LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017
1
LAPORAN
TAHUNAN
DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA
TA 2017
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 3
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ...1
DAFTAR ISI ...3
BAB I. ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN ...1
1.1. Hambatan Tahun Lalu ...2
1.2. Kelembagaan...2
1.3. Sumber Daya ...5
1.3.1. Sumber Daya Manusia...5
1.3.2. Sarana dan Prasarana ...6
BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA ...8
2.1. Dasar Hukum ...8
2.2. Tujuan, Sasaran Dan Indikator ...8
Tujuan ...8
Sasaran ...9
BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN ... 16
3.1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ... 16
3.2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi ... 16
3.3. Terobosan Yang Dilakukan ... 17
BAB IV. HASIL KERJA ... 18
4.1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran ... 18
4.1.1. Input ... 18
4.1.2. Output ... 19
4.1.3. Impact (dampak) ... 24
4.2. Pencapaian Kinerja ... 25
4.3. Realisasi Anggaran ... 27
4.4. Upaya Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi ... 38
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017
1 BAB I
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 , Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH).
Dari sisi indikator, Renstra sebagai bagian didalam upaya penurunan AKI dan AKB juga menunjukan keberhasilan didalam mencapai target Renstra tahun 2016 walaupun pencapaian ini juga masih memberikan gap bila dibandingkan dengan seluruh sasaran penduduk di Indonesia.
No. Indikator Target
2016
Capaian 2016 1. Persentase (%) persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 77 % 77,3 % 2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu
hamil 81 % 88,9 %
3.
Persentase (%) puskesmas yang melakukan orientasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
83 % 84,9%
4. Persentase (%) ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4) 74 % 75,5 %
5. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 78 % 78,1 % 6. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas I 55 % 76,2 % 7. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X 40 % 64,3 % 8. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 2
1.1. Hambatan Tahun Lalu
1. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan masih belum optimal, di tahun 2016, ketepatan laporan triwulanan masih rendah, jejaring komunikasi data yang disediakan untuk kab/kota tingkat isian masih rendah sehingga unit teknis perlu berulang kali meminta laporan kepada dinas kesehatan provinsi.
2. Pelaporan berbasis puskesmas belum terintegrasi dengan laporan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
3. Ditahun 2015 dengan adanya PP No. 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan dan permenkes 92 tahun 2014 dimana sistem pelaporan diarahkan melalui 1 sistem, ternyata belum dapat terealisasi sampai tahun 2017
4. Belum optimalnya kerjasama antar sektor terkait, lintas program dan organisasi profesi serta perguruan tinggi untuk mendukung upaya kelangsungan hidup neonatal, bayi dan anak balitasertaupaya peningkatan kualitas hidup dan perlindungan kesehatan anak.
5. Masih kurangnya komitmen dan dukungan dari pemerintah daerah setempat dalam program peningkatan kesehatan ibu dan anak
6. Keterbatasan sumber daya strategis yang berkualitas untuk mendukung program kesehatan keluarga di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas.
7. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu, anak dan reproduksi masih relatif rendah.
8. Akses dan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dan anak belum optimal dan masih perlu ditingkatkan.
9. Kurang optimalnya pelibatan fasyankes swasta dalam hal peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga.
1.2. Kelembagaan
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Direktorat Kesehatan Keluarga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 3
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017
4
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Keluarga Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL SUBDIREKTORAT KESEHATAN BALITA
DAN ANAK PRA SEKOLAH SUBDIREKTORAT KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA SUBDIREKTORAT KESEHATAN USIA REPRODUKSI SUBDIREKTORAT KESEHATAN LANJUT USIA SEKSI KESEHATAN MATERNAL SEKSI KESEHATAN NEONATAL SEKSI KELANGSUNGAN HIDUP BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
SEKSI KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA DI DALAM SEKOLAH SEKSI AKSES KESEHATAN REPRODUKSI SEKSI KUALITAS HIDUP BALITA DAN ANAK
PRA SEKOLAH SEKSI KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA DI LUAR SEKOLAH SEKSI KUALITAS KESEHATAN REPRODUKSI SEKSI AKSES KESEHATAN LANJUT USIA SEKSI KUALITAS KESEHATAN LANJUT USIA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017
5
1.3. Sumber Daya
1.3.1. Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Keluarga pada akhir tahun 2017 adalah 109 pegawai, terdiri dari 96 orang PNS, 13 orang pramubakti. Pegawai PNS yang berlatar belakang pendidikan S3 sebanyak 0 orang, S2 sebanyak 46 orang, S1 sebanyak 35 orang, Diploma IV sebanyak 2 orang, Diploma III sebanyak 5 orang, SMU 8 orang, sedangkan pegawai Honorer (Pramubakti) yang berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 4 orang, D3 3 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 4 orang, SMP 1 orang , SD 1 orang. Dari jenis pendidikan, pegawai (PNS) dengan pendidikan di bidang kesehatan sebanyak 48 orang dan pegawai dengan pendidikan bidang non kesehatan sebanyak 10 orang. Direktorat Kesehatan Keluarga tidak memiliki staf fungsional tertentu.
Grafik Persentase Pegawai Direktorat Kesehatan Keluarga Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional
Grafik Persentase Pegawai Direktorat Kesehatan Keluarga Berdasarkan Golongan Struktural 18% JFT 1% JFU 81% Iia 5% IIc 2% IId 3% IIIa 17% IIIb 28% IIIc 18% IIId 6% IVa 17% IVb 4%
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 6
Grafik Persentase Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin
Grafik Persentase Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Keluarga Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
1.3.2. Sarana dan Prasarana
Sumber daya sarana dan prasarana yang ada dan digunakan di Direktorat Kesehatan Keluarga sampai dengan 31 Desember 2017 bernilai Rp. 6.699.458.486 ,-(SIMAK BMN, 31 Desember 2017) dengan uraian sebagai berikut:
1) Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin berjumlah 10.425 buah terdiri dari kendaraan dinas (sedan, station wagon, mini bus, sepeda motor), peralatan perkantoran dan rumah tangga, serta peralatan lainnya dengan nilai Rp. 6.383.952.546
2) Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya terdiri dari bahan kartografi lainnya berjumlah 1000 buah dengan nilai. Rp.0 ,- 3) Barang konsumsi Laki-laki 24% Perempuan 76% S2 48% S1 37% D4 2% D3 5% SMU 8%
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 7
Barang konsumsi adalah barang habis pakai (bahan administrasi dan computer suplies) dengan nilai. Rp.9.250.000,-
4) Barang persediaan untuk diserahkan ke masyarakat
Barang persediaan ini berupa buku-buku cetakan dengan nilai Rp. 1.060.365.473 1.3.3. Dana
Indikator yang dibebankan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga merupakan indikator yang tidak menggambarkan kinerja langsung Direktorat Kesehatan Keluarga Sebagaimana Permenkes 64 tahun 2015. Indikator yang ada merupakan indikator yang terutama dilaksanakan di level puskesmas, sehingga indikator ini merupakan indikator bersama Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Melihat kondisi diatas maka Direktorat Kesehatan Keluarga sesuai tugas pokok dan fungsinya melakukan kegiatan yang nantinya akan mendukung pencapaian-pencapaian target diatas. Kegiatan ini muncul dalam indikator output yang kemudian terkait dengan anggaran. Indikator Output tersebut antara lain :
1. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 2. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
3. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan Neonatal Pertama
4. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan Penjaringan Kesehatan Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10
5. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 6. Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga.
Dan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tahun 2017 yang dinilai dari indikator output, Direktorat Kesehatan Keluarga Mengalokasikan sebesar Rp. 117.394.500.000,-. Pelimpahan wewenang pusat kepada provinsi untuk menjangkau program agar dapat lebih jauh sampai ke daerah, Direktorat Kesehatan Keluarga meluncurkan APBN melalui mekanisme dekonsentrasi ke 34 provinsi sebesar Rp. 76,395,000,000 ,-.
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 8
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
2.1. Dasar Hukum
1. UUD 1945 pasal 28B ayat 2 dan pasal 28H ayat 1.
2. UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3. UU Nomor 23 Tahun 2014 Perubahan Atas UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79, 131, 133, 136, 137 dan 139.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJMN) tahun 2015 – 2019.
7. Inpres 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan yang dilanjutkan dengan Rencana Aksi Hak Asasi Manusia (RAN HAM) pada tahun 2012.
8. Inpres 14 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2011. 9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/422/2017 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 Revisi 1.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
2.2. Tujuan, Sasaran Dan Indikator Tujuan
Tujuan sasaran Direktorat kesehatan Keluarga mengacu pada Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 – 2019. Direktorat Kesehatan Keluarga memiliki tujuan yang bersifat outcome bahkan dapat dikatakan bersifat dampak, yaitu :
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 346 per 100.000 kelahiran hidup (SP 2010), 359 per 100.00 kelahiran hidup (SDKI 2012), menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup diakhir tahun 2019
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup diakhir tahun 2019
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 9
Didalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan strategi nasional dan arah kebijakan nasional 2015-2019 yang kemudian juga menjadi tujuan (bersifat outcome) bagi Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu :
1. Terjadinya Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
Sasaran
Didalam mencapai tujuan diatas Direktorat Kesehatan Keluarga melaksanakan kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga yang memiliki sasaran : “Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga”
Indikator
Indikator pencapaian (diakhir tahun 2019) sasaran (indikator kinerja sasaran) diatas adalah : 1. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 90%.
2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I sebesar 70%.
3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X sebesar 60%.
4. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja sebesar 45%. 5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sebesar 90%.
6. Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 100%.
7. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) sebesar 80%.
Target Indikator sasaran Direktorat Kesehatan Keluarga yang dimulai pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah yang menggambarkan pencapaian indikator pertahun (mulai tahun 2015) untuk mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan pada akhir tahun 2019.
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 10
Tabel 2.1. Indikator Kesehatan Keluarga pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 Revisi 1
Kegiatan Sasaran Indikator Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019 Pembinaan Kesehatan Keluarga meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas I
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
25% 30% 35% 40% 45%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
78% 81% 84% 87% 90%
Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
77% 83% 88% 95% 100%
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
72% 74% 76% 78% 80%
Terkait indikator Kinerja Utama Direktorat Kesehatan keluarga mengacu kepada dokumen RPJMN dan Indikator Program Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari :
Indikator Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) 30% 40% 50% 55% 60%
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 11
Dan yang termasuk indikator kinerja kegiatan secara formal mengacu kepada turunan Renstra Kementerian Kesehatan terkait kegiatan pembinaan kesehatan keluarga yang terdiri dari :
Indikator Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
25% 30% 35% 40% 45%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
78% 81% 84% 87% 90%
Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
77% 83% 88% 95% 100%
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)
72% 74% 76% 78% 80%
Ukuran keberhasilan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan keluarga akan dievaluasi melalui indikator yang mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 dan penjabaran RPJMN pertahun (RKP) yang diturunkan dalam Renja K/L.
Dengan adanya kebijakan baru pada tahun 2017memiliki imbas munculnya variabel-variabel penilaian kinerja selain dari variabel-variabel yang sudah ada (RPJMN, Renstra, dll). Variabel-variabel ini muncul karena dipandang sangat strategis didalam mendukung tema prioritas nasional tahun 2017. Variabel-variabel tersebut antara lain :
1. Buku Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin yang di ukur keberhasilannya dengan indikator,“Jumlah buku saku tentang kesehatan reproduksi yang dicetak dan didistribusikan ke
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 12 KUA”, kegiatan ini muncul untuk mendukung kegiatan prioritas yang diadakan kementerian
agama yaitu kursus calon pengantin sebagai bentuk upaya penurunan kematian ibu dan bayi yang menyasar pada periode masa sebelum hamil.
2. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang di ukur keberhasilannya melalui indikator,“Jumlah
Buku KIA yang dicetak dan distribusikan”. Kegiatan ini dimunculkan karena dipandang memiliki
daya ungkit yang tinggi dalam menjaga kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan balita.
3. Terkait penjaringan kesehatan dimintakan untuk pelaksanaan penjaringan bagi peserta didik kelas 1, 7 & 10.
Munculnya kegiatan ini adalah sebagai bentuk upaya menjangkau seluruh sasaran pada periode anak usai sekolah
4. Pelaksanaan persalinan di faskes yang kemudian di ukur dalam indikator,“Persentase ibu
bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan”.Dalam rangka percepatan penurunan AKI, maka
diharapkan seluruh ibu hamil terakses pada pelayanan persalinan yang sesuai standar (Total
coverage atau cakupan 100%).
Pada kenyataannya, Target “total coverage”atau cakupan 100% dirasakan merupakan hal yang mustahil untuk dicapai pada tahun 2017, oleh karena itu sesuai hasil pembahasan pada trilateral meeting ditentukan target variabel pada dokumen RKP 2017 ditingkatkan sebesar 2 poin menjadi 81% dari target RPJMN untuk tahun 2017 sebesar 79%. Peningkatan 2 poin ini didasarkan perhitungan logis pada rata-rata peningkatan indikator sebesar 2 poin pada tahun-tahun sebelumnya dan konsekwensi logis penajaman arah kegiatan yang berimplikasi pada pem-fokusan sumber daya.
Dengan telah ditetapkannya target 81% pada dokumen RKP maka indikator kinerja Direktorat Juga ditingkatkan menjadi 81% sebagai bentuk dukungan dan penyelarasan kebijakan presiden pada tahun 2017.
5. Pelayanan lanjut usia yang kemudian di ukur dalam indikator,“Persentase usia lanjut (Usila) yang
dilayani”. Kondisi saat ini, berdasarkan dokumen perencanaan, lansia belum menjadi prioritas
nasional walaupun ditingkat global sudah menjadi isu strategis. Direktorat Kesehatan Kelurga yang memiliki pendekatan siklus hidup secara intitusi memiliki tanggung jawab terkait kesehatan lanjut usia (permenkes 64/ 2015). Dengan kondisi ini, maka kegiatan lanjut usia masuk kedalam prioritas bidang kesehatan keluarga, sehingga walaupun tidak masuk kedalam prioritas nasional tetapi tetap harus di laksanakan kegiatannya sebagai bentuk komitmen Indonesia di tingkat global
Kelima indikator di atas kemudian dimasukan kedalam butir perjanjian kinerja, bersama dengan indikator yang sudah tercantum di renstra yaitu Kunjungan Neonatal Pertama dan Kunjungan Antenatal sebanyak 4 kali.
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 13
Tabel 2. Perjanjian Kinerja yang ditandatangi Direktur Kesehatan Keluarga TA 2017 No
.
Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Target
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penyusunan Regulasi dan Kebijakan Pembinaan Kesehatan Keluarga Sosialisasi/ Orientasi / Pelatihan Pembinaan Kesehatan Keluarga Koordinasi Peningkatan Kesehatan Keluarga Monev/ Bimtek/ Fasilitasi Pembinaan Kesehatan Keluarga Surveilan Kesehatan Keluarga Dukungan Administrasi Pembinaan Kesehatan Keluarga Pengadaan Sarana Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga
1. Jumlah buku saku tentang kesehatan reproduksi yang dicetak dan didistribusikan ke KUA
2. Persentase sekolah yang mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 7 & 10 3. Persentase ibu bersalin di
fasilitas pelayanan kesehatan 4. Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal minimal empat kali (K4)
5. Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1)
6. Persentase usia lanjut (Usila) yang dilayani
7. Jumlah Buku KIA yang dicetak dan distribusikan 23.000 50% 81% 85% 81% 15% 5.000.000
Bila dirangkumkan Indikator-indikator dalam beberapa dokumen perencanaan yang menjadi tanggung jawab Direktorat Kesehatan keluarga maka dapat dilihat dalam tabel dibawah
Tabel Sandingan RPJMN, Renstra, yang menjadi tanggung jawab Direktorat Kesehatan Keluarga
RPJMN Renstra Indikator Kinerja
Program Indikator Kinerja Kegiatan Perjanjian Kinerja 2017 Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Jumlah buku saku tentang kesehatan reproduksi yang
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 14 dicetak dan didistribusikan ke KUA Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I
Persentase sekolah yang mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 7 & 10 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal empat kali (K4) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
Persentase
Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) Persentase ibu hamil yang mendapatkan Persentase Puskesmas yang melakukan Persentase Puskesmas yang melakukan Persentase usia lanjut (Usila) yang dilayani
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 15 pelayanan antenatal ke empat (K4) orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) Jumlah Buku KIA yang dicetak dan distribusikan
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 16
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
3.1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Strategi dalam pembinaan pelayanan kesehatan keluarga yaitu ; Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu bagi setiap orang pada setiap tahapan kehidupan dengan pendekatan satu kesatuan pelayanan (continuum of care) melalui :
1. intervensi komprehensif (six building block),
2. integratif promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif; 3. paripurna,
4. berjenjang mulai dari masyarakat, fasyankes tingkat pertama dan rujukan
5. fokus pada kelompok sasaran sesuai kelompok umur (life cycle), daerah populasi tinggi, DTPK, jumlah kasus kematian ibu, bayi tertinggi, gizi buruk dan stunting
6. kemitraan antar pelaku sesuai strata kewenangan (provinsi, kabupaten/kota, swasta) 3.2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi
Beberapa hambatan dalam pelaksanaan strategi pencapaian tujuan dan sasaran pada tahun 2017 adalah:
1. Kebijakan di tingkat nasional untuk efisiensi anggaran APBN
2. Masih kurangnya komitmen daerah dalam mengirimkan laporan tepat waktu, tepat data 3. Masih kurangnya jumlah dan kualitas tenaga pelaksana program di lapangan (berdasarkan
hasil studi) walaupun telah dilakukan pelatihan dan pendistribusian tenaga kesehatan 4. Masih kurangnya kemampuan dalam menyusun perencanaan program secara holistik,
(perencanaan masih bersifat business as usual, copy paste)
5. Masih terdapat pengelola program di daerah (terutama puskesmas) yang belum memahami definisi operasional indikator program, dapat disebabkan mekanisme sosialisasi secara berjenjang tidak berjalan dengan baik
6. Masih kurangnya koordinasi lintas program dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pelaporan
7. Belum finalnya kebijakan pencatatan pelaporan 1 pintu, program mengalami “dilema” karena sudah tidak diperkenankan untuk meminta data langsung ke daerah, sementara pusat data dan informasi belum bisa memenuhi kebutuhan laporan data secara rutin. Lemahnya koordinasi lintas program di dinkes.
8. Masih lemahnya pemantauan penjaminan mutu pelaksanaan program secara berjenjang agar pelaksanaan kegiatan program di puskesmas sesuai dengan standar
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 17
3.3. Terobosan Yang Dilakukan
1. Mengembangkan sistem komunikasi data kesehatan keluarga
2. Menjalin kerjasama dengan akademisi dan organisasi profesi melalui kegiatan pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa dan kader
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 18
BAB IV HASIL KERJA
4.1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran kesehatan keluarga tahun anggaran 2017 yang diukur melalui indikator :
1) Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 81 %.
2) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I sebesar 60 %.
3) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X sebesar 50%.
4) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja sebesar 35 %. 5) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sebesar 84 %.
6) Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 88 %.
7) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) sebesar 76 %.
Maka perlu di petakan berbagai macam kebutuhan (input) agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Secara umum gambaran pencapaian tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :
4.1.1. Input
Indikator diatas merupakan indikator yang secara pelaksanaan, dilakukan di daerah. Oleh karena itu secara umum diperlukan beberapa hal yang antara lainnya :
1. Tenaga pelaksana dilapangan sebagai pelaku didalam pelaksanaan pelayanan kesehatan keluarga.
2. Pedoman didalam pelaksaaan pelayanan kesehatan keluarga 3. Alat-alat (sarana dan prasarana) pelayanan kesehatan keluarga
4. Komitmen pemerintah daerah, masyarakat, organisasi provesi (lintas program dan lintas sector terkait) didalam mendukung pelayanan kesehatan keluarga
5. Alokasi anggaran yang mencukupi didalam pelayanan kesehatan keluarga
Melihat indikator dan kebutuhan di daerah sebagai pelaksana langsung maka Direktorat Kesehatan keluarga yang secara tupoksi berada di level pusat memiliki tugas memastikan bahwa pengelola program didaerah mengetahui arah kebijakan nasional didalam upaya peningkatan kesehatan keluarga. Pengetahuan dinkes provinsi dan kab./kota merupakan kebutuhan yang penting didalam menjaga keberlangsungan dan pelaksanaan program. Didasarkan pada kebutuhan inilah maka kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga pada
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 19
tahun 2017 adalah Pembinaan Kesehatan Keluarga dengan rincian output yang dijelaskan pada sub bab selanjutnya.
4.1.2. Output
Didalam pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, Direktorat Kesehatan Keluarga harus mengacu pada tugas pokok dan fungsinya sebagaimana tercantum dalam Permenkes 64 tahun 2015. Untuk itu dalam pencapaian indikator, Direktorat Kesehatan Keluarga melaksanakan kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga dengan output yang ditetapkan yaitu :
1) Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 2) Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
3) Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan Neonatal Pertama
4) Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan Penjaringan Kesehatan Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10
5) Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
6) Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga 7) Layanan Internal (Overhead)
1. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan
Antenatal
Penguatan untuk mendukung pelayanan antenatal dan mencapai target kunjungan antenatal 4 kali dilakukan melalui kegiatan yang menyasar sasaran calon pengantin dan penguatan penggunaan buku KIA.
Penguatan pada periode masa sebelum hamil (catin) dilakukan dengan memenuhi faktor “Man” untuk mendukung pelaksanaan KIE kesehatan reproduksi bagi calon pengantin. Bentuk kegiatannya adalah :
1. Orientasi KIE Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin bagi Fasilitator Penyuluh Pernikahan,
2. Orientasi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin bagi Fasilitator Kesehatan Reproduksi
Penguatan Buku KIA juga dilakukan dengan pemenuhan faktor “Man/ manusia” melalui :
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 20
1. Pertemuan Sosialisasi Penggunaan Buku KIA bagi Pemegang Program KIA di Provinsi, Rumah Sakit, Perguruan Tinggi dan Profesi
2. Pembekalan Pemanfaatan Buku KIA Pada Mahasiswa 3. Pendampingan Pemanfaatan Buku KIA
4. Comparative Study on Maternal and Child Health Hand Book (TCTP)
5. Kunjungan Lapangan Persiapan Comparative Study on Maternal and Child Health Hand Book (TCTP)
2. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Output ini dibuat untuk mendukung pencapaian indikator Pf. Kegiatan dalam output ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan terkait “Manusia”, Pengembangan model fasilitas pelayanan kesehatan, Regulasi/ pedoman, penyebarluasan informasi terkait bpersalinan difaskes. Bentuk kegiatannya antara lain :
Pemenuhan kebutuhan input terkait “Man”/ manusia :
1. Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (Jkt)
2. Pelatihan Bagi Pelatih Fasilitator Kelas Ibu
3. Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 4. Orientasi Quality Improvement untuk 4 RS terpilih di Jakarta (UNICEF) 5. Honor Tenaga Pendukung Teknis dan Adminstratif (UNICEF)
6. Peningkatan kapasitas berbasis fasilitas untuk pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk sepsis neonatal, berat lahir rendah di fasilitas kesehatan terpilih Provinsi Papua Barat dan Aceh (UNICEF)
7. Peningkatan kapasitas berbasis fasilitas untuk pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk sepsis neonatal, berat lahir rendah di fasilitas kesehatan terpilih Provinsi Papua Barat dan Aceh (UNICEF)
8. PMTCT Orientation for District's Facilitators: Workshop Akselerasi TOP dengan Fokus Pada Pasien TB dan Ibu Hamil bagi Fasilitator Kab/ Kota (WHO)
9. Workshop MEC (WHO)
Penyebarluasan informasi/ penggalangan komitmen terkait persalinan di faskes : 1. Sosialisasi GERMAS Kesehatan Keluarga
2. Dukungan Perjalanan Lainya (Penilaian, HKN, Harganas, Pendampingan dll) 3. PIT POGI (WHO)
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 21
5. Global Learning Event 2017. Water, sanitation and hygiene in health care facilities: action-oriented solutions and learning in Kathmandu, Nepal on 28 - 30th, March, 2017 (UNICEF)
6. Participant to attend the Regional Workshop on Metrics for Maternal and Newborn care and HMIS, 10 - 13 October 2017, Kathmandu, Nepal (UNICEF) 7. Advocacy Meeting: Lokakarya Advokasi untuk mendukung akselerasi TOP
dengan fokus pada pasien TB dan Ibu Hamil (WHO) Pemenuhan kebutuhan terkait pedoman :
1. Pertemuan Penyusunan Pedoman Pelayanan Nifas Pada Ibu dan Bayi Baru Lahir (UNICEF)
2. Penyusunan Pedoman Kalakarya Manajemen Terpadu Balita Sakit (UNICEF) 3. implementasi Pedoman Monitoring EID dan ARV Anak di 3 kota (UNICEF) 4. ANC - PNC terintegrasi (UNICEF)
5. Pokja MTBS (UNICEF)
6. Revisi Pedoman Pendampingan Pelayanan Kesehatan Neonatal (UNICEF) 7. Development Of Guidline On Reproduvtive Health Care Equity For People From
Vulnerable (WHO)
8. Finalisasi dan Workshop Untuk Pembentukan Pedoman Untuk Perawatan Rumah dan Perawatan Jangka Panjang 2017 (WHO)
9. Sustainable Development Goals on Sexual and Reproductive Health (SDGs) (UNFPA)
10. Maternal Death Surveillance and Response - Central level coordination meeting on MDSR modeling (UNFPA)
11. Maternal Death Surveillance and Response - Implementation of MDSR OR in 2 districts (UNFPA)
12. Management and Support costs for programme (OPRCOSTS) (UNFPA)
13. Support for Ministry Regulation on the implementation of MISP (Operational Guidelines for MISP Implementation) (UNFPA)
14. Support for Ministry Regulation on the implementation of MISP (Ministry Regulation on the Implementation of MISP) (UNFPA)
15. Activities to support the Curriculum Diversification on ASRH (NRM_TEACH) (UNFPA)
16. Activities to support for getting Endorsement of National Action Plan (NAP) on School Aged Child and Adolescent Health 2016-2020 (HNAP_FIN) (UNFPA) 17. Target 3: Recommendation for development of Regulation to strengthen
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 22
Pengembangan model faslitiras pelayanan kesehatan/ penguatan fasilitas 1. Scalling up the implementation of integrated ANC - STD - PMTCT (UNICEF) 2. APMEN VIVAX WORKING GROUP ANNUAL MEETING (UNICEF)
3. Pengembangan Modl Posyandu Remaja (WHO)
4. Fasilitasi dan Pendampingan Pusat dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga TA 2017
5. Kunjungan Tim Pusat ke Rumah Sakit di Palembang (UNICEF) 6. Pembinaan Puskesmas MTBS (UNICEF)
7. Pembinaan Puskesmas MTBSM (UNICEF)
8. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Neonatus melaui metode pendampingan di Kota Langsa, Aceh (Ketiga) (UNICEF)
Pelaksanaan evaluasi
1. Review Pedoman Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial (UNICEF) 2. Pertemuan Review MEC (WHO)
3. Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan Keluarga
4. IMCI Evaluation Studies in Public Health Center at West Regional of Indonesia (UNICEF)
5. Ujicoba Modul Kalakarya MTBS (UNICEF) 6. Ujicoba Lapangan (WHO)
7. Technical Assistace, Monitoring, Evaluation and Coordination (UNFPA
3. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan
Neonatal Pertama
Output ini dibuat untuk mendukung pencapaian indikator KN1. Kegiatan dalam output ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan terkait “Manusia”, Penggalangan komitmen melalui penyebarluasan informasi terkait kesehatan bayi. Bentuk kegiatannya antara lain :
Pemenuhan kebutuhan “Manusia”.:
1. Pelatihan dalam Penanganan Kelainan Tumbuh Kembang Balita 2. Pelatihan Surveilans Kelainan Bawaan Berbasis RS
3. TOT Pelayanan Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah di Puskesmas di Pusat 4. Pelatihan Skrining Hipotiroid Kongenital bagi Tenaga Kesehatan
5. Orientasi Bagi HIMPAUDI Dalam SDIDTK
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 23
4. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan Penjaringan Kesehatan Bagi
Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10.
Output ini dibuat untuk mendukung pencapaian indikator penjaringan kesehatan peserta didik. Kegiatan dalam output ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan terkait “Manusia”, Penggalangan komitmen melalui penyebarluasan informasi terkait penjaringan kesehatan peserta didik, pemenuhan pedoman, dan evaluasi kegiatan. Bentuk kegiatannya antara lain :
Pemenuhan kebutuhan “Manusia” dilakukan melalui :
1. Pelatihan Pelatih Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja.
2. Orientasi Tim Pembina UKS Tingkat Provinsi dalam Rangka Penerapan Model Sekolah/Madrasah Sehat
Pemenuhan kebutuhan pedoman dilakukan melalui :
1. Penyusunan Pedoman Pembinaan Krida Bina Keluarga Sehat dan Revisi Buku Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Saka Bakti Husada
2. Penyusunan Buku KIE Krida Bina Keluarga Sehat Penggalangan komitmen dan penyebarluasan informasi :
1. Audiensi dan Penganugerahan Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2. Verifikasi dan Penilaian Lomba Sekolah Sehat
3. Pertemuan Koordinasi untuk Peningkatan Peran Serta LP LS dalam Krida Bina Keluarga Sehat
4. Dukungan Krida Bina Keluarga Sehat dalam Kegiatan Saka Bakti Husada tingkat Nasional.
5. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Output ini dibuat untuk mendukung pencapaian indikator lansia yang dilayani. Kegiatan dalam output ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan terkait “Manusia”, Penggalangan komitmen melalui penyebarluasan informasi terkait kesehatan lansia, pemenuhan pedoman, dan evaluasi kegiatan.
Pemenuhan kebutuhan manusia :
1. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
2. Sosialisasi Pemanfaatan Lansia Kit dan Pedoman Pelayanan Kesehatan Lansia Penggalangan komitmen melalui penyebarluasan informasi terkait kesehatan lansia
1. Sosialisasi, koordinasi dalam rangka pelayanan kesehatan lanjut usia 2. Seminar kesehatan lansia
3. Operasional pemeriksaan kesehatan lansia di acara car fre day di jakarta 4. Rapat persiapan workshop kesehatan lansia
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 24
5. Pelaksanaan baksos dalam rangka hlun
6. Rapat persiapan seminar kesehatan lansia di jabar.
6. Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga
Kegiatan dukungan sarana dan prasaran kegiatana kesehatan keluarga dilakukan berupa :
1. Buku Saku Tentang Kesehatan Reproduksi 2. Buku KIA
3. Buku Dan Media KIE Kesehatan Keluarga 4. Alat Dan KIT Kesehatan Keluarga
5. Menyediakan Alat Dan KIT Kesehatan Keluarga 6. Alat Penggolah Data dan Informasi
7. Layanan Internal (Overhead)
Layanan internal berisi kegiatan-kegiatan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan direktorat dalam mencapai tujuan organisasi. bentuk kegiatannya berupa pelaksanaan administrasi dan pengawalan penerapan azas akuntabilitas kegiatan direktorat kesehatn keluarga. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Layanan Operasional Satker 2. Kelancaran Administrasi Kegiatan 3. Koordinasi Ketatausahaan
4. Pertemuan Konsolidasi Ketatausahaan Dan Rumah Tangga 5. Fasilitasi dan Koordinasi Kesehatan Keluarga
6. Rapat dalam Kantor dalam Rangka Konsolidasi dan Koordinasi dengan LP/LS, Organisasi Profesi, LSM dll
7. Pertemuan LP/LS, Organisasi Profesi, dll dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga
4.1.3. Impact (dampak)
Dampak yang diharapkan dari tercapainya tujuan dan sasaran kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga adalah penurunan AKI dan AKB. Untuk AKI AKB tahun 2017 belum dapat dilaporkan karena untuk mendapatkan data AKI dan AKB diperlukan metode survey yang membutuhkan alokasi anggarn besar dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi direktorat kesehatan keluarga. Untuk itu Direktorat kesehatan keluarga mengeluarkan “jumlah kematian ibu dan bayi dengan sumber data berbasis puskesmas.
Perlu kami laporkan bahwa terjadi penurunan jumlah kematian ibu dan bayi di tahun 2017 dibandingkan tahun 2016. Dengan penurunan ini diharapkan AKI dan AKB di akhir tahun 2019 juga menunjukan tren penurunan.
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 25
4.2. Pencapaian Kinerja
Didalam capaian kinerja tahun 2017, Direktorat Kesehatan Keluarga telah berhasil mencapai target yang diperjanjikan dengan Dirjen Kesehatan Masyarakat, (tertuang dalam dokumen perjanjian kinerja). Terkait dukungan dalam pencapaian Renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 di tahun 2017, Direktorat Kesehatan Keluarga juga berhasil mencapai target yang telah ditentukan sebagaimana digambarkan pada grafik dibawah.
Grafik 1. Capaian KinerjaDirektorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 Berdasarkan Perjanjian Kinerja
Sumber : Data Evaluasi Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017
Pada tahun sebelumnya (Tahun 2016), permasalahan yang terjadi adalah disparitas cakupan yang terjadi karena daerah terekam belum melaporkan cakupannya. Beberapa permasalahan lainnya antara lain :
1. Kebijakan data 1 (satu) pintu yang belum terealisasi pada tahun 2016.
2. Indikator Kesehatan Keluarga masih belum tersosialisasikan secara menyeluruh di 514 kab./kota dan puskesmas
Secara umum, tindak lanjut telah dilakukan pada tahun 2017 berupa sosialisasi definisi operasional secara massif dengan cara menyisipkan pada setiap kegiatan. Adapun terkait kebijakan 1 pintu yang ternyata belum juga terealisasi pada tahun 2017 maka Direktorat Kesehatan Keluarga mengembangkan sistem informasi untuk menjamin ketersediaan data secara akuntabel.
Grafik 2 : Capaian Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 23 rb 50 81 85 81 15 5 jt 23 rb 69,8 82,8 86,4 89,8 30 5 Jt 100 139,6 102,2 101,6 110,9 200,0 100 Buku Kespro
Catin Peserta didikPenjarkes Pf K4 KN1 Lansia dilayani Buku KIA
Capaian Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 berdasarkan perjanjian kinerja
target Cakupan Cap. Kinerja
Capaian kinerja dihitung dengan membandingkan cakupan yang berhasil didapatkan
dengan target yang ditentukan dan ditampilkan dalam
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 26 Sumber: Data Evaluasi Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017
Upaya diatas, memiliki dampak yang signifikan pada pencapaian kinerja.Dapat dilihat pada grafik 2, tergambar capaian kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga sebesar 100 % untuk semua indikator yang di limpahkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga.
Terkait revisi 1 Renstra, terdapat perubahan cara penghitungan pada indikator Pf, K4, dan KN1 dari yang semula sasaran ibu bersalin, ibu hamil, dan bayi baru lahir, menjadi Kab./kota melaporkan. Perlu kami sampaikan juga gambaran pencapaian Capaian Kinerja Pada indikator yang mengalami revisi sebagai berikut.
Grafik 3. Capaian Kinerja pada Indikator yang direvisi pada Renstra 2015-2019 Revisi 1
Sumber : data evaluasi kesehatan keluarga tahun 2017
Adapun capaian kinerja kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga sesuai tugas pokok dan fungsinya (permenkes 64 tahun 2015) dapat dilihat dari tabel di bawah.
Capaian Output Pembinaan Kesehatan Keluarga Tahun Anggaran 2017 81 60 50 35 84 88 76 89,8 78,6 72,2 49,3 93 91,6 86,4 110,9 131,0 144,4 140,9 110,7 104,1 113,7 KN1 Penjarkes Kelas 1 Penjarkes Kelas 7 & 10 Puskesmas Menyelenggarakan Kegiatan Kesehatan remaja
Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Hamil Puskesmas melaksanakan
orientasi P4K K4
Capaian Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 Berdasarkan Renstra Kemenkes
Tahun 2015 - 2019 Capaian Kinerja Cakupan Target
99,4 99,6 79 76 81 125,8 130,8 123,0 0 20 40 60 80 100 120 140 Pf K4 KN1
Capaian Kinerja Pada Indikator yang di Revisi Pada Renstra 2015-2019
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 27
No Nama Output Output
Target Realisasi %
1 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan
Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 100 100 100% 2 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan
Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
514 514 100%
3 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan Neonatal Pertama
400 400 100%
4 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan Penjaringan Kesehatan Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10
514 514 100%
5 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
10 10 100%
6 Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan
Kesehatan Keluarga 5.718.722 5.718.722 100%
7 Layanan Internal (Overhead 1 1 100%
Sumber : emonev dja tahun 2017 4.3. Realisasi Anggaran
Pada tahun anggaran 2017, untuk mencapai tujuan dan target kegiatan, Direktorat Kesehatan Keluarga mendapatkan 2 (dua) sumber anggaran yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) dan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN). Kedua sumber dana tersebut tertuang dalam DIPA Satker Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017.
Sepanjang tahun 2017, DIPA Direktorat Kesehatan Keluarga dilakukan revisi sebanyak 8 kali dengan perubahan pagu sebanyak 2 kali.Awal tahun, Direktorat Keluarga mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 117.394.500.000,-. Perubahan alokasi anggaran terjadi pada bulan agustus sebagai tindak lanjut Instruksi presiden republik indonesia nomor 4 tahun 2017 tentang efisiensi belanja barang kementerian/lembaga dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2017 yang menyisakan pagu menjadi sebesar Rp. 95.889.488.000,-. Pagu akhir 2017 sebesar Rp. 102.451.285.000,- berasal dari penambahan alokasi PHLN pada akhir tahun yang masuk kedalam DIPA Direktorat Kesehatan Keluarga.
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 28
Untuk mendukung pencapaian program di tingkat provinsi dan kab/kota, Direktorat Kesehatan Keluarga meluncurkan APBN melalui mekanisme dekonsentrasi ke 34 provinsi sebesar Rp. 60,755,647,000,-.
Grafik 26. Tren Alokasi dan realisasi DIPA Direktorat Kesehatan Keluarga (dalam Milyar)
Sumber : Data Evaluasi Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017
Adapun gambaran pencapaian realisasi anggaran Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2017 terdapat dalam tabel dibawah :
tabel 1Realisasi Anggaran Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017
Alokasi Pagu Akhir TA 2017 (Rp) Realisasi (Rp) % APBN PUSAT 95,889,488,000 93,574,557,762 97.59 PHLN PUSAT 6.561.797.000 5,632,212,598 85,83% Total DIPA Pusat 102,451,285,000 99,206,770,360 96,83% Dekonsentrasi 60,755,647,000 55,799,630,336 91.84% APBN Total (Pusat + Dekon) 163,206,932,000 155,006,400,696 94.97%
Sumber : Data Evaluasi Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017
Kinerja serapan anggaran Direktorat Kesehatan Keluarga terkategorikan baik.Direktorat Kesehatan Keluarga berhasil mencapai serapan 97,59% (tanpa PHLN). Dengan penambahan dana PHLN di akhir tahun, serapan turun sebesar 0,76 poin menjadi 96,83%. Serapan total alokasi dekonsentrasi di 34 provinsi 91,84% (gambaran di 34 provinsi tergambar dalam garfik dibawah
93 102
72 99
2016 2017 2018 2019
Tren alokasi dan realisasi DIPA Direktorat Kesehatan Keluarga (dalam Milyar)
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 29
Grafik 28. Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Kesehatan Keluarga Tahun 2017 di 34 Provinsi
Sumber : data evaluasi kesehatan keluarga tahun 2017.
Serapan di Dekonsentrasi juga terkategorikan baik.Sebanyak 24 provinsi berhasil mencapai serapan diatas 90%`dengan serapan tertinggi sebesar 99,97% (Sulawesi Utara).Dan 10 provinsi berada dibawah 90% dengan serapan terendah sebesar 65,05% (Kalimantan Utara). Salah satu kegiatan yang mengalami kendala dalam penyerapan adalah SHK yang disebabkan kesulitan didalam proses klaim.
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 30
Tabel. Realisasi Pembinaan Kesehatan Keluarga tanpa PHLN
Kode Kegiatan Pagu Realisasi
% Realisas i
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga 84,627,892,0
00 62,150,828,3 36 73% 5832.00 1 NSPK Pembinaan Kesehatan Keluarga 2,684,512,00 0 2,357,667,75 6 88%
052 Penyusunan Buku Kesehatan
Lansia 259,428,000 259,233,256 100%
056
Penyusunan Pedoman
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
75,180,000 75,180,000 100%
A Penyusunan Pedoman 75,180,000 75,180,000 100%
057
Penyusunan Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Penyuluh Pernikahan (di Jawa Barat)
446,835,000 446,768,600 100%
A
Pertemuan Penyusunan Draft Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Penyuluh Pernikahan di Bogor
386,261,000 386,238,700 100%
B
Ujicoba Penyusunan Draft Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Penyuluh Pernikahan
26,064,000 26,019,900 100%
C
Pertemuan Finalisasi Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Penyuluh Pernikahan di Jakarta
34,510,000 34,510,000 100%
058
Penyusunan Modul dan Media Audio Visual Teknik Pelayanan Kesehatan Anak dengan Disabilitas
145,137,000 144,725,000 100%
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 31
Kesehatan Anak dengan Disabilitas
059
Penyusunan Pedoman Yankes Usia Sekolah dan Remaja tingkat Masyarakat, FKTP dan FKRTL
702,777,000 702,286,000 100%
B
Penyusunan Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
311,502,000 311,495,000 100%
C Pertemuan Penyusunan Media
KIE Kader Kesehatan Remaja 221,537,000 221,055,000 100%
E
Penyusunan Pedoman
Manajemen Terpadu Masalah Kesehatan Remaja di Fasilitas Kesehatan tk. Lanjut
169,738,000 169,736,000 100%
061 Penyusunan Buku Kesehatan
Lansia Lanjutan 301,680,000 254,778,200 84%
062
Penyempurnaan Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
137,290,000 137,208,500 100%
A
Pertemuan Penyempurnaan Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
137,290,000 137,208,500 100%
063
Review Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Jalanan Bagi Tenaga Kesehatan
345,314,000 337,488,200 98%
A Rapat Persiapan 2,610,000 2,610,000 100%
B
Pertemuan Review Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Jalanan Bagi Tenaga Kesehatan
172,104,000 172,102,400 100%
C
Pertemuan Review dengan Daerah Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Jalanan Bagi Tenaga Kesehatan
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 32 064 Inpres No 8 Tahun 2016 270,871,000 - 0% 5832.00 2 SDM Kesehatan yang ditingkatkan kapasitasnya
dalam pembinaan Kesehatan Keluarga 18,184,014,0 00 9,997,601,80 5 55% 051
Pertemuan Teknis Nasional Program Kesehatan Keluarga Tahun 2016
- - #DIV/0!
052 Hari Anak Nasional Tahun 2016 1,078,110,00 0
1,078,110,00
0 100%
A Car Free day Hari Anak Nasional 601,080,000 601,080,000 100%
B Seminar GEMASS 224,700,000 224,700,000 100%
C Workshop Hari Anak Nasional
Tahun 2016 252,330,000 252,330,000 100%
053 Pelatihan Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia dan Geriatri 328,967,000 327,507,600 100%
054
Orientasi Pelatihan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Bagi SPOG dan SPA untuk 9 Propinsi okus
- - #DIV/0!
A
Orientasi Pelatihan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Bagi SPOG dan SPA untuk 9 Propinsi okus
- - #DIV/0!
055
TOT Penanganan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Bagi Trainer untuk 3 Propinsi Fokus
- - #DIV/0!
057 Orientasi Tim Pengkaji AMP 1,103,515,00 0
1,103,359,67
1 100%
059
TOT Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Maternal dan Neonatal Bagi Trainer untuk 9 Propinsi Fokus
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 33
060
Pemberdayaan SDM dalam Rangka Peningkatan Kualitas Program Kesehatan Keluarga
491,695,000 491,600,200 100%
061
Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri di Jawa Barat
973,958,000 973,957,700 100%
064 Pelatihan TOT SDIDTK Revisi
2015 485,696,000 485,695,405 100%
066
TOT Penanganan Kesehatan Balita dan Prasekolah di Puskesmas di Pusat
852,409,000 852,408,358 100%
069
Pelatihan Tatalaksana Kasus KekerasanTerhadap
Perempuan/Anak (KtP/A) di Puskesmas Tingkat provinsi di Pusat
693,200,000 566,605,000 82%
A Angkatan I - -
A Angkatan II 693,200,000 566,605,000 82%
070 Pelatihan Bagi Pelatih Fasilitator
Kelas Ibu 557,836,000 557,835,653 100%
072 Jambore Konselor Sebaya
Berprestasi - - #DIV/0!
073
Pelatihan Pelatih Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja (Angkatan II)
922,856,000 922,855,300 100%
074 Orientasi Skrining Bayi Baru
Lahir 632,365,000 632,364,642 100%
075
Orientasi Tenaga Kesehatan dalam Surveilans Kelainan Bawaan Berbasis RS di Jakarta
427,865,000 427,864,005 100%
076
Pelatihan Pelatih Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja (Angkatan I)
309,817,000 309,816,500 100%
077 Uji Coba Kurikulum Modul
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 34
Kesehatan Balita dan Prasekolah di Puskesmas
079
Pelatihan dalam penanganan Kelainan Tumbuh Kembang balita
32,547,000 32,546,683 100%
A Persiapan di Bandung 11,280,000 11,280,000 100%
B
Pelatihan Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Bagi Tim Tumbuh Kembang RS di 5 Provinsi (Bandung)
- - #DIV/0!
C Persiapan Pelatihan di Surabaya 21,267,000 21,266,683 100%
080
Orientasi Model Pelaksanaan UKS Dalam Rangka Peningkatan Gizi dan Keamanan Pangan Sekolah Dasar Bagi Kepala Sekolah,Guru UKS, Tenaga Kesehatan Di Kepulauan Seribu dan Jakarta Pusat
389,734,000 388,733,550 100%
A Orientasi Model Pelaksanaan
UKS 300,634,000 300,633,550 100%
B Evaluasi Model Pelaksanaan
UKS 89,100,000 88,100,000 99%
081 Orientasi SDM dalam Tatakelola
Manajemen 382,547,000 352,400,000 92%
082 Inpres No 8 Tahun 2016 8,026,955,00
0 - 0%
5832.00 3
Dukungan Sarana dan
Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga 47,694,382,0 00 36,000,944,4 05 75% 051
Pengadaan Alat Pengolah Data dan Alat Operasional Perkantoran
579,154,000 579,153,580 100%
A Pengadaan Alat Pengolah Data
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 35
Perkantoran
052 Pencetakan Buku dan Media KIE Kesehatan Keluarga
23,605,126,0 00
14,241,779,7
00 60%
A Buku Pedoman Kesehatan Keluarga
23,605,126,0 00
14,241,779,7
00 60%
053 Menyediakan Media KIE
Kesehatan Keluarga 144,150,000 144,150,000 100% 054 Menyediakan Kit Kesehatan
Keluarga 16,675,079,0 00 21,035,861,1 25 126% 055 Inpres No 8 Tahun 2016 6,690,873,00 0 - 0% 5832.00 4
Bimbingan Teknis dan Evaluasi pembinaan Kesehatan Keluarga [Base Line]
9,925,474,00 0
8,542,243,01
4 86%
051 Monitoring dan Evaluasi
Program Kesehatan Keluarga 542,500,000 536,218,450 99% A Monev Kesehatan Perempuan 542,500,000 536,218,450 99%
053
Koordinasi Teknis dan Manajemen Program Kesehatan Keluarga
559,000,000 558,660,100 100%
A Dalam Kota 54,000,000 54,000,000 100%
B Luar Kota 505,000,000 504,660,100 100%
054
Perjalanan Pimpinan dalam rangka Pembinaan Program Kesehatan Keluarga
239,400,000 238,675,700 100%
055
Fasilitasi dan Pendampingan Pusat dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga TA 2016
920,550,000 912,230,000 99%
056
Pertemuan Penguatan Pelayanan Teknis dan Manajemen Kesehatan Reproduksi
920,742,000 920,741,491 100%
058 Kampanye Kesehatan Lanjut Usia
1,028,887,00 0
1,028,886,60
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 36
A Rapat Persiapan Workshop
Kesehatan Lansia di Bogor 33,312,000 33,311,600 100% B Workshop Kesehatan Lansia di
Bogor 376,300,000 376,300,000 100%
C Pelaksanaan Baksos dalam
Rangka HLUN di Bekasi 105,690,000 105,690,000 100% D Car Freeday Ramah Lansia di
Jakarta 485,360,000 485,360,000 100%
E Rapat Persiapan HLUN 28,225,000 28,225,000 100%
059
Workshop Peningkatan Peran Lintas Sektor Dalam Kie Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Bagi Calon Pengantin
304,033,000 304,032,596 100%
060
Pertemuan Koordinasi LP/LS, Oraganisasi Profesi, Perguruan Tinggi, LSM dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan keluarga
987,975,000 987,475,000 100%
061
Rapat dalam Kantor dalam rangka Konsolidasi dan koordinasi dengan LP/LS, Organisasi Profesi, LSM dll
795,800,000 764,217,000 96%
062
Pemantauan Paska Latih Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang
212,000,000 176,913,200 83%
063 Pembinaan Teknis Kesehatan
Anak Usia Sekolah dan Remaja - - #DIV/0! A di Sekolah dan di Luar Sekolah
(Lapas, Panti, Pontren, Anjal) - - #DIV/0! 064 Pertemuan Evaluasi Akselerasi
UKS 891,293,000 891,292,600 100%
065
Fasilitasi Koordinasi TP UKS Prop/Kab/Kota/Kec dan TP Sekolah
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 37
066
Reguler Meeting Buku KIA, MTBS, SDIDTK, dan MTBS-M Serta Yankes Anak di RS
66,790,000 66,790,000 100%
A di Jakarta 66,790,000 66,790,000 100%
067
Tatap Muka dan Dialog Pemenang Lomba Sekolah Sehat dengan Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
340,776,000 340,768,538 100%
A Pertemuan Pemenang Lomba
Sekolah Sehat Tingkat Nasional 340,776,000 340,768,538 100% 069 Third Country Training Program
(TCTP) 287,546,000 280,657,000 98%
A Pertemuan Persiapan TCTP
tahun 2016 27,881,000 27,880,200 100%
B Pertemuan Persiapan TCTP
Tahun 2016 di Yogyakarta 92,289,000 92,287,900 100% D Penyelenggaraan TCTP Buku KIA
Tahun 2016 85,596,000 85,595,600 100%
E
Pertemuan Evaluasi TCTP Tahun 2016 dan Persiapan TCTP Tahun 2017
81,780,000 74,893,300 92%
071
Finalisasi Kurikulum Modul Penanganan Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah di Puskesmas
294,075,000 294,074,439 100%
072
Bimbingan Teknis dan Evaluasi Model Pelaksanaan UKS Dalam Rangka Peningkatan Gizi dan Keamanan Pangan Sekolah Dasar Di Kepulauan Seribu dan Jakarta Pusat
136,800,000 120,010,000 88%
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 38
0
5832.00 5
Sistem Informasi dan
Surveilans Pembinaan Kesehatan Keluarga 1,025,520,00 0 821,166,371 80% 052 Pelaksanaan PWS-KIA , Perencanaan Terpadu, SIMAK-BMN dan SAI Program Kesehatan Keluarga
642,000,000 627,871,550 98%
060 Software Pelayanan Kesehatan
Anak di Sekolah 73,504,000 73,503,408 100%
B
Penyusunan Software Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah
73,504,000 73,503,408 100%
068 Pelaksanaan Surveilan Kelainan
Bawaan Berbasis RS di Kab/Kota 122,953,000 119,791,413 97% 069 Inpres No 8 Tahun 2016 187,063,000 - 0% 5832.00
6 Dukungan Layanan Manajemen
5,113,990,00 0
4,431,204,98
5 87%
051 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
3,897,358,00 0 3,799,154,98 5 97% A Kelancaran Administrasi Kegiatan 3,897,358,00 0 3,799,154,98 5 97% 052 Pertemuan Konsolidasi Ketatausahaan Dan Rumah Tangga Direktorat Bina Kesehatan Keluarga
669,100,000 632,050,000 94%
053 Inpres No 8 Tahun 2016 547,532,000 - 0%
4.4. Upaya Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi
Direktorat Kesehatan Keluarga berkomitmen untuk turut menyukseskan upaya Kementerian Kesehatan dalam mencapai hasil penilaian keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2017.
Berbagai langkah yang telah dilakukan pada tahun 2017 oleh Direktorat Kesehatan Keluarga dalam upaya meraih WTP meliputi:
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 39
1. Membangun komitmen dan integritas pimpinan dan seluruh staf Direktorat. 2. Penguatan perencanaan dan penganggaran di Direktorat.
3. Pembenahan pengelolaan kas, sistem pembukuan, dan akuntansi keuangan di Direktorat. 4. Perbaikan pengelolaan hibah langsung yang diterima Direktorat.
5. Penataan rekening untuk kegiatan yang ada di lingkungan Direktorat.
6. Peningkatan kualitas proses pengadaan barang dan/atau jasa Pemerintah yang dilaksanakan oleh Direktorat, di antaranya melalui proses LPSE.
7. Pembenahan penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) yang ada di Direktorat. 8. Penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Direktorat.
9. Penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di Direktorat.
10. Penguatan monitoring dan evaluasi di internal Satker Direktorat Bina Kesehatan Ibu. 11. Perbaikan penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan dan keuangan.
12. Peningkatan kualitas pengawasan kegiatan dan keuangan.
13. Percepatan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Sementara itu dalam rangka menuju Reformasi Birokrasi, Direktorat Bina Kesehatan Ibu juga telah melaksanakan berbagai langkah, yaitu:
1. Penetapan uraian jabatan dan analisis beban kerja pegawai.
2. Analisis beban kebutuhan SDM dengan menggunakan Workload Indikator Staff Need (WISN)
3. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Direktorat Bina Kesehatan Ibu
4. Analisis jabatan struktural dan fungsional diikuti job grading untuk: a. Pemegang jabatan manajemen Eselon II, III, dan IV
b. Pemegang jabatan non manajemen c. Pemegang jabatan fungsional
5. Penetapan Agent of Change dan Assessor Reformasi Birokrasi di Direktorat Bina Kesehatan Ibu
6. Sosialisasi tentang Reformasi Birokrasi di lingkungan Direktorat Kesehatan Keluarga 7. Penyiapan dokumen kelengkapan pelaksanaan reformasi birokrasi.
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 40
BAB V PENUTUP
Laporan Tahunan ini merupakan informasi hasil pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran 2017, dan merupakan gambaran kinerja Satuan Kerja Direktorat Kesehatan Keluarga. Seluruh kegiatan Kesehatan Keluarga dapat terlaksana dengan dukungan sumber daya tenaga, sarana, dan pembiayaan yang sudah terencana pada tingkat pusat maupun daerah. Diharapkan Laporan Tahunan ini menjadi referensi untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan Kesehatan Keluarga di masa yang akan datang. Diharapkan pula, keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2017 dapat ditingkatkan dengan cara memanfaatkan secara optimal segala peluang dan sumber daya yang ada dengan memperhatikan hambatan / kendala dan permasalahan yang dihadapi selama ini serta ketentuan dan peraturan yang berlaku
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017