KONTRIBUSI DISPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN
FASILITAS KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI UD. BANK SAMPAH
BANYUWANGI
Ahmad nailul huda
1010411166
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
ABSTRACT
This study aims to determine the contribution of labor discipline and the interaction
between work discipline and working facilities to employee performance Waste Bank
banyuwangi. The population in this study as many as 49 employees. The analytical tool used
is Moderated Regression Analysis (MRA). The results showed 1) Discipline of work has
contributed to the employee's performance Garbage Bank Banyuwangi, 2) There is an
interaction between the Discipline of work and working facilities to employee performance
Waste Bank Banyuwangi.
Keywords: Discipline of work, working facilities, performance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi disiplin kerja dan mengetahui
interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan Bank Sampah
banyuwangi. Populasi dalam penelitian ini seluruh karyawan Bank sampah Banyuwangi
sebanyak 49 karyawan dengan menggunakan teknik sensus. Alat analisis yang digunakan
adalah Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan 1) Disiplin kerja
mempunyai kontribusi terhadap kinerja karyawan Bank smpah Banyuwangi, 2) Ada interaksi
antara Disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan Bank sampah Banyuwangi.
Kata kunci : Disiplin kerja, fasilitas kerja, kinerja
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi
dan tugasnya masing-masing, sebagai suatu kesatuan yang memiliki tujuan tertentu dan
mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan. Mathis dan Jackson (dalam Dr.
Hj. Erni Rernawan, S.E., M.M. 2011:15).
Menurut cut zurnali (2010), sebuah organisasi
harus dapat mencari dan menarik calon karyawan yang memiliki kemampuan bekerja dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut pekerja pengetahuan
(knowledge worker).
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan,
dan masyarakat. Fungsi-fungsi MSDM terdiri dari perencanaan, pengoganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian. MSDM lebih memfokuskan pembahasanya
mengenai pengaturan peranan mausia dalam mewujudkan tujuan yang optimal ( Hasibuan,
2013 ).
. ( Ellyana Utami, 2013). Seluruh fungsi Manajemen Sumber Daya manusia itu
bertujuan untuk meningkatkan peran dan kontribusi dari Sumber daya manusia yang dimiliki
oleh organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Menurut Bangun (2012:4), salah satu sumber daya organisasi yang memiliki peran
penting dalam mencapai tujuanya adalah sumber daya manusia. Oleh karena pentingnya
peran manusia dalam kompetisi baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam agenda
bisnis, suatu organisasi harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan organisasi lainya.
Sumber daya manusia pada dasarnya adalah suatu sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh
suatu organisasi, sebab sumber daya manusia adalah sumber yang berperan aktif terhadap
jalanya suatu oeganisasi dan proses pengambilan keputusan ( Sutrisno, 2011 ).
Manusia menjadi salah satu yang berperan sangat aktiv dan penting dalam suatu
kegiatan perusahaan karena manusia sebagai perencana, pelaku, dan penentu tercapainya
tujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaankaryawan adalah sebagai manusia yang berperan
aktif dalam pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dapat tercapai peran aktif
karyawan dalam suatu kegiatan. Meskipun dalam era globalisasi yang sangat modern dengan
adanya alat-alat cannggih, karyawan tetap menjadi peran aktif dalam kegiatan perusahaan.
Alat-alat canggih tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak
diikutsertakan dalam kegiatan perusahaan. Karyawan adalah perencana, pelaku, dan selalu
berperan aktif dalam setiap aktivitas perusahaan, karena tanpa keikutsertaanya, aktivitas
perusahaantidak akan berjalan dengan semestinya. Karyawan berperan aktifdalam
menetapkan rencana, system proses, dan tujuan yang ingin dicapai ( Hasibuan, 2013 ).
Menurut Sutrisno (2010) disiplin kerja pada karyawan sangat dibutuhkan, karena
apa yang menjadi tujuan perusahaan akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja. Disiplin
juga berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antar karyawan dan mencegah
ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah pengertian dan salah penafsiran (Sutrisno, 2010).
Fasilitas kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat menunjang kinerja
karyawan, seperti dalam penyelesaian pekerjaan (Utami, 2013).
Penelitian ini dilaksnakan di Bank Sampah Banyuwangi, yaitu suatu perusahaan
daerah yamg terletak di jln, Letkol istiqlah no 63 Banyuwangi. Dimana karyawan di Bank
Sampah Banyuwangi ditugaskan untuk disiplin dalam bekerja dan mampu menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Kedisiplinan kerja karyawan dapat
dilihat dari absensi karyawan dan Kinerja karyawan dapat dilihat atau diukur melalui
berkurangnya jumlah produksi yang telah dihasilkan. Berikut data absensi karyawan Bank
sampah Banyuwangi
Tabel 1.1 Data absensi karyawan BSB Periode 2013
Bulan
Tidak hadir
Total
tidak
hadir
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3 Minggu 4
Januari
-
-
-
1
1
Februari
-
2
1
-
3
Maret
-
-
-
-
0
April
-
1
-
1
2
Mei
2
1
4
-
7
Juni
-
-
-
-
0
Juli
-
-
-
-
0
Agustus
-
-
2
-
2
September
2
-
2
3
7
Oktober
-
-
-
-
0
November
-
-
-
0
0
Desember
-
-
2
-
2
Sumber : Bank sampah Banyuwangi 2013
Terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada Bank Sampah
Bayuwangi mengalami peningkatan, hal itu dapat dilihat dari perbandingan jumlah produksi
kerjinan periode Januari 2013 - Desember tahun 2013. Berikut ini data yang peneliti dapatkan
dari Bank Sampah Banyuwangi
Perumusan masalah
1.Apakah disiplin kerja mempunyai kontribusi terhadap kinerja karyawan Bank sampah Banyuwangi? 2.Apakah ada interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan Bank
sampah Banyuwangi?
Tujuan penelitian
1.Untuk mengetahui kontribusi disiplin kerja pada kinerja karyawan Bank Sampah Bayuwangi; 2.Untuk mengetahui interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan Bank
sampah Banyuwangi.
TINJAUAN PUSTAKA Disiplin kerja
Secara etimologi, disiplin berasal dari bahasa latin .disipel. yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi .disipline.yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin kerja adalah suatu sikap ketaatan seseorang terhadap aturan/ketentuan yang berlaku dalam organisasi, yaitu: menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar keinsyafan, bukan unsur paksaan (Wursanto, 2003).
Pengertian Disiplin Kerja
Siagian dalam Hasibuan (2003) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku seseorang, kelompok masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan, norma yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Gie dalam Hasibuan (2003) disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib di mana orang-orang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yangtelah ditetapkan dengan senang hati
orang/ sekelompok orang. Kedisiplinan adalah kesadaran dan ketaatan seseorang terhadap peraturan perusahaan/lembaga dan normasosial yang berlaku.
Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap ketaatan dan kesetiaan seseorang/sekelompok orang terhadap peraturan tertulis/tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan pada suatuo rganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Tujuan disiplin baik kolektif maupun perorangan yang sebenarnya adalah untuk mengarahkan tingkah laku pada realita yang harmonis.Untuk menciptakankondisi tersebut, terlebih dahulu harus diwujudkan keselerasan antara hak dan kewajiban pegawai/karyawan.
Fasilitas kerja
Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan fungsi. Fasilitas merupakan komponen individual dari penawaran yang mudah ditumbuhkan atau dikurangi tanpa mengubah kwalitas dan model jasa. Fasilitas juga merupakan alat untuk membedakan program lembaga pendidikan yang satu dari pesaing yang lainya. ( lupiyaodi,2006:150 )
Fasilitas kerja adalah srana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik dan digunakan dalam krgiatan normal perusahaan,memiliki jangka waktu kegunaanyang relative permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan datang. Fasilitas kerja sangatlah penting bagi perusahaan,karena dapat menunjang kinerja karyawan,seperti dalam penyelesaian pekerjaan.
Kinerja
Menurut John Whitmore (1997:104) kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang kinerja adalah suatu perbuatan,suatu prestasi,suatu pameran umum ketrampilan.
Dalam penggunaan istilah kinerja telah populer digunakan namun masih banyak masyarakat belum memahaminya.Berkaitan dengan ini Kamus Besar Bahasa Indonesia telah memmberikan pengertian sebagai suatu yang dapat dicapai.Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance, yang bermakna prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.Kinerja atau prestasi kerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.
Kinerja dalam buku manajemen sumber daya manusia yang dikarang oleh Robert L Mathis dan Jhon H. Jackson (2001:78 ) dijelaskan juga bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang telah dikerjakan atau dilakukan oleh karyawan.
Sebagai pegangan dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan kerja seseorang pegawai yang dapat dibuktikan dari hasil kerja sehari – hari yang dapat memberikan nilai lebih bagi kemajuan unit kerja atau organisasinya. Setiap pegawai diharapkan memiliki kinerja yang memuaskan, sehingga sinergi dari prestasi – perstasi pegawai akan dapat meningkatkan dan mengembangkan eksistensi organisasi ditengah-tengah masyarakat. Penjelasan diatas menekankan bahwa pengertian kinerja atau prestasi sebagai hasil atau apa yang keluar dari sebuah pekerjaan dan kontribusinya pada organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manejemen kinerja merupakan upaya yang dilakukan oleh pimpinan organisasi untuk membina paradigm baru atau mengembangakan kinerja pegawai.
2.3 Kerangka konseptual
Berdasarkan pada hubungan Variabel Disiplin kerja (X1) ke kinerja ( ) yang telah
diteliti oleh Awaludin (2013), Joko Sarwanto (2007), dan Fudin Zainal Abidin (2013),
Hubungan Variabel Fasilitas (X2) ke Kinerja (Y) yang di teliti oleh Awaludin (2013),
maka peneliti membuat model sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan :
X1 : Disiplin kerja
X2 : Fasilitas kerja
Y : Kinerja karyawan
: Secara parsial
: Interaksi
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban dugaan sementara yang masih lemah kebenaranya dan
masih perlu dibuktikan kebenaranya. Dalam hal ini hipotesis yang digunakan adalah :
H1:Disipiln kerja memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan Bank sampah
Banyuwangi.
H2:Ada interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas fisik dalam memberikan kontribusi
terhadap kinerja karyawan Bank sampah Banyuwangi.
METODE PENELITIAN
Identifikasi variabel
Indentitifikasi variable merupakan definisi yang dilaksanakan atas sifat atau hal yang
didefinisikan yang dapat diamati atau observasi. Dalam penelitian ini terdapat tiga variable
yaitu, yaitu :
Variabel bebas (X) adalah variable yang memberi pengaruh pada variable lain, yaitu :
a.X1 adalah disiplin kerja
b.X2 adalah fasilitas kerja
c.Y adalah kinerja karyawan
H2
Kinerja (Y) Fasilitas fisik (X2) Disiplin kerja (X1)H1
Kemampuan X.1.1
Teladan Pemimpin X.1.2
Balas Jasa X.1.3
Definisi oprasional variabel
Agar penelitian ini menjadi terarah, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi :
a. Variabel independen
Disiplin kerja (X1), sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama
untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan.
Menurut Soejono (2000) disiplin kerja dipengaruhi oleh faktor yang sekaligus sebagai
indicator dari disiplin kerja yaitu :
a) Tujuan dan kemampuan ( X1.1 )
b) Teladan pemimpin ( X1.2 )
c) Balas jasa ( X1.3 )
b. Variabel moderating
Fasilitas kerja (X2), merupakan sarana untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan
kerja. Adapun indicator Fasilitas kerja menurut faisal (2005:22) sebagai berikut :
a) Sesuai dengan kebutuhan ( X2.1)
b) Mudah dalam penggunaan ( X2.2)
c) Mempercepat proses kerja ( X2.3)
c.Variabel dependen
Kinerja karyawan merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Menurut Bernadin ( 1993 ) menyatakan ada beberapa dimensi yang
digunakan untuk mengukur kinerja karyawan secara individu, antara lain sebagai berikut :
a) Kualitas kerja (Y1.1)
b) Kuantitas kerja (Y1.2)
c) Efektivitas (Y1.3)
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank Sampah Banyuwangi yang berjumlah 49 responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini, yaitu karaktistik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, , dan lama berkerja.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden terbagi dalam 2 kelompok dari 49 responden, yaitu pria dan wanita. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapati karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berikut data responden berdasarkan jenis kelamin ;
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Jumlah
Persentase
Wanita
6
12,24%
Pria
43
87,76%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak atau mayoritas yang menjadi karyawan Bank Sampah Banyuwangi adalah responden yang berjenis kelamin pria, dan minoritas responden yang menjadi karyawan Bank Sampah Banyuwangi adalah responden yang berjenis kelamin wanita.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia responden terbagi dalam 3 kelompok dari 49 responden, yaitu 17 – 27 tahun, 28 – 37 tahun, dan diatas 37 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapati karakteristik responden berdasarkan usia dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berikut data responden berdasarkan usia ;
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
Jumlah
Jumlah
Persentase
23 – 27 tahun
7
14,28%
28 – 32 tahun
32
65,3%
Diatas 32 tahun
10
20,4%
Jumlah
49
100%
Sumber : Data diolah, Maret 2015
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak atau mayoritas yang menjadi karyawan Bank Sampah Banyuwangi adalah responden yang berumur diantara 28 – 32 tahun, sedangkan minoritas responden yang menjadi karyawan Bank Sampah Banyuwangi adalah responden yang berumur diantara 23 – 27 tahun dan diatas 32 tahun.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama berkerja
Lama berkerja responden terbagi dalam 3 kelompok dari 49 responden, yaitu 1 – 2 tahun, 2 – 4 tahun dan diatas 5 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapati karakteristik responden berdasarkan lama berkerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Berikut data responden berdasarkan lama berkerja ;
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama berkerja
Lama berkerja
Jumlah
Jumlah
Persentase
1 – 2 tahun
5
10,2%
2 – 4 tahun
30
61,22%
Diatas 5 tahun
14
28,57%
Jumlah
49
100%
Sumber : Data diolah, Maret 2015
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak atau mayoritas responden yang menjadi karyawan Bank Sampah Banyuwangi adalah responden telah bekerja diantara 2 – 4 tahun, sedangkan minoritas responden yang menjadi karyawan Bank Sampah Banyuwangi adalah responden telah lama berkerja diantara 1 – 2 tahun dan diatas 5 tahun.
Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas sebagai alat ukur dalam penelitian ini, yaitu menggunakan korelasi product moment pearson’s, yaitu dengan cara mengkorelasikan tiap pertanyaan dengan skor total, kemudian hasil korelasi tersebut dibandingkan dengan angka kritis taraf signifikan 5% (Prayitno, 2010:90).
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas
Y3 0,362 0,011 < 0,05 Valid
Indikator
Product Moment
Pearson’s
Sig.
a
Keterangan
X1.1
0,532
0,000 <
0,05
Valid
X1.2
0,332
0,020 <
0,05
Valid
X1.3
0,550
0,000 <
0,05
Valid
X2.1
0,517
0,000 <
0,05
Valid
X2.2
0,448
0,001 <
0,05
Valid
X2.3
0,556
0,000 <
0,05
Valid
Y1
0,407
0,004 <
0,05
Valid
Y2
0,581
0,000 <
0,05
Valid
Y3
0,362
0,011 <
0,05
Valid
Sumber : Lampiran 3Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa masing-masing indikator (item) dalam variabel yang digunakan mempunyai hasil nilai product moment pearson’s dengan signifikasi 0,000 – 0,020 < 0,05, sehingga indikator (item) yang digunakan dalam variabel penelitian ini dapat dinyatakan sesuai atau relevan dan dapat digunakan sebagai item dalam pengumpulan data.
Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pertanyaan atau peryataan yang baik adalah pertanyaan atau peryataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan. Uji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha. Suatu instrument dikatakan reliabel apabila cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 (Prayitno, 2010:97). Berikut pada Tabel 4.5 disajikan hasil pengujian reliabilitas ;
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach's Alpha
Cutt off
N of Item
Keterangan
X1
0,681
> 0,6
3
Reliabel
X2
0,634
> 0,6
3
Reliabel
Y
0,711
> 0,6
3
Reliabel
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan bahwa data yang diperoleh bersifat reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha yakni 0,681, 0,634, dan 0,711 > 0,60, sehingga data yang diperoleh dapat dinyatakan reliabel atau layak sebagai alat dalam pengumpulan data.
Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan terhadap sampel dilakukan dengan mengunakan kolmogorov-smirnov test dengan menetapkan derajat keyakinan (α) sebesar 5% (Prayitno, 2010:71). Adapun hasil pengujian dapat disajikan sebagai berikut ;
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov
Sig.
Cutt off
Keterangan
X1
0,144
>
0,05
Normal
X2
0,088
>
0,05
Normal
Y
0,121
>
0,05
Normal
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas atau signifikansi untuk masing-masing variabel, yaitu 0,114, 0,088 dan 0,121 > 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Analisis Data Uji Asumsi Klasik
Setelah memperoleh model, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menguji apakah model yang dikembangkan bersifat BLUE (Best Linier Unbised Estimator) (Gujarati dalam Latan, 2013:14). Asumsi BLUE yang harus dipenuhi antara lain yaitu : data berdisitribusi normal, tidak ada multikolinieritas, dan tidak adanya heteroskedastisitas. Pengujian asumsi klasik dilakukan pada model regresi linear berganda yang dijelaskan sebagai berikut ;
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah mutlak regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik (Latan, 2013:42). Dasar pengambilan keputusan antara lain :
1)Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi rnemenuhi asumsi normalitas;
2)Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Adapun hasil pengujian pada Gambar 4.2 dan 4.3, sebagai berikut ;
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Analisis Efek Utama
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Analisis Efek Moderasi
Gambar 4.3, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi rnemenuhi asumsi normalitas
Uji Multikolinieritas
Asumsi multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model. Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear dalam variabel independen dalam model. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Latan (2013:61), menyatakan bahwa indikasi multikolinearitas pada umumnya terjadi jika VIF lebih dari 10, maka variabel tersebut mempunyai pesoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Berikut ini disajikan hasil uji multikolinearitas ;
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas
Test of Multikolinierity
VIF
Cutt off
Keterangan
Disiplin kerja (X1)
1,297
<
10
Tidak terjadi mulitikolinieritas
Fasilitas kerja (X2)
1,301
<
10
Tidak terjadi mulitikolinieritas
Interaksi 1 (X1X2)
1,007
<
10
Tidak terjadi mulitikolinieritas
Sumber : Lampiran 6
Tabel 4.7, menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen karena menunjukkan nilai VIF kurang dari 10.
Uji Hesteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut (Latan, 2013:39). Dasar pengambilan keputusan antara lain :
1) Jika ada pola tertentu. seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tcrlentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas; 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Adapun hasil pengujian disajikan pada Gambar 4.3, sebagai berikut ;
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.4, menunjukkan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas, karena tebaran data tidak membentuk garis tertentu atau tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y.
Analisis Deskriptif Statistik
Analisis deskriptif statistik adalah menggambarkan tentang rinkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dll. Analisis deskriptif ini dapat digunakan untuk memberikan penjelasan dalam penelitian lanjutan untuk memberikan hasil yang lebih baik tehadap analisis regresi. Analisis deskriptif bersifat penjelasan statistik dengan memberikan gambaran data tentang jumlah data, minimum, maxsimum, mean, dan standar deviasi (Prayitno, 2010:12). Adapun hasil uji Analisis Deskriptif Statistik ;
Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Statistik
Keterangan
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Kinerja karyawan (Y)
49
3,67
4,67
4,19
0,24
Disiplin kerja (X1)
49
3,67
4,67
4,07
0,2
Fasilitas kerja (X2)
49
3,33
4,67
4,08
0,24
Valid N (listwise)
49
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan tabel 4.8, berkaitan dengan analisis deskriptif statistik dapat dilihat bahwa dengan jumlah data sebanyak 49, variabel kinerja karyawan (Y) mempunyai rata-rata sebesar 4,19, dengan nilai minimal 3,67 dan maksimal 4,67, standar devisiasinya atau simpangan bakunya (nilai pengamatan pada variabel) sebesar 0,24%, dengan artian pengamatan data adalah baik karena nilai standar devisiasinya menjauhi angka -3 sampai dengan +3. Variabel disiplin kerja (X1) mempunyai rata-rata 4,07, dengan nilai minimal 3,67 dan maksimal 4,67, sedangkan standar devisiasinya atau simpangan bakunya (nilai pengamatan pada variabel) sebesar 0,2%, dengan artian pengamatan data adalah baik karena nilai standar devisiasinya menjauhi angka -3 sampai dengan +3. Variabel fasilitas kerja (X2) mempunyai rata-rata sebesar 4,08, dengan nilai minimal 3,33 dan maksimal 4,67, sedangkan standar devisiasinya atau simpangan bakunya (nilai pengamatan pada variabel) sebesar 0,24%, dengan artian pengamatan data adalah baik karena nilai standar devisiasinya menjauhi angka -3 sampai dengan +3.
4.1.5.3 Analisis Regresi Linear Sederhana dan Moderated Regression Analysis
Analisis efek moderasi berkaitan interaksi antara variabel independen (prediktor) dengan variabel moderator dalam memengaruhi variabel dependen. Pertama adalah menguji efek utama dengan menggunakan regresi linear sederhana. Kedua adalah menguji efek moderasi dengan menggunakan moderated regression analysis (MRA). Hasil analisis efek utama antara variabel independent yaitu disiplin kerja dan variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Hasil analisis efek moderasi antara variabel independen yaitu disiplin kerja, variabel moderator yaitu fasilitas kerja, serta variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Berikut pada Tabel 4.9 disajikan hasil analisis efek utama;
Tabel 4.9 Hasil Analisis Efek Utama
Variabel
Unstandardizedt
ttabel
Sig.
a
Keterangan
Coefficients BConstant
1,834
Disiplin kerja
(X1)
0,578
3,834 > 2,011 0,000 < 0,05
Signifikan
R Square = 0,283
Sumber : Lampiran 6Berdasarkan koefisien regresi, maka persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah ; Y = 1,834 + 0,578X1
a. Nilai konstanta 1,834, menunjukkan bahwa jika tidak ada disiplin kerja maka nilai kinerja karyawan sebesar 1,834;
b. Nilai koefisien 0,578 pada disiplin kerja, menunjukkan bahwa setiap kenaikan disiplin kerja, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,578, dengan catatan faktor lainnya tetap constant;
Tabel 4.10 Hasil Analisis Efek Moderasi
Variabel
Unstandardizedt
ttabel
Sig.
a
Keterangan
Coefficients BConstant
1,236
Disiplin kerja
(X1)
0,403
2,443 > 2,012 0,019 < 0,05
Signifikan
Fasilitas kerja
(X2)
0,327
2,302 > 2,012 0,026 < 0,05
Signifikan
Interaksi 1
(X1X2)
0,258
2,114 > 2,012 0,038 < 0,05
Signifikan
Adjusted R Square = 0,422 F = 12,284
Sig = 0,000
Sumber : Lampiran 6Berdasarkan koefisien regresi, maka persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah ; Y = 1,236 + 0,403X1 + 0,327X2 + 0,258X1X2
1) Nilai konstanta 1,236, menunjukkan bahwa jika tidak ada disiplin kerja, fasilitas kerja dan interaksi 1 maka nilai kinerja karyawan sebesar 1,236;
2) Nilai koefisien 0,403 pada disiplin kerja, menunjukkan bahwa setiap kenaikan disiplin kerja, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,403, , dengan catatan faktor lainnya tetap constant;
3) Nilai koefisien 0,327 pada fasilitas kerja, menunjukkan bahwa setiap kenaikan fasilitas kerja, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,327, , dengan catatan faktor lainnya tetap constant;
4) Nilai koefisien 0,258 pada interaksi 1, menunjukkan bahwa setiap kenaikan interaksi 1, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,258, , dengan catatan faktor lainnya tetap constant.
Uji Hipotesis
Uji t Analisis Efek Utama
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan secara parsial. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% (uji 2 sisi, 0,05 : 2 = 0,025), dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 49-1-1 = 47. Hasil analisis regresi sederhana adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh hasil yang dapat dinyatakan yaitu variabel disiplin kerja (X1) memiliki nilai t 3,834 > 2,011 dan signifikasi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara parsial variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi. thitung positif, maka jika ada peningkatan pada variabel disiplin kerja maka akan meningkatkan kinerja karyawan.
Uji t Analisis Efek Moderasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dan moderated berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan secara parsial. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% (uji 2 sisi, 0,05 : 2 = 0,025), dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 = 45. Hasil analisis moderated regression analysis (MRA) adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, fasilitas fisik serta interaksi 1 terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis moderated regression analysis (MRA) (dalam hal ini untuk menguji pengaruh secara parsial) diperoleh hasil yang dapat dinyatakan berikut ;
a.Variabel disiplin kerja (X1) memiliki nilai t 2,443 > 2,012 dan signifikan 0,019 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara parsial variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi. thitung positif, maka jika ada peningkatan pada variabel disiplin kerja maka akan meningkatkan kinerja karyawan;
b.Variabel fasilitas kerja (X2) memiliki nilai t 2,302 > 2,012 dan signifikasi 0,026 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara parsial variabel fasilitas kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi. thitung positif, maka jika ada peningkatan pada variabel fasilitas fisik maka akan meningkatkan kinerja karyawan;
c.Variabel interaksi 1 (X1X2) memiliki nilai t 2,114 > 2,012 dan signifikan 0,038 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi. Hal ini berarti bahwa fasilitas kerja merupakan variabel pemoderasi bagi disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
Uji F
Uji F dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh disiplin disiplin kerja, fasilitas kerja dan interaksi 1 terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan secara simultan. Tabel distribusi F dicari pada α = 5%, dengan derajat kebebasan (df) df1 atau 4-1 = 3, dan df2 n-k-1 atau 49-3-1 = 45. Berdasarkan hasil moderated regression analysis (dalam hal ini untuk menguji pengaruh secara simultan) diperoleh hasil, yaitu bahwa Fhitung > Ftabel (12,284 > 2,81) dan signifikasi (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel disiplin disiplin kerja, fasilitas kerja dan interaksi 1 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi.
Koefisien Determinasi Analisis Efek Utama
Berfungsi untuk mengetahui besarnya proporsi atau sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan, maka dapat ditentukan dengan uji koefisien determinasi berganda (R). Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi, dapat dilihat dari nilai R Square (R) menunjukkan sebesar 0,283 atau 28,3% dan sisanya 71,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini, seperti kepemimpinan dan kompensasi.
Koefisien Determinasi Analisis Efek Moderasi
Berfungsi untuk mengetahui besarnya proporsi atau sumbangan pengaruh variabel independen, yaitu disiplin kerja dan fasilitas kerja serta variabel moderated yaitu interaksi 1 terhadap variabel dependen secara keseluruhan, maka dapat ditentukan dengan uji koefisien determinasi berganda (R2). Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel disiplin kerja, fasilitas kerja dan interaksi 1 terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi, dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square (R2) menunjukkan sebesar 0,422 atau 44,2% dan sisanya 55,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini, seperti pekerjaan itu sendiri, motivasi kerja karyawan, budaya organisasi dan kepemipinan.
Pembahasan
Hasil pengujian koefisien dari analisis efek utama menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi, dan pengujian koefisien dari analisis efek moderasi menunjukkan bahwa ada interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas fisik terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi.
Hasil pengujian koefisien dari analisis efek utama, menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi dengan arah positif. Hasil pengujian koefisien dari analisis efek moderasi, menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan, “ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi” adalah diterima, dan “ada interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas kerja sebagai variabel pemoderasi terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi” adalah diterima.
Kontribusi Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel disiplin kerja sebesar 0,403 atau 40,3% dengan arah positif. Disiplin kerja sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku seseorang, kelompok masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan,
norma yang berlaku didalam sebuah organisasi adalah baik, dengan artian lainnya bahwa adanya tujuan dari organisasi yang sesuai dengan tugas dan kemampuan kerja karyawannya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan oraganisasi, adanya sikap teladan dari pimpinan mengenai cara, sikap, dan perilaku yang baik didalam berkerja, dan adanya balas jasa yang sesuai dengan pengorbanan dari karyawannya dalam menaati peraturan dan tugas yang telah dikerjakan didalam berkerja, telah menjadikan karyawan mampu berkerja secara baik dan tepat waktu dengan waktu telah ditetapkan oleh organisasi sebagai jam ekfektif untuk berkerja selain itu karyawan juga dapat mencontoh sikap dan perilaku baik dari pimpinannya mengenai keteladanan yang dimiliki olehnya dalam menjalankan roda organisasi atau usaha, kedisiplinan yang ada didalam organisasi tentunya memiliki peranan yang vital didalam kinerja sehingga dengan adanya adanya karyawan yang disiplin dan giat akan berkerja maka perkerjaan dan kerjasama yang ada didalam organisasi atau usaha dapat dijalankan secara efektif dan efisien.
Interaksi Fasilitas Kerja Sebagai Moderating Antara Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel intraksi 1 antara disiplin kerja dengan fasilitas kerja sebagai moderating terhadap kepuasan kerja sebesar 0,258 atau 25,8% dengan arah positif. Fasilitas kerja sebagai sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik dan digunakan dalam kegiatan normal suatu organisasi, memiliki jangka waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat dalam penyelesaian suatu pekerjaan adalah baik, dengan artian lain bahwa adanya fasilitas yang disediakan oleh organisasi dan sesuai dengan kebutuhan karyawannya dalam melakukan berbagai aktivitas kerja yang ada didalam suatu organisasi tentunya akan memberikan kenyaman bagi karyawannya didalam berkerja dan lebih mengefesiensikan waktu yang digunakan didalam berkerja, sehingga dengan adanya fasilitas kerja yang sesuai dengan kebutuhan karyawan dalam berkerja tentunya akan memberikan dorongan kepada karyawannyaa untuk lebih aktif dan bersemangat didalam berkerja sehingga ketepatan waktu kerja yang telah disediakan oleh organisasi dapat dilaksanakan dengan waktu yang sesuai atau bahkan lebih cepat; adanya kemudahan didalam penggunaan fasilitas kerja yang disediakan oleh organisasi tentunya juga akan memberikan dorongan kepada karyawannya untuk dapat berkerja lebih optimal dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan, karyawan akan cenderung jenuh atau mengalami stress ketika fasilitas yang ada dan disiapkan tidak dapat digunakan atau memberikan kontribusi dalam meningkatkan kedisiplinan dari karyawannya serta memberikan efektifitas didalam berkerja, dan; adanya fasilitas kerja yang tentunya dapat mempercepat proses kerja karyawannya maka dalam hal ini karyawan akan lebih puas didalam berkerja karena karyawan merasa mampu terhadap pekerjaan yang didukung dengan fasilitas yang ada didalam organisasi sehingga perilaku dan sikap karyawan dalam menaati peraturan kerja yang ada untuk tetap dapat mengoptimalkan kinerja yang ada dapat didukung dengan adanya fasilitas yang akan menunjang adanya disiplin kerja yang akan memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawannya secara keseluruhan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;
1. Disiplin kerja mempunyai kontribusi terhadap kinerja karyawan Bank sampah Banyuwangi dengan arah positif dan signifikan.
2. Ada interaksi antara disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan Bank Sampah Banyuwangi. Hal ini berarti bahwa fasilitas kerja merupakan variabel pemoderasi antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut ;
1. Pihak Manajemen Bank Sampah Banyuwangi sebaiknya mempertahankan wewenang kedisiplinan kerja yang baik dari para karyawannya.
2. Pihak Manajemen Bank Sampah Banyuwangi sebaiknya mempertahankan fasilitas kerja yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya, yang menunjang adanya disiplin kerja sehingga memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawanya.