• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA SITUASI SUB DAS BRANTAS HULU. Sidorejo. Sumberbrantas. Gabes. Junggo. Tegalsari. Gerdu. Selekta. Kekep. Gondang. Payan. Segundu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETA SITUASI SUB DAS BRANTAS HULU. Sidorejo. Sumberbrantas. Gabes. Junggo. Tegalsari. Gerdu. Selekta. Kekep. Gondang. Payan. Segundu."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. 3 KONDISI KONDISI UMUM UMUM WILAYAH WILAYAH. 3.1.. LOKASI SURVEI. 66 3 0 0 0. 66 6 0 0 0. 66 9 0 0 0. 67 2 0 0 0. 67 5 0 0 0. PETA SITUASI SUB DAS BRANTAS HULU. 9144000. 9144000. Kegiatan Survei Detail Konservasi dilaksanakan di Sub DAS Brantas Hulu yang secara administratif terletak di wilayah Kotamadya Batu dan sebagian Kabupaten Malang. Sub DAS Brantas Hulu secara geografis terletak di 115017’0’’ hingga 118019’0’’ Bujur Timur dan 7055’30’’ hingga 7057’30’’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah mencapai 17.343,77 Ha. Sub DAS Brantas Hulu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di bagian utara, Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang di bagian Timur, Kecamatan Dau Kabupaten Malang di bagian Selatan, dan Kecamatan Pujon Kabupaten Malang di Barat (Gambar 3.1.1).. Ka li Bra nta s. Sido rej o. KEL. PENC ALUKAN. 9141000. 9141000. Sumb erb ran ta s. DESA T ULUN GREJO. DESA SUM BERGOND O DESA T OYOMAR TO. 9138000. 9138000. Ga be s Jun ggo. Te ga lsa ri Ge rdu. 9135000. 9135000. Sele kta Keke p Go nd ang. Legenda :. Paya n. : Batas Sub - DAS Segu nd u. DESA PUN TEN. Rek esa n Kul on. : Batas Desa. Kung ku k. Ge mbo l. Page rsa ri. Nge bru k. Page rgu nu ng Ta la ngs ari. Prumb un g. DESA BULU KERTO Seng on an. Pramb atan. : Batas Kecamatan. Rek esa n Weta n. Punte n. : Batas Kabupaten. Bumi aji. Gi ntun g. : Jalan U tama. Ta la ngr ejo Cla ket. Ge mul o. Siko remb ug Kand an ga n. Kapr u. : Jalan Lokal. Klir an. Brau L eb ak. 9132000. Brau. To ng gol ari. Santri an. Can ga r Boro las ah. DESA SIDOMU LYO. Baru. : Sungai Tahunan. DESA BUM IAJ I. : Sungai Tahunan. Tl og ore jo. Sumb ersa ri. DESA SUM BEREJO. Bana ran. Ti nj omo yo. DESA PAND ANREJ O. Beru. DESA GIRIPU RN O Sabr ang be nd o. Bina ng un. Sumb ere jo. Cem bo. Song go riti. Kedu ng Boro gon da ng. Klum usa n. Las ah. Kaja r. Sawa ha n. Plam bo yan Fl amb oya n. Song go kerto Ta mbu h. Dad ap an. Pesa ntren. Kali pu ti h. DESA PASANGGRAH AN. Nga gl ik Se lata n. Kraj an. DESA T AW AN GAR GO Ngu di. Kraj an. Leb an. Wun uca ri. Sreb et Bara t. KEL. SONGGO KERT O. Dur ek. KEL. SISIR Medu ran. Nge mul. Brak. 9129000. Sreb et Ti mur. 9129000. Ngu ju ng. Pand an. Nga gl ik Uta ra. Pesa ng grah an. DESA PAND ESAR I. 9132000. : Jalan Lain. DESA GUN UN G SAR I. Ge ntin g Te mas. Sreb et Ti mur Nge mul. Medu ran. KEL. T EMAS Te mas Ba rat. KEL. N GAGLIK. Ge ne nga n. Batu. Kamp un gan yar Kamp un gan yar. Kler ek. Putuk. Kali mal an g. Besu l Kamp un gteh. Suko mul yo Gl on ggo ng. To yome rto. Ngu di. To yoma rto. Kraj an. DESA T OR ONGREJ O Go nd ore jo Beji. Oro -oro om bo. Ngu kir. DESA BEJI. AR EAL KEHU TANAN DESA PEND EM Kaja ng Pend em Rej oso. Tl eku ng. Nga nd at. DESA MOJ OREJ O. DESA J UNR EJO. DESA T LEKU NG. Jed ing. Dre sel. 9126000. 9126000. DESA ORO-O R OOM BO. Dad ap tu li s Utara. Jun rejo. DESA D AD APREJO. Ga ng sira np utuk. U. T. 2000 66 3 0 0 0. 66 6 0 0 0. 0. B S. 66 9 0 0 0. 2000. 4000 Meters 67 2 0 0 0. 67 5 0 0 0. Gambar ‎3.1.1. Peta Administrasi Sub DAS Brantas Hulu. PT. Ika Adya Perkasa. 3-1.

(2) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. Lokasi survei terbagi dalam 5 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Bumiaji, Kecamatan Batu dan Kecamatan Junrejo di Kotamadya Batu, dan Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Pujon di Kabupaten Malang. Dalam 5 kecamatan tersebut terdapat 24 desa/kelurahan di Kotamadya Batu dan 2 desa di Kabupaten Malang, desa-desa tersebut seperti terlihat pada Tabel 3.1-1. Tabel ‎3.1-1. Daftar Desa di Sub DAS Brantas Hulu No. Nama Desa / Kelurahan. Kecamatan. Kabupaten / Kotamadya. 1 Ds. Pesanggrahan. Batu. Kotamadya Batu. 2 Ds. Sidomulyo. Batu. Kotamadya Batu. 3 Ds. Sumberrejo. Batu. Kotamadya Batu. 4 Kel. Ngaglik. Batu. Kotamadya Batu. 5 Kel. Sisir. Batu. Kotamadya Batu. 6 Kel. Songgokerto. Batu. Kotamadya Batu. 7 Kel. Temas. Batu. Kotamadya Batu. 8 Ds. Bulukerto. Bumiaji. Kotamadya Batu. 9 Ds. Bumiaji. Bumiaji. Kotamadya Batu. 10 Ds. Giripurno. Bumiaji. Kotamadya Batu. 11 Ds. Gunung Sari. Bumiaji. Kotamadya Batu. 12 Ds. Pandan Rejo. Bumiaji. Kotamadya Batu. 13 Ds. Punten. Bumiaji. Kotamadya Batu. 14 Ds. Sumbergondo. Bumiaji. Kotamadya Batu. 15 Ds. Persiapan Sumber Brantas. Bumiaji. Kotamadya Batu. 16 Ds. Tulung Rejo. Bumiaji. Kotamadya Batu. 17 Ds. Beji. Junrejo. Kotamadya Batu. 18 Ds. Dadap Rejo. Junrejo. Kotamadya Batu. 19 Ds. Junrejo. Junrejo. Kotamadya Batu. 20 Ds. Oro-oro Ombo. Junrejo. Kotamadya Batu. 21 Ds. Pendem. Junrejo. Kotamadya Batu. 22 Ds. Torong Rejo. Junrejo. Kotamadya Batu. 23 Ds. Mojorejo. Junrejo. Kotamadya Batu. 24 Ds. Tlekung. Junrejo. Kotamadya Batu. 25 Ds. Tawangargo. Karang Ploso. Kabupaten Malang. 26 Ds. Pandesari. Pujon. Kabupaten Malang. PT. Ika Adya Perkasa. 3-2.

(3) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. 3.2.. GEOLOGI. Secara umum tanah yang berkembang di DAS Brantas Hulu berkembang dari bahan volkanik hasil gunung api, yang dipengaruhi oleh Gunung Arjuno dan Anjasmoro di bagian utara, dan Gunung Panderman di bagian selatan. Sebaran geologi yang dijumpai di kawasan Sub DAS Brantas Hulu, secara umum masih menunjukkan banyak kesamaan, yaitu berupa bahan-bahan volkan yang berupa breksi gunungapi, tuf breksi, lava, tuf dan aglomerat. Namun, secara lebih detail masih dapat dibedakan berdasar bahan-bahan dominan yang dikandungnya, gambaran geologi DAS Brantas Hulu seperti tertuang dalam Gambar 3.2.1. 662 000. 664 000. 666 000. 668 000. 670 000. 672 000. 674 000. 676 000. 9 14 400 0. 91 440 00. PETA GEOLOGI DAS BRANTAS HULU. 9 14 200 0. 91 420 00. 9 14 000 0. 91 400 00 91 340 00 91 320 00. 9 13 200 0. 9 13 400 0. 91 360 00. 9 13 600 0. 9 13 800 0. 91 380 00. Leg end a: Qpa t Qpkb Qpva Qvaw Qvp. 9 13 000 0. 91 300 00. 9 12 800 0. 91 280 00. 9 12 600 0. 91 260 00. 3000 662 000. 664 000. 0 666 000. 668 000. 91 240 00. 9 12 400 0. N. W. E S. 670 000. 3000. 6000 Meters 672 000. 674 000. 676 000. Gambar ‎3.2.1. Peta Geologi Sub DAS Brantas Hulu. Satuan geologi yang meliput daerah survai Sub DAS Brantas Hulu, tersebar dalam luasan yang tertuang dalam Tabel 3.2-1. Berdasarkan data luasan tersebut, nampak bahwa satuan geoloi Qvaw memiliki pengaruh besar dalam perkembangan tanah di Sub DAS Brantas Hulu. Hal ini nampak dari wilayah liputan yang mencapai 8646,887 Ha. Namun, satuan geologi Qpat dan Qpva juga memberikan pengaruh yang sama besar terhadap perkembangan tanah, karena satuan ini tersusun dari bahan induk yang sama, yaitu dari letusan gunung Anjasmoro. Pengaruh satuan geologi ini meliput daerah survai seluas 4720.6 Ha. Sedangkan Qpvkb menyusun sekitar 7.89 % luasan di Sub DAS Brantas Hulu. Bahan-bahan yang lain tersebar dengan luasan yang hampir sama. PT. Ika Adya Perkasa. 3-3.

(4) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. Tabel ‎3.2-1. Luasan Satuan Geologi di Sub DAS Brantas Hulu No. GEOLOGI. Luas_Ha. %_Luas. 1. Qpat. 2735,145. 15,77%. 2. Qpvkb. 1367,881. 7,89%. 3. Qpva. 1985,455. 11,45%. 4. Qvaw. 8646,887. 49,86%. 5. Qvp. 2608,4. 15,04%. Luas Total. 17343,768. 100,00%. Informasi satuan geologi di Sub DAS Brantas Hulu diperoleh dari peta Geologi Lembar Malang (Santosa, et.al., 1992). Berikut ini diuraikan mengenai batuan yang menyusun Sub DAS Brantas Hulu berdasarkan formasi geologinya, yaitu: 1. Batuan Gunungapi Anjasmoro Tua (Qpat), tersusun atas bahan breksi gunungapi, tuf breksi, tuf dan lava. Satuan ini diduga sebagai alas dari Batuan Gunungapi Kuarter Bawah dan diperkirakan berumur Plistosen Awal - Tengah; hal itu berdasarkan adanya singkapan dari Batuan Gunungapi Anjasmoro Tua yang tertindih takselaras langsung oleh Batuan Gunungapi Arjuna-Welirang yang berumur Plistosen Akhir. Batuan gunungapi ini tertindih oleh Batuan Gunungapi Anjasmoro Muda dan Batuan Gunungapi Panderman, 2. Batuan Gunungapi Kawi-Butak (Qpvkb), satuan ini termasuk dalam batuan gunungapi kuarter tengah yang tersusun atas bahan breksi gunungapi, tuf lava, aglomerat dan lahar. Batuan gunungapi ini diperkirakan berumur Plistosen Akhir bagian awal, tertindih oleh Batuan Gunungapi Kuarter yang lebih muda dan Tuf Malang, 3. Batuan Gunungapi Anjasmara Muda (Qpva), merupakan batuan gunungapi kuarter bawah yang tersusun atas bahan breksi gunungapi, tuf breksi, lava, tuf dan aglomerat. Lava yang menyusun merupakan sisipan melidah dalam breksi dengan tebal beberapa meter. Batuan gunungapi ini diperkirakan berumur Plistosen Tengah, berdasarkan kedudukan stratigrafinya yang tertindih oleh Batuan Gunungapi Kuarter Tengah, 4. Batuan Gunungapi Arjuna Welirang (Qvaw), merupakan satuan geologi yang terbentuk dari bahan volkanik yang terdiri dari breksi gunungapi, lava, breksi tufan dan tuf, dan 5. Batuan Gunungapi Panderman (Qvp), satuan ini termasuk ke dalam batuan gunung api kuarter atas yang tersusun atas bahan breksi gunungapi, lava, tuf, breksi tufan, aglomerat dan lahar. Batuan gunungapi ini diperkirakan berumur Plistosen Akhir-Holosen. Batuan Gunungapi Panderman merupakan parasit pada lereng timur laut dari Gunung Kawi-Butak, berbentuk kerucut (lateral eruption).. PT. Ika Adya Perkasa. 3-4.

(5) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. 3.3.. FISIOGRAFI & BENTUK LAHAN (LANDFORM). Pembuatan peta bentuk lahan didasarkan pada interpretasi foto udara, yang didukung oleh data lapang. Peta bentuk lahan disusun pada skala 1 : 16.000 yang nantinya digunakan sebagai peta kerja untuk melakukan survei tanah, survei kondisi lahan serta perencanaan penggunaan lahan pada lokasi studi. Peta tersebut memberikan informasi deskripsi umum dari 20 satuan bentuk lahan di lokasi studi yang kemudian dibagi dalam satuan yang lebih detail berdasarkan karakteristik lereng, erosi, tanah, dan kondisi drainase. Peta bentuk lahan skala 1 : 16.000 merupakan dasar untuk peta bentuk lahan semi detil, skala 1 : 50.000. Secara umum Sub DAS Brantas Hulu merupakan wilayah perbukitan yang terdiri dari 4 relief makro, yaitu lembah aluvial dan lembah lahar, dataran intervolkanik dan plato, daerah berbukit, dan kompleks pegunungan volkanik. Bentukan lahan di lokasi studi tersebut membentuk suatu pola dalam 3 jalur (lihat Gambar 3.3.1), yaitu: 1. 2. 3.. Jalur Komplek Arjuno Welirang – Sumbergondo – Bulukerto – Bumiaji – Batu, Jalur Komplek Anjasmoro – Sumber Brantas – Tulung Rejo – Gunungsari – Batu, dan Jalur Panderman – Songgokerto – Oro-oro Ombo – Tlekung – Junrejo.. Gambar ‎3.3.1. Jalur Transek Bentuk Lahan Sub DAS Brantas Hulu. Berdasarkan hasil interpretasi foto udara dan survei lapangan, terdapat 20 bentuk lahan di Sub DAS Brantas Hulu yang tersaji dalam Tabel 3.3-1. Bentuk lahan Sub DAS Brantas Hulu ditentukan berdasarkan relief, satuan geologi, dan kelerengan lahannya. Hasil klasifikasi satuan bentuk lahan Sub DAS Brantas Hulu didapatkan 178 satuan bentuk lahan (landform). Berikut ini dijelaskan masingmasing satuan bentuk lahannya.. PT. Ika Adya Perkasa. 3-5.

(6) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. Tabel ‎3.3-1.Bentuk lahan Tersebar di DAS Brantas Hulu Kode. Uraian Bentuk Lahan. Ac. Lembah-lembah alluvial dan colluvial. Al. Lembah-lembah aliran lahar. Hc. Luas_Ha. Total. 665,163. 3,84%. 147,07. 0,85%. Colluvial kaki bukit dan kaki lereng, landai sam. 1258,75. 7,26%. Hd. Bukit tertoreh dengan punggung tajam sejajar. 784,848. 4,53%. Hi. Kerucut bukit vulkanik terisolir, curam sampai s. 49,562. 0,29%. Hp. Bukit plato, crest dan spurs, landai sampai agak. Hs. Lereng bukit, curam sampai agak terjal. Mc. 653,798. 3,77%. 2573,921. 14,84%. Bahan tertimbun akibat longsoran di gunung. 90,056. 0,52%. Md. Gunung tertoreh dengan punggung tajam sejajar. 96,123. 0,55%. Mi. Kerucut gunung vulkanik terisolir, curam sampai. 30,757. 0,18%. Ml. Bekas longsoran tanah di gunung. 36,45. 0,21%. Mp. Plato, spurs dan punggung gunung. Ms. Lereng-lereng gunung curam. Mu. Kerucut gunung vulkanik pada bagian lereng atas. Pc. 286,504. 1,65%. 3721,429. 21,46%. 166,09. 0,96%. Plato yang terdapat bahan colluvial, berlereng l. 115,835. 0,67%. Pd. Plato tertoreh dengan punggung tajam sejajar. 816,728. 4,71%. Pl. Dataran intervulkanik dan plato (dataran rendah). 1530,392. 8,82%. Pm Dataran intervulkanik dan plato (dataran sedang). 2968,047. 17,11%. Ps. Lereng plato yang curam. 583,533. 3,36%. Pu. Dataran intervulkanik dan plato (dataran tinggi). 768,712. 4,43%. Total Luasan. 17343,768 100,00%. 3.3.1. Lembah Aluvial Dan Lembah Lahar Sistem fisiografi ini berupa lembah-lembah alluvial, koluvial yang membujur sempit berbentuk U atau cekung dan tanpa teras, dan lembah-lembah lahar dingin. Lembah-lembah lahar dingin dicirikan oleh bentuknya yang U dan terdapat batubatuan besar dari hasil penggelindingan dari letusan gunung berapi. Satuan-satuan bentuk lahan yang terdapat di dalam wilayah ini adalah (1). Ac (lembah-lembah alluvial dan koluvial), merupakan daerah transportasi bahan-bahan yang hanyut di sungai dan daerah pengendapan bahan pada tempat-tempat di daerah bawah, (2). Al (lembah-lembah aliran lahar), daerah ini umumnya terletak di bagian hulu dan sungai-sungai utama, dicirikan dengan bentuknya U dan berbatu dengan ukuran besar hasil dari letusan gunung berapi yang tersusun atas bahan induk koluvial dari abu volkanik dan batuan andesitik.. PT. Ika Adya Perkasa. 3-6.

(7) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. Ac (Lembah-lembah alluvial dan koluvial) Sistem fisiografi ini berupa lembah-lembah alluvial dan koluvial yang tersebar di daerah-daerah aliran sungai Sub DAS Brantas Hulu, dengan luas area kurang lebih 665,158 Ha. Daerah ini merupakan daerah transportasi bahan-bahan yang hanyut di sungai dan daerah pengendapan bahan pada tempat-tempat di daerah bawah. Oleh karena itu bentuk lahan Ac tersusun atas semua bahan dari bahan induk yang menyusun Sub DAS Brantas Hulu. Bahan-bahan tersebut berupa bahan breksi gunung api, tuf breksi, tuf dan lava.. 665 000. 670 000. 675 000. PETA LANDFROM DI SUB DAS BRANTAS HULU Ms.2. 6 Ms.1. 7 Hd. 1.5 Hi .1.7Hi .1.7. Ms .2. 6. Sid or ejo. Hi .1.6 Hi .1.6 Hd. 1.5 Hs. 1. 7 Hs. 1. 6 Hs. 1. 5 Hs. 2. 4 Hc. 1. 3 Ms.1. 6. Mp.1. 5. as. Mu.2. 2. Ms.2. 7. Hc . 2. 4. Hc . 2. 3. 9 14 000 0. Hs. 2. 6 Ms.2. 6. Pu.2. 4. Hc. 2. 4. Mu.2. 1. Hd. 2.5 Hs. 2. 6. Hc . 2. 4. Mc .1. 6. Su m be rbr an ta s. Hd. 1.6. Mp.1. 5. Ms.1. 7 Mp.1. 6. Pu.1. 4 Hs. 1. 6. Ms.2. 5. Mp.1. 6. Ac.2. 5. Hs. 2. 5. Hp. 3.2. Ms.1. 7. Hp. 1.3 Hc. 1. 7 Ms.1. 6. Ps.2. 7. Ml. 1.6. Mp.1. 3. DESA SUMBERGONDO. Ac.1. 7. Ps.2. 5. Ps .3. 5. Ms.2. 6. Ms .1. 7 Ms .1. 6. Ms .2. 5 Pu.3. 4. Hs . 2. 6. Mp.1. 6 Pc.3. 4. Hc . 1. 7. Ac.3. 4 Ms.2. 5. Hp. 2.1. Pc.1. 5. Mp.1. 6 Ms.1. 6 Ms.1. 6. Hc. 1. 7. Ms.1. 7. Ms .1. 7. Ps.3. 5. Hp. 3.2. Al. 3.5. Hs. 1. 4. Hs. 1. 4. Ps .3. 4. Hp. 3.1. Hs. 2. 6. Ms.1. 7 Mp.1. 6. Mp.1. 6. Pu.2. 4. Pu.3. 5 Al. 3.7. Hs. 3. 5. Mp.1. 6. Ac.1. 7Ac.1. 3. Hp. 3.2 Ms .2. 7. Ps.1. 5. Hp. 1.4. Ps .3. 5. Hs . 3. 6. Md.1. 7. Hs . 1. 6. Gab es. Ac .1. 7. Pc.1. 5 Hd. 1.4. Jun gg o. Hs. 3. 6. Pu.3. 3. Hc. 3. 5. Ac.1. 7. Md.1. 6. Hc. 1. 7. Hc . 1. 4. Ps.1. 5. Hc. 1. 4. Hs . 1. 6 Hs. 1. 5. Ac .1. 7. Ac.1. 4. Hc. 1. 6. Hp. 1.6 Hd. 1.7. Hp. 1.6. Al. 3.6. Hs. 3. 7. Ac.1. 6 Hp. 1.1 Ac .1. 6. Al. 3.6. Hd. 3.6 Hp. 3.4. Ps .3. 3. Hp. 1.6. Hd. 1.7. Ac.1. 7. Hs. 3. 7. Hc. 3. 7. Md.1. 7. Ac .1. 7. Hs. 1. 4. Hd. 3.6. Al. 3.3. 91 400 00. Ms.2. 7. Pl. 2.1. Mp.1. 6. Ms.1. 6 Ms.1. 6. Ac.1. 5 Hs. 1. 2 Hd. 1.4. DESA TULUNGREJO. Mc.1. 6 Mc.1. 6. Hc . 1. 5. Hd. 1.5. Hc . 2. 3 Hs. 2. 6. Mu.2. 1. Ms.2. 7. Ms.2. 6. Mp.1. 5. Hs. 2. 4. Ms .2. 7. Ms.2. 4 Ms.2. 6. Ms .1. 7. Hp. 1.5. Kali Br ant. Ms.2. 7. Ms.2. 3. Te ga lsar i. Hs. 1. 5 Ger du. Hs. 3. 4 Hs . 3. 6 Hs . 3. 7. Hc. 3. 2. Hc. 3. 7. Hs. 3. 4 Hc. 3. 5. Hs. 3. 4. Hs . 3. 5. Br au L eba k. Ac.3. 3. Hs. 3. 4. Ba ru. Hc. 3. 3 Hc. 3. 1. Hs. 3. 7. Pm. 3.2. Pm. 3.3 So ng go riti. Hs. 3. 6. Pm. 5.3. Pm. 1.2. Can ga r. Klu m usa n. Be ru. Pm. 5.3. Hs. 4. 7. Fla mb oya n. Hs . 5. 7. Nga glik Utar a Nga glik Selat an. Wun uc ar i. Nge mu l. Hs . 5. 7. Me du ran. Pm. 5.2. Gen en ga n. Ba tu. Ka m pu nga nya r Ka m pu nga nya r. Hs. 5. 6. KEL. TEMAS. Ac.5. 2. Ms.4. 6. Ms.4. 3. Pl. 1.2. Pd.4. 5. Pd.4. 3. Ms.5. 4. Pd.5. 4. Hc . 5. 6Ms.5. 5 Ms .4. 7. Ms.5. 3. Mp.5. 6 Mc.5. 7. Ms.5. 7 Ms.5. 3. Ms.5. 6. Pu.5. 4. KEHUT AN AN. Pu.5. 4 Mp.5. 2. Ms .5. 7 Mp.5. 2. Pl. 4.3. Ps.5. 4 Pu.5. 4 Pc.5. 4 Hp. 5.2 DESA ORO-OROOMBO Hs. 5. 5 Al. 5.4 Ps.5. 5 Pd.5. 4 Ps.5. 6 Pc .5. 3 Pu.5. 4 Pu.5. 4 Ps.5. 3 Tle kun g Pu.5. 4 Pu.5. 5 Pm. 5.3 Pd.5. 4 DESA Pu.5. 4 Pd.5. 4 Dre sel. Ms.4. 7. Pl. 4.3 Ac.1. 6. Pm. 4.3. Pl. 4.2. Ac.4. 2. Pl. 4.3 Nga nd at. Ac.4. 2. DESA MOJOREJO. Pd.4. 4. Jed ing. Ac.4. 2. Pl. 4.1 Jun re jo. Pe nd em. Al. 1.2. Pl. 1.2. Al. 1.2 Dad ap tulis Uta ra. Pd.4. 4. Ac.1.DESA 1. DADAPREJO. Ac .1. 1. 91 250 00. Gan gs ira npu tu k. Pl. 1.1. Pl. 1.2. Ac.1. 6. Rejo so. Pl. 4.4. DESA JU NREJO. Ps.5. 3. Ngu di. Pl. 4.4. DESA PENDEM. Ka jan g. Ac.1. 6. Al. 5.5 Ps .4. 3. TLEKU NG. Pm. 5.4. 9 12 500 0. DESA BEJI. Pl. 4.3 Ps.4. 3. Hs. 5. 6. Pl. 4.2. Pc.1. 4 Ps.1. 5 Pl. 1.3 Hi .1.5 Hi .4.5 Pc.4. 4 Ngu kir Pl. 1.4 Pd.4. 2 Ac .4. 6 Hi .4.4 Ac.4. 6 Pd.1. 2. Pl. 1.2 Be ji. Pl. 5.2 Pl. 5.3. Pm. 5.2. Hs. 5. 6 Ms.5. 6. Kr aja n. Pl. 4.2. Pl. 4.2. Pm. 5.3. Pu.5. 4 Ac .5. 4 Ps .5. 3. Ac.4. 2. Ps .4. 6 Hi .4.5. DESA TORONGREJO Ac.4. 3. Oro -o ro om bo. Pd.5. 4. Pl. 4.4. Gon do re jo. Pd.5. 3. Pu.5. 4 Pd.5. 4. Hc . 5. 5. Hs . 5. 6 Mc.5. 6 Mi. 5.7AREAL Mc.5. 7. Pl. 4.3. Pl. 5.3. Pu.5. 4. Hc . 5. 5. Hi .1.6 Pl. 4.1. Hi .1.5 Hi .1.4. Ac .4. 3 Pl. 4.3. Ka lim ala ng. Ac.1. 5. Pl. 1.1 Ka m pu ngt eh Glon gg on g. To yom ar to. Hs . 5. 4. Pl. 1.2. Kle re k. Pu tu k. Be su l. Ac.5. 3 Su ko mu lyo. Hs . 5. 5 Hs. 5. 5 To yom er to. Ac .1. 2. Ac.1. 5 Pd.4. 5. Pu.5. 3 Hp. 5.4 Hc . 5. 7. Leb an. Dur ek Br ak. Ac.1. 5 Pd.4. 5. Pl. 1.3. Pl. 5.4Te ma s Ba ra t. KEL. NGAGLIK. Ac.5. 6 Hc. 5. 7. Ngu di. Pl. 1.3 Pl. 1.2. Hi .1.3. Nge mu l. DESA TAWANGARGO. Pm. 1.4 Ac.1. 2. Te ma s. Hs. 5. 4. Pl. 1.2. Kr aja n. Ac.1. 3. Gen tin g. Las ah. Sa wa han Ngu jun g. Dad ap an. Pm. 1.3. Sr eb et T imu r. Pm. 1.2. Bo ro go nd an g. Ac.1. 4 Pm. 1.5. Ps.1. 5. Pa nd an. Ac.1. 2. Pm. 5.3. Ke du ng. Pm. 5.3 KEL. SISIR Me du ran. Hs. 5. 3. Hs . 5. 3. Mc .4. 7. Kr aja n. Pm. 5.1 Pm. 5.1. Bar at. Sr eb et T imu r. KEL. SONGGOKERTO Mp.4. 1 Ms.5. 6. Ka lipu tih. Pe sa ng gra ha n. Pm. 5.3 Pc.5. 3 Sr eb et. Hc. 5. 4. Hc. 5. 3. Ms.4. 4. Pm. 5.1. DESA PASANGGRAHAN. Hs. 3. 4. Ms.3. 4. Pm. 1.3. Ps .1. 7. Pm. 1.4. Ac.1. 3 Pe sa ntr en. Pm. 1.3. Pd.1. 3. 91 300 00. Pm. 1.1. DESA PANDESARI. Ac.1. 1. Ka jar. Ac .1. 4. Cem bo. Pm. 1.4 Ac.1. 2. Pm. 1.3. DESA GIRIPURNSaObr an gb en do. Pm. 1.1. Bin an gu n. Pm. 1.1. Bo ro las ah. Pc .1. 3. Pm. 1.4 Pd.1. 4 Ac.1. 3. Tlo go re jo. DESA PANDANREJO. Ba na ra n. Tin jom oyo. Pm. 1.1. Pm. 3.2. So ng go ker to Ta mb uh. Pd.1. 4 Ps.1. 4 Ps.1. 3. DESA BUMIAJI Pd.1. 5. Pd.1. 4. Ps.1. 6 Pc .1. 4 Ps.1. 4Pc.1. 4. Ps.1. 4. Pm. 1.3. Pla m bo yan. Hs . 3. 3. Pd.1. 7 Pc .1. 4. Pc.1. 5. Pm. 1.2 Pm. 1.1. Pm. 1.3. Pc .1. 4. Pm. 1.4. Pd.1. 2. Pm. 3.2. Pm. 1.3 Pm. 1.4. Pm. 1.2. Pm. 1.1. Klir an. Pm. 1.1. Ac.1. 1. Pm. 3.3. Hs. 4. 6. Pm. 1.3. Ac .1. 5. Gem u lo. DESA SIDOMULYO. Pm. 3.2 Su m be rejo Pm. 3.1. Pm. 1.4. Pm. 1.6 Pd.1. 7. Ac.1. 4. Pm. 1.4. Pm. 3.2. Su m be rsa ri. Ps.1. 7. Pm. 1.3. To ng gola ri. DESA SUMBEREJO. Hc. 3. 5. 9 13 000 0. Pm. 1.1 Ac .3. 1. Pm. 3.2. Hp. 3.5. Hs. 3. 4 Hs. 4. 4 Hs. 4. 3. Ka pr u. Hs . 3. 6 Sa nt ria n. Reke sa n W eta n. Gint un g. Pm. 1.2 Sik or em bu g. Ka nd an ga n. Br au. Ac.1. 4. Pu nt en. Bu m iaji. Pi. 3.1 Pm. 1.1 Al. 3.1. DESA GUN UNGSARI Pm. 3.2. Hc. 3. 6. Pd.1. 7 Pc .1. 5. Pm. 3.1. Pr am b ata n. Ac.3. 3. DESA BULUKERT O Se ng on an. Ta lan gr ejo. Clake t. Hp. 1.4 Pd.1. 7. Ac.1. 4. Gem b ol. Ac.3. 4. Pr um b ung. Hs . 3. 3. Hd. 1.7. Reke sa n Ku lon. Ku ng ku k. Pa ge rg un un g Ta lan gsa ri. Ac.3. 3. Hc. 3. 4. Hs. 1. 6. Pm. 1.3. Pm. 1.5. Se gu nd u. Hs. 1. 5. Ac.1. 5. Pm. 1.3. Pm. 1.3. DESA PUNTEN Hc. 3. 5 Pa ge rs ar i. Nge br uk. Hp. 1.4. Hp. 1.4. Ac.1. 5 Hp. 1.3. Pm. 1.4. Ac.3. 4 Pu.3. 3. Ac .1. 7. Hc. 1. 5. Ac .1. 5. Pm. 1.5. Pu.3. 4. Al. 3.3 Hp. 3.4. Ac.3. 3. Pl. 3.1. Pd.1. 5 Ac.1. 7. Pa ya n. Hs. 3. 6. Hc. 1. 6. Hp. 1.6 Pu.1. 3 Gon da ng. Al. 3.3. Hs . 1. 6 Hd. 1.6 Hd. 1.6. Hs. 1. 6. Hp. 1.6. Ac.1. 6. Pm. 1.4. Hs. 3. 2 Ke ke p. Hc. 3. 7. Hp. 3.4. Hp. 3.4 Al. 3.3. Hs. 1. 5. Ps .3. 5. Se lek ta. Hs. 3. 7. Pu.1. 4. 91 350 00. 9 13 500 0. Hc. 3. 7. Ms.4. 4. 665 000. 670 000. 675 000. Gambar 3.3.2. Peta Bentuk Lahan (Landform) Sub DAS Brantas Hulu. PT. Ika Adya Perkasa. 3-7.

(8) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. Al (Lembah-lembah aliran lahar) Sistem fisiografi ini berupa lembah-lembah alluvial dan koluvial yang tersebar di daerah-daerah aliran sungai Sub DAS Brantas Hulu, dengan luas area kurang lebih 665,158 Ha. Daerah ini merupakan daerah transportasi bahan-bahan yang hanyut di sungai dan daerah pengendapan bahan pada tempat-tempat di daerah bawah. Oleh karena itu bentuk lahan Ac tersusun atas semua bahan dari bahan induk yang menyusun Sub DAS Brantas Hulu. Bahan-bahan tersebut berupa bahan breksi gunung api, tuf breksi, tuf dan lava. 3.3.2. Dataran Intervolkanik dan Plato Fisiografi ini berupa dataran memanjang yang terbagi dalam beberapa bagian berdasarkan pada ketinggian tempat. Secara umum pada daerah survei terdapat dua dataran koluvial, yaitu dataran Junrejo yang agak landai, terletak di bawah kaki Panderman ke timur, dan dataran Bumiaji yang terletak di bawah kaki gunung Arjuno (ke timur), Anjasmara (ke selatan) dan Panderman (ke barat). Satuan bentuk lahan yang terdapat dalam daerah intervolkanik dan plato ini adalah (1). Pd (plato tertoreh dengan punggung tajam sejajar), (2). Pc (plato yang terdapat bahan koluvial, berlereng landai sampai agak curam), (3). Ps (lereng plato yang curam, (4). Pl (dataran intervolkanik dan plato/dataran rendah), (5). Pm (dataran intervolkanik dan plato/dataran sedang), dan (6). Pu (dataran intervolkanik dan plato/dataran tinggi). Pd (Plato tertoreh dengan punggung tajam sejajar) Fisiografi ini merupakan dataran tertoreh berlereng yang tersusun oleh bahan debu yang beragam. Ditemukan di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu dengan luas sebesar 816,729 Ha. Material yang berada dalam sistem fisiografi ini berasal dari longsoran pada daerah bagian atasnya yang berakhir pada daerah lembah. Aliran longsoran yang membawa material hingga lembah, akan menyisakan bekas-bekas aliran yang disebut torehan. Karena pengaruh longsor yang cukup besar menyebabkan bentuk lahan memiliki punggung yang cukup curam sehingga disebut sebagai punggung tajam sejajar. Pc (Plato yang terdapat bahan koluvial, berlereng landai sampai agak curam) Sistem fisiografi ini juga dipengaruhi oleh faktor longsor yang cukup besar. Di Sub DAS Brantas Hulu, sistem fisiografi ini ditemukan pada luasan sebesar 115,834 Ha. Sistem ini berasal dari bahan koluvial, dan hasil bentukan lahan mempunyai lereng landai hingga agak curam. Ps (Lereng plato yang curam) Fisiografi ini ditemukan di Sub DAS Brantas Hulu seluas 583,532 Ha. Ditemukan banyak bekas erosi, sehingga lebih dikenal sebagai lembah erosi. Pl (Dataran intervolkanik dan plato (dataran rendah)) Sistem fisiografi ini banyak digunakan sebagai lahan pertanian. Meski sering terjadi erosi, namun rata-rata fisiografi ini mempunyai lereng yang tidak terlalu curam. Di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu, fisiografi ini ditemukan seluas 1.530,397 Ha. Bahan-bahan yang menyusun fisiografi ini berasal dari bahan pasir volkanik dan partikel pumice (batu apung).. PT. Ika Adya Perkasa. 3-8.

(9) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. Pm (Dataran intervolkanik dan plato (dataran sedang)) Fisiografi ini juga masih banyak ditemui adanya penggunaan lahan pertanian. Faktor erosi juga berpengaruh meskipun tidak pada semua bagian. Luas sistem fisiografi adalah 2.968,047 Ha di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu. Di lapangan, sistem ini banyak dijumpai adanya terasiring dan aliran irigasi. Pu (Dataran intervolkanik dan plato (dataran tinggi) Pada sistem fisiografi ini mulai sedikit ditemukan adanya penggunaan lahan pertanian. Hal ini dikarenakan keadaan lereng yang sudah mulai curam. Memiliki dataran yang berlereng dan banyak yang tererosi. Di Sub DAS Brantas Hulu, sistem fisiografi ini ditemukan seluas 768,711 Ha. 3.3.3. Daerah Berbukit Sistem fisiografi ini terletak di antara dataran-dataran intervolkanik dan lereng gunung, yang terletak kira-kira 200-500 meter di atas dataran intervolkanik. Satuan bentuk lahan yang terdapat pada daerah ini adalah (1). Hd (Bukit tertoreh dengan punggung tajam sejajar), (2). Hi (kerucut bukit volkanik terisolir, curam sampai sangat curam), (3). Hc (Koluvial kaki bukit dan kaki lereng, landai sampai agak curam), (4). Hs (lereng bukit, curam sampai agak terjal), (5). Hp (bukit plato, crest dan spurs, landai sampai agak landai). Hd (Bukit tertoreh dengan punggung tajam sejajar) Di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu ditemukan sistem fisiografi ini seluas 784,848 Ha. Sangat dipengaruhi oleh adanya erosi dan longsor, sehingga mempunyai bentuk lahan dengan punggung yang tajam sejajar. Secara visual di lapangan ditemui adanya torehan-torehan. Hi (Kerucut bukit volkanik terisolir, curam sampai sangat curam) Sistem fisiografi ini mempunyai tingkat lereng yang curam hingga sangat curam dengan permukaan yang halus. Luas yang ditemukan di Sub DAS Brantas Hulu adalah 49,563 Ha. Hc (Koluvial kaki bukit dan kaki lereng, landai sampai agak curam) Sistem fisiografi ini terbentuk oleh bahan-bahan koluvial yang mengendap di kaki lereng dan kaki bukit. Luasan sistem ini adalah 1.258,751 Ha sepanjang Sub DAS Brantas Hulu. Hs (Lereng bukit, curam sampai agak terjal) Sistem fisiografi ini mempunyai tingkat lereng yang curam sampai agak terjal. Ditemukan di Sub DAS Brantas Hulu seluas 2.573,921 Ha. Dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti erosi, denudasi dan tingkat pelapukan. Hp (Bukit plato, crest dan spurs, landai sampai agak landai) Luasan sistem fisiografi ini ditemukan di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu seluas 653,800 Ha. Mempunyai lereng yang landai sampai agak landai.. PT. Ika Adya Perkasa. 3-9.

(10) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. 3.3.4. Kompleks Pegunungan Volkanik Fisiografi ini terletak di atas sistem fisiografi daerah berbukit. Bentuk lahan bergunung-gunung sehingga menjadi satu kompleks pegunungan dengan bahan induk volkanik. Satuan bentuk lahan yang terdapat pada daerah ini adalah (1). Md (gunung tertoreh dengan punggung tajam sejajar), (2). Mi (Kerucut gunung volkanik terisolir, curam sampai sangat curam), (3). Ms (lereng-lereng gunung curam), (4). Ml (bekas longsoran tanah di gunung), (5). Mc (bahan tertimbun akibat longsoran di gunung, (6) Mp (Plato, spurs dan punggung gunung), (7). Mu (kerucut gunung volkanik pada bagian lereng atas. Md (Gunung tertoreh dengan punggung tajam sejajar) Sistem fisiografi ini mempunyai ketinggian yang lebih besar dari bukit. Akibat pengaruh erosi yang cukup besar menyebabkan terbentuknya alur-alur yang disebut torehan. Luas yang ditemukan di Sub DAS Brantas Hulu adalah 96,123 Ha. Mi (Kerucut gunung volkanik terisolir, curam sampai sangat curam) Fisiografi ini mempunyai tingkat lereng yang curam hingga sangat curam. Karena tingkat lereng tersebut, menyebabkan fisiografi ini rentan terhadap erosi. Luas yang ditemukan di Sub DAS Brantas Hulu adalah 30,757 Ha. Ms (Lereng-lereng gunung curam) Sistem fisiografi ini ditemukan dalam bentuk lereng yang berbeda-beda. Beberapa mempunyai bentuk lereng yang tunggal, adapula yang kompleks. Mempunyai lereng yang curam. Di Sub DAS Brantas Hulu sistem fisiografi ini ditemukan dalam luasan sebesar 3.721,428 Ha. Ml (Bekas longsoran tanah di gunung) Sistem fisiografi ini terbentuk akibat dari adanya longsoran di daerah pegunungan atau daerah-daerah di gunung yang mengalami longsoran. Longsoran yang terjadi biasanya tidak stabil, berbahan induk debu volkanik yang mudah bergerak, banyak dijumpai bahan-bahan yang tidak bersatu (unconsolidated), tanah, debris, batuan melapuk yang jatuh pada saat bersamaan. Di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu, fisiografi ini mempunyai luas sebesar 36,450 Ha. Mc (Bahan tertimbun akibat longsoran di gunung) Berbeda dengan sistem fisiografi Ml, sistem fisiografi ini berasal dari bahan-bahan timbunan akibat longsor yang terjadi di gunung. Material yang berpindah tempat akibat longsoran di gunung akan tertimbun dan membentuk satuan lahan tersendiri. Luas yang ditemukan untuk sistem fisiografi ini adalah 90,055 Ha. Mp (Plato, spurs dan punggung gunung) Sistem fisiografi ini terletak diantara kaki-kaki gunung yang berada di lereng tengah dan atas. Luasan yang ditemukan di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu adalah 286,504 Ha. Mu (Kerucut gunung volkanik pada bagian lereng atas) Fisiograsi ini berada di lereng atas kerucut gunung volkanik. Dijumpai di sepanjang Sub DAS Brantas Hulu dengan luas sebesar 166,090 Ha.. PT. Ika Adya Perkasa. 3-10.

(11) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. 3.4.. LERENG. Sub DAS Brantas Hulu memiliki keragaman kelerengan di tiap bentuk lahannya. Keragamanan ini dimulai dari lereng 3 hingga > 60 % nilai lereng. Seperti tersaji dalam Lampiran 1. Pada relief bergunung dan berbukit (di bagian utara dan selatan Sub DAS Brantas Hulu) banyak dijumpai lereng-lereng yang terjal, sedangkan lereng bergelombang – landai tersebar di daerah-daerah dataran memanjang (plato, di bagian tengah Sub DAS Brantas Hulu). Pada lahan-lahan yang masuk ke dalam lereng pegunungan di sebelah barat laut – timur laut – utara, memiliki tingkat kelerengan yang lebih curam jika dibandingkan lahan-lahan yang lain, yaitu sekitar 40 hingga 90 persen. Hal ini tampak pula dari tingkat torehan yang ada, yang umumnya membentuk V. Sedangkan di sebelah barat daya dijumpai kerucut anakan dengan kelerengan yang lebih landai, sekitar 25 hingga 60 persen. Daerah paling datar dijumpai di sebelah selatan dengan tingkat kelerengan 3 sampai 8 persen saja. Daerah-daerah inilah yang banyak dipakai untuk sawah-sawah irigasi.. 3.5.. PENGGUNAAN LAHAN. Penggunaan lahan di kawasan Sub DAS Brantas Hulu bisa dikategorikan dalam beberapa macam. Penggunaan lahan yang mendominasi kawasan ini adalah hutan, kebun, sawah, semak dan penggunaan lahan lain. Berikut ini disampaikan beberapa macam penggunaan lahan dan ciri-cirinya yang terkait dengan fungsi lahan untuk konservasi dan hidrologi. Tabel ‎3.5-1. Luasan Penggunaan Lahan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12. Penggunaan Lahan Hutan Alami Hutan Campuran Hutan Produksi Hutan Reboisasi Lahan Terbuka Pemukiman Perkebunan Sawah Sawah/Sayuran Sayuran Semak Tegalan Luas Total. Luas_Ha Luas_% 2569.88 14.8 46.24 0.3 469.31 2.7 821.54 4.7 1161.31 6.7 1226.17 7.1 2220.5 12.8 652.77 3.8 1877.24 10.8 105.81 0.6 3024.38 17.4 3168.63 18.3 17343.77 100. 3.5.1. Hutan Penggunaan lahan hutan banyak dijumpai di kawasan ini, dicirikan dengan kerapatan dan keragaman jenis (spesies) pohon dan tajuk. Hutan banyak ditemui di bagian lereng-lereng yang agak curam hingga terjal, seperti pada bagian utara kawasan ini, dan sedikit di bagian selatan. Kategori hutan yang berada di kawasan ini terdiri dari hutan alam dan hutan produksi. Hutan alam (Gambar 3.5.1) memiliki sistem yang tertutup, permukaan tanah yang tertutup baik oleh tumbuhan bawah. PT. Ika Adya Perkasa. 3-11.

(12) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. dan seresah, serta tidak ada ”pengelolaan” permukaan tanah seperti perataan sehingga masih memiliki relief mikro dan makro yang alami.. (Foto-foto : Erick, Yoga). Gambar ‎3.5.1. Hutan Alam dapat dikenali dari kerapatan dan keragaman jenis dan tajuk (kiri) dan ketidak-teraturan relief dasar (kanan). Hutan tanaman produksi (Gambar 3.5.2) merupakan pertanaman pepohonan jenis timber, yang ditanam secara teratur dengan jenis yang seragam, yang umumnya diusahakan oleh negara melalui perusahaan hutan negara (Perum Perhutani). Jenis tanaman pohon yang dijumpai di kawasan hutan produksi ini adalah jenis pinus (Pinus mercusii). Di bawah tegakan pinus banyak dijumpai tanaman semusim, sehingga kondisi relief permukaan bawah tegakan banyak mengalami perubahan karena adanya pengelolaan tanah.. Gambar ‎3.5.2. "Hutan Pinus" dengan macam-macam umur pinus dan pengelolaan bawah tegakan pinus. PT. Ika Adya Perkasa. 3-12.

(13) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. 3.5.2. Kebun Areal kebun ada di bagian tengah hingga selatan kawasan ini, merupakan area pertanian tadah hujan. Salah satu komoditi yang diusahakan oleh petani adalah jenis buah-buahan diantara pepohonan di lahan-lahan pertanian atau di pekarangan, yaitu tanaman apel. Selain komoditi tersebut banyak diusahakan tanaman sayuran, seperti kentang, wortel, kubis, tomat, serta tanaman palawija. Dibawah ini disajikan (Gambar 3.5.3) contoh area yang diusahakan sebagai area kebun dengan pengelolaan yang intensif.. Foto-foto : Erick, Wied. Gambar ‎3.5.3. Lahan untuk pertanian tanaman semusim. 3.5.3. Sawah Irigasi Sawah irigasi banyak terdapat di selatan dari kawasan ini, khususnya pada lahan-lahan dengan lereng yang datar atau landai. Penggunaan lahan ini dicirikan dengan pemberian air dengan sistem penggenangan, sehingga permukaan tanah dibuat datar dan rata. Penggunaan lahan ini biasanya ditanami padi, dan terkadang ditanami palawija atau tanaman bunga saat air tidak mencukupi untuk padi. Seperti Bumiaji yang merupakan produsen bunga segar terbesar di Kota Batu (Gambar 3.5.4.).. Foto-foto : Erick, Wied. Gambar ‎3.5.4. Lahan untuk pertanian dengan sistem irigasi tergenang PT. Ika Adya Perkasa. 3-13.

(14) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. 3.5.4. Penggunaan Lahan Lain Penggunaan lahan yang lain adalah padang rumput dan pemukiman. Dua penggunaan ini tidak terlalu mendominasi. Namun sebarannya cukup banyak tersebar di kawasan tersebut. Bukan hanya pada lahan-lahan di daerah datar, tapi juga di daerah-daerah yang berlereng. Lahan yang ditumbuhi rumput di bagian selatan merupakan lahan dengan kelerengan yang curam. Lahan-lahan seperti inilah yang memiliki potensi untuk mengalami longsor. Penggunaan lahan untuk pemukiman atau bangunan merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan yang menutup kawasan resapan dengan bangunan berupa gedung, jalan atau yang lainnya.. Gambar ‎3.5.5. Kawasan Pemukiman. 3.5.5. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Pada sub-sub bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai sistem penggunaan lahan yang ada di Sub DAS Brantas Hulu. Identifikasi penggunaan lahan dilakukan dengan melakukan survei lapangan dan analisis citra satelit. Citra satelit yang digunakan untuk analisis penggunaan lahan adalah citra satelit Aster 2006. Selain itu juga dilakukan analisis penggunaan lahan pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 1997 dan 2001 dengan menggunakan citra satelit Landsat, sebagai pembanding perubahan penggunaan lahan sebelum reformasi, saat reformasi dan pasca reformasi. Berdasarkan analisis citra satelit nampak adanya perubahan penggunaan lahan yang begitu kontras (Gambar 3.5.6). Hasil interpretasi citra satelit mulai dari tahun 1997 (Landsat) – 2001 (Landsat) – 2006 (Aster), nampak bahwa perubahan penggunaan lahan paling luas terjadi antara tahun 1997 – 2001. Perubahan penggunaan lahan ini disebabkan karena adanya penjarahan masal yang dilakukan oleh petani setempat bersamaan dengan masa reformasi.. PT. Ika Adya Perkasa. 3-14.

(15) Laporan Penyelidikan Tanah Studi Detail Konservasi Sub DAS Brantas Hulu. Landsat-1997. Landsat-2001. Aster-2006. Gambar ‎3.5.6. Perubahan Penggunaan Lahan Berdasarkan Citra Satelit. Pada Gambar 3.5.7 nampak bahwa areal persawahan, perkebunan, semak, dan rumput semakin meningkat dari tahun 1997 ke tahun 2001. Peningkatan penggunaan lahan ini mencapai hampir 100 % dari luas lahan sebelumnya. Pembukaan lahan paling besar dialih gunakan menjadi lahan perkebunan yang mencapai hampir 150 % dari luas lahan sebelum dibuka. Akibatnya lahan hutan mengalami penyusutan menjadi 75 % dari luas sebelum dibuka. Kemudian seiring dengan waktu (selama 5 tahun dari 2001 sampai 2006), pembukaan lahan hutan menjadi lahan pertanian semakin berkurang. Hal ini nampak dari prosentase luasan lahan hutan yang cenderung tetap selama kurun waktu lima tahun tersebut. Meskipun luas lahan hutan cenderung tetap, hutan alami yang selama ini dipertahankan mengalami penjarahan mencapai 40% luas lahan hutan alami di tahun 2001. Usaha reboisasi lahan hutan menunjukkan peningkatan, hal ini nampak pada prosentase luasan lahan yang direboisasi meningkat sampai 150 % bila dibandingkan tahun 2001, begitu pula dengan hutan produksi.. Gambar 3.5.7. Persentase Perubahan Penggunaan Lahan dari Tahun 1997 – 2006. PT. Ika Adya Perkasa. 3-15.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan juga diterima informan dari petugas pelayanan kesehatan yang lebih banyak memberikan konseling, edukasi dan informasi tentang penyakit MDR-TB, penularan,

1) Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. 2) Guru menyampaikan materi pembelajaran. 3) Siswa diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. 4) Siswa diberi

Hasil uji hipotesisa pertama menyatakan terdapat hubungan secara signifikan antara stress kerja dengan kinerja guru menunjukkan bahwa stres kerja pada dapat

Asuransi Sinarmas Jakarta Pusat Divisi Credit Control berhubungan positif, dapat dilihat dari besarnya nilai r sebesar 0,60 atau terletak pada 0,60 s/d 0,799 yang

Skripsi yang berjudul “AUDIT KOMUNIKASI PADA STRATEGI BRANDING KOTA MARTAPURA (Studi Mengenai Branding Pariwisata Pada Disbudparpora Kabupaten Banjar)” ini berarti

Menurut Chamid dan Rochmanudin (2011:13), minat studi lanjut adalah suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian dan ketertarikan pada pendidikan serta

Tidak akan sulit untuk mencari kesamaan pemberontakan di Kubu Bandung itu dengan pemberontakan di Filipina dan Malaysia, baik pemikirian maupun karya-karyanya. Dengan

Akan tetapi, untuk penggunaan yang lebih efisien, VoIP server yang dibangun dapat diintegrasikan dengan VoIP server lainnya termasuk di luar negeri dengan pengaturan