• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zingiberaceae

Zingiberaceae berada dalam kelas Monocotyedoneae dan salah satu famili dari ordo Zingiberales. Ordo ini mempunyai beberapa anggota famili lainnya yaitu Musaceae, Cannaceae, dan Marantaceae (Pandey, 2003). Suku Zingiberaceae diyakini

mempunyai jumlah jenis terbanyak dibandingkan famili lain dalam ordo yang sama. Jumlah jenis yang telah dilaporkan tercatat lebih dari 1200 jenis yang umumnya tumbuh di hutan-hutan daerah tropis. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah karena sampai sekarang kajian pada tingkat genera masih aktif dilakukan (Nurainas & Yunaidi, 2006).

Famili Zingiberaceae ini terdiri dari 47 genera yang terdistribusi sepanjang tropis dan subtropis. Tiga genera diantaranya tersebar ke Afrika dan dua genera ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan, 40 diantaranya hanya di Asia atau terpencar ke bagian Selatan Australia. Genera yang paling besar dari famili ini dan jumlah jenisnya diperkirakan antara lain Alpinia (225), Globba (100), Amomum (90),

Zingiber (80) yang merupakan jenis tanaman paling penting dan memiliki banyak

manfaat, Renealmia (70), Curcuma (54), Boesenbergia (50) dan Hedychium (40) (Lawrence, 1964).

Genus Alpinia diberikan untuk mengenang seorang ahli botani dari Italia, Prospero Alpino (1553-1616). Nama genus Amomum berasal dari kata Yunani

amomon yang merupakan nama tanaman rempah-rempah suku Indian. Nama genus Boesenbergia diberikan pada tahun 1891 oleh seorang ahli botani Carl E. O. Kuntze

(2)

Indonesia dari Ambon). Nama Hedychium berasal dari bahasa Yunani: hedy berarti manis, chion yang berarti salju, mengacu pada bunganya yang biasanya berwarna putih. Genus ini mempunyai potensi yang besar sebagai tanaman pertanian. Nama genus Zingiber berasal dari kata Sansekerta sringavera, yang berarti “akar berbentuk tanduk”. Pangkal tangkai daunnya mengalami pembengkakan, dan ujung anther meluas menjadi struktur seperti tanduk (Larsen & Larsen, 2006; Poulsen, 2006).

2.2 Deskripsi Zingiberaceae

Zingiberaceae merupakan kelompok tumbuhan herba menahun. Beberapa jenis dapat

tumbuh mencapai tinggi 10 m seperti Alpinia bola dari Pulau Fiji, jenis lainnya seperti

Kaempferia, hanya dapat tumbuh beberapa cm di atas permukaan tanah. Globba

merupakan genus yang berperawakan kecil dengan tinggi kurang dari satu meter. Tumbuhan Zingiberaceae terdiri atas bagian akar, batang, daun, bunga dan buah (Pandey, 2003; William et al., 2004; Larsen & Larsen, 2006).

Akar biasanya saling berhubungan dan berair. Beberapa tumbuhan dengan umbi yang ramping atau kecil seperti pada Curcuma, kadang-kadang berbentuk benang seperti pada genus Globba (Pandey, 2003). Semua jenisnya memiliki rimpang (batang yang biasanya tumbuh secara horizontal di sepanjang permukaan atau di dalam tanah yang menghasilkan akar dan daun). Rimpangnya dapat panjang dan lurus seperti kebanyakan Hedychium, atau dapat juga bercabang seperti pada Zingiber. Pada jenis seperti Boesenbergia, Kaempferia, Globba dan jenis lainnya yang berukuran kecil rimpang kebanyakan pendek. Bagian ujung dari rimpang atau percabangan tumbuh ke atas dan menjadi batang yang berdaun. Pada beberapa jenis seperti

Amomum, Geostachys dan Hornstedtia rimpang tumbuh di atas permukaan tanah

dengan didukung stilt root. Pada beberapa jenis rimpang tumbuh lebih dari satu meter dari lantai hutan (Kress et al., 2002; Larsen & Larsen, 2006; Poulsen, 2006).

Batang terdiri dari batang tegak dan rimpang yang tumbuh dari batang tegak memanjang secara horizontal di permukaan tanah. Daun tersusun berselang-seling

(3)

dengan pelepah yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk batang semu (Nurainas & Yunaidi, 2006).

Daun tunggal tersusun berselang-seling dalam dua baris, dengan pelepah yang menutupi batang, dengan atau tanpa tangkai daun (petioles), selain itu juga lidah daun (ligula) pada pertemuan antara helaian daun (lamina) dengan tangkai daun atau antara helaian daun dengan pelepah daun (vagina). Bentuk dan ukuran ligula berbeda-beda pada setiap genera. Bentuk bangun daun lanset, bulat telur atau memanjang dengan satu ibu tulang daun (midrib). Pertulangan daun menyirip yang sejajar satu dengan yang lainnya (Henderson, 1954; Pandey, 2003).

Letak perbungaan terminal atau muncul langsung dari rimpang, atau dari ujung batang, mempunyai braktea primer yang tersusun saling tumpang tindih. Bunga tersusun berkelompok atau soliter pada ketiak braktea primer, dengan atau tanpa braktea sekunder; bunga mekar biasanya bertahan satu hari atau kurang. Bunga mirip dengan bunga anggrek, meskipun kebanyakan berbeda dengan anggrek, memiliki masa berbunga yang singkat. Bunga biseksual, zigomorf, epiginius. Calyx berbentuk tabung, biasanya bergigi tiga. Corolla ada tiga yang bagian pangkalnya bersatu sehingga membentuk tabung. Hanya ada satu anther fertil; yang lainnya hilang atau tereduksi menjadi apendage steril yang selalu menjadi bagian labellum; terkadang dua struktur lain (lateral staminode) dapat berbentuk seperti petal atau gigi kecil. Stamen berada dalam dua lingkaran tetapi hanya stamen adaksial dari lingkaran dalam yang fertil, dua stamen lain dari lingkaran dalam steril, bersatu membentuk petaloid staminodium yang disebut labellum, dua stamen dari lingkaran luar menjadi petaloid staminodium yang lebih kecil, sedangkan satu stamen lagi hilang. Ginaesium dengan tiga karpel, ovarium inferus, satu atau tiga ruang, ovul banyak. Stilus memanjang, umumnya terletak di antara kedua teka dari anther, di atas ovarium terdapat dua kelenjar nektar (Nurainas & Yunaidi, 2006; Poulsen, 2006).

Buahnya berbentuk kapsul, kering atau berdaging, terkadang seperti buah beri dan kadang-kadang terbuka menjadi tiga bagian. Warna beraneka macam dengan permukaan licin, kasap, berambut atau berduri. Biji sedikit sampai banyak, bulat atau

(4)

berdaging, biasanya berlobus atau terbelah, berwarna putih orange, atau merah untuk menarik perhatian hewan penyebar biji-bijinya. Endospermnya banyak (Larsen & Larsen, 2006; Poulsen, 2006).

Gambar 2.1 Bunga Zingiberaceae. A. Etlingera littoralis, 1. stigma, 2. anther, 3. lip, 4. petal, 5. calyx, 6. ovary. B. Globba, 1. stigma, 2. apendage, 3. stylus, 4. filamen, 5. lip, 6. lateral staminode, 7. petals, 8. tabung corolla, 9. calyx, 10. ovary, 11. bracteole. C. Zingiber, 1. stigma, 2. filamen, 3.

(5)

petals, 4. lip, 5. nectary glands, 6. ovary. (Smith, R. M, 1981; Kittipanangkul & Ngamriabsakul, 2006).

2.3 Distribusi Zingiberaceae

Jahe-jahean (Zingiberaceae) umumnya tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Pusat penyebaran terbesarnya terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara, beberapa jenis juga terdapat di Amerika. Daerah terkaya akan genera dan spesies dari famili ini adalah di kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, Philipina dan Papua. Zingiberaceae umumnya tumbuh di tempat yang lembab dan daerah yang ternaungi. Tumbuhan tersebut juga ditemukan pada hutan sekunder. Beberapa jenis dapat tumbuh di daerah dengan cahaya matahari penuh (Sirirugsa, 1999; Pandey, 2003).

Menurut Pandey (2003), ada sekitar 50 genera dari famili Zingiberaceae, diperkirakan 50% dari total genera dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian lebih dari 2000 m (meter) dpl (di atas permukaan laut). Terutama di daerah dengan curah hujan yang tinggi. Jenis yang ada di Asia dengan temperatur yang dingin memiliki 20 genera (satu endemik) dan 216 jenis (141 endemik) dan empat yang diketahui di China.

2.4 Pemanfaatan Zingiberaceae

Zingiberaceae banyak dimanfaatkan masyarakat antara lain sebagai bumbu atau

bahan masakan, obat-obatan, bahan rempah-rempah, tanaman hias, bahan kosmetik, bahan minuman, bahan tonik rambut, sebagai pewangi dan sebagainya (Lawrence, 1964; Poulsen, 2006).

Zingiberaceae yang paling banyak dimanfaatkan terdapat pada genera Alpinia, Amomum, Curcuma, Zingiber, Boesenbergia, Kaempferia, Elettaria, Elettariopsis, Etlingera dan Hedychium. Sekitar 20 jenis Zingiberaceae yang telah dibudidayakan

(6)

dihasilkan dari destilasi minyak Zingiber offcinale; obat-obatan seperti Kaempferia

galanga; tanaman hias yaitu Hedychium coronarium dan baru-baru ini sebagai bunga

potong yaitu Etlingera. Beberapa jenis Curcuma dapat digunakan untuk mengobati gigitan ular dan anti tumor. Kandungan minyak atsiri dalam Zingiber dapat dimanfaatkan sebagai obat dan memiliki aroma yang khas (Larsen, et al., 1999; Marsusi, et al., 2001; Caveerach, et al., 2008).

Zingiberaceae diminati sebagai tanaman hias karena warna bunganya yang

sangat menarik, sehingga tidak mengherankan jika akhir-akhir ini ada peningkatan penanaman tumbuhan tersebut sebagai tanaman hias di taman-taman kota, rumah kaca dan juga sebagai bunga potong. Beberapa jenis di antaranya memegang peran penting secara ekologi sebagai tumbuhan penutup di dalam hutan, khususnya setelah adanya penebangan liar, fragmentasi lahan ataupun kebakaran hutan (Poulsen, 2006).

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Kawasan Hutan Sikundur Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat Sumatra Utara dan dilanjutkan di Herbarium Medanense (MEDA). Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2 Deskripsi Area Letak dan Luas

Kawasan Sikundur Taman Nasional Gunung Leuser terletak pada garis 03o 56’-04o02’ Lintang Utara dan 98o02’-98 o08’ Bujur Timur.

Gambar

Gambar 2.1 Bunga Zingiberaceae. A. Etlingera littoralis, 1. stigma, 2. anther, 3. lip,   4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pada Tabel 4 dan 5, menunjukkan bahwa tingginya kandungan protein pada gelatin dari berbagai bahan baku kulit kaki ternak tidak selalu diikuti dengan

Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang terdapat dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak terlalu keruh.

Pemerintah Indonesia mengadakan kerja sama ekonomi dengan Cina yang ditandatangani oleh petinggi kedua negara di Jakarta hari Rabu (02/10) merupakan.. penanda dimulainya sebuah

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT2. TOTAL LABA (RUGI)

high density in hapas Little et al., 1996. The numbers of broodfish and hapas used is indicated in Table 1. Conditioning hapas were allowed to sun-dry in situ to control fouling of

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT.. TOTAL LABA (RUGI)

triploids’ PTs , which when compared with diploid scallops from within the same treatment Ž treated diploids , had a significantly larger muscle weight than the differences

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) KOMITMEN KONTIJENSI/OFF BALANCE SHEET.