BAB 4. TEOREMA FERMAT DAN WILSON
Julan HERNADI1 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo
Metoda Faktorisasi Fermat (1643)
Biasanya pemfaktoran n melalui tester, yaitu faktor prima yang tidak melebihi√n. Diasumsikan n bulat ganjil.
Metoda Fermat didasarkan pada ide penemuan bilangan bulat x dan y sehingga n = x2−y2. Karena dapat ditulis
n = (x + y)(x − y)
maka (x + y) dan (x − y) adalah faktor-faktor dari n. Sebaliknya bila n = ab, a ≥ b ≥ 1, maka dapat ditulis
n = a + b 2 2 − a − b 2 2 .
Karena n ganjil maka a dan b harus ganjil (mengapa?), oleh karena itu a+b
2 dan a−b2 taknegatif.
Bilangan bulat dapat difaktorkan bhb ia dapat disajikan sebagai selisih kuadrat bil taknegatif
Algoritma
1 Tulis x2−n = y2
2 Tentukan k bilangan bulat pertama dimana k2≥n
3 Urutkan bilangan berikut
k2−n, (k + 1)2−n, (k + 2)2−n, (k + 3)2−n, ···
hingga langkah ke m sehingga (k + m)2−n adalah bilangan
kuadrat.
Example
Faktorkan bilangan n = 119143. Penyelesaian.
Menentukan k sehingga k2≥119143. Cek! 3452=119025,
3462=119716. Ambil k = 346.
Urutkan bilangan (k + m)2−n,m = 0,1,2,···. Hasilnya
Algoritma (lanjutan...)
3462−n = 573 3472−n = 1266 3482−n = 1961 3492−n = 2658 3502−n = 3375 3512−n = 4058 3522−n = 4761Ternyata sampai pada m = 6 sudah menghasilkan bil kuadrat yaitu (346 + 6)2−119143 = 4761 = 692.Diperoleh x = 352,y = 69. Faktorisasi yang diperoleh adalah
Ciri bilangan kuadrat:
Angka terakhirnya kemungkinannya 0,1,4,5,6 dan 9 (mengapa?)
Dua angka terakhirnya ada 22 kemungkinan, temukan angka berapa saja!
Petunjuk: Gunakan modulo 10 untuk mendeteksi kemungkinan 1 angka terakhir, dan modulo 100 untuk 2 angka terakhir.
Latihan 1: Faktorkan bilangan 2027651281dengan metoda Fermat! Lengkapi keterangan setiap langkahnya!
Metoda faktorisasi Fermat akan sangat efektif jika selisih magnitud kedua faktornya kecil.
Example
Faktorkan bilangan n = 23449. Mulailah dengan k = 154 maka hanya dibutuhkan 2 langkah, diperoleh faktorisasi yang dimaksud adalah 23449 = 179 · 131.
Generalisasi metoda faktorisasi Fermat
Pada metoda sebelumnya, bilangan bulat x dan y memenuhi n = x2−y2. Sekarang x dan y lebih umum, yaitu cukup memenuhi
x2≡y2(mod n).
Misalkan d = gcd(x − y,n) atau d = gcd(x + y,n), maka d|n. Permasalahannya, apakah d faktor sejati, yaitu 1 < d < n? Dengan asumsi n = pq, p,q prima dengan p < q maka kemungkinan d adalah 1,p,q atau pq.
x2≡y2(mod n) → pq|(x − y)(x + y)
Lemma Euclid→ p dan q membagi salah satu faktornya. Bila yang terjadi adalah
p|(x − y) dan q|(x − y) → pq|(x − y) → x ≡ y(mod n), atau p|(x + y) dan q|(x + y) → pq|(x + y) → x ≡ −y(mod n). Situasi dimana x ≡ ±y(mod n) dikesampingkan. Jadi, d adalah salah satu p atau q.
Example
Kita ingin memfaktorkan n = 2189 dengan memperoleh 5792≡182(mod 2189). Hitung gcd masing-masing, yaitu
gcd(579 − 18,2189) = gcd(561,2189) = 11 gcd(579 + 18,2189) = gcd(597,2189) = 199 maka diperoleh 2189 = 11 · 199.
Bagaimana mendapatkan 5792≡182(mod 2189)? Jelaskan
Metoda Kraitchik (1920)
Idenya adalah mencari bilangan x1,x2, · · · ,xk sehingga
(x1−n)···(xk−n) bil kuadrat, katakan y2. Akibatnya dapat ditulis (x1· · ·xk)2≡y2(mod n). Ini menghasilkan faktor
taksejati n seperti sebelumnya.
Example
Kita akan memfaktorkan n = 12499. Inspeksi awal 1122=12544.
Dimulai dari k = 112. Tidak diurutkan seperti metoda Fermat, tetapi cukup
1122−n = 45 → 1122≡32·5(mod 12499)
1172−n = 1190 → 1172≡2 · 5 · 7 · 17(mod 12499) 1212−n = 2142 → 1212≡2 · 32·7 · 17(mod 12499) Kita kalikan hasil-hasil ini diperoleh
(1122·1172·1212) ≡ (2 · 32·5 · 7 · 17)2(mod 124999) → 1585584 ≡ 10710(mod 12499)→gagal ?
Example
(lanjutan) Ambil kemungkinan lain, mis 1132≡2 · 5 · 33(mod 12499) 1272≡2 · 3 · 5 · 112(mod 12499)
maka diperoleh (113 · 127)2≡ (2 · 32·5 · 11)2(mod 12499) →
18522≡9902(mod 12499). Karena 1852 6= ±990(mod 12499)
maka kita berhasil. Hitung gcd masing-masing seperti sebelumnya diperoleh faktorisasi 12499 = 29 · 431.
Teorema Litle Fermat
TheoremMisalkan p prima dan andaikan p - a maka ap−1≡1(mod p).
Ilustrasi: p = 3 maka untuk a = 5 berlaku 53−1≡1(mod 3), tetapi
untuk a = 6 tidak berlaku bahwa 63−1=36 ≡ 1(mod 3).
Proof.
Kumpulkan p − 1 kelipatan pertama a, yaitu V = {a,2a,3a,··· ,(p − 1)a}. Diperoleh fakta
Tidak ada anggota V yang kongruen satu sama lainnya (mengapa?)
Tidak ada anggota V yang kongruen dengan nol (mengapa ?) Maka setiap anggota V pasti kongruen modulo p terhadap salah satu 1,2,··· ,p − 1. Kalikan semua kongruensi ini diperoleh a · 2a · 3a · ··· · (p − 1)a ≡ 1 · 2 · 3 · ··· · (p − 1)(mod p) → ap−1(p − 1)! ≡ (p − 1)!(mod p) → ap−1≡1(mod p) (Why ?).
Akibat Teorema Fermat
CorollaryBila p prima maka ap≡a(mod p)untuk sebarang bil bulat a.
Proof.
Ada 2 kemungkinan: bila p|a maka pernyataan otomatis berlaku. Bila p - a maka mk dg Teorema Fermat diperoleh ap−1≡1(mod p).
Kalikan kedua ruas dengan a, Akibat ini terbukti.
Example
Kita akan membuktikan 538≡4(mod 11). Ambil p = 11,
a = 5 → 5 - 11 → 510≡1(mod 11). Dengan fakta 52≡3(mod 11)
maka diperoleh
538=510·3+8= (510)3(52)4 ≡1 · 34(mod 11)
Uji Primalitas dengan Teorema Fermat
Bila kongruensi an≡a(mod n) tidak berlaku untuk suatu a maka
dipastikan n komposit.
Example
Misalkan n = 117. Ambil a = 2. Tulis 2117= 2716
·25. Karena 27=128 ≡ 11(mod 117) maka berlaku
2117≡1116·25≡ (121)8·25≡48·25≡221(mod 117). Tetapi 221= 273
≡113=121 · 11 ≡ 4 · 11 ≡ 44(mod 117). Akhirnya diperoleh 2117≡44 2(mod 117). Jadi disimpulkan 117
The Wilson Theorem
Historical notes:
Announced in 1770 by Edward Waring (1741-1793), conjecture by John Wilson (his former student), proved by Lagrange in 1771.
Theorem
p prime → (p − 1)! ≡ −1(mod p), or written as p|(p − 1)! + 1.
Proof.
Cases p = 2 and p = 3 as being evident. For p > 3, dene set E = {1,2,··· ,p −1}. For any a ∈ E, the congruence ax ≡ 1(mod p) always has a unique solution a0 (why ?). Since a0 solution then
1 ≤ a0≤p − 1 and aa0≡1(mod p). The following statement holds
Proof (cont...)
Equivalently, for aa0≡1(mod p): a 6= 1 and a 6= p − 1 ←→ a 6= a0.
Deleting these elements from E, dene E1= {2,3,··· ,p − 2} consist of p − 3 elements, an even integer (why ?). There are p−32 pairs (a,a0) where a,a0∈E
1and a 6= a0 such that aa0≡1(mod p).
Multiply together and rearrange the factors, we obtain 2 · 3 · 4 · ··· · (p − 2) ≡ 1(modp).(why???)
Finally, multiply both sides by p − 1, theorem is proved. (why??)
Convers of Wilson's theorem also holds:
Theorem
(n − 1)! ≡ −1(mod n) → n prime.
Proof.
Supposed n composite, n has a factor d where 2 ≤ d ≤ n − 1. It must be satised d|(n − 1)!. On the other hand, n|(n − 1)! + 1. It implies d|(n − 1)! + 1 (why???). Since d|(n − 1)! + 1 and d|(n − 1) then it neccesary d|1 (why ???). The last statement is contra.
Primality test using the Wilson's theorem is more theoretical than practical, because as n increases, (n − 1)! rapidly becomes
unmanageable in size.
Example
Take p = 13 and E1= {2,3,··· ,11}, then we have p−32 =5 pairing
of numbers where each product is congruent to 1 modulo 13, i.e. 2 · 7 ≡ 1(mod 13), 3 · 9 ≡ 1(mod 13), 4 · 10 ≡ 1(mod 13), 5 · 8 ≡ 1(mod 13), 6 · 11 ≡ 1(mod 13).
Application of Wilson Theorem
Quadratic Congruences: ax2+bx + c ≡ 0(mod n), where
a 0(mod n).
Theorem