• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR KEGIATAN TAHUN 2020"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR “KAJIAN POTENSI DAN PENGEMBANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL (KKPN) SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA BAHARI, STUDI KASUS KKPN GILI MATRA” TAHUN 2019 i

LAPORAN AKHIR

KEGIATAN TAHUN 2020

(Januari – November)

PUSAT RISET KELAUTAN

BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

“REKOMENDASI PENGEMBANGAN KAWASAN

EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA

BESAR, KARIMUNJAWA”

(2)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 ii

LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui, Mengetahui, Dr. I Nyoman Radiarta, M.Sc. Kepala Pusat Riset Kelautan Erish Widjanarko, S.T.

Kepala Bidang/ Koordinator Riset Sumber Daya Laut dan

Kewilayahan

Dr. Niken Financia G, M.Si. Kepala Subbidang/ SubKoordinator Riset

(3)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, berkat rahmat, hidayah, pertolongan, dan karunia-Nya kegiatan dan laporan akhir penelitian “Rekomendasi Pengembangan Ekoeduwisata Bahari di Pulau Cemara Besar, Karimunjawa” dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang cukup memuaskan. Laporan akhir penelitian ini berisi tentang perubahan garis pantai dan penambahan luas Pulau Cemara Besar, potensi taman karang (coral garden) yang dapat dikembangkan untuk pemanfaatan ekoeduwisata bahari, rekomendasi terkait strategi pengembangan kawasan Ekoeduwisata Bahari dengan diketahuinya

kemampuan daya dukung kawasan dan perencanaan

ekoeduwisatanya, draf policy brief, dan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ekoeduwisata bahari.

(4)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 iv

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Pusat Riset Kelautan beserta seluruh jajarannya, kepada Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal, Balai Taman Nasional Karimunjawa Kota Semarang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, stakeholder wisata bahari Kepulauan Karimunjawa, dan juga kepada seluruh peneliti dan narasumber yang telah berkontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung pada penelitian ini.

Laporan akhir penelitian ini merupakan progress dari kegiatan sampai bulan November. Oleh karenanya saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan tercapainya tujuan dari kegiatan ini.

Jakarta, November 2020 Tim Penyusun

(5)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pada Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan terkait makro perekonomian salah satunya sektor pariwisata, pemerintah memprioritaskan

(6)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 vi

pembangunan empat destinasi wisata secara lintas sektor dan terintegrasi pada 2020. Destinasi wisata Borobudur dan Karimun Jawa termasuk dalam percepatan empat pariwisata nasional. Hal itu tertuang dalam perpres 46 Tahun 2017 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur. Kemenparekraf juga telah memasukkan Karimunjawa, bersama Borobudur, Dieng, dan Sangiran sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Pulau Cemara Besar sudah menjadi destinasi wisata namun belum dikelola dengan baik.

Pulau Cemara Besar (Karimunjawa) adalah kawasan prioritas pengembangan ekoeduwisata yang tetap mempertahankan karakter alaminya. Hal ini tercantum dalam nota dinas No. ND.14/DJPRL.5/I/2019 tanggal 15 Januari 2019 perihal dukungan terhadap pengembangan kawasan ekowisata bahari dari Direktur Jasa Kelautan kepada Kepala Pusat Riset Kelautan. Pulau cemara besar memiliki daerah rataan pasir yang cukup luas (Hartati and Ambariyanto, 2005) dengan luas pulau ± 3,5 Ha/35.000 m2. Dataran pulau banyak ditumbuhi pohon cemara dengan sedikit mangrove. Tutupan sedimen di pulau mayoritas lumpur kerikilan

(7)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 vii

dengan distribusi hingga Pulau Karimun dan Pulau Menjangan. Lebih lanjut secara spefisik sedimen berupa aluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, pecahan koral, dan batu apung (Gustiantini and Ilahude, 2016). Pulau Cemara besar merupakan pulau dibawah wewenang penggunaan dan pengelolaan Kementerian Kelautan dan Perikanan c.q. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal. Sedangkan Perairan Pulau Cemara Besar berdasarkan (Umardiono, 2011) termasuk dalam wilayah pengelolaan Taman Nasional Karimun Jawa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa salah satu komponen pengembangan wisata adalah kondisi geografis meliputi geologis, topografis, dan musim. Begitu pula dengan status pengelolaan dan rencana pengembangan selanjutnya kondisi ini menjadi faktor dalam evaluasi terhadap pengembangan Kawasan ekoeduwisata bahari Pulau Cemara Besar. Dengan demikian, kajian ini perlu untuk dilakukan. Pentingnya hal ini mengingat kawasan wisata membutuhkan kebutuhan fisik seperti infrastuktur yang perlu perencanaan tata ruang yang komprehensif maka perlu disusun suatu rencana pengembangannya. Oleh karena itu diperlukan suatu

(8)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 viii

Rekomendasi Pengembangan Ekoeduwisata Bahari di Pulau Cemara Besar, Karimunjawa. Penelitian ini bertujuan untuk Menyusun peta perubahan garis pantai di Pulau Cemara Besar dan Mengetahui lokasi potensi ekoeduwisata bahari coral garden dan daya dukungnya di lokasi penelitian.

Adapun Rekomendasi Pengembangan Ekoeduwisata Bahari di Pulau Cemara Besar yang dapat diberikan adalah sebagai berikut;

(1) Dalam rangka pengembangan ekoeduwisata bahari di Pulau Cemara Besar sebagai destinasi wisata super prioritas disarankan agar KKP mengelola Kawasan Pulau Cemara Besar secara swakelola agar dapat mengatur dengan baik dari sisi manjemen pengunjung, maupun dari manajemen kawasan untuk tetap terjaga kelestarian dengan pengelolaan yang berkelanjutan,

(2) Perlu mempertahankan kondisi alamiah pulau pada area sempadan pantainya karena merupakan keunikan tersendiri dari Pulau Cemara Besar. Peristiwa abrasi/erosi dan akresi dapat dijadikan sebagai suatu objek pengamatan bagi mahasiswa, taruna atau siswa yang berkunjung ke Pulau ini,

(9)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 ix

(3) Pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan ekoeduwisata bahari, seperti pembangunan dermaga di sisi Timur Pulau Cemara Besar, perlu memperhatikan hasil penelitian ini berupa nilai abrasi/erosi dan akresi yang paling kecil di segmen 2 serta kondisi batimetri perairan. Pemenuhan Infrastruktur dasar pulau dilakukan dengan memaksimalkan sarana dan prasarana yang sudah ada,

(4) Mempertahankan kondisi vegetasi alami pulau berupa tumbuhan pohon Cemara Laut karena merupakan ciri khas dan asal nama dari Pulau Cemara Besar. Tetapi, perlu dilakukan penanaman vegetasi pantai di sisi barat pulau (segmen 6, 7, dan 8) untuk mengurangi tingkat abrasi/erosi yang ada,

(5) Potensi ekoeduwisata bahari dapat dikembangkan di Pulau Cemara Besar karena lokasi ini memiliki tutupan karang hidup dalam kondisi baik dan kelimpahan ikan yang tinggi. Keberadaan lobster dapat dikembangkan sebagai objek wisata karena Pulau Cemara Besar telah dijadikan lokasi pelepasan liar hasil tangkapan perdagangan illegal,

(10)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 x

(6) Berdasarkan observasi lapangan dengan mengamati kondisi fisik ekosistem terumbu karang berupa substrat, kelerengan, dan kondisi oseanografinya. Perlu memperhatikan luasan lokasi Coral Garden yang dapat dikembangkan di perairan Pulau Cemara Besar, lokasi tersebut yaitu : (i) lokasi titik WCS 1 dengan luasan coral garden ± 10 m X 10 m atau 100 m2, (ii) lokasi titik KJ 12 dengan luasan coral garden ± 8 m X 8 m atau 64 m2 dan (iii) lokasi titik KJ 11 dengan luasan coral garden ± 10 m X 10 m atau 100 m2. Ide coral garden dapat dikembangkan juga untuk konservasi biota lain yang sudah terancam atau eksploitasi berlebih seperti ikan nemo, bambu laut (Isis sp.) dan jenis karang yang populasinya sedikit di alam namun menjadi target dalam perdagangan,

(7) Berdasarkan analisis daya dukung yang dapat diterima kawasan ekoeduwisata bahari pada kawasan zona pemanfaatan bahari jumlah maksimum wisatawan 2.472 orang/hari, kemudian dengan adanya faktor koreksi menjadi 97 orang/hari, dan dengan adanya pertimbangan manajemen menjadi 42 orang/hari atau 4.032 orang/tahun dengan hanya memperhitungkan jumlah hari kunjungan adalah sabtu dan minggu dalam setahun. Oleh karena

(11)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xi

itu, perlu pembatasan jumlah kunjungan wisatawan berdasarkan daya dukung yang ada,

(8) Berdasarkan perhitungan valuasi sumberdaya, potensi nilai ekonomi terumbu karang untuk ekoeduwisata bahari Pulau Cemara Besar adalah sekitar Rp. 255.856.626.048,- per tahun,

(9) Berdasarkan strategi pengembangan ekoeduwisata bahari di Pulau Cemara Besar dengan mempertimbangkan aspek terumbu karang, dan sosial-ekonomi. Berdasarkan dua aspek tersebut mampu memunculkan program wisata, yaitu: a) Program

pembersihan sampah pantai, b) Program stabilasasi rubble untuk meningkatkan peluang menempelnya larva karang, c) Program edukasi nelayan untuk konservasi dan ekoeduwisata, d) Program cangkok karang dan sertifikatnya sebagai layanan wisata sekaligus edukasi, dan e) Program sosialisasi dan pendampingan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di pulau lain untuk membantu bersama membangun wisata Pulau Cemara Besar sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci : Ekoeduwisata Bahari, Coral Garden, Pulau Cemara Besar, Karimunjawa

(12)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR,

KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... v

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... xviii

1.1. Gambaran Umum ... 19

1.2. Sumberdaya Manusia ... 22

1.3. Tugas Pokok dan Fungsi ... 23

1.4. Latar Belakang ... 24

1.5. Rencana Kinerja Output Riset ... 28

1.6. Maksud dan Tujuan Riset ... 29

1.7. Ruang Lingkup Kegiatan Riset ... 30

1.8. Unit Pelaksana ... 33

1.9. Personil Pelaksana ... 33

(13)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR,

KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xiii

2.1 Realisasi Anggaran Kegiatan ... 35

2.2 Pencapaian Kegiatan dan Dokumentasi ... 36

2.2.1 Hasil Survei Lapangan ... 36

2.2.2 Hasil Rapat Teknis Offline dan Online ... 45

2.2.3 Focus Group Discussion (FGD) 2020 ... 52

2.2.4 Seminar Online atau Webinar 2020 ... 56

2.2.5 Hasil Analisis Perubahan Garis Pantai dan Luas ... 61

2.2.6 Hasil Analisis Taman Karang/Coral Garden, Vegetasi Pantai, dan Kualitas Perairan ... 116

2.2.7 Hasil Analisis Daya Dukung, Valuasi Ekonomi dan strategi pengembangan ekoeduwisata bahari di Pulau Cemara Besar ... 138

BAB III PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI ... 162

3.1 Permasalahan ... 162

3.2 Rekomendasi ... 162

BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP ... 165

4.1 Kesimpulan ... 166

(14)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR,

KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Realisasi Anggaran Kegiatan. ... 35

Tabel 2.2. Alat yang digunakan dalam penelitian ... 63

Tabel 2.3. Bahan yang digunakan dalam penelitian ... 64

Tabel 2.4. Klasifikasi ukuran butir sedimen ... 71

Tabel 2.5. Ukuran butir sedimen dan klasifikasi pantai ... 90

Tabel 2.6. Perhitungan Gelombang Pecah ... 93

Tabel 2.7. Hasil LST dan Imbangan Sedimen dalam 103 m3/tahun . 95 Tabel 2.8. Lokasi Penyelaman ... 117

Tabel 2.9. Identifikasi Terumbu Karang ... 119

Tabel 2.10. Identifikasi Biota Pelagis ... 123

Tabel 2.11. Identifikasi Biota Demersal ... 126

Tabel 2.12. Matriks Rekomendasi Coral Garden ... 127

Tabel 2.13. Transek I Vegetasi Pantai ... 132

Tabel 2.14. Transek II Vegetasi Pantai ... 134

Tabel 2.15. Data Kualitas Perairan Bulan Maret 2020 ... 137

Tabel 2.16. Data Kualitas Perairan Bulan Oktober 2020 ... 137

Tabel 2.17. Tabel Hasil Perhitungan PCC ... 141

(15)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xv

Tabel 2.19. Tabel Hasil Perhitungan ECC ... 147

Tabel 2.20. Tabel Hasil akhir perhitungan DDK ... 149

Tabel 2.21. Perhitungan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Terumbu Karang Pulau Cemara Besar Karimunjawa ... 153

(16)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR,

KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Struktur Organisasi ... 23

Gambar 1.2. Lokasi Penelitian ... 28

Gambar 2.1. Penerimaan dokumen Simaksi dari Balai TNKJ ... 37

Gambar 2.2. Diskusi dan pengarahan teknis survey ... 38

Gambar 2.3. Suasana dalam kapal speed Express Bahari ... 39

Gambar 2. 4. Tim Vegetasi Pantai ... 40

Gambar 2. 5. Pengukuran transek kerapatan vegetasi di Pulau Cemara Besar ... 41

Gambar 2. 6. Tim Terumbu Karang ... 42

Gambar 2. 7. Pengukuran kualitas perairan Pulau Cemara Besar ... 43

Gambar 2.8. Berdiskusi dengan rombongan kunjungan kerja Kemenko Marves ... 44

Gambar 2. 9. Foto Bersama tim Survey Pulau Cemara Besar ... 44

Gambar 2. 10. Metode rock file ... 48

Gambar 2. 11. Metode waring ... 49

Gambar 2. 12. Suasana Rapat Teknis Offline dan Online ... 52

Gambar 2. 13. Pembukaan FGD Hasil Penelitian 2020 ... 53

Gambar 2. 14. Suasana FGD Hasil Penelitian 2020 ... 54

Gambar 2. 15. Flyer Seminar Online atau Webinar 2020 ... 60

Gambar 2. 16. Seminar Online atau Webinar 2020 ... 61

Gambar 2. 17. Skema perhitungan NSM, EPR, dan LRR pada DSAS ... 75

Gambar 2. 18. Konversi parameter gelombang representatif untuk penentuan tinggi dan kedalaman gelombang pecah 77

(17)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR,

KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xvii

Gambar 2. 19. Transek uji akurasi geometri ... 80

Gambar 2. 20. Garis pantai Pulau Cemara Besar 2016 – 2020 ... 83

Gambar 2. 21. Luasan Abrasi Akresi Cemara Besar ... 84

Gambar 2. 22. Hasil model DSAS, a) EPR dan LRR sepanjang pantai; b) Distribusi NSM; c) Distribusi EPR; d) Distribusi LRR ... 87

Gambar 2. 23. Windrose Perairan Karimun Jawa ... 91

Gambar 2. 24. Hasil Longshore Sediment Transport, a) arah LST; b) laju LST (LSTR); c) Laju Imbangan Sedimen (Q) .... 97

Gambar 2. 25. Analisis Linier Regression Q imbangan sedimen (a) Persamaan CERC; b) Persamaan Kampuis; c) Persamaan Walton) vs Laju Perubahan Garis Pantai (EPR) ... 99

Gambar 2. 26. Tahun 1981 Luas Pulau Cemara 53.030 m2 ... 113

Gambar 2. 27. Hasil Survey tahun 2020 Luas Pulau Cemara 57.460 m2 ... 114

Gambar 2. 28. Perubahan Luas Pulau Cemara Besar 1981-2020 . 115 Gambar 2. 29. Lokasi Survey Coral Garden ... 117

Gambar 2. 30. Pohon Cemara Laut (Casuarina Sp.) ... 129

Gambar 2. 31. Lokasi Survey Vegetasi Pantai ... 130

Gambar 2. 32. pengolahan data citra Landsat-8 dan data lapangan ... 136

(18)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 xviii

(19)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

Diawali Presiden Abdurahman Wahid dengan Keputusan Presiden No 355/M Tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999 dalam kabinet periode 1999-2004 mengangkat Menteri Eksplorasi Laut Ir. Sarwono Kusumaatmaja. Pada masa ini mengeluarkan Keppres Nomor 136 tahun 1999. Sebagai tindak lanjut atas Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 Tanggal 10 Nopember 1999, Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Eksplorasi Laut, Keputusan Presiden RI Nomor 147 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 177 Tahun 2000 Tanggal 15 Desember 2000 Tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen Kelautan dan Perikanan, diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 01

(20)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 20 Tahun 2001 serta perubahan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.19/SJ-DKP/KP.430/2005 Tanggal 21 September 2005 tentang pembentukan Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati ( Pusriswilnon), sebagai salah satu Unit kerja pada Badan Riset Kelautan dan Perikanan yang merupakan penggabungan terhadap Direktorat Wilayah Laut dan Direktorat Riset dan Eksplorasi Sumberdaya Nonhayati Laut-Ditjen PREL. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tanggal 14 April 2010 Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Diterbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 15 /MEN / 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tanggal 06 Agustus 2010. Dibentuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP) sebagai salah satu Unit kerja pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang merupakan perubahan Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati (Pusriswilnon), Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 6

(21)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 21 Tahun 2017 mengenai penggabungan antara Badan Litbang KP dengan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia KP menjadi Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, perubahan tersebut diikuti perubahan nomenklatur unit eselon 2 dibawah BRSDMKP, salah satunya Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir menjadi Pusat Riset Kelautan.

Pusat Riset Kelautan adalah salah satu unit kerja Eselon II yang ada di lingkungan Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang ditetapkan perubahannya berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 tahun 2017. Sebelumnya Pusat Riset Kelautan bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir berdasarkan PER.15/MEN/2010 yang semula bernama “Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati—Badan Riset Kelautan dan Perikanan”. Hal ini dikarenakn adanya beberapa perubahan arah kebijakan dan struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Unit Organisasi Eselon I lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

(22)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 22

Pusat Riset Kelautan, membawahi :

a. Bidang Riset Sumber Daya Laut dan Kewilayahan b. Bidang Riset Mitigasi Adaptasi dan Konservasi c. Bidang Riset Teknologi Kelautan

d. Tata Usaha

e. Kelompok Jabatan Fungsional

1.2. Sumberdaya Manusia

Gabungan dari berbagai ahli di bidang Geografi, Geologi, Geofisika, Oseanografi, Biologi Laut, Teknik Sipil, Teknik Kelautan, Perikanan Oseanografi, dan Arkeologi Kelautan.

Pusat Riset Kelautan mempunyai 4 (empat) Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu

a. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) yang berkedudukan di Jembrana, Bali.

b. Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LPSDKP) yang berkedudukan di Bungus, Padang.

c. Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) ayng berkedudukan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara

(23)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 23

d. Instalasi Penelitian dan Pengembangan Sumbrdaya Air Laut yang berkedudukan di Pamekasan, Madura.

e. Instalasi Riset Geodinamika Kawasan Natuna dan Laut Tiongkok Selatan (South China Sea) yang berkedudukan di Natuna.

Struktur Organisasi

Gambar 1.1. Struktur Organisasi

1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok

Pusat Riset Kelautan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, sertapemantauan,

(24)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 24 evaluasi, dan pelaporan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidangkelautan.

Fungsi

a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program risetdan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologidi bidang kewilayahan, mitigasi, adaptasi, dan konservasikelautan, serta sumber daya laut ;

b. Penyiapan pelaksanaan riset dan pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kewilayahan, mitigasi, adaptasi, dan konservasikelautan, serta Sumber daya laut ;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan risetkelautan; dan

d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaanpusat.

1.4. Latar Belakang

Sumber daya alam dan jasa lingkungan Indonesia sangat potensial baik di darat maupun laut terutama untuk tujuan wisata. Pengembangan kawasan pariwisata harus mengarah pada pengembangan yang terencana secara menyeluruh sehingga dapat

(25)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 25 diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat (Charlier et al.1992).

Salah satu sektor pariwisata berasal dari ekoeduwisata bahari. Pariwisata pendidikan yang berbasis ekologi ini sebagai kegiatan rekreasi yang dilakukan sekitar pesisir seperti berenang, berselancar, berjemur, menyelam, snorkeling, berjalan-jalan atau berlari-lari di sepanjang pantai, menikmati keindahan suasana pesisir, dan bersifat edukasi (Dahuri 2001). Pengembangan kegiatan ekoeduwisata bahari tidak bersifat mass tourism, mudah rusak, dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas (Ketjulan 2010). Sama halnya dengan wisata lainnya yang juga memiliki batasan pengunjung. Sebagai negara kepulauan, ekoeduwisata bahari berperan penting bagi perekonomian nasional, sepanjang pengelolaannya baik untuk menjaga kualitas lingkungan dan menarik wisatawan (Silva et al. 2007).

Pulau Cemara Besar (Karimunjawa) adalah kawasan prioritas pengembangan ekoeduwisata yang tetap mempertahankan karakter alaminya. Hal ini tercantum dalam nota dinas No. ND.14/DJPRL.5/I/2019 tanggal 15 Januari 2019 perihal dukungan

(26)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 26 terhadap pengembangan kawasan ekowisata bahari dari Direktur Jasa Kelautan kepada Kepala Pusat Riset Kelautan.

Pulau cemara besar memiliki daerah rataan pasir yang cukup luas (Hartati and Ambariyanto, 2005) dengan luas pulau ± 3,5 Ha/35.000 m2. Dataran pulau banyak ditumbuhi pohon cemara dengan sedikit mangrove. Tutupan sedimen di pulau mayoritas lumpur kerikilan dengan distribusi hingga Pulau Karimun dan Pulau Menjangan. Lebih lanjut secara spefisik sedimen berupa aluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, pecahan koral, dan batu apung (Gustiantini and Ilahude, 2016).

Pulau Cemara Besar merupakan salah satu pulau di Karimunjawa yang memiliki kawasan terumbu karang yang berpotensi menjadi daerah ekoeduwisata berbasis Coral Garden dan memiliki peluang yang besar untuk berkembang. Pulau Cemara Besar memiliki potensi wisata terbesar di karimunjawa dikarenakan pasirnya yang bersih dan airnya yang jernih sehingga mampu menjadi titik wisata selam di Karimunjawa. Pulau Cemara Besar dikelilingi oleh berbagai jenis karang dan berbagai jenis biota laut.

(27)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 27

Pulau Cemara Besar merupakan salah satu pulau di kepulauan Karimunjawa yang memiliki potensi perkembangan wisata yang menguntungkan. Pulau Cemara besar dibagi menjadi 2 zona, yakni zona perlindungan bahari dan zona pemanfaatan bahari. Zona perlindungan bahari berada di bagian selatan pulau, sedangkan zona pemanfaatan bahari berada di bagian utara pulau (Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa, 2019).

Pulau Cemara besar merupakan pulau dibawah wewenang penggunaan dan pengelolaan Kementerian Kelautan dan Perikanan c.q. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal. Sedangkan Perairan Pulau Cemara Besar berdasarkan (Umardiono, 2011) termasuk dalam wilayah pengelolaan Taman Nasional Karimun Jawa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa salah satu komponen pengembangan wisata adalah kondisi geografis meliputi geologis, topografis, dan musim. Begitu pula dengan status pengelolaan dan rencana pengembangan selanjutnya kondisi ini menjadi faktor dalam evaluasi terhadap pengembangan Kawasan ekoeduwisata bahari Pulau Cemara Besar. Dengan demikian, kajian ini perlu untuk dilakukan. Pentingnya hal ini mengingat kawasan wisata

(28)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 28 membutuhkan kebutuhan fisik seperti infrastuktur yang perlu perencanaan tata ruang yang komprehensif. seperti terlihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Lokasi Penelitian

1.5. Rencana Kinerja Output Riset

Rencana Luaran (Output)

a. 1 (satu) Bahan kebijakan atau Policy Brief tentang strategi pengembangan Pulau Cemara Besar sebagai kawasan ekoeduwisata bahari.

(29)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 29

b. 2 (satu) draft/manuskrip Karya Tulis Ilmiah (KTI).

1.6. Maksud dan Tujuan Riset

Kegiatan penelitian mengenai “Rekomendasi Pengembangan Kawasan Ekoeduwisata Bahari Di Pulau Cemara Besar, Karimunjawa” merupakan respon dari Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam mendukung Direktorat Teknis (Direktorat Jasa Kelautan, Ditjen PRL, KKP), Surat nota dinas Direktorat Jasa Kelautan, Ditjen PRL, KKP Nomor: ND. 14/PRL.3/I/2019 tanggal 15 Januari 2019 perihal dukungan riset terhadap pengembangan kawasan ekoeduwisata bahari.

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah

a. Menyusun peta perubahan garis pantai di Pulau Cemara Besar, b. Mengetahui lokasi potensi ekoeduwisata bahari coral garden

dan daya dukungnya di Pulau Cemara Besar.

Sasaran dari kegiatan penelitian ini adalah tersusunnya bahan rekomendasi terkait strategi pengembangan Pulau Cemara Besar sebagai kawasan ekoeduwisata bahari.

(30)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 30

1.7. Ruang Lingkup Kegiatan Riset

Penelitian ini sebagian besar dilakukan dengan melakukan studi literatur dari metode potensi dan pengembangan ekoeduwisata bahari di kawasan Pulau Cemara Besar atau Karimunjawa yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang telah terbit dalam karya tulis ilmiah serta dengan mencari literatur di internet, kajian-kajian yang pernah dilakukan oleh instansi atau perguruan tinggi. Berdasarkan studi literatur tersebut dipilih metode yang mana yang dapat digunakan untuk mengkaji rekomendasi terkait strategi pengembangan Pulau Cemara Besar sebagai kawasan ekoeduwisata bahari. Hasil dari studi literatur ini disintesiskan sehingga diperoleh metode yang baku atau standart dalam menetapkan rekomendasi pengembangan ekoeduwisata bahari di Pulau Cemara Besar.

Selain studi literatur, hasil yang diperoleh tersebut diujikan di lapangan dengan cara survey lapangan. Hasil dari survey lapang maka dibuat bahan rekomendasi terkait strategi pengembangan Pulau Cemara Besar sebagai kawasan ekoeduwisata bahari. Kegiatan survey lapang dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji

(31)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 31 pengembangan ekoeduwisata bahari di Pulau Cemara Besar dengan menggunakan pendekatan beberapa analisis sebagai berikut:

 Analisis data spasial dan citra satelit yaitu; data biologi, geografi, kimia, dan fisik serta sosial ekonomi budaya untuk dapat menggambarkan kondisi eksisting dan potensi ekoeduwisata bahari di lokasi penelitian. Analisis data tersebut berdasarkan titik wisata snorkeling dan selam, data biologi berupa data vegetasi pulau, data kondisi dan keanekaragaman terumbu karang serta biota baik pelagis maupun demersal, data fisik berupa data kondisi ekosistem terumbu karang seperti substrat, kelerengan, dan kondisi oseanografinya, data fisik dan kimia kondisi perairan sekitar Pulau Cemara Besar, data geografi berupa sertifikat kepemilikan pulau, zonasi kawasan konservasi, data sosial ekonomi berupa valuasi ekonomi sumberdaya terumbu karang untuk ekoeduwisata bahari di Pulau Cemara Besar.

 Analisis digital shoreline analysis system (DSAS) menggunakan citra Sentinel 2A selama tahun 2016 – 2020 dan tracking garis

(32)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 32

pantai menggunakan GPS geodetik pada Maret 2020. Parameter inputan transport sedimen sejajar pantai diperoleh dari data model reanalysis ERA-5 yang selanjutnya dilakukan peramalan gelombang dengan metode SMB dan analisis gelombang representatif. Ukuran butir sedimen diambil di sepanjang pantai sebanyak 14 titik dan dilakukan analisis granulometri untuk mengetahui besar d50 sedimen. Transport sedimen sejajar pantai diprediksi menggunakan persamaan empiris dari CERC, Walton Jr, dan Kamphuis.

 Analisis daya dukung pengembangan ekoeduwisata bahari adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). Daya Dukung Kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di Kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan Daya Dukung Kawasan didasarkan pada pertimbangan tiga tingkatan utama, yakni dukung fisik (Physical Carrying Capacity/PCC), daya-dukung riil (Real Carrying Capacity/RCC) dan daya-daya-dukung efektif (Effevtive Carrying Capacity/ECC).

(33)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 33

1.8. Unit Pelaksana

Kegiatan ini dilaksanakan oleh beberapa instansi. Instansi yang utama menyelenggarakan penelitian ini adalah Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) dan dibantu oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal, Balai Taman Nasional Karimunjawa Kota Semarang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

1.9. Personil Pelaksana

Berdasarkan SK nomor 12/PPK/BRSDM.2/KU.240/I/2020 mengenai penunjukkan penanggung jawab pelaksana kegiatan, koordinator dan anggota kegiatan pada Pusat Riset Kelautan tahun anggaran 2020, maka pada kegiatan penelitian “rekomendasi terkait strategi pengembangan Pulau Cemara Besar sebagai kawasan ekoeduwisata bahari” di Pusat Riset Kelautan, sebagai penanggungjawab kegiatan adalah Dr. Niken Financia Gusmawati,

M.Si. (Kepala Sub Bidang Sumberdaya Laut, Bidang Sumberdaya

(34)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 34 sebagai koordinator kegiatan. Adapun anggota tim dari kegiatan penelitian ini mendapat dukungan dari beberapa personil ahli dibidangnya adalah sebagai berikut:

1. Dr. Taslim Arifin, M.Si. S3/ Peneliti Madya (Ekologi) 2. Dr. Muhammad Ramdhan S2/ Peneliti Muda (GIS)

3. Dr. Rinny Rahmania S3/ Peneliti Muda (Remote Sensing) 4. Dr. Nur Azmi Setyawidati S3/ Peneliti Muda (Remote Sensing) 5. Dino Gunawan, ST., MT. S2/ Peneliti Muda (Geofisika)

(35)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 35

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Realisasi Anggaran Kegiatan

Total Anggaran : Rp 145.800.000,-

Realisasi anggaran : Rp. 140.850.000,- (96,60 %)

Tabel 2.1. Realisasi Anggaran Kegiatan.

No.

KEGIATAN, OUTPUT, KOMPONEN, SUB KOMPONEN, AKUN

PAGU DIPA REALISASI SISA DANA % SERAPAN 2428.001.001.051.A. 1 521211 4,296,000 4,296,000 - 100.00 2 521213 5,800,000 5,800,000 - 100.00 3 521241 2,400,000 1,400,000 1.000.000 58.33 4 521811 2,000,000 2,000,000 - 100.00 5 522141 5,000,000 5,000,000 - 100.00 7 522151 5,150,000 5,150,000 - 98.81 8 522192 10,750,000 2,000,000 8.750.000 18.60 9 524111 96,404,000 96,400,000 4.000 99.99 10 524113 4,500,000 4,500,000 - 100.00 145.800.000 140.850.000 9,754,000 96.60

(36)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 36

2.2 Pencapaian Kegiatan dan Dokumentasi 2.2.1 Hasil Survei Lapangan

Survey dilakukan pada tanggal 15 Oktober – 19 Oktober 2020 di Pulau Cemara Besar, Karimunjawa. Pada tanggal 15 Oktober, tim berangkat dari kantor Litbang Pusriskel Jakarta menggunakan mobil. Tim dibagi menjadi 2 kloter, 1 kloter berangkat lebih pagi terlebih dahulu untuk menandatangani SIMAKSI TNKJ di Semarang (Presentasi SIMAKSI telah lebih dahulu dilakukan secara daring).

(37)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 37

(38)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 38

Tanggal 15 Oktober malam, tim melakukan diskusi teknis dalam pelaksaan survey dan tim dibagi menjadi 2 grup, grup vegetasi dan grup karang.

Gambar 2.2. Diskusi dan pengarahan teknis survey

Tanggal 16 Oktober, tim berangkat ke pulau Karimunjawa menggunakan menggunakan kapal speed Express bahari selama 3 jam.

(39)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 39

Gambar 2.3. Suasana dalam kapal speed Express Bahari

Tim menuju ke penginapan yang telah dipesan dan melakukan pengarahan akhir sebelum dilakukan survey esok harinya, persiapan juga dilakukan dengan memeriksa kembali dan menyiapkan perlengkapan yang kurang. Tangal 17 Oktober dilakukan survey di Pulau Cemara Besar menggunakan kapal kayu bermesin, grup vegetasi diturunkan terlebih dahulu sekitar 100meter dari daratan utama pulau karena pantai pasir landai pulau cemara besar yang sangat luas.

(40)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 40

Gambar 2. 4. Tim Vegetasi Pantai

Tim Pulau melakukan transek penghitungan kerapatan pohon cemara di Pulau Cemara Besar.

(41)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 41

Gambar 2. 5. Pengukuran transek kerapatan vegetasi di Pulau Cemara Besar

Setelah itu dilanjutkan dengan survey terumbu karang di 5 titik berpotensi. Terdapat beberapa lokasi yang berpotensi menjadi lokasi ekoeduwisata yang baik berdasarkan kondisi, dan ragam karang serta biota biota lain di lokasi. Lima titik lokasi yang berpotensi ini tim namakan dengan titik WCS-1, WCS-2, KJ11, KJ12, dan KJ16.

(42)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 42

Gambar 2. 6. Tim Terumbu Karang

Survey yang dilakukan oleh tim terumbu karang dengan menggunakan alat selam dasar terdiri dari dokumentasi, dan analisis keseuaian lokasi dengan program ekoeduwisata. Pada tanggal 18 Oktober, dilakukan penyelesaian laporan analisis mengenai 5 titik lokasi terumbu karang yang berpotensi diterapkan program ekoeduwisata.

(43)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 43

Tim Air melakukan pengukuran kualitas perairan dan penyelaman untuk mengetahui kondisi terumbu karang di sekitar perairan Pulau Cemara Besar.

Gambar 2. 7. Pengukuran kualitas perairan Pulau Cemara Besar

Tim pada saat survey bertemu rombongan kunjungan kerja Kemenko Marves di Pulau Cemara Besar.

(44)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 44

Gambar 2.8. Berdiskusi dengan rombongan kunjungan kerja Kemenko Marves

(45)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 45

2.2.2 Hasil Rapat Teknis Offline dan Online

Berdasarkan hasil laporan Rapat Teknis Pembahasan Kegiatan “Rekomendasi Pengembangan Ekoeduwisata Bahari di Pulau Cemara Besar, Karimunjawa”. Rapat dibuka oleh Kabid Riset SDLK Erish Widjanarko, S.T yang menyampaikan bahwa kegiatan riset di Pulau Cemara Besar ini merupakan permintaan Dirjen Teknis dari Direktorat PRL terkait kajian ekoeduwsiata bahari. Penelitian ini dapat menjadi bahan bagi rencana orasi profesor riset sdr. Dr. Taslim Arfin. Hasil Riset ini penting untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan, dalam rapat ini hadir perwakilan dari Direktorat Jasa Kelautan Dirjen, PRL dan Asdep Bidang Infrastruktur, Kemenkomarvest yang selanjutnya dapat menjadi bahan kebijakan strategis.

Acara dilanjutkan dengan paparan oleh koordinator kegiatan Yulius, M.Si., adapun beberapa poin yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

(46)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 46

1. Kegaiatan ini berdasarkan Surat Nota Dinas Direktorat Jenderal Jasa Kelautan, Ditjen PRL No ND: 14/PRL.3/I/2019 tanggal 15 Januari perihal dukungan riset terhadap pengembangan kawasan ekoeduwisata bahari. Pulau Cemara Besar Karimunjawa.

2. Adapun latar belakang kegiatan ini dikarenakan Pulau Cemara Besar (Karimunjawa) adalah kawasan prioritas pengembangan ekoeduwisata yang tetap mempertahankan karakter alaminya, pulau ini berada dibawah wewenang penggunaan dan pengelolaan Kementerian Kelautan dan Perikanan c.q. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal.

3. Tujuan dari kegiatan ini diantaranya adalah menyusun peta perubahan garis pantai dan mengetahui lokasi potensi ekoeduwisata bahari coral garden dan daya dukungnya di Pulau Cemara Besar.

4. Output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah berupa bahan kebijakan strategi pengembangan KKPN Gili Matra sebagai ekowisata bahari.

(47)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 47

5. Target dari kegiatan ini adalah policy brief potensi dan strategi pengembangan Pulau Cemara Besar sebagai kawasan ekoeduwisata bahari dan pembuatan KTI.

6. Perubahan garis pantai dan luas Pulau Cemara Besar (tahun 1981 - 2020).

7. Terumbu karang potensi coral garden.

8. Daya dukung ekoeduwisata bahari di Pulau Cemara Besar. 9. Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi.

Agenda selanjutnya adalah masukan yang disampaikan oleh narasumber Dr. Ofri Johan, M.Si. dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias BRSDM KP terkait hasil sementara kegiatan ini, adapun beberapa masukan yang diberikan diantaranya adalah:

1. Beberapa jenis karang kemungkinan salah identifikasi, karena jenis yang diidentifikasi distribusinya tidak ada di Indonesia menurut Veron (2000), jenis tersebut adalah: Siderastrea sidereal, Diploria labyrinthiformis dan Acropora cervicornis. 2. Metode transplantasi bisa memanfaatan Teknik yang selama

ini sudah ada yaitu metode rock file dan substrat berupa rubble dimasukkan karung terbuat dari waring.

(48)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 48

3. Metode rock file: Substrat terbuat dari semen atau bongkahan karang mati dengan ukuran serupa dimana bisa untuk 4-6 transplant karang. Pada substrat sudah dibuatkan cekungan tempat menempel karang, model ini bisa ditempatkan pada daerah karang mati yang banyak rubble nya, atau pada sela-sela karang hidup jika ada ruang yang cocok.

Gambar 2. 10. Metode rock file

4. Metode waring: Metode menggunakan waring cocok untuk lokasi yang banyak patahan karang (rubble) dimana pada kondisi ini substrat tidak pada posisi yang kokoh, rubble bisa berpindah terdorong arus dan ombak, sehingga membahayakan penempelan karang baru. Salah satu usaha untuk menstabilkan substrat dengan memasukkan rubble

(49)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 49

pada waring sehingga dapat menstabilkan substrat disamping dimanfaatkan sebagai substrat transplantasi karang. Ukuran dan Panjang waring yang diisi patahan karang ini dapat ditempelkan karang dengan jumlah 4-8 koloni sesuai ukuran dan permukaan waring berisikan patahan karang tersebut.

Gambar 2. 11. Metode waring

5. Transplantasi karang substrat baik rock file dan waring dapat mengikatkan label nama pelaku transplan dan waktu transplan sehingga dapat dijadikan dokumentasi dan

(50)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 50

sekaligus penghargaan bagi setiap tamu wisata yang berkunjung yang ikut melakukan transplan.

6. Selain coral garden berasal dari transplantasi karang, dapat juga membuat anemone garden, dengan memindahkan dan mengumpulkan semua jenis anemone dalam satu Kawasan yang dipilih, kemudian ditebar ikan nemo. Anemone garden akan menjadi icon baru dalam coral garden yang akan menjadi objek wisata yang bisa dikenal baik local dan international, tergantung promosi wisata nantinya.

Selanjutnnya beberapa poin yang dapat disampaikan dari sesi diskusi, diantaranya adalah:

1. Kawasan Ekoeduwisata Bahari di Pulau Cemara Besar dikembangkan dengan tetap mempertahanakan kondisi alam aslinya dan kawasan secara alami

2. Konsep coral garden dapat diimplementasikan dalam di beberapa titik yang jadi obyek dalam penelitian ini

3. Tujuan pertama dalam riset ini yaitu Menyusun peta status kondisi terumbu karang di perairan Pulau Cemara Besar perlu dipertimbangkan penggunaan kata "status" karena

(51)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 51

banyak parameter dan data yang diperlukan untuk menentukan status suatu kawasan terumbu karang

4. Dalam survey telah di tentukan 5 stasiun (KJ12, KJ16, KJ 11, WCS 1 dan WCS2). Pada stasiun WCS 2 dan KJ16 tutupan karang mengalami penurunan banyak rubble dan karang yang mati. Stasiun ini cocok sebagai lokasi implementasi coral garden dalam pengembangan ekowisata bahari di kawasan Pulau Cemara Besar- Karimun Jawa.

5. Konsep coral garden dari Kemenkomarves yang akan di terapkan di Nusa Dua Bali adalah untuk memperbaiki tutupan terumbu karang yang sudah mulai menurun

6. Koral garden diarahkan untuk kegiatan konservasi untuk nilai ekologi dan kegiatan ekoeduwisata untuk nilai ekonomi masyarakat lokal

7. Dari beberapa metode yang dapat direkomendasikan di kawasan ini adalah metode rockpile dan dengan bioreeftek (pemanfaatan tempurung kelapa)

(52)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 52

8. Dari hasil survey akan dievaluasi dan diverifikasi lagi penamaan spesies dari karang dan biota asosiasinya dibantu oleh narasumber dalam kegiatan ini

Gambar 2. 12. Suasana Rapat Teknis Offline dan Online 2.2.3 Focus Group Discussion (FGD) 2020

FGD hasil penelitian ini dilakukan di Kantor Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal (BP3 Tegal). Acara dibuka oleh Bapak Erish Widjanarko, ST. selaku Kepala Bidang Riset Sumberdaya Laut dan Kewilayahan mewakili Bapak Dr. I Nyoman Radiarta, M.Sc. selaku Kepala Pusat Riset Kelautan, BRSDM KP, KKP.

(53)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 53

Pak Kabid dalam pembukaannya menjelaskan kegiatan riset yang telah dilaksanakan ini terkait dengan kepemilikan Pulau Cemara Besar oleh BP3 Tegal. Hasil Riset ini penting untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan, dalam rapat ini hadir perwakilan dari BP3 Tegal dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal.

Gambar 2. 13. Pembukaan FGD Hasil Penelitian 2020

Pada sesie presentasi presenter oleh Yulius selaku koordinator kegiatan. Presenter memaparkan materi yang berisi hasil dari

(54)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 54 kegiatan yang telah dilaksanakan dengan 3 tema hasil riset; (1) Perubahan garis pantai dan perubahan luas Pulau Cemara Besar, (2) Hasil observasi terumbu karang dan potensi lokasi coral garden di perairan Pulau Cemara Besar, dan (3)Daya Dukung Kawasan Ekoeduwisata Berbasis Coral Garden Di Pulau Cemara Besar.

(55)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 55 Sesi tanya jawab:

Pak Andy - SUPM (Guru); (1) Pendidikan butuh hasil kajian dari peneliti (2) Tahun depan berdiri Politeknik dengan hibah kawasan mangrove 10 hektar dan dalam proses pembangunan meminta saran untuk sumber riset? (3) Sinergitas: bisa memaksimalkan untuk potensi pengembangan dengan siswa. Tanggapan presenter: (1) Banyak publikasi hasil riset kami yang dapat di unduh secara gratis di http://pusriskel.litbang.kkp.go.id/ (2) - Ada buku hasil riset dari tim blue carbon sebagai dasar penelitian mangrove di SUPM.

Mas Denis (BP3 Tegal); (1) Pulau Cemara Besar sebagai aset berharga, BP3 Tegal tahun depan akan jadi Badan Layanan Umum (BLU) dan Renstra BP3 Tegal tahun 2022 akan ada rencana menyewakan pulau Cemara Besar denga jangka waktu 20-25 tahun (2) Seperti apa idealnya infrastruktur di Pulau Cemara Besar? (3) Potensinya apakah hanya ekoeduwisata bahari? Tanggapan presenter: (1) Di Pusat kami ada balai yaitu BROL jadi BLU, Pulau Cemara Besar sangat berpotensi dan memiliki daya tarik yang tinggi, bila pulau disewakan butuh riset lagi yang lebih mendalam

(56)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 56 dan kunjungan wisatawan di Pulau Cemara Besar bersifat one day visit (2) infrastruktur ideal seperti : infrastruktur sederhana dan dasar (3) potensi selain wisata bahari seperti camp site, wisata alam. Pak Andri (BP3 Tegal); (1) Dulu ada sumber air tawar di pulau mohon informasi lokasi dimana? (2) Masalah kapal yang sandar jangkar dapat merusak karang (3) Ada isu belum boleh bangun dermaga oleh Taman Nasional Karimunjawa, mohon informasi lebih lanjut? Dan (4) Lokasi sebelah timur rentan abrasi di lokasi. Tanggapan presenter: (1) Sumber air tawar banyak tersedia pada saat musim hujan, untuk mendapatkan lokasi sumber air tanah dalam bisa dilakukan dengan riset geolistrik (2) Untuk Pelabuhan dapat dibangun dengan system apung (3) Untuk lego jangkar juga dengan sistem model apung dan (4) Untuk pembangunan breakwater perlu dimodelkan terlebih dahulu.

2.2.4 Seminar Online atau Webinar 2020

Seminar Online atau Webinar dengan judul " Tuah Pulau-Pulau Kecil dalam Transformasi Ekonomi Sektor Kelautan” terselenggara melalui daring.

(57)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 57

Seminar Online atau Webinar bertujuan untuk memberikan wawasan bagi kita mengenai inovasi pengelolaan pulau-pulau kecil/terluar dalam mendukung transpormasi ekonomi sektor kelautan, tentang bagaimana mekanisme penetapan batas pengelolaan laut daerah dan konstribusi ekowisata bahari pada pembangunan ekonomi di Indonesia, serta bagaimana mengembalikan konsep "Nusantara"dalam pembangunn nasional.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, Mahasiswa dan masyarakat luas. Seminar Online atau Webinar di buka oleh Kepala Pusat Kelautan Dr. I Nyoman Radiarta, M.Sc., dimoderatori oleh Kabid Riset Sumber Daya Laut dan Kewilayahan, Pusriskel sdr. Erish Widjanarko, ST dengan Paparan oleh narasumber Bapak Muhammad Yusuf, S.Hut., M.Si. diwakili Dr. Ahmad Aris, M.Si. dari Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil – Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut – KKP, Bapak Sugiarto, S.E., M.Si. Direktur dari Toponimi dan Batas Daerah - Direktorat Jenderal Bina Administrasi Wilayah – Kemendagri, Bapak Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. Dosen dari Departemen Manajemen

(58)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 58 Sumberdaya Perairan – FPIK-IPB dan Bapak Ahmad Arif, ST., M.Si. Jurnalis dari Kompas.

Beberapa poin penting dalam sambutan Kepala Pusat Riset adalah jumlah pulau kecil di Indonesia yang resmi tercatat di data Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 2018 sebanyak 16.671 pulau. Jika dikurangi dengan pulau-pulau besar, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan pulau lain seluas lebih dari 2 ribu hektare (ha), ada sekitar 16.600 pulau kecil. Memiliki pulau kecil

berlimpah, tak membuat Indonesia otomatis bisa

memberdayakannya secara optimal.

Tuah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah berkat (pengaruh) yang mendatangkan keuntungan, kebahagiaan, keselamatan, keistimewaan, keunggulan dan sebagainya.

Keunggulan pulau-pulau kecil memiliki keanekaragaman hayati dan daya saing yang tinggi. Keuntungan pulau-pulau kecil secara ekologis, ekonomis dan pertahanan keamanan. Namun umumnya belum dimanfaatkan secara optimal.

(59)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 59

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada masa kepemimpinan Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan Dr. Edhy Prabowo, KKP terus berkomitmen untuk berkontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan laut dunia melalui transformasi ekonomi kelautan.

Komitmen pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan dunia tersebut disampaikan dalam Sherpa Meeting ke-8 High Level Panel (HLP) on Sustainable Ocean Economy di New York, Amerika Serikat pada tanggal 1 hingga 3 Februari 2020.

Indonesia pun telah berkomitmen untuk aktif pada 8 tema HLP yaitu ocean renewable energy, shipping decarbonization, nature based solution, ocean accounting, finance, marine spatial planning, food from the sea dan tourism.

Pada hari ini para pembicara akan memberikan wawasan bagi kita mengenai inovasi pengelolaan pulau-pulau kecil/terluar dalam mendukung transpormasi ekonomi sektor kelautan, tentang bagaimana mekanisme penetapan batas pengelolaan laut daerah dan konstribusi ekowisata bahari pada pembangunan ekonomi di

(60)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 60

Indonesia, serta bagaimana mengembalikan konsep

"Nusantara"dalam pembangunn nasional.

(61)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 61

Gambar 2. 16. Seminar Online atau Webinar 2020

2.2.5 Hasil Analisis Perubahan Garis Pantai dan Luas 2.2.5.1. Hasil Analisis Perubahan Garis Pantai

Pulau Cemara Besar merupakan pulau berpasir putih yang ditumbuhi oleh vegetasi khas berupa pohon cemara. Garis pantai Pulau Cemara besar cenderung berubah seiring waktu akibat angin dan gelombang. Pada bulan Maret, ujung timur laut pantai akan

(62)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 62 berada pada posisi utara, namun setelah memasuki bulan September akan berubah dan bergerak memanjang kearah timur. Daya tarik dari pulau ini adalah wisatawan dapat bermain di pantai pasir dangkal yang menjorok hingga beberapa puluh meter ke arah laut, menikmati ikan bakar, dan bersantai di gazebo – gazebo yang tersedia.

a) Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok yakni data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan. Adapun data primer yang akan digunakan antara lain: ukuran butir sedimen (d50) yang berasal dari sampel sedimen dasar, kelerengan pantai, garis pantai hasil survey, dan karakteristik gelombang (tinggi dan periode gelombang). Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung dan data pelengkap penelitian yang berasal dari pengukuran yang sudah dilakukan oleh pihak lain. Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini di antaranya: citra satelit Sentinel 2A rentang tahun 2016 - 2020, data pasang surut

(63)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 63 BIG, dan data angin dari hasil model reanalysis ERA-5 rentang tahun 2015 – 2019.

b) Alat dan Bahan

Penelitian membutuhkan peralatan dan bahan yang akan menunjang keberhasilan penelitian. Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini tercantum pada Tabel 2.2 Sedangkan untuk bahan yang digunakan tercantum dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.2. Alat yang digunakan dalam penelitian

No Nama Alat Kegunaan Keterangan

1. Sediment Grab Mengambil sampel sedimen dasar - 2. GPS Geodetik CHCNav

tipe i50

Mengetahui posisi garis pantai in situ dan lokasi sampling.

Akurasi h 1.5 cm, v 2.3 cm 3. Sieve shaker Memisahkan ukuran butir sedimen

berdasarkan mesh tertentu

-

4. Botol sampel Wadah sampel -

(64)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 64

gr 6. Corong Membantu mengalirkan air sampel -

7. Cawan Wadah sampel sedimen -

8. Beaker gelas Menampung sedimen yang disaring -

9. Kuas Membantu memisahkan sedimen saat

diayak

-

10. Plastic ziplock Wadah sedimen hasil ayakan -

11. Kertas label Penanda sampel -

12. Laptop spesifikasi Intel Core i7, RAM 16 GB

Pengolahan data garis pantai dan transport sedimen

-

13. Software ArcMap 10.3

dan DSASTools

Membuat peta dan menganalisis perubahan garis pantai

-

14. Microsoft Office Excel Mengolah data - 15. Software bahasa

pemrograman

Filtering data, pengolahan data, dan menampilkan grafik

-

15. SNAP Desktop Melakukan koreksi terhadap citra dan filtering NDWI

-

16. Kamera Mendokumentasikan penelitian -

17. Sendok sampel Mengambil sampel -

Tabel 2.3. Bahan yang digunakan dalam penelitian

(65)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 65

1. Sampel Sedimen Mendapatkan ukuran butir sedimen d50 setiap segmen - 2. Citra Sentinel 2A

Tahun 2016 - 2020

Mendapatkan garis pantai tahun 2016 – 2020

Resolusi spasial 10 m 3. Data Pasang Surut

Stasiun BIG

Melakukan koreksi pasang surut

Resolusi temporal 1 jam

4. Data Angin reanalysis

ERA-5 Tahun 2015 - 2019 Melakukan peramalan gelombang Resolusi spasial 0.250x0.250 Resolusi temporal 6 jam c) Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang memenuhi kaidah ilmiah konkret, objektif, dan terukur. Metode kuantitatif menggunakan analisis statistik dan model untuk memperoleh gambaran pada daerah penelitian. Dalam rangka membangun statistik dan model, diperlukan data-data hasil pengambilan data yang berupa angka-angka.

(66)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 66

Tahapan pertama yang dilakukan adalah mempelajari dan memahami permasalahan yang akan dianalisis dan diselesaikan dengan menentukan tujuan, ruang lingkup, dan manfaat penelitian. Dalam proses memahami suatu permasalahan yang terjadi di lapangan dan upaya mendapatkan gambaran secara umum mengenai objek penelitian, maka diperlukan studi literatur. Dengan demikian, referensi pengetahuan serta pemahaman mengenai penelitian yang akan dilakukan menjadi semakin baik. Studi literatur juga dimaksudkan untuk memahami berbagai penelitian yang serupa baik secara objek penelitian, lokasi, maupun metode. Sehingga dapat diambil kesimpulan berdasarkan hasil analisis penelitian dan penelitian terdahulu.

e) Pengumpulan Data Garis Pantai

Data garis pantai diperoleh dari deliniasi citra sentinel 2A dan pengukuran langsung di lapangan. Penentuan tanggal

perekaman citra berdasarkan musim barat, serta

mempertimbangkan elevasi muka air berdasarkan pasang surut. Citra yang digunakan berjumlah 5 citra yang terdiri dari citra tahun

(67)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 67 2016 – 2020 pada perekaman musim barat. Citra tersebut kemudian akan diproses untuk mendapatkan garis pantai. Citra dikoreksi dengan koreksi radiometri dan geometri dengan bantuan tools reyleigh correction pada aplikasi SNAP desktop serta dilakukan koreksi terhadap TOA reflectance. Sehingga, citra hasil koreksi akan mendekati kebenaran sesuai di lapangan. Citra hasil koreksi dilakukan filtering dengan metode NDWI seperti pada Persamaan 2 yang dikembangkan oleh McFeeters (1996) untuk memperoleh perbedaan rona antara daratan dan perairan. Tahapan berikutnya yakni deliniasi garis pantai menggunakan metode digitasi on-screen (Chand, 2010). Metode tersebut digunakan dengan mempertimbangkan lokasi penelitian yang memiliki cakupan kecil.

Kedudukan garis pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pada penelitian ini garis pantai hasil deliniasi dikoreksi menggunakan data pasang surut. Elevasi yang digunakan yakni elevasi MSL bulan Maret 2020. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perubahan garis pantai yang dihitung dalam validasi data tidak disebabkan oleh variasi pasang surut. Koreksi

(68)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 68 pasang surut dilakukan mengacu pada teori segitiga siku-siku mengacu pada penelitian (Wicaksono et al., 2018)

Garis pantai hasil survey lapangan diperoleh dengan metode tracking menggunakan GPS Geodetik CHCNav tipe i50. Menurut (Guariglia et al., 2006) tujuan survey garis pantai menggunakan GPS antara lain : memetakan garis pantai terbaru, memverifikasi keakuratan citra, dan membuat jaringan referensi survey berikutnya. Survey dilakukan dengan mempertimbangan pasang surut. Panjang garis pantai yang akan di survey sepanjang 1528 meter. Dengan demikian hasil survey akan digunakan sebagai acuan verifikasi untuk citra tahun 2020.

Kelerengan Pantai

Kelerengan pantai diperlukan sebagai inputan menghitung transport sedimen sejajar pantai. Pengambilan data kelerengan pantai terdiri dari 14 stasiun. Dasar penentuan stasiun berdasarkan purposive sampling dengan pertimbangan kesamaan lokasi yang mengalami abrasi dan akresi.

Pengambilan data dilakukan dengan bantuan alat GPS Geodetik CHCNav tipe i50 yang mampu merekam ketinggian

(69)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 69 hingga ketelitian 0.023 m. Pada setiap stasiun, kelerengan diukur setiap 3 ± 0.023meter x 2 transek. Sehingga diperoleh titik perekaman dengan nilai ketinggian masing-masing. Dari data tersebut diperoleh selisih tinggi setiap titik yang kemudian digunakan untuk menghitung derajat kemiringan lereng. Setiap stasiun diperoleh 2 segmen sepanjang 6 ± 0.023 meter. Data setiap segmen dirata-rata, sehingga diperoleh kelerengan pantai pada setiap stasiun.

Pasang Surut

Data pasang surut digunakan untuk melihat kesamaan elevasi muka air laut saat perekaman citra Sentinel 2A dan digunakan untuk melakukan koreksi garis pantai hasil deliniasi citra dengan garis pantai hasil survey lapangan. Data pasang surut diperoleh dari stasiun pengamatan pasang surut Karimun Jawa dengan nomor StationID: 0137KRJW01 milik Badan Informasi Geospasial pada tanggal dan waktu yang sama dengan perkaman citra dan pengukuran garis pantai lapangan.

(70)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 70

Ukuran Butir Sedimen

Ukuran butir sedimen diperoleh dari hasil analisis granulometri sampel sedimen dasar. Pengambilan sampel sedimen dasar dilakukan di sepanjang pantai Pulau Cemara Besar berdasarkan purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan pada penentuan titik sampling ini berdasarkan pertimbangan lokasi yang diduga mengalami abrasi dan akresi. Jumlah stasiun berjumlah 14 stasiun yang diharapkan dapat mewakili setiap segmen. Penentuan titik sampling didasarkan pada pengamatan awal garis pantai melalui google earth pro.

Sampel sedimen hasil pengambilan di lapangan, selanjutnya akan dilakukan analisis granulometri. Sieve shaker yang akan digunakan memiliki 5 ayakan dengan ukuran 2 mm, 0.5 mm, 0.3 mm, 0.125 mm, dan 0.0625 mm. Bila terdapat sisa hasil ayakan (ukuran < 0.0625 mm) maka dilakukan penentuan ukuran butir menggunakan metode pipetting. Ukuran butir yang akan diperoleh menggunakan metode pipetting yakni 0.0312 mm, 0.0156 mm, 0.0078 mm, dan 0.0039 mm. Hasil penentuan ukuran butir sedimen

(71)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 71 selanjutnya di plot dalam sieve graph. Dengan grafik tersebut dapat ditentukan besar ukuran d50 dari sampel sedimen. Selanjutnya ukuran butir akan diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi skala Wentworth berdasarkan Tabel 2.4 (CEM, 2002).

Tabel 2.4. Klasifikasi ukuran butir sedimen

Ukuran dalam mm Phi Size

Wentworth Classification 256 – 4096 -8.0 - -12.0 Boulder 64 – 256 -6.0 - -8.0 Cobble 4.00 – 64.00 -2.0 - -6.0 Pebble 2.00 – 4.00 -1.0 - -2.0 Granule

1.00 – 2.00 0.0 - -1.0 Pasir Sangat Kasar

0.50 – 1.00 1.0 – 0.0 Pasir Kasar

0.250 – 0.50 2.0 – 1.0 Pasir Sedang

0.125 – 0.250 3.0 – 2.0 Pasir Halus

0.0625 – 0.125 4.0 – 3.0 Pasir Sangat Halus

0.0039 – 0.0625 8.0 – 4.0 Silt

(72)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 72

<0.00049 >11.0 Colloids

Data Angin Harian

Data angin yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data reanalysis dari ERA-5. Data model angin ini telah tervalidasi oleh data lapangan untuk mendapatkan data beresolusi 0.250 x 0.250. Lokasi yang diambil yakni pada koordinat 110.3750 BT; 5.8750

LS. Data dapat diunduh pada https://cds.climate.

copernicus.eu/cdsapp#!/dataset/reanalysis-era5-single-levels-monthlymeans?tab= form berupa data selama 5 tahun (2015-2019).

Data Gelombang

Data gelombang berupa Hs (meter) dan Ts (detik) didapatkan dengan peramalan gelombang menggunakan metode SMB (Svedrup Munk Bretschneider). Tahapan peramalan gelombang terdiri dari filterisasi data angin, penentuan panjang fetch efektif, dan perhitungan periode dan tinggi gelombang laut (CERC, 1984). Data angin diperoleh dari website penyedia data angin hasil model reanalysis ERA-5 untuk tahun 2015 – 2019. Penentuan panjang

(73)

LAPORAN AKHIR “REKOMENDASI PENGEMBANGAN EKOEDUWISATA BAHARI DI PULAU CEMARA BESAR, KARIMUNJAWA” TAHUN 2020 73 didasarkan pada arah dominan angin yang kemudian dihitung menggunakan persamaan 11.

(11)

Dimana X: panjang fetch efektif (m) dan α: sudut antara garis fetch sebesar 60.

Nilai tinggi gelombang (H) dan periode gelombang (T) dapat ditentukan bila dalam kondisi fully developed sea dan fetch- limited condition. Pada kondisi fully developed sea persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

(12)

(13)

Sedangkan kondisi fetch- limited condition terjadi bila duration limited lebih besar dari tmin. Maka persamaan yang digunakan untuk mendapatkan Hm ditulis dalam (CERC, 1984) :

(14)

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi
Gambar 1.2. Lokasi Penelitian
Gambar 2.1. Penerimaan dokumen Simaksi dari Balai TNKJ
Gambar 2.2. Diskusi dan pengarahan teknis survey
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selama Rhizobium tidak dapat membentuk faktor nod, maka tidak akan terjadi nodulasi yang merupakan sinyal terjadinya simbiosis. Selain faktor nod, faktor

Berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi Nomor : 22.6/POKJA-V/GUMAS/VI/2017, tanggal 17 Juli 2017 yang menghasilkan calon daftar pendek untuk Penyedia

[r]

Calon Daftar Pendek Berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi Nomor : 25.2/POKJA-V/GUMAS/VII/2017, tanggal 24 Juli 2017 yang menghasilkan calon daftar pendek

[r]

10/Pokja D1.A3-IKPP 7 PLBN/VIII/2016 tanggal 15 Agustus 2016, maka dengan ini diumumkan Peringkat Teknis Penyedia Jasa untuk pekerjaan tersebut di atas sebagai berikut

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode