWS – Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum di Indonesia, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., menyarankan kepada generasi muda hendaknya tidak putus asa ketika melihat banyak masalah yang kita hadapi. Sebagai generasi muda, hendaknya mampu menentukan sikap sebuah pilihan daripada bersikap apatis.

”What to do, apa yang harus kalian dilakukan. Dan pilihan itu

hendaknya yang optimis, bukan apatis. Dengan sikap optimis maka akan menemukan jawaban dari what to do tadi, sehingga dengan optimis maka tujuan akan tercapai,” kata Prof. Jimly. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan dalam presentasinya pada Talkshow Super Power of Leadership, yang diselenggarakan oleh ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia) di Gedung Gra-BIK Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, Minggu (27/11) akhir pekan lalu.

(6)

Selain Prof. Jimly Asshiddiqie juga memberikan paparan dalam

talkshow bertema “Kesehatan sebagai Bagian dari Ketahanan

Nasional” itu juga Prof. Dr. Bambang Supriyanto, dr., SpA(K) Ketua Konsil Kedokteran Indonesia; Letjen. TNI. Dr. (Cand) I Wayan Midhio, M.Ph.D., Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, dan Dr. Ario Djatmiko, dr., Sp.B(K). Onk., Dewan Pakar PB IDI.

Di hadapan ratusan aktivis mahasiswa FK se-Indonesia ini, Prof. Jimly berpendapat untuk menikmati saja arah ICT (Information and Communication Technologies) dan sosial media kita yang saat ini cenderung bebas. Kendati menikmati, tetapi hendaknya pikiran diarahkan pada hal-hal yang optimis dari perspektif yang belum terlihat. Perspektif kepuasan konsumen pada layanan kesehatan misalnya, kata Prof. Jimly, itu penting untuk diperhatikan.

PROF. Jimly Asshiddiqie ketika menyampaikan paparannya, di Gra-BIK FK UNAIR. (Foto: Bambang bes)

(7)

rangka MEA– red) yang harus dikontrol, tetapi ada apa penduduk kita ramai-ramai berobat ke luar negeri? Jangan-jangan dokternya sulit masuk, tetapi pasiennya malah yang keluar mencari mereka. Ada apa ini? Jadi kepuasan pasien sebagai konsumen juga perlu disurvey,” katanya.

Menurut Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia ini, sekarang ini sudah banyak lahir pasal-pasal dalam aturan atau undang-undang yang mengkriminalisasi professi. Untuk itu kalangan professi hendaknya juga peka dan introspeksi, bahwa muara dari kriminalisasi itu karena konsumen mengharapkan layanan yang baik dari kalangan professi.

”Saya baru melihat pertama kali ini ada dokter-dokter sampai d e m o t u r u n k e j a l a n , i t u t i d a k l a i n u n t u k m e l a w a n kriminalisasi professi tadi. Mengapa itu semua terjadi, ini sekaligus sebagai gambaran bahwa pemerintah belum kuat dalam memperhatikan kalangan professional, dan ini masalah serius,” lanjut Prof. Jimly.

Diterangkan, kedokteran adalah professi di dunia yang paling awal (yaitu abad 19) yang sudah mengenalkan etika secara tertulis (kode etik). Kemudian diikuti professi akuntan, dan yang ketiga professi hukum. Setelah itu banyak organisasi ikut membuat kode etik. Untuk itu, sarannya, professional dokter dalam menjalankan professi melayani kesehatan masyarakat hendaknya jangan sampai meninggalkan etika atau kode etik dokter.

“Sebagai calon-calon dokter atau dokter muda, hendaknya juga meningkatkan perhatian terhadap persoalan ini dan meningkatkan pelayanan sebagai tuntutan konsumen. Imtek dan Imtaq-nya harus kuat,” katanya. (*)

(8)

Akhiri Kepengurusan, BEM FEB

Ajak Sivitas Bersenam Ria

UNAIR NEWS – Ada banyak cara dalam mengakhiri kepengurusan suatu organisasi. Salah satunya dengan mengajak segenap sivitas akademika melakukan aktivitas di luar ruangan. Inilah yang diterapkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga.

Minggu pagi (4/12), sivitas akademika dari kalangan mahasiswa, dosen, pimpinan, hingga alumni bersama-sama mengikuti serangkaian acara bertajuk Econo Free Day (EFD). Kegiatan yang berlokasi di area Jalan Raya Darmo itu dilangsungkan bersamaan dengan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day).

Dalam acara tersebut, sekitar 400 sivitas yang hadir mengikuti beragam acara. Yakni senam zumba, jalan sehat, pembagian bingkisan hadiah, dan hiburan musik oleh Jazz Fusion Community.

“Acara diikuti 400an orang. Sangat meriah dan antusiasme warga FEB juga sangat tinggi. Acara dibuka dengan senam zumba, dilanjutkan dengan jalan sehat, dan diakhiri dengan penampilan fusion jazz dan pembagian doorprize jalan sehat. Ada televisi LED 40″, kamera DSLR Canon 1200D, sepeda gunung, tablet Asus, handphone Samsung, serta puluhan hadiah hiburan,” tutur Andy Ahmad Alfian, panitia acara EFD.

(9)

Foto : Istimewa

EFD merupakan bagian dari program kerja bersama antara BEM FEB dengan Ikatan Alumni FEB (IKAFE). Acara yang sudah diselenggarakan sejak Maret ini memiliki sederet rangkaian acara, seperti nyangkruk bareng di CFD, bincang santai antara mahasiswa dengan alumni, games seru, dan olahraga ringan.

Ketua BEM FEB Rusdinal menambahkan, acara EFD merupakan bentuk keterikatan yang erat antara mahasiswa, dosen, dan alumni. Terbukti, acara ini bisa diselenggarakan secara rutin setiap dua minggu sekali.

“Ini membuktikan harmonisasi yang sangat baik,” imbuh Rusdinal.

Dekan FEB UNAIR Prof. Dr. Dian Agustia, S.E., M.Si, memberikan apresiasinya terhadap acara yang telah diinisiasi sejak empat tahun terakhir. Menurut Prof. Dian, ajang EFD merupakan ruang bagi komunitas kampus untuk bersilaturahmi dan meningkatkan sinergi dalam membangun kampus ke depan.

(10)

Ketua IKAFE UNAIR Ahyanizzaman berharap acara EFD tahun-tahun berikutnya bisa dilaksanakan dengan lebih baik.

“Perlu kreativitas tim EFD sehingga dapat mengundang banyak alumni untuk datang di acara berikutnya. EFD sebagai wadah silaturahmi alumni dan juga calon alumni perlu diteruskan untuk menggalang militansi dan bimbingan kepada adik-adik mahasiswa yang nantinya akan menjadi alumni,” ujar Ketua IKAFE UNAIR.

“Di sisi lain, acara EFD ini juga sebagai sarana untuk bertukar pikiran, ide, dan kontribusi. Tentu keterlibatan untuk mensukseskan pelaksanaan EFD ini tidak hanya tim EFD tetapi peran aktif dan sinergi anggota IKAFE dan BEM juga merupakan hal yang sangat penting,” imbuh Ahyanizzaman yang juga Direktur Keuangan PT. Semen Indonesia. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

6 Mahasiswa FH Torehkan

Prestasi pada Kompetisi Debat

Nasional

UNAIR NEWS – Jika ada pepatah mengatakan ‘hasil tidak akan menghianati usaha’, rasanya sangat tepat ditujukan bagi enam mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UNAIR yang memperoleh posisi Runner Up dalam kompetisi debat nasional. Enam mahasiswa tersebut adalah Mega Indah P. (2013), Virga Dwi E. (2014), Dina Mariana (2015), Fransisca M (2013), Sefrina R (2014), dan Lia Sutini (2015).

(11)

Tim yang terdiri dari enam mahasiswa itu mengikuti kompetisi debat yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Surakarta (UNS) pada 9-11 November 2016 silam. Dalam pelaksanaan kompetisi, mereka terbagi menjadi dua tim, yakni tim debat dan tim research.

Selama satu bulan sebelum lomba berlangsung, berbagai persiapan mereka lakukan. Mulai dari membangun argumen antara pro dan kontra untuk setiap mosi yang diperlombakan, menjalani latihan rutin disela-sela jadwal kuliah, dan berusaha membagi waktu antara mengerjakan tugas kuliah dan persiapan kompetisi. Pada kompetisi ini, mereka yang mewakili Badan Semi Otonom (BSO) Masyarakat Yuris Muda Airlangga (MYMA), FH UNAIR.

Tidak hanya menduduki posisi Runner Up, salah satu pembicara dari tim debat yakni Virga berhasil menjadi Best Speaker dalam kompetisi yang diikuti oleh 12 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia ini.

Meski demikian, keberhasilan mereka tak lepas dari bimbingan Dwi Utari Christina Rachmawati S.H., LL.M., dosen yang berperan sebagai pembimbing selama persiapan lomba hingga babak final. Atas usaha tim dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya MYMA berhasil menduduki posisi Runner Up.

Dina salah satu perwakilan dari tim debat mengaku bangga atas kemenangan timnya kali ini. Meski sempat pesimis ketika menunggu pengumuman peserta yang lolos semifinal, namun nyatanya rasa pesimis itu berakhir ketika tiga dewan juri memilih tim debat dari FH UNAIR sebagai salah satu peserta yang lolos untuk masuk final.

Dina berharap, kemenangan timnya dapat menginspirasi dan memotivasi mahasiswa FH UNAIR lainnya. Sehingga FH UNAIR semakin berjaya, baik di kancah nasional maupun internasional. “Awalnya sempat pesimis apakah bisa masuk atau tidak ke semifinal. Karena lawannya bagus-bagus. Kita mengoptimalkan usaha hingga masuk final. Semoga kemenangan ini banyak

(12)

menginspirasi dan memotivasi teman-teman yang lain,” ungkap Dina. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh

Tim CPPBT UNAIR Kenalkan

Produk Hasil Penelitian pada

Pengusaha dan Peternak di

Jatim

UNAIR NEWS – Tim peneliti program Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mengadakan acara pengenalan produk hasil penelitian yang berupa ”Ekstrak Meniran untuk Implementasi

Pemberantasan Enterotoksin Escherichia Coli Resisten Antibiotik.” Produk tersebut oleh Tim CPPBT UNAIR diberi nama

”Bio Imuno Formula”.

Kegiatan yang dilaksanakan Sabtu 16 September 2017 di Fave Hotel Tuban, itu merupakan bagian dari program: Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) Universitas Airlangga.

Hadir dalam acara tersebut para peternak kemitraan dan beberapa pengusaha peternakan se-Jawa Timur. Panitia sebenarnya hanya mengundang 30 peternak/pengusaha, tapi yang hadir lebih dari 50 orang. Mereka sangat antusias mendengarkan paparan tim peneliti peneliti CPPBT UNAIR sebagai narasumber.

(13)

Tim peneliti tersebut diketuai Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., dengan anggota Emy Koestanti Sabdoningrum, Drh.M.Kes dan Retno Sri Wahjuni, Drh., MS.

Antusiasme peserta itu karena tidak lepas dari topik kajian yang menarik. Apalagi pemerintah akan memberlakukan pelarangan penggunaan antibiotik pada usaha budidaya peternakan. Sehingga peternak mulai mencari produk-produk pengganti antibiotik untuk usaha peternakannya.

PARA peternak dan pengusaha di Jatim peserta pengenalan produk hasil penelitian CPPBT UNAIR berfoto bersama pemrasaran dan panitia. (Foto: Dok CPPBT)

Selain itu dalam kegiatan ini Tim CPPBT juga melibatkan mahasiswa S1 FKH UNAIR dan mahasiswa S2 Agribisnis Veteriner. Kemudian juga menghadirkan narasumber Guru Besar FKH UNAIR Prof. Sri Agus Sujarwo, Ph.D., yang memberikan pemaparan tentang ”Resisten Kuman sebagai Dampak Penggunaan Antibiotik yang Irasional”. Kemudian Dr. Rochmah Kurnijasanti, drh., M.Si memaparkan tentang “Ekstrak Meniran”.

Setelah pemaparan hasil kajian, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Kemudian Tim CPPBT UNAIR memberikan contoh Produk “Bio Imuno Formula” kepada peserta yang hadir. Karena Tim CPPBT hanya menyediakan 30 pack produk, maka peserta yang belum mendapatkan, produk akan dikirim ke peserta atau bisa diambil di FKH UNAIR.

(14)

Dijelaskan oleh Ketua Tim Peneliti CPPBT UNAIR, Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., bahwa produk ekstrak meniran ini sangat diperlukan karena belum optimalnya bahan kimia di pasaran sebagai antimikroba untuk pemberantasan atau terapi enterotoksin Escherichia coli resisten antibiotik. Bahan kimia sebagai antibiotik penyakit diare yang disebabkan enterotoksin

Escherichia coli banyak menimbulkan efek samping berupa

resistensi atau tubuh menjadi kebal terhadap antibiotic, sehingga sulit untuk diterapi.

Kemampuan ekstrak tanaman meniran dalam membunuh bakteri itu, kata Dr. Sri Hidanah, karena kandungan zat aktif antibakteri dalam ekstrak tanaman meniran. Antara lain tanin, saponin, dan

alkaloid. Kemudian flavonoid berfungsi sebagai imunnomodulator

yang berperan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu.

”Flavanoid itu bersifat menghambat perkembangan bakteri dengan

bertindak sebagai inhibitor enzim dengan cara menghambat produksi energi dan asam nukleat atau protein,” tambah Sri Hidanah.

Sedangkan senyawa tanin memiliki mekanisme kerja menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri secara bereaksi dengan sel membran serta destruksi atau inaktivasi fungsi dari materi genetik, bersifat toksik dan sifat astrigensianya berkerja terhadap membran sel bakteri, yaitu dengan cara menginhibisi enzim tertentu.

(15)

PESERTA antusias menyimak paparan ”Ekstrak Meniran untuk Implementasi Pemberantasan Enterotoksin Escherichia Coli Resisten Antibiotik.” (Foto: Dok CPPBT)

Saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri,

jadi dapat mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel akan rusak dan lisis. Sedangkan alkaloid bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri gram negatif dan gram positif.

”Alkaloid ini bekerja sebagai antibakteri dengan cara merusak komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut,” tambahnya.

Kelebihan produk ekstrak meniran adalah tidak menimbulkan resistensi aman, efektif, serta lebih murah dibandingkan dengan produk kimia untuk terapi antimikroba enterotoksin

Escherichia coli resisten antibiotik. Produk ekstrak meniran

ini dosis 30% selama lima hari per-oral efektif sebagai antibakteri dan imunomodulator terhadap enterotoksin

Escherichia coli resisten antibiotik pada ayam broiler. (*)

Gambar

Foto : Istimewa

Referensi

Dokumen terkait

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Berangkat dari kesadaran serta kepedulian akan hal tersebut pada tanggal 01 Juni 2012 kami membentuk suatu paguyuban kesenian tradisional jathil kreasi baru dengan nama

ae$Kete*atan e3aluasi hasil *engawasan Per.embangan Klub Olahraga a6$ Kete*atan e3aluasi hasil *engawasan Kegiatan Ke(uaraan Olahraga ag$Kebenaran la*oran *engelolaan Sarana

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

dan iterasi local search maka semakin memberikan peluang yang lebih besar mendapatkan solusi yang lebih baik namun disisi lain dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam

Sediaan sabun cair antikeputihan kombinasi ekstrak etanol kulit buah duku (Lansium domesticum Corr.) dengan biji buah papaya (Carica Semen, L) memiliki aktivitas

Kursus ini bersesuaian untuk peserta yang telah bekerja dengan persekitaran atau tugasan penjaga jentera elektrik di industri. Dan juga sesuai bagi mereka yang ingin membuat