KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAANSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I LANTAI 1
JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NOMOR 2-4 JAKARTA 10710
'-======:!l TELEPON 344-9230 (20 SALURAN) PSw. 5205, 5206, (021) 3843417, FAKSIMILE (021) 3454640,3846402 SITUS www.perbendaharaan.go.id
NOTA DINAS
NOMOR ND-;a3 /PB.1/2013 Yth. 1. Para Direktur
2. Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan 3. Para Kepala Bagian
Dari Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Lampiran Satu berkas
Sifat Sangat Segera
Hal Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II Tahun 2012 Tanggal
\'2..
Februari 2013Sehubungan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-1/MK.1/2013 tentang Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II Tahun 2012 di Lingkungan Kementerian Keuangan, dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk menunjang dan memudahkan proses penilaian kinerja lingkup Kementerian Keuangan, telah disusun Aplikasi Pengelolaan Kinerja dengan alamat http://e-performance.depkeu.go.id. 2. Penilaian kinerja lingkup Kementerian Keuangan, termasuk Ditjen Perbendaharaan terdiri dari
penilaian kinerja organisasi dan penilaian kinerja pegawai dengan rincian sebagai berikut: a. Penilaian kinerja organisasi mencakup seluruh unit kerja lingkup Ditjen Perbendaharaan
yang memiliki Pet a Strategi (Sekretariat Ditjen, Direktorat, Kanwil, dan KPPN), dengan menilai capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai Nilai Kinerja Organisasi (NKO). b. Penilaian kinerja pegawai mencakup Nilai Kinerja Pegawai (NKP) seluruh PNS Ditjen
Perbendaharaan dengan komponen penilaian meliputi Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dan Nilai Perilaku.
3. Dalam rangka penilaian kinerja semester II tahun 2012, maka seluruh pejabat/pegawai di lingkungan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan wajib melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Melaksanakan penilaian perilaku sebagaimana telah dirinci dalam surat Sekretaris Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Nomor: S-960/PB.1/2013 tanggal 6 Februari 2013 hal Penilaian Perilaku Semester II.
b. Penghitungan Capaian Kinerja Pegawai tahun 2012 dilaksanakan oleh Pengelola Kinerja Organisasi dan disampaikan kepada Pengelola Kinerja Pegawai paling lambat tanggal 28 Februari 2013
c. Melakukan input kontrak kinerja ke aplikasi pengelolaan kinerja paling lambat 28 Februari 2013 bagi pegawai yang belum menyelesaikan input Kontrak Kinerja tahun 2012.
d. Mengakses aplikasi pengelolaan kinerja dengan jadwal sebagai berikut: 1) Direktorat Jenderal Pajak: pukul 07.30 s.d. 12.00 WIB
2) Unit eselon I Kemenkeu selain Direktorat Jenderal Pajak: pukul 13.01 s.d. 17.00 WIB 4. Berkenaan hal-hal di atas, kiranya Saudara dapat menginstruksikan dan memonitor seluruh
pejabat/pegawai lingkup unit kerja Saudara untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam rangka mendukung kelancaran penilaian kinerja pad a aplikasi pengelolaan kinerja, maka bagi para pejabat/pegawai Ditjen Perbendaharaan yang pernah berpartisipasi dalam Workshop Pengelola Kinerja wajib membantu para pengelola kinerja organisasi/pegawai terkait pelaksanaan penilaian kinerja pada unitnya masing-masing (Frequently Asked Questions terlampir).
b. Melakukan pengajuan evaluator, penunjukan evaluator serta penilaian perilaku melalui
pengisian kuesioner pada aplikasi pengelolaan kinerja maupun hardcopy formulir dalam
amplop tertutup/rahasia kepada Sub Manajer/Mitra Manajer Kinerja Pegawai yang akan menghitung realisasi Nilai Perilaku (NP) sebagaimana format terlampir. Khusus eselon II, penilaian perilaku oleh atasan (Direktur Jenderal Perbendaharaan) akan dikoordinasikan
oleh Sekretariat Ditjen Perbendaharaan c.q. Bagian Administrasi Kepegawaian.
c. Melaksanakan input Kontrak Kinerja dan realisasi I KU semester II tahun 2012 sebagai dasar perhitungan Capaian Kinerja Pegawai (CKP) ke dalam aplikasi pengelolaan kinerja sesuai jadwal yang telah ditentukan maupun menghitung CKP secara manual (formulir perhitungan
CKP terlampir dan format MS-Exce/ di-up/oad pada intranet Ditjen Perbendaharaan).
d. Memastikan pejabat/pegawai yang dimutasikan/dipromosikan di tempat baru pada
pertengahan/akhir semester U tahun 2012 untuk melakukan proses penilaian kinerja di
kantor/unit sebelumnya.
e. Melakukan pertemuan rutin untuk membahas capaian kinerja masing-masing unit.
f. Melakukan penghitungan Nilai Kinerja Pegawai (NKP) secara manual sebagaimana dipandu
dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-1 07 /PB/20 12 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan serta memastikan kebenaran data capaian telah sesuai dengan data pendukung CKP dan NP, mempertimbangkan kurang andalnya aplikasi pengelolaan kinerja dan pada tahun 2013 akan dilaksanakan pemeriksaan terkait hasil capaian kinerja oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan(formulir
perhitungan NKP secara manual terlampir dan format MS-Exce/ di-up/oad pada intranet
Ditjen Perbendaharaan).
5. Hasil monitoring pelaksanaan penilaian kinerja secara manual maupun melalui aplikasi
pengelolaan kinerja pada unit eselon II Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan (khusus
Sekretariat Ditjen Perbendaharaan, mencakup seluruh unit eselon III) disampaikan kepada
Sekretariat Ditjen Perbendaharaan c.q. Bagian Organisasi dan Tata Laksana paling lambat
tanggal 7 Maret 2013 sesuai format terlampir.
6. Softcopy hasil monitoring pelaksanaan penilaian kinerja disampaikan melalui alamat e-mail
iku.djpbn2@gmail.com.
7. Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dan Nilai Perilaku (NP) akan menghasilkan Nilai Kinerja Pegawai (NKP) maupun Nilai Kinerja Organisasi (NKO) di Ditjen Perbendaharaan yang akan menjadi dasar perhitungan tunjangan di tahun 2013 maupun kinerja Ditjen Perbendaharaan di lingkungan Kementerian Keuangan.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Plh. Sekretaris Ditjen Perbendaharaan,
<" ...
~-
~
Anandy Wati4
(J NIP 195801041985012001
Tembusan:
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
ALUR KERJA PENILAIAN PERILAKU SECARA MANUAL
KANTOR PUSAT
A. Penilaian Perilaku pada tingkat Pelaksana
1. Seluruh pegawai melakukan penunjukan evaluator (1 atasan dan 4 peers).
2. Sub Manajer Kinerja Pegawai membagikan Kuesioner Penilaian Perilaku sesuai dengan
evaluator yang telah ditetapkan ke dalam amplop tertutup/rahasia.
3. Seluruh pegawai mengisi kuesioner yang telah diterima dan memastikan bahwa seluruh
pertanyaan di dalam kuesioner telah terisi semua.
4. Menyerahkan kuesioner yang telah diisi lengkap dalam amplop tertutup kepada Sub
Manajer Kinerja Pegawai untuk dilakukan perhitungan secara manual untuk masing-masing individu sebagaimana tercantum dalam halaman 68-69 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011.
B. Penilaian Perilaku pada tingkat eselon IV
1. Seluruh pegawai melakukan penunjukan evaluator (1 atasan, 2 peers dan 2 bawahan). 2. Menetapkan evaluator yang telah diajukan oleh bawahannya dan menunjuk evaluator
lain jika tidak sesuai atau belum memenuhi jumlah yang seharusnya.
3. Sub Manajer Kinerja Pegawai membagikan Kuesioner Penilaian Perilaku sesuai dengan evaluator yang telah ditetapkan ke dalam amplop tertutup/rahasia.
4. Seluruh pegawai mengisi kuesioner yang telah diterima dan memastikan bahwa seluruh pertanyaan di dalam kuesioner telah terisi semua.
5. Menyerahkan kuesioner yang telah diisi lengkap dalam amplop tertutup kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai untuk dilakukan perhitungan secara manual untuk masing-masing individu sebagaimana tercantum dalam halaman 68-69 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011.
C. Penilaian Perilaku pada tingkat eselon III
1. Seluruh pegawai melakukan penunjukan evaluator (1 atasan, 2 peers dan 2 bawahan).
2. Menetapkan evaluator yang telah diajukan oleh bawahannya dan menunjuk evaluator
lain jika tidak sesuai atau belum memenuhi jumlah yang seharusnya.
3. Sub Manajer Kinerja Pegawai membagikan Kuesioner Penilaian Perilaku sesuai dengan
evaluator yang telah ditetapkan ke dalam amplop tertutup/rahasia.
4. Seluruh pegawai mengisi kuesioner yang telah diterima dan memastikan bahwa seluruh
pertanyaan di dalam kuesioner telah terisi semua.
5. Menyerahkan kuesioner yang telah diisi lengkap dalam amplop tertutup kepada Sub
Manajer Kinerja Pegawai untuk dilakukan perhitungan secara manual untuk masing-masing individu sebagaimana tercantum dalam halaman 68-69 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011.
D. Penilaian Perilaku pada tingkat eselon II
1. Menunjuk evaluator (1 atasan, 2 peers, dan 2 bawahan).
2. Menetapkan evaluator yang telah diajukan oleh bawahannya dan menunjuk evaluator
lain jika tidak sesuai atau belum memenuhi jumlah yang seharusnya.
3. Sub Manajer Kinerja Pegawai membagikan Kuesioner Penilaian Perilaku sesuai dengan
evaluator yang telah ditetapkan ke dalam amplop tertutup/rahasia.
4. Melakukan pengisian kuesioner penilaian perilaku untuk bawahan yang telah diterima
dan memastikan bahwa seluruh pertanyaan di dalam kuesioner telah diisi semua.
5. Menyerahkan kuesioner yang telah diisi lengkap kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai
dalam amplop tertutup untuk dilakukan perhitungan.
6. Sub Manajer Kinerja Pegawai melakukan perhitungan atas Nilai Perilaku (NP) seluruh
pegawai.
7. Sub Manajer Kinerja Pegawai menerima hasil perhitungan Capaian Kinerja Pegawai
(CKP) dari Sub Manajer Kinerja Organisasi.
8. Sub Manajer Kinerja Pegawai menyerahkan hasil perhitungan Nilai Kinerja Pegawai
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
Sub Manajer Kinerja Organisasi kepada Manajer Kinerja Pegawai Ditjen Perbendaharaan.
Format pelaporan seperti di bawah ini:
Nilai Kinerja Pegawai (NKP) Direktorat... Periode Semester ....
No. Nama NIP Jabatan Nilai NKP NKO
CKP NP
Mengetahui
(Jabatan Pimpinan Unit)
Nama
NIP ...
..., ...2013
(Jabatan Sub Manajer Kinerja Pegawai)
Nama
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
ALUR PENILAIAN CAPAIAN KINERJA PEGAWAI (CKP) SECARA MANUAL
KANTOR PUSAT
A. Penilaian Kinerja Pegawai pada tingkat Pelaksana:
1. Seluruh pegawai melakukan input realisasi IKU Semester II sesuai dengan data pendukung yang ada.
2. Bagi pegawai yang belum memiliki Kontrak Kinerja agar membuat Kontrak Kinerja terlebih dahulu dan diserahkan kepada atasan langsung untuk ditetapkan.
3. Capaian realisasi IKU disampaikan kepada atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan.
4. Capaian realisasi IKU yang telah disetujui oleh atasan langsung diserahkan kepada Sub Manajer Kinerja Organisasi untuk dilakukan perhitungan.
B. Penilaian Kinerja Pegawai pada tingkat Pejabat eselon IV
1. Seluruh pegawai melakukan input realisasi IKU Semester II sesuai dengan data pendukung yang ada.
2. Bagi pegawai yang belum memiliki Kontrak Kinerja agar membuat Kontrak Kinerja terlebih dahulu dan diserahkan kepada atasan langsung untuk ditetapkan.
3. Menetapkan Kontrak Kinerja yang diajukan bawahan beserta capaiannya.
4. Capaian realisasi IKU disampaikan kepada atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan.
5. Capaian realisasi IKU yang telah disetujui oleh atasan langsung diserahkan kepada Sub Manajer Kinerja Organisasi untuk dilakukan perhitungan.
C.
Penilaian Kinerja Pegawai pada tingkat Pejabat eselon III1. Melakukan input realisasi IKU Semester II sesuai data pendukung yang ada.
2. Capaian realisasi IKU disampaikan kepada atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan.
3.
Menetapkan Kontrak Kinerja bawahan yang diajukan beserta capaian realisasi IKU.4. Capaian realisasi IKU disampaikan kepada atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan.
5.
Capaian realisasi IKU yang telah disetujui diserahkan kepada Sub Manajer KinerjaOrganisasi untuk dilakukan perhitungan.
D.
Penilaian Kinerja Pegawai pada tingkat Pejabat eselon II1. Melakukan input realisasi IKU Semester II sesuai data pendukung yang ada.
2. Capaian realisasi IKU disampaikan kepada atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan.
3.
Menetapkan Kontrak Kinerja bawahan yang diajukan beserta capaian realisasi IKU.4.
Capaian realisasi IKU yang telah disetujui diserahkan kepada Sub Manajer KinerjaOrganisasi untuk dilakukan perhitungan.
5.
Sub Manajer Kinerja Organisasi melakukan perhitungan manual sebagaimanatercantum dalam hal 54-58 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011.
6.
Sub Manajer Kinerja Organisasi menyerahkan hasil perhitungan atas Capaian KinerjaPegawai (CKP) kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai (Kantor Pusat) sesuai format di bawah ini:
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
Capaian Kinerja Pegawai (CKP) Direktorat...
Periode Semester ....
No. Nama NIP Jabatan CKP
Mengetahui
(Jabatan Pimpinan Unit)
Nama
NIP ...
..., ...2013
(Jabatan Sub Manajer Kinerja Organisasi)
Nama
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
ALUR PERHITUNGAN NILAI KINERJA PEGAWAI (NKP) SECARA MANUAL
KANTOR PUSAT
1. Sub Manajer Kinerja Pegawai melakukan perhitungan atas seluruh kuesioner
penilaian perilaku.
2. Sub Manajer Kinerja Pegawai menerima hasil perhitungan Capaian Kinerja
Pegawai (CKP Kanwil) dari Sub Manajer Kinerja Organisasi.
3. Melakukan kompilasi terhadap Nilai Perilaku (NP) dan Capaian Kinerja Pegawai
(CKP) dari Sub Manajer Kinerja Organisasi untuk dilakukan perhitungan Nilai
Kinerja Pegawai (NKP).
4. Nilai Kinerja Pegawai (NKP) diserahkan kepada masing-masing pegawai untuk
diketahui atas hasil perhitungan yang telah dibuat.
5. Pegawai dan atasan langsung menandatangani lembar NKP.
6. NKP yang telah disetujui oleh atasan dan bawahan dikompilasi dan dikirimkan
kepada Manajer Kinerja Pegawai beserta fotokopi kuesioner dari evaluator Direktur.
Lampiran I Nota Dinas Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor: ND- /PB.1/2013
Tanggal Februari 2013
FORMAT KUESIONER PEJABAT ESELON I DAN II
KUESIONER
PENILAIAN PERILAKU
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Terimakasih atas waktu dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara mengisi kuesioner untuk Penilaian Perilaku Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan. Maksud dan tujuan dari kuesioner ini untuk melengkapi Nilai Kinerja Pegawai (NKP) yang merupakan nilai gabungan antara Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dengan Nilai Perilaku (NP) setelah masing-masing diberi pembobotan. Oleh karena itu diharapkan peran aktif Bapak/Ibu/ Saudara dalam pengisian kuesioner ini.
Isilah kuesioner ini dengan jawaban yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Respon Bapak/Ibu/Saudara akan diperlakukan secara RAHASIA dan penilaian kuesioner ini akan ditampilkan setelah diolah berdasarkan nilai dari seluruh penilai, sehingga Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu khawatir akan jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan.
2012
RAHASIA
DATA RESPONDEN
(Seluruh pertanyaan wajib diisi)
I. Pejabat yang dinilai:
Eselon : l/II*)
Jabatan :
Nama :
Unit :
II. Pejabat/Pegawai yang memberikan penilaian: atasan/rekan kerja/bawahan *) III. Periode Penilaian:
Januari-Juni Juli-Desember
IV. Tanggal pengisian kuesioner: V.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bapak/Ibu/Saudara dimohon memberikan penilaian terhadap Pejabat Eselon l/II*) dimaksud sesuai dengan perilaku kerja yang ditampilkan masing-masing Pejabat.
2. Pernyataan yang disajikan terkait dengan perilaku sehari-hari, dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
Selalu : ( > 90%waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Sering : ( 50 – 89% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Jarang : ( 10 - 49% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Tidak pernah : ( < 10%waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
3. Jawaban dilakukan dengan memberikan tanda √ pada salah satu pilihan jawaban
Contoh:
Mau mengakui jika melakukan kesalahan
Artinya, Pejabat/pegawai yang dinilai tersebut sering menunjukkan perilaku mau mengakui jika melakukan kesalahan.
4. Pada setiap nomor penyataan, hanya SATU jawaban yang diberikan.
KETERANGAN: *): coret yang tidak perlu
NO INDIKATOR Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
1 Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya
2 Bertindak transparan dan konsisten
3 Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal
tercela
4 Bertanggung jawab atas hasil kerja
5 Bersikap objektif
6 Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas
7 Memiliki kepercayaan diri yang tinggi
8 Bekerja efisien dan efektif
9 Bekerja cerdas, cepat, cermat dan tuntas
10 Bekerja dengan hati
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
NO INDIKATOR Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
11 Memiliki sangka baik, saling percaya dan
menghormati
12 Berkomunikasi dengan sikap terbuka dan
menghargai perbedaan
13 Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik
14 Berorientasi pada hasil yang memberikan nilai
tambah
15 Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan
16 Menghindari arogansi kekuasaan
17 Bersikap ramah dan santun
18 Bersikap proaktif dan cepat tanggap
19 Berwawasan ke depan dan adaptif
20 Melakukan perbaikan terus-menerus
21 Mengembangkan inovasi dan kreativitas
22 Peduli lingkungan
23 Menantang dan mendorong organisasi untuk meningkatkan diri dan bertumbuh secara
konstan
24 Menciptakan dan memprakarsai
gagasan-gagasan baru sampai berhasil diimplementasikan
25 Menyusun dan/atau memutuskan konsep penyelesaian masalah yang melibatkan
beberapa/seluruh fungsi dalam organisasi
26 Membuat keputusan atau kebijakan yang
berdampak nasional
27 Memimpin dan memastikan penerapan program-program perubahan di berbagai unit kerja dalam
organisasi
28 Mempelopori dan mendorong program-program perubahan organisasi untuk keperluan jangka
panjang
29 Mengidentifikasi hambatan yang mungkin timbul dan membuat rencana kontingensi sebagai antisipasinya
30 Mengidentifikasi sasaran, membuat perencanaan, mengestimasi waktu dan memantau kemajuan tugas jangka panjang
31 Mendorong diri sendiri dan unit kerjanya untuk mencapai target yang menantang
32 Meningkatkan kemampuan unit kerjanya untuk menghadapi tantangan yang lebih besar
33 Mengalokasikan waktu dan usaha untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pihak internal dan eksternal sesuai dengan kode etik 34 Menjalin hubungan yang akrab dengan relasi,
menggunakan hubungan personal ini untuk memperluas jaringan/kepentingan kerja 35 Menciptakan lingkungan kerja kondusif untuk
pengembangan orang lain/bawahan
36 Menyelaraskan seluruh sistem di organisasi untuk pengembangan orang lain/bawahan
Secarakeseluruhan seberapa besar Bapak/Ibu/Saudara yakin terhadap jawaban yang telah Bapak/Ibu/Saudara pilih?(0%-100%) Kurang dari 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% Lebih dari 8
FORMAT KUESIONER PEJABAT ESELON III, IV, DAN V
KUESIONER
PENILAIAN PERILAKU
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Terimakasih atas waktu dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara mengisi kuesioner untuk Penilaian Perilaku Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan. Maksud dan tujuan dari kuesioner ini untuk melengkapi Nilai Kinerja Pegawai (NKP) yang merupakan nilai gabungan antara Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dengan Nilai Perilaku (NP) setelah masing-masing diberi pembobotan. Oleh karena itu diharapkan peran aktif Bapak/Ibu/ Saudara dalam pengisian kuesioner ini.
Isilah kuesioner ini dengan jawaban yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Respon Bapak/Ibu/Saudara akan diperlakukan secara RAHASIA dan penilaian kuesioner ini akan ditampilkan setelah diolah berdasarkan nilai dari seluruh penilai, sehingga Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu khawatir akan jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
2012
DATA RESPONDEN
(Seluruh pertanyaan wajib diisi)
I. Pejabat yang dinilai:
Eselon : lII/IV/V*)
Jabatan :
Nama :
Unit :
II. Pejabat/Pegawai yang memberikan penilaian: atasan/rekan kerja/bawahan *) III. Periode Penilaian:
Januari-Juni Juli-Desember
IV. Tanggal pengisian kuesioner:
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bapak/Ibu/Saudara dimohon memberikan penilaian terhadap Pejabat Eselon l/II*) dimaksud sesuai dengan perilaku kerja yang ditampilkan masing-masing Pejabat.
2. Pernyataan yang disajikan terkait dengan perilaku sehari-hari, dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
Selalu : ( > 90%waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Sering : ( 50 – 89% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Jarang : ( 10 - 49% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Tidak pernah : ( < 10% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
3. Jawaban dilakukan dengan memberikan tanda √ pada salah satu pilihan jawaban
Contoh:
Mau mengakui jika melakukan kesalahan
Artinya, Pejabat/pegawai yang dinilai tersebut sering menunjukkan perilaku mau mengakui jika melakukan kesalahan.
4. Pada setiap nomor penyataan, hanya SATU jawaban yang diberikan.
KETERANGAN: *): coret yang tidak perlu
NO INDIKATOR Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
1 Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya
2 Bertindak transparan dan konsisten
3 Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal
tercela
4 Bertanggung jawab atas hasil kerja
5 Bersikap objektif
6 Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas
7 Memiliki kepercayaan diri yang tinggi
8 Bekerja efisien dan efektif
9 Bekerja cerdas, cepat, cermat dan tuntas
10 Bekerja dengan hati
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
NO INDIKATOR Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
11 Memiliki sangka baik, saling percaya dan
menghormati
12 Berkomunikasi dengan sikap terbuka dan
menghargai perbedaan
13 Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik
14 Berorientasi pada hasil yang memberikan nilai
tambah
15 Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan
16 Menghindari arogansi kekuasaan
17 Bersikap ramah dan santun
18 Bersikap proaktif dan cepat tanggap
19 Berwawasan ke depan dan adaptif
20 Melakukan perbaikan terus-menerus
21 Mengembangkan inovasi dan kreativitas
22 Peduli lingkungan
23 Menekankan solusi yang mendukung tujuan
strategis
24 Mendukung dan memprakarsai inisiatif strategis orang lain
25 Mempertimbangkan alternatif keputusan dan
konsekuensi yang mungkin terjadi
26 Membuat keputusan berdasarkan analisis
mendalam dengan menggunakan metode tertentu
27 Membantu orang lain dalam melakukan perubahan
28 Secara aktif mempromosikan perubahan pada
kelompok/unit kerjanya
29 Membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang lebih spesifik, menetapkan prioritas, dan jangka waktu
30 Secara konsisten mencapai sasaran yang didasarkan oleh kemampuan perencanaan dan pengorganisasiannya
31 Melakukan usaha atau perubahan metode kerja untuk meningkatkan hasil kerja pribadi dan unit kerjanya
32 Membuat target kerja yang menantang tapi realistis bagi diri sendiri dan unit kerjanya
33 Berinisiatif untuk melakukan hubungan informal sesuai kode etik organisasi dengan orang-orang di lingkungan kerja internal dan eksternal
34 Secara aktif membina dan mempertahankan hubungan yang mendukung tujuan organisasi 35 Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari orang
lain/bawahan yang berhubungan dalam pekerjaan 36 Mendidik, melatih dan mempersiapkan orang
lain/bawahan untuk menjadi efektif dalam pekerjaan mereka
Secarakeseluruhan seberapa besar Bapak/Ibu/Saudara yakin terhadap jawaban yang telah Bapak/Ibu/Saudara pilih?(0%-100%) Kurang dari 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% Lebih dari 80%
FORMAT KUESIONER PEJABAT ESELON I DAN II
KUESIONER
PENILAIAN PERILAKU
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Terimakasih atas waktu dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara mengisi kuesioner untuk Penilaian Perilaku Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan. Maksud dan tujuan dari kuesioner ini untuk melengkapi Nilai Kinerja Pegawai (NKP) yang merupakan nilai gabungan antara Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dengan Nilai Perilaku (NP) setelah masing-masing diberi pembobotan. Oleh karena itu diharapkan peran aktif Bapak/Ibu/ Saudara dalam pengisian kuesioner ini.
Isilah kuesioner ini dengan jawaban yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Respon Bapak/Ibu/Saudara akan diperlakukan secara RAHASIA dan penilaian kuesioner ini akan ditampilkan setelah diolah berdasarkan nilai dari seluruh penilai, sehingga Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu khawatir
akan jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
.
2012
DATA RESPONDEN
(Seluruh pertanyaan wajib diisi)
V. Pelaksana yang dinilai:
Nama :
Unit :
VI. Pejabat/Pegawai yang memberikan penilaian: atasan/rekan kerja*) VII. Periode Penilaian:
Januari-Juni Juli-Desember
VIII. Tanggal pengisian kuesioner:
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bapak/Ibu/Saudara dimohon memberikan penilaian terhadap Pejabat Eselon l/II*) dimaksud sesuai dengan perilaku kerja yang ditampilkan masing-masing Pejabat.
2. Pernyataan yang disajikan terkait dengan perilaku sehari-hari, dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
Selalu : ( > 90%waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Sering : ( 50 – 89% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Jarang : ( 10 - 49% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
Tidak pernah : ( < 10% waktunya menunjukkan perilaku tersebut)
3. Jawaban dilakukan dengan memberikan tanda √ pada salah satu pilihan jawaban
Contoh:
Mau mengakui jika melakukan kesalahan
Artinya, Pejabat/pegawai yang dinilai tersebut sering menunjukkan perilaku mau mengakui jika melakukan kesalahan.
4. Pada setiap nomor penyataan, hanya SATU jawaban yang diberikan.
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
KETERANGAN: *): coret yang tidak perlu
NO INDIKATOR Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
1 Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya
2 Bertindak transparan dan konsisten
3 Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela
4 Bertanggung jawab atas hasil kerja
5 Bersikap objektif
6 Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas
7 Memiliki kepercayaan diri yang tinggi
8 Bekerja efisien dan efektif
9 Bekerja cerdas, cepat, cermat dan tuntas
10 Bekerja dengan hati
11 Memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati
12 Berkomunikasi dengan sikap terbuka dan menghargai
perbedaan
13 Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik
14 Berorientasi pada hasil yang memberikan nilai tambah
15 Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku
kepentingan
16 Menghindari arogansi kekuasaan
17 Bersikap ramah dan santun
18 Bersikap proaktif dan cepat tanggap
19 Berwawasan ke depan dan adaptif
20 Melakukan perbaikan terus-menerus
21 Mengembangkan inovasi dan kreativitas
22 Peduli lingkungan
Secarakeseluruhan seberapa besar Bapak/Ibu/Saudara yakin terhadap jawabanyang telah Bapak/Ibu/Saudara pilih?(0%-100%) Kurang dari 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% Lebih dari 80%
Lampiran ND Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor: ND- /PB.1/2013
Tanggal Februari 2013
PENGHITUNGAN PENILAIAN PERILAKU (NP) PEGAWAI
TAHUN 2012
1. Terkait dengan NKP untuk pegawai tugas belajar, berdasarkan KMK No.454/KMK.01/2011 dijelaskan bahwa pegawai yang sedang mengikuti tugas belajar, tidak diperlukan penilaian perilaku (NP) sehingga NKP untuk pegawai tugas belajar tersebut adalah sama dengan Indeks Prestasi Kualitatif (IPK). Namun dikarenakan dalam perhitungan NKP pada aplikasi
e-performance.depkeu.go.id masih menggunakan pembobotan 70% untuk CKP dan 30% untuk
NP, maka untuk sementara perhitungan NKP Pegawai Tugas Belajar dilakukan secara manual dengan tetap berpedoman pada KMK Nomor 454/KMK.01/2 sampai dengan adanya
penyesuaian perhitungan NKP pegawai tugas belajar pada aplikasi
e-performance.depkeu.go.id.
2. Dalam proses penilaian perilaku pada unit kerja eselon III yang tidak terdapat pejabat eselon III definitif, diatur sebagai berikut:
a. Jika Plt. Pejabat Eselon III yang ditunjuk adalah Pejabat Eselon IV, maka atasan yang melakukan penilaian perilaku para pejabat Eselon IV di unit Eselon III tersebut adalah pejabat Eselon II yang bersangkutan. Untuk itu, masing-masing pejabat eselon IV pada unit eselon III tersebut terlebih dahulu melakukan edit profil dalam aplikasi e-performance dengan memilih pejabat eselon II pada unit kerjanya sebagai atasannya.
b. Jika Plt. Pejabat Eselon III yang ditunjuk adalah Pejabat Eselon III, maka penilaian perilaku bagi pejabat eselon IV di unit Eselon III tersebut dilakukan oleh Plt. Pejabat Eselon III tersebut. Untuk itu, masing-masing pejabat eselon IV pada unit eselon III tersebut terlebih dahulu melakukan edit profil dalam aplikasi e-performance dengan memilih Pejabat Eselon III yang ditunjuk menjadi Plt. sebagai atasannya.
3. Sehubungan dengan penilaian perilaku semester I Tahun 2012 telah berakhir pada 31 Januari 2013, maka apabila masih ada pegawai di lingkup Ditjen Perbendaharaan yang belum melakukan penilaian perilaku semester I Tahun 2012, penilaian perilaku semester I Tahun 2012 dilakukan secara manual untuk diperhitungkan menjadi NKP Tahun 2012.
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
Lampiran III.a Nota Dinas Kabag OTL Nomor:ND- /PB.11/2013
Tanggal: Februari 2013
Perhitungan Capaian Kinerja Dengan Peta Strategi
NO KODE IKU NAMA IKU POLARISASI PERIODE VALIDITAS DOC BOBOT IKU TERTIMBANG BOBOT TARGET REALISASI SATUAN CAPAIAN INDEKS WARNA Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
CAPAIAN NIILAI KINERJA PEGAWAI
Atasan Langsung, (Jabatan Pejabat Penilai)
Nama... NIP ...
Keberatan atas Penilaian CKP YA / TIDAK *)
*) Coret yang tidak perlu
Menerima Hasil Penilaian (Jabatan Pejabat yang Dinilai)
Nama ... NIP ...
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
Petunjuk pengisian format Capaian Kinerja Pegawai (CKP) bagi yang
mempunyai peta strategi :
Kolom Keterangan
1
Nomer urut indikator kinerja utama. Kolom nomer ini tidak perlu diisi karena telah diotomasi sehingga secara otomatis akan muncul ketika kolom (2) atau (3), kolom kode IKU atau nama IKU telah terisi.
2 Diisikan kode IKU (disesuaikan dengan unit masing-masing)
3 Diisikan nama IKU
4
Diisikan jenis polarisasi data (Maximize, Minimize, Stabilize) IKU yang dapat diisi dengan memilih salah satu pilihan yang ada pada dropdown list dengan cara menekan tanda anak panah yang terdapat pada sisi sebelah kanan kotak yang sedang dipilih
5 Disikan periode pelaporan IKU
6
Diisikan tingkat validitas IKU (Exact, Proxy, Activity) IKU yang dapat diisi dengan memilih salah satu pilihan yang ada pada dropdown list dengan cara menekan tanda anak panah yang terdapat pada sisi sebelah kanan kotak yang sedang dipilih
7
Diisi dengan tingkat kendali atas IKU (Degree of Controllability)(High, Moderate, Low) yang dapat diisi dengan memilih salah satu pilihan yang ada pada dropdown list dengan cara menekan tanda anak panah yang terdapat pada sisi sebelah kanan kotak yang sedang dipilih
8 merupakan kolom bobot IKU yang telah diotomasi sehingga secara otomatis akan muncul jika kolom (8) dan (9), kolom validity dan Controlability telah terisi 9 merupakan kolom bobot tertimbang yang telah diotomasi sehingga secara otomatis akan muncul jika kolom (8) dan (9), kolom validity dan Controlability telah terisi
10
Diisikan target capaian IKU, kolom ini dapat diisi dengan format bebas namun harus disesuaikan dengan target dan realisasi pada periode yang sama. Dua kolom ini juga harus memiliki format penulisan dan satuan yang sama agar mendapatkan perhitungan yang benar. Jika kolom target diisi dengan menggunakan %, maka kolom realisasi juga harus menggunakan % dan jika kolom target diisi dengan menggunakan satuan milyar, maka kolom realisasi harus diisi dengan menggunakan satuan milyar juga
11
Diisikan dengan capaian realisasi IKU, kolom ini dapat diisi dengan format bebas namun harus disesuaikan dengan target dan realisasi pada periode yang sama. Dua kolom ini juga harus memiliki format penulisan dan satuan yang sama agar mendapatkan perhitungan yang benar. Jika kolom target diisi dengan menggunakan %, maka kolom realisasi juga harus menggunakan % dan jika kolom target diisi dengan menggunakan satuan milyar, maka kolom realisasi harus diisi dengan menggunakan satuan milyar juga
12 kolom yang berisi keterangan satuan dari kolom (10) dan (11) yaitu kolom target dan kolom realisas 13
Kolom (13) adalah kolom yang berisi indeks capaian IKU. Kolom ini telah diotomasi sehingga secara otomatis akan terkalkulasi dan muncul jika kolom (4), (10) dan (11) yaitu kolom polarisasi, kolom target, dan kolom realisasi telah terisi
14
Kolom (14) adalah kolom yang berisi tentang keterangan warna capaian IKU. Kolom ini juga telah diotomasi sehingga akan muncul secara otomatis jika kolom (13) yaitu kolom indeks capaian telah terisi
15 Kolom (15) adalah kolom keterangan yang dapat diisi dengan format bebas yang didalamnya merupakan keterangan dari capaian IKU khususnya untuk IKU yang berwarna abu-abu Keterangan:
Pengisian format CKP dapat dimulai dari judul/header sampai dengan tabel dibawahnya yang berisi sebanyak 15 kolom. Beberapa kolom yang ada telah diotomasi sehingga tidak perlu diisi
Beberapa kotak yang ada dalam format CKP dan semua kolom yang telah diotomasi telah diprotect demi
keamanan dan untuk menghindari human error atau kesalahan yang tidak disengaja yang akan mempengaruhi formula dan perhitungan nilai capaian IKU anda atau nilai CKP yang anda peroleh yang dapat merugikan
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
Jika realisasi IKU anda tidak ada karena capaiannya tidak dapat dihitung atau periode pelaporannya belum memenuhi, pada kolom reaisasi dapat diisi "N/A" agar IKU tersebut dapat dikeluarkan dari hitungan dan tidak mempengaruhi nilai sasaran strategisnya
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
Lampiran III.b Nota Dinas Kabag OTL Nomor:ND- /PB.11/2013
Tanggal: Februari 2013
Perhitungan Capaian Kinerja Tanpa Peta Strategi
No Nama IKU Jenis
IKU Validitas Controlability Bobot IKU
Bobot
Tertimbang Polarisasi
Periode
Pelaporan Target Realisasi
Indeks Capaian
Bobot
Variabel Nilai Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) CKP 0.00% Atasan Langsung, (Jabatan Pejabat Penilai)
Nama... NIP ...
Keberatan atas Penilaian CKP YA / TIDAK *)
*) Coret yang tidak perlu
Menerima Hasil Penilaian (Jabatan Pejabat yang Dinilai)
Nama ... NIP ...
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
Petunjuk Pengisian Format Capaian Kinerja Pegawai (CKP) bagi yang tidak
mempunyai peta strategi :
1 Nomer urut indikator kinerja utama. Kolom nomer ini tidak perlu diisi karena telah diotomasi sehingga secara otomatis akan muncul ketika kolom (2) atau (3), kolom kode IKU atau nama IKU telah terisi. 2 Diisikan nama IKU
3 kolom jenis IKU yang dapat diisi dengan salah satu pilihan pada list yang tersedia 4
Diisikan tingkat validitas IKU (Exact, Proxy, Activity) IKU yang dapat diisi dengan memilih salah satu pilihan yang ada pada dropdown list dengan cara menekan tanda anak panah yang terdapat pada sisi sebelah kanan kotak yang sedang dipilih
5
Diisi dengan tingkat kendali atas IKU (Degree of Controllability)(High, Moderate, Low) yang dapat diisi dengan memilih salah satu pilihan yang ada pada dropdown list dengan cara menekan tanda anak panah yang terdapat pada sisi sebelah kanan kotak yang sedang dipilih
6
Kolom (6) adalah kolom bobot IKU. Kolom ini telah diotomasi jadi secara otomatis akan terisi jika kolom (4) dan (5) telah terisi. Untuk IKU non-cascading, kolom ini akan otomatis berubah warna menjadi hitam dan tidak ada bobotnya karena IKU non-cascading tidak menggunakan pembobotan IKU
7
Kolom (7) adalah kolom bobot IKU tertimbang. Kolom ini telah diotomasi sehingga akan secara otomatis terisi jika kolom (6) telah terisi. Untuk IKU non-cascading kolom ini juga akan langsung terisi jika kolom (3) yaitu kolom jenis IKU telah terisi. Untuk mengetahui kebenaran perhitungan bobot, dapat
dijumlahkan semua bobot pada setiap jenis cascading dan harus berjumlah 100% masing-masingnya. 8
Kolom (8) adalah kolom polarisasi. Kolom tersebut dapat diisi dengan cara memilih salah satu pilihan yang telah tersedia dalam list. Dua kolom ini harus diisi selain untuk memberikan informasi untuk IKU tapi juga akan berpengaruh terhadap perhitungan capaian IKU yang telah diotomasi
9
Kolom (9) adalah periode pelaporan. Kolom tersebut dapat diisi dengan cara memilih salah satu pilihan yang telah tersedia dalam list. Dua kolom ini harus diisi selain untuk memberikan informasi untuk IKU tapi juga akan berpengaruh terhadap perhitungan capaian IKU yang telah diotomasi.
10
Diisi dengan target yang telah ditetapkan dalam Kontrak Kinerja. Kolom ini dapat diisi dengan format bebas namun harus disesuaikan dengan target dan realisasi pada periode yang sama. Kolom ini juga harus memiliki format penulisan dan satuan yang sama agar mendapatkan perhitungan yang benar. Jika kolom target diisi dengan menggunakan %, maka kolom realisasi juga harus menggunakan % dan jika kolom target diisi dengan menggunakan satuan milyar, maka kolom realisasi harus diisi dengan menggunakan satuan milyar juga
11
Diisi dengan realisasi. Kolom ini dapat diisi dengan format bebas namun harus disesuaikan dengan target dan realisasi pada periode yang sama. Kolom ini juga harus memiliki format penulisan dan satuan yang sama agar mendapatkan perhitungan yang benar. Jika kolom target diisi dengan menggunakan %, maka kolom realisasi juga harus menggunakan % dan jika kolom target diisi dengan menggunakan satuan milyar, maka kolom realisasi harus diisi dengan menggunakan satuan milyar juga
12
Kolom (12) adalah kolom indeks capaian IKU. Kolom ini telah diotomasi sehingga akan secara otomatis muncul jika kolom (8), (10), dan (11) yaitu kolom polarisasi, kolom target, dan kolom realisasi telah terisi dengan benar. Jika salah satu dari 3 kolom tersebut belum terisi atau telah terisi tapi masih salah, maka perhitungan indeks capaian ini juga tidak akan terisi dengan benar atau akan muncul notifikasi
13
Kolom (13) adalah kolom bobot variabel. Kolom ini telah diotomasi sehingga akan secara otomatis muncul nilainya jika kolom (3) yaitu kolom jenis IKU telah terisi. Apabila dalam suatu Kontrak Kinerja jenis IKU-nya hanya satu (IKU Cascading semua atau non Cascading semua), maka format CKP ini dapat tetap dipakai, dan secara otomatis nilai bobot variabel akan menjadi 100 %. Demikian juga apabila dalam kontrak tersebut ada dua jenis IKU, namun salah satu jenis IKU nilainya tidak dapat dihitung semua (realisasi = N/A), maka bobot variabel untuk jenis IKU yang lain juga otomatis akan menjadi 100 %
(misalnya IKU cascading realisasinya kebetulan N/A semua, maka bobot variable untuk IKU non Cascasing akan menjadi 100 %)
D:\ND\Penilaian Kinerja Semester II\Pelaksanaan Penilaian Kinerja Semester II 2012 untuk PDF.docx
14
Kolom (14) adalah kolom indeks capaian terboboti yang diperoleh dari perkalian antara kolom (7), (12), dan (13) yaitu kolom bobot tertimbang, kolom indeks capaian, dan kolom bobot variabel. Kolom ini telah diotomasi sehingga akan secara otomatis muncul nilainya jika kolom (7), (12), dan (13) tersebut telah terisi
15 Kolom (17) adalah kolom keterangan yang dapat diisi dengan format bebas yang didalamnya merupakan keterangan dari capaian IKU khususnya untuk IKU yang berwarna abu-abu Keterangan:
Pengisian format CKP dapat dimulai dari judul/header sampai dengan tabel dibawahnya yang berisi
sebanyak 15 kolom. Beberapa kolom yang ada telah diotomasi sehingga tidak perlu diisi
Beberapa kotak yang ada dalam format CKP dan semua kolom yang telah diotomasi telah diprotect demi
keamanan dan untuk menghindari human error atau kesalahan yang tidak disengaja yang akan mempengaruhi formula dan perhitungan nilai capaian IKU anda atau nilai CKP yang anda peroleh yang dapat merugikan
Jika realisasi IKU anda tidak ada karena capaiannya tidak dapat dihitung atau periode pelaporannya belum memenuhi, pada kolom reaisasi dapat diisi "N/A" agar IKU tersebut dapat dikeluarkan dari hitungan dan tidak mempengaruhi nilai sasaran strategisnya
Lampiran IV Nota Dinas Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor: ND- /PB.1/2013
Tanggal Februari 2013
FORMAT LAPORAN NILAI KINERJA PEGAWAI
Data Pegawai
Nama Pegawai
:
s
NIP
:
s
Jabatan
:
s
Unit Kerja
:
s
Periode Penilaian Pegawai :
s
-
.
Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
Nilai Perilaku
Nilai Kinerja Pegawai
Komponen
Nilai
Bobot
Nilai Setelah
Dibobot
CKP
Perilaku
Nilai Kinerja Pegawai
Catatan dan Rekomendasi Hasil Nilai Kinerja Pegawai
Ss
Atasan Langsung Pegawai
Pegawai
Pengelola KinerjaPegawai
...(Nama)
...(NIP)
...(Nama)
...(NIP)
...(Nama)
...(NIP)
.../.../2012
.../.../2012
.../.../2012
Tabel Penghitungan CKP
Lampiran ND Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor: ND- /PB.1/2013
Tanggal: Februari 2013
Laporan Monitoring Pelaksanaan Penilaian Kinerja pada Aplikasi Pengelolaan Kinerja
Unit...
No Unit Kerja Kemenkeu-Two
Kemenkeu-Three Kemenkeu-Four Kemenkeu-Five SH SD SH SD SH SD SH SD 1 Bagian/Subdit …………..……….
a.
Subbag/Seksi ………..b.
Subbag/Seksi ………. c. Subbag/Seksi ……….d.
Subbag/Seksi ………… 2 Bagian/Subdit …………..……….c.
Subbag/Seksi ………..d.
Subbag/Seksi ………. c. Subbag/Seksi ……….e.
Subbag/Seksi ………… 3 Bagian/Subdit …………..……….a.
Subbag/Seksi ………..b.
Subbag/Seksi ……….c.
Subbag/Seksi ……….d.
Subbag/Seksi ………… 4 ……….. JUMLAH Keterangan:SH :Jumlah pejabat yang seharusnya melakukan penilaian kinerja pada Aplikasi Pengelolaan Kinerja SD :Jumlah pejabat yang sudah melakukan penilaian kinerja pada Aplikasi Pengelolaan Kinerja
Sub MKO/Mitra MKO
Nama ... NIP ...
Lampiran I Nota Dinas Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor: ND- /PB.1/2013
Tanggal Februari 2013
Frequently Asked Questions
No Topik
Pertanyaan
Jawaban
1) Kontrak
Kinerja Seorang pejabat mutasi ke tempat lain, lalu seorang pejabat lainnya ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt). Apakah diperbolehkan seseorang menandatangani kontrak kinerja sebagai Plt.?
Setiap pejabat yang ditunjuk sebagai Plt. diwajibkan menandatangi kontrak kinerja jabatan tersebut. Sehingga pejabat tersebut akan memiliki 2 (dua) kontrak kinerja, yaitu kontrak kinerja reguler dan sebagai Plt. Hal ini diatur dalam KMK 454/KMK.01/2011.
2) Capaian
IKU Bagaimana penghitungan CKP untuk pejabat sebagai Plt.? Mengingat pejabatPlt memiliki dua Kontrak Kinerja (kontrak kinerja reguler dan sebagai Plt)
Plt. bertanggung jawab atas sisa target sejak periode mutasi (triwulan II, III atau IV) hingga akhir tahun.
Dasar penetapan target adalah serah terima Kontrak Kinerja yang berisikan realisasi IKU dari pihak pertama kepada pihak kedua. Formulir yang digunakan mengacu pada Formulir IIb dalam KMK 454/KMK.01/2011.
3) Capaian
IKU Bagaimana untuk IKU yang ditetapkan jika tidak ada capaiannya?
Misal IKU ditetapkan triwulanana, dengan target masing-masing 20%. Namun sampai pada periode
pelaporannya (misal Q1) tidak ada capaian untuk IKU ini. Ketidaktercapaian tersebut bukan disebabkan
kesalahan/kelalaian pegawai tetapi pekerjaan berdasarkan IKU sedang tidak ada dalam periode tersebut.
1. Salah satu karakteristik IKU adalah dalam SMART-C adalah agreeable, sehingga ada kesepakatan atas penetapan kontrak kinerja pemilik IKU dan atasannya. Seharusnya sebelum kontrak kinerja ditetapkan harus disepakati terlebih dahulu apakah IKU itu dapat dilaksanakan atau tidak. Jika tidak dapat dilaksanakan tidak perlu dipaksakan untuk dijadikan IKU.
2. Apabila sudah terlanjur dikontrakkinerjakan dan ternyata tidak dapat diukur karena tidak ada pelaksanaan atas IKU itu, maka data capaian dikosongkan saja (tidak usah diisi n/a karena hanya bisa diisi dengan angka), nanti secara otomatis aplikasi tidak memperhitungkan IKU ini.
4) Capaian
IKU Seorang pelaksana telah menandatangani Kontrak Kinerja pada bulan Maret 2012 yang berisikan IKU terkait tugas sehari-hari di kantor. Sedangkan selama bulan Januari - Juni 2012 pegawai tersebut harus mengikuti diklat persiapan tugas belajar (beasiswa) ke Luar Negeri. Bagaimana pelaporan capaian IKU triwulan I & II?
Kontrak Kinerja yang seharusnya ditandatangani oleh pegawai tersebut adalah terkait diklat persiapan tugas belajar. Jika dalam periode Januari-Juni pegawai tersebut mengikuti diklat, maka kinerja periode tersebut diukur dari kegiatan diklat tersebut.
Apabila pegawai tersebut lulus diklat, maka capaian kinerjanya adalah 100%, jika tidak lulus maka capaian kinerjanya adalah 0%.
5) Capaian
IKU Bagaimana penilain dari aplikasi jika seorang pelaksana hanya punya kontrak kinerja cascade atau non cascade saja. Apakah dia nilai nya jadi 70% atau 30% saja dan akan menjadi merah terus?
Bobot antara IKU cascading dan IKU non-cascading berlaku untuk pejabat struktural yang tidak memiliki peta strategi. Sedangkan untuk pejabat fungsional dan pelaksana sistem pembobotan diatur oleh masing-masing unit eselon I. Apabila tidak ada pengaturan oleh pimpinan unit eselon I, maka untuk pejabat dan pelaksana wajib menggunakan bobot rata-rata untuk semua IKU tanpa menggunakan bobot validitas maupun bobot variabel.
No Topik
Pertanyaan
Jawaban
6) Inisiatif
Strategis Apa yang dilakukan ketika belum menentukan IS padahal IKU dan targetnya sudah ditentukan, apakah ada dampak terhadap keseluruhan proses?
IS (Inisiatif Strategis) disusun bagi unit organisasi yang memiliki peta strategi.
Setelah penetapan peta strategi, SS, IKU dan target dan jika terdapat IKU dan target yang menantang perlu ditetapkan IS sebagai kegiatan atau inisiatif baru untuk mencapai SS atau IKU tersebut.
Jika saat ini belum terdapat IS dalam Kontrak Kinerja, maka dalam aplikasi tidak perlu mengisi kolom IS, hal ini tidak akan menganggu keseluruhan proses. Namun, hal ini perlu menjadi perhatian pada penyempurnaan IKU pada tahun 2013.
7) Capaian
IKU Penghitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) didahului dengan penghitungan Nilai Kinerja Perspektif (NKp). Jika, seluruh IKU dalam perspektif tersebut belum mencapai waktu pelaporan, sehingga perspektif tersebut berwarna abu-abu, bagaimana perlakuan dalam menghitung NKO?
Total bobot untuk menghitung NKO adalah 100%. Maka, agar total bobot dalam perspektif yang dilaporkan adalah 100%, seluruh perspektif yang dilaporkan harus kembali dilakukan pembobotan tertimbang agar total bobot sebesar 100%. Bobot inilah yang akan digunakan ketika menghitung NKp.
8) Kontrak
Kinerja Ada pekerjaan tertentu yang tidak masuk dalam IKU Organisasi dan tidak pernah dilaporkan dalam laporan pencapaian IKU (tiga bulanan), Bagaimana untuk
mengakomodasi pekerjaan tersebut?
Pekerjaan tersebut bisa dimasukkan sebagai IKU individu. Pelaporan setiap 3 bulan tersebut adalah IKU yang terkait dengan unit organisasi. Tidak semua IKU Kepala Kantor harus diturunkan kepada seluruh pelaksana, atau tidak semua pekerjaan di unit tersebut dijadikan IKU Kepala Kantor
9) Kontrak
Kinerja Ketika ada eselon IV merangkap jabatan eselon IV yang lain, IKU manakah yang harus dipentingkan?
Semua IKU ditandatangani, baik IKUnya sendiri maupun IKU eselon IV yang dirangkapnya. Pengukuran tetap dilakukan terhadap kedua IKU tersebut, namun untuk nilai capaian IKU yang dipakai adalah yang paling tinggi.
10) Kontrak
Kinerja Ada seorang pelaksana Subbagian Umum merangkap sebagai
Penilai/Pejabat Lelang, untuk penandatanganan KK ada di Subbagian Umum, sedang pelaksanaan pekerjaan Penilai/Pejabat Lelang dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas. Apakah ketika penandatangan KK
Kemenkeu V bisa
menambahkan IKU yang bukan merupakan tugas fungsinya sebagai pelaksana Subbagian Umum?
Pekerjaan tambahan (diluar tugas fungsi) bisa ditambahkan dalam IKU (yang biasanya disebut sebagai IKU adhoc), asalkan mendapatkan persetujuan dengan atasan langsung dimana dia definitif ditempatkan dan dapat mendukung kinerja organisasi secara keseluruhan
11) Capaian
IKU Seorang pelaksana yang IKUnya sebenarnya di bagaian Kepegawaian namun kenyataannya lebih banyak mengerjakan tugas lain (diperbantukan). Hal tersebut menyebabkan capaian IKUnya menjadi
Solusinya adalah pegawai tersebut dipindahkan. Hal tersebut adalah kesalahan penempatan. Jika seorang pegawai
mempunyai IKU dan urjab yang berbeda dan menyebabkan IKUnya rendah hal tersebut dapat diminimilisir dengan penilaian perilaku.
No Topik
Pertanyaan
Jawaban
jelek, Bagaimana jalankeluarnya?
12) Kontrak
Kinerja Kontrak kinerja dianggap sebagai kontrak atasan dan bawahan, mengapa tugas belajar harus membuat kontrak kinerja?
Pada prinsipnya, pegawai yang bekerja di kantor dan menjalani tugas belajar sama-sama terikat tanggung jawab sesuai peraturan yang berlaku di instansinya. Salah satunya adalah terikat dalam kontrak kinerja pegawai. Untuk
pelaporan kinerjanya pegawai tugas belajar bisa mengirimkan surat keterangan dari universitasnya.
13) Kontrak
Kinerja Penandatanganan KK Tugas Belajar antara siapa dan siapa dan periodenya kapan?
Penandatanganan KK Tugas Belajar adalah antara pelaksana yang melaksanakan Tugas Belajar dan atasannya (definitif ditempatkan). Periodisasi KK Tugas Belajar sama yaitu 1 tahun.
14) Capaian
IKU IKU persentase penyelesaian penyusunan pelaporan ditargetkan 100%, sementara ada beberapa laporan kami, yang penyelesaiannya bukan seluruhnya di unit kami. Keterlambatan penyelesaian oleh unit lain, mengakibatkan penyelesaian laporan,
sehingga capaian kami merah. Bagaimana solusi untuk IKU tersebut?
Karena masih ada pengaruh unit lain, makanya antar pegawai harus tercipta sinergi. Pembuatan laporan juga harus dikomunikasikan bahwa laporan unit lain
terlambat, maka akan mempengaruhi laporan kita. Targetnya kenapa laporan itu harus 100%, karena pelaporan itu memang harus sesuai waktu. maka inilah memang laporan itu harus sesuai dengan waktu/tepat waktu. Cara mengukur IKU bisa dibatasi sesuai dengan tanggungjawabnya. Sebenarnya untuk penyusunan laporan, itu bisa lebih dari 100%, itu caranya dengan menggunakan indeks, yaitu indeks persentase
penyelesaian penyusunan laporan tepat waktu. Indeks bisa menggunakan range 1-5 atau 1-10, yang dibagi berdasarkan ketepatan waktu sesuai SOP
15) Kontrak
Kinerja Bagaimana kontrak kinerja untuk seorang supir?
Untuk pelaksana khusus, lebih baik dibuatkan kontrak kinerja yang dapat diukur oleh usernya (pengguna jasa supir tersebut), sehingga dapat mengukur tingkat kepuasan user terhadap kinerja supir tersebut.
16) Capaian
IKU Mohon bantuan untuk menindaklanjuti permintaan user untuk melakukan koreksi atas perhitungan manual Capaian IKU yang telah disusun oleh user (format terlampir).
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK-454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan (halaman 55), dapat kami sampaikan bahwa:
a) Perhitungan capaian kinerja bagi pejabat atau
pegawai yang tidak memiliki peta strategi didasarkan pada capaian IKU pada kontrak kinerja.
b) IKU dalam kontrak kinerja terdiri dari dua komponen
yaitu:
(1) IKU cascading; dan (2) IKU non-cascading
c) Ketentuan tentang pembobotan kedua komponen
adalah sebagai berikut:
Jenis IKU Bobot IKU Bobot Variabel IKU cascading Berdasarkan bobot IKU berdasarkan konsolidasi validitas 70% IKU non-cascading Berdasarkan rata-rata bobot dari jumlah total IKU non-cascading
No Topik
Pertanyaan
Jawaban
Bobot antara IKU cascading dan IKU Non-Cascading berlaku untuk pejabat struktural yang tidak memiliki peta strategi. Sedangkan untuk pejabat fungsional dan pelaksana sistem pembobotan diatur oleh masing-masing pimpinan unit eselon I. Apabila tidak ada pengaturan oleh pimpinan unit eselon I, maka untuk pejabat fungsional dan pelaksana wajib menggunakan bobot rata-rata untuk semua IKU tanpa menggunakan bobot validitas maupun bobot variabel.
Sesuai dengan aturan di atas, apabila Direktur Jenderal
Perbendaharaan tidak mengatur lebih lanjut mengenai sistem pembobotan bagi pelaksana dan pejabat fungsional, maka sistem pembobotan yang digunakan adalah menggunakan bobot rata-rata untuk semua IKU. Sehingga, contoh cara penghitungan CKP salah satu pelaksana adalah sebagaimana terlampir.
17) Capaian
IKU Kami ingin menanyakan mengenai cara penilaian capaian kinerja bagi pegawai yang dimutasi baik pelaksana maupun pejabat.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai, pada prinsipnya perhitungan Nilai Kinerja Pegawai (NKP) untuk pegawai dan pelaksana adalah sama yaitu rata-rata NKP.
Misal NKP sebelum mutasi kita sebut dengan NKP1, dan NKP setelah mutasi kita sebut NKP2.
NKP=(NKP1 + NKP2)/2
NKP1 dan NKP2 diperoleh dari Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dan Nilai Perilaku (NP) .
NKP1=(CKP1 x bobot CKP) + (NP1 x bobot NP) NKP2=(CKP2 x bobot CKP) + (NP2 x bobot NP) Catatan:
- Bobot CKP dan Bobot NP terdapat dalam KMK 454 (halaman 70) seperti pada tabel dibawah. - NP yang akan digunakan dalam perhitungan
adalah NP pada unit yang terlama atau lama kerja ≥6 bulan.
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan ini, dapat dilihat pada Lampiran KMK halaman 6 atau
sebagaimana terlampir.
Tabel Bobot CKP dan Bobot NP
JABATAN bobot CKP bobot NP
ESELON I 70 30 ESELON II 70 30 ESELON III 70 - 75 25 - 30 ESELON IV 75 - 80 20 - 25 ESELON V 75 - 80 20 - 25 PELAKSANA 75 - 80 20 – 25 FUNGSIONAL 70 - 80 20 – 30
No Topik
Pertanyaan
Jawaban
18) Proses
Bisnis KMK 454/KMK.01/2011 baru ditetapkan tanggal 30 Desember 2011.oleh karena itu untuk IKU tahun 2011, Kantor Pusat kami tidak meminta penghitungan capaian IKU pegawai. Jadi yang dihitung baru pada kinerja organisasi eselon II (eselon III juga belum dihitung).
Karena dasar perhitungan NKP pegawai yang pensiun s.d. 1 Juli tahun
bersangkutan adalah NKP tahun sebelumnya,
sedangkan NKP tahun 2011 belum dilakukan perhitungan, apakah dengan demikian kami harus tetap menghitung NKP tahun 2011?
Jika diharuskan, apakah nilai NP pegawai bersangkutan bisa diabaikan?
Apakah tidak bisa untuk kasus pegawai yang pensiun s.d. Juli 2012, cara
perhitungan NKP disamakan dengan cara penghitungan NKP pegawai yang mutasi sebelum 1 Juli 2012? (dengan mengabaikan nilai NP)
Berdasarkan KMK 454/KMK.01/2011 dapat kami sampaikan bahwa yang disampaikan Bpk Marjanto benar, yakni mengenai dasar penghitungan NKP
pegawai yang pensiun s.d. 1 Juli tahun berjalan, namun mengingat KMK dimaksud tidak berlaku surut, maka NKP tahun 2011 (NKP-1) dianggap tidak berlaku atau tidak dapat digunakan sebagai salah satu dasar
perhitungan NKP pegawai yang akan pensiun s.d. 1 Juli 2012.
Adapun NP pegawai dimaksud, belum dapat dihitung hal ini disebabkan mengingat periode penghitungan NP dilakukan per semester yakni NP yang dihitung untuk semester pertama adalah selama bulan Januari s.d. Juni, sementara NKP pegawai yang akan pensiun harus sudah ditetapkan 1 bulan sebelum pembayaran TKPKN terakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat kami simpulkan bahwa dasar penghitungan NKP untuk
pegawai yang akan pensiun s.d. 1 Juli 2012 adalah CKP yang dihitung dari capaian atas kontrak kinerja sampai 2 (dua) bulan sebelum TMT pensiun, sementara untuk pegawai yang dimutasi s.d. 1 Juli 2012, mekanisme penghitungan NKP-nya tidak dapat disamakan dengan pegawai yang akan pensiun s.d. 1 Juli 2012.
19) Aplikasi Untuk unit yang mempunyai jumlah pelaksana kurang dari 4, aplikasi tidak dapat
mengambil pelaksana dari unit lain.
Pelaksana dimaksud tidak dapat mengajukan evaluator melalui aplikasi. Namun demikian, atasan langsung yang bersangkutan dapat menetapkan evaluator dari seksi lain dalam unit eselon III yang sama melalui profilenya. Mengingat hal tersebut, pelaksana yang tidak memiliki peers dalam 1 seksi dapat mengajukan evaluatornya secara tertulis kepada Kepala Seksi yang bersangkutan untuk dapat ditetapkan. Namun demikian, apabila peers tetap tidak memenuhi kuota yang ditentukan, maka evaluator peers ditentukan sesuai dengan jumlah peers yang ada dengan bobot yang sama apabila peers memenuhi kuota.
Hal tersebut akan menjadi masukan bagi tim pengembang aplikasi.
20) Aplikasi Untuk mutasi internal, apakah bisa diterapkan di aplikasi?
Apabila terjadi mutasi internal, maka yang harus dilakukan adalah membuat kontrak kinerja baru bagi pegawai yang dimutasi, dan untuk nilai perilaku, penilaian dilakukan pada unit terdahulu apabila mutasi internal dilakukan setelah jadwal penilaian perilaku, dan untuk mutasi internal yang dilakukan sebelum jadwal penilaian perilaku tidak perlu dilakukan penilaian perilaku terhadap pegawai tersebut, sementara itu terkait dengan Nilai Kinerja Pegawai (NKP) pegawai yang dimutasi, kontrak kinerja lama harus dihitung capaian kinerjanya untuk digabung dengan capaian kinerja dalam kontrak
No Topik
Pertanyaan
Jawaban
kinerja barunya, namun penggabungan nilai capaian kinerja tersebut tidak dapat diakomodir pada aplikasi dan harus dilakukan secara manual oleh pengelola kinerja organisasi di unit kerja dimana kontrak kinerja tersebut berlaku.
21) Aplikasi Terdapat beberapa pegawai yang di tetapkan
evaluatornya tetapi dengan nama yang sama, dengan kata lain peers dia 4 nama dengan 2 orang orang sama, jadi terdapat satu orang dengan nama yg sama sebagai evaluator
Adanya nama yang sama kemungkinan terjadi karena error, disarankan agar menghubungi Pengelola Kinerja Pegawai pada unit masing-masing untuk dilakukan reset evaluator dan mengulangi proses pengajuan evaluator dari awal;
22) Aplikasi Jika ada satu unit eselon IV nya hanya terdapat satu orang pelaksana sehingga tidak dapat diajukan evaluatornya.
Jika ada satu unit eselon IV nya hanya terdapat satu orang pelaksana, maka untuk evaluator :
a. Evaluator pejabat struktural eselob IV tersebut, dari sisi bawahan hanya 1 orang;
b. Evaluator bagi pelaksana tersebut, diambil dari unit eselon IV lain yang masih dalam 1 eselon III. Pelaksana tersebut tidak dapat mengajukan namanya melalui aplikasi, dan mengajukan evaluator kosong (tanpa nama). Eselon IV yang bersangkutan dapat memilihkan pelaksana dari eselon IV lain sebagai evaluator pada aplikasi. Untuk menjamin hak pengajuan evaluator pelaksana tersebut, maka pelaksana tersebut dapat mengajukan secara tertulis nama-nama pelaksana dari unit eselon IV lain yang masih dalam 1 eselon III kepada pejabat eselon IV-nya.
23) Proses
Bisnis Pada posisi Kabag (Es.III) yang lagi kosong, bagaimana penginputan IKUnya karena bawahan (Es.IV) akan menginput IKU terutama yg Cascade
Pelaksanaan input Kontrak Kinerja bagi pejabat
struktural yang kosong dikoordinasikan oleh Pengelola Kinerja Organisasi yang bersangkutan. Untuk informasi lebih jelasnya dapat mengubungi Bidang Program dan Kegiatan IV, Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan selaku pengelola kinerja organisasi Kementerian Keuangan pada nomor televon (021) 71118649, intern 6139 atau email helpdesk.iku@depkeu.go.id;
24) Aplikasi Kasubbag (Es.IV) yang tidak memiliki bawahan bisa memilih penilai pelaksana dari Subbag lainnya, permasalahannya adalah pada aplikasi, user Kabag (Es.III) ybs tidak dapat memilihkan penilai pelaksana dari Subbag-subbag lain dlm Bagiannya. Bagaimana penginputan dlm aplikasi untuk case dimaksud.
Bagi Eselon IV yang tidak memiliki bawahan, yang bersangkutan tidak dapat memilih dan tidak dapat dinilai oleh evaluator bawahan yang berasal dari Eselon IV lainnya. Sehingga yang bersangkutan hanya dinilai oleh atasan langsung dan peers yang bersangkutan;
25) Proses
Bisnis Pada posisi Kabag (Es.III) yang lagi kosong, bagaimana untuk penilaian perilaku, siapa yg akan menetapkan dan menilai bawahannya (Es.IV).
Untuk pejabat eselon IV yang atasannya (eselon III) kosong, yang bersangkutan dinilai oleh pejabat eselon II di atasnya. Untuk aplikasi, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengganti kolom atasan dengan nama pejabat eselon II pada unit yang bersangkutan.
No Topik
Pertanyaan
Jawaban
26) Aplikasi Kalau pelaksana lalai melakukan pengusulan penilai apakah eselon IV nya tidak bisa melakukan penetapan penilai? Menurut saya seharusnya bisa, mengingat penilaian tersebut wajib dilakukan (terutama jika bawahan atasan langsung tsb hanya 1 orang sehingga tidak bs mengusulkan penilai). Tapi ada kejadian di tempat kami dimana eselon IVnya tidak bisa melakukan penetapan penilai tersebut dikarenakan pelaksananya lalai mengusulkan. Lalu bagaimana berikutnya? mohon pencerahan.
Dalam hal pelaksana tidak menyampaikan usulan evaluator sampai dengan batas waktu yang ditetapkan (semester I tahun 2012 batas akhir tanggal 7 September 2012), atasan langsung yang bersangkutan dapat
langsung menetapkan evaluator bagi pelaksana tersebut. Caranya yaitu :
- atasan langsung membuka aplikasi dan memilih menu “Penilaian”;
- selanjutnya memilih sub menu “Penetapan Penilai”. Pada saat membuka sub menu tersebut, akan keluar nama seluruh pelaksana yang berada dibawahnya. Bagi pelaksana yang belum mengajukan evaluator sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, pasa kolom “Status” (paling akhir) akan berisi keterangan tidak mengajukan;
- selanjutnya klik nama Pelaksana dimaksud.
27) Aplikasi Banyak teman yang meminta
untuk direset
evaluatornya,apa syarat
untuk mereset evaluator/sejauh mana
evaluator bisa direset?
Pada dasarnya setelah seseorang mengajukan evaluator, yang bersangkutan tidak dapat merubah usulah tersebut. Oleh karena itu, pada aplikasi diberikan warning pada saat akan mengajukan evaluator.
Reset evaluator dapat dilakukan apabila karena suatu hal evaluator yang telah ditetapkan oleh atasan langsung ternyata tidak bisa melaksanakan penilaian, misalkan karena kecelakaan, dll.
28) Aplikasi Dalam hal di suatu seksi hanya ada satu pelaksana bagaimana pelaksana tersebut memilih evaluator karena dalam aplikasi tidak ada daftar evaluator dari seksi lain?
Pelaksana dimaksud tidak dapat mengajukan evaluator melalui aplikasi. Namun demikian, atasan langsung yang bersangkutan dapat menetapkan evaluator dari seksi lain dalam 1 eselon III. Oleh karena itu, pelaksana yang tidak memiliki peers dalam 1 seksi dapat mengajukan evaluatornya secara tertulis kepada Kepala Seksi yang bersangkutan. Hal tersebut akan menjadi masukan bagi tim pengembang aplikasi.
29) Aplikasi Ini berkaitan dengan mutasi intern pelaksana di pertengahan tahun,pada awalnya pegawai tersebut saat login pada profil atasan langsungnya adalah di seksi baru, oleh karena di semester I ybs di seksi lama kemudian profil (atasan langsungnya) diganti atasan langsung seksi lama,dan sudah dinilai oleh atasan lama, pada saat ybs akan melakukan penilaian ternyata yang muncul di daftar penilainya adalah atasan langsung seksi baru, bagaimana untuk mengganti atasan langsungnya menjadi yang lama?
Untuk kejadian sebagimana ibu sampaikan pada nomor 1 pada saat memperbaharui profil, selain mengganti atasan langsungnya, yang bersangkutan juga harus mengganti unit organisasi yang bersangkutan menjadi seksi dimana yang bersangkutan bekerja pada semester I. Sepanjang yang kami coba, hal tersebut bisa