• Tidak ada hasil yang ditemukan

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik (Paulus Tukam, S.Pd)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik (Paulus Tukam, S.Pd)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Pengantar

• Banyak sastrawan yang memberikan batasan

atau definisi novel. Batasan atau definisi yang

diberikan para pakar berbeda-beda karena sudut

pandang mereka juga berbeda.

• Definisi tersebut menurut para ahli di bidangnya

adalah sebagai berikut:

Novel adalah bentuk sastra yang paling populer

di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak

dan paling banyak beredar, lantaran daya

komunitasnya yang luas pada masyarakat

(Drs, Jakob Sumardjo).

(4)

• Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya

terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan

pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi,

M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).

• Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua

unsur, yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang

kedua

saling

berhubungan

karena

sangat

berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra

(Drs. Rostamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).

• Novel adalah karya sastra yang berbentuk

prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik

(Paulus Tukam, S.Pd)

(5)

Gambaran Novel dan Sastra

Malaysia - Indonesia

Berkembangnya bidang tulis menulis di Asia Tenggara

terutama di Negara Malaysia dan Indonesia memiliki

latar belakang yang hampir sama dalam sejarah,

sosial, agama, budaya dan lain sebagainya.

• Sejarah menyatakan bahwa masayarakat Asia Tenggara

telah lama mengenali tulisan, iaitu sebelum

kedatangan Islam lagi. Hal ini dibuktikan dengan

penemuan Batu-batu tulis pada zaman kerajaan

Sriwijaya, Batu tulis Kedukan Bukit (683 M), Batu tulis

Kota Kapur (686 M), dan Batu tulis Talang Tuwo

(684 M) yang ditulis pada abad ketujuh Masehi dalam

(6)

Hal ini juga jelas menunjukkan bahwa, masyarakat Asia Tenggara telah mempunyai tradisi tulisan menulis sejak dahulu lagi. Walaupun tradisi tulisan dan penulisan ini telah lama wujud pada zaman pra-Islam seperti yang terdapat pada batu-batu bertulis lama tersebut, tetapi perkembangannya dalam kalangan rakyat amat terbatas.

Tradisi tulisan dan penulisan lebih banyak berkembang dalam kalangan para rahib Hindu dan jurutulis istana saja. Rakyat biasa pada umumnya kurang mengenali tradisi tulisan karena karya yang dihasilkan dalam bentuk demikian tidak banyak dan tersebar hanya kebanyakan dalam kalangan mereka. Tambahan pula, karya-karya yang berkaitan dengan agama Hindu tidak tersebar luas kepada rakyat jelata.

Bahkan, sesuatu karya atau cerita, apakah itu yang dicipta oleh masyarakat atau dipinjam dari masyarakat luar tersebar dalam kalangan masyarakat hanya melalui cerita-cerita lisan karena tidak banyak dari kalangan rakyat jelata yang mempunyai kemahiran membaca dan menulis. Bahkan banyak yang buta huruf tidak mengenal tulis baca. Kemahiran membaca dan menulis biasanya terbatas kepada golongan ilmuan, alim ulama dan mereka yang rapat dengan istana dan pemerintah.

(7)

Tulisan juga pada peringkat awal di Asia Tenggara, tulisan

dianggap sebagai kuasa magis dan ketuhanan karrna tulisan

dianggap perkara unik dan tidak banyak kalangan masyarakat

yang menguasainya.

Wujudnya beberapa kerajaan di bumi Nusantara seperti

Sriwijaya pada zaman pra-Islam sudah tentu memerlukan sistem

tulisan untuk melicinkan urusan pengelolaan negara dan

perhubungan luar negeri. Apalahi masa itu, Sriwijaya merupakan

sebuah kerajaan besar yang bergantung kepada lautan dan

menjadi maritime power.

Mereka banyak berhubung dengan masyarakat asing melalui

Selat Melaka dan Laut China Selatan dalam urusan perdagangan,

mereka perlukan tulisan. Pada peringkat awal kedatangan Islam

ke Nusantara, iaitu kira-kira pada abad ke-12 M, masyarakatnya

tidak mencipta tulisan serta merta hanya melalui proses

bertahap maka tulisan Jawi yang mengambil aksara Arab dan

ditambah beberapa huruf sesuai lidah orang Islam mulai

diperkenalkan.

(8)

Tulisan juga pada peringkat berikutnya di Asia Tenggara

sudah ditemukan dalam berbagai aktivitas penulisan

sebagai bahan sastra dan persuratan yang diteruskan

kemuncaknya pada abad ke-17 M.

Ketika muncul tokoh-tokoh agung seperti Hamzah Fansuri,

Nuruddin al-Raniri dan sebagainya. Mereka banyak

memberi sumbangan bukan sahaja dalam bidang politik,

perdagangan, sosial, budaya dan agama Islam, malah juga

sebagai pusat perkembangan bahasa dan kesusasteraan

Melayu (Iskandar T, 1995).

Perkembangan bidang kesusasteraan sangat pesat, karena

penulisan karya-karya sastra dalam bahasa Melayu dan

tulisan Jawi secara meluas bukan saja dalam kalangan

masyarakat bahkan sudah meluas dalam kalangan

orang-orang istana (Ismail Hussin, 1984).

(9)

Perkebangan seterusya sudah terdapat banyak hasil karya

dalam bidang kesusasteraan dan keagamaan diterbitkan namun

dalam tulisan Jawi. Seperti, karya Sejarah Melayu hasil tulisan

Tun Sri Lanang, menjadi salah satu karya sejarah Melayu klasik.

Karya ini terkenal sehingga kini dan menjadi bahan rujukan para

penyelidik serta sarjana.

Kerajaan Islam mencapai kejayaan sehingga abad ke-16 karya

sastera Islam bermunculan seperti Hikayat Amir Hamzah dan

Hikayat Muhammad Ali Hanafiah ini diterjemah ke dalam

bahasa Melayu daripada sumber Farsi pada zaman

pemerintahan Pasai.

Selain itu, akhbar dan majalah turut menggunakan tulisan Jawi,

antaranya Nujum al-Fajar (1872 M), Jawi Peranakan (1876 M),

Sekolah Melayu (1888 M), Majalah Suloh Malaya, dan Majalah

al-Munir yang diterbitkan di Padang, Sumatera Barat. Selain itu

buku juga bermunculan seperti Hikayat Raja-Raja Pasai,

Hikayat Merong Mahawangsa, Hikayat Aceh, Sejarah

Kepulauan Sulu, Sulalatun Salatin, Hikayat Pattani, dan lain

sebagainya.

(10)

Gambaran Novel & Sastra

Malaysia

Suloh Malaya, Sayang Si Lanun, Kau

Hadir dalam Munajatku

(11)

Gambaran Novel & Sastra

Indonesia

Jawi Peranakan, Bumi Manusia, Ayat-ayat

Cinta

(12)

Jenis-jenis Novel dan Sastra

Malaysia - Indonesia

Berbagai jenis Novel dan sastra yang ditulis oleh para

penulis di Malaysia–Indonesia, sehingga memudahkan

para

pembaca

untuk

memilih

bidang

dan

kecendrungan mereka masing-masing.

Sejarah, Budaya, Agama, Pendidikan, Motivasi,

Pahlawan, Bloom, Remaja, Wanita, Keluarga, Cinta,

Memorial, Dokumentari: sebagai catatan

Perjalanan-Petualangan-Pengembaraan, dan lain sebagainya.

(13)

Jenis Novel dan Sastra Malaysia

Keris Mas Anak Titiwangsa, Si Lembik Cik Hero, Dan

Hatipun Berkata

(14)

Jenis Novel dan Sastra Indonesia

Van Der Wijck, Wali Sanga, dan Kekasihku,

Musuhku

(15)

Khazanah Karya Novel & Sastra

Malaysia

Buku Pertengahan

Buku Lama

Buku Sekarang

Buku Tua

Buku Penomenal

(16)

Khazanah Karya Novel & Sastra

Indonesia

Buku

Pertengahan

Buku Lama

Buku Sekarang

Buku Tua

Buku

Penomenal

(17)

Pengaruh Novel & Sastra Terhadap

Pelajar dan Masyarakat

Ada beberapa pengaruh novel dan sastra

terhadap kehidupan seorang pelajar dan

masyarakat,

• Pendidikan,

Kebudayaan,

Kesusasteraan,

Kesenian,

Peradaban,

Perkonomian,

Perdagangan, Pemerintahan, Perpolitikan, dan

lain sebagainya.

(18)

Novelis dan Sastrawan

Malaysia - Indonesia

Semakin majunya dunia penulisan novel dan sastra di

Malaysia dan Indonesia, maka akan semakin membuka

jalan dan ruang untuk lahirnya penulis-penulis

berbakat di masa akan datang, namun mereka-mereka

yang telah menempah nama seperti berikut:

• Penulis Terdahulu (Hamzah Fansuri, Syekh Daud Al-Fattani, Ali

Haji, dll)

• Penulis Pertengahan (Buya Hamka, Pramoedya Ananta Toer, dll)

• Penulis Sekarang (Pipiet Senja, Asma Nadia, Habiburrahman

El-Sirozi, dll)

(19)

Novelis dan Sastrawan Malaysia

Awang Had SalIeh, Arena Wati, Fatimah Syarha, dan Ramlee

Awang Murshid

(20)

Buya Hamka, Pipiet Senja, Habiburrahman El-Sirazi,

dan Asma Nadia

(21)

Persatuan dan Gabungan Penulis

Terdapat banyak persatuan dan gabungan penulis yang ditubuhkan untuk menghimpun dan melahirkan lebih ramai lagi penulis berkaliber dari masa ke masa di Malaysia-Indonesia. Antara persatuan tersebut adalah:

• Persatuan di Malaysia, antaranya ialah: Gabungan Penulis Nasional Malaysia (GAPENA), Persatuan Penulis Nasional Malaysia (PENA), Persatuan Penulis Malaysia (BUDIMAN), Persatuan Penulis Perlis (3P), Persatuan Penulis Muda Malaysia (PPMM), Persatuan Penulis Johor (PPJ), dll.

• Persatuan di Indonesia, antaranya ialah: Persatuan Karyawan Pengarang Indonesia (PKPI), Himpunan Pengarang Indonesia Aksara (HPI Aksara), Forum Lingkar Pena (FLP), Persatuan Penulis Indonesia (Peperindo), Ikatan Pengarang Indonesia (IPINDO), Wanita Penulis Indonesia (WPI), Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena), Asosiasi Penulis Ideologis Islam (API-Islam), Asosiasi Penulis Cerita (Anita), dan Asosiasi Pengarang-Penulis Indonesia (APPI), Forum Sastra Wanita “Tamening” Sumatra Barat, dan beberapa himpunan penulis di daerah, seperti Yogya, Bandung, Bengkulu, dll.

(22)
(23)
(24)

Harapan dan Cadangan

Melalui paparan dan pembahasan ini, saya juga ingin mengajukan beberapa harapan, saranan dan cadangan untuk memantapkan lagi kerja dan usaha dalam melahirkan lebih banyak lagi penulis novel, sastra, seni dan budaya ini.

• Perlu adanya satu persataun bersama di peringkat serantau, bagi meneliti dan mengkaji lebih mendalam kepada pelestarian novel, sastra, seni, dan budaya yang ada di Malaysia dan Indonesia.

• Penting diwujudkan kegiatan-kegiatan bersama sesama penulis dan peminat agar menemukan titik kesamaan dan perbedaan antara penulis dan pembaca dalam memperhebatkan lagi produksi karya-karya novel dan sastra di pasaran Nusantara.

• Perlu di tambah adanya peranan kerajaan dan pemerintah beserta

masyarakat untuk mendukung pelestarian dan kemajuaan penulisan novel dan sastra di peringkat Nasional dan Internasional.

• Perlu selalu diadakan kegiatan-kegiatan promosi yang berterusan dalam memperkenalkan karya-karya novel dan sastra hebat serta memberikan berbagai penghargaan bagi mendorong lebih berprestasi.

• Perlu ditubuhkannya satu penerbit berkaliber yang dapat memberikan ispirasi atau memajukan dan bahkan terus berusaha meningkatkan lagi kemunculan karya-karya novel dan sastra yang diterima oleh masyarakat dunia.

(25)

Kesimpulan

• NoveI berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli

dengan berbagai makna, diantaranya ada yang

menyatakan novel merupakan karya berbentuk

sastra

yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial,

moral, dan pendidikan

.

• Banyak tokoh penulis hebat yang muncul di Malaysia dan

Indonesia sebagai pencipta karya novel dan sastra

penomenal yang hebat dapat mewarnai kesenian dan

kebudayaan di Nusantara dari zaman dahulu sehingga kini.

• Persatuan dan kesatuan juga banyak ditubuhkan di

Malaysia dan Malaysia untuk lebih mengembangkan lagi

kemahiran menulis dan penulisan tersebut dari masa ke

masa.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pendapat ahli tersebut di atas, prinsip penting dalam pengajaran sastra adalah peserta didik mampu mengapresiasi karya sastra sesuai KBK..

Penggunaan stilistika sastra metonimia dalam novel-novel karya Arafat Nur-novel karya Arafat Nur menggunakan bentuk kalimat yang sepadan dengan nama-nama yang unik terhadap

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul ”Budaya Masyarakat Minangkabau dalam Novel Memang Jodoh Karya Marah Rusli (Kajian Antropologi

MAKNA PERSAHABATAN HOBRI DAN TARIPOL DALAM NOVEL SIRKUS POHON.. KARYA ANDREA HIRATA (Kajian

Penelitian ini dinilai rekonstruktif, karena novel ini muncul justru ditengah maraknya karya- karya sastra Arab yang coraknya misoginis. berbagai penelitian menunjukkan 5

Pada penelitian ini, karya sastra digunkan sebagai cerminan kehidupan masyarakat dengan berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh para tokoh utama dalam novel OUT karya Natsuo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra Indonesia khususnya pada novel Mariposa karya Luluk HF dan film Mariposa

1 ANALISIS UNSUR INTRINSIK TEMA, TOKOH, PERWATAKAN DAN AMANAT YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL “TERBANGLAH MERPATI” KARYA ACHMAD MUNIF SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA