6
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – Teori Dasar / Umum 2.1.1 Sistem
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Gaol (2008, p.9) sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.1.2 Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto (2001, p.3) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung dan sasaran, diantaranya:
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem, komponen sistem menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Lingkungan luar sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
3. Penghubung (Interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang laindengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
4. Batas Sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan system lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan satu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan sistem adalah kebutuhan data dari sistem yang berupa kejadian nyata.
6. Pengolah Sistem (Proses)
Pengolah sistem adalah pengolahan atau pemrosesan suatu masukan menjadi keluaran sehingga manjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kebutuhan.
7. Keluaran sistem (Output)
Output adalah hasil akhir dari input yang diproses dan
diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
8. Sasaran atau tujuan sistem (Objectives/goal system)
Sasaran adalah sesuatu yang menjadi tujuan dari operasi sistem, adapun sistem yang berhasil adalah sistem yang dapat mencapai tujuan atau sasaran dari sistem tersebut.
Gambar 2.1. Karakteristik Sistem
2.1.1.3 Klasifikasi sistem
Menurut Jogiyanto (2005, p.6) Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem abstrak (Abstract system) dan sistem fisik (Physical
system).
2. Sistem alamiah (Natural system) dan sistem buatan manusia (Human Made system).
3. Sistem tertentu (Deterministic system) dan sistem tak tentu (Probabilistic system).
4. Sistem tertutup (Closed system) dan sistem terbuka (Open
2.1.2 Inventori
2.1.2.1 Pengertian inventori
Menurut Agus Ristono (2009, p.1) persediaan atau inventori adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
2.1.2.2 Fungsi inventori
Menurut Lalu Sumayang (2003, p.201-203) setidaknya ada 3 fungsi mengapa inventori diperlukan, yaitu :
1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian.
Untuk menghadapi ketidakpastian maka pada sistem inventori ditetapkan persediaan darurat yang dinamakan safety
stock. Jika sumber ketidakpastian ini dapat dihilangkan, maka
jumlah inventori maupun safety stock dapat dikurangi.
2. Mengantisipasi pada demand dan supply.
Inventori disiapkan untuk menghadapi beberapa kondisi yang menunjukan perubahan demand dan supply, yaitu:
a. Bila ada perkiraan perubahan harga dan persediaan bahan baku.
b. Sebagai persiapan menghadapi promosi pasar dimana sejumlah besar barang jadi disimpan menunggu penjualan tersebut.
c. Perusahaan yang melakukan produksi dengan jumlah
output tetap akan mengalami perubahan produk pada
kondisi permintaan yang rendah atau pada kondisi musim lesu atau low season. Kelebihan produk ini akan disimpan sebagai persediaan yang akan digunakan nanti apabila
output tidak dapat memenuhi lonjakan permintaan pada
musim ramai atau peak season.
3. Memberikan waktu luang untuk mengelola produksi dan pembelian.
Kadang-kadang lebih ekonomis memproduksi barang dalam proses atau barang jadi dalam jumlah besar atau dalam jumlah paket yang kemudian disimpan sebagai persediaan. Selama persediaan masih ada maka proses produksi dihentikan dan produksi akan dimulai lagi bila diketahui persediaan hampir habis. Pertimbangan ini memberikan kemudahan sebagai berikut:
a. Memberikan keuntungan untuk menyebarkan dan meratakan beban biaya investasi pada sejumlah besar produk.
b. Memungkinkan penggunaan satu peralatan untuk menghasilkan bermacam-macam jenis produk.
2.1.3 Analisis sistem
2.1.3.1 Pengertian Analisis sistem
Menurut Kristanto (2003, p.5) , analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.
2.1.3.2 Langkah – langkah analisis sistem
Menurut Jogiyanto (2005, p.130), di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah - langkah dasar yang harus dilakukan oleh sistem analis sebagai berikut ini:
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari system yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
2.1.4 Perancangan Sistem
2.1.4.1 Pengertian perancangan sistem
Menurut Jogiyanto H.M (2005, p.196), Perancangan sistem adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
2.1.4.2 Tujuan perancangan sistem
Menurut Jogiyanto H.M (2005, p.197) tujuan utama perancangan sistem adalah:
1. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem.
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer.
Kedua tujuan ini lebih berfokus pada perancangan atau desain siatem yang terinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang nantinya digunakan untuk pembuatan program komputernya.
2.1.4.3 Alat - alat perancangan sistem 2.1.4.3.1 Unified Modelling Language
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.371), Unified Modeling
Language (UML) adalah suatu kumpulan aturan permodelan yang
digunakan untuk menentukan dan menggambarkan sebuah sistem
software yang berhubungan dengan obyek.
Dalam UML versi 2.0, untuk menjalankan fungsi dalam menentukan dan menggambarkan rancangan software, menggunakan diagram-diagram sebagai berikut:
1. Use Case 6. Sequence 11. Deployment 2. Activity 7. Communication 12. Package
3. Class 8. Interaction Overview 13. Composite Structure 4. Object 9. Timing
Meskipun UML memiliki banyak diagram, namun tidak semua diagram diperlukan dan digunakan dalam perancangan. Apabila sistem telah digambarkan dan dapat dipahami dengan baik, maka tujuan dari UML telah tercapai. Beberapa diagram yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu:
A. Use Case diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.426) use case adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan user, antara sistem dan bagaimana user berinteraksi dengan sistem.
Notasi Nama Deskripsi
System boundary
Persegi yang mengelilingi use untuk mengindikasikan lingkup dari sistem.
Use case
Sebuah aksi yang digambar dengan bentuk elips secara horizontal.
Communication association
Menggambarkan adanya interaksi antara sebuah use case dengan aktor. Sebuah asosiasi
digambarkan dengan simbol garis dengan atau tanpa anak panah. Asosiasi dengan anak panah yang berasal dari aktor menunjuk ke use
case menandakan bahwa aktor
sebagai inisiator use case tersebut, dan Asosiasi tanpa anak panah
menandakan interaksi antara use
case dengan aktor penerima.
Actor
Merupakan orang, organisasi atau sistem luar yang memainkan peran dalam satu atau lebih interaksi dengan sistem.
Tabel 2.1 Notasi pada Use Case Diagram.
B. Class Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.665) class diagram
merupakan gambaran mengenai obyek- obyek bernama kelas yang menyusun suatu sistem dan juga hubungan antara kelas tersebut.
Notasi Nama Deskripsi
Class
Menggambarkan sekumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang dikerjakan obyek tersebut.
Attribute
Merupakan properti dari kelas yang berisi tipe data yang dimiliki oleh instance dari suatu class.
Operation
Merupakan kegiatan - kegiatan yang dilakukan oleh suatu class.
Aggregation Menggambarkan hubungan antara
satu obyek bagian dari obyek lain.
Association
Menggambarkan relasi antar-obyek atau instance dari class.
Association gambarkan suatu garis
antar dua class dimana pada salah satu ujung diletakkan tanda panah yang merupakan navigability.
Generalization
Menggambarkan hubungan antar
parent – child atau super class – sub class.
Dependency
Menggambarkan relasi antar obyek seperti association tetapi lebih lemah.
Menggambarkan bahwa suatu obyek memakai obyek lain pada suatu waktu.
Composition
Jika class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari kelas yang lain, maka class tersebut memiliki relasi
composition terhadap class tempat bergantung tersebut.
Tabel 2.2 Notasi pada Class Diagram.
C. Sequence Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.659) sequence diagram menggambarkan model logika dari sebuah use case dengan
menggambarkan pesan yang dikirimkan antara obyek dalam suatu urutan waktu.
Notasi Nama Deskripsi
Actor
Simbol yang digunakan untuk mewakili
user dalam berinteraksi dengan obyek
kelas interface.
Object
Digambarkan dengan simbol persegi panjang yang mewakili kelas pada class
diagram.
Lifeline
Lifeline mengindikasikan keberadaan
sebuah object dalam basis waktu. Notasi untuk Lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah object
Activation
Activation dinotasikan sebagai sebuah
kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline. mengindikasikan sebuah obyek yang akan melakukan sebuah aksi.
Message
Message, digambarkan dengan anak
panah yang mengarah antar obyek dan diberi label urutan nomor yang
mengindikasikan urutan komunikasi yang terjadi antar obyek.
Self-call Sebuah obyek dapat mengirimkan pesan
ke obyek itu sendiri. Tabel 2.3 Notasi pada Sequence Diagram.
2.1.4.3.2 Diagram Aliran Dokumen
Menurut Mulyadi (2001, p.58) diagram aliran dokumen adalah suatu model yang menggambarkan aliran dokumen dan proses untuk mengolah dokumen dalam suatu proses.
Simbol Keterangan
Dokumen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Keputusan
Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis dalam simbol.
Garis Alir
Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data.
Persimpangan Garis Alir
Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan kedua garis tersebut.
Pertemuan Garis Alir
Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti garis lainnya. Proses
Simbol ini untuk menunjukkan tempat-tempat dalam sistem informasi yang mengolah atau mengubah data yang diterima menjadi data yang mengalir keluar. Nama pengolahan data ditulis
Simbol Keterangan didalam simbol.
Mulai / Berakhir (terminal)
Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi
Tabel 2.4 Notasi pada Diagram Aliran Dokumen
2.1.4.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p. 342), Entity Relationship
Diagram adalah pendekatan top-down untuk desain basis data yang
dimulai dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut entitas
(entity) dan hubungan (relationship) antara data yang harus
direpresentasikan dalam model.
2.2 Teori – Teori Khusus 2.2.1 Barcode
2.2.1.1 Definisi barcode
Menurut Jaja Jamaludin (2010, p.2) , barcode merupakan sejenis kode yang mewakili data atau informasi tertentu, biasanya jenis dan harga barang , contohnya seperti untuk makanan dan buku. Barcode berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini mengandung satu kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa.
2.2.1.2 Manfaat barcode
Menurut Jaja Jamaludin (2010, p.2) barcode memiliki banyak manfaat yang beraneka ragam, diantaranya :
1. Akurasi
Barcode mampu meningkatkan akurasi dengan mengurangi
kesalahan manusia ketika melakukan pemasukan data secara manual atau barang yang salah baca.
2. Kemudahan pemakaian
Dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang tepat,
barcode bisa memaksimalkan proses otomatisasi pengumpulan data.
3. Keseragaman pengumpulan data
Beragam standar pemenuhan dan simbologi barcode yang terstandarisasi menjamin informasi diterima dan disampaikan dengan cara yang benar sehingga dapat diterima dan dipahami secara umum.
4. Umpan balik yang tepat waktu
Barcode menawarkan umpang balik yang tepat waktu. Begitu
muncul, data bisa diterima dengan cepat sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat berdasarkan informasi terbaru. 5. Keamanan
Dengan menggunakan barcode, perusahaan mampu memperkecil kesalahan yang terjadi. Misalnya penukaran harga label produk yang dilakukan konsumen di suatu supermarket. 6. Meningkatkan produktivitas
Barcode mampu membuat aktivitas operasional dalam bisnis
menjadi lebih cepat sehingga produktivitas dapat meningkat. 7. Meningkatkan profit
Peningkatan efisiensi dan produktivitas yang diberikan
barcode memungkinkan perusahaan menghemat biaya dan waktu
, sehingga profit perusahaan meningkat.
2.2.1.3 Jenis-jenis barcode
Menurut Teguh Wahyono (2010, p.6) barcode memiliki banyak sekali standard dan tidak terpaku pada satu model tertentu. Tetapi meski demikian, secara umum barcode terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu barcode satu dimensi dan barcode dua dimensi.
2.2.1.3.1.Barcode satu dimensi
barcode ini dinamakan satu dimensi atau ada juga yang
menyebut linear barcodes karena kodenya hanya terdiri dari baris-baris. Berikut ini adalah beberapa jenis barcode satu dimensi :
1. Tipe code 39
Merupakan barcode alphanumeric (full ASCII) yang dapat mewakili abjad (A-Z) dan angka (0-9), serta beberapa karakter lain, seperti $, /, +, % titik dan spasi dan juga memiliki jumlah digit maximal 16. Kode seperti ini biasa nya di gunakan untuk barcode buku maupun untuk barcode anggota perpustakaan. Dan juga beberapa aplikasi lain seperti untuk inventori, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 dibawah ini :
Gambar 2.2 Barcode 1 dimensi tipe kode 39
2. Tipe Code 128
Barcode tipe code 128 juga tergolong di dalam barcode
alphanumeric (full ASCII), tetapi memiliki kerapatan yang lebih tinggi dan juga panjang baris yang bervariasi. Barcode Tipe Code 128 biasa nya di gunakan untuk aplikasi, seperti pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang.
Setiap karakter pada code 128 47 dikodekan oleh 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan ketebalan masing-masing elemen 1 sampai 4 kali ketebalan minimum (module). . Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3 dibawah ini :
Gambar 2.3 Barcode 1 dimensi tipe kode 128
3. Code 25 (Interleaved)
Merupakan kode barcode yang hanya untuk angka (0-9), maksimum 32 digit. Jadi barcode ini berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang bervariasi. Barcode yang juga disebut sebagai interleaved 2 of 5 biasa digunakan untuk aplikasi dalam dunia industry dan laboratorium. . Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4 dibawah ini :
Gambar 2.4 Barcode 1 dimensi tipe kode 25
4. EAN 13
Simbologi barcode model ini dikeluarkan EAN untuk identitas suatu produk. Standarisasi EAN menggunakan 3 digit pertama adalah untuk kode Negara asal produk, 4 dikit berikutnya adalah Manufacture Number, 5 digit berikutnya
adalah kode produk atau nomor urut produk sedangkan 1 digit terakhir adalah cek digit atau angka untuk melakukan tes validasi barcode. Kode EAN sering digunakan di Indonesia untuk identifikasi produk nasional. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5 dibawah ini :
Gambar 2.5 Barcode 1 dimensi tipe kode EAN 13
5. UPC (Universal Product Code)
Barcode UPC terdiri dari angka (0-9) namun barcode harus mempunyai panjang tepat 11 atau 12 digit, Kurang atau lebih dari angka tersebut tidak bisa digunakan. Jadi barcode ini berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap. UPC biasanya digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil atau eceran. Simbol UPC dibuat untuk kemudahan pemerikasaan keaslian suatu produk dan bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code
Council. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6 dibawah
Gambar 2.6 Barcode 1 dimensi tipe kode UPC
2.2.1.3.2 Barcode dua dimensi
Barcode dua dimensi adalah barcode yang tidak hanya
terbuat dari garis-garis saja, tetapi lebih mendekati bentuk gambar tertentu. Dengan menggunakan dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat di simpan di dlaam suatu ruang yang lebih kecil. Berikut ini adalah beberapa jenis barcode dua dimensi :
1. QR code
QR merupakan kependekan dari Quick Response, sebuah harapan dari pembuatnya bahwa code ini akan cepat di-decode. Tidak seperti barcode yang satu sisinya saja yang mengandung data, QR code mempunyai dua sisi yang berisi data. Hal tersebut membuat QR code dapat lebih banyak memuat informasi dibandingkan barcode.
Selain itu QR code juga dapat menampung informasi berupa URL suatu website yang nantinya dapat digunakan pada majalah, iklan, atau media lainnya, sehingga ketika seseorang memiliki handphone berkamera dan memiliki fitur pembaca, QR code dapat langsung men-scan dan masuk kedalam website yang dimaksud tanpa perlu mengetikan
alamatnya. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.7 dibawah ini :
Gambar 2.7 Barcode 2 dimensi tipe QR
2. Kode PDF417
Model ini merupakan pengembangan dari barcode satu dimensi linear, tepatnya disebut sebagai stacked linear
barcode.PDF sendiri di artikan sebagai Portable Data File.
Model ini memiliki kemampuan untuk menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam ruang berukuran 4 inch persegi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.8 dibawah ini :
Gambar 2.8 Barcode 2 dimensi tipe PDF417
3. HCCB (High Capacity Color Barcode)
Contoh lain dari barcode dua dimensi adalah HCCB yang mana didevelop oleh Microsoft. Microsoft mengimplementasikan HCCB menggunakan 4 warna pada ukuran 5x10 grid.
Dengan barcode HCCB data akan mampu disimpan dalam ukuran yang lebih besar. Selain itu tampilan kode juga lebih enak untuk dilihat karena menggunakan tampilan berwarna(color barcode). Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.9 dibawah ini :
Gambar 2.9 Barcode 2 dimensi tipe HCCB
4. Data Matrix
Data Matrix adalah barcode dua dimensi yang terdiri
dari sel hitam dan putih atau modul titik-titik di sekitar
rectangular patern. Data matrix menggunakan ukuran data
sampai pada 2 kilobytes. Sebuah data matrix dapat menyimpan sampai dengan 2.335 karakter alphanumeric.
Salah satu contoh penggunaan data matrix ini yang sering dijumpai seperti barcode pada Mini PCI Card dengan ukuran symbol yang bervariasi mulai dari 8x8 sampai 144x144 seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10 dibawah ini :