• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Lokasi KKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Lokasi KKN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Lokasi KKN

Kabupaten Pidie Jaya berada pada ketinggian 0,80 meter s/d 125 meter di atas permukaan laut dengan tingkat kemiringan lahan antara 0 sampai 40%,dimana untuk kotakecamatan seperti Panteraja, Trienggadeng, dan Meureudu beradadipesisir pantai laut Malaka. Kabupaten Pidie Jaya terdiri dari delapan buah kecamatan dan 222 gampong. Berikut ini merupakan daftar kecamatan yang ada di Kabupaten Pidie Jaya beserta luas dan jumlah mukim dan gampongyang dimilikinya.

Pada kesempatan ini, kami mendapat kesempatan untuk melaksanankan KKN di Kabupaten Pidie Jaya, Kecamatan Meureudu, Gampong Manyang Lancok. Sepenggal Kisah Nanggroe Untuk spesifik cerita/kisah asal nama Gampong Manyang Lancok itu sendiri tidak ada. Namun setelah melakukan survey dan tinggal di gampong ini, kami menemukan beberapa penggal kisah tentang beberapa tempat yang pernah menjadi bagian dari sejarah, yakni Sungai Meureudu atau yang akrab disebut Krueng Meureudu, Benteng Kuta Batee, dan Masjid Iskandar Muda. Tempat-tempat tersebut pernah menjadi bagian dari cerita Nanggroe Meureudu. “Negeri Meureudu pernah dicalonkan sebagai ibu kota Kerajaan Aceh. Namun konspirasi politik kerajaan menggagalkannya. Sampai kerajaan Aceh runtuh, Meureudu masih sebuah negeri bebas.

Negeri Meureudu sudah terbentuk dan diakui sejak zaman Kerajaan Aceh. Ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa (1607-1636) Meureudu semakin diistimewakan. Menjadi daerah bebas dari aturan kerajaan. Hanya satu kewajiban Meureudu saat itu, menyediakan persediaan logistik (beras) untuk kebutuhan kerajaan Aceh.Dalam perjalanan tugas Iskandar Muda ke daerah Semenanjung Melayu (kini Malaysia) tahun 1613, singgah di Negeri Meureudu, menjumpai Tgk Muhammad Jalaluddin, yang terkenal dengan sebutan Tgk Ja Madainah. Dalam percaturan politik kerajaan Aceh negeri Meureudu juga memegang peranan penting. Hal itu sebegaimana tersebut dalam Qanun Al-Asyi atau Adat Meukuta Alam, yang merupakan Undang-Undangnya Kerajaan Aceh.

Saat Aceh dikuasai Belanda, dan Mesjid Indra Puri direbut, dokumen undang-undang kerajaan itu jatuh ke tangan Belanda. Oleh K F van Hangen, dokumen itu kemudian diterbitkan dalam salah satu majalah yang terbit di negeri Belanda.Dalam pasal 12 Qanun Al-Asyi disebutkan, “apabila Uleebalang dalam negeri tidak menuruti hukum, maka sultan memanggil Teungku Chik Muda Pahlawan Negeri Meureudu, menyuruh pukul Uleebalang negeri itu atau diserang dan Uleebalang diberhentikan atau diusir, segala pohon tanamannya dan harta serta rumahnya dirampas”. Kutipan Undang-Undang Kerajaan Aceh itu, mensahihkan tentang keberadaan Negeri Meureudu sebagai daerah kepercayaan sultan untuk melaksanakan segala perintah dan titahnya dalam segala aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan Kerajaan Aceh Darussalam.

Malah karena kemampuan tersebut, Meureudu pernah dicalonkan sebagai ibu kota kerajaan. Caranya, dengan menimbang air Krueng Meureudu dengan air Krueng Aceh. Hasilnya Air Krueng Meureudu lebih bagus. Namun konspirasi elit politik di Kerajaan Aceh mengganti air tersebut.

(2)

2

Hasilnya ibu kota Kejaan Aceh tetap berada di daerah Banda Aceh sekarang (seputar aliran Krueng Aceh). Untuk mempersiapkan pemindahan ibu kota kerajaan tersebut, sebuah benteng pernah dididirkan Sultan Iskandar Muda di Meureudu. Benteng itu di beri nama Benteng Kuta Batee, yang sekarang ada di tepi sungai Krueng Meureudu serta pembangunan Mesjid Iskandar Muda, yang terletak di Gampong Manyang Lancok.

Peranan Negeri Meureudu yang sangat strategis dalam percaturan politik Pemerintahan Kerajaan Aceh. Ketika Sultan Iskandar Muda hendak melakukan penyerangan (ekspansi) ke semenanjung Melayu (Malaysia). Ia mengangkat Malem Dagang dari Negeri Meureudu sebagai Panglima Perang, serta Teungku Ja Pakehyang juga putra Meureudu sebagai penasehat perang, mendampingi Panglima Malem Dagang.Setelah Semenanjung Melayu, yakni Johor berhasil ditaklukkan oleh Pasukan Pimpinan Malem Dagang, Sultan Iskandar Muda semakin memberikan perhatian khusus terhadap Negeri Meureudu.

Kala itu, Sultan paling tersohor dari Kerajaan Aceh itu mengangkat Teungku Chik di Negeri Meureudu, yakni putra bungsu dari Meurah Ali Taher yang bernama Meurah Ali Husein, sebagai perpanjangan tangan Sultan di Meureudu. Negeri Meureudu negeri yang langsung berada di bawah Kesultanan Aceh dengan status Nanggroe Bibeueh (negeri bebas). Di mana penduduk negeri Meureudu dibebaskan dari segala beban dan kewajiban terhadap kerajaan. Negeri Meureudu hanya punya satu kewajiban istimewa terhadap Kerajaan Aceh, yakni menyediakan bahan makanan pokok (beras), karena Negeri Meureudu merupakan lubung beras utama kerajaan.Keistimewaan Negeri Meureudu terus berlangsung sampai Sultan Iskandar Muda diganti oleh Sultan Iskandar Tsani.

Pada tahun 1640, Iskandar Tsani mengangkat Teuku Chik Meureudu sebagai penguasa defenitif yang ditunjuk oleh kerajaan. Ia merupakan putra sulung dari Meurah Ali Husein, yang bernama Meurah Johan Mahmud, yang digelar Teuku Pahlawan Raja Negeri Meureudu.Sejak Meurah Johan Mahmud hingga kedatangan kolonial Belanda, negeri Meureudu telah diperintah oleh sembilan Teuku Chik, dan selama penjajahan Belanda, Landscap Meureudu telah diperintah oleh tiga orang Teuku Chik (Zelfbeestuurders). Kemudian pada zaman penjajahan Belanda, Negeri Meureudu diubah satus menjadi Kewedanan (Orderafdeeling) yang diperintah oleh seorang Controlleur. Selama zaman penjajahan Belanda, Kewedanan Meureudu telah diperintah oleh empat belas orang Controlleur, yang wilayah kekuasaannya meliputi dari Ulee Glee sampai ke Panteraja.Setelah tentara pendudukan Jepang masuk ke daerah Aceh dan mengalahkan tentara Belanda, maka Jepang kemudian mengambil alih kekuasaan yang ditinggalakan Belanda itu dan menjadi penguasa baru di Aceh. Di masa penjajahan Jepang, masyarakat Meureudu dipimpin oleh seorang Suntyo Meureudu Sun dan Seorang Guntyo Meureudu Gun. Sesudah melewati zaman penjajahan, sejak tahun 1967, Meureudu berubah menjadi Pusat Kawedanan sekaligus pusat kecamatan. Selama Meureudu berstatus sebagai kawedanan, telah diperintah oleh tujuh orang Wedana. Pada tahun 1967,Kewedanan Meureudu dipecah menjadi empat kecamatan yaitu Ulee Glee, Ulim, Meureudu dan Trienggadeng Penteraja, yang masing-masing langsung berada dibawah kontrol Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie. Kini daerah Kawedanan Meureudu menjelma menjadi Kabupaten Pidie Jaya, dengan Meureudu sebagai ibu kotanya.

(3)

3  Letak Geografis Gampong Manyang Lancok

Gampong Manyang Lancok merupakan salah satu gampong diantara 30 gampong yang ada di dalam wilayah kecamatan Meureudu. Gampong ini juga merupakan salah satu dari tujuh gampong yang ada dalam pemukiman Manyang. Gampong Manyang Lancok terletak di sebelah selatan ibu kota Meureudu. Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat, gampong ini diberi nama ‘Manyang Lancok’ karena daerah ini merupakan daerah yang datarannya tinggi. Gampong Manyang Lancok merupakan salah satu desa pertanian potensial di Kecamatan Meureudu, Kemukiman Manyang, Kabupaten Pidie Jaya. Gampong Manyang Lancok adalah sebuah desa yang luas wilayahnya 80 Ha, dengan jumlah penduduk 841 jiwa. Gampong Manyang Lancok memiliki batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kemukiman Beuriweuh

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Krueng Meureudu (Gampong Genteng, Kec.Meurah Dua)

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Manyang Cut 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Blang Awee

 Kondisi Geografis Gampong Manyang Lancok

Menurut data dari RPJMG, Gampong Manyang Lancok memiliki luas wilayah 144 Ha, yang terdiri dari tiga dusun, yakni; dusun Meunasah Manyang, Meunasah Manyang Lancok dan Meunasah Krueng Tunong. Gampong Manyang Lancokmemiliki jumlah penduduk 841 jiwa, yang terdiri dari 220 Kepala Keluarga (KK), dengan jumlah laki-laki 410 jiwa dan perempuan 431 jiwa. Jarak dari Gampong Manyang Lancok ke Pusat Pemerintahan Kabupaten 600 meter Km, dalam jarak tempuh waktu sekitar 2 menit. Jarak dari Gampong Manyang Lancok ke Pusat Pemerintahan Kecamatan 2 Km, dalam jarak tempuh waktu sekitar 15 menit. Jarak dari Banda Aceh ke Pusat Pemerintahan Provinsi ± 160 Km, dalam jarak tempuh waktu 3 jam.

Sebagian besar wilayah Gampong Manyang Lancok, 90% terdiri dari hamparan sawah, yakni seluas 70 Ha. Banyaknya fasilitas tempat ibadah di gampong ini adalah memiliki satu mesjid yakni Mesjid Iskandar Muda, dan tiga meunasah yakni Meunasah Manyang (meunasah tertua), Meunasah Manyang Lancok, dan Meunasah Krueng Tunong. Sumber air penduduk rata-rata berasal dari pemanfaatan air sumur dan sungai yang berfungsi sebagai kegiatan untuk mandi dan mencuci pakaian, sebab di gampong ini tidak terdapat pasokan air dari pihak PDAM.

 Kondisi Sosial dan Ekonomi 1. Kondisi Sosial budaya

Pranata sosial budaya pada awal-awalnya telah banyak mengalami pergeseran. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya banyaknya lembaga yang memberikan berbagai bantuan ekonomi cenderung menggeser pranata sosial yang berkembang di masyarakat. Beberapa

(4)

4

pekerjaan untuk kepentingan public (pembersihan saluran, perbaikan jalan, dan pembersihan lingkungan) yang dulunya dikerjakan melalui gotong-royong sudah bergeser, demikian juga upacara adat seperti ‘kenduri blang’. lemahnya partisipasi dan kesadaran kritis masyarakat dalam pengambilan keputusan publik dan pembangunan gampong juga termasuk salah satu faktor di dalamnya. Beberapa tahun pasca tsunami, kondisi ini sedikit bergeser ke arah yang lebih baik.

Partisipasi warga dalam kegiatan-kegiatan sosial budaya meningkat, hal ini dapat dilihat dari partisipasi dan kesadaran kritis warga dalam pembangunan gampong (partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan). Di samping itu, interaksi sosial yang dibangun melalui kesadaran pentingnya silaturrahmi dan kepedulian terhadap sesama warga yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan kunjungan kepada warga yang mengalami musibah/kemalangan, kegiatan adat perkawinan ‘tueng linto dan dara baro’, kenduri blang, dan adat peusijuk kepada warga yang bersengketa telah mulai dibina kembali.

2. Kondisi Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Gampong Manyang Lancok pada umumnya di sektor pertanian, yakni menanam padi. Dengan lahan sawah seluas 82 Hektar, lahan kebun 2 Ha, dan lahan kering 0,5 Hektar. Selain di sektor pertanian, penduduk Gampong Manyang Lancok juga memelihara ternak hampir di setiap rumah. Ternak yang dipelihara yaitu berupa ternak ayam, bebek, lembu, dan kambing.

Perkembangan ekonomi masyarakat Gampong Manyang Lancok belum menunjukkan peningkatan yang berarti, sumber pendapatan masyarakat masih sangat bergantung dengan kondisi alam, sementara sumber daya yang dapat dikembangkan sangat terbatas. Tidak adanya keterampilan khusus/ kecakapan hidup merupakan penyebab lain dari rendahnya pendapatan masyarakat gampong ini. Keberadaan kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang sudah terbentuk sejak tahun 2009, sebagai pemberi modal bagi masyarakat juga belum mampu dimanfaatkan dengan maksimal. Usaha yang dikembangkan oleh masyarakat yang mendapat modal, masih sangat kecil dan sulit berkembang, seperti usaha dagang, dan sebagainya.

3. Demografi Gampong

Berdasarkan RPJMG, penduduk Gampong Manyang Lancok terdaftar berjumlah 847 jiwa. Gampong Manyang Lancok terdapat 239 Kepala Keluarga (KK), dengan jumlah laki-laki 355 jiwa dan perempuan 492 jiwa.

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat

No Klasifikasi Pendidikan Jumlah Penduduk 1 Penduduk yang tamat SD/MIN 5 orang

2 Penduduk yang tamat SLTP/MTsn 150 orang 3 Penduduk yang tamat SMA/MAN 70 orang

4 Penduduk tamat D-1 15 orang

5 Penduduk tamat D-2 10 orang

6 Penduduk tamat D-3 6 orang

(5)

5 Jumlah penduduk berdasarkan Agama

No. Jenis Agama Jumlah Penduduk

1 Islam 841 orang

2 Agama Lain -

Jumlah penduduk berdasarkan kesejahteraan keluarga

No. Klasifiksi Kesejahteraan Hidup Jumlah Penduduk 1 Keluarga sangat miskin (fakir) 70 keluarga

2 Keluarga Miskin 60 keluarga

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk

1. Sektor Pertanian :

 Pemilik usaha pertanian  Buruh tani

61 orang -

2. Sektor Perternakan :

 Pemilik usaha perternakan  Buruh usaha perternakan

5 orang 10 orang 3. Sektor perdagangan:

 Pengusaha pedagang hasil bumi

 Buruh jasa hasil bumi

3 orang

10 orang 4. Sektor industri kecil dan kerajinan

rumah tangga:  Tukang batu  Tukang kayu  Tukang sumur  Tukang jahit  Cathering kue  Tukang anyaman  Montir 5 orang 7 orang 4 orang 10 orang 3 orang 30 orang 4 orang 5. Sektor industri menengah dan besar:

 Karyawan perusahaan swasta  Karyawan perusahaan

pemerintah

2 orang

(6)

6 6. Sektor jasa:  PNS  Polri  Bidan  Guru  Pensiunan PNS

 Jasa penyewa peralatan desa

15 orang 4 orang 3 orang 20 orang 2 orang 1 orang

Dalam konteks peningkatan pendapatan masyarakat, Gampong Manyang Lancok memungkinkan bagi pengembangan dan peningkatan usaha yang menggunakan area yang luas, yakni pertanian dan peternakan. Menurut data hasil sensus penduduk, jumlah penduduk yang berada di ekonomi tertinggi berasal dari sektor pertanian. Hal ini mengartikan bahwa sebagian besar warga Gampong Manyang Lancok lebih mengandalkan mata pencaharian sebagai petani.

 Sejarah Pemerintahan Gampong

Gampong Manyang Lancok terletak di tengah-tengah, ibarat kata “u laôt han trôk u gunong han rhet” begitulah kira-kira ibaratnya kata tetua setempat. Gampong Manyang Lancok ini merupakan daerah konflik terparah yang pernah ada di Pidie Jaya. Dahulunya, di gampong ini sering terjadi baku tembak yang banyak juga menewaskan rakyat sipil. Setiap harinya rumah warga selalu didatangi oleh segerombolan pihak GAM dan dimintai uang oleh mereka, jika tidak diberikan maka mereka akan memukul bahkan tak segan-segan menodong kepala warga tersebut dengan ujung senapan yang mereka bawa. Meski ada banyak aparat, sepeti TNI, POLRI, dan lain-lain yang menjaga kawasan ini setiap harinya, namun selalu ada saja jalan bagi mereka untuk memeras warga. Karena di gampong ini pernah terjadi konflik yang sangat parah, maka gampong ini terkenal sebagai “Daerah Merah”.

Pada masa konflik ini pemerintahan gampong masih dipegang oleh bapak M. Daud Yahya sebagai Keuchik di gampong tersebut, dan Syamsuddin Daud sebagai Sekretaris Gampong. Namun sejak tiga tahun terakhir ini, Gampong Manyang Lancok dijabat oleh bapak Suryadi, S.Pd.I sebagai Keuchik di gampong tersebut. Bapak Suryadi baru menjabat selama tiga tahun, ini masih tergolong muda masa jabatannya dibandingkan masa jabatan yang sebelumnya dipegang oleh M. Daud Yahya, yaitu selama tiga periode (15 tahun). Sistem pemerintahan Gampong Manyang Lancok berjalan dengan baik, yakni sistem pemerintahan yang berlandaskan kemasyarakatan dan gotong-royong, dengan prinsip musyawarah dan mufakat.

 Tata Guna Lahan

Luas wilayah Gampong Manyang Lancok adalah 144 Ha, dengan: a) Areal lahan persawahan 70 Ha

b) Areal lahan perkebunan 2 Ha c) Areal lahan kering 0,5 Ha

(7)

7 B. Maksud dan Tujuan Laporan

Berdasarkan kegiatan KKN yang akan dilaksanakan memiliki tujuan dalam penulisan laporan yang berguna untuk pengabdian kepada masyarakat serta realisasi disiplin ilmu terhadap masyarakat. Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata satu di Universitas Syiah Kuala

dalam melakukan transfer of knowledgeterhadap masyarakat sebagai fungsi sosial dan akademik. 2. Sebagai implementasi dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan

Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada mayarakat.

3. Aktualisasi nilai pengabdian serta realisasi disiplin ilmu terhadap masyarakat dan memberikan wawasan pengetahuan dalam menunjang perkembangan dan realisasi pembangunan dalam menciptakan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

4. Memberikan sumbangan pikiran, sera saran kepada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan dan ilmu, dalam menunjang pembangunan dan kemajuan sosial, pendidikan, serta budaya. Sebagai bentuk perwujuan KKN itu sendiri memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan, baik bagi mahasiswa, pemerintah, perguruan tinggi maupun masyarakat.

1) Bagi mahasiswa

a) Melatih mahasiswa untuk menjadi inspirator dalam menghadapi persoalan di masyarakat b) Melatih mahasiswa untuk hidup bermasyarakat yang penuh dengan realitas

c) Melatih mahasiswa untuk menerapkan ilmu teoritis yang telah di dapatkan dikampus 2) Bagi pemerintah

a) Pemerintah dapat menjalin hubungan dengan lembaga perguruan tinggi sebagai mitra kerja sejajar

b) Membantu pemerintah desa dalam melakukan pendataan penduduk c) Membantu pemerintah desa setempat untuk membenahi administrasi desa

d) Melalui KKN, mahasiswa dapat membantu melancarkan program-program yang telah dicanangkan pemerintah

3) Bagi perguruan tinggi

a) Mahasiswa diharapkan mampu mempertegas eksistensi perguruan tinggi sebagai lembaga yang mampu melahirkan kader-kader yang dapat membawa perubahan bagi masyarakat.

b) Melalui kegiatan KKN, secara tidak langsung Unsyiah mempertegas kehadirannya di tengah-tengah masyarakat yang diharapkan mampu meningkatkan level Unsyiah ke arah yang lebih baik dan berkualitas

C. Program Pembangunan Gampong yang Telah Ada Program pembangunan gampong yang telah ada ialah:

 Pembangunan drainase gampong yang merupakan jenis kegiatan lanjutan rabat beton dan saluran irigasi.

 Perenovasian Mesjid Raya Iskandar Muda.

(8)

8

 Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh bekerjasama dengan Australian Centre forInternational Agricultural Research (ACIAR) Australia sejak Desember 2010.

 Adanya “Rumah Tani Terpadu” yang dibangun berkat kerja sama masyarakat setempat dengan pihak Pertamina, yakni Mitra Pertamina Penggerak Pembangunan Gampong (MP3D) tahun 2013.  Pembangunan balai pengajian Dayah Darul Hidayah, yakni Yayasan Pendidikan Islam (YPI)

Iskandar Muda.

 Gapura “Selamat Datang” di Gampong Manyang Lancok

D. Metode dan Sistematika Pembahasan

Penulisan laporan ini menggunakan metode deskripsi yaitu mengungkapkan kejadian-kejadian yang telah terjadi, meliputi permasalahan desa dan perkembangannya serta kegiatan-kegiatan mahasiswa selama mengabdi di desa. Untuk keperluan ini, informasi-informasi diperoleh dengan cara:

 Metode Observasi: metode dengan cara melihat, mengamati secara langsung tentang keadaan gampong manyang lancok, dan ditindak lanjuti dengan mengadakan pendekatan-pendekatan terhadap penduduk yang bertujuan untuk melihat situasi dan kondisi desa secara langsung.  Metode wawancara: metode tanya jawab langsung kepada aparat gampong, pemuda, ataupun

anak-anak di gampong

Sistematika pembahasan dalam laporan ini diambil berdasarkan kenyataan yang dialamioleh mahasiswa ketika pertama kali ke desa sampai kegiatan masa bakti selesai dilaksanakan dalm jangka waktu selama 1 bulan di gampong manyang lancok, meureudu, pidie jaya.

Referensi

Dokumen terkait

Kontaminasi atau cemaran adalah bahan yang tidak dikehendaki ada dalam makanan yang mungkin berasal dari lingkungan atau sebagai akibat proses produksi makanan, dapat

Hasil analisis percepatan getaran tanah maksimum menggunakan model empiris yang diusulkan oleh Patwardhan untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya periode gempa 1980-2010

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat Desa Praihambuli Kecamatan Nggoa Kabupaten Sumba Timur terhadap gejala malaria,

Sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Atmawati dan Wahyudin (2004), Yuliarmi dan Riyasa (2007), serta Hazra (2009) yang membuktikan bahwa aspek fisik mempunyai pengaruh

PBK biasanya menerima upahan menggiling dengan hiaya Rp S/kilogram beras (harga tahun 1980).. Biaya menggiling dapat pula dibayar dengan

Dengan kuasa resmi untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama (………….) dan setelah memeriksa serta memahami sepenuhnya seluruh isi pengumuman Pelelangan

Pada akhir September 2005, PT TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4 juta, sementara pelanggan seluler Telkomsel berjumlah 23,5 juta dan menjadi pemegang