• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFIKASI DIRI PADA PASIEN STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO YANTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFIKASI DIRI PADA PASIEN STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO YANTIK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

EFIKASI DIRI PADA PASIEN STROKE DI POLI SYARAF

RUMAH SAKIT dr. ABDOER RAHEM

SITUBONDO

YANTIK

11001137

Subject : Efikasi diri, Pasien Stroke

DESCRIPTION

Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang bahkan berhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati (Muhlisin, 2014). Dampak dari stroke adalah kelumpuhan atau cacat, rendah diri, malu, menutup diri, karena adanya stresor tersebut dapat menimbulkan efikasi diri rendah. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk mengetahui efikasi diri pasien stroke di Poli Syaraf RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

Desain penelitian Deskriptif dengan variabel efikasi diri pasien stroke. Populasi sebanyak 30 pasien, sampel diambil dengan menggunakan tehnik purposive sampling yaitu didapat 30 responden. Penelitian dilaksanakan di Poli Syaraf RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo yang dilakukan pada tanggal 23 April sampai 3 Mei 2014 dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10 pernyataan tentang efikasi diri. Pengolahan dan analisa data menggunakan editing, scoring, tabulating. Data yang terkumpul diolah dengan skor T.

Hasil penelitian dengan judul Efikasi diri pada pasien stroke di poli syaraf RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo di dapat sebanyak 23 responden mempunyai efikasi diri rendah.

Efikasi diri tinggi pada pasien stroke dapat dilihat pada parameter pengalaman menguasai sesuatu sebanyak 22 responden dan efikasi diri rendah pada parameter kondisi fisik dan emosional sebanyak 27 responden.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa efikasi diri pada pasien stroke adalah rendah. Diharapkan responden dapat mempertahankan efikasi dirinya dan keterlibatan keluarga dalam meningkatkan dukungan efikasi diri pasien stroke dan untuk rumah sakit diharapkan ada program-program untuk pasien stroke seperti pemulihan atau rehabilitasi efikasi diri.

ABSTRACT

Stroke is a disease that is caused by blockages in the blood vessels of the brain or the rupture of blood vessels , a certain part of the brain is reduced and even stopped the supply of oxygen to be broken even death ( Muhlisin , 2014 ) . The impact of stroke is paralysis or disability , low self-esteem , shame , self-closing , because of the stressors that can lead to low self-efficacy . Therefore, this study had been conducted to determine the efficacy of self stroke patients in Poly Neural of “RSUD dr. Abdoer Rahem” in Situbondo.

Design of this study uses descriptive with variable of stroke patient self efficacy the population is 30 patient, the samples were taken by using purposive sampling technique that gained 30 respondents . The experiment had been conducted in Poly Neural of “RSUD dr. Abdoer Rahem” in Situbondo on April 23 to May 3, 2014 using a questionnaire containing

(2)

10 statements about the efficacy of self . Processing and analysis of data use the editing , scoring , tabulating . The collected data are processed by a score of T.

The results of the study titled Self efficacy in the stroke patients in poly Neural of “RSUD dr. Abdoer Rahem” in Situbondo get as many as 23 respondents may have low self-efficacy .

High self-efficacy in stroke patients can be seen with the parameter of experience mastering something amounts 22 respondents and low self-efficacy on the parameters of the physical and emotional condition amounts 27 respondents .

Based on the results of the study, we have concluded that self-efficacy in stroke patients getting low . The respondents are expected to maintain the efficacy of himself and family involvement in improving self-efficacy supporting to the stroke patients and the hospital is expected to have programs of recovery or rehabilitation of self-efficacy to the stroke patients.

Keywords: Self- Efficacy, Stroke Patients

Pembimbing I : Dwiharini P.,S.Kep.Ns.M.Kep

Pembimbing II : Sunyoto,S.Kep.Ns Tanggal : Mojokerto, 13 Mei 2014 Type Material : Laporan Penelitian

URL :

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Pada menderita stroke, perubahan efikasi diri sangat penting mungkin terjadi jika ada stresor yang menyertai klien. Kecacatan yang dikarenakan terjadinya perubahan struktur tubuh, perubahan bentuk tubuh, perubahan fungsi, keterbatasan gerak dan penampilan yang berubah itu merupakan stressor yang dapat menimbulkan efikasi diri pada pasien stroke. Seseorang dengan adanya perubahan struktur tubuh, bentuk tubuh, keterbatasan gerak kemungkinan besar menyebabkan individu tersebut kehilangan peran dalam kehidupannya. Hilangnya peran menjadikan individu tidak berguna, mengucilkan diri dan pada akhirnya merasa dirinya tidak berharga. Hubungan signifikan antara tingkat kecacatan dan efikasi diri, yaitu semakin berat kecacatan penyakit stroke maka semakin rendah harga dirinya.

Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan penderita jumlah stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit degenaratif. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Indonesia stroke berada pada peringkat pertama penyebab kematian disemua umur dengan persentase 15,4%. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, stroke juga menempati peringkat satu, sepuluh besar penyakit tidak menular di Indonesia, dengan presentase 26,9% dimana prevalensi stroke di Indonesia 8,3 per 1.000 penduduk. Sedangkan di Jawa Timur prevalensi stroke masih cukup tinggi yaitu 0,8% dan khusus kota Surabaya prevalensi penderita stroke adalah 0,7%. Terbanyak karena stess ini sangat memprihatinkan mengingat Insan Paska Stroke (IPS) biasanya merasa rendah diri dan emosinya tidak terkontrol dan selalu ingin diperhatikan. Menurut dr. Herman, Syamsuddin, SpS, AMARS, Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yanstroki) DKI Jakarta, biasanya para IPS merasa kondisi tubuhnya yang cacat ini menyebabkan mereka tidak berdaya dan merasa perlu di bantu oleh anggota keluarga lain. Bila tidak diberikan semangat mereka selamanya akan bergantung dengan anggota keluarga lain dan tidak mandiri (Syamsuddin, 2010). Berdasarkan hasil studi

(3)

pendahuluan yang dilakukan di Poli Syaraf RS. Dr. Abdoer Rahem Situbondo pada bulan Februari 2014, yang dilakukan kuesioner pada 5 responden menjelaskan bahwa 3 pasien (60%) efikasi diri tinggi dan 2 pasien (40%) efikasi rendah.

Stroke disebabkan karena terganggunya suplai darah ke otak oleh karena adanya sumbatan dipembuluh darah ataupun pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak akan mengalami kekurangan pasokan oksigen.jika keterlambatan pasokan ini berlarut, sel-sel jaringan otak akan mati. Jika berlanjut akan menyebabkan kematian, kecacatan dan kelumpuhan. Oleh karena itu pasien stroke harus mendapat penangan segera. Selain penanganan stroke selama fase akut, salah satu penanganan masalah stroke yang tidak kalah penting adalah rehabilitasi pasca stroke, baik untuk memperbaiki kecacatan fisik maupun gangguan emosional (Sofwan, 2010). Karena dalam keadaan lumpuh atau cacat pasien akan merasa rendah diri, malu, menutup diri sehingga akan memperlambat proses penyembuhan dan pemulihan. Berbagai fakta diatas menunjukan bahwa sampai sekarang stroke masih merupakan masalah utama dibidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya.

Adanya perubahan fisik menyebabkan terjadinya gangguan psikologis sehingga dapat menimbulkan perubahan efikasi diri. Untuk menghindari stres yang berkepanjangan pada pasien stroke, efikasi diri yang tinggi yang sangat penting, salah satunya harus tegar menghadapi penyakit yang dideritanya, termotivasi untuk mengikuti program fisioterapi. Lingkungan sosial dan aspek psikologi kadang sering dilupakan, padalah ini merupakan aspek yang penting. Peningkatkan efikasi diri akan membangkitkan kepercayaan, harga diri dan semangat pasien untuk sembuh. Dengan begitu klien tidak akan merasa malu dengan keadaannya sekarang, menerima semua cobaan yang dihadapinya dengan ikhlas dan lapang dada.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti mengetahui sejauh mana efikasi diri pada klien dengan kecacatan penyakit stroke. Perawat sebagai edukator sangat berperan untuk memberikan informasi yang tepat pada penderita Stroke tentang penyakit, pencegahan, komplikasi, pengobatan, dan pengelolaan Stroke termasuk didalamnya meningkatkan efikasi diri (Syamsuddin, 2010)

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan adalah nonprobability sampling. Dimana sampling ini menggunakan purposive sampling, tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan cara yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Tehnik pengumpulan data menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner yang berisi 10 pernyataan tentang efikasi diri. Pengolahan dan analisa data menggunakan editing, scoring, tabulating. Data yang terkumpul diolah dengan skor T.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 pasien di Poli Syaraf RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo didapatkan bahwa sebagian besar mempunyai efikasi diri rendah sebanyak 23 orang (76,7%). Penelitian ini meliputi data umum dan data khusus.

Pada data umum hasil penelitian data tentang karakteristik responden berdasarkan umur didapat sebanyak 23 responden (76,7%) berumur 46-65 tahun. Data tentang karakteristik responden berdasarkan pendidikan sebanyak 17 responden (56,7%) berpendidikan SD. Data tentang karakteristik responden berdasarkan lama penyakit didapat sebanyak 15 responden (50%) mempunyai penyakit 1-2 tahun.

(4)

Pada data khusus dari hasil penelitian didapat sebanyak 23 responden (76,7%) mempunyai efikasi rendah.

Efikasi diri merupakan kayakinan seorang dalam kemampuannya untuk melakukan sesuatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Efikasi diri pasien di pengaruhi oleh pengalaman menguasai sesuatu (mastery experiences), modeling sosial (vicarious experiences), persuasi sosial, dan kondisi fisik dan emosional (Feist & Feist, 2010).

Hal tersebut dikarenakan karena pasien stroke dapat mengalami perubahan fisik dan psikologis. Seperti kelumpuhan pada sebagian ekstremitas atau hemiparese, disatria atau pelo pasien akan merasa rendah diri, malu, dan akan menutup diri maka akan mengalami efikasi diri yang rendah. Gejolak emosi, kegelisahan yang mendalam, dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Kecemasan dan stress yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu kegagalan. Pada umumnya, seseorang cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatic lainnya. Karena itu, efikasi diri yang rendah biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stress dan kecemasan. Sebaliknya, efikasi diri yang tinggi ditandai oleh tingkat stress dan kecemasan yang tinggi pula.

Persepsi diri atas efikasi yang berlangsung dalam diri individu keberadaannya sebagai suatu fungsi yang menentukan dalam bagaimana cara perilaku individu, pola pikirnya dan reaksi emosional yang mereka alami. Pemilihan perilaku merupakan faktor yang sangat penting sebagai sumber pembentukan efikasi diri seseorang karena hal ini berdasarkan kepada kenyataan keberhasilan seseorang dapat menjalankan suatu tugas atau ketrampilan tertentu akan meningkatkan efikasi diri dan kegagalan yang berulang akan mengurangi efikasi diri. Usaha dan ketekunan merupakan keyakinan yang kuat tentang efektifitas kemampuan seseorang akan sangat menentukan usahanya untuk mencoba mengatasi siatuasi yang sulit. Pertimbangan efikasi juga menentukan seberapa besar usaha yang akan dilakukan dan seberapa lama bertahan dalam menghadapi tantangan. Semakin kuat efikasi dirinya maka semakin lama bertahan dalam usahanya. Cara berfikir dan reaksi emosional dalam pemecahan masalah yang sulit, individu yang mempunyai efikasi tinggi cenderung mengatribusikan kegagalan pada usaha-usaha yang kurang, sedangkan individu yang mempunyai efikasi rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan mereka.

Hasil penelitian didapat bahwa sebanyak 26 responden memiliki efikasi rendah. Pengalaman orang lain yaitu mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu (Feist & Feisth, 2010). Namun penurunan efikasi diri ini terjadi saat melihat rekan sebaya kita gagal.

Pada penelitian didapat data bahwa sebanyak 26 responden memiliki efikasi rendah. Pada persuasi sosial, individu akan mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia akan mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya (Feist & Feist, 2014). Akan tetapi, efikasi diri yang tumbuh dengan metode ini biasanya tidak bertahan lama, apalagi kemudian individu mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.

Dari hasil penelitian didapat bahwa sebanyak 27 responden memiliki efikasi rendah. Pada penderita stroke akan mengalami perubahan fisik dan psikologis. Kacacatan yang dikarenakan terjadinya perubahan struktur tubuh, perubahan bentuk tubuh, perubahan fungsi, keterbatasan gerak dan penampilan yang berubah itu merupakan stressor yang dapat menimbulkan perubahan efikasi diri pada pasien stroke (Syamsuddin, 2010). Karena dalam keadaan lumpuh atau cacat pasien akanmerasa rendah diri, malu, menutup diri sehingga akan memperlambat proses kesembuhan dan pemulihan.

(5)

Pada penelitian tentang Efikasi Diri Pasien Stroke di Poli Syaraf RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi efikasi yaitu berdasarkan umur, pendidikan, dan lama penyakit dimana sebagian besar responden berumur 46 - 65 tahun sebanyak 23 orang (76,7%) dan pada tabulasi silang yang memiliki efikasi tinggi umur 46 - 65tahun sebanyak 7orang (23,3%) dan yang memiliki efikasi rendah umur 46 - 65tahun sebanyak 23 orang (76,7%). Pertumbuhan usia meningkatkan risiko terhadap stroke. Hal ini disebabkan melemahnya fungsi tubuh secara menyeluruh terutama terkait dengan fleksibilitas pembuluh darah. Karena dengan usia yang semakin menua harapan untuk masa depan semakin menurun.

Responden berpendidikan SD sebanyak 17 orang (56,7%). Dan pada tabulasi silang pada pendidikan SMP, SMA yang memiliki efikasi tinggi didapat3 orang (10%). Dan yang memiliki efikasi rendah didapat 15 orang (50%)dengan pendidikan SD. Tingkat pendidikan umumnya akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengolah informasi dan menerima saran yang berhubungan dengan penyakit stroke, seperti pola makan. Namun banyak responden yang kadang-kadang masih melanggar aturan makan yang disarankan.

Responden yang mempunyai lama penyakit< 1 tahun dan 1 – 2 tahun masing-masing sebanyak 13orang (43,3%) dan pada tabulasi silang yang memiliki efikasi tinggi sebanyak 3orang (10%) dan yang memiliki efikasi rendah 11orang (36,7%). Responden yang menderita stroke selama 1 – 2 tahun menunjukkan efikasi rendah. Hal ini disebabkan karena pasien yang belum berpengalaman mengelola penyakitnya dan memiliki koping yang kurang baik. Seperti dengan kelemahan pada sebagian tubuhnya terkadang beberapa responden malas untuk melakukan latihan gerak di rumah dan tidak teratur untuk kontrol ke rumah sakit. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Efikasi diri pada pasien Stroke di Poli Syaraf RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, mayoritas memiliki efikasi rendah.

REKOMENDASI

Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri terhadap penyakit kronis dengan menggunakan metode analitik. Pihak Rumah Sakit diharapkan ada program-program baru untuk pasien Stroke seperti latihan gerak aktif terutama yang mengalami perubahan efikasi diri. Bagi perawat dapat memberikan dukungan kepada pasien dalam kemandirian dalam mengelola dan memodifikasi gaya hidup. Untuk responden/masyarakat dapat mempertahankan efikasi dirinya dan meningkatkan keterlibatan keluarga dalam meningkatkan efikasi diri pasien Stroke dan lebih mengetahui tentang Stroke pada saat kontrol ke Rumah Sakit.

Alamat Correspondensi : Jl. Seruni RT.01 RW.01 Ds. Awar-Awar Kec. Asembagus Kab. Situbondo. Email : Yantiksudarsono@Gmail.com, No Telp. 081336354720, 087712626611

Referensi

Dokumen terkait

Aktivnost ili zadatak je radni paket koji predstavlja temeljni blok i najniţu razinu WBS-a pri izradi plana ili mreţe zadataka. Cash Flow Analysis, krat. CFA) je postupak

Perlakuan silase jerami padi dengan penambahan level molases 9% menghasilkan pH, jumlah koloni BAL dan diameter zona bening yang lebih baik dibandingkan

Sepuluh tahun waktu yang panjang yang bisa menjadikan sebuah hubungan terasa berawal lagi.” Aku berpikir, saat inilah waktu yang tepat untuk

Kami menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon karena asam sitrat memiliki distribusi berat molekul yang seragam dan bersifat reaktif terhadap sumber boron dan sumber

Tindak balas tisu perumah terhadap perancah adalah dikatakan baik apabila terdapat proses pembentukan saluran darah (angiogenesis) pada perancah yang dapat membantu

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sirup ekstrak daun Sidaguri dengan konsentrasi 10% dan 20% memenuhi persyaratan sirup yaitu untuk

Tulisan ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian mengenai hubungan antara daerah ideal utama, daerah Dedekind dan gelang- gang Herediter, Noether dan Prim (HNP).. Pada [8]

Keterlibatan seluruh warga sekolah mulai peserta didik, guru, kepala sekolah, komite sekolah, staf TU, laboran/teknisi, penjaga sekolah, sampai dengan tenaga pembersih