• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

53

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Surakarta yang bertempat di Jln. Mr. Sartono No. 30, kelurahan Nusukan, kecamatan Banjarsari, kota Surakarta. Adapun yang melatar belakangi pemilihan lokasi tersebut adalah:

a. Tersedianya data yang diperlukan,

b. SMA Negeri 6 Surakarta sesuai sebagai tempat penelitian bagi permasalahan yang penulis kemukakan,

c. SMA Negeri 6 Surakarta belum pernah dijadikan objek penelitian dengan topik yang sama dengan penelitian ini sehingga diharapkan akan berguna bagi sekolah,

d. Peneliti sudah mengenal SMA Negeri 6 Surakarta karena sebelumnya telah melaksanakan praktik mengajar kurang lebih selama 3 bulan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan kurang lebih 6 bulan dari bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Mei 2016. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan terdapat pada Tabel 3.1 mengenai JAdwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian.

(2)

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan 2015 2016

Des Jan Feb Mar Apr Mei 1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal dan Mengurus Perizinan Penelitian

3. Pelaksanaan Penelitian dan Pengumpulan Data

4. Analisis Data

5. Penyusunan laporan/ Skripsi

6. Pelaksanaan Ujian Skripsi & Revisi

(Sumber: Peneliti 2016)

B. Rancangan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Pemanfaatan Media Video dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 6 Surakarta” meupakan sebuah penelitian studi korelasi yang digunakan untuk menetapkan hugbungan antar variabel. Seperti yang dikemukakan oleh Zechmester dalam Emzir (2007:37) “korelasi adalah suatu pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran pada kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi hubungan prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik statistika yang lebih canggih”.

(3)

Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 77) menjelaskan: “studi korelasi mempelajari hubungan, dengan variasi dalam variabel lain”. Hal ini senada dengan Nana Syaodih (2007: 79) “studi hubungan (associational study), disebut juga studi korelasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih”.

Sedangkan menurut Gay dalam Sukardi (2007:166) “penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi”. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan manipulasi keadaan variabel. Peneliti mencari hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pemanfaatan media video dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 6 Surakarta, hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 6 Surakarta, dan hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pemanfaatan media video dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, pengambilan individu sebagai subjek yang akan diteliti menjadi hal yang sangat penting. Populasi dalam penelitian merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 130), mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

(4)

Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/ subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Dalam penelitian ini, populasinya adalah semua siswa kelas X IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016 sejumlah 125 siswa. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2. Jumlah Keseluruhan Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016

(Sumber: Profil SMA Negeri 6 Surakarta)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2009: 81). Suharsimi Arikunto (2010: 131) berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Kelas Jumlah Murid L P Jumlah XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4 10 8 13 14 21 23 18 18 31 31 31 32 Jumlah 45 80 125

(5)

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari anggota populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik dalam populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul representative (mewakili).

Suharsimi Arikunto (2010:134) berpendapat bahwa, “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, hasilnya akan lebih baik.

Sugiyono (2009:90) dalam buku Research Methods For Business (1982: 253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut :

a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen+dependen) maka jumlah anggota sampel 10 x 5 =50

(6)

d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.

Adapun sebagai bahan pertimbangan pengambilan sampel dengan memperhatikan pendapat dari Suharsimi Arikunto dan Sugiyono Dimana dalam ancer-ancer Suharsimi dapat menggunakan sampel lebih dari 20-25%. Dan saran dari Sugiyono bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dari kedua pemikiran tersebut maka peneliti menetapkan sampel yang diambil dari masing-masing kelas sebanyak setengah dari jumlah populasi yaitu 62 siswa. 62 siswa tersebut masuk dalam jumlah sampel 50% dari pendapat Suharsimi dan merupakan 20 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan mengenai definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara Pemanfaatan Media Video dan Motivasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas X Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 6 Surakarta”, serta melampirkan kisi-kisi instrument penelitian berupa indikator instrumen.

1. Definisi Operasional Media Video sebagai variabel I

Video menjadi salah satu media dalam pembelajaran yang dikemas secara menyenangkan dan menarik. Video memiliki fitur unik dan khusus yang tidak dimiliki oleh media pembelajaran lain, yaitu mampu menampilkan gerakan slide gambar dengan cepat dimaana hal ini menjadi keunggulan media video.

Daryanto (2010: 88) mengemukakan bahwa, media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Program video dapat

(7)

dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu.

Media video memiliki fungsi sebagai media pembelajaran yang menarik yaitu mampu memperjelas, memperbesar dan memperkecil layaknya sebuah lup kaca pembesar. Selain itu, media video dalam pembelajaran juga dapat mempermudah siswa untuk dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama benar dalam menerima materi pelajaran.

2. Definisi Operasional Motivasi Belajar sebagai variabel II

Menurut Sardiman A. M. (2014: 75), motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung berupa adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita- cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar serta adanya lingkungan belajar kondusif yang memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

3. Definisi Operasional Prestasi Belajar sebagai variabel III

Dalam kegiatan belajar, salah satu tujuan siswa adalah mendapatkan prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur dari usaha siswa dalam kurun waktu tertentu dalam kegiatan belajar

(8)

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43), prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun keterangan yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

DEFINISI OPERASIONAL

VARIABEL INDIKATOR PERTANY AAN

NO. ITEM

∑ SUMBER

+ -

Media Video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. (Daryanto,2010: 88) Pemanfaata n media pembelajara n (visual, audio, audio visual(video , televisi), cetak dan internet)  Pemanfaata n media video dalam pembelajar an yang efektif, menarik, dan efisien  Upaya pemanfaata n media video dalam proses pembelajar an  Respon siswa dalam kegiatan pembelajar an dengan menggunak an media video  Manfaat 4 3 3 2 1 0 0 1 1, 2,3,4,5 6,7,8 9,10,1 1, 12, 13, 14 5 3 3 3 Narasumb er (SMA Negeri 6 Surakarta Kelas X IPS)

(9)

positif penggunaa n media video dalam proses pembelajar an siswa  Penggunaa n media pembelajar an dalam kegiatan belajar di kelas  Variasi media pembelajar an yang digunakan dalam kegiatan belajar di kelas  penggunaa n media cetak dalam pembelajar an  penggunaa n media internet untuk menunjang pembelajar an 4 4 2 6 0 0 0 0 15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22 23, 24 25, 26, 27, 28, 29, 30 4 4 2 6

(10)

Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. (Sardiman A. M., 2012: 75) Motivasi Belajar  Keinginan untuk menguasai pelajaran  Kesadaran adanya hambatan belajar  Perhatian terhadap pelajaran  Pemanfaata n media pembelajar an  Adanya kerjasama dengan peserta didik lain 4 3 4 2 0 1 0 2 1,2,3,4 5,6,7,8 9,10, 11, 12 13,14, 15, 16 17,18, 19, 20 4 4 4 4 4 Narasumb er (SMA Negeri 6 Surakarta Kelas X IPS) Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun keterangan yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh seiap anak dalam periode tertentu. (Sutratinah Tirtonegoro, 2001: 43) Prestasi Belajar Sosiologi  Hasil belajar siswa yang dilaporkan setiap semester melalui nilai raport Raport siswa kelas X IPS SMA Negeri 6 Surakarta

(11)

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan cluster proporsional random sampling. Sutrisno Hadi (2000: 75) menyatakan bahwa “sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel”. Pendapat tersebut memiliki arti bahwa teknik sampling adalah cara – cara yang digunakan untuk mengambil dan menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Hal ini disebabkan dalam sebuah penelitian jumlah populasi biasanya tidak dikenai penelitian semua, namun hanya sebagian saja atau sering disebut sebagai sampel.

Sedangkan Sugiyono (2009: 81) menyatakan bahwa “teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Maksudnya adalah dari sekian banyak populasi yang ada, digunakan cara untuk menentukan sampel yang mewakili keseluruhan populasi yang diharapkan dapat mendukung penelitian yang akan dilakukan. Dalam teknik ini sampel terbagi atas 4 kelas dengan masing-masing jumlah siswa dalam satu kelas adalah berkisar 31 sampai dnegan 32 siswa, sehingga peneliti menggunakan teknik cluster proporsional random sampling untuk memudahkan dalam mengambil sampel perkelas.

Peneliti menggunakan kelas X IPS sebagai sampel dari populasi penelitian dengan jumlah populasi siswa kelas X IPS SMA Negeri 6 Surakarta sebanyak 125 siswa. Dengan catatan 20 siswa sebagai sampel uji coba instrumen dan 62 siswa sebagai sampel penelitian. Dalam mengambil sampel, peneliti akan mengambil 16 siswa dari kelas X IPS 1, 16 siswa dari kelas X IPS 2, 15 siswa dari kelas X IPS 3 dan 15 siswa dari kelas X IPS 4.

F. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara – cara yang ditempuh untuk memperoleh data – data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan

(12)

menggunakan suatu alat tertentu. Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau keterangan yang benar dan dapat dipercaya.

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengambilan data menurut Suharsimi Arikunto (2006: 223), yaitu:

1) Penggunaan tes

2) Penggunaan kuesioner atau angket 3) Penggunaan metode interview 4) Penggunaan metode observasi 5) Penggunaan metode dokumentasi.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh adalah kuesioner (angket) dan dokumentasi.

1. Angket atau kuesioner

a. Pengertian angket atau kuesioner

Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan angket atau kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2009: 142) “kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Menurut Sukardi (2007: 76) “kuesioner atau angket adalah beberapa macam pertanyan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan oleh responden untuk memperoleh informasi dilapangan”.

Dari beberapa pengertian mengenai angket atau kuesioner yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah sejumlah daftar pertanyaan secara tertulis yang diajukan kepada responden untuk dijawab secara tertulis pula, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang hal – hal yang diperlukan dalam

(13)

penelitian. Kuesioner juga merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

1) Kelebihan dan kelemahan penggunaan angket atau kuesioner Menurut Suharsimi Arikunto dalam Eni Rahmawati (2012), angket atau kuesioner memiliki kelebihan dan kelemahan, antara lain:

a) Kelebihan angket

(1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

(2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden (3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya

masing – masing, dan menurut waktu senggang responden (4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas jujur dan

tidak malu – malu dalam menjawab

(5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar – benar sama.

b) Kelemahan angket

(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan lagi kepada responden

(2) Sering kali sukar dicari validitasnya

(3) Walaupun dibuat anonim, kadang – kadang responden dengan sengaja memberi jawaban yang tidak betul atau tidak jujur

(14)

(5) Waktu pengembaliannya tidak bersama – sama. 2) Langkah – langkah penyusunan angket

Angket yang akan digunakan dalam penelitian disusun dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a) Menetapkan tujuan

Dalam penelitian ini, tujuan penyusunan angket ini adalah untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media video, motivasi belajar dan prestasi belajar.

b) Menentukan Indikator Angket

Tujuan menyusun indicator angket adalah untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam instrument termasuk batasan variabel yang akan diteliti.

c) Menyusun Kisi- kisi Angket

Kisi – kisi angket disusun berdasarkan variabel – variabel yang akan diukur, yakni variabel pemanfaatan media video, motivasi belajar dan prestasi belajar. Kisi – kisi ini disusun dalam rangka memudahkan peneliti untuk menyusun pertanyaan sekaligus sebagai pedoman agar butir – butir pertanyaan tidak menyimpang dari tujuan angket.

d) Menyusun butir atau item angket

Penyusunan butir – butir pertanyaan sebagai alat ukur didasarkan pada kisi – kisi angket yang telah dibuat sebelumnya. Setelah indicator ditetapkan, kemudian dituangkan kedalam butir – butir angket yang terdiri dari butir positif dan butir negative.

3) Menentukan skor

Setelah menyusun angket, kemudian akan disusun skor dari masing – masing jawaban. Dalam menentukan skor masing –

(15)

masing opsi jawaban dalam instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran tertentu.

Menurut Y. Slamet (2006: 69) “Penyusunan skala adalah suatu proses pemberian angka yang merupakan lambang dari tinggi rendahnya derajat suatu gejala yang terkandung di dalam suatu konsep yang sedang kita ukur”.

Sugiyono (2009: 92) mengemukakan bahwa “ada beberapa macam skala untuk mengukur gejala sosial, administrasi dan pendidikan antara lain adalah skala Likert, skala Guttman, skala Self Rating (Self Rating Scale), dan Semantic Deferential”.

Pada penelitian ini, untuk variabel pemanfaatan media video dan motivasi belajar pemberian skor angket berpedoman pada Skala Likert, dimana responden akan diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang telah disediakan. Dalam angket ini, setiap item mempunyai alternatif jawaban dan skor antara 1 sampai 4 untuk variabel bebas (pemanfaatan media video dan motivasi belajar).

4) Uji Coba atau Try Out Angket

Instrument penelitian berupa angket yang telah disusun oleh peneliti perlu diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan realibilitasnya, yaitu melalui Try Out. Tujuan diadakannya try out adalah agar mendapatkan angket yang benar – benar valid. Oleh sebab itu, instrument penelitian perlu diuji melalui uji validitas dan realibilitas sebelum diterapkan di lapangan.

Dalam penelitian ini, try out akan dilakukan pada siswa SMA Negeri 6 Surakarta kelas X IPS sejumlah 20 siswa. Menurut Sutrisno Hadi (2001: 166) maksud diadakannya try out adalah sebagai berikut:

(16)

a) Untuk menghindari pertanyaan – pertanyaan yang kurang jelas maksudnya

b) Untuk meniadakan penggunaan kata – kata yang terlalu asing, terlalu akademik, atau kata – kata yang menimbulkan kecurigaan

c) Untuk memperbaiki pertanyaan – pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya menimbulkan jawaban – jawaban yang dangkal

d) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maksud dan tujuan penulis mengadakan try out angket ini adalah:

a) Menghindari pertanyaan – pertanyaan yang bermakna ganda dan tidak jelas,

b) Menghindari pertanyaan – pertanyaan yang tidak diperlukan, c) Menghindari kata – kata yang kurang dimengerti oleh pihak

responden,

d) Menghilangkan item – item yang dianggap tidak relevan dengan penelitian.

Selain itu, tujuan diadakannya try out terhadap angket adalah untuk mengetahui kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut. Serta untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan realibilitas.

2. Dokumentasi

Menurut Abdurrahman Fathoni (2006: 112), “studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

(17)

catatan – catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya”.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 206), “dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, langger, agenda dan sebagainya.

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data berupa data tertulis antara lain mengenai jumlah siswa dan daftar nama siswa dan angka prestasi belajar yang bisa penulis dapatkan dari kantor TU dan wali kelas. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu sulit karena apabila terjadi kekeliruan sumber datanya masih tetap belum berubah. Yang diamati metode dokumentasi bukan benda hidup, tetapi benda mati. Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, namun dapat berupa benda – benda peninggalan.

Alasaan peneliti memilih menggunakan teknik dokumentasi adalah:

1) Lebih mudah mengumpulkan data, karena data sudah tersedia serta menghemat tenaga dan waktu.

2) Data yang diperoleh dapat dipercaya dan mudah menggunakannya 3) Pada waktu yang relative singkat dapat diperoleh data yang

diinginkan

4) Data dapat ditinjau kembali jika diperlukan.

G. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam mencari data harus valid dan relaibel. Untuk mengetahui bahwa instrumen penelitian valid atau reliabel

(18)

maka perlu dilakukan uji coba atau try out instrumen untuk kemudian diuji validitas dan realibilitasnya.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk menguji apakah butir – butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu untuk menunjukkan seberapa jauh test mengukur sifat – sifat, konstruk tertentu karena item disusun berdasarkan teori. Rumus yang digunakan dalam analisis validitas konstruk adalah dengan korelasi produk moment sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦= {𝑁 (∑𝑋𝑌)− {(∑𝑋)(∑𝑌)} √{𝑁{∑𝑋2− (∑𝑋)2}{𝑁(∑𝑌2)− (∑𝑌)2

(Hadi, 2001: 294) Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y N : banyaknya subjek

∑X : jumlah skor dalam distribusi x ∑Y : jumlah skor dalam distribusi y ∑XY : jumlah perkalian x dan y

∑X2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑Y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

Langkah – langkah yang ditempuh dalam pengujian validitas item adalah sebagai berikut:

a) Membuat tabulasi hasil skor angket b) Mencari skor untuk variabel x c) Mencari skor untuk variabel y

(19)

d) Mencari skor untuk kuadrat x e) Mencari skor untuk kuadrat y

Kriteria uji validitas tersebut adalah jika p < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa item soal pengujian adalah valid, sebaliknya jika p > 0,05 maka item soal pengujian dinyatakan tidak valid.

b. Uji Realibilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154) realibilitas adalah “ketepatan suatu tes apabila diteskan terhadap subjek yang sama”. Dengan kata lain reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Adapun cara mencari reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2002: 156) adalah (1) rumus Spearman Brown, (2) rumus Flanagan, (3) rumus Rulon, (4) rumus K-R.20, (5) rumus K-R.21, (6) rumus Hoyt, dan (7) rumus Alpha

Penelitian ini menghitung reliabilitas angket uji dengan rumus Alpha sebagai berikut:

𝑟

11

=

𝑛 𝑛−1

[1 −

∑𝑆𝐼2 𝑆𝐼2

]

Keterangan :

𝑟11 : indeks realibilitas instrumen ∑SI2 : jumlah variansi butir soal

SI2 : variansi butir ke 1 n : butir soal

(Suharsimi Arikunto, 2002: 198) Adapun langkah – langkah untuk menghitung reliabilitas adalah:

(20)

a) Membuat tabel tabulasi item dari item yang valid dari hasil uji realibilitas

b) Mencari skor dari variabel x dan y c) Mencari varians tiap item

d) Mencari varians keseluruhan/ total

e) Dimasukan kedalam rumus Alpha untuk mengetahui reliabilitas dari angket tersebut.

Kriteria uji reliabilitas, yaitu jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran reliable, sebaliknya jika p > 0,005 maka hasil pengukuran tidak relaibel.

c. Hasil Uji Coba Instrumen

Adapun uji coba instrumen yang dilakukan oleh peneliti didapat validitas dan reliabilitas menggunakan validitas konstrak dan reliabilitas. Adapun uji coba yang dilakukan oleh peneliti di uji cobakan kepada 20 siswa kelas X IPS 3 dan X IPS 4 di SMA Negeri 6 Surakarta. Berikut hasil uji coba instrumen memperoleh validitas dan reliabilitas :

Tabel 3.3. Validitas Instrumen Penelitian (Angket Pemanfaatan Media Video)

Nomor Soal

r Hitung Syarat Keterangan

1 0.526 >0.300 Item Soal Valid

2 0.514 >0.300 Item Soal Valid

3 0.533 >0.300 Item Soal Valid

4 0.268 >0.300 Item Soal Tidak Valid

5 0.574 >0.300 Item Soal Valid

6 0.549 >0.300 Item Soal Valid

7 0.584 >0.300 Item Soal Valid

8 0.704 >0.300 Item Soal Valid

9 0.617 >0.300 Item Soal Valid

10 0.514 >0.300 Item Soal Valid

11 0.549 >0.300 Item Soal Valid

(21)

13 0.651 >0.300 Item Soal Valid

14 0.457 >0.300 Item Soal Valid

15 0.704 >0.300 Item Soal Valid

16 0.526 >0.300 Item Soal Valid

17 0.359 >0.300 Item Soal Valid

18 0.487 >0.300 Item Soal Valid

19 0.630 >0.300 Item Soal Valid

20 0.705 >0.300 Item Soal Valid

21 0.559 >0.300 Item Soal Valid

22 0.751 >0.300 Item Soal Valid

23 0.806 >0.300 Item Soal Valid

24 0.425 >0.300 Item Soal Valid

25 0.529 >0.300 Item Soal Valid

26 0.647 >0.300 Item Soal Valid

27 0.630 >0.300 Item Soal Valid

28 0.705 >0.300 Item Soal Valid

29 0.589 >0.300 Item Soal Valid

30 -0.140 >0.300 Item Soal Tidak Valid

(Sumber: Hasil olahan data IBM SPSS statistic 22, 2016)

Kemudian untuk uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil pada Tabel 3.3. Kriteria/syarat sebuah instrumen itu dikatakan reliabel apabila didapatkan nilai cronbach alpha > 0,600.

Tabel 3.4. Reliabilitas Instrumen (Angket Pemanfaatan Media Video)

(Sumber: Hasil olahan data IBM SPSS statistic 22, 2016)

Tabel 3.5. Validitas Instrumen Penelitian (Angket Motivasi Belajar) Nomor

Soal

r Hitung Syarat Keterangan

1 0.544 >0.300 Item Soal Valid

2 0.417 >0.300 Item Soal Valid

3 0.350 >0.300 Item Soal Valid

4 0.560 >0.300 Item Soal Valid

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(22)

5 0.350 >0.300 Item Soal Valid

6 0.493 >0.300 Item Soal Valid

7 0.714 >0.300 Item Soal Valid

8 0.714 >0.300 Item Soal Valid

9 0.728 >0.300 Item Soal Valid

10 0.710 >0.300 Item Soal Valid

11 0.474 >0.300 Item Soal Valid

12 0.657 >0.300 Item Soal Valid

13 0.553 >0.300 Item Soal Valid

14 0.637 >0.300 Item Soal Valid

15 0.746 >0.300 Item Soal Valid

16 0.382 >0.300 Item Soal Valid

17 0.358 >0.300 Item Soal Valid

18 0.118 >0.300 Item Soal Tidak Valid

19 0.714 >0.300 Item Soal Valid

20 0.417 >0.300 Item Soal Valid

(Sumber: Hasil olahan data IBM SPSS statistic 22, 2016)

Kemudian untuk uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil pada Tabel 3.5. Kriteria/syarat sebuah instrumen itu dikatakan reliabel apabila didapatkan nilai cronbach alpha > 0,600.

Tabel 3.6. Reliabilitas Instrumen (Angket Motivasi Belajar)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.863 20

(Sumber: Hasil olahan data IBM SPSS statistic 22, 2016)

Adapun hasil olahan data SPSS mengenai validitas dan reliabilitas angket minat belajar dapat dilihat pada lampiran.

Dari hasil uji coba instrumen pada Tabel 3.3, Tabel 3.4, Tabel 3.5, dan Tabel 3.6 menyatakan bahwa instrumen yang digunakan oleh peneliti mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik untuk digunakan dalam penelitian.

(23)

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membuktikan kebenaran hipotesis penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis regresi ganda. Sesuai dengan teknik yang digunakan maka dalam mengadakan analisis data, peneliti berpedoman pada kaidah – kaidah sebagai berikut,

Kaidah uji hipotesis via computer sebagai berikut: Jika p < 0,01 = sangat signifikan

Jika p < 0,05 = signifikan Jika p < 0,15 = cukup signifikan Jika p < 0,30 = kurang signifikan Jika p > 0,30 = tidak signifikan

Kaidah uji normalitas menggunakan p < 0,05 = normal

Kaidah uji hipotesis konvensional (menggunakan tabel signifikansi) sebagai berikut:

Jika p < 0,01 = sangat signifikan Jika p < 0,05 = signifikan

Jika p < 0,15 = tidak signifikan

Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1. Uji prasyarat analisis

a. Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis mempunyai sebaran yang normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut:

𝑥2 = ∑[(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ) 2

𝑓ℎ ]

(24)

Keterangan:

X2 = harga chi kuadrat

fo = frekuensi yang diharapkan fh = frekuensi pengamatan

Apabila p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya apabila p < 0,05 maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

b. Uji linieritas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas denganvariabel terikat terdapat hubungan yang linier atau tidak. Pengujian liniearitas menggunaka rumus menurut Sudjana (2002: 332) dengan langkah – langkah sebagai berikut:

𝐽𝐾

(𝐺)

= ∑𝑋

1 [∑𝑌2−(∑𝑌)2𝑁 ]

JK(TC) = JK(S) JK(G)

dk(G) = N – K

dk(TC) = K – 2

𝑅𝐽𝐾

(𝑇𝐶)

=

𝐽𝐾(𝐺) 𝑑𝑘(𝑇𝐶)

𝑅𝐽𝐾

(𝐺)

=

𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶 𝑅𝐽𝐾(𝐺)

Keterangan:

JK(G) = jumlah kuadrat galat

(25)

dk = derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai kebebasan berbeda – beda)

Tuna cocok (TC) = K-2 Galat = N-K

RJK(TC) = kuadrat tengah tuna cocok RJK(G) = kuadrat tengah galat

Untuk uji linearitas X2 dengan Y digunakan rumus yang sama, variabel X1 diganti dengan variabel X2. Jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya linier, tapi apabila p < 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya tidak linier.

c. Persamaan Garis Regresi

1) Persamaan regresi linier sederhana

Rumus persamaan regresi linier sederhana: Y’ = a + Bx

Rumus persamaan regresi linier sederhana antara X1 dengan Y Y’ = a + b2X2

2) Persamaan regresi linier ganda

Rumus persamaan regresi linier sederhana antara X2 dengan Y Y’ = a + b1X1 = b2X2

(Sugiyono, 2006: 250) Keterangan:

(26)

A = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

B = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependenberdasarkan pada variabel independen. Bila b(+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

2. Uji Hipotesis

Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca agar dapat menjawab hipotesis yang peneliti lakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi ganda. Adapun rumus – rumus tersebut adalah:

a. Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji statistic koefisien korelasi sederhana menurut Karl Pearson (X1 dengan Y) dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑥1𝑦= 𝑛∑𝑋1𝑌 − (∑𝑋1)(∑𝑌)

{𝑛∑𝑋12− (∑𝑋1)2}{𝑛 ∑𝑌2− (∑𝑌)2} Dimana:

N = banyaknya subjek

rx1y = koefisien korelasi antara variabel X1 dan variabel Y X1 = skor yang diperoleh subjek dalam tiap item

Y = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X1 = jumlah skor dalam distribusi X1

(27)

∑X1Y = jumlah perkalian X1 dan Y

Apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubungan antara X1 dan Y (Ho ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel maka tidak terdapat hubungan antara X1 dan Y (Ho diterima dan Ha ditolak)

(Sudjana, 1996: 369) Jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X1 dan Y signifikan, tetapi ababila p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X1 dan Y tidak signifikan.

b. Pengujian hipotesis kedua uji statistic koefisien korelasi sederhana menurut Karl Pearson (Xa dengan Y) dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑥2𝑦=

𝑛∑𝑋2𝑌 − (∑𝑋2)(∑𝑌)

√{𝑛∑𝑋22− (∑𝑋2)2}{𝑛 ∑𝑌2− (∑𝑌)2}

keterangan:

n = banyaknya subjek

rx2y = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X2 = skor yang diperoleh subjek dalam tiep item Y = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X2 = jumlah skor dalam distribusi X2

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2Y = jumlah perkalian X2 dan Y

Apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubungan antara X2 dan Y (Ho ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel maka tidak terdapat hubungan antara X2 dan Y (Ho diterima dan Ha ditolak).

(28)

Jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X2 dan Y signifikan, tetapi apabila p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara X2 dan Y tidak signifikan.

c. Pengujian hipotesis ketiga menggunakan teknik analisis korelasi ganda dan regresi ganda dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Menentukan persamaan regresi ganda: Y = a + b1X1 + b2X2

2) Pengujian keberartian regresi ganda

𝐹 = 𝑅

2 /𝑘

(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1) Dimana:

R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel bebas n = anggota sampel

(Sugiyono, 2009: 192) 3) Menentukan koefisien korelasi ganda

Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y dihitung dengan rumus:

𝑅(𝑥1𝑥2)𝑦=√

𝑏1∑𝑋1𝑌 + 𝑏2∑𝑋2𝑌 ∑𝑌2

Dimana R(x1x2)y = koefisien antar kriterium, keterwakilan prestasi belajar (Y) dengan pemanfaatan media video (X1) motivasi belajar (X2).

Keterangan:

b1 = koefisien predictor (X1) b2 = koefisien predictor (X2)

(29)

X1Y = jumlah produk antara X1 dan Y X2Y = jumlah produk antara X2 dan Y Y2 = jumlah kuadrat kriterium Y

(Sutrisno Hadi, 2001: 25) 4) Uji keberartian koefisien korelasi ganda dengan uji F untuk

menentukan signifikan atau tidaknya korelasi. 𝐹𝑟𝑒𝑔 =

𝑅2(𝑛 − 𝑚 − 1) 𝑚(1 − 𝑅2) Keterangan:

Freg= koefisien regresi/ harga F garis regresi m= jumlah variable bebas

n= jumlah sampel

R= koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktornya Menentukan pengambilan keputusan atau uji, kriteria uji signifikan:

Jika Freg ≥ Ftabel maka signifikan Jika Freg ≤ Ftabel maka tidak signifikan

(Suttrisno Hadi, 2001:26) 5) Menghitung besarnya sumbangan relative (SR) dan sumbangan

efektif (SE)

a) Sumbangan relative dalam persen atau SR% tiap predictor adalah: Predictor X1:

𝑆𝑅% =

𝑏1∑𝑋1𝑌 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔

× 100%

Predictor X2:

𝑆𝑅% =

𝑏2∑𝑋2𝑌 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔

× 100%

(30)

Sumbangan Relative (SR) diperlukan untuk mengetahui berapa besar sumbangan masing – masing predictor X terhadap kriterium Y.

b) Sumbangan efektif dalam persen atau SE% tiap predictor adalah:

Untuk predictor X1 : SE% = SR%X1 × R2 Untuk predictor X2 : SE% = SR%X2 × R2

SE%X1X2 = SE%X1 +SE%X2 Dimana

𝑅

2

=

𝑏1𝑋1𝑌+ 𝑏2𝑋2

∑𝑌2

Sumbangan efektif (SE)diperlukan untuk mengetahui berapa besar sumbangan murni yang diberikan masing – masing predictor.

(Sutrisno Hadi, 2001: 46) Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan bantuan IBM SPSS statistic 22 untuk mengolah data.

I. Prosedur Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan tentang prosedur pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dengan penetapan fokus masalah yang akan dijadikan sebagai variabel penelitian yaitu variabel pemanfaatan media video, motivasi belajar dan prestasi belajar Sosiologi. Selanjutnya, peneliti membuat instrumen penelitian yaitu dengan kisi-kisi angket yang berguna dalam pembuatan butir-butir soal pada angket. Kisi-kisi angket berisi tentang konsep atau definisi operasional setiap variabel, indikator dan juga item soal.

(31)

Setelah membuat instrumen yang berupa kisi-kisi dan soal angket, langkah selanjutnya adalah uji coba angket yang diujikan kepada 20 siswa kelas X IPS 3 dan X IPS 4. Angket yang sudah diisi oleh siswa akan diberikan skor berdasarkan skala Likert, dimana siswa sebagai responden akan diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang telah disediakan. Dalam angket ini, setiap item mempunyai alternatif jawaban dan skor antara 1 sampai 4 untuk variabel bebas yang diujikan melalui angket yaitu variabel pemanfaatan media video dan variabel motivasi belajar.

Uji coba atau try out angket digunakan untuk mengetahui kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut. Serta untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan realibilitas. Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan IBM SPSS statistic 22. Pada pengujian angket try out ada beberapa item soal yang dinyatakan gugur atau tidak valid. Soal angket yang gugur tidak dipakai dalam angket penelitian yang akan diujikan kepada sampel penelitian.

Setelah terkumpul soal-soal yang memiliki tingkat validitas tinggi dan realibel, langkah selanjutnya adalah membagikan angket kepada sampel. Sampel pada penelitian ini berjumlah 62 siswa yang terdiri dari siswa kelas X IPS 1 sampai dengan kelas X IPS 4 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster proporsional random sampling. Angket yang sudah diisi oleh siswa sebagai sampel akan diolah data untuk dapat mendiskripsikan data, melihat hasil uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas, uji linearitas dan uji regresi linier berganda pada variabel penelitian serta pengujian hipotesis, dengan data tersebut yang diperoleh maka dapat diketahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Langkah akhir dalam penelitian ini adalah pembahasan. Pada bagian pembahasan ini akan

(32)

diperkuat dengan teori yang sesuai dengan masing-masing variabel yang dipakai dalam penelitian dan juga kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan.

Prosedur penelitian ini akan peneliti sampaikan juga dalam gambar bagan seperti yang ada dibawah ini:

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

(Sumber: Peneliti, 2016) 1 Penetapan Fokus Masalah Penelitian 2 Merancang Instrumen Peneltian

(Kisi-kisi dan Soal Angket Penelitian)

3

Uji Coba Angket

4

Uji validitas dan realibilitas angket

5

Pengambilan data sampel penelitian menggunakan angket yang sudah valid dan

realibel

6

Olah Data angket dari sampel penelitian

7

Deskripsi Data , Uji Prasyarat Analisis, dan

Uji Hipotesis

8

Pembahasan Hipotesis

9 Kesimpulan

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Tabel 3.4. Reliabilitas Instrumen (Angket Pemanfaatan Media Video)
Tabel 3.6. Reliabilitas Instrumen (Angket Motivasi Belajar)
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Harian Radar Malang dalam menyajikan berita tentang Kesebelasan Arema Indonesia selama Putaran Pertama Liga Super

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan dan mencari penyebab terjadinya kesalahan mahasiswa dalam penggunaan hojo dooshi ~te iku dan ~te kuru penulis akan

Sumpah serapah saya pada saat itu adalah (tulis apa adanya sesuai sumpah serapah yang Anda katakan).. ... Saya bersumpah serapah demikian karena ... 4) Saya pernah bersumpah

adalah vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron pada lapisan input ke neuron pertama pada lapisan output, sedangkan adalah vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron

Adapun tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Kota Padangsidimpuan dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan

Masyarakat disana sebenarnya memiliki beberapa potensi untuk melakukan hal tersebut, diantaranya karakteristik masyarakat dengan hospitality service nya yang

Standar Kompetensi: Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan Kecapi Bugis/Makassar dalam mengiringi music teater Kompetensi Dasar:

meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM personel Polres Sidoarjo yang meliputi perubahan pola pikir (Mindset) dan budaya kerja (Culture Set) Polri melalui