• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

40

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori/Metode

4.1.1 Teori-teori yang Digunakan:

Pada film pendek animasi ini, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan film animasi pendek yang akan dibuat, seperti teori komposisi fotografi,

4.1.1.1 Teori Komposisi Fotografi

Dalam pembuatan sebuah video, diperlukan beberapa macam teori komposisi yang sering digunakan dalam fotografi agar fokus dari adegan yang ingin ditunjukkan tersampaikan kepada penonton. Berdasarkan buku dari Mark Jerkinson yang berjudul “The Complete Idiot’s Guide to Photography Essentials”,maka penulis menggunakan beberapa komposisi fotografi sebagai berikut:

a. Rule of thirds: penggunaan komposisi rule of thirds adalah pada saat si perempuan berada dipemakaman. Dengan komposisi ini, penulis berharap dapat mengantarkan suasana yang lebih dramatis kepada penonton.

b. Negative Space: komposisi negative space akan banyak digunakan saat arwah si lelaki berjalan di alam baka.

c. Golden section: komposisi golden section, akan penulis gunakan saat shot-shot close-up khususnya wajah, agar terkesan tidak membosankan apabila digunakan komposisi yang simetri karena akan banyak penggunaan ekspresi karakter.

( http://idiotsguides.com/static/quickguides/artphotography/photography-101-the-basic-conventions-of-composition.html; 21 July 2013; 20:43)

(2)

4.1.1.2 Camera Angle Shots:

Tri Nughroho Adi, dalam blognya mengatakan bahwa tersirat makna-makna dibalik shot, adapula beberapa jenis camera angle shot yang akan digunakan penulis dalam pembuatan film animasi pendek ini, antara lain adalah:

a. Very Wide Shot: penggunaan sudut pandang kamera ini digunakan pada awal-awal adegan si lelaki berada di alam baka, penulis ingin memperlihatkan bahwa si lelaki berjalan pada sebuah dataran salju yang aneh sebagai visualisasi alam baka.

b. Wide Shot: penggunaan sudut pandang kamera ini pun digunakan pada saat si lelaki berjalan di dataran salju, dan akan banyak digunakan selama perjalanan si lelaki tersebut.

c. Medium Shot: akan banyak digunakan untuk adegan-adegan saat dua karakter saling bertemu dan berinteraksi.

d. Close Up: akan banyak digunakan saat karakter sedang berekspresi. e. Cut-In: akan digunakan untuk memperjelas interaksi atau tindakan

yang sedang terjadi. Misalnya pada saat si perempuan menaruh bunga di atas makam, atau adegan si anak kecil menarik tangan lelaki. f. Over the Shoulder Shot: akan digunakan pada saat lelaki tersebut

bertemu si perempuan.

g. Point of View Shot: akan digunakan pada saat si lelaki itu melihat anak kecil pergi setelah ia menolak untuk pergi bersamanya.

(http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/17/makna-di-balik-shot/; 21 July 2013; 21:15)

4.1.2 Teori Prinsip Dasar Animasi

Teori dasar animasi digunakan untuk membuat gerakan-gerakan karakter pada animasi agar terlihat lebih hidup. Ada beberapa prinsip animasi pada 3D animasi oleh Isaac Kerlow yang akan digunakan penulis dalam pembuatan film animasi pendek ini:

(3)

12 Prinsip Animasi: 1. Staging

Staging disini akan sangat berhubungan dengan setiap komposisi scene karena berguna untuk penciptaan mood setiap adegan dimana pada setiap adegan memiliki mood yang berbeda, apalagi pada film animasi ini tidak digunakan dialog. Jadi mood setiap scene sangat berpengaruh pada isi keseluruhan film animasi ini.

2. Pose to Pose

Pose to Pose berguna dalam pembuatan blocking animasi saat karakter sedang di animasikan. Barulah setelah itu gerakan karakter diperkaya dan diperdetail oleh follow-through dan overlapping action.

3. Follow Through and Overlapping Action

Beberapa gerakan follow through akan dipakai sebagai reaksi karakter setelah sebuah aksi, sehingga penontong tahu apa yang karakter rasakan tentang apa yang terjadi. Contohnya pada saat adegan si lelaki merasakan dingin dan ia menghangatkan tangannya. Dan overlapping action akan digunakan untuk beberapa benda-benda mati atau aksesoris yang digunakan oleh karakter-karakter, misalnya rok baju, rambut, dan lain-lain.

4. Slow In and Slow Out

Slow In and Slow Out, setiap gerakan pasti memiliki percepatan dan pergerakan, oleh karena itu slow in and slow out pasti menjadi salah satu prinsip dasar animasi yang paling sering digunakan pada film animasi ini. Contohnya pada saat berjalan, maka ayunan tangan akan mengalami percepatan dan perlambatan, saat itulah slow in and slow-out dipakai.

(4)

5. Arcs

Arcs setiap gerakan karakter pada film animasi ini, akan menggunakan arcs karena setiap gerakan siku pasti membentuk sebuah arcs, dan membuatnya terlihat lebih natural untuk karakter mahkluk hidup.

6. Secondary Action

Secondary Action akan digunakan untuk melengkapi atau menyempurnakan setiap gerakan, agar gerakan yang dilakukan oleh karakter-karakter tidak terasa kaku dan lebih terlihat realistik. Dan dalam hal 3D animation, secondary action penggunaan layer dan channel animasi sangat menguntungkan.

7. Timing and Spacing

Timing and Spacing akan digunakan penulis untuk mengatur cepat atau lambatnya gerakan yang dilakukan oleh karakter saat melakukan gerakan. Menurut penulis, hal ini akan berhubungan dengan makna dan mampu menambahkan emosi dari setiap gerakan yang dilakukan karakter, karena pada film animasi ini penulis tidak akan menggunakan dialog. Jadi, setiap gerakan sangat berarti untuk menyampaikan pesan dan maksud dari cerita ini. Contohnya pada saat perempuan hamil sedang di kuburan, dengan sengaja penulis memperlambat gerakan kamera agar emosi atau perasaan sedih tersampaikan, yang dibantu oleh background musik.

8. Solid Modelling and Rigging

Solid Modelling digunakan untuk menekankan penggambaran yang jelas agar karakter yang dianimasikan terlihat hidup. Pembuatan karakter yang solid dapat membantu untuk menyampaikan berat badan, kedalaman serta keseimbangan setiap karakter sehingga dapat membantu saat dianimasikan.

(5)

9. Character Personality

Character personality adalah salah satu elemen yang memfasilitasi untuk menghubungkan emosi antara karakter dan penonton. Pengembangan karakter yang baik, membantu bembawa kebiasaan dan kelakuan dari sang karakter.

(http://www.cgsociety.org/index.php/CGSFeatures/CGSFeatureSpecial/applying_the _12_principles_to_3d_computer_animation_by_disneys_isaac_kerlow; 22 July 2013; 10:04)

4.1.3 Teori Dasar Pembuatan Cerita

Pada saat membuat cerita ini, penulis mendapatkan inspirasi dari buku “Sang Penanti” oleh Onet Adhithia Rizlan, lalu penulis mulai membuat cerita ini. Kemudian, dengan menggunakan teori dari Wells Root dalam bukunya “Writing the Script” penulis menyusun konstruksi dramatik cerita dengan menggunakan teori naskah drama 3 babak:

• Babak 1 adalah babak pendahuluan dan pengenalan. Pada babak ini, penulis menceritakan bahwa pada awal cerita ada seorang perempuan hamil yang datang ke sebuah pemakaman, namun tidak diketahui makam siapakah itu. Lalu untuk menambah rasa penasaran penonton, penulis menambahkan adegan dimana si lelaki berjalan disebuah dataran salju dan bertemu dengan seorang anak kecil yang tidak tahu asal usulnya.

• Lalu babak 2, adalah babak konflik atau masalah. Dimana, disini penulis menceritakan bahwa si lelaki ini kesulitan dalam perjalanannya menuju alam selanjutnya, dan ia kelelahan sampai akhirnya akan terjatuh dan dibantu oleh si perempuan (istrinya).

• Dan babak 3, adalah babak solusi. Solusi yang diberikan adalah jawaban dari semua ketidakjelasan diawal cerita, semua pertanyaan-pertanyaan penonton dijawab di sini. Pada adegan bahwa ternyata, perempuan tersebut datang dengan membawa anak kecil yaitu anaknya yang sebelumnya ditemui oleh si lelaki ke pemakaman si lelaki tersebut.

(http://mengkhayal-sampai-mati.blogspot.com/2009/01/teori-penulisan-skenario-8.html; 21 July 22:13)

(6)

4.1.4 Teori Warna

Warna merupakan salah satu identitas visual terkuat dalam sebuah film, warna mampu menyampaikan mood, serta membuat sebuah film animasi terlihat lebih menarik. Dan menurut J. Linschoten dan Drs. Mansyur, warna mampu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dan dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

Oleh karena itu, berdasarkan potensi karakter warna menurut J. Linschoten dan Drs. Mansyur maka pada film animasi pendek ini, penulis kebanyakan menggunakan warna-warna monokromatik untuk visualnya. Warna hitam dan putih akan menjadi warna dominan untuk menggambarkan kematian, dan penulis juga berpikir bahwa warna hitam dan putih adalah warna yang paling cocok untuk melambangkan kesucian, pengikhlasan, kesedihan. Warna putih juga cocok untuk menggambarkan kondisi dingin, yang akan digunakan untuk dataran salju pada saat si lelaki melakukan perjalanan

(http://celotehcelatah.blogspot.com/2012/12/psikologi-warna-dalam-desain.html; 21 July 2013; 19:03)

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang dipakai oleh penulis adalah sebagai berikut: 4.2.1.1 Fakta Kunci

Fakta kunci dari film pendek “Kematian dan Kelahiran” adalah:

a. Film animasi pendek yang mengangkat cerita tentang kematian dan keikhlasan.

b. Film animasi merupakan media efektif dan menghibur dalam menyampaikan sebuah cerita yang sarat akan pesan moral.

(7)

4.2.1.2 Masalah yang Akan Dikomunikasikan

Bagaimana sebuah film animasi pendek dengan alur cerita yang berat mampu menyampaikan pesan moral kepada penonton yang dituju, sedangkan kalangan dewasa kurang minatnya terhadap animasi.

4.2.1.3 Tujuan Komunikasi

Menyampaikan pesan moral dari peristiwa yang dihadapi si karakter dalam film, untuk menjadi pembelajaran untuk pengalaman hidup.

4.2.1.4 Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan

17-22 tahun

Semua status ekonomi

4.2.1.4.1 Geografi

Masyarakat di kota-kota besar.

4.2.1.4.2 Psikografi

Pernah ataupun belum pernah mengalami kehilangan orang penting, sedih dan berat melepaskan kepergian orang penting, memiliki kedewasaan yang cukup tinggi.

(8)

4.2.1.5 Unique Selling Point

Keunikan dari film animasi ini adalah:

a. Pesan moralnya pasti dialami atau akan dialami setiap orang

b. Realitas dalam tema fantasi

c. Desain karakter yang unik dan menarik

Memiliki rasa ingin tahu yang besar, berkepribadian dewasa dalam arti mampu berpikir secara dewasa.

4.2.1.6 Premis Cerita

Seorang laki-laki yang setelah ia meninggal, mengalami kesulitan dalam perjalanan menuju alam selanjutnya dikarenakan sang istri yang sedang hamil sulit untuk melepas kepergian suaminya.

4.2.1.7 Penetapan Judul Film

Untuk judul film, ada beberapa pilihan yaitu “Sorrow” yang berarti kesedihan atau berduka, “Pengikhlasan” inti dari cerita yang dibuat, dan “Bond” yang berarti ikatan. Bond penulis pilih karena berarti ikatan, yang berarti adanya ikatan kuat dari suami istri tersebut sehingga si perempuan hamil tersebut sulit untuk melupakan lelaki itu. Bond juga dapat berarti terikat, dimana si perempuan hamil sungguh terikat dengan si lelaki tersebut, sehingga sulit melupakannya.

4.2.1.8 Treatment Cerita

Premis Cerita Durasi

1. Seorang perempuan hamil, berjalan pelan dan angin berdesir

00:00 - 00:07

2. Perempuan hamil itu memegang sebuah pot bunga, dan duduk didepan kuburan seseorang

00:07 - 00:15

3. Waktu pun berlalu hingga sore hari, namun perempuan hamil itu tetap berada disana

00:15 - 00:22

4. Judul BOND 00:22 - 00:26

(9)

6. Ia melihat kesekelilingnya, ada suatu keanehan dengan alam yang biasa ia kenal

00:30 - 00:35

7. Salju dengan bentuk aneh, batu-batu dengan bentuk aneh 00:35 - 00:37 8. Sebuah gunung dan sebuah bulan yang sangat besar

dibelakangnya

00:37 - 00:40

9. Makhluk hidup pun tak ada disekitarnya 00:40 - 00:42 10. Dari kejauhan lelaki ini melihat sesosok anak kecil

perempuan lari dan menghampirinya

00:42 - 00:55

11. Anak kecil ini lalu meraih tangan lelaki ini dan bermaksud untuk mengajak lelaki tersebut pergi menemaninya bermain

00:55 - 01:15

12. Lelaki tersebut menolaknya, lalu anak kecil tersebut dengan tetap riang meninggalkan laki-laki ini

01:15 - 01:25

13. Lelaki ini melanjutkan perjalanannya, namun badai salju pun semakin deras

01:25 - 01:50

14. Karena lelah, lelaki ini pun hampir terjatuh. 01:50 - 02:00 15. Lalu ada sepasang tangan yang menangkap bahunya,

membantu agar ia tidak terjatuh

02:00 - 02:10

16. Seorang perempuan memeluknya dan memberikan ekspresi keikhlasan kepada laki-laki tersebut

02:10 - 02:15

17. Tiba-tiba keadaan sekitar berubah, badai salju menghilang dan cuaca menjadi cerah.

02:15 - 02:25

18. Perempuan tersebut pun ikut menghilang 02:25 - 02:33 19. Langkah dua orang memasuki sebuah kuburan 02:33 - 02:40 20. Perempuan itu menggandeng seorang anak kecil perempuan

dan membawa seikat bunga untuk mengganti bunga yang layu diatas kuburan lelaki tersebut

(10)

4.2.1.9 Script

BOND

EXT. MAKAM – PAGI HARI

FADE IN:

Langkah pelan seorang PEREMPUAN HAMIL dengan membawa sebuah pot berisi bunga krisan. Terlihat PEREMPUAN HAMIL duduk didepan sebuah MAKAM

ZOOM IN

PEREMPUAN HAMIL itu sesekali mengusap matanya, dan waktu berjalan hingga sore

FADE TO BLACK:

FADE IN:

EXT. TUNDRA – SIANG HARI

Seorang LELAKI sedang berjalan pelan EXTREME CLOSE UP

Tangan kanan LELAKI menadah, menghalau beberapa butir SALJU yang turun dengan bentuk yang aneh

CLOSE UP

LELAKI menoleh, dan melihat sekelilingnya WIDE SHOT

Terlihat seorang ANAK KECIL datang dari arah yang berlawanan menghampiri LELAKI itu. Dan meraih tangan kanannya. Anak tersebut bermaksud untuk mengajak LELAKI tersebut untuk pergi bersamanya. Namun LELAKI tersebut menolaknya

(11)

ANAK KECIL itu lalu pergi meninggalkan LELAKI tersebut menuju arah yang berlawanan. Namun ANAK KECIL itu tetap riang, berjalan setengah melompat.

WIDE SHOT

LELAKI itu lalu melanjutkan perjalanannya. Semakin jauh LELAKI itu berjalan, semakin deras BADAI SALJU yang menerpanya

EXTREME CLOSE UP

LELAKI tersebut terlihat begitu kesusahan dalam BADAI SALJU itu, beberapa kali ia menghembuskan nafasnya untuk menghangatkan kedua tangannya yang kedinginan.

WIDE SHOT

Hingga LELAKI itu kelelahan dan hampir jatuh

EXTREME CLOSE UP

Sepasang tangan menopang bahu LELAKI itu saat ia hampir terjatuh

WIDE SHOT

LELAKI tersebut bertemu dengan seorang PEREMPUAN, dan tampak bahwa mereka saling mengenali satu sama lain

CLOSE UP

PEREMPUAN tersebut seraya memeluk LELAKI tersebut dan terlihat ekspresi tenang dan ikhlas diwajah PEREMPUAN itu. Seketika suasana disekitar berubah menjadi cerah. BADAI SALJU hilang, begitu juga dengan jasad PEREMPUAN tersebut

(12)

FADE OUT:

FADE IN:

EXT. MAKAM –PAGI HARI

PEREMPUAN tersebut berjalan menghampiri MAKAM dengan menggandeng seorang ANAK KECIL dan memegang SEIKAT BUNGA.

CLOSE UP

Tangan PEREMPUAN itu menaruh BUNGA tersebut diatas MAKAM, dan terlihat bahwa MAKAM tersebut adalah MAKAM LELAKI tadi.

FADE TO BLACK

4.2.2 Strategi Desain 4.2.2.1 Visual Style

Penonjolan karakteristik karakter dengan desain karakter, yang di render dengan hasil semi-realistis. Menggunakan beberapa hasil painting untuk environment yang dipadukan dengan 3D Modelling, yang menggunakan warna-warna cerah untuk scene pagi hari dan beberapa bersaturasi agak rendah untuk scene pada sore hari. Untuk alam baka sendiri, sedikit berkabut dan monokromatik.

4.2.2.2 Motion Style

Motion style yang digunakan sebagian besar adalah gerakan kamera perlahan, dengan perbaduan antara wide shot yang menggambarkan environment sekitar dan close up untuk menunjukkan ekspresi karakter.

4.2.2.3 Karakter dan Environment

Karakter dalam animasi pendek “Bond” terdiri dari 3 karakter. Masing-masing karakter memiliki penampilan dan ciri khas sendiri. Berikut adalah data umum mengenai karakter-karakter tersebut:

(13)

1. Lelaki (Mati/Arwah/Roh)

Lelaki ini memiliki karakter yang baik dan penyayang, dia meninggal saat istrinya sedang hamil. Berpakaian tuxedo berwarna hitam seperti yang biasa digunakan mayat yang akan disemayamkan. Lelaki ini akan digambarkan dengan visual laki-laki dengan kisaran umur 30-35 tahun, kurus, dengan rambut layaknya orang pada umumnya.

2. Perempuan Hamil (Hidup)

Perempuan ini memiliki karakter yang lemah lembut dan penyayang, dia sulit melupakan suaminya yang sudah meninggal karena saat itu ia tengah mengandung. Digambarkan menggunakan sebuah dress panjang berwarna putih dengan rambut keriting panjang dan flek di wajah, kisaran umur 28-33 tahun.

3. Anak Kecil (Hidup)

Anak kecil ini adalah anak yang dilahirkan oleh wanita tersebut. Anak ini perempuan, menggunakan sebuah baju dress putih dengan rambut sebahu, kisaran umur anak ini adalah 1-3 tahun.

Sedangkan untuk perancangan environment akan digunakan 2 tempat, yaitu:

• Makam

Makam yang sepi dan sunyi dengan pohon-pohon dan nisan-nisan yang tesusun rapi. Terdapat sebuah makam si laki-laki dimana disitu duduk si wanita pada awal film.

• Alam Baka

Digambarkan sebuah tempat dengan badai salju yang deras, berawan dan berkabut. Memiliki benda-benda umum namun dengan bentuk yang tidak biasa kita lihat. Namun setelah si wanita mampu melepas kepergian suaminya, cuacanya berubah menjadi cerah dan badai salju menghilang. Tempat ini sepi, dan tidak berpenghuni.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kualitas data input dan Tingkat pemahaman pengguna mengenai SIMDA merupakan faktor pendukung dari implementasi SIMDA namun

mengklik tombol “simpan” Isian pada form tidak lengkap Sistem akan menolak menyimpan data Sesuai harapan Valid 3 Menginput semua data dengan lengkap, lalu mengklik

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Sudjarni, 2015 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap

Hasil penelitian dengan judul Efikasi diri pada pasien stroke di poli syaraf RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo di dapat sebanyak 23 responden mempunyai efikasi diri

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA ITB PERGURUAN TINGGI PUSAT PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI INDUSTRI MANUFAKTUR INDUSTRI MESIN PERKAKAS INDUSTRI ALKES PELATIHAN

Skor tersebut berada pada kisaran antara 56-75 dengan kategori cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa laboratorium virtual cukup efektif digunakan sebagai

Dalam konteks ekonomi syariah, sengketa yang tidak dapat diselesaikan baik melalui sulh} (perdamaian) maupun secara tah}ki<m (arbitrase) dapat diselesaikan

Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah (Berita