• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

54   

4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Selama ini PT. ANINDO PUTERA PERKASA menyewa alat angkut truk kecil engkel, truk trailer, dan truk tronton kepada agen penyewaan alat angkut pengiriman barang atau ekspedisi. Biasanya alat angkut truk kecil engkel digunakan untuk mengirim barang ke daerah Jakarta, Bekasi dan Tangerang lalu truk tronton ke daerah Bogor dan Tangerang sedangkan truk trailer ke daerah yang pelanggannya memesan dalam jumlah besar dan untuk mengambil persediaan barang di pelabuhan Tanjung Priuk.

Berikut ini adalah biaya tarif sewa alat angkut :

- Tarif sewa alat angkut dari pelabuhan ke gudang = Rp 40.000/m3

- Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Bogor = Rp. 90.000/m3

- Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Tangerang = Rp. 60.000/m3 - Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Bekasi = Rp. 75.000/m3

*Keterangan : Biaya tersebut sudah termasuk biaya tol, bensin, supir, kenek, parkir, satpam, retribusi dan sebagainya.

Berikut ini adalah kapasitas muatan per alat angkutnya : - Kapasitas muatan Trailer = 20 crate

- Kapasitas muatan Tronton = 10 crate - Kapasitas muatan Truk kecil = 4 crate

*Keterangan : 1 pak mdf = 1 crate = 1,7862 m3

Selama tahun 2008 PT. ANINDO PUTERA PERKASA telah berhasil menjual produknya sebanyak 12.248 m3

(2)

4.1.1 Analisis Biaya Sewa Truk Kecil

Alat angkut truk kecil biasanya digunakan ketika mengantar barang yang muatan kapasitas maksimalnya hanya 4 crate saja dan juga apabila mengantar barang ke daerah yang jalannya tidak memungkinkan untuk dilalui oleh alat angkut yang besar seperti truk tronton dan truk trailer. Biasanya dalam satu hari alat angkut truk kecil melakukan dua kali perjalanan dalam pengiriman barang.

Berikut ini adalah salah satu contoh pengiriman barang dengan menggunakan alat angkut truk kecil yang digunakan untuk mengangkut barang dari gudang yang berlokasi di jalan Daan Mogot ke Bekasi adalah sebagai berikut :

Kapasitas muatan = 4 crate x 1,7862 m3 = 7,1448 m3

Biaya sewa = Rp. 75.000/m3 x 7,1448 m3 = Rp. 535.860

Total biaya sewa untuk setiap alat angkut truk kecil yang berkapasitas 4 crate atau 7,1448 m3 adalah Rp. 535.860 untuk satu kali perjalanan. Biaya sebesar itu sudah termasuk

semua pengeluaran seperti biaya bahan bakar solar, tol, supir, kenek, satpam, parkir, dan biaya selain yang disebut seperti: DLLAJ dan biaya aparat yang lainnya. Sehingga PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak mengeluarkan lagi biaya lain selain biaya sewa tersebut.

4.1.2 Analisis Biaya Sewa Truk Tronton

Alat angkut tronton yang digunakan untuk mengangkut barang dari gudang ke bogor : Muatannya : 10 crate x 1,7862 m3 = 17, 862 m3

Maka biaya sewanya = 90.000/m3 x 17,862 m3 = RP. 1.607.580

Total biaya sewa untuk sewa alat angkut tronton yang akan mengirim barang berkapasitas 10 crate atau 17,862 m3 adalah Rp. 1.607.580 untuk satu kali perjalanan. Di

dalam biaya tersebut sudah termasuk semua anggaran seperti biaya bahan bakar solar, biaya tol, biaya supir, biaya kenek, biaya parkir, biaya satpam, biaya retribusi, biaya PJR, dan

(3)

biaya aparat. Maka dari itu PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak menanggung biaya lagi selain biaya Rp. 1.607.580 tersebut.

4.1.3 Analisis Biaya Sewa Truk Trailer

Alat transportasi trailer yang digunakan untuk mengangkut barang dari pelabuhan ke gudang di jalan daan mogot :

Muatannya = 20 crate x 1,7862 m3 = 35,724 m3

Maka biaya sewanya = Rp. 40.000/m3 x 35,724 m3 = Rp. 1.428.960

Total biaya sewa untuk alat angkut trailer yang akan mengirim barang berkapasitas 20 crate atau 35,724 m3 adalah sebesar Rp. 1.428.960 yang dimana biaya tersebut untuk satu kali

perjalanan. Adapun di dalam biaya tersebut sudah menanggung semua biaya seperti biaya tol, biaya bahan bakar solar, biaya supir, biaya kenek, biaya retribusi, biaya PJR, biaya parkir, biaya satpam, dan biaya aparat. Sehingga PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak perlu mengeluarkan biaya lagi selain biaya Rp. 1.428.960 tersebut.

4.2 Kelayakan Pembelian Alat Angkut Baru Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA 4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Berikut ini adalah Data Penjualan PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode 2004 – 2008 : Tabel 4.1

Data Penjualan Berdasarkan Jumlah Pelanggan, Jumlah Kubikasi, dan Jumlah Omset Periode tahun 2004-2008

Tahun Jumlah Pelanggan Jumlah Kubikasi Omset (Dalam Rupiah)

2004 78 14.611 m3 Rp. 34.335.572.310

(4)

2006 57 15.685 m3 Rp. 46.761.634.926

2007 55 9.859 m3 Rp. 29.379.673.274

2008 46 12.668 m3 Rp.37.810.311.976

Sumber : PT. ANINDO PUTERA PERKASA

Berikut ini adalah tabel perkembangan jumlah pelanggan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 – 2008 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Pelanggan PT. ANINDO PUTERA PERKASA

Tahun Jumlah Pelanggan Perkembangan Prosentase

Perkembangan 2004 78 - - 2005 63 -15 -19,23 % 2006 57 -6 -9,52 % 2007 55 -2 -3,51 % 2008 46 -9 -16,36 % Rata-rata 59,8 -8 -12,15 %

Sumber : Data Diolah

Dari perkembangan jumlah pelanggan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode 2004 – 2008 tersebut terlihat bahwa dari tahun antara tahun 2004 ke 2005 yang mengalami penurunan jumlah pelanggan yang paling signifikan karena banyak pelanggan yang menutup usahanya karena semakin kerasnya persaingan yang terjadi saat itu dan harga jual produk MDF yang mengalami kenaikan cukup signifikan sehingga membuat para pelanggan yang

(5)

semuanya bukan hanya perusahaan besar tapi ada juga yang merupakan perusahaan kecil yang memilih untuk menutup usahanya dibanding terus bertahan melawan perusahaan yang sudah besar.

Berikut ini adalah tabel perkembangan jumlah kubikasi penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 – 2008 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Perkembangan Jumlah Kubikasi

Tahun Jumlah Kubikasi Perkembangan Prosentase

Perkembangan 2004 14.611 m3 - - 2005 12.537 m3 -2074 -14,19 % 2006 15.685 m3 3148 25,10 % 2007 9.859 m3 -5826 -37,14 % 2008 12.668 m3 2809 28,48 % Rata-rata 13.072 m3 -485,75 -0,43 %

Sumber : Data Diolah

Dari perkembangan jumlah kubikasi penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 – 2008 tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2006 – 2007 yang mengalami perkembangan secara cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh produk kayu solid pada saat itu sehingga produk MDF menjadi alternatif pilihannya. Selain karena proses produksinya membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan produk kayu solid yang sudah

(6)

sulit didapat karena faktor pelarangan tebang juga yang sudah mulai diterapkan lalu secara harga jual juga produk MDF tidak kalah bersaing.

Berikut ini adalah tabel perkembangan omset hasil penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 – 2008 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.4

Perkembangan Omset Hasil Penjualan Tahun Omset (Dalam Rupiah) Perkembangan Prosentase Perkembangan 2004 34.335.572.310 - - 2005 33.725.251.094 -610.321.216 -1,77 % 2006 46.761.634.926 13.036.383.832 38,65 % 2007 29.379.673.274 -17.381.961.652 -37,17 % 2008 37.810.311.976 8.430.638.702 28,69 % Rata-rata 36.402.488.716 868684916,5 7,1 %

Sumber : Data Diolah

Dari perkembangan omset penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 -2008 tersebut dapat terlihat bahwa terjadi perkembangan yang paling signifikan pada tahun 2005 – 2006 yaitu sebesar 38,65 % dimana lebih besar dibanding tahun-tahun yang lainnya namun ketika di tahun 2004 - 2005 perkembangannya hanya -1,77 % , hal ini dikarenakan menurunnya penjualan dan berkurangnya pelanggan pada periode tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan omset pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA.

(7)

Kenaikan harga jual yang cukup signifikan pada periode 2004 – 2005 tersebut juga mempengaruhi perkembangan omset yang terjadi saat itu.

Berikut ini adalah tabel perkembangan harga jual MDF per m3 pada PT. ANINDO PUTERA

PERKASA periode tahun 2004 – 2008 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.5

Perkembangan Harga Jual Produk Mdf

Tahun Harga Jual

(Dalam Rupiah) Perkembangan Prosentase Perkembangan 2004 2.350.000 - - 2005 2.690.000 340.000 14,46 % 2006 2.980.000 290.000 10,78 % 2007 2.980.000 0 0 2008 2.980.000 0 0 RATA – RATA 2.796.000 157.500 6,31 %

Sumber : Data Diolah

Dari perkembangan harga jual MDF per m3 pada PT.ANINDO PUTERA PERKASA

periode tahun 2004 – 2008 tersebut dapat terlihat bahwa adanya kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2004 ke tahun 2005 yaitu sebesar 14,46 % namun dari tahun 2006 – 2008 harga jual tetap karena tidak adanya kenaikan harga namun ketika harga jual naik memang jumlah pelanggan mengalami penurunan pada setiap tahunnya tapi tidak penjualan yang masih naik turun pada periode 2004 – 2008 tersebut.

(8)

Berikut ini adalah hasil proyeksi omset penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA di masa lima tahun yang akan datang periode 2010 – 2014 dengan menggunakan metode time series (lihat lampiran) yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Proyeksi Omset Penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA di masa lima tahun yang akan datang periode 2010-2014

Tahun Hasil Proyeksi (Dalam Rupiah)

2010 37.922.149.010 2011 38.530.013.128 2012 39.137.877.246 2013 39.745.741.364 2014 40.353.605.482

Sumber : Data Diolah

Berikut ini adalah proyeksi jumlah penjualan kubikasi MDF pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA menurut perusahaan di masa lima tahun yang akan datang periode tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Proyeksi Jumlah Kubikasi Penjualan Produk MDF periode 2010-2014

Tahun Hasil Proyeksi Dalam Jumlah Rupiah

2010 10.800 m3 Rp. 32.184.000.000

2011 11.400 m3 Rp. 33.972.000.000

(9)

2013 12.600 m3 Rp. 37.548.000.000

2014 14.000 m3 Rp. 41.720.000.000

Sumber : Data Diolah

Pada tahun 2010 penjualan diproyeksikan mengalami penurunan yang disebabkan oleh keadaan dan situasi politik yang belum stabil yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keadaan ekonomi serta dampak krisis global yang melanda sejak tahun 2008.

Pada tahun 2011 penjualan diproyeksikan mengalami sedikit peningkatan karena keadaan ekonomi yang sudah mulai pulih, nilai mata uang rupiah menguat dan begitu pula dengan stabilitas politik Negara Indonesia.

Kemudian pada tahun 2012 penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar 12.000 m3 disebabkan oleh produksi kayu

solid yang semakin sulit dan adanya pelarangan tebang sehingga proses penanaman kembali membutuhkan waktu yang lama yang menimbulkan tingginya permintaan yang disebabkan oleh booming properti yang sudah mulai terjadi.

Pada tahun 2013 diproyeksikan penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA mengalami peningkatan dikarenakan produk MDF sudah menjadi alternatif pilihan utama akibat dari sulitnya memperoleh produk kayu solid yang dimana kebutuhan pasar semakin meningkat sehingga produk MDF menjadi pilihan yang efisien dan efektif bagi perusahaan.

Pada tahun 2014 diproyeksikan penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun yang sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman yang semakin maju yang dimana pembangunan properti semakin meningkat sehingga kebutuhan akan produk MDF juga menjadi tinggi.

(10)

4.2.2 Analisis Aspek Operasi

4.2.2.1 Analisis Proses Sewa Alat Angkut Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Pelanggan atau konsumen memesan barang kepada perusahaan kemudian perusahaan mengecek persediaan barang ke gudang apabila persediaan di gudang tidak mencukupi atau sedang kosong maka perusahaan melakukan pemesanan ke produsen yaitu PT. SUMALINDO Tbk. Kemudian setelah itu perusahaan menelepon ke agen penyewaan alat angkut truk melakukan konfirmasi atas penyewaan tersebut dengan memberikan jadwal pengiriman, memberitahukan jumlah kapasitas muatannya, memilih jenis alat angkut yang akan disewanya seperti truk kecil, truk tronton atau truk trailer dan memberitahukan tujuan pengiriman barang tersebut. Kemudian perusahaan akan mengkonfirmasikan pengiriman barang tersebut kepada si pelanggan. Kemudian pihak pelanggan akan melakukan transaksi pembayaran ke perusahaan sehingga perusahaan juga dapat melakukan transaksi pembayaran ke agen penyewaan alat angkut sebelum melakukan pengiriman barang tersebut.

Gambar 4.1 Proses Sewa Alat Angkut Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Sumber : PT. ANINDO PUTERA PERKASA

Konsumen atau Pelanggan PT.  ANINDO PUTERA PERKASA PT. SUMALINDO Tbk. Agen  Penyewaan  Alat Angkut  PT.  ANINDO PUTERA PERKASA

(11)

4.2.2.2 Analisis Proses Pengiriman Barang PT. ANINDO PUTERA PERKASA Dengan Alat Angkut Milik Sendiri

Pelanggan atau konsumen memesan barang kepada perusahaan kemudian perusahaan mengecek persediaan barang ke gudang apabila persediaan di gudang tidak mencukupi atau sedang kosong maka perusahaan melakukan pemesanan ke produsen yaitu PT. SUMALINDO Tbk. Kemudian perusahaan mengecek dan mengatur jadwal pengiriman, menggunakan alat angkut apa yang akan digunakan untuk mengirim barang ke tujuan dengan jumlah kapasitas tersebut. Kemudian setelah itu bagian administrasi perusahaan membuat memo yang akan ditandatangani oleh manajer operasional agar dapat segera melakukan transaksi dengan pelanggan tersebut sehingga pengiriman barang bisa segera dilaksanakan.

1. Keterangan kebutuhan akan supir dan kenek pada masing-masing alat angkut apabila PT. ANINDO PUTERA PERKASA mempunyai alat angkut sendiri yaitu sebagai berikut :

- Untuk Truk kecil membutuhkan satu orang supir dan satu orang kenek.

- Untuk Truk Tronton membutuhkan satu orang supir dan satu orang kenek.

- Untuk Truk Trailer membutuhkan 1 orang supir dan dua orang kenek.

2. Keterangan gaji per bulan kepada kenek dan supir yang akan diberikan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA adalah sebagai berikut :

- Untuk alat angkut truk kecil = a) Supir = Rp. 1.100.000 b) Kenek = Rp. 900.000

(12)

- Untuk alat angkut truk tronton = a) Supir = Rp. 1.300.000 b) Kenek = Rp. 960.000 - Untuk alat angkut truk trailer = a) Supir = Rp. 1.500.000

b) Kenek = @ Rp. 960.000 x 2 = Rp. 1.920.000 3. Keterangan biaya perawatan yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA

PERKASA pada setiap bulannya untuk masing-masing alat angkutnya yaitu sebagai beikut :

- Untuk Truk Trailer = Rp. 2.500.000 - Untuk Truk Tronton = Rp. 1.400.000 - Untuk Truk Kecil = Rp. 900.000

4. Keterangan kebutuhan bahan bakar minyak solar pada setiap kendaraan yang akan dibeli oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA yaitu :

- Alat angkut trailer = 4 km : 1 liter solar - Alat angkut tronton = 6 km : 1 liter solar - Alat angkut truk kecil = 7 km : 1 liter solar

5. Keterangan jarak perjalanan tempuh pada pengiriman barang PT. ANINDO PUTERA PERKASA adalah :

- Dari pelabuhan ke gudang = -/+ 15 km - Dari gudang ke Bogor = -/+ 60 km - Dari gudang ke Bekasi = -/+ 40 km - Dari gudang ke Tangerang = -/+ 25 km

(13)

- Dari gudang ke DKI Jakarta = -/+ 20 km

Berikut ini adalah proyeksi biaya bahan bakar minyak solar per bulan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA :

- Truk Trailer :

120 km rute ke Bogor PP x 20 hari = 2400 km : 4 = 600 x 4500 = Rp. 2.700.000

- Truk Tronton :

80 km rute ke Bekasi PP x 20 hari = 1600 km : 6 = 266,66 x 4500 = Rp. 1.200.150

- Truk Kecil :

100 km rute ke Tangerang PP (sehari 2x perjalanan) x 20 hari = 2000 : 7 = 285,71 x 4500 = Rp. 1.285.695

Berikut ini adalah proyeksi rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk kecil dengan tujuan pengiriman dari gudang ke Bekasi yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 4 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya satpam = Rp. 3.000 - Biaya parkir = Rp. 5.000 - Biaya DLLAJ = Rp. 5.000 - Biaya Buruh = Rp. 10.000 - Biaya Polisi = Rp. 5.000 - Biaya Timbangan = Rp. 5.000 - Biaya aparat yang tak resmi = Rp. 5.000

(14)

- Biaya Retribusi = Rp. 2.500 - Biaya Solar 15 liter = Rp. 67.500

--- +

TOTAL = Rp. 108.000

Berikut ini adalah rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk trailer dengan tujuan pengiriman dari gudang ke Bogor yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 10 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya Tol = Rp. 27.000 - Biaya satpam = Rp. 3.000 - Biaya parkir = Rp. 5.000 - Biaya PJR = Rp. 20.000 - Biaya Buruh = Rp. 10.000

- Biaya aparat yang tak resmi = Rp. 6.000 - Biaya Retribusi = Rp. 2.500 - Biaya Solar 25 liter = Rp. 112.500

--- +

TOTAL = Rp. 186.000

Berikut ini adalah rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk trailer dengan tujuan pengiriman dari pelabuhan ke gudang yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 20 crate yaitu sebagai berikut :

(15)

- Biaya satpam = Rp. 3.000

- Biaya parkir = Rp. 5.000

- Biaya PJR = Rp. 20.000

- Biaya DLLAJ = Rp. 10.000

- Biaya Buruh = Rp. 10.000

- Biaya aparat yang tak resmi = Rp. 3.000 - Biaya Retribusi = Rp. 2.500 - Biaya Solar 10 liter = Rp. 45.000

--- + TOTAL = Rp. 135.500

4.2.3 Analisis Aspek Keuangan

Berikut ini adalah daftar harga tronton, truk kecil dan tronton yang rencananya akan dibeli oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA :

1. Harga Truk Kecil Engkel :

- Merk Isuzu NKR 71 6 ban tahun 2009 harga Rp. 260.500.000 2. Harga Truk Tronton :

- Merk Mitsubishi Fuso FN 517 HL tahun 2009 harga Rp. 595.000.000 3. Harga Truk Trailer :

- Merk Hino SG 260 J tahun 2009 harga Rp. 720.000.000

Sumber Pendanaan :

Pendanaan berasal dari internal perusahaan karena untuk menghindari bunga apabila melakukan pinjaman kepada bank , hal tersebut juga yang menyebabkan PT.

(16)

ANINDO PUTERA PERKASA tetap bertahan menyewa alat angkut pengiriman sejak tahun 1998 karena harus mengumpulkan dana dari profit perusahaan.

Cash flow (proyeksi arus kas)

a. Proyeksi pendapatan berdasarkan inflasi per tahun : 1. Pesimis

Asumsi : stabilitas ekonomi yang belum tercapai akibat krisis ekonomi global dan keadaan politik yang masih belum pasti menyebabkan penjualan akan mdf menurun yang dimulai pada tahun 2011 turun 3% lalu pada tahun berikutnya 5% pada tiap tahunnya tetapi kenaikan harga jual sebesar 2% pada tiap tahunnya juga mungkin mempengaruhi penurunan tersebut.

Tabel 4.8

Proyeksi Pendapatan Pesimis Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode 2010-2014 Tahun Total Unit

Penjualan ( 1 bulan )

Bulan Harga Jual

Per m3 Pendapatan 2010 900 m3 12 2.980.000 32.184.000.000 2011 873 m3 12 3.039.600 31.824.849.600 2012 829 m3 12 3.100.392 30.855.721.262 2013 787 m3 12 3.162.400 29.899.100.544 2014 784 m3 12 3.225.648 30.365.476.116

Sumber : Data Diolah

(17)

Asumsi : Dengan adanya dukungan dari pihak pemasaran diharapkan penjualan dapat naik per tahunnya walaupun harga jualnya diperkirakan akan naik sebesar 2% pada setiap tahunnya. Sulitnya mendapatkan dan proses produksi kembali kayu solid juga membuat PT. ANINDO PUTERA PERKASA merasa yakin bahwa di tahun mendatang produk MDF akan menjadi alternatif pilihan yang efisien bagi para konsumen dan pelanggannya.

Tabel 4.9

Proyeksi Pendapatan Moderat Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode 2010-2014 Tahun Total Unit

Penjualan ( 1 bulan )

Bulan Harga Jual

Per m3 Pendapatan 2010 900 m3 12 2.980.000 32.184.000.000 2011 950 m3 12 3.039.600 34.651.440.000 2012 1000 m3 12 3.100.392 37.204.704.000 2013 1050 m3 12 3.162.400 39.846.240.000 2014 1167 m3 12 3.225.648 45.171.974.592

Sumber : Data Diolah

3. Optimis

Asumsi : Dengan keunggulan harga dan sudah stabilnya keadaan ekonomi di Negara Indonesia serta meningkatnya kebutuhan pasar akan produk mdf

(18)

maka diharapkan penjualan akan mencapai penjualan yang maksimum dengan kenaikan 5% pada tahun 2010 sampai 2012 kemudian pada tahun 2013 diperkirakan akan terjadi booming properti dimana pastinya kebutuhan akan produk MDF akan semakin meningkat maka perusahaan optimis kenaikan penjualan bisa mencapai 10% pada tahun 2013 sampai 2014 walaupun harga jualnya naik sebesar 2% pada tiap tahunnya.

Tabel 4.10

Proyeksi Pendapatan Moderat Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode 2010-2014

Tahun Total Penjualan

( 1 bulan )

Bulan Harga Jual

Per m3 Pendapatan 2010 900 m3 12 2.980.000 33.793.200.000 2011 945 m3 12 3.039.600 35.473.920.000 2012 1.042 m3 12 3.100.392 37.261.920.000 2013 1.146 m3 12 3.162.400 40.980.960.000 2014 1.261 m3 12 3.225.648 45.093.360.000

Sumber : Data Diolah

b. Proyeksi Biaya Operasional Truk Kecil berdasarkan inflasi per tahun : Tahun 2010

(19)

Tenaga Kerja : - Supir - Kenek Bahan Bakar Biaya Perawatan Biaya Administrasi @40.500 x 2 x 20 Total Biaya Rp. 1.100.000 Rp. 900.000 Rp. 1.285.695 Rp. 900.000 Rp. 1.620.000 Rp. 5.805.695 12 Rp. 69.668.340 Tabel 4.11

Proyeksi Biaya Operasional Truk Kecil Berdasarkan Inflasi Per Tahun

Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya

2010 Rp. 69.668.340 8,5% Rp. 0 Rp. 69.668.340 2011 Rp. 69.668.340 8,5% Rp. 5.921.808,9 Rp. 75.590.148,9 2012 Rp. 75.590.148,9 8,5% Rp. 6.425.162,65 Rp. 82.015.311,56 2013 Rp. 82.015.311,56 8,5% Rp. 6.971.301,48 Rp. 88.986.613,04 2014 Rp. 88.986.613,04 8,5% Rp. 7.563.862,10 Rp. 96.550.475,15

Sumber : Data Diolah

Asumsi :

Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun 2003-2008 sebesar 8.5%).

c. Proyeksi Biaya Operasional Truk Tronton berdasarkan inflasi per tahun : Tahun 2010

(20)

Biaya - biaya Bulan Per Tahun Tenaga Kerja : - Supir - Kenek Bahan Bakar Biaya Perawatan Biaya Administrasi @73.500 x 15 Total Biaya Rp. 1.300.000 Rp. 960.000 Rp. 1.200.150 Rp. 1.400.000 Rp. 1.102.500 Rp. 5.962.650 12 Rp. 71.551.800 Tabel 4.12

Proyeksi Biaya Operasional Truk Tronton Berdasarkan Inflasi Per Tahun

Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya

2010 Rp. 71.551.800 8,5% Rp. 0 Rp.71.551.800 2011 Rp. 71.551.800 8,5% Rp. 6.081.903 Rp. 77.633.703 2012 Rp. 77.633.703 8,5% Rp. 6.598.864,75 Rp. 84.232.567,76 2013 Rp. 84.232.567,76 8,5% Rp. 7.159.768,25 Rp. 91.392.336,01 2014 Rp. 91.392.336,01 8,5% Rp. 7.768.348,56 Rp. 99.160.684,58

Sumber : Data Diolah Asumsi :

Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun 2003-2008 sebesar 8.5%).

d. Proyeksi Biaya Operasional Truk Tailer Berdasarkan Inflasi Per Tahun : Tahun 2010

(21)

Biaya - biaya Bulan Per Tahun Tenaga Kerja : - Supir - Kenek @960.000 X 2 Bahan Bakar Biaya Perawatan Biaya Administrasi @ 90.000 x 10 Total Biaya Rp. 1.500.000 Rp. 1.920.000 Rp. 2.700.000 Rp. 2.500.000 Rp. 900.000 Rp. 9.520.000 12 Rp. 114.240.000 Tabel 4.13

Proyeksi Biaya Operasional Truk Trailer Berdasarkan Inflasi Per Tahun

Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya

2010 Rp.114.240.000 8,5% Rp.0 Rp. 114.240.000 2011 Rp.114.240.000 8,5% Rp. 9.710.400 Rp.123.950.400 2012 Rp.123.950.400 8,5% Rp.10.535.784 Rp.134.486.184 2013 Rp.134.486.184 8,5% Rp.11.431.325,64 Rp.145.917.509,6 2014 Rp. 145.917.509,6 8,5% Rp.12.402.988,32 Rp. 158.320.498

Sumber : Data Diolah Asumsi :

Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun 2003-2008 sebesar 8.5%).

(22)

Berikut ini adalah biaya-biaya penyusutan alat angkut truk yang akan dibeli oleh PT.ANINDO PUTERA PERKASA yaitu sebagai berikut :

- Biaya Penyusutan Truk Kecil Engkel = 260.500.000 – 130.250.000 5 tahun

= 130.250.000 5

Nilai Sisa = Rp. 26.050.500

-

Biaya Penyusutan Truk Tronton = 595.000.000 – 297.500.000

5 tahun

= 297.500.000

5

Nilai Sisa = Rp. 59.500.000

-

Biaya Penyusutan Truk Trailer = 720.000.000 – 360.000.000

5 tahun

= 360.000.000

5

Nilai Sisa = Rp. 72.000.000

Berikut ini adalah Tabel Penyusutan Alat Angkut Truk pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA : Tabel 4.14

Penyusutan Alat Angkut Truk pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Jenis Alat 

Angkut            Tahun         

   2010 2011 2012 2013  2014

(23)

Engkel 

Truk Tronton  59.500.000 59.500.000 59.500.000 59.500.000  59.500.000 Truk Trailer  72.000.000 72.000.000 72.000.000 72.000.000  72.000.000 Total 

Penyusutan  157.550.500 157.550.500 157.550.500 157.550.500  157.550.500

Sumber : Data Diolah Asumsi :

Pada tiap alat angkut truk yang akan dibeli nanti oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA masing-masing akan berumur 5 tahun masa layak pakainya. Perusahaan lebih memilih untuk membeli alat angkut yang baru dari pada yang bekas pakai karena alat angkut bekas pakai akan sulit untuk dihitung nilai penyusutannya akibat tidak diketahuinya sejarah pemakaian sebelumnya.

4.3 Analisis Perbandingan Efisiensi Biaya Alternatif Sewa Alat Angkut dan Alternatif Beli Alat Angkut Baru pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA

1. Skenario Pesimis

Asumsi skenario pesimis untuk semua biaya alat angkut adalah : biaya turun 3% pada tahun 2011 kemudian sebesar 5% pada tiap tahun berikutnya. Hal ini disebabkan oleh stabilitas ekonomi yang belum tercapai dan dampak krisis global yang masih terasa hingga lima tahun ke depan. Akibatnya penjualan perusahaan turun, penurunan penjualan ini berdampak pada penurunan biaya angkut.

Tabel 4.15

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Pesimis Periode Biaya Present Value PV Biaya

(24)

2011 Rp. 67.578.289,8 0.743162901 Rp. 50.221.677,91 2012 Rp. 64.199.375,3 0.640657674 Rp. 41.129.822,43 2013 Rp. 60.989.406,5 0.552291098 Rp. 33.683.906,3 2014 Rp. 57.939.936,2 0.476113015 Rp. 27.585.957,75

TOTAL Rp. 212.680.278,2

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.16

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Pesimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 257.212.800 0.862068966 Rp. 221.735.172,4 2011 Rp. 249.496.416 0.743162901 Rp. 185.416.480,4 2012 Rp. 237.021.595 0.640657674 Rp.151.849.703,8 2013 Rp.225.170.515 0.552291098 Rp. 124.359.671,2 2014 Rp. 213.911.990 0.476113015 Rp. 101.846.282,4 TOTAL Rp. 785.207.310,2

Sumber : Data Diolah

Sesuai dengan Tabel 4.15 dan 4.16 tampak bahwa alternatif beli alat angkut baru truk kecil lebih efisien biayanya dibanding dengan alternatif sewa alat angkut.

Tabel 4.17

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Pesimis Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 71.551.800 0.862068966 Rp. 61.682.586,21 2011 Rp. 69.405.246 0.743162901 Rp. 51.579.403,98 2012 Rp.65.934.983,7 0.640657674 Rp. 42.241.753,26 2013 Rp. 62.638.234,5 0.552291098 Rp. 34.594.539,31 2014 Rp. 59.506.322,8 0.476113015 Rp. 28.331.734,78 TOTAL Rp. 218.430.017,5

(25)

Tabel 4.18

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Pesimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 144.682.200 0.862068966 Rp.124.726.034,5 2011 Rp. 140.341.734 0.743162901 Rp.104.296.770,2 2012 Rp. 133.324.647 0.640657674 Rp. 85.415.458,36 2013 Rp. 126.658.415 0.552291098 Rp. 69.952.315,04 2014 Rp. 120.325.494 0.476113015 Rp. 57.288.533,87 TOTAL Rp. 441.679.112

Sumber : Data Diolah

Sesuai dengan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 terlihat bahwa alternatif beli alat angkut baru truk tronton akan jauh lebih menghemat biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut.

Tabel 4.19

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Pesimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 114.240.000 0.862068966 Rp. 98.482.758,62 2011 Rp. 110.812.800 0.743162901 Rp. 82.351.961,95 2012 Rp. 105.272.160 0.640657674 Rp. 67.443.417,11 2013 Rp. 100.008.552 0.552291098 Rp. 55.233.832,98 2014 Rp. 95.008.124,4 0.476113015 Rp. 45.234.604,6 TOTAL Rp. 348.746.575

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.20

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Pesimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 171.475.200 0.862068966 Rp. 147.823.448,3 2011 Rp. 166.330.944 0.743162901 Rp. 123.610.986,9

(26)

2012 Rp. 158.014.397 0.640657674 Rp. 101233.135,8 2013 Rp. 150.113.677 0.552291098 Rp. 82.906.447,46 2014 Rp. 142.607.993 0.476113015 Rp. 67.897.521,62

TOTAL Rp. 523.471.540,1

Sumber : Data Diolah

Dari Tabel 4.19 dan 4.20 terlihat jelas bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak mengefisiensikan biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA karena akan jauh lebih hemat apabila memilih alternatif beli alat angkut baru dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut.

2. Skenario Moderat

Asumsi skenario moderat untuk semua alternatif alat angkut adalah : Biaya mengalami kenaikan sebesar 8,5 % karena faktor inflasi dan kebutuhan akan produk MDF yang semakin meningkat di tiap tahunnya.

Tabel 4.21

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Moderat

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 69.668.340 0.862068966 Rp. 60.058.914 2011 Rp. 75.590.149 0.743162901 Rp. 56.175.794 2012 Rp. 82.015.312 0.640657674 Rp. 52.543.739 2013 Rp. 88.986.613 0.552291098 Rp. 49.146.514 2014 Rp. 96.550.475 0.476113015 Rp. 45.968.938 TOTAL Rp. 263.893.899

(27)

Tabel 4.22

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Moderat

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 257.212.800 0.862068966 Rp. 221.735.172 2011 Rp. 279.075.888 0.743162901 Rp. 207.398.847 2012 Rp. 302.797.338 0.640657674 Rp. 193.989.438 2013 Rp. 328.535.112 0.552291098 Rp. 181.447.018 2014 Rp. 356.460.597 0.476113015 Rp. 169.715.530 TOTAL Rp. 974.286.005

Sumber : Data Diolah

Sesuai dengan Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 nampak jelas sekali bahwa alternatif beli alat angkut truk kecil baru skenario moderat akan sangat jauh mengefisiensikan biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibanding dengan alternatif sewa alat angkut yang seperti selama ini dilakukan oleh perusahaaan.

Tabel 4.23

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Moderat

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 71.551.800 0.862068966 Rp. 61.682.586 2011 Rp. 77.633.703 0.743162901 Rp. 57.694.488 2012 Rp. 84.232.568 0.640657674 Rp. 53.964.241 2013 Rp. 91.392.336 0.552291098 Rp. 50.475.174 2014 Rp. 99.160.685 0.476113015 Rp. 47.211.693 TOTAL Rp. 271.028.181

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.24

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Moderat

Periode Biaya Present Value PV Biaya

(28)

2011 Rp. 156.980.187 0.743162901 Rp. 116.661.851 2012 Rp. 170.323.503 0.640657674 Rp. 109.119.059 2013 Rp. 184.801.001 0.552291098 Rp. 102.063.948 2014 Rp. 200.509.086 0.476113015 Rp. 95.464.985

TOTAL Rp. 548.035.878

Sumber : Data Diolah

Dari Tabel 4.23 dan Tabel 4.24 bisa langsung disimpulkan bahwa alternatif sewa alat angkut truk tronton yang paling tidak efisien karena jumlah totalnya lebih dari 50% besarnya dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut truk trailer baru.

Tabel 4.25

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Moderat

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 114.240.000 0.862068966 Rp. 98.482.759 2011 123.950.400 0.743162901 Rp. 92.115.339 2012 134.486.184 0.640657674 Rp. 86.159.606 2013 Rp. 145.917.510 0.552291098 Rp. 80.588.942 2014 Rp. 158.320.498 0.476113015 Rp. 75.378.450 TOTAL Rp. 432.725.095

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.26

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Moderat

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 171.475.200 0.862068966 Rp. 147.823.448 2011 Rp. 186.050.592 0.743162901 Rp. 138.265.898 2012 Rp. 20.186.4892 0.640657674 Rp. 129.326.292 2013 Rp. 219.023.408 0.552291098 Rp. 120.964.679 2014 Rp. 237.640.398 0.476113015 Rp. 113.143.686 TOTAL Rp. 649.524.003

(29)

Sumber : Data Diolah

Sesuai Tabel 4.25 dan Tabel 4.26 nampak bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak efisien.

3. Skenario Optimis

Asumsi skenario optimis untuk semua alternatif alat angkut adalah : Biaya penjualan akan mengalami kenaikan sebesar 5% pada tiap tahunnya di periode lima tahun mendatang sehingga biaya efisiensi juga akan mengalami kenaikan karena faktor tersebut.

Tabel 4.27

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Optimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 69.668.340 0.862068966 Rp. 60.058.913,79 2011 Rp. 73.151.757 0.743162901 Rp. 54.363.671,97 2012 Rp. 76.809.345 0.640657674 Rp. 49.208.496,18 2013 Rp. 80.649.812 0.552291098 Rp. 44.542.173,26 2014 Rp. 84.682.303 0.476113015 Rp. 40.318.346,49 TOTAL Rp. 248.491.601,7

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.28

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Optimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 257.212.800 0.862068966 Rp. 221.735.172,4 2011 Rp. 270.073.440 0.743162901 Rp. 200.708.561,2 2012 Rp. 283.577.112 0.640657674 Rp. 181.675.852,8 2013 Rp. 297.755.968 0.552291098 Rp. 164.447.970,2 2014 Rp. 312.643.766 0.476113015 Rp. 148.853.766,2 TOTAL Rp. 917.421.322,9

(30)

Dari kedua tersebut yaitu Tabel 4.27 dan Tabel 4.28 dapat terlihat jelas bahwa alternatif beli alat angkut truk kecil baru akan sangat mengefisiensikan biaya pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA.

Tabel 4.29

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Optimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 71.551.800 0.862068966 Rp. 61.682.586,21 2011 Rp. 75.129.390 0.743162901 Rp. 55.833.375,45 2012 Rp. 78.885.860 0.640657674 Rp. 50.538.831,22 2013 Rp. 82.830.152 0.552291098 Rp. 45.746.355,85 2014 Rp. 86.971.660 0.476113015 Rp. 41.408.339,35 TOTAL Rp. 255.209.488,1

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.30

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Optimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 144.682.200 0.862068966 Rp. 124.726.034,5 2011 Rp. 151.916.310 0.743162901 Rp. 112.898.565,7 2012 Rp. 159.512.126 0.640657674 Rp. 102.192.667,2 2013 Rp. 167.487.732 0.552291098 Rp. 92.501.983,26 2014 Rp. 175.862.118 0.476113015 Rp. 83.730.243,47 TOTAL Rp. 516.049.494,1

Sumber : Data Diolah

Sesuai Tabel 4.29 dan Tabel 4.30 dapat disimpulkan bahwa alternatif beli alat angkut truk tronton baru yang mampu mengefisiensikan biaya pengangkutan dibandingkan alternatif sewa alat angkut jauh lebih besar jumlah biayanya.

(31)

Tabel 4.31

Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Optimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 114.240.000 0.862068966 Rp. 98.482.758,62 2011 Rp. 119.952.000 0.743162901 Rp. 89.143.876,34 2012 Rp. 125.949.600 0.640657674 Rp. 80.690.577,72 2013 Rp. 132.247.080 0.552291098 Rp. 73.038.885 2014 Rp. 138.859.434 0.476113015 Rp. 66.112.783,84 TOTAL Rp. 407.468.881,5

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.32

Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Optimis

Periode Biaya Present Value PV Biaya

2010 Rp. 171.475.200 0.862068966 Rp. 147.823.448,3 2011 Rp. 180.048.960 0.743162901 Rp. 133.805.707,5 2012 Rp. 189.051.408 0.640657674 Rp. 121.117.235,2 2013 Rp. 198.503.978 0.552291098 Rp. 109.631.980,2 2014 Rp. 208.429.177 0.476113015 Rp. 99.235.844,11 TOTAL Rp. 611.614.215,3

Sumber : Data Diolah

Dari Tabel 4.31 dan 4.32 dapat dilihat bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak dapat mengefesiensikan biaya pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA karena jumlahnya cukup signifikan bedanya dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut truk trailer baru yang jumlah biayanya lebih kecil.

(32)

4. Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada alternatif sewa alat angkut dan alternatif beli alat angkut baru pada tiap kendaraannya yaitu ; truk kecil, truk tronton, dan truk trailer.

Tabel 4.33

Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Kecil

Skenario Alternatif Beli Alternatif Sewa Efisiensi Biaya Pesimis Rp. 212.680.278,2 Rp. 785.207.310.2 Rp. 575.527.032 Moderat Rp. 263.893.898,9 Rp. 974.286.004.9 Rp. 710.392.106 Optimis Rp. 471.914.664,9 Rp. 917.421.322.9 Rp. 445.506.658

Dapat dilihat bahwa dari kedua alternatif tersebut menyatakan bahwa alternatif beli alat angkut baru jauh lebih efisien dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut.

Tabel 4.34

Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Tronton

Skenario Alternatif Beli Alternatif Sewa Efisiensi Biaya Pesimis Rp. 218.430.018 Rp. 441.679.112 Rp. 223.249.094 Moderat Rp. 271.028.181 Rp. 548.035.878 Rp. 277.007.697 Optimis Rp. 486.330.375 Rp. 516.049.494 Rp. 29.719.119

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa alternatif sewa alternatif tidak efisien baik pada skenario pesimis, moderat maupun optimis dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut baru.

(33)

Tabel 4.35

Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Trailer

Skenario Alternatif Sewa Alternatif Beli Efisiensi Biaya Pesimis Rp. 348.746.575 Rp. 523.471.540,2 Rp. 174.724.965,2 Moderat Rp. 432.725.095 Rp. 649.524.003,3 Rp. 216.798.908,3 Optimis Rp. 562.409.780 Rp. 611.614.215,3 Rp. 49.204.435,3

Dapat disimpulkan bahwa alternatif beli alat angkut baru akan mengefisiensikan biaya pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut.

Gambar

Gambar 4.1 Proses Sewa Alat Angkut Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA  Sumber : PT. ANINDO PUTERA PERKASA

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan bertambahnya usia anak, Ayah dan Bunda harus terus belajar dalam mendampingi mereka agar menjadi sosok yang berkarakter dan berbudaya prestasi4. Buku ini

Kecacingan adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan, minuman, atau melalui kulit dengan menggunakan tanah sebagai media penularannya yang disebabkan oleh

Analisis korelasi person product momment menunjukkan variabel kepuasan kerja merupakan variabel yang berhubungan lebih erat dengan produktivitas karyawan pada Hotel Danau

a) Diskusi kelompok (4-6 orang) tentang: ‘“Hal-hal yang berbeda dengan kebiasaan pembelajaran selama ini” ditinjau dari beberapa hal, antara lain: kegiatan siswa, kegiatan

Beberapa persyaratan pemilihan lokasi di antaranya yaitu masyarakat di daerah tangkapan air yang bersedia bekerjasama untuk merehabilitasi dan menjaga kawasan sebagai bagian

Sehingga dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa pengembangan karir merupakan suatu kebutuhan perencanaan karir pegawai untuk memperoleh posisi jabatan

Penyelesaian persoalan menggunakan pembuatan proyek dengan menggunakan keterampilan media dan teknologi mengacu pada tiga indikator yaitu literasi informasi,

Dengan demikian kuisioner tersebut dapat digunakan sebagai instrumen dalam penilaian sudut pandang (harapan, persepsi dan tingkat kepuasan) pasien dan tenaga kesehatan di