• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Matematik Streeter-Phelps dalam Penentuan Sebaran Defisit Oksigen di Sungai Kali Wonokromo Kota Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Model Matematik Streeter-Phelps dalam Penentuan Sebaran Defisit Oksigen di Sungai Kali Wonokromo Kota Surabaya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Model Matematik Streeter-Phelps dalam Penentuan Sebaran

Defisit Oksigen di Sungai Kali Wonokromo Kota Surabaya

Application of Streeter-Phelps Mathematic Modeling for Determination

Oxygen Deficit Distribution on Kali Wonokromo River Surabaya City

Ruslan Wirosoedarmo1*, Alexander Tunggul Sutan Haji1 , Eliza Masita Dewi2

1Dosen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 2Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang

*Email Korespondensi: ruslanwirosoedarmo@yahoo.co.id

ABSTRAK

Sungai Kali Wonokromo merupakan sungai Kota Surabaya, sungai ini dijadikan bahan baku air minum.Kondisi kualitas air Sungai Kali Wonokromo dapat digambarkan melalui defisit oksigen.Parameter lain seperti suhu, pH, BOD, dan kekeruhan dijadikan parameter pendukung dalam penentuan kualitas air Sungai Kali Wonokromo.Metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penentuan kualitas air sungai berdasar parameter DO, BOD, suhu, pH, dan kekeruhan kemudian dievaluasi berdasar standar baku mutu.Pemodelan matematik yang digunakan adalah model matematik Streeter-Phelps satu dimensi untuk menentukan sebaran defisit oksigen. Hasil pengukuran dan pengujian yang dilakukan pada penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Kali Wonokromo berdasarkan parameter DO, BOD, suhu, pH, dan kekeruhan tidak sesuai dengan peruntukan air Sungai Kali Wonokrono yang digunakan sebagai air baku air minum. Kemudian hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil defisit oksigen pada lokasi J1 sebesar 2.58 mg L-1, lokasi J2 sebesar 4.15 mg L-1, lokasi J3

sebesar 4.14 mg L-1, lokasi J4 sebesar 5.25 mg L-1, dan lokasi J5 sebesar 3.58 mg L-1. Model

Streeter-Phelps untuk Sungai Kali Wonokromo untuk penentuan defisit oksigen di sembarang titik telah disusun. Hasil analisis korelasi DO model dan DO aktual menunjukkan faktor korelasi (r) sebesar 0.91. Model Streeter-Phelps di Sungai Kali Wonokromo sudah representatif dan dapat diterapkan pada kondisi tetap.

Kata Kunci : Defisit oksigen, Streeter-Phelps, Kali Wonokromo Abstract

Kali Wonokromo River flows in Surabaya City. it is used for raw material drinking water for people.Quality of Kali Wonokromo River can be described through the oxygen deficit.Another parameters, like temperature, pH, BOD, and turbidity, are used for supporting in determining quality of Kali Wonokromo River. Descriptive quantitative methode was used for determining water quality of the river with several parameters, then those were evaluated by the standards. Modeling which were used was Streeter-Phelps Mathematic Modeling for one dimension for determining oxygen deficit. The result of the measurement and testing showed that water quality of Kali Wonokromo River based on DO, BOD, temperature, pH, and turbidity did not appropriate with its raw material drinking water. the result of

oxygen deficit at location J1 was 2.58 mg L-1, J2 was 4.15 mg L-1, J3 was 4.14 mg L-1, J4 was 5.25 mg L

-1, and J5 was 3.58 mg L-1. Streeter-Phelps for Kali Wonokromo River for determining oxygen deficit in

random sites in the river has arranged. The result of corelation analysis between model DO and actual DO showed that corelation factor (r) calculation was 0.91. So modeling for Kali Wonokromo River have been representative and could be used for steady state condition.

(2)

PENDAHULUAN

Sungai banyak dimanfaatkan untuk

keperluan manusia seperti tempat

penampungan air, alat transportasi,

mengairi sawah dan keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan, sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir,dan ketersediaan air. Sungai sebagai tempat penampungan air mempunyai kapasitas tertentu dan dapat berubah karena aktivitas alami maupun antropogenik (Hendrawan, 2005). Sungai Kali Wonokromo merupakan salah satu percabangan Sungai Surabaya. Sungai Kali Wonokromo mengalir ke arah pantai timur dan bermuara di Selat Madura. Air dari sungai ini diolah menjadi air PDAM

dan dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan air bersih warga Surabaya

(Dokumentasi Hasil Pelaksanaan

Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, 2014). Selain itu Sungai Kali Wonokromo juga memiliki fungsi pokok sebagai drainase kota, kegiatan perikanan, peternakan, mengaliri tanaman, serta pariwisata air (Badan Lingkungan Hidup

Kota Surabaya, 2011). Sungai Kali

Wonokromo yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat harus dapat memenuhi

kualitas air yang sesuai dengan

peruntukannya.

Kondisi kualitas air Sungai Kali Wonokromo dapat digambarkan melalui perubahan konsentrasi DO atau defisit oksigen yang terjadi di sungai. Besarnya defisit oksigen dapat digambarkan oleh Model Matematik Streeter-Phelps. Penelitian ini juga dapat menghasilkan Model Matematik untuk defisit oksigen yang dapat diterapkan di sembarang lokasi di Sungai Kali Wonokromo. Selain DO parameter lain seperti BOD, suhu, pH dan kekeruhan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam analisis kualitas air Sungai Kai Wonokromo. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi rekomendasi pengambilan keputusan dalam pengelolaan Sungai Kali Wonokromo

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan,

Universitas Brawijaya. Daerah studi

penelitian ini dikhususkan di Sungai Kali

Wonokromo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, dimana lokasi pertama pada koordinat antara 7°18'00.3"LS 112°44'21.1"BT dan lokasi terakhir pada koordinat 7°18'20.5"LS 112°48'26.6"BT. Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Februari 2016 sampai Juni 2016.

Pengumpulan Data

Alat untuk pengambilan data pada penelitian ini yaitu: bola ping-pong sebagai media pengukur kecepatan, stopwatch untuk mengukur waktu, Global Positioning System (GPS) untuk menentukan koordinat titik sampel, meteran untuk mengukur panjang sungai, tali rafia untuk membantu pengukuran panjang, tongkat bambu untuk

mengukur kedalaman sungai, botol

pengambil sampel untuk mengambil sampel air sungai, tali tampar sebagai alat mengikat botol pengambil sampel agar masuk pada kedalaman tertentu, pemberat untuk membantu botol sampel masuk pada kedalaman tertentu, botol semprot untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk membasuh dan menetralkan peralatan, coolbox untuk mengawetkan sampel, DO meter untuk mengukur DO, pH meter untuk mengukur pH, termometer untuk mengukur suhu, ember untuk mencampur sampel air dari beberapa titik dalam satu lokasi, botol sampel untuk wadah sampel air sungai, kertas label untuk memberi keterangan pada botol sampel, perahu untuk sarana menyusuri sungai, kamera untuk dokumentasi, kalkulator untuk alat bantu perhitungan di lapang, alat tulis untuk mencatat data.

Alat untuk mengolah data yaitu personal computer yang dilengkapi software Microsoft Office Excel untuk perhitungan model matematik dan ArcGis untuk pengolahan Peta Lokasi Penelitian Sungai Kali Wonokromo. Sementara bahan pada penelitian ini yaitu sampel air Sungai Kali Wonokromo, aquades sebagai penetral peralatan, es batu sebagai pengawet sampel air, Peta Administrasi Kota Surabaya, Peta Waduk dan Bozem Kota Surabaya, Peta Sungai Kali Wonokromo.

Pengukuran Debit Sungai

Data debit diperoleh melalui perkalian antara luas penampang dan kecepatan.

(3)

Kecepatan aliran sungai didapatkan melalui

metode pelampung. Sementara luas

penampang sungai pada penelitian ini dihitung dengan metode aljabar pendekatan

analisis, dimana penampang sungai

berbentuk persegi panjang dihitung melalui persamaan 1 dan sungai trapesium dengan persamaan 2.

A = b x y (1)

A = ½ (a+b) x y (2)

A sebagai luas penampang basah (m2), a

sebagai lebar dasar sungai (m), b lebar sungai (m), dan y sebagai kedalaman sungai (m).

Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan di penelitian ini akan menghasilkan nilai defisit oksigen pada masing-masing lokasi penelitian. Kemudian model matematik defisit oksigen yang dapat diterapkan untuk seluruh titik di Sungai Kali Wonokromo juga akan ditentukan setelah adanya analisis

korelasi untuk mengetahui

kerepresentatifan model. Selain itu data yang ada digunakan untuk penentuan kualitas air berdasarkan konsentrasi DO dan parameter pendukung yaitu BOD, suhu, pH, dan kekeruhan.

Penyusunan Model Matematik

Model yang digunakan pada penelitian ini

adalah model Streeter-Phelps yang

digunakan untuk mengetahui defisit

oksigen yang tersebar di lokasi penelitian. Perhitungan yang perlu dilakukan dalam penyusunan model matematik dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Perhitungan Konstanta Reaerasi (Kr)

Angka konstanta kecepatan reaerasi

menunjukkan besarnya laju penyerapan oksigen atmosfer ke dalam perairan. semakin deras dan dangkal suatu perairan semakin besar angka konstanta kecempatan reaerasi (kr) dan sebaliknya (Chapra, 1997 dalam Astono dkk., 2008). Nilai Kr dapat dihitung dengan rumus pada persamaan 3 (Gizzard, 2007), dan untuk nilai Kr pada suhu berbeda pada persamaan 4 (Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003).

Kr (20 oC) = 3.93 x (U0.5/H1.5) (3)

Kr (T o C) = Kr (20oC) x 1,016 (T-20) (4)

Kr (20oC) adalah konstanta reaerasi pada

suhu 20oC (hari-1), Kr (T oC) sebagai

konstanta reaerasi pada suhu tertentu (hari

-1), U sebagai kecepatan rata-rata aliran air

sungai (m/s), H sebagai kedalaman rata-rata sungai (m).

2. Perhitungan Konstanta Deoksigenasi (Kd) Nilai konstanta Kd (kecepatan deoksigenasi) sungai dapat menunjukkan kecepatan pemakaian oksigen oleh air sungai untuk

proses biokimia seperti penguraian

(dekomposisi) bahan organik atau BOD yang masuk ke dalam air sungai(Razif, 1994).Nilai Kd dapat dinyatakan dihitung dengan persamaan 5 (Ramdhani dkk., 2013). Sedangkan nilai Kd untuk suhu air yang

berbeda dapat ditentukan melalui

persamaan 6 (Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003).

Kd (20oC) = 0.3 (H/8)-0.434 (5)

Kd (T o C) = Kd (20oC) x 1.047 (T-20) (6)

Kd (20oC) sebagai konstanta deoksigenasi

pada suhu 20oC (hari-1), Kd (T oC) sebagai

konstanta deoksigenasi pada suhu tertentu (hari-1), dan H sebagai kedalaman rata-rata

sungai (m).

3. Perhitungan BOD Ultimate

Nilai BOD ultimate pada temperatur dapat ditentukan dari nilai BOD520, yaitu BOD

yang ditentukan pada temperatur 20oC

selama 5 hari dengan menggunakan 7(Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003).

La = BOD520/1-e-5.kd (7)

La sebagai BOD maksimum (ultimate) di

sungai setelah percampuran (mg L-1),

BOD520 sebagai BOD yang ditentukan pada temperatur 20oC selama 5 hari.

4. Perhitungan DO Saturasi

Nilai DO saturasi dipengaruhi oleh salinitas, tekanan, dan suhu. Pada penelitian ini

(4)

salinitas diasumsikan konstan dimana aliran air merupakan aliran freshwater dan tidak dipengaruhi kondisi pasang-surut. Tekanan atmosfer juga diasumsikan secara spasial konstan dikarenakan elevasi sungai relatif sama.Berdasarkan parameter suhu, DO saturasi dapat ditentukanseperti pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai DO Saturasi berdasarkan Suhu

Sumber: Effendi, 2003.

5. Perhitungan Defisit Oksigen

Defisit oksigen pada badan air dapat diketahui melalui pemodelan matematik oleh Streeter-Phelps dimana model ini sesuai dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003.yang mana dapat dilihat pada persamaan 8.Nilai waktu (t) pada model

tersebut dapat dihitung berdasarkan

persamaan 9.

D = {(Kd.La)/(Kr-Kd)} x (e-Kd.t - e-Kr.t) + Da

(e-Kr.t) (8)

D sebagai defisit oksigen di sungai

terhadap waktu setelah percampuran (mg L

-1). Da merupakan defisit oksigen awal pada

titik buangan pada waktu (t) = 0, nilai Da merupakan hasil pengurangan DO saturasi dan DO lapang, t sebagai waktu (hari).

t = (x/v) x 86.4 (9)

x sebagai jarak dari titik sampel ke titik sampel yang lain (km), v sebagai kecepatan aliran sungai (ms-1).

6. Model Matematik Defisit Oksigen di Sungai Kali Wonokromo

Model matematik defisit oksigen untuk Sungai Kali Wonokromo dapat disusun menggunakan Persamaan 8 dengan merata-ratakan nilai kecepatan. konstanta reaerasi. dan konstanta deoksigenasi berdasarkan

persamaan matematis Streeter-Phelps

(Sitanggang dkk.. 2013). Pengujian Model

Model matematik defisit oksigen untuk Sungai Kali Wonokromo yang telah disusun diuji kerepresentasiannya dengan analisis korelasi. Analisis korelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung faktor korelasi (r) antara DO model dan DO aktual.

DO model dapat dihitung dengan

persamaan 10. sementara faktor korelasi dihitung dengan persamaan 11.

C= (Cs – D) (10)

C adalah konsentrasi dissolved oxygen

(mg L-1), Cs merupakan konsentrasi DO

saturasi (mg L-1),

(11)

r merupakan nilai korelasi, n sebagai jumlah sampel, x sebagai variabel bebas dalam hal

ini nilai DO model, y sebagai Variabel

bebas terikat hal ini Nilai DO lapang. Penentuan Kualitas Air Sungai Kali Wonokromo

Penentuan kualitas air Sungai Kali Wonokromo diperlukan untuk mengetahui kesesuaian antara pemanfaatan air Sungai Kali Wonokromo dengan kualitas airnya. Parameter kualitas air yang akan ditinjau pada penelitian ini yaitu DO. BOD. suhu. pH. dan kekeruhan. Standar baku mutu yang digunakan untuk parameter DO. BOD. suhu. dan pH yakni berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 sedangkan untuk parameter kekeruhan menggunakan standar baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416 Tahun 1990.

Suhu (oC) Kadar Oksigen Terlarut (mg/L) 28 7.83 29 7.69 30 7.56 31 7.43 32 7.30 33 7.18 34 7.06 35 6.95 36 6.84 37 6.73 38 6.62 39 6.51 40 6.41

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Sumber Pencemar

Sumber pencemar P2. P3. P4. dan P5 yang masuk ke sungai pada dasarnya akan mempengaruhi kualitas air sungai di

lokasi-lokasi penelitian di Sungai Kali

Wonokromo. Jenis kegiatan yang

mempengaruhi kualitas air buangan

merupakan kegiatan domestik warga. Debit pencemar pada lokasi P2 sebesar 0.5 m3/s.

lokasi P3 sebesar 1.5 m3/s. P4 sebesar 0.25

m3/s. dan lokasi P5 sebesar 0.25 m3/s.

Sementara debit rata-rata sungai yang terkoreksi yang telah dihitung sebesar 17.28

m3/s. Hal ini dapat berarti adanya masukan

limbah dengan debit yang jauh kecil tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas air Sungai Kali Wonokromo. karena debit sungai yang besar dapat mengencerkan limbah. namun adanya akumulasi limbah pada Sungai Kali Wonokromo seiring

dengan berjalannya waktu dapat

menyebabkan terjadinya penuruanan

kualitas air sungai.

Kondisi Kualitas Air Sungai Kali Wonokromo

Kualitas air sungai pada penelitian ini ditinjau berdasarkan parameter suhu. kekeruhan. pH. BOD. dan DO.

1. Suhu

Hasil pengukuran suhu air Sungai Kali Wonokromo di sepanjang penggal daerah studi menunjukkan pada lokasi J1 suhu yang sebesar 32.8 oC. suhu pada kondisi

awal sudah cukup tinggi bila dibandingkan dengan suhu normal air sebesar 26-28 oC.

Lokasi J2 sebesar 32.2 oC. Selanjutnya pada

lokasi J3 suhu mengalami kenaikan dimana suhu terukur sebesar 33.6 oC. Namun pada

lokasi J4 suhu mengalami penurunan secara signifikan. dimana suhu sebesar 28.7 oC.

Lokasi J5 memiliki suhu yang paling tinggi. dimana suhu terukur sebesar 34.8oC. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa suhu air di lokasi J1.J2.J3. dan J5 telah melampaui standar baku mutu PP Nomor 82 tahun 2001 yang menetapkan standar untuk suhu air pada deviasi 3 dari keadaan air normal (25

oC-28 oC).

2. Kekeruhan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan nilai kekeruhan air Sungai Kali Wonokromo pada lokasi penelitian mengalami fluktuasi. Nilai kekeruhan pada lokasi J1 sebesar 6.35 NTU. pada lokasi J2 sebesar 5.6 NTU. pada lokasi J3 sebesar 6.25 NTU. pada lokasi J4 sebesar 5.8 NTU. dan pada lokasi terakhir yaitu J5 kekeruhan sebesar 8.2 NTU.Hal ini menunjukkan bahwa kekeruhan pada lokasi-lokasi penelitian di Sungai Kali Wonokromo telah melewati standar yang telah ditetapkan untuk kualitas air minum. Besarnya kekeruhan pada lokasi penelitian masuk pada kualitas air bersih yang

mempersyaratkan kadar kekeruhan

maksimum untuk kualitas air bersih sebesar 25 NTU.

3. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH pada lokasi J1 sebesar 6.8 kemudian pada lokasi J2 pH mengalami peningkatan yang cukup besar hingga mencapai nilai 7.5. Selanjutnya pada lokasi J3. J4. dan J5 nilai pH secara berturut sebesar 6.6; 6.7; dan 6.8. berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 nilai pH Sungai Kali Wonokromo berada di bawah standar baku mutu untuk kualitas air semua golongan. sehingga pH air Sungai Kali Wonokromo dikategorikan masih aman.

4. Biological Oxygen Demand (BOD)

Besarnya konsentrasi BOD pada lokasi J1 yaitu 8.48 mg/L. pada lokasi J2 konsentrasi BOD lebih kecil yaitu sebesar 8.12 mg/L. Kadar BOD naik pada lokasi J3. yaitu sebesar 8.63 mg/L. Kemudian pada lokasi J4 konsentrasi BOD berada pada nilai yang paling rendah dibandingkan dengan lokasi lain yaitu sebesar 7.39 mg/L. Akhirnya pada lokasi J5 BOD kembali mengalami peningkatan yang mana konsentrasi BOD pada lokasi ini paling besar daripada lokasi lain yaitu sebesar 9.81. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi BOD pada semua lokasi penelitian digolongkan pada kelas III menurut Standar Baku Mutu Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001. 5. Dissolved Oxygen (DO)

Konsentrasi DO paling besar berada pada lokasi hulu (J1) yaitu sebesar 4.6 mg/L. Kemudian Konsentrasi DO mulai menurun

(6)

pada lokasi J2. dimana nilainya sebesar 3.5 mg/L. Konsentrasi DO di lokasi J3 juga mengalami penurunan hingga mencapai kadar 3.1 mg/L. Kemudian pada lokasi J4 dan J5 konsentrasi DO naik. dimana pada lokasi J4 konsentrasi DO sebesar 3.4 mg/L dan J5 sebesar 3.9 mg/L. Evaluasi terhadap standar baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 yang dilakukan pada lokasi penelitian di Sungai Kali Wonokromo memberikan hasil.

bahwa pada lokasi J1 nilai DO

diklasifikasikan pada kelas II. sedangkan lokasi J2. J3. J4. dan J5 diklasifikasikan pada kelas III.

Penerapan Model Matematik Streeter-Phelps

Pola perilaku dissolved oxygen yang dipengaruhi adanya masukan limbah atau

bahan organik ke sungai dapat

digambarkan sebagai defisit oksigen yang dirumuskan dengan Model Streeter-Phelps yang dilakukan dengan perhitungan dengan langkah sebagai berikut.

1. Konstanta Reaerasi (Kr)

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan didapatkan nilai Kr pada J1. J2. J3. J4. J5 yaitu 0.26 hari-1. 0.97 hari-1. 0.66 hari-1. 0.34

hari-1. dan 0.44 hari-1. Nilai Kr terbesar

berada pada lokasi J2 dan nilai Kr terkecil pada lokasi J1. Semakin besar nilai Kr berarti semakin banyak oksigen yang dapat dimasukkan ke dalam air sungai dan menghindari terjadinya defisit oksigen yang berlebihan (Razif. 1994).

2. Konstanta Deoksigenasi (Kd)

Konstanta deoksigenasi hasil perhitungan pada lokasi penelitian di Sungai Kali Wonokromo (J1-J5) secara berturut yaitu sebesar 0.79 hari-1. 0.97 hari-1. 0.98 hari-1. 0.69

hari-1. dan 0.93 hari-1. Menurut Astono dkk.

(2008).nilai konstanta ini berpengaruh positif terhadap laju kenaikan defisit oksigen perairan. Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa pada lokasi J5 terjadi proses deoksigenasi atau pengurangan oksigen yang lebih besar daripada lokasi lain. Namun tidak berarti defisit oksigen akan paling besar daripada lokasi lain. karena besarnya defisit oksigen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

3. Biological Oxygen Demand (BOD)

Ultimate

Hasil perhitungan BOD ultimate pada lokasi peneliti4.an J1 sebesar 8.648 mg/L. J2 sebesar 8.185 mg/L. J3 sebesar 8.695 mg/L. J4 sebesar 7.634 mg/L. dan J5 sebesar 9.905

mg/L. BOD ultimate mempengaruhi

pengurangan oksigen. namun tidak berarti lokasi dengan nilai BOD ultimate tertinggi memiliki defisit oksigen akan paling besar daripada lokasi lain. karena besarnya defisit oksigen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4. Dissolved Oxygen Saturasi

Pada penelitian ini salinitas dan tekanan atmosfer diasumsikan konstan sehingga dalam penentuan DO saturasi parameter yang digunakan hanya suhu.Secara berturut DO saturasi pada lokasi J1. J2.J3. J4. J5 sebesar 7.18 mg/L; 7.3 mg/L; 7.06 mg/L; 7.69 mg/L; dan 6.95.

5. Defisit Oksigen

Hasil perhitungan defisit oksigen yang telah

dilakukan menunjukkan hasil defisit

oksigen Sungai Kali Wonokromo yang berfluktuasi. Defisit oksigen paling kecil terdapat pada lokasi J1 yaitu sebesar 2.58 mg/L. Pada lokasi J1 yang merupakan hulu Sungai Kali Wonokromo belum ada masukan limbah sehingga besarnya defisit oksigen paling kecil dibandingkan dengan lokasi yang telah menerima limbah. Selanjutnya pada lokasi J2. J3 besarnya defisit oksigen semakin naik. yaitu sebesar 4.15 mg/L dan 4.14 mg/L. Hal ini dikarenakan adanya masukan limbah yang mempengaruhi naiknya nilai BOD. Selain

itu nilai Kd (berpengaruh pada

pengurangan oksigen) yang tinggi disertai dengan nilai Kr (berpengaruh pada

penambahan oksigen) yang rendah

mengakibatkan nilai defisit oksigen semakin tinggi. Defisit oksigen paling tinggi berada pada lokasi J4. yaitu sebesar 5.25 mg/L. Lokasi J4 memiliki nilai BOD dan Kd yang paling rendah diantara lokasi lain padahal BOD dan Kd merupakan faktor yang mempengaruhi pengurangan oksigen. Hal ini dikarenakan Kr yang mempengaruhi penambahan oksigen pada lokasi ini rendah dan Da tinggi. selain itu jarak yang besar dan kecepatan yang randah menyebabkan

(7)

faktor waktu menjadi besar sehingga defisit oksigen menjadi tinggi. Pada lokasi J5 defisit oksigen mengalami penurunan dimana nilai defisit oksigen sebesar 3.58 mg/L.

Penerapan Model Matematik Streeter-Phelps pada Sungai Kali Wonokromo Model matematik Streeter-Phelps untuk Sungai Kali Wonokromo dibuat dengan merata-ratakan nilai kecepatan. konstanta reaerasi. dan konstanta deoksigenasi yang

telah didapatkan dari perhitungan

sebelumnya. Namun validasi model dengan analisis korelasi terlebih dahulu harus

dilakukan untuk memastikan

kerepresentatifan model.Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan nilai korelasi antara DO model dan DO aktual sebesar 0.91. dengan tingkat kesalahan

sebesar 9%. Berdasarkan interpretasi

koefisien korelasi yang diungkapkan oleh

Suwarno (2007). interval 0.80-1.000

menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat. maka nilai korelasi antara DO model dan DO aktual memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model Streeter-Phelps dapat diterapkan untuk Sungai Kali Wonokromo karena model sudah dapat merepresentasikan kondisi aktual.Grafik korelasi DO model dan DO aktual dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Grafik korelasi DO Model dan DO Aktual untuk Pemodelan Matematik Streeter-Phelps Sungai Kali Wonokromo Simulasi Model Streeter-Phelps Sungai Kali Wonokromo

Model Streeter-Phelps untuk Sungai Kali Wonokromo yang telah dibuat pada penelitian ini dapat disimulasikan untuk mengetahui penggunaan model itu sendiri. Simulasi dilakukan dengan memisalkan nilai BOD pada salah satu lokasi penelitian

yaitu J3.Konsentrasi BOD yang ditetapkan yaitu 10 mg/L. 12 mg/L. 13 mg/L. 15 mg/L. dan 25 mg/L.Hasil simulasi model mendapatkan nilai defisit oksigen untuk konsentrasi BOD 10 mg/L sebesar 4.40 mg/L. konsentrasi BOD 12 mg/L sebesar 5.1 mg/L. konsentrasi BOD 13 mg/L sebesar 5.46 mg/L. konsentrasi BOD 15 mg/L sebesar 6.16 mg/L. konsentrasi BOD 25 mg/L sebesar 9.70 mg/L. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya kenaikan konsentrasi BOD menyebabkan adanya kenaikan defisit oksigen. dalam kondisi tetap untuk parameter terkait lain.

Hasil pengukuran dan pengujian yang dilakukan pada penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Kali Wonokromo berdasarkan parameter DO. BOD. suhu. pH. dan kekeruhan tidak sesuai dengan peruntukan air Sungai Kali Wonokrono yang digunakan sebagai air baku air minum. Hasil analisis hubungan DO dengan parameter BOD. suhu. pH. dan kekeruhan menunjukkan hasil yang tidak pasti. Hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil defisit oksigen pada lokasi J1 sebesar 2.58 mg/L. lokasi J2 sebesar 4.15 mg/L. lokasi J3 sebesar 4.14 mg/L. lokasi J4 sebesar 5.25 mg/L. dan lokasi J5 sebesar 3.58 mg/L. Hasil perhitungan analisis korelasi antara DO model dan DO aktual menunjukkan hasil faktor korelasi (r) sebesar 0.91.

Model Streeter-Phelps satu dimensi di Sungai Kali Wonokromo dengan persamaan D= ((0.87.La)/(0.53-0.87)) x (e-0.87(x/0.189) - e -0.53(x/0.189)) + Da (e-0.53(x/0.189)) sudah

representatif dan dapat di terapkan pada kondisi tetap. Hasil simulasi Model Streeter-Phelps untuk defisit oksigen di Sungai Kali Wonokromo dengan variasi konsentrasi BOD 10 mg/L. 12 mg/L. 13 mg/L. 15 mg/L. 25 mg/L secara berturut sebesar 4.40 mg/L. 5.1 mg/L. 5.46 mg/L. 6.16 mg/L. 9.70 mg/L.

DAFTAR PUSTAKA

Astono. W. dkk.. 2008. Pengembangan Model DO-BOD dalam Pengelolaan Kualitas Air Sungai Ciliwung. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor. y = 0,6538x + 1,5442 R² = 0,8282 0 2 4 6 0 2 4 6 D O M O D EL (m g/L ) DO AKTUAL (mg/L) Kons. DO Linear (Kons. DO)

(8)

Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya. 2012. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Surabaya. Surabaya

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan

Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur. 2014.Kota Surabaya, Surabaya.

Effendi. Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air, Kanisius, Yogyakarta.

Grizzard. Thomas. J. 2007. Deoxygenation-Reaeration and The Streeter-Phelps Equation, Civil and Environmental Engineering Department, Virginia

Polytechnic Institute and State

University. Blacksburg, USA.

Hendrawan. Diana. 2005.Kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta,Makara, teknologi 9, 50, 13-19.

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air, Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia.2001.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Indonesia PP No. 82 Tahun 2001. Pemerintah Republik Indonesia. 1990.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan

Kualitas Air. Indonesia Permenkes No. 416 Tahun 1990.

Sitanggang. E.P. Rizki. P. dan Kiki. P.U. 2013.Pola Sebaran Konsentrasi Oksigen Terlarut pada Parit Tokaya. Program Studi Teknik Lingkungan.Universitas Tanjungpura. Pontianak

Gambar

Gambar  1.  Grafik  korelasi  DO  Model  dan  DO  Aktual  untuk  Pemodelan  Matematik  Streeter-Phelps Sungai Kali Wonokromo  Simulasi  Model  Streeter-Phelps  Sungai  Kali Wonokromo

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Halaqah Dalam Pembelajaran Tahfidz Al-Quran di Kelas Program Khusus SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran

Alasan penggunaan permainan tradisional dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk memperkenalkan kembali budaya melalui permainan tradisional yang

pengembangan pemasaran secara global menggunakan aplikasi bergerak adalah sebagai berikut: (1) analisis masalah dan solusi Pada tahap ini, permasalahan dan

Gambar 11 Kontur tegangan beton pondasi telapak (3D) Dari perhitungan settlement, cerucuk dibutuhkan di pada tanah lunak dimana perletakan struktur rumah tersebut

Perajahan komposisi modal Batupasir Formasi Kantu ke dalam segitiga Qm- F-Lt (Gambar 4.3) menunjukkan bahwa persentase kandungan kuarsa monokristalin dalam batupasir yang berasal

Dari gambar 7 diatas adalah gambar dari homepage Portal Pariwista Maluku Tenggara dimana pengguna dapat melihat informasi dari sistem yaitu halaman web dalam sistem

Keterangan Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %. Jumlah Cabang

Lembaga atau organisasi mitra pendidikan masyarakat adalah organisasi yang mewadahi perkumpulan dari berbagai lembaga penyelenggara program pendidikan masyarakat seper