• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UNSUR UNSUR INTRINSIK NOVEL SUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS UNSUR UNSUR INTRINSIK NOVEL SUK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK

NOVEL SUKRENI GADIS BALI KARYA A.A PANDJI TISNA

Disusun untuk memenuhi ujian praktik Bahasa Indonesia

Oleh,

Sigit Wahono

IX / 20

(2)

Lembar Pernyataan

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sigit Wahono

Kelas : IX

Nomer : 20

Menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Analisis Unsur-unsur Intrinsik Novel Sukreni Gadis Bali Karya A.A Pandji Tisna” benar-benar hasil karya saya. Segala sesuatu yang saya tuliskan dapat saya pertanggung jawabkan dan saya tuliskan dalam daftar pustaka.Apabila ditemukan ketidaksesuaian atau terbukti menjiplak maka saya bersedia diberi sanksi.

Penulis,

(3)

Lembar Pengesahan

Karya tulis yang berjudul “Analisis Unsur-unsur Intrinsik Novel Sukreni Gadis Bali Karya A.A Pandji Tisna” telah diujikan dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji II Penguji I

( Sapta Febriyanti, S.Pd ) ( Sri Jantiningsih, S.Pd )

Mengetahui,

Kepala Sekolah

SMP KRISTEN LENTERA AMBARAWA

( Fera Tristiyanti, S.Si )

(4)

Kata Pengantar

Oleh karena Tuhan yang selalu menyertai saya dalam pembuatan karya tulis ini,saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini hingga tuntas untuk memenuhi ujian praktik bahasa Indonesia dengan baik

.Karya manusia memang tak sempurna karya-nya ,maka dari itu ,mohon maaf bila ada kesalahan kata penulisan ataupun isi dari karya tulis ini.Saya berterima kasih kepada orang-orang terdekat saya ,Orang Tua yang selalu member saya dukungan ,para sahabat yang telah embantu saya .Bapak ibu Guru yang telah mengajar dan member saya ilmu selama tiga tahun ini ,dan terutama untuk Tuhan yang senantiasa menuntun tangan saya dalam penulisan karya tulis ini.

Sekali lagi ucapan dari saya,terima kasih yang sebesar-besarnya.Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Feminisme secara etimologis berasal dari kata femme (woman) yang berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan (jamak) sebagai kelas sosial. Dalam hubungan ini perlu dibedakan hubungan antara male dan female (sebagai aspek perbedaan biologis, sebagai hakikat alamiah), masculine dan feminine (sebagai aspek perbedaan psikologis dan kultural).

Dalam pengertian yang luas, feminisme adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalkan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria.

(5)

Masalah yang terus-menerus tentang emansipasi sebenarnya bukan karena laki-laki menjadikan wanita sebagai objek, melainkan karena perempuan sendiri yang berlaku demikian. Selalu berteriak akan persamaan hak. Dan itu akan selalu ada jika kaum perempuan tidak pernah merasa bahwa laki-laki adalah "mitra" melainkan sebagai pesaing dan musuh.

Oleh karenanya, novel berjudul “Sukreni Gadis Bali” saya jadikan sebagai bahan penulisan karena menurut saya, terdapat citra feminisme di dalam tokoh utamanya, yakni Sukreni. Sehingga saya berniat lebih jauh untuk mengulasnya.

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman judul... i

Lembar pernyataan... ii

Lembar pengesahan... iii

Kata pengantar... iv

Daftar isi... v

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi masalah ... 2

C. Rumusan masalah ... 3

BAB II. KAJIAN TEORI A. Pengertian... 4

B. Jenis-jenis... 5

C. Ciri-ciri... 7

BAB III. PEMBAHASAN... .

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan... B. Saran...

Daftar pustaka ...

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca adalah salah satu kegiatan yang sangat berguna bagi diri sendiri juga orang lain. Tetapi, bagi remaja membaca adalah hal kuno yang sama sekali tidak keren bagi kebiasaan anak muda zaman sekarang. Apalagi sekarang ini telah ada berbagai teknologi canggih dengan harga terjangkau, hal itu yag menyebabkan anak muda cenderung lebih mementingkan memegang gadget daripada memegang sebuah buku. Banyak ditemukan keluhan yang didapati dari anak-anak remaja saat mereka diharuskan untuk membuat tugas yang berhubungan dengan membaca buku.

Seharusnya dengan majunya teknologi akan semakin memudahkan anak remaja dalam membaca buku. Banyak aplikasi yang mudah dan cepat didapatkan. Hanya dengan mendownload sebuah aplikasi kita bisa membaca di mana pun tanpa harus memegang buku tebal yang besar. Namun, membaca dengan menatap layar handphone membuat mata kita bermasalah karena pancaran radiasi yang ditimbulkan.Karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit. Ia diciptakan secara sengaja oleh pengarangnya sebagai representasi dari kehidupan nyata. Karya sastra tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Artinya karya sastra pun berkembang sesuai dengan zamannya. Rentang waktu yang amat panjang sejak dulu, sebelum Indonesia merdeka bahkan ketika sistem pemerintahan Indonesia masih berupa kerajaan mencatatkan perjalanan karya sastra dari masa ke masa.

(8)

Sebab karya sastra merangkum zamannya. Ia mengumpulkan fragmen karya dari masa ke masa hingga membentuk sebuah sebutan yang bernama sejarah kesusastraan. Melalui media yang disebut sejarah tersebut, penggolongan terhadap karya sastra berdasarkan zamannya akan dapat dengan mudah dinyatakan.

Sukreni Gadis Bali merupakan karya sastra angkatan pujangga baru yang datang dari pulau Bali. Isinya pun tidak jauh dari menceritakan adat dan budaya Bali. Karena pengarangnya sendiri memang berasal dari Bali. Novel ini banyak mengandung unsur kasih sayang, didaktis, budaya/ adat istiadat, dan religi.

Karya sastra tidak dapat dikupas secara tipis (hanya sampai permukaan), melainkan harus ada pemahaman atau pemikiran yang mendalam dalam mengupasnya. Karena maksud dalam karya sastra seringkali bahkan `memang benar disampaikan dengan bahasa yang tidak denotatif.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa permasalahan novel dalam remaja dapat disimpulkan sebagai berikut. Untuk menemukan citra tokoh utama dalam Novel “Sukreni Gadis Bali” tersebut, banyak permasalahan yang timbul, antara lain:

a. Bagaimana tokoh utama yakni Sukreni dicitrakan?

b. Bagaimana keadaan dan konflik batin Sukreni dijabarkan? c. Bagaimana posisi dan sosok Sukreni ditampilkan?

d. Apa saja konflik yang timbul akibat relasinya dengan tokoh lain? e. Bagaimana kisah cinta Sukreni?

f. Tergantungnya remaja terhadap pelbagai alat-alat elektronik yang ada g. Malasnya membaca karena berbagai alasan

h. Buku yang dijual harganya mahal juga terbatas

(9)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapt ditemukan sebuah rumusan masalah yaitu, bagaimana unsur-unsur intrinsik novel Sukreni Gadis Bali? Penulisan ini dibatasi pada aspek pencitraan tokoh utama yang berjenis kelamin wanita. Dan penulisan ini hanya akan membahas beberapa masalah yang dapat dirumuskan menjadi:

a. Bagaimana tokoh utama yakni Sukreni dicitrakan? b. Bagaimana posis idan sosok Sukreni ditampilkan?

(10)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa Itali, juga dari bahasa Latin yakni novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti baru. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian (Tarigan, 1984:164).

Novel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Depdikbud, 1989:618).

Sementara itu, Jassin dalam Zulfahnur (1996:67) mengatakan bahwa novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.

Selanjutnya, Sayuti (1996:6-7) mengatakan bahwa novel cenderung expand (meluas) dan menitikberatkan complexity (kompleksitas). Meluas dan kompleksitas yang dimaksudkannya adalah dalam hal perwatakan, permasalahan yang dialami sang tokoh, serta perluasan dari latar cerita tersebut.

(11)

B. Jenis-jenis Novel

Novel dapat dibedakan berdasarkan isi cerita dan mutu novel. Berdasarkan isinya Mohtar Lubis dalam Tarigan (1984:165) mengatakan bahwa novel sama dengan

roman. Oleh karena itu, roman dibagi menjadi roman avontur, roman psikologis, roman detektif, roman sosial, roman kolektif, dan roman politik.

Lukas dan Faruk (1994:18-19), menjelaskan bahwa novel terdiri dari tiga jenis, yaitu novel idealis abstrak, novel romantisme keputusan, dan novel pendidikan.

Berdasarkan pembagian Mohtar Lubis dalam Tarigan novel dibagi atas:

 Novel Avontur – memusatkan kisahnya pada seorang lakon atau hero melalui garis cerita yang kronologis dari A sampai Z.

 Novel Psikologis – ditujukan pada pemeriksaan seluruhnya dari semua pikiran-pikiran para pelaku.

 Novel Detektif – memusatkan penceritaannya pada usaha pencarian tanda bukti, baik berupa seorang pelaku atau tanda-tanda.

 Novel Sosial Politik – Novel ini memberi gambaran antara dua golongan yang bentrok pada suatu waktu.

 Novel Kolektif – Novel ini novel yang paling sukar dan banyak seluk beluknya. Individu sebagai pelaku tidak dipentingkan, tetapi lebih mengutamakan cerita masyarakat sebagai suatu totalitas (Tarigan, 1984:165-166).

 Pembagian novel menurut Lukas dan Faruk (1994:18-19) sebagai berikut:

(12)

 Novel romantisme keputusan yaitu, menampilkan kesadaran hero yang terlampau luas. Kesadaran lebih luas dari pada dunia sehingga menjadi berdiri sendiri dan terpisah dari dunia. Itulah sebabnya sang hero cenderung fasif dan cerita berkembang menjadi analisis psikologis semata-mata.

 Novel pendidikan yaitu yang berada di antara kedua jenis tersebut. Dalam novel ini, sang hero di satu pihak mempunyai interioritas, tetapi di lain pihak juga ingin bersatu dengan dunia, karena ada interaksi antara dirinya dengan dunia, hero itu mengalami kegagalan. Oleh karena mempunyai interioritas, ia menyadari sebab kegagalan itu.

Pembagian novel berdasarkan mutunya menurut Zulfahnur (1996:72) bahwa novel dapat dibagi menjadi novel populer dan novel literer. Novel populer adalah novel yang

menyuguhkan problema kehidupan yang berkisar pada cinta asmara yang simpel dan bertujuan menghibur. Sedangkan novel literer disebut juga novel serius karena keseriusan atau kedalaman masalah-masalah kehidupan kemanusiaan yang diungkapkan pengarangnya. Dengan demikian, novel ini menyajikan persoalan-persoalan kehidupan manusia secara serius, filsafat, dan langgeng (abadi) yang bermanfaat bagi penyempurnaan dan aripnya kehidupan manusia, disamping pesona hiburan dan nikmatnya cerita.

(13)

C. Ciri-ciri Novel

Sebuah novel memiliki beberapa ciri yang dapat dijadikan sebagai pegangan untuk mengetahui apakah novel atau bukan. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (1984:170) menyebutkan bahwa ciri-ciri novel adalah.

1. Jumlah kata lebih dari 35.000 buah;

2. Jumlah waktu rata-rata yang dipergunakan buat membaca novel yang paling pendek diperlukan waktu minimal 2 jam atau 120 menit;

3. Jumlah halaman novel minimal 100 halaman;

4. Novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku; 5. Novel menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi;

6. Skala novel luas;

7. Seleksi pada novel lebih luas; 8. Kelajuan pada novel kurang cepat;

9. Unsur-unsur kepadatan dan intensitas dalam novel kurang diutamakan.

Unsur – Unsur Novel

Novel mempunyai unsur-unsur yang turut membangun novel menjadi cerita yang menarik, unsur tersebut dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu (1) unsur intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik.

Unsur Instrinsik

(14)

Tema

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks. Sebagai unsur semantris dan yang menyangkut persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan ( Hartoko dan Rahmanto, 1986 : 142 ). Tema disaring dari motif – motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa – peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat mengikat kehadiran dan ketidakhadiran peristiwa, konflik, situasi tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena hal – hal tersebut haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin disampaikan. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai selurh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.

Setting / latar

Latar / setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan ( Abrams, 1981 : 175 ).

Senada dengan pendapat diatas menyatakan bahwa setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita. Setting ini meliputi waktu, tempat, sosial budaya, ( Drs. Rustamaji, M.Pd., Agus Priantoro, S.Pd ). Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca. Menciptakan suasana tertentu yang seolah – olah sungguh – sungguh ada dan terjadi.

(15)

1.Latar tempat

Latar tempat menyusun pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

2. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa – peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

3. Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra.

Penokohan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang diotampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.

Berdasarkan perbedaan sulit pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikanm ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1.Tokoh utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.

2. Tokoh Protagonis

(16)

3. Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik dalam sebuah cerita.

4.Tokoh sederhana

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas peribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja.

5. Tokoh bulat ( kompleks )

Tokoh bulat ( kompleks ) adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.

6. Tokoh Statis

Tokoh Statis memiliki sikap dan watak yang relatif tetap , tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita.

7. Tokoh Berkembang

Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan berkembang perwatakan sejalan dengan perkembangan serta perubahan peristiwa dan plot yang dikisahkan.

8. Tokoh Tipikal

(17)

9. Tokoh Netral

Tokoh Netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar – benar merupakan tokoh imajiner, yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi, Ia hadir semata – mata demi cerita, atau bahkan dialah yang empunya cerita, pelaku cerita dan diceritakan.

10.Tokoh Tambahan

Tokoh lain dalam cerita selain tokoh utama.

4. Alur / Plot

Alur / Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pertama alur maju ( progesif ) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back progesif ) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Plot / alur menampilkan kejadian – kejadian yang mengandung konflik maupun menarik bahkan mencekam pembaca.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang ( point of view ) merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Sudut Pandang orang pertama : “ Aku “

(18)

2) Sudut Pandang orang ketiga : “ Dia “

Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlibat di dalam cerita, pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.

3) Sudut pandang campuran

Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, Ia serba melihat, serba mendengar dan serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

6. Gaya Bahasa

Ada dua jenis bahasa yang sering dipakai dalam tulisan fiksi. Bahasa literal dan bahasa figuratif (gaya bahasa/majas). Pengertian dari keduanya dapat disederhanakan menjadi: Bahasa literal adalah bahasa yang tidak menyimpang dari arti sebenarnya (arti yang sesungguhnya), sedangkan gaya bahasa adalah bahasa yang menyimpang/tidak sesuai dari arti sebenarnya.

Unsur Ekstrinsik

(19)

Beberapa unsur ekstrinsik novel diantaranya adalah:

1. Sejarah pengarang, biasanya sejarah pengarang berpengaruh pada cerita yang

dibuatnya

2. Situasi dan Kondisi, secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pada

hasil karya

3. Nilai-nilai dalam ceritaDalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang

disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai itu antara lain :

o Nilai Moral, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan baik dan buruk

o Nilai Budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan

bernilai dalam kehidupan manusia( misalnya adat istiadat ,kesenian, kepercayaan, upacara adat )

o Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam

kehidupan masyarakat ( misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa )

o Nilai Estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan

(20)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tema

Tema yang diangkat dalam novel Sukreni Gadis Bali adalah perempuan dan hukum karma. Sosok yang lebih diangkat dalam novel ini adalah perempuan. Perempuan-perempuan Bali pada masa itu masih dipandang amat rendah terutama oleh kalangan bangsawan. Para perempuan Bali pada masa itu lebih sering dianggap sebagai pemuas nafsu semata, terlebih bila dirinya berparas cantik.

B. Tokoh dan Penokohan

a) Ni Widi/Luh Sukreni : cantik, lemah lembut, penyayang, sabar, pemaaf, baik hati

b) I Gusti Made Tausan : jahat, licik, pencemburu, dan mata keranjang c) Ida Gde Swamba : pemaaf, cerdas, disiplin, dan pekerja keras d) Men Negara : licik, pembohong, matrealistis, suka iri

e) Ni Negari : pembohong, pandai bertutur kata, licik, suka iri

f) I Made Aseman : setia, tidak mudah percaya dengan orang, jujur, bertanggungjawab

(21)

C.LATAR/SETTING

Waktu : pagi, siang, sore, malam

Tempat : kedai, kebun kelapa (desa Bingin Bandjah), Hotel milik tionghoa (desa Singaradja), Hotel (desa Pabean), Rumah Pan Gumiarning (desa Bandjar Bali)

(22)

DAFTAR PUSTAKA

http://nesaci.com/jenis-dan-pengertian-novel/

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan pemahaman unsur intrinsik novel pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta dengan memanfaatkan media

Sintawati, 2009, Unsur Intrinsik Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburahman El Shirazy dan Kelayakan sebagai Bahan Ajar di SMA, Skripsi Jurusan Bahasa dan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang bejudul ‘Kajian Perubahan Unsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari ke dalam Skenario Film Sang Penari

Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah unsur intrinsik dan nilai moral novel Zie Zie Mencari Jalan Rasul karya Muhammad B.Anggoro serta penerapan

Tulisan ini berkenaan dengan hasil penelitian yang mengkaji unsur-unsur intrinsik, nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel De Winst karya Afifah Afra, dan

Berdasarkan data hasil dan pengolahan data dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran unsur-unsur intrinsik novel dengan menggunakan teknik inkuiri cukup efektif karena dapat

Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis unsur intrinsik penokohan, latar, tema, dan amanat yang terkandung dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro.. Teori yang

1 ANALISIS UNSUR INTRINSIK TEMA, TOKOH, PERWATAKAN DAN AMANAT YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL “TERBANGLAH MERPATI” KARYA ACHMAD MUNIF SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA