• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber Daya manusia merupakan daya yang bersumber dari manusia. Daya yang bersumber dari manusia dapat juga disebut dengan tenaga atau kekuatan (energi atau power). Sudah menjadi materi pokok dalam garis-garis besar haluan negara bahwa hakekat pembangunan nasional indonesia adalah membangun manusia indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia.

Penduduk Indonesia yang benar merupakan modal dasar bagi pembangunan dengan syarat yaitu memliliki kompetensi yang tinggi dengan adanya pembinaan dan pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal dengan perkiraan jumlah dan tipe kebutuhan tenaga manusia, bagian kepegawaian atau manajer sumber daya manusia akan mempunyai perencanaan yang baik dalam proses rekrutmen, sleksi dan pembangunan kegiatan lainya kebutuhan atau permintaan akan sumber daya manusia oleh suatu organisasi merupakan ramalan kebutuhan organisasi untuk waktu yang akan datang. Ramalan tersebut bukan hanya sekedar memperhatikan kuantitas namun yang menjadi dasar yang dimiliki adalah kualitas kompetensi sumber daya manusia tersebut. Sumber daya manusia yang cakap mampu dan trampil belum menjadi kiblat untuk menjamin produktivitas kerja meningkat, apabila individu pegawai tidak memiliki moral kerja dan kedisiplinannya rendah.

Dewasa ini perkembangan zaman sudah sangat moderen dan begitu berkembang pesat dalam khazanah keilmuan maupun dalam dunia kerja. Pegawai Negri Sipil di tuntut untuk bekerja secara maksimal agar terciptanya hasil yang optimal dengan daya saing, kinerja dan mutu yang bagus dari semua sumber yang dimiliki dari negara, khususnya yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam bidang pekerjaan agar bisa memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

(2)

Dalam melahirkan hasil yang baik dan dapat memberikan kualitas pelayanan yang prima manusia adalah aset yang sangat berharga untuk menciptakan hal tersebut, karena manusia merupakan mahkhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Manusia memiliki daya pikir, analisa dan manusia memiliki kreatifitas merencanakan, mengorganisasi mengakualisasikan dan mengontrol sesuatu dengan fungsinya.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi memanfaatan sumber daya manusia yang efektif merupakan jalan dan perkembangan dimasa yang akan datang, dengan kata lain kemajuan dan kemunduran suatu organisasi tergantung kepada kompetensi manusia dalam mengelolanya.

Organisasi sebagai suatu kelompok yang mempunyai tujuan tertentu secara mutlak akan di pengaruhi oleh prilaku-prilaku baik dari internal organisasi maupun dari pihak eksternal untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tentukan sebelumnya, tentu organisasi harus mempunyai orang-orang yang berkompetensi dalam bekerja, kompetensikepemimpinan dan organisasi yang memperkuat dan memaksimalkan kompetensi. Menurut David Charingrington pada sobirin (2007:5) Organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur yang didirikan oleh manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka untuk satu tujuan tertentu.

Berdasarkan hasil observasi pada Kantor Kecamatan Serang BaruKabupaten Bekasi dalam meningkatkan kinerja pegawainya dihadapkan pada kendala yang timbul yaitu masih rendahnya pemahan fungsi dari sebagian pegawai dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas yang ada. Setiap pegawai harus senantiasa memiliki pemahaman yang terbaik terhadap apa yang telah menjadi fungsinya. Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan kesenjangan yang ada ditempat kerja, setiap pegawai harus senantiasa memiliki pemahaman yang baik yang telah menjadi fungsinya, yang mengindikasikan bahwa kinerja pegawai belum tercapai secara optimal. Melihat bahwa pegawai mempunyai tanggung jawab sendiri dan telah menyumbangkan semua tenaganya dengan semaksimal mungkin guna mencapai tujuan organisasi, sehingga pemberian bentuk motivasi kerja yang diberikan oleh

(3)

seorang pimpinan terhadap pegawai sangat perlu untuk meningkatkan kinerja supaya mendorong untuk mencapai kerja lebih baik lagi.

Seseorang yang termotivasi yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial guna menunjang tujuan-tujuan kesatuan kerjanya dan organisasi tempat kerjanya. Seseorang yang tidak termotivasi hanya memberi upaya minimum dalam hal bekerja. Serta seorang pegawai akan berprestasi ketika kinerjanya dihargai, sebaliknya jika usahanya tidak di hargai maka dia tidak akan berusaha untuk berprestasi.

Motivasi secara sederhana adalah faktor - faktor yang mendorong seseorang yang berperilaku tertentu kearah tujuan yang akan dicapainya. Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Apa yang dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kinerja seorang pegawai dalam suatu organisasi atau institusi kerja, di pengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam pegawai itu sendiri maupun faktor lingkungan dan organisasi kerja itu sendiri.

Saat ini didalam Intansi Pemerintahan yang sangat dibutuhkan adalah orang-orang yang memiliki azas profesionalisme dalam mendapatkan jabatan sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS). Intansi Pemerintahan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan aspek kompetensi intelektual dan kepribadian manusia yang perlu dilakukan secara terus-menerus didalam suatu intansi, adalah suatu proses pembangunan kompetensi kearah dipandang sebagai salah satu bentuk investasi intelektual karena apabila dianalisis, maka dapat dikatakan bawha ternyata manusia yang akan menentukan berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuan.

Dalam kondisi saat ini pegawai dituntut untuk memiliki kompetensi menjadi prioritas utama untuk menjadi tolak ukur seseorang dalam bekerja, kompetensi juga sering menjadi tolak ukur atau indikator dalam mengukur

(4)

keunggulan dan keberhasilan tujuan sesuatu lembaga atau institusi baik institusiPemerintahan atau Swasta.

Dalam undang-undang No. 43 pasal (31) Tahun 1999 tentang sumpah peraturan kode etik dan peraturan disiplin menentukan bawha untuk mencapai efektif dan efisen yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan PNS yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu keahlian kemampuan dan keterampilan ,dengan demikian setiap instansi pemerintahan menginginkan pegawai di setiap instansi terkait memiliki banyak ide kreatif inovatif untuk menjadi pegawai yang lebih profesional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk menghadapi era persaingan globalisasi, Undang-undang No.34 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian menyebutkan kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur khususnya Pegawai Negri Sipil (PNS). Pegawai Negri Sipil memiliki kewajiban untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan melaksanakan tugas dengan amanah dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Undang-undang pasal 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas Pemerintah dan pembangunan diperlukan Pegawai Negri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja..

Kompetensi secara efektif menerjemaahkan visi dan tujuan-tujuan strategis organisasi kedalam prilaku yang dilakukan oleh seorang pegawai, pegawai harus memiliki kompetensi yang baik unggul dan dapat di pertanggungjawabkan dalam propesi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan agar lebih produktif. Menurut Keith davis dan jhon w. Newstrom dalam bukunya yang berjudul prilaku dalam organisasi yaitu penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak didalam organisasi maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkopeten dan berkualitas, pembangunan sumberdaya manusia yang terencana dan berkelanjutan merupakan kebutuhyan yang mutlak terutama untuk masa depan terorganisasi.

(5)

Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan sertadidukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Kompetensi Pegawai yang terdiri dari pengetahuan (knowledge),

kemampuan/keterampilan (skill), sikap (attitude), jika disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang dibutuhkan oleh Pemerintahan, dapat menghasilkan kinerja pegawai yang berprestasi.

Selain kompetensi yang dapat mempengaruhi Kinerja Pegawai, insentif yang diterima Pegawai dari aktifitas kerja yang diikutinya juga dapat meningkatkan semangat kerja Pegawai sehingga Pegawai berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memberikan hasil kerja yang terbaik bagi kemajuan Pemerintah. Insentif merupakan salah satu bagian dari kompensasi. Kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu kompensasi langsung dan tidak langsung. Kompensasi langsung berupa gaji, upah, insentif, dan bonus. Sedangkan secara tidak langsung berupa asuransi kesehatan, uang cuti atau uang pensiun, tunjangan pendidikan dan tunjangan soasial.

Motivasi kerja memiliki peranan penting bagi tercapainya tujuan organisasi yang maksimal, karena dengan motivasi pegawai dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah ditemukan. Yang dimaksud motivasi disini adalah hal yang menyebabkan menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan memerlukan motivasi atau dorongan dari orang lain untuk mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya. Pimpinan organisasi merupakan orang yang bekerja dengan bantuan dari para bawahannya, yaitu staffnya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban dari seorang pimpinan untuk mengusahakan agar para pegawai berprestasi. Kemampuan staff untuk dapat berprestasi disebabkan dengan adanya dorongan atau motivasi.

Pemberian motivasi dengan tepat akan dapat menimbulkan semangat, gairah dan ke ikhlasan kerja dalam diri seseorang. Meningkatkan kegairahan dan kemauan untuk bekerja dengan sukarela tersebut akan menghasilkan pekerjaan yang baik,

(6)

sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dangan hasil maksimal. Sedangkan pegawai yang mempunyai motivasi kerja rendah, mereka akan bekerja seenaknya dan tidak berusaha untuk mendapatkan hasil maksimal.

Faktor Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk disiplin pegawai agar dapat melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun perkelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin baik hasil dari kinerjapegawai yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi Intansi Pemerintahanuntuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan intansi, pegawai, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap pimpinan selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang pimpinan dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik memang merupakan hal yang cukup sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Jika lingkungan kerja semuanya disiplin, maka seorang pegawai ikut disiplin, tetapi linngkungan kerja tidak disiplin, maka seorang pegawai juga akan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit bagi lingkungan kerja yang tidak disiplin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan pegawai, karena lingkungan kerja akan menjadi panutan bagi para pegawai.

Sutrisno (2013:89),mengatakan bahwa disiplin pegawai adalah perilaku seseorang dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap , tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari intansi baik tertulis maupun yang tidak tertulis.

Disiplin kerja merupakan suatu proses perkembangan konstruktif bagi pegawai yang berkepentingan karena disiplin kerja ditujukan pada tindakan bukan

(7)

orangnya. Disiplin juga sebagai proses latihan pada pegawai agar para pegawai dapat mengembangkan kontrol diri dan agar dapat menjadi lebih efektif dalam bekerja. Dengan demikian pendisiplinan juga hendaknya mempunyai sasaran yang positif, bersifatnya mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif untuk memperbaiki efektifitas dalam tugas dan pergaulan sehari-hari dimasa yang datang bukan menghukum kegiatan masa lalau.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:129), Disiplin kerja dapat diartikan pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Pendapat lain menurut Siswanto (2001:291) Disiplin kerja sebagai sikap menghormati, menghargai, dan taat pada peraturan yang berlaku baik ditulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya, tidak mengelak dengan sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Terkadang kekurang tahuan pegawai tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi kepada pegawai. Selain memberikan orientasi pimpinan harus menjelaskan secara rinci peraturan-peraturan yang sering dilanggar, berikut rasional, dan konsekuensinya. Demikian pula peraturan atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada staff melalui diskusi aktif.

Apabila kondisi pegawai kurang dilakukan pembinaan maka akan berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan tugas di intansi. Situasi ini jelas akan merugikan intansi yang bersangkutan, sebab pegawai akan bekerja dengan terpaksa dan timbul rasa enggan untuk berprestasi. Dengan demikian pegawai tersebut tidak mempunyai semangat untuk bekerja sehingga produktivitasnya menjadi rendah, walaupun uraian tugas telah diatur dengan jelas dalam pokok dan fungsi. Kondisi tersebut membawa konsenkuensi bagi Pemerintahan Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi untuk secara terus menerus dan konsisten meningkatkan kinerja pegawainya, sehingga diharapkan dapat terbentuk sosok pegawai yang profesional yang mampu mendukung dan berperan dalam penyelenggarakan pembangunan di wilayahnya.

(8)

Faktor lain yang dimungkinkan mempengaruhi kinerja pegawai adalah Gaya Kepemimpinan. Karena pimpinan merupakan sektor utama yang akan dapat membawa bawahannya untuk bekerja lebih giat. yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pegawai. Gaya Kepemimpinan yang sedikit otoriter tetapi telaten membuat pegawai merasa tertekan dan lebih menurunkan disiplin kerjanya. Perlu disadari, bahwa pelaksanaan suatu kegiatan ada kecenderungan terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalisasikan implementasi kinerja pegawai sangat diperlukan pengawasan yang tepat.

Faktor lain juga yang mempengaruhi konerja pegawai adalah lingkungan kerja yang efektif, diperlukan lingkungan kerja yang menunjang berjalannya roda pemerintahan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila pegawai dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pegawai pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung. Jika lingkungan kerja pegawai tidak kondusif, baik secara fisik maupun non fisik, maka pegawai tidak akan mampu bekerja secara optimal, sehingga kinerja pegawai akan menurun. .

Faktor lainnya ialah gaji pegawai honor masih sangat rendah jika dibandingkan dengan gaji karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Gaji pegawai honor seharusnya mengikuti perkembangan pasar, sehingga bukan seberapa besar gaji yang diterima (nominal) tetapi berapa banyak hari kerja atau jasa yang dapat diperoleh dari gaji tersebut. Sebagai tenaga profesional, pegawai membutuhkan waktu luang dan membutuhkan keperluan lainnya untuk menambah ilmunya. Namun gaji yang rendah menjadikan waktu luang mereka digunakan untuk mencari pekerjaan sampingan di tempat lain untuk menambah penghasilan, hal ini membuat loyalitas dan komitmen kinerja pegawai mengalami penurunan terhadap Pegawai Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi. Gaji yang diterima oleh pegawai honorer setiap bulannya relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pegawai honorer menerima gaji berdasarkan

(9)

kehadiran disetiap bulan, sedangkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) menerima gaji yang berasal dari pemerintah berdasarkan golongan atau pangkat mereka.

Berdasarkan uraian Latar Belakang Penelitian, penelitian skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Penelitian dan agar lebih jelas untuk kualitatif dan kuantitatifnya dalam penelitian ini, maka Rumusan Masalah di susun sebagai berikut:

1. Apakah Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi ?

2. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi ?

3. Apakah Disiplin berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi ?

4. Apakah ada Pengaruh antara Kompetensi, Motivasi dan Disiplin terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kompetensi terhadapkinerja pegawai

di Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kompetensi, motivasi dan disiplin terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi.

(10)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Peneliti.

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada penulis mengenai pengaruh Kompetensi,Motivasi, Disiplin terhadap Kinerja Pegawai

2. Manfaat Bagi Kecamatan Serang Baru.

bahan masukan bagi Camat Kecamatan Serang Baru untuk meningkatkan kinerja aparatur kecamatannya.

3. Manfaat Bagi Pembaca.

Untuk memberi informasi dan menambah pengetahuan serta sebagai bahan referensi bagi yang ingin melakukan pembahasan yang sama.

1.5 Sistematika Penelitian

Skirpsi ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab Kajian Pustaka mencakup, yaitu, diantaranya Landasan Teori, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran, Perumusan Hipotesis serta sangat membantu dalam penelitian dan analisis data. Di samoing itu, terdapat ringkasan hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Bab ini juga berisi tentang kerangka pemikiran teoritis dan rumusan hipotesis yang timbul dari pemikiran tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang sejarah obyek penelitian, struktur organisasi obyek penelitian, kegiatan operasional obyek penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, keterbatasan dan gambaran untuk penelitian berikutnya

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Desa Klampok beragama Islam, terbukti dari sarana peribadatan yang sangat memadai. Salah satunya yaitu masjid

Borges (2008) mengatakan nilai rendahnya DIC dan TA pada musim hujan di ekosistem mangrove terkait dengan salinitas, yaitu pada musim kemarau tingginya temperatur

Apabila rasio konsistensi (consistency ratio atau CR) sudah memenuhi syarat dibawah 0.10, atau CR < 0.10, maka dilakukan penggabungan pendapat dari setiap

Jangan sampai kita malah menyakiti orang lain karena lidah kita, tapi mari kita mau menjadi berkat bagi orang lain dengan kata-kata yang keluar dari

Dari penegrtian diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil pengeolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Medical Surgical and Critical Care Nursing Community Health and Primary Care Nursing Geriatric Nursing. Room 2