• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan dan kawasan lindung, air, udara, perubahan iklim serta cuaca. Eksplorasi sumber daya alam yang dilakukan akan memberikan tekanan tersendiri bagi alam. Hal ini berdampak pada penurunan tingkat kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan hidup. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 telah mengamanatkan kepada pemerintah, swasta dan masyarakat agar lebih memperhatikan aspek pengelolaan dan perlindungan lingkungan. Peningkatan aspek tersebut ditunjukkan dengan lebih memperketat peraturan dan perizinan mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Ijin Lingkungan, Pengawasan Lingkungan dan Penilaian kondisi lingkungan. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) menjadi perangkat penting bagi pemerintah dalam mengevaluasi kondisi lingkungan serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perencanaan pembangunan suatu daerah.

1.2 Isu-Isu Prioritas

Rencana strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan ini disusun untuk jangka waktu 2011 – 2016. Dengan demikian kondisi akhir perencanaan adalah tahun 2016, yang dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan memiliki visi :

“Terwujudnya Kabupaten Grobogan Sebagai Daerah Industri dan Perdagangan Berbasis Pertanian yang Berwawasan Lingkungan”

(2)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-2

Misi :

1. Melaksanakan tata kelola pemerintahan, koordinasi dan kemitraan yang baik untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan sehingga terwujud integrasi, sinkronisasi, antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan Grobogan berkelanjutan;

2. Mewujudkan kebijakan, pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan;

3. Mewujudkan pengembangan teknologi informasi dan data SDA dan lingkungan hidup yang berkualitas dan berdaya guna.

Berdasarkan visi dan misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan maka ada beberapa isu prioritas yang dibahas dalam Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Tahun 2012 antara lain :

1. Pengawasan dan perlindungan sumber daya air termasuk upaya uji kualitas serta konservasi mata air, sungai, bendung, badan air penerima dan reservoir / penampungan air

2. Konservasi kawasan lindung dan karst

3. Pengawasan pencemaran udara dan upaya perlindungan lingkungan dari pencemar

(3)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-3

1.2.1. Alasan Pemilihan Isu Prioritas

1. Pengawasan dan Perlindungan Sumber Daya Air

a) Kabupaten Grobogan termasuk daerah yang kering jika dilitinjau dari segi pengelolaan sumber daya air. Hal ini ditandai dengan adanya 7 bulan basah ,3 bulan

Lembab dan 2 bulan kering . Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan masyarakat setempat selalu mengalami kesulitan dalam hal penyediaan air bersih yang layak dan berkualitas. Hal ini disebabkan oleh minimnya tingkat pengetahuan mengenai pengelolaan sumber daya air yang baik mencakup teknik memanen air hujan dan meningkatkan cadangan air tanah.

b) Kabupaten Grobogan memiliki 8 waduk dan 26 embung yang berperan penting dalam menunjang pertanian di wilayah ini. Dengan mempertimbangkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Grobogan adalah petani, maka pengelolaan sumber daya air menjadi hal yang penting

c) Kabupaten Grobogan memiliki 2 (dua) sungai besar (Sungai Serang dan Lusi) yang menjadi bagian penting dari pengelolaan sungai utama di Jawa Tengah Balai PSDA WS Jratunseluna (Jragung Tuntang Serang Lusi). Sungai – sungai tersebut berperan penting dalam pengendalian banjir, penunjang sektor pertanian, penyediaan air minum, serta pembangkitan energi listrik.

d) Hasil pengujian kualitas (untuk parameter air bersih dan air limbah) di badan air penerima (sungai, bendung dan mata air) menunjukkan bahwa sebagian besar badan penerima air tersebut tidak memenuhi persyaratan kesehatan sebagaimana yang diatur dalam PP 82 Tahun 2001 dan Perda Jateng No 10 Tahun 2004 (Air Limbah)

2. Konservasi Kawasan Hutan Lindung dan Karst

a) Kabupaten Grobogan memiliki kawasan karst yang cukup luas

Kabupaten Grobogan mempunyai kawasan karst yang tersebar di Kecamatan Brati, Grobogan, Tawangharjo, Wirosari (Pegunungan Kendeng Utara) maupun di Kecamatan Tanggungharjo dan Kedungjati (Pegunungan Kendeng Selatan). Kawasan karst ini berperan penting dalam menjaga kelangsungan mata air, sungai bawah tanah

(4)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-4

maupun keanekaragaman haya Perkembangan pengetahuan tentang karst ternyata mengungkapkan bahwa karst justru merupakan akuifer air yang baik, berpengaruh langsung bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Konsep epikarst yang dilontarkan oleh ahli hidrologi karst Mangin (1973) menyebutkan bahwa lapisan batu gamping yang ada di dekat permukaan karst memiliki kemampuan menyimpan air dalam kurun waktu yang lama.Hal yang sama juga dikemukakan oleh Alexander Klimchouk (1979, 1981) bahwa zona di dekat permukaan karst merupakan zona utama pengisi sistem (hidrologi) karst melalui proses infiltrasi diffuse dan aliran celah ( fissure flow). Dari tipe aliran air pada celah vertikal, Chernyshev (1983) kemudian memperkirakan bahwa zona epikarst ini terletak pada kedalaman 30 – 50 meter di bawah permukaan karst dengan ketebalan bervariasi, biasanya 10 -15 meter dari permukaan (Klimchouk, 2003).Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut menjadi jelas bahwa kawasan karst memiliki fungsi yang jauh lebih penting daripada hanya sekedar gundukan bahan galian C, yaitu sebagai akuifer air alami yang berperan penting terhadap suplai hidrologi bagi daerah sekitarnya.

b) Kabupaten Grobogan memiliki hutan yang cukup luas

Dengan luasan hutan negara sebesar 68.632,320 Ha dan hutan rakyat sebesar 4.399 Ha dari keseluruhan luas wilayah Kab. Grobogan sebesar 197.586,420 Ha menunjukkan bahwa kawasan hutan cukup mendominasi area penggunaan tanah di wilayah ini.

Tabel 1.1. Luas Penggunaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2011(dalam Ha)

Penggunaan Luas (Ha) %

Hutan Rakyat 4399 2,226368

Hutan Negara 68632,32 34,73534

Tanah Sawah 65185,22 32,99074

Lain nya 59369,88 30,04755

Total lahan 197586,42 100

(5)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-5

Gambar 1.1 . Luas Penggunaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2011(dalam Ha)

3. Pengawasan pencemaran udara dan upaya perlindungan lingkungan dari pencemar

Pertambangan menjadi salah satu industri yang berperan besar dalam menunjang perekonomian Kabupaten Grobogan. Potensi pertambangan fosfat, batu gamping, kuarsa, tanah liat, sirtu dan rencana produksi PT Semen Grobogan di Kecamatan Tanggungharjo tentu membuat potensi pencemaran udara akan meningkat di masa mendatang. Walaupun hasil uji kualitas udara tahun 2011 belum menunjukkan adanya parameter pencemar udara yang melebihi batas baku mutu yang ditentukan, namun antisipasi peningkatan polusi udara tetap mutlak dilakukan.

4. Peningkatan Sarana Sanitasi dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga

Kualitas lingkungan hidup erat kaitannya dengan pola hidup masyarakat dan pembuangan limbah. Hal ini dapat dilihat dari sarana sanitasi dan pengelolaan limbah cair yang dimiliki oleh masyarakat. Data terbaru Tahun 2011 menunjukkan 117.110 Kepala Keluarga di Kab Grobogan belum memiliki Sarana Sanitasi yang dilengkapi dengan Septik Tank ( Tabel SP-3 Buku Data SLHD 2012). Perilaku yang demikian itu akan berkorelasi langsung dengan tingkat kesehatan dan pencemaran badan air penerima yang ada di Kabupaten Grobogan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Grobogan telah berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program bantuan Jamban Keluarga lewat kerjasama dengan Plan Indonesia maupun program PAMSIMAS.

(6)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-6

Konservasi kawasan lindung dan karst

Pengawasan pencemaran udara dan upaya perlindungan lingkungan dari pencemar

Peningkatan Sarana Sanitasi dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga

Pengawasan dan Perlindungan Sumber Daya Air

ISU PRIORITAS

1. Penyuluhan dan Pelatihan Teknik Memanen Air Hujan

2. Membangun Sumur Resapan, PAH, IPAL, Biopori dan Upaya Penghijauan

3. Penyuluhan kepada industri dan pelaku usaha tentang pengelolaan LH

4. Penegakan Hukum RESPON

1. Perda Kab Grobogan No 4 Tahun 2010 tentang PPLH

2. Penghijauan dan Rehabilitasi Lahan 3. Penyuluhan kepada industri dan usaha

tentang pengelolaan LH 4. Penegakan Hukum

1. Perda Kab Grobogan No 4 Tahun 2010 tentang PPLH

2. Penghijauan dan Rehabilitasi Lahan 3. Penyuluhan kepada industri dan usaha

tentang pengelolaan LH 4. Sosialisasi kepada masyarakat 1. Bantuan Jamban Keluarga

2. Penyuluhan dan Lomba Bersih dan Sehat

1. Pengelolaan Sumber Daya Air Lemah

2. Memiliki 8 waduk dan 26 embung penting untuk pertanian

3. Kabupaten Grobogan memiliki 2 (dua) sungai besar (Sungai Serang dan Lusi) bagian BPSDA WS Jratunseluna

4. Hasil pengujian kualitas (untuk parameter air bersih dan air limbah) di badan air penerima (sungai, bendung dan mata air) menunjukkan bahwa sebagian besar badan penerima air tersebut tidak memenuhi persyaratan kesehatan

ALASAN PEMILIHAN ISU

1. Kab Grobogan memiliki kawasan karst di Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Slatan

2. Luas hutan hutan negara sebesar 68.632,320 Ha dan hutan rakyat sebesar 4.399 Ha dari keseluruhan luas wilayah Kab. Grobogan sebesar

197.586,420 Ha (35%)

1. Potensi pertambangan fosfat, batu gamping, kuarsa, tanah liat, sirtu 2. Rencana produksi PT Semen Grobogan di Kecamatan Tanggungharjo

160.850 Kepala Keluarga di Kab Grobogan belum memiliki Sarana Sanitasi yang dilengkapi dengan Septik Tank

(7)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-7

1.3 Sistematika Laporan

Sistematika Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Grobogan Tahun 2012 disusun sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Isu –Isu Prioritas

1.3. Sistematika Laporan

2. Bab II Kondisi Lingkungan Hidup Serta Kecenderungannya

2.1. Letak Geografis

2.2. Luas Wilayah

2.3. Kondisi Topografis

2.4. Keadaan Lahan

2.5. Keanekaragaman Hayati

2.6. Perbandingan Nilai Antar Lokasi Antar Waktu

2.7. Air

2.8. Udara

2.9. Iklim

2.10. Bencana Alam

3. Bab III Tekanan Terhadap Lingkungan

3.1. Kependudukan 3.2. Pemukiman 3.3. Kesehatan 3.4. Pertanian 3.5. Industri 3.6. Pertambangan 3.7. Energi 3.8. Transportasi 3.9. Pariwisata 3.10. Limbah B3

(8)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-8

4. Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan

4.1. Rehabilitasi Lingkungan

4.2. Pengawasan AMDAL

4.3. Penegakan Hukum

4.4. Peran Serta Masyarakat

(9)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-9

(10)

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-10

Gambar

Tabel 1.1. Luas Penggunaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2011(dalam Ha)
Gambar 1.1 . Luas Penggunaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2011(dalam Ha)

Referensi

Dokumen terkait

1) Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja menetapkan rekomendasi teknis yang telah disusun oleh Tim

Terdapat sungai besar yang membatasi bagian utara kawasan yaitu Sungai Martapura yang menjadi jalur transportasi sungai utama di kawasan Kecamatan Banjarmasin Selatan pada

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapatdigunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

BALAI PSDA PEMALI COMAL, BALAI PSDA BODRI KUTO DAN BALAI PSDA SERANG LUSI JUANA.. BENDUNG. Q

Tujuan dari dakwah sendiri adalah mengajak dan mengubah perilaku untuk melakukan dan menerima ajaran islam dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi safari

Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui apakah ada perbedaan hasil waktu baku secara tidak langsung pada bagian pengemasan dengan metode work factor, methods time

• NoveI berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli dengan berbagai makna, diantaranya ada yang menyatakan novel merupakan karya berbentuk sastra yang di

Metode-metode SQL tuning yang digunakan sehingga performance aplikasi menjadi lebih cepat, yaitu menggantikan query yang redundan dengan function, melakukan restrukturisasi